Anda di halaman 1dari 6

F.

Beberapa Pendekatan Dalam Interaksi Manusia


Terdapat beberapa cara dalam interaksi manusia yang dapat diklasifikasikan dalam “submissive”,
“aggressive” dan “assertive”.
a. Submissive (kamu menang, aku kalah)
Orang-orang yang dikategorikan dalam kelompok submissive cenderung untuk
menyembunyikan perasaannya, kebutuhan dan idenya. Selama berjalannya suatu
komunikasi pelaku submissive ini lebih memprioritaskan kebutuhan dan perasaan orang
lain daripada kebutuhan dan perasaannya sendiri. Pelaku subbmissive cenderung tidak
bisa mengekpresikan keinginannya, lebih suka menghidar, dan selalu setuju di setiap
terjadinya sebuah kesepakatan, mereka lebih memilih menyenangkan orang lain
dibanding dengan dirinya sendiri.

Ciri-ciri submissive/komunikasi pasif ini adalah:


a. Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan.
b. Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik.
c. Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya.
d. Selalu mengedepankan orang lain.
e. Minta maaf berlebihan.
f. Marah kecewa, frustasi dipendam.
g. Tidak tahu apa yang diinginkan

Penyebab utama seseorang bisa menjadi pelaku submissive adalah ketakukan untuk
ditolak, tidak dianggap atau dianggap buruk oleh orang lain

Mungkin istilah saat ini PEOPLE PLEASER bisa menjadi contoh dari Submissive ini
dimana people pleaser ini orang yang merasa tidak enakan dan selalu harus memenuhi
ekspektasi dan menjaga perasaan orang lain.
Contoh ilustrasi
- Misalkan Si A Ini baru aja beli buku baru, terus buku barunya ini mau dipinjam sama
si B, dan Si A ini memberi bukunya kepada si B agar dia merasa seneng, atau supaya
dia tidak dijauhi sama Si B ini. Si A ini sebenarnya dia pengen banget baca buku itu,
tapi karena dia tidak enak untuk menolak Si B dan ingin menjaga perasaan atau agar
dia tidak dijauhi sama Si B dia lebih memilih buat minjemin bukunya.
Untuk jangka pendek, submissive atau komunikasi pasif ini bisa mengakibat rasa lega,
terhindar dari rasa bersalah, bangga, dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka
panjang dapat kehilangan percaya diri, rasa hormat kepada diri sendiri, dan mudah
dieksploitasi oelh orang lain.

Upaya untuk menghilangkan perilaku submisif


a) Berani menolak atau mengatakan tidak kepada orang lain (bentuk dari menghargai
diri)
b) Cobalah untuk bersikap bodo amat
c) Tentukan Prioritas kebutuhanmu
d) Ketika ada yang meminta bantuan, mintalah wakytu sebentar untuk berfikir, jika
mereka butuh jawaban saat itu juga, sebaiknya jawab tidak, jika ingin tetap
membantu, tetapkan batas bantuan
e) Sampaikan ketidak nyamanan secara baik dan jelas

b. Aggressive (Aku Menang, Kamu Kalah)


Orang-orang yang berada dalam kategori aggressive cenderung mengekspresikan
perasaannya dengan cara yang dapat merugikan orang lain. Secara terus menerus mereka
akan berusaha untuk mendominasi dan menghina orang lain. Perilaku orang-orang agresif
sangat ekspresif. Meskipun mereka dapat mencapai tujuan dengan keagresifannya dalam
jangka pendek, tapi dapat menjauhkan mereka dari orang-orang sekitarnya.
Kemungkinan mereka suka merasa marah, bersalah, frustasi dan terisolasi. Komunikasi
ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung untuk merendahkan/ mengendalikan /
menghukum orang lain. Komunikasi ini menenggelamkan hak orang lain. Contoh
komunikasi agresif: “Lakukan saja!”

Ciri-cirinya adalah:
a. Ingin kemauan dan pendapatnya diikuti.
b. Memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan.
c. Keras dan bermusuhan.
d. Menyerang secara fisik atau verbal.
e. Interupsi
f. Intimidasi
g. Ingin menang dengan segala cara.
h. Suka memakai kambing hitam.
i. Suka memakai figur “Big Boss

Contoh ilustrasi
- Misalkan teman si pelaku aggressive ini meminjam buku dan gak pernah
dikembaliin, nah pelaku aggressive ini pasti akan bakal jengkel, dan dia akan
menangih buku itu dengan cara paksa kayak bilang “mana buku ku, kok gak
dikembaliin?” dengan nada tinggi atau nada ketus atau bakal menyyindir dengan
bilang“Minjem buku kok gak dikembaliin” dengan nada ketus dan dengan mata sinis,
atau dia akan bilang “aku gak bakal minjemin buku ini lagi ke kamu!!” dengan nada
membentak. Nah dengan nada bicara, kontak mata, dan ekspresi wajah si pelaku
aggresif ini bakal membuat temannya ini merasa terintimidasi. Dengan cara itu pelaku
aggressive ini akan merasa lega atau perasaanya tersampaikan, namun pelaku
aggressive ini jugaa akan merasa bersalah karena merasa kalau dia menyakiti
perasaan temannya hanya karena sebuah buku. Tapi karena egonya tingggi dia akan
merasa hal yang dia lakukan juga teramsuk benar.
Upaya Mengahadapi Pelaku komunikasi Aggressive:
a) Jangan terpengaruh si pelaku
b) Jangan sampai emosi kita terpancing
c) Tetap tenang dan tegas saat berbicara dengan si pelaku
d) Jika emosimu sudah terpancing hingga terjadi perdebatan, segera pergi dan berhentii
melakukan predebatan dengan pelaku
e) Jangan sampai emosimu semakin tersulut karena terlalu lama berdebat dengan
pelaku.
Komunikasi agresif memiliki satu buah sub yaitu komunikasi aggresif tidak langsung
yang berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal yang kita kehendaki, tetapi
mereka tidak menghendakinya.
Istilah “pisau dibalik topeng senyuman” mungkin cocok dengan komunikasi agresif tidak
langsung karena cara-cara mereka umumnya sopan, tenang, manipulative/menjebak,
merendahkan orang lain, dan sabotase.
Orang yang melakukan aggressive communication mungkin pada awalnya merasa puas,
menang/superior dan cenderung untuk mengulangi tindakannya. Tetapi untuk jangka
panjangnya mereka dapat merasa bersalah (saat memikirkan tindakannya), malu, dan
ditinggalkan teman. Pada akhirnya akan terus menyalahkan orang lain atau sistem. Balas
dendam mungkin dapat dilakukan oleh orang lain yang sebelumnya disudutkan.

c. Assertive (Kamu Menang, Aku Menang)


Orang-orang yang berada dalam kategori ini mengekspresikan perasaan, kebutuhan dan
idenya dengan terus terang, dan juga tetap berpegang pada apa yang menjadi haknya
tanpa mengganggu hal orang lain. Secara emosional orang-orang assertive adalah orang
yang jujur, langsung dan ekspresif. Mereka akan lebih jujur dan orang lain dan biasanya
mereka dapat mencapai tujuan-tujuannya. Assertive Communication adalah komunikasi
yang terbuka, menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi assertive tidak
menaruh perhatian hanya pada hasil akhir, tetapi juga hubungan perasaan antar manusia.

Ciri-ciri assertive communication adalah:


a. Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
b. Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.
c. Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
d. Mencari solusi bersama dan keputusan.
e. Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.
f. Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
g. Mempertahankan hak diri.
h. Memiliki bahasa tubuh yang paling berbeda antara Assertive, Aggressive and Passive.

Contoh Ilustrasi
- Misalkan Kelas 12 IPS 1 mengadakan diskusi membahas tema untuk Year Book, nah
dalam diskusi tersebut ada yang mengajukan untuk mengambil tema liburan, jika
pelaku asertif akan merespon dengan “Itu ide yang bagus, gimana kalau kita juga
pakai style pakaian yang kasual?, kita bisa memadukan style pakaian yang kasual
dengan tema liburan” atau “itu ide bagus, tapi lebih baik kita mengikuti tren saat ini
saja seperti tema vintage contohnya”
G. Analisis Transaksional
Transactional Analysis (TA) adalah pendekatan lain dalam menganalisis hubungan manusia dan
komunikasi interpersonal. Transactionak Analysis Dikembangkan oleh seorang psychiatrist yang bernama
Dr. Eric Berne. Sejak saat itu Transactional Analysis sering digunakan baik oleh ahli kesehatan maupun
manajer personalia, konsultan manajemen, dan orang-orang penjualan.

Dalam Transactional Analysis terdapat struktuk kepribadian, yaitu :

a. The Parent Ego State, adalah perilaku, pikiran, dan perasaan yang ditiru dari orang
tua/figur orang tua di masa lalu. Misalnya kayak kalian pernah gak sih nasehatin orang
kayak “kamu itu seharusnya bangun pagi” atau “kamu jangan sering bergadang”, nah
pesan-pesan yang kalian ucapkan itu kalian dengar berulang kali dari orang tua kalian,
ituu artinya kalian ada di Parent Ego State kalian.
b. The Adult Ego State, tidak berhubungan dengan umur seseorang. Diorientasikan dengan
proses pengumpulan dan pemrosesan informasi yang terorganisir, dapat disesuaikan dan bersifat
realistis. Orang yang mempunyai mempengaruhi ini selalu berusaha mengumpulkan fakta yang
anak menguji kenyataan yang ada dan mengestimasi kemungkinan-kemungkinan. Dia tidak akan
menggunakan perasaannya juga tidak pernah berprasangka. Misalnya kalian sering berucap “Apa
yang bisa kita lakukan saat ini?” atau “menurut kamu, apa yang paling baik?” atau “Pertanyaan
yang menarik, mari kita cari jawabannya” Apabila anda bersikap seperti ini, maka sudah berada
dalam adult ego state.
c. The Child Ego State, adalah sikap, tindakan, pikiran dan perasaan yang merupakan
perwujudan dari masa anak-anak. Misalnya ketika ibunya meninggal Deni berusia 3
tahun, dia terlalu muda untuk memahami apa yang terjadi, Ddeni hanya merasa sakit hati
karena ibunya telah pergi, ketika deni berusia 15 tahun, deni mengalami kesulitan untuk
mempercayai wanita, Deni sering megeluh bahwa wanita sering meninggalkannya dan
membuatnya kecewa. Tetapi bagi orang laun wanita sangat baik pada Beni dan banyak
membantunya.
The Child ego State memiliki tiga sub states, yaitu:
a) The natural child yang menyenangkan hal-hal yang lucu senang disayang, spontan dan selalu
penasaran pada hal tertentu
b) The rebellious child yang selalu menolak semua permasalahan yang bermasalah. Biasanya
selalu marah dan dendam, khususnya di semua keinginannya dihalangi.
c) The adapted child, yang selalu dengan senang hati mengikuti semua perintah. Secara terus
menerus mereka akan tunduk dan mengikuti semua instruksi. Dapat pula bersikap pendiam
dan menunda-nunda perintah

Dalam TA pertukaran pesan dan respon tunggal antara dua orang disebut dengan transaksi dan dapat
digambarkan dalam diagram. Terdapat tiga macam transaksi yaitu:

a. Complementary transaction. terjadi saat dua orang yang berada dalam ego state yang sama
dan saling berkomunikasi dengan ego state tersebut. Atau mereka yang berada pada ego state
yang berbeda dan saling berkomunikasi dengan ego state yang berbeda tersebut.
Misalnya :
Seorang anak SD meminta ayahnya membelikan ia sepeda baru, ayah mau mebelikan si anak
sepeda tetapi si anak harus rajin belajar dan nilai rapotnya bagus, dan si anak mau berusaha
belajar agar nilai rapotnya bagus

Dari contoh di atas, transaksi yang terjadi antara ayah ( ego state parent ) dan anak
( ego state child ) adalah Complementary Transaction dua ego yang berbeda. Respon
yang diberikan ayah sesuai dengan harapan anak, begitu pula respon yang diberikan
anak sesuai dengan harapan ayah. Dalam transaksi ini terjadi kesamaan pesan yang
mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi pesan yang lain meskipun jenis ego
state yang berbeda. Dari transaksi ayah dan anak ini tercapai posisi hidup i'm ok you're
ok.

b. Crossed Transaction, crossed transaction ini terjadi bila seseorang menjawab atau
mendapatkan jawaban dari seseorang yang berada pada ego state yang tidak diharapkannya.
Karena mendapatkan respon yang tidak diharapkan, maka crossed transactions cenderung
menyebabkan orang saling mengalihkan atau mereka cenderung mengalihkan percakapan ke
arah lain. Crossed transactions biasanya akan menyebabkan konflik.
Misalnya
Kalian tidak bisa menghadiri acara pernikahan atau ulang tahun temaan kalian karena
kalian ada kegiatan yang mendesak atau kalian punya banyak tugas, nah teman kalian ini
memberi respon yang tidak sesuai dengan kalian harapkan seperti “kamu tidak datang ke
acaraku? Sepenting itukah kegiatan/tugas itu, sehingga kamu tidak datang ke acaraku?
Kalau kamu tidak mau datang aku tidak akan jadi temanmu lagi”
Dari contoh tersebut, terjadi transaksi silang antara kamu ( ego state dewasa )
dan temanmu ( ego state ddewasa ) walaupun ego statenya sama. Pesan yang
kamu sampaikan terhadap temanmu tidak mendapat respon sesuai dengan yang
diharapkan oleh dirimu. Biasanya apabila komunikator tidak mengkehendaki
respon dari lawan bicara atau terjadi kesalahpahaman sehingga terkadang
komunikator mengalihkan ke tema yang lainnya dan bahkan komunikasi antar
pribadi akan terputus.
c. Ulterior or hidden transactions, berada pada dua level. Pada level pertama terdapat pesan yang
secara sosial dapat diterima, tetapi di luar itu si pengirim karena sesuatu hal tidak ingin menjadi
pusat perhatian. Dengan kata lain si pengirim mempunyai maksud di luar apa yang dikatakannya.
Biasanya pesan yang tersembunyi ini lebih penting bagi pengirim dan penerima daripada pesan
nyata yang disampaikan pengirim. Ulterior transaction digunakan untuk menyembunyikan pesan
dan merupakan basis permainan dalam hubungan antar manusia.
Misalnya :

Seorang konseli meminta bantuan kepada konselor dalam memilih jurusan yang sesuai degan
dirinya, misalnya kon

Anda mungkin juga menyukai