Anda di halaman 1dari 18

The City And You : Find Your Best Place

“Perubahan Sosial Ekonomi pada Industri Keramba Jaring Apung di Kabupaten


Purwakarta Selama Pandemi Covid-19”

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

Disusun oleh:
Muhammad Bagas Rizqi Rahmatullah
205060607111038

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERITAS BRAWIJAYA
2022



LEMBAR PENGESAHAN
The City And You : Find Your Best Place
“Perubahan Sosial Ekonomi pada Industri Keramba Jaring Apung di Kabupaten
Purwakarta Selama Pandemi Covid-19”

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)


Ditujukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah KKL

Disusun oleh:
Muhammad Bagas Rizqi Rahmatullah
NIM. 205060607111038

Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini telah direvisi dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

pada 13 Desember 2022

Dosen Pembimbing

Adipandang Yudono S. Si., MURP., Ph.D


NIP. 19790527 200812 1 002

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
1.4 Ruang Lingkup ........................................................................................................................ 2
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ................................................................................................. 2
1.4.2 Ruang Lingkup Materi .................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
LAPORAN KEGIATAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Rundown Kegiatan .................................................................................................................. 3
2.2 Profil Institusi .......................................................................................................................... 4
2.3 Profil Narasumber ................................................................................................................... 4
2.4 City And You: Find Your Best Place (Course)....................................................................... 5
2.5 Resume Kegiatan .................................................................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................................................... 8
LAPORAN AKADEMIK ..................................................................................................................... 8
3.1 Abstrak .................................................................................................................................... 8
3.2 Kajian Pustaka......................................................................................................................... 8
3.3 Gambaran umum ..................................................................................................................... 8
3.4 Pembahasan ........................................................................................................................... 10
3.4.1 Keramba Jaring Apung sebagai Mata Pencaharian Masyarakat ................................... 10
3.4.2 Perubahan Sosial Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19 ................................................ 11
3.4.3 Kesimpulan ................................................................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................................................................. 13
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
4.2 Permasalahan selama kegiatan .......................................................................................... 13
4.3 Saran.................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... iii

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapang (KKL) merupakan kegiatan lapangan dan kuliah yang di Departemen
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya dengan tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk mendorong mahasiswa agar mampu mengetahui dan memahami praktek perencanaan
yang berkelanjutan di Negara maju atau berkembang. KKL ini dapat memunculkan pemikiran dalam
merumuskan strategi perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah dan perkotaan. Terdapat
beberapa kegiatan untuk memenuhi mata kuliah KKL, yaitu kegiatan aktif dan pasif. Kegiatan-
kegiatan tersebut secara spesifik membahas tentang teori-teori perencanaan, kondisi nyata
permasalahan perencanaan wilayah dan perkotaan, serta konsep pengembangan perkotaan dan
wilayah berkelanjutan di negara maju atau berkembang.
Tema yang diangkat pada kegiatan KKL aktif kali ini adalah “City and You: Find Your Best
Place” dengan studi kasus Perubahan Sosial Ekonomi pada Industri Keramba Jaring Apung di
Kabupaten Purwakarta Selama Pandemi Covid-19 yang dilatar belakangi dengan adanya wabah
Covid-19 yang sedang terjadi diseluruh dunia yang berdampak khususnya pada sektor industri.
Pembahasan dalam KKL ini mengulas terkait bagaimana eksistensi keramba jaring apung ditinjau
dalam perpektif sosial ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebih
lanjut oleh peneliti. Diperlukannya rumusan permasalahan untuk menjawab hipotesis sementara.
Berdasarkan identifikasi yang tertulis, dapat diketahui beberapa masalah yang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 terhadap industri Keramba Jaring Apung di
Kabupaten Purwakarta?
2. Bagaimana strategi yang dilakukan industri Keramba Jaring Apung dalam menghadapi
pandemi Covid-19?

1.3 Tujuan
Laporan memerlukan tujuan agar penelitian dapat terakomodir dengan baik. Tujuan
penelitian dituliskan berdasarkan dari rumusan masalah yang sebelumnya telah dibuat. Berdasarkan
rumusan masalah di atas, adapun tujuannya sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui dampak pandemic Covid-19 terhadap industri Keramba Jaring Apung di
Kabupaten Purwakarta
2. Dapat mengetahui strategi yang dilakukan industri Keramba Jaring Apung dalam
menghadapi pandemi Covid-19

1

1.4 Ruang Lingkup
Pada pembahasan “City and You: Find Your Best Place” memiliki beberapa ruang lingkup
atau pembatasan dalam pencarian informasi. Ruang lingkup yang dikaji dibagi menjadi dua yaitu
ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Berikut merupakan penjelasan dari beberapa
masing-masing ruang lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup pada kegiatan ini berlokasi di Kota Toronto, kegiatan KKL ini dilaksanakan
oleh universitas Toronto yang berada di Kota Toronto Provinsi Ontario, Kanada. Akibat pandemi
salah satu professor mengembangkan sebuah khursus internasional berbasis online yang dapat diakses
oleh berbagai orang di dunia.
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Kegiatan KKL “City and You: Find Your Best Place” berisikan pemberian materi dan
pelatihan. Pembicara dalam program ini adalah Richard Florida dan beberapa narasumber lainya.
Pembahasan dari program “City and You: Find Your Best Place” yang diadakan oleh Universitas
Toronto adalah mengenai peran kota sebagai pendorong ekonomi dan bagaimana kota menyesuaikan
diri dalam menghadapi berbagai macam masalah khususnya terhadap pandemi Covid -19.

2

BAB II
LAPORAN KEGIATAN

2.1 Rundown Kegiatan


Rundown adalah merupakan susunan program yang terkstruktur dan sistematis dengan
pembatasan jangka waktu terhadap suatu kegiatan agar kegiatan berjalan dengan sesuai. Kegiatan
lapangan aktif yang diikuti dilaksanakan satu bulan lebih dengan jam dan hari yang fleksibel namun
dibatasi per-minggu. Berikut rincian rundown kegiatan lapangan yang diikuti.
Jadwal Tanggal Topik Penjelasan Output Narasumber
Mengapa • 8 Video
Kota membahas tentang nilai • 5 Reading
27 Juni – 3 Section
Minggu 1 Penting kota dalam masyarakat dan
Juli 2022 • Discussion
(Why Cities ekonomi
Prompt
Matter)
• 2 Quiz
• 6 Video
Kota Dunia membahas terkait peluang • 6 Reading
4 Juli – 10 Section
Minggu 2 (A World of dan tantangan urbanisasi di
Juli 2022 • Discussion
Cities) seluruh dunia
Prompt
• 2 Quiz
membahas terkait beragam
kelompok orang kreatif di • 7 Video
Kota Kreatif kota yang dapat memacu • 6 Reading
11 Juli – 17 (The pencapaian artistik, Section
Minggu 3
Juli 2022 Creative kemajuan ilmu pengetahuan • Discussion
City) dan teknologi, serta Prompt
kemajuan peradaban • 2 Quiz
manusia Richard
• 6 Video Florida
Krisis Baru
membahas terkait krisis • 5 Reading
Perkotaan
18 Juli – 24 baru perkotaan dan Section
Minggu 4 (The New
Juli 2022 kesenjangan ekonomi yang • Discussion
Urban
berkembang saat ini Prompt
Crisis)
• 2 Quiz
Kota dan
Krisis • 3 Video
membahas terkait
Pandemi • 5 Reading
25 Juli – 31 bagaimana krisis Covid-19
Minggu 5 Covid-19 Section
Juli 2022 akan mengubah kota dan
(Cities and • Discussion
tantangan pemulihannya
The Covid- Prompt
19 Crisis)
• 7 Video
Temukan membahas terkait • 2 Reading
Tempat pentingnya tempat tinggal Section
1 Agustus – 7
Minggu 6 Terbaik yang nyaman bagi • Discussion
Agustus 2022
(Find Your kehidupan dan karier Prompt
Best Place) • Final
Assignment

3

2.2 Profil Institusi

Gambar 2.1 Toronto University


Dalam kegiatan KKL aktif yaitu coursera “City and You: Find Your Best Place” ini
penyelenggara kegiatan adalah Universitas Toronto yang berada di Ontario, Kanada.Universitas
Toronto adalah salah satu Universitas terbaik di Amerika Utara yang berkomitmen pada bidang riset.
Didirikan pada tahun 1827, University of Toronto adalah salah satu universitas terkemuka di dunia,
terkenal karena keunggulannya dalam pengajaran, penelitian, inovasi dan kewirausahaan, serta
dampaknya terhadap kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan sosial di seluruh dunia.

2.3 Profil Narasumber

Gambar 2.2 Richard L. Florida


Dalam website coursera.org terdapat webinar yang dapat digunakan oleh masyarakat luas
dalam menambah wawasan dan melatih pengetahuan mereka salah satunya adalah mengenai
bagaimana sesorang menemukan tempat tinggal terbaik mereka. Salah satgunya adalah Kursus “City
and You: Find Your Best Place”. Narasumber pada pembicara Kursus “City and You: Find Your Best
Place” adalah Richard Florida. Richard L. Florida merupakan seorang ahli teori studi perkotaan
Amerika yang berfokus pada teori sosial dan ekonomi. Dia adalah seorang profesor di Rotman School
of Management di University of Toronto dan anggota terhormat di NYU's School of Professional
Studies. Richard Florida menerima gelar Ph.D dari Columbia University pada tahun 1986. Sebelum
bergabung dengan George Mason University's School of Public Policy selama 2 tahun, dia mengajar

4

di Carnegie Mellon University's Heinz College di Pittsburgh dari tahun 1987 hingga 2005. Tahun
2002 sampai sekarang Richard L. Florida menjadi founder Creative Class Group.

2.4 City and You: Find Your Best Place (Course)


Kursus ini memberikan materi dan pelatihan yang diperlukan untuk memahami apa yang
terjadi disuatu perkotaan, mulai dari perkembangan yang terjadi, permasalahan yang timbul,
urbanisasi yang terjadi, dan bagaimana sesorang dalam memilih kota yang menurut mereka nyaman
untuk ditempati. Dalam khursus ini dibagi beberapa tahap dimana setiap tahapnya membahas hal
yang berkesinambungan, yaitu:
1) Mengidentifikasi mengapa kota menjadi pendorong kemakmuran ekonomi
2) Menjelaskan pendorong urbanisasi yang tumbuh cepat di seluruh dunia
3) Menguraikan ciri-ciri utama kota kreatif dan inovatif
4) Menjelaskan kesenjangan sosial dan tantangan yang dihadapi kota serta solusi yang
digunakan kota untuk mengatasinya
5) Mengidentifikasi tempat terbaik bagi keluarga untuk tinggal

2.5 Resume Kegiatan


1. Week 1 : Why Cities Matter
Cities are important to the economy because they are where people live and where people
grow. Cities with adequate human resources and the development of innovation will become drivers
of economic growth. Innovation can come from grouping people in dense areas and diverse groups of
people. The importance of a city for innovation is because it is a place where we have more
opportunities to meet new people. There will be a lot of information and knowledge that they can
share that will direct new creative ideas and innovations.
The city where I live is a city full of industry and is slowly becoming the center of industry
in Indonesia. It greatly affects the environment and also the growth of the city. My city is developing
very fast because many immigrants come to my city to find jobs as factory workers and that also
makes many young people my age ready to become factory workers too. Career opportunities in my
city are very large because factories need a lot of workers with promising salaries. Another effect of
the growth of my city is its very rapid development and it affects the density of the city. It made me
want to be a planner for my city
2. Week 2 : A World Of Cities
Urbanization with developments in industrialization which lead to higher standards of living
and greater economic output. However, this does not work worldwide. For example in China, urban
growth goes hand in hand with a higher economy. However, several countries such as India,
Southeast Asia, and Africa only carry out urbanization without experiencing significant economic
changes. The human population in the world will increase every day. The increase will increase from

5

the current 8 billion people. At that time, 85% of our population will live in urban areas. The problem
now is that all cities don't have the same development.
The development of urbanization and industrialization does not occur evenly throughout the
world because the relationship is only that urbanization becomes concentrated and clustered. The city
and its surroundings have experienced a wave of investment. Some global cities, when they develop,
they start to experience new problems, namely the urban crisis. Another factor to consider in this
spiky world is the gap that separates the spiky centers of the world, the cities are clustered and
concentrated, which attract talent and investment so that regional disparities occur.
3. Week 3 : The Creative City
Technology and talent in a city will grow and move in a balanced way if it is based on
tolerance. Cities that have high tolerance can be open to diversity. This diversity is a place for the
development of creativity from human resources. The most prosperous city is one that is not only
attractive but also a place for everyone's creativity. Some countries have large venues for up-and-
coming artists. This place becomes more innovative because it is attractive so it has an impact on
higher income. A place where art is based on an open mind is more prominent and does not have a
homogeneous outlook. The most populous and growing places should be places as diverse as Rome,
Paris, and London. In addition to culture, a city that has high standard technology is also innovative
because it has diversity. In my opinion, Japan is one of the countries with superior technological
creativity. There is a giant factory with an amazing assembly line. They are productive enough that
technology can become the main pillar of economic growth there. This creates pools of creative
people and ecosystem conditions that allow creativity to thrive, which has driven economic growth
from technological developments.
You can start to see how the diverse creativity of the people living in a city pushes the
economy to be more advanced. Creativity requires technology, talent, and tolerance, to be successful
in a city. An example of a creative city that is currently developing is the United States. Factors that
hinder or extinguish creativity are views that are closed and tend to be homogeneous. Creativity will
not emerge in an environment that does not grow innovatively and is not diverse. Therefore, the more
diverse the human resources in a place, there are great opportunities for creativity that can make that
place more developed and advance its economy.
4. Week 4 : The New Urban Crisis
As a result of uneven urbanization, there is economic inequality between cities in the world.
Remote towns become impoverished because of the disconnection of existing connectivity. Urban
inequality is a sure thing. Development and growth in every city are not the same. Cities that are
experiencing urbanization are rapidly developing because of various human activities, the middle
class is ostracized and not allowed to develop so the population decreases. The myth that schools can
be used by everyone for education is that only the upper class can get a decent education. The
development of a city results in an increase in the city's income as a result of which the prices in the

6

city are different from those that are still far away. Closing the gap with equitable urbanization. This
can improve connectivity so that other cities can also feel the same development.
5. Week 5 : Cities and The Covid-19 Crisis
The cultural changes that have occurred are the habit of wearing masks, adopting a healthy
lifestyle by cycling, and meeting lots of people. The places that have been most affected by the
coronavirus are tourist attractions due to the decline in tourists coming, which has an impact on the
economy. High population density, elderly population, and health and well-being of the population
are the causes of a city's vulnerability to the coronavirus. Due to the dense population in cities, people
migrate to villages because the density is lower, thereby reducing the intensity of exposure to the
coronavirus. The impact of COVID-19 is that community activities adopt a healthy lifestyle by using
bicycles for mobility and cafes starting to implement outdoor systems to reduce the spread of the
coronavirus.
6. Week 6 : Find Your Best Place
Choosing where to live is the most important decision of all. It will influence the kind of
career we get and the kind of people we will meet. This last session will discuss the importance of
where to live for life and career. In this session, there was discussion and discussion on three topic
questions, namely the influence of the living environment on careers and economic progress, the
influence of the living environment on social conditions, and the influence of the living environment
on family life. The city or community we choose to live in can shape our lives in powerful ways.
Cities as the main platform for generating innovation, economic growth, and creating new
and better jobs. The economic situation in our city can certainly affect the opportunities for economic
progress. One example is employment. The more advanced a city is, the more developed its industry
and economy will require a lot of human resources. Thus, it will be easier to find a job. In addition,
the average minimum wage in a city can certainly affect the personal income of the city's residents.
Each city has its own characteristics in terms of economy, culture, and even society.
Without realizing it, the environment plays a role in shaping a person's identity and personality. This
does not rule out the possibility that we will find different characteristics in most of the people we
meet in other cities. A healthy living environment will affect the health condition of its inhabitants.
We have to consider many important things before choosing a city or environment. The most
important things to consider when choosing a living environment are economic, social, and cultural.
The first factor is that the economy of a city will certainly affect our economic progress opportunities.
We also have to think about future opportunities and whether cities can meet our needs in the future.
Social factors determine our comfort in interacting and forming a circle of friends and the people we
meet. The choice of place to live must take into account all aspects as a support for the long-term
sustainability of life.

7

BAB III
LAPORAN AKADEMIK

3.1 Abstrak
Pandemi Covid-19 mengakibatkan berbagai sektor khususnya industri mengalami dampak
yang signifikan. Perubahan yang terjadi dengan cepat mengakibatkan seluruh kegiatan yang ada harus
beradaptasi untuk tetap bertahan hidup. Pandemi Covid-19 mendorong manusia untuk menciptakan
solusi dan ide baru untuk keberlanjutan suatu kegiatan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengulas
secara mendalam dampak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 kepada industri Keramba Jaring
Apung (KJA) serta strategi yang diterapkan industri ini dalam menghadapi pandemi Covid-19. Hasil
dari pembahasan ini menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara maritim dimana penduduk
menjadikan perairan sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup salah satunya adalah Curug
Apu yang terletak di Kabupaten Purwakarta yang berada di wilayah perairan waduk Jatiluhur,
memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar, yaitu digunakan sebagai lokasi usaha perikanan air tawar
atau biasa disebut dengan Keramba Jaring Apung. Usaha Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi salah
satu sektor yang berkontribusi besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan membuka peluang kerja
untuk masyarakat. Pandemi Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan industri terancam. Industri dalam
sektor perikanan yang selalu dianggap memiliki prospek menjanjikan ikut terkena dampak negatif
dari pandemi Covid-19. Setelah diresmikanya peraturan oleh pemerintah mengenai sistem physical
distancing yang bertujuan untuk menjaga jarak serta diterapkannya PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) di beberapa wilayah. Secara tidak langsung kebijakan tersebut mempengaruhi pasar
industri Keramba Jaring Apung (KJA). Perubahan sosial ekonomi yang terjadi membuat para pelaku
industri Keramba Jaring Apung (KJA) mencari jalan keluar agar kegiatan industri bisa menyesuaikan
dengan perubahan yang ada. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut dengan menyimpan dan menahan penjualan ikan patin dan nila di pasaran hingga harga yang
ada dipasaran tersebut kembali stabil.

3.2 Kajian Pustaka


Kajian pustaka merupakan bagian penting dari sebuah penelitian karena
memuat teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, kajian pustaka memiliki
beberapa tujuan antara lain untuk memberitahu pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan pada laporan atau menghubungkan literatur dengan penelitian yang
dikakukan.

3.3 Gambaran umum


Gambaran umum berisi terkait gambaran Kabupaten Purwakarta sebagai lokasi studi kasus
Perubahan Sosial Ekonomi pada Industri Keramba Jaring Apung Selama Pandemi Covid-19.

8

Gambaran umum tersebut meliputi gambaran umum wilayah Kabupaten Purwakarta dan srategi yang
harus diambil dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat adanya Covid-19.
A. Gambaran Umum Kabupaten Purwakarta
Karawang merupakan salah satu kota industri terbesar di Indonesia yang berada di Jawa
Barat. Kota yang sebelumnya masih menjadi kabupaten ini merupakan kota yang berbatasan langsung
dengan Bekasi, Bogor, dan tidak jauh dari Jakarta. Sesuai dengan julukannya sebagai kota industri
Karawang, kota ini hadir dengan perusahaan-perusahaan yang berdiri di atas lahan penduduk dengan
mayoritas Sunda tetapi dipercaya oleh perusahaan asing untuk mendirikan usaha serta membangun
bisnisnya. Kabupaten Karawang juga sebagian besarnya dataran pantai yang luas, terhampar di bagian
pantai Utara, lalu di bagian tengah terdapat kawasan perbukitan, dan di bagian Selatan terdapat
Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m di atas permukaan laut. Secara geografis,
Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang terletak antara 107°02’ -
107°40’ BT dan 5°56’ - 6°34’ LS. Kabupaten Karawang termasuk daerah daratan yang relatif
rendah,yang mempunyai variasi kemiringan wilayah 0 – 2%, 2- 15%, 15-40% dan diatas 40%. Luas
wilayah Kabupaten Karawang sebesar 175.327 Ha, luas tersebut merupakan 3,73 % dari luas Provinsi
Jawa Barat (37.116,54 Km2). Sedangkan secara administratif, Kabupaten Karawang yang berbatasan
langsung dengan wilayah, sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Batas Alam yaitu Laut Jawa
• Sebelah Timur : Kabupaten Subang
• Sebelah Tenggara : Kabupaten Purwakarta
• Sebelah Selatan : Kab. Bogor
• Sebelah Barat : Kabupaten Bekasi

Gambar 3.1 Batas Administrasi Kabupaten Karawang

9

B. Gambaran Umum Industri Keramba Jaring Apung
Curug Apu merupakan salah satu daerah di Desa Panyindangan, Kecamatan
Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Kampung Curug Apu ini berada di wilayah perairan
waduk Jatiluhur. Oleh karena itu, di lokasi ini terdapat banyak Keramba Jaring Apung
(KJA) dan merupakan salah satu tempat yang selalu diburu oleh para pemancing di
alam liar. Ikan yang menjadi buruan para pemancing ini adalah ikan nila, di samping
tentunya ikan-ikan jenis lainnya. Menurut masyarakat yang merupakan salah satu pemilik Keramba
Jaring Apung di Kampung Curug Apu memaparkan bahwa salah satu manfaat dari adanya waduk
Jatiluhur bagi masyarakat sekitar digunakan sebagai lokasi usaha perikanan air tawar atau biasa
disebut dengan Keramba Jaring Apung (KJA). Di Kabupaten Purwakarta, usaha KJA ini menjadi
salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan membuka peluang
kerja untuk masyarakat. Salah satunya adalah Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang terdiri dari
nelayan (penangkapan), pembudidaya ikan, pengolah (pedagang), dan buruh perikanan. Budidaya
ikan dengan sistem KJA di waduk Jatiluhur terbagi atas 5 zona yang tersebar di seluruh wilayah
perairan waduk Jatiluhur dengan jumlah maksimal keramba setiap pemilik usaha sebanyak 20 petak.
Namun masih ditemukan beberapa pembudidaya yang memiliki jumlah keramba lebih
dari 20 petak. Khusus untuk jumlah Kolam Jaring Apung di Kampung Curug Apu
berjumlah sekitar 2000 lebih.

3.4 Pembahasan
Pembahasan berisi penerapan rekomendasi dan solusi pada studi kasus
Kabupaten Purwakarta dengan konteks perubahan sosial ekonomi pada industri Keramba Jaring
Apung yang sebelumnya juga telah dikaji dalam kajian Pustaka. Dalam laporan ini topik yang
diangkat memiliki topik utama yaitu penyesuaian kondisi sosial ekonomi industri Keramba Jaring
terhadap adanya pademi Covid-19.
3.4.1 Keramba Jaring Apung sebagai Mata Pencaharian Masyarakat
Indonesia merupakan negara maritim dengan kepulauan terbanyak di dunia, dengan
dominasi wilayah lautnya kurang lebih 5,4 juta km2. Atas dasar tersebut, banyak penduduk Indonesia
yang menjadikan laut, danau, sungai dan perairan lainnya sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (Pangemanan, 2014). Sama halnya seperti masyarakat yang tinggal di sekitar bendungan
Jatiluhur yang merupakan bendungan terbesar di Indonesia yang membendung aliran sungai Citarum
di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Bendungan Jatiluhur membentuk
waduk dengan genangan seluas kurang lebih (±) 83 km2 dan keliling waduk kurang lebih (±) 150
km2. Beberapa pemanfaatan adanya Bendungan Jatiluhur yaitu:
(a) pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang 197,5 MW
(b) pengendali banjir di Kabupaten Karawang dan Bekasi
(c) sumber pengairan irigasi untuk lahan seluas 242.000 ha

10

(d) pemasok air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri
(e) pemasok air untuk kegiatan budidaya perikanan air
(f) lokasi wisata
Perairan memberikan penghasilan yang begitu besar tidak hanya bagi negara melainkan juga
bagi masyarakat yang bekerja disana. Selain itu sektor dalam bidang perairan seperti perikanan
memberikan manfaat kepada masyarakat berupa sumber protein hewani yang tinggi. Dengan berbagai
aspek menguntungkan tersebut ditambah dukungan oleh alam Indonesia yang mempunyai keragaman
fisiografis membuat sektor perikanan menjadi alternatif dalam hal pemenuh kebutuhan sehari-hari,
mengalahkan sektor pariwisata dan lainnya. Temperatur air yang tinggi dan stabil di wilayah tropis
sepanjang tahun, memungkinkan penangkapan ikan yang tiada henti (Japsamsah, 2014). Akan tetapi
itu hanya berlaku di laut lepas selain itu risiko yang dihadapi dalam hal ini berupa iklim alam secara
langsung. Maka dari itu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan budidaya. Budidaya
dianggap sebagai cara yang tepat untuk memaksimalkan potensi perikanan yang ada di Indonesia.
Seiring perkembangannya sektor ini terus meraup keuntungan yang berlipat ganda dari tahun ke
tahun. Salah satu bentuk budidaya yang ada sekarang ini yaitu Industri Keramba Jaring Apung.
Keramba Jaring Apung atau yang biasa disingkat KJA merupakan sebuah sistem budidaya perikanan
yang memanfaatkan badan air dalam seperti waduk, danau atau laut. Maka dari itu KJA dalam
prakteknya menerapkan sistem budidaya intensif dengan prinsip utama semua ikan baik tawar
maupun laut dapat dipelihara dalam keramba. Untuk memaksimalkan usaha pemeliharaan ini maka
budidaya KJA harus mempertimbangkan berbagai hal, diantaranya yaitu: lingkungan hidup seputar
lahan dan habitat. Dalam hal ini kedalaman yang dimiliki KJA menjadi tolak ukur jenis ikan yang
dapat ditangkarkan. Karena kedalaman perairan menunjukan jenis organisme yang mendiaminya,
penetrasi cahaya dan juga penyebaran plankton sehingga dengan memperhitungkan kedalaman dapat
meminimalisir terjadinya kegagalan dalam budidaya ikan. Umumnya untuk budidaya jenis ikan laut
seperti kerapu dan lainnya, kedalaman yang dianjurkan sekitar 5-25 m. Selain kedalam air juga turut
memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada budidaya ikan dengan jenis KJA, misalnya ph
yang terkandung di dalam air, suhu air yang berubah ketika terjadinya perubahan iklim dan lainnya.
Hal-hal seperti itu turut diperhatikan demi mendapatkan hasil yang optimal dalam budidaya ikan di
dalam keramba (Rosyidah & Zamroni, 2019).
3.4.2 Perubahan Sosial Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19
Perubahan sosial suatu konsep yang sangat luas cakupannya dan sering terjadi di
masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Peter Burke diketahui bahwa perubahan sosial mencakup
dari area yang kecil atau sempit sampai ke area yang luas dan besar. Tetapi, perubahan sosial yang
tercatat atau bisa dikatakan sebagai sejarah adalah perubahan sosial yang mencakup area yang luas
dan besar. Dalam perspektif sosiologi, perubahan sosial didefinisikan sebagai transformasi dalam
organisasi masyarakat, dalam pola berpikir dan dalam perilaku pada waktu tertentu. Kemudian
perubahan ekonomi adalah perubahan dalam sistem transaksi ekonomi yang berkaitan dengan

11

produksi, distribusi dan konsumsi. Mengacu pada beberapa definisi tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya perubahan sosial ekonomi merupakan sebuah sistem perubahan yang muncul
akibat adanya hubungan sosial sehingga secara tidak langsung berdampak terhadap eksistensi
perekonomian baik individu maupun negara dalam jangka waktu tertentu.
Penyebab utama terjadinya perubahan sosial dan ekonomi adalah pandemi Covid-19. Virus
yang menyerang saluran pernapasan ini, membuat setiap individu mau tidak mau harus melakukan
kebijakan physical distancing, yaitu sebuah prosedur jaga jarak sebagaimana yang dianjurkan oleh
WHO. Di Indonesia sendiri demi memberlakukan kebijakan “jaga jarak” maka diterapkanlah PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar), demi meminimalisir angka pasien yang terjangkit virus Covid-
19. Namun bukan hanya sebatas prosedur jaga jarak saja yang ditetapkan oleh pemerintah, melainkan
juga aturan yang melarang individu untuk berkumpul dalam jumlah besar ditempat tertentu. Alhasil
sistem ekonomi yang melibatkan interaksi dalam jumlah besar seperti pasar menjadi terganggu dalam
hal penghasilan. Tidak hanya sebatas itu efek domino dari diterapkannya kebijakan ini, turut
berdampak pada sektor industri dan perusahaan-perusahaan baik swasta maupun negeri serta buruh
dan yang lainnya. Bahkan jika terus dibiarkan seperti ini yang menjadi sasaran selanjutnya adalah
perekonomian negera. Pandemi Covid-19 benar-benar merusak tatanan sosial dan ekonomi
masyarakat yang ada, tidak jarang karena dampak yang disebabkannya membuat begitu banyak
individu yang terkena PHK, pemotongan gaji karyawan atau bahkan bangkrutnya sebuah perusahaan.
Walaupun begitu disatu sisi masih terdapat juga beberapa industri yang mendapatkan keuntungan
misalnya industri masker, jual beli online dan sebagainya. Namun secara garis besar dampak negatif
yang diberikan oleh pandemi Covid-19 dalam sosial ekonomi jauh lebih besar.
3.4.3 Kesimpulan
Industri dalam sektor perikanan yang selalu dianggap memiliki prospek menjanjikan ikut
terkena dampak negatif dari serangan pandemi Covid-19. Pendapatan yang didapatkan dari hasil
industri ini turun dari pada hari biasanya, walau tidak terlalu signifikan juga. Namun perlu diketahui
bahwasanya penurunan yang tidak terlalu signifikan tersebut karena sudah diatasi dengan berbagai
macam strategi oleh para pekerja dan pemilik usaha keramba jaring apung ini. Misalnya dengan
memasarkan hasil panen berupa ikan mas sesuai waktu panennya. Dikarenakan ikan jenis ini terlalu
bergantung dengan pakan, jika tidak segera dijual ketika sudah waktunya akan memakan biaya jauh
lebih besar untuk pakan yang diberikan. Sedangkan ikan jenis lain seperti nila dan patin yang
memiliki kemampuan bertahan hidup lebih tinggi, disimpan terlebih dahulu hingga harga penjualan
ikan patin dan nila menjadi stabil. Karena dengan kemampuan bertahan hidup yang kuat, ikan jenis ini
tidak terlalu bermasalah apabila tidak diberi pakan dalam tempo waktu tertentu, hanya saja jika
memanen ikan tanpa melewati batas waktu panen berpengaruh pada kualitas daging dan juga ukuran
ikan tersebut. Namun tetap saja apabila muncul keadaan yang mendesak atau permasalahan lainnya
yang tidak terduga, maka ikan ini juga terpaksa harus dijual.

12

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Keuntungan Indonesia sebagai negara maritim dengan dominasi wilayah laut kurang lebih
5,4 juta km2 harus dapat dimanfatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Resiko yang dihadapi
dalam hal perairan berupa iklim alam secara langsung. Maka dari itu alternatif yang dapat dilakukan
yaitu dengan melakukan budidaya. Budidaya dianggap cara yang tepat untuk memaksimalkan potensi
perikanan yang ada di Indonesia. Seiring perkembangannya sektor ini terus meraup keuntungan yang
berlipat ganda dari tahun ke tahun. Salah satu bentuk budidaya yang ada sekarang ini yaitu Industri
Keramba Jaring Apung. Keramba Jaring Apung atau yang biasa disingkat KJA. Budaya ikan dengan
sistem KJA adalah salah satu kegiatan ekonomi yang berpotensi menurunkan kualitas perairan waduk,
karena kandungan dari pakan ikan, kotoran ikan, dan sampah buangan dari aktivitas KJA adalah
limbah bagi waduk Jatilihur apabila tidak dikelola dengan baik.

Penyebab utama terjadinya perubahan sosial dan ekonomi adalah pandemi Covid-19. Virus
yang menyerang saluran pernapasan ini, membuat setiap individu mau tidak mau harus melakukan
kebijakan physical distancing dan penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), demi
meminimalisir angka pasien yang terjangkit virus Covid-19. Tidak hanya sebatas itu efek domino dari
diterapkannya kebijakan ini, turut berdampak pada sektor industri dan perusahaan-perusahaan baik
swasta maupun negeri serta buruh dan yang lainnya. Bahkan jika terus dibiarkan seperti ini yang
menjadi sasaran selanjutnya adalah perekonomian negera. Pandemi Covid-19 benar-benar merusak
tatanan sosial dan ekonomi masyarakat yang ada, tidak jarang karena dampak yang disebabkannya
membuat begitu banyak individu yang terkena PHK, pemotongan gaji karyawan atau bahkan
bangkrutnya sebuah perusahaan. Penyesuaian yang dilakukan oleh masyarakat yang mencari nafkah
melalui Keramba Jaring Apung terhadap adanya covid-19 adalah mengenai mekanisme pemanenan
dimana ikan yang bertahan hidup sebentar seperti ikan mas akan diprioritaskan penjualanya karena
dapat mengurangi biaya produksi dan tetap memaksimalkan harga jual dipasaran.

4.2 Permasalahan selama kegiatan


Beberapa permasalahan terhadap penyelenggaraan coursera ini mengenai penyampaian
materi menggunakan aksen bahasa inggris yang belum dapat dimengerti dengan baik oleh
penulis.Masih adanya permasalahan pada sistem coursera yaitu beberapa pilihan jawaban yang
seharusnya benar sesuai dengan penyampaikan materi terkadang salah, terdapat bagian yang
terpotong didalam video sehingga materi yang disampaikan rancu dan masih ada permasalahan terkait
pekerjaan yang telah selesai tidak terdeteksi oleh sistem.

13

4.3 Saran
Mata kuliah KKL yang diadakan oleh Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas
Teknik, Universitas Brawijaya adalah kuliah lapangan yang diakan untuk mahasiswa semester 5.
Penulis berharap mata kuliah KKL dapat lebih meningkatkan minat mahasiswa untuk mengikuti
kegiatan KKL dengan aktif dengan memberikan pertanyaan terkait pemahaman mereka setelah
mengikuti webinar atau kursus online, menyediakan banyak kegiatan lapangan yang lebih bervariatif
sesuai minat masing-masing mahasiswa, melatih mahasiswa dalam berbahasa inggris dengan cara
membuat video mengenai pemahaman mereka dan mengaplikasiknya dengan cara mengaitkan
medalam studi kasus yang mereka pilih serta mempercepat informasi kegiatan lapangan kepada
mahasiwa dengan memberikan update kegiatan setiap hari atau setiap minggunya.

14

DAFTAR PUSTAKA

Syahuri, T. and Sitompul, E.O., 2020. Analisis Yuridis Pengelolaan Batas Wilayah Laut dan Pesisir
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Esensi
Hukum, 2(2), pp.13-22.

Bungin, B. (2015). Analisis Data Penelitian Kualitatif (ke-9). Raja Grafindo Persada.

Burke, P. (2015). Sejarah dan Teori Sosial (Kedua). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Gunarto, A. (2003). Pengembangan Sea Farming Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Kerapu
(Ephinelphelus Sp.) di Indonesia. Jurnal Matematika, Saint, Dan Teknologi, 4(1), 35–44.

Heymann, D. L., & Nahoko Shindo. (2020). Covid-19: what is next for public health? The Lancet,
395(10224), 542–545. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0140- 6736(20)30374-3

Japsamsah, C. I., Dien, C. R., & Andaki, J. A. (2014). Analisis Sensitivitas Usaha Budidaya Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara.
Akulturasi, 2(4), 175–180.

Nastiti, A. S., Krismono, K., & Kartamihardja, E. S. (2001). Dampak Budi Daya Ikan Dalam
Keramba Jaring Apung Terhadap Peningk,Atan Unsur N Dan P Di Perairan Waduk Saguling,
Girata, Dan Jatiluhur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 7(2), 22.

Pangemanan, O. V. L., Mantjoro, E., & Jusuf, N. (2014). Dampak Kebijakan Moratorium terhadap
Industri Perikanan (Studi Kasus Kota Bitung). Akulturasi, 2(4), 181–191. Rosyidah, L., &
Zamroni, A. (2019). Persepsi Masyarakat Terhadap Usaha Budi Daya Karamba Jaring Apung
(KJA) Ikan Kerapu Di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Marina, 5(1), 29–37.

iii

Anda mungkin juga menyukai