Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJASAMA PENGGUNAAN STOCKPILE DAN TRANSPORTASI

BATUBARA
No : ________________

Bahwa pada hari ini ______ tanggal ___ bulan _______ tahun dua ribu lima belas
(__/__/2015), yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

1. PT PRIMA MULTI ARTHA, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dan tunduk
berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, berkedudukan di Graha P M A, Jl. Puyau I
No.1, Sungai Besar, Banjar Baru, Kalimantan Selatan 70714, Dalam hal ini diwakili oleh
Suwanto Sutono dalam kedudukannya selaku Presiden Direktur Perseroan, sehingga sah
dan berwenang bertindak untuk dan atas nama PT PRIMA MULTI ARTHA (untuk
selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”).

2. PT CAHAYA BANUA ABADI, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dan tunduk
berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jl. Jend. Ahmad Yani
Km.3,5 Ruko No.9B, Karang Mekar, Banjarmasin Timur, Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
Dalam hal ini diwakili oleh Tuan Insinyur Raden Hardian Eka Suha Septyawan dalam
kedudukannya selaku Direktur Utama Perseroan, sehingga sah dan berwenang bertindak
untuk dan atas nama PT CAHAYA BANUA ABADI (untuk selanjutnya disebut “PIHAK
KEDUA”)

3. PT JAWON ABADI, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dan tunduk berdasarkan
hukum negara Republik Indonesia, berkedudukan di Banjarbaru dan beralamat kantor di
Menara Jamsostek Tower A, Lantai 10 Unit 1006, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 38, Jakarta
Selatan 12710. Dalam hal ini diwakili oleh Kim Ock Youl dalam kedudukannya selaku
Direktur perseroan, sehingga sah dan berwenang bertindak untuk dan atas nama PT
JAWON ABADI (untuk selanjutnya disebut “PIHAK KETIGA”).

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA (untuk selanjutnya secara bersama-
sama disebut “PARA PIHAK” dan masing-masing disebut “PIHAK”) terlebih dahulu
menerangkan hal-hal sebagai berikut :

- Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Pemilik Stockpile Batubara di Stockpile Km.94 – AJP 2
Kalimantan Selatan (selanjutnya disebut “Stokpile PMA”) dan juga sebagai penyedia Jasa
Angkutan Batubara (selanjutnya disebut “Hauling PMA”).

- Bahwa PIHAK KEDUA adalah Pihak yang menggunakan Jasa Stockpile PMA dan Jasa Hauling
PMA untuk kepentingan penjualan batubaranya.

- Bahwa PIHAK KETIGA adalah pelaksana Jasa Manajemen Loading di Terminal Khusus
Batubara yang terletak di Sungai Negara Margasari Desa Sungai Puting, Kecamatan Candi
Laras Utara Kabupaten Tapin Propinsi Kalimantan Selatan, yang berdasarkan kepada
Perjanjian Kerjasama antara PIHAK KETIGA dengan PT. HASNUR JAYA INTERNATIONAL
(“HJI”), (selanjutnya disebut “Tersus Jetty R - Sungai Putting”);

Page 1 of 6
- Bahwa saat ini, PIHAK KETIGA memiliki alokasi penggunaan slot untuk loading batubara di
Tersus Jetty R – Sungai Puting berdasarkan Perjanjian antara PIHAK KETIGA dengan Pihak
HJI.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK dengan ini sepakat membuat Perjanjian
Kerjasama Penggunaan Stockpile dan Transportasi Batubara, dengan persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :

PASAL 1
LINGKUP PERJANJIAN

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan penjualan batubaranya sepakat untuk menggunakan


Stockpile PMA dan Hauling PMA dari PIHAK PERTAMA, dan PIHAK PERTAMA setuju
Stockpile miliknya digunakan untuk penumpukan batubara oleh PIHAK KEDUA serta
melaksanakan Hauling batubara bagi PIHAK KEDUA.

2. Pelaksanaan angkutan / transportasi batubara yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA untuk
PIHAK KEDUA, adalah dari lokasi Stockpile PMA (Km.94 – AJP 2 Kalimantan Selatan) ke
lokasi Tersus Jetty R – Sungai Putting.

3. Atas penggunaan Stockpile PMA dan pelaksanaan Hauling PMA, PIHAK KETIGA sepakat
untuk membayarkan biaya yang ditagihkan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan “Perintah
Bayar” dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KETIGA.

4. Bahwa atas pembayaran biaya Stockpile PMA dan Hauling PMA yang telah dilakukan oleh
PIHAK KETIGA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana Ayat 3 di atas, PIHAK KETIGA akan
memotong secara langsung dari pembayaran harga pembelian batubara oleh PIHAK KETIGA
kepada PIHAK KEDUA.

5. Bahwa PIHAK KEDUA berkewajiban dalam segala Operasional pelaksanaan penumpukan


batubara di Stockpile PMA dan pelaksanaan pengangkutan hauling batubara sampai dengan
di Stockpile Tersus Jetty R – Sungai Puting. Dalam hal ini terhadap Pengawasan Kargo,
Pencatatan Kargo dan hal-hal lainnya.

6. Bahwa biaya atas Penggunaan Stockpile PMA dan pelaksanaan pengangkutan batubara
(Hauling PMA), akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA didasarkan atas jumlah kuantitas
batubara yang masuk/keluar ke/dari Stockpile PMA.

7. Apabila terjadi perbedaan antara kargo batubara yang masuk dan keluar ke/dari Stockpile
PMA, maka besarnya biaya disepakati dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut :

7.1. Jika kargo batubara yang keluar dari Stockpile PMA lebil kecil dari yang masuk, PIHAK
KEDUA dibebankan biaya atas kargo batubara yang masuk ke Stockpile PMA;

7.2. Jika kargo batubara yang keluar dari Stockpile PMA lebih besar dari yang masuk,
PIHAK KEDUA dibebankan biaya atas kargo batubara yang keluar dari Stockpile PMA;

Page 2 of 6
8. Bahwa PARA PIHAK sepakat, apabila PIHAK PERTAMA
menggunakan Alokasi Slot milik PIHAK KETIGA di Tersus Jetty R – Sungai Puting untuk
melakukan loading atas kargo batubara milik PIHAK PERTAMA, maka Jumlah nilai
pembayaran dari PIHAK KETIGA pada PIHAK PERTAMA atas Perintah Bayar dari PIHAK
KEDUA akan dipotong langsung oleh PIHAK KETIGA sebesar nilai biaya penggunaan slot
loading batubara milik PIHAK KETIGA di Tersus Jetty R – Sungai Puting.

9. Persyaratan lainnya bersifat khusus dan belum tercantum dalam


Perjanjian ini akan diatur dan dimusyawarahkan bersama antara PARA PIHAK.

Pasal 2
MEKANISME PEMBAYARAN

Setiap Pembayaran akan dilakukan berdasarkan adanya Pengapalan kargo batubara, dengan
skema pembayaran sebagai berikut :

1. PIHAK PERTAMA akan menyampaikan tagihan (Invoice) kepada PIHAK KEDUA, yang
mana tagihan tersebut ditembuskan kepada PIHAK KETIGA;

2. Selanjutnya, PIHAK KETIGA akan melakukan pembayaran kepada PIHAK PERTAMA,


setelah menerima Perintah Bayar dari PIHAK KEDUA.

Pasal 3
Jangka Waktu

1. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ___________ 2015 dan akan berakhir pada tanggal
______________ 2015.

2. Jangka waktu Perjanjian ini dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA


PIHAK.

Pasal 4
Keadaan Memaksa (Force Major)

1. Jika para pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya yang disebabkan oleh keadaan
memaksa yang meliputi antara lain, peperangan, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan
sipil, blokade, sabotase, embargo, pemogokan, keributan, epidemi, gempa bumi, angin
ribut, banjir, kebakaran atau cuaca lainnya yang merugikan, dari setiap pemerintah dejure
ataupun defacto termasuk perubahan drastis kebijaksanaan yang merugikan, atau
petunjuk/ kebijaksanaan yang merugikan dari pemerintah dejure atau defacto termasuk
perubahan drastis kebijakan moneter dan semua itu berada diluar kemampuan kedua belah
pihak untuk mengatasinya atau yang secara wajar tidak dapat dikuasai oleh pihak yang

Page 3 of 6
terkena sebab- sebab tersebut, sehingga mengakibatkan penundaan, pembatasan atau
menghalangi tindakan tepat pada waktunya oleh pihak yang terkena pengaruh.

2. Pihak yang berada dalam keadaan memaksa wajib memberitahukan secara tertulis
kepada pihak lain dalam waktu 2 x 24 jam dengan menjelaskan penyebabnya disertai
keterangan tertulis dari instansi yang berwenang. PARA PIHAK dalam perjanjian ini akan
berusaha untuk mengambil langkah-langkah yang dimungkinkan dalam kekuasaannya
untuk mengatasi hal tersebut.

3. Dalam kondisi force major yang antara lain disebabkan faktor cuaca/alam, kerusuhan,
gangguan keamanan, pemogokan tenaga kerja, dan lainnya di luar
kemampuan/kewenangan PARA PIHAK maka kerugian yang timbul pada masing-masing
pihak ditanggung sendiri oleh masing-masing pihak sedangkan uang muka yang sudah
dibayarkan akan diperhitungkan untuk rencana pengiriman berikutnya.

4. Apabila keadaan memaksa terus berlanjut sehingga secara mendasar mengganggu


kepentingan PARA PIHAK dalam Perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk
mengakhiri Perjanjian ini dengan memperhitungkan kewajiban masing-masing yang harus
dipenuhi.

PASAL 5
Itikad Baik

1. Perjanjian ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK secara bersama-sama dan bertanggung
jawab atas pelaksanaannya serta patuh dan tunduk pada peraturan dan ketentuan hukum
yang berlaku, khususnya Pasal 1320 KUH Perdata yang mengatur syarat syahnya suatu
perjanjian.

2. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, akan dibicarakan
oleh PARA PIHAK secara musyawarah, yang selanjutnya akan dituangkan dalam suatu
Perjanjian Tambahan (addendum) yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Pasal 6
Pengalihan Perjanjian

1. PARA PIHAK tidak diperkenankan untuk mengalihkan sebagian maupun keseluruhan isi
Perjanjian ini, kepada pihak lain atau pihak ketiga.

2. Apabila hal yang dimaksud dalam ayat (1) diatas dilakukan oleh salah satu pihak, maka
pihak yang dirugikan dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian ini, tanpa adanya
kompensasi apapun, dan segala kerugian yang terjadi akan ditanggung oleh pihak yang
melanggar ketentuan Perjanjian.

Page 4 of 6
Pasal 7
Kerahasiaan

1. Seluruh informasi sehubungan dengan Perjanjian ini yang diperoleh PARA PIHAK dalam
Perjanjian ini selama dan dalam melaksanakan Perjanjian ini harus dijaga kerahasiaannya
dan tidak boleh disampaikan kepada pihak ketiga, agen, dan pihak manapun tanpa
terkecuali tanpa persetujuan dan ijin secara tertulis dari Pihak lainnya dalam Perjanjian
ini.

2. PARA PIHAK dalam Perjanjian ini wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
berhubungan dengan Perjanjian ini meskipun Perjanjian ini telah berakhir.

Pasal 8
Penyelesaian Perselisihan

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dalam hal
penafsiran dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikannya pertama-tama dengan cara musyawarah untuk mufakat. Namun apabila
setelah dilakukan musyawarah tidak tercapai mufakat, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menunjuk Pengadilan Negeri yang berwenang untuk memutuskan perkara.

2. Selama proses penyelesaian perselisihan berlangsung, PARA PIHAK tidak dapat


mempergunakan berbagai alasan untuk menunda pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan atau
kewajiban yang menjadi hak dan kewajibannya masing-masing sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam perjanjian ini.

PASAL 9
Pengakhiran Perjanjian

1. PARA PIHAK mengetahui dan sepakat bahwa Perjanjian Kerjasama ini akan berakhir
apabila:

a. Ada kesepakatan PARA PIHAK


b. Berakhirnya jangka waktu Perjanjian ini sesuai Pasal 7 dan tidak diperpanjang oleh
PARA PIHAK

2. Untuk tujuan pengakhiran, PARA PIHAK dengan ini melepaskan ketentuan Pasal 1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan diperlukannya keputusan
pengadilan untuk memberlakukan penghentian perjanjian.

Page 5 of 6
Pasal 10
Penutup

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini, apabila dianggap perlu oleh PARA PIHAK
dapat dibuatkan addendum terpisah yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.

2. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Jakarta dalam rangkap 2 (dua), masing-masing
bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta segala sesuatunya
dibuat dengan tujuan dan itikad baik PARA PIHAK.

3. Perjanjian ini beserta hak-hak dan kewajibannya tidak dapat dialihkan kepada Pihak Ketiga
oleh salah satu pihak tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pihak lainnya.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA,


PT PRIMA MULTI ARTHA PT CAHAYA BANUA ABADI PT JAWON ABADI

SUWANTO SUTONO R. HARDIAN E.S. KIM OCK YOUL


Presiden Direktur Direktur Utama Direktur

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai