Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Kimia “Peran Ilmu Kimia dalam Pengembangan Industri Kimia yang

Ramah Lingkungan”, 2015, Hal: 210-213, ISSN 2338-2368

Pengaruh Pelapisan Membran Kitosan Pada Benih Jagung Terhadap Sifat


Water Absorption dan Proses Pembusukan

Windy Ayu Lestari1, Ozi Adi Saputra 1,*, Desi Suci Handayani, Marta Nauqinida1,
Tomy Setyadianto1
1Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret,
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 55281 Indonesia
*E-mail: oziadisaputra@student.uns.ac.id

ABSTRAK
Studi pengaruh pelapisan benih jagung terhadap daya penyerapan air dan pembusukan
dengan membran kitosan telah dilakukan. Membran kitosan yang dibuat dengan melarutkan
kitosan dalam larutan asam asetat dapat digunakan sebagai material pelapis pada benih
tanaman. Pada penelitian ini digunakan benih tanaman jagung hibrida. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelapisan membran kitosan pada benih jagung dapat menurunkan sifat
water adsorption pada benih jagung. Hal tersebut berpengaruh terhadap proses pembusukan
pada benih jagung. Selain itu, juga dilakukan pengaruh pelapisan benih jagung terhadap
perumbuhan benih. Hasil menunjukkan bahwa benih jagung dapat mengalami pertumbuhan
setelah dilakukan pelapisan.

Kata Kunci: Membran kitosan, Pelapisan, Benih jagung, water adsorption, proses pembusukan

ABSTRACT
The effect of corn seed coating against water absorption and decay by chitosan membrane
has been performed. Chitosan membranes were prepared by dissolving chitosan in a acetic acid
solution can be used as a coating material on the seed plants. In this research hybrid corn seeds
was used. The results showed that chitosan membrane coating on the seed corn can reduce
water adsorption properties of the seed. It affects on the decay process in seed corn. The effect
of seed caoting on the growth of seed also studied. The results showed that corn seeds can
experience growth after coating..

Kata Kunci: Chitosan membrane, Coating, Corn seed, water adsorption, decay process
PENDAHULUAN penanaman, salah satunya dengan teknologi
coating (pelapisan).
Indonesia merupakan negara agraris,
Salah satu material pelapis yang dapat
dimana mayoritas penduduk Indonesia
digunakan dalam pelapisan benih adalah
berprofesi sebagai petani. Pada tahun 2011,
polimer membran dari kitosan. Kitosan dapat
sebanyak 42,48% penduduk Indonesia
berfungsi sebagai bahan pengawet karena
sebagai petani [1]. Pemeliharaan tanaman
mempunyai sifat anti bakteri [3]. Selain itu,
dan benih tanaman menggunakan
Senyawa kitosan dapat membunuh bakteri
insektisida maupun bahan kimia berbahaya
dengan jalan merusak membran sel dari
lainnya menjadi masalah bagi lingkungan.
bakteri [4].
Penggunaan seed coating dalam industri
Pada penelitian ini akan membahas
benih sangat efektif karena dapat
pengaruh pelapisan pada benih tanaman
memperbaiki penampilan benih,
jagung dengan membran kitosan terhadap
meningkatkan daya simpan, mengurangi
daya penyerapan air (water adsorption) dan
risiko tertular penyakit dari benih di
proses pembusukan. Selain itu, juga akan
sekitarnya, dan dapat digunakan sebagai
dikaji kemungkinan secara kimia interaksi
pembawa zat aditif, misalnya antioksidan,
antara kitosan dengan benih tanaman
anti mikroba, repellent, mikroba antagonis,
jagung.
zat pengatur tumbuh dan lain-lain [2].
Permasalahan yang sering muncul
METODE PENELITIAN
dalam penyimapanan benih jagung adalah
Bahan
pembusukan akibat kelembapan dan kontak
Bahan utama yang digunakan dalam
dengan air. Oleh karena itu, diperlukan suatu
penelitian ini adalah kitosan medical grade,
alternatif dalam melindungi benih tanaman
jagung dari pembusukan sebelum proses
Prosiding Seminar Nasional Kimia “Peran Ilmu Kimia dalam Pengembangan Industri Kimia yang
Ramah Lingkungan”, 2015, Hal: 210-213, ISSN 2338-2368

asam asetat p.a. (Merck), aquades, benih


jagung hibrida.

Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah
labu leher dua (pyrex), kondensor, dan alat-
alat gelas lainnya. Selain itu, juga digunakan
instrumen FTIR (Fourier Transform Infra
Red).

Prosedur
Pembuatan Membran Kitosan (MK)
Kitosan sebanyak 2 gram dilarutkan
dalam asam asetat 2% sebanyak 90 mL
dalam suhu ruang selama 2 jam [5].
Dilakukan casting dan dikeringkan pada suhu Gambar. 1 Spektra FTIR dari kitosan.
50°C selama 24 jam, dan dikeringkan pada
suhu ruang selama 4 hari [6]. Keberadaan gugus hidroksi maupun
gugus –NH2 pada kitosan dapat menjadi
Karakterisasi FTIR kemungkinan gugus reaktif dari kitosan untuk
Sampel berupa membran kitosan (MK) menempel pada permukaan benih tanaman
dianalisa gugus fungsinya dengan jagung yang juga bersifat polar [7]. Adapun
spektrofotometer FTIR SHIMADZU. kemungkinan interaksi kimia yang terjadi
antara kitosan dengan permukaan benih
Pengujian Sifat Water Adsorption jagung ditunjukkan pada Gambar. 2.
Pengujian water adsorption dilakukan
pada benih jagung tanpa pelapisan (A0),
benih jagung dengan pelapisan (A1) dan
membran kitosan (MK). Sampel direndam
pada kontainer yang berisi aquades pada
suhu ruang selama 24, 48, dan 72 jam.
Setelah perendaman sampel diangkat dan
permukaannya dikeringkan lalu ditimbang
(wi) dan dihitung % kenaikan berat (%KB)
dengan persamaan 1.
(𝑤𝑖 − 𝑤𝑜)
% 𝐾𝐵 = 𝑋 100%
𝑤𝑜

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar. 2 Kemungkinan interaksi kitosan


Analisis Gugus Fungsi dengan benih jagung.
Gambar. 1 menunjukkan spektra FTIR Adanya interkasi kimia yang terjadi
dari kitosan. Hasil analisis menunjukkan antara kitosan dengan permukaan benih
bahwa kitosan memiliki gugus fungsi -NH2 tanaman jagung akan melindungi atau
dan overlaping dengan gugus hidroksi yang melapisi permukaan benih jagung sehingga
diidentifikasi dengan munculnya serapan kontak dengan lingkungan luar akan
pada bilangan gelombang 3088,17 cm -1 dan terminimalisir.
2929,03 cm-1. Selain itu muncul juga serapan
di bilangan gelombang 1039,68 cm -1 yang Sifat Water Adsorption
merupakan indikasi dari vibrasi >C-O. Tabel I. Menunjukkan bahwa pelapisan
membran kitosan pada benih jagung
menurunkan sifat water adsorption. Dimana
% penyerapan air dari benih jagung tanpa
pelapisan lebih besar dibandingakan dengan
pelapisan. Hal ini terjadi karena kitosan
merupakan biopolimer berpori yang dapat
menyerap air sehingga akan menahan
masuknya air pada permukaan benih sampai
dengan batas penyerapannya [8].
Prosiding Seminar Nasional Kimia “Peran Ilmu Kimia dalam Pengembangan Industri Kimia yang
Ramah Lingkungan”, 2015, Hal: 210-213, ISSN 2338-2368

Tabel I. Hasil Uji Sifat Water Adsorption mengganggu pertumbuhan dari jagung
tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
Waktu % KB (%)
Gambar. 4 dimana setelah proses pelapisan
kontak Ao A1 MK benih jagung dapat mengalami
(Jam)
pertumbuhan.
0 0 0 0
24 138,017 115,425 72,22
48 171,074 137,660 88,89
72 185,124 141,667 161,1

Menurunnya persentasi water


adsorption dengan adanya pelapisan benih Gambar. 4 Aplikasi coating pada benih
jagung dengan membran kitosan berdampak jagung pada (A) hari ke 0 dan (B) hari ke 7.
pada proses pembusukan. Gambar. 3
menunjukkan perbedaan visual antara benih KESIMPULAN
jagung tanpa pelapisan dan benih jagung Dengan adanya pelapisan membran
dengan pelapisan. kitosan pada benih jagung dapat
menghambat pembusukan dan menurunkan
sifat water adsorption pada benih jagung.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih kami ucapkan kepada
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti)
atas kepercayaannya kepada kami untuk
mendanai penelitian kami ini.
Gambar. 3 Penampakan visual proses DAFTAR PUSTAKA
pembusukan benih jagung (Ao) tanpa 1. Badan Pusat Statistik, 2011, Berita resmi
pelapisan dan (A1) dengan pelapisan. Statistik No.74/11/Th.XIV.
2. Ilyas, S., 2003, Teknologi Pelapisan
Buah yang mengandung air dalam Benih, Makalah Seminar Benih Pellet,
jumlah yang banyak dan nutrisi yang sangat Fakultas Pertanian, IPB, Bogor, hal. 16.
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme [11]. 3. Zheng, L.Y., and Zhu, J.F., 2002,
Mikroorganisme perusak pangan mampu Carbohydrate Polimers, 54, 4, 527-530.
tumbuh bila kondisi sesuai, salah satunya
kelembapan 24,6 % [12]. Tingginya
4. Hui, L., Yumin, D., Xiaohui, W., and
Liping, S., 2004, Internnational Journal of
kandungan air dapat memungkinkan
Food Microbiology, 95, 147-155.
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
5. Chen, J.H., Liu, Q.L., Zhang, X.H., and
memicu pembusukan pada benih. Gambar. 3
Zhang, Q.G., 2007, Journal of Membrane
menunjukkan bahwa benih jagung tanpa
Science, 292, 125-132.
pelapisan terjadi pembusukan dan pada
6. Zha, F., Li, S., Chang, Y, and Yan, J.,
benih jagung dengan pelapisan tidak terjadi
2008, Journal of Membrane Science,
pembusukan.
321, 316-323.
Uji Pertumbuhan Benih Jagung 7. Jiang, Z., Yu, Y., dan Wu, H., 2006,
Journal of Membrane Science, 280, 876-
882.
Membran kitosan (MK) selain memiliki
sifat degradable (ditunjukkan dengan 8. Kim, J. H., Jegal, J., Lee, K. H., 2003,
kemampuan water adsorption) juga Journal of Membrane Science, 213, 273-
merupakan material non-toxic dan ramah 283.
lingkungan [9]. Kitosan juga merupakan 9. Kumar, M. N. V. R., Muzzarelli, R. A. A.,
biopolimer yang tergolong sebagai Muzzarelli, C., Sashiwa, H., dan Domb,
biocompatible material [10]. Oleh karena itu, A. J., 2004, Chem. Rev., 104, 6017-6084.
pelapisan benih jagung dengan membran 10. Jameela, S. R., dan Jayakrishnan, A.,
kitosan dapat dilakukan dan tidak akan 1995, Biomateriasl, 16, 769-775.
Prosiding Seminar Nasional Kimia “Peran Ilmu Kimia dalam Pengembangan Industri Kimia yang
Ramah Lingkungan”, 2015, Hal: 210-213, ISSN 2338-2368

11. Utama, M.S., 2001, Makalah “Forum


Konsultasi Teknologi” Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Bali.
12. Zettler, J.L., and S. Navarro, 2001,
Executive Printing Services, Clovis, CA,
U.S.A., 169-177.
Prosiding Seminar Nasional Kimia “Peran Ilmu Kimia dalam Pengembangan Industri Kimia yang
Ramah Lingkungan”, 2015, Hal: 210-213, ISSN 2338-2368

Anda mungkin juga menyukai