WindyAyuLestari Semnas 2015
WindyAyuLestari Semnas 2015
Windy Ayu Lestari1, Ozi Adi Saputra 1,*, Desi Suci Handayani, Marta Nauqinida1,
Tomy Setyadianto1
1Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret,
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 55281 Indonesia
*E-mail: oziadisaputra@student.uns.ac.id
ABSTRAK
Studi pengaruh pelapisan benih jagung terhadap daya penyerapan air dan pembusukan
dengan membran kitosan telah dilakukan. Membran kitosan yang dibuat dengan melarutkan
kitosan dalam larutan asam asetat dapat digunakan sebagai material pelapis pada benih
tanaman. Pada penelitian ini digunakan benih tanaman jagung hibrida. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelapisan membran kitosan pada benih jagung dapat menurunkan sifat
water adsorption pada benih jagung. Hal tersebut berpengaruh terhadap proses pembusukan
pada benih jagung. Selain itu, juga dilakukan pengaruh pelapisan benih jagung terhadap
perumbuhan benih. Hasil menunjukkan bahwa benih jagung dapat mengalami pertumbuhan
setelah dilakukan pelapisan.
Kata Kunci: Membran kitosan, Pelapisan, Benih jagung, water adsorption, proses pembusukan
ABSTRACT
The effect of corn seed coating against water absorption and decay by chitosan membrane
has been performed. Chitosan membranes were prepared by dissolving chitosan in a acetic acid
solution can be used as a coating material on the seed plants. In this research hybrid corn seeds
was used. The results showed that chitosan membrane coating on the seed corn can reduce
water adsorption properties of the seed. It affects on the decay process in seed corn. The effect
of seed caoting on the growth of seed also studied. The results showed that corn seeds can
experience growth after coating..
Kata Kunci: Chitosan membrane, Coating, Corn seed, water adsorption, decay process
PENDAHULUAN penanaman, salah satunya dengan teknologi
coating (pelapisan).
Indonesia merupakan negara agraris,
Salah satu material pelapis yang dapat
dimana mayoritas penduduk Indonesia
digunakan dalam pelapisan benih adalah
berprofesi sebagai petani. Pada tahun 2011,
polimer membran dari kitosan. Kitosan dapat
sebanyak 42,48% penduduk Indonesia
berfungsi sebagai bahan pengawet karena
sebagai petani [1]. Pemeliharaan tanaman
mempunyai sifat anti bakteri [3]. Selain itu,
dan benih tanaman menggunakan
Senyawa kitosan dapat membunuh bakteri
insektisida maupun bahan kimia berbahaya
dengan jalan merusak membran sel dari
lainnya menjadi masalah bagi lingkungan.
bakteri [4].
Penggunaan seed coating dalam industri
Pada penelitian ini akan membahas
benih sangat efektif karena dapat
pengaruh pelapisan pada benih tanaman
memperbaiki penampilan benih,
jagung dengan membran kitosan terhadap
meningkatkan daya simpan, mengurangi
daya penyerapan air (water adsorption) dan
risiko tertular penyakit dari benih di
proses pembusukan. Selain itu, juga akan
sekitarnya, dan dapat digunakan sebagai
dikaji kemungkinan secara kimia interaksi
pembawa zat aditif, misalnya antioksidan,
antara kitosan dengan benih tanaman
anti mikroba, repellent, mikroba antagonis,
jagung.
zat pengatur tumbuh dan lain-lain [2].
Permasalahan yang sering muncul
METODE PENELITIAN
dalam penyimapanan benih jagung adalah
Bahan
pembusukan akibat kelembapan dan kontak
Bahan utama yang digunakan dalam
dengan air. Oleh karena itu, diperlukan suatu
penelitian ini adalah kitosan medical grade,
alternatif dalam melindungi benih tanaman
jagung dari pembusukan sebelum proses
Prosiding Seminar Nasional Kimia “Peran Ilmu Kimia dalam Pengembangan Industri Kimia yang
Ramah Lingkungan”, 2015, Hal: 210-213, ISSN 2338-2368
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah
labu leher dua (pyrex), kondensor, dan alat-
alat gelas lainnya. Selain itu, juga digunakan
instrumen FTIR (Fourier Transform Infra
Red).
Prosedur
Pembuatan Membran Kitosan (MK)
Kitosan sebanyak 2 gram dilarutkan
dalam asam asetat 2% sebanyak 90 mL
dalam suhu ruang selama 2 jam [5].
Dilakukan casting dan dikeringkan pada suhu Gambar. 1 Spektra FTIR dari kitosan.
50°C selama 24 jam, dan dikeringkan pada
suhu ruang selama 4 hari [6]. Keberadaan gugus hidroksi maupun
gugus –NH2 pada kitosan dapat menjadi
Karakterisasi FTIR kemungkinan gugus reaktif dari kitosan untuk
Sampel berupa membran kitosan (MK) menempel pada permukaan benih tanaman
dianalisa gugus fungsinya dengan jagung yang juga bersifat polar [7]. Adapun
spektrofotometer FTIR SHIMADZU. kemungkinan interaksi kimia yang terjadi
antara kitosan dengan permukaan benih
Pengujian Sifat Water Adsorption jagung ditunjukkan pada Gambar. 2.
Pengujian water adsorption dilakukan
pada benih jagung tanpa pelapisan (A0),
benih jagung dengan pelapisan (A1) dan
membran kitosan (MK). Sampel direndam
pada kontainer yang berisi aquades pada
suhu ruang selama 24, 48, dan 72 jam.
Setelah perendaman sampel diangkat dan
permukaannya dikeringkan lalu ditimbang
(wi) dan dihitung % kenaikan berat (%KB)
dengan persamaan 1.
(𝑤𝑖 − 𝑤𝑜)
% 𝐾𝐵 = 𝑋 100%
𝑤𝑜
Tabel I. Hasil Uji Sifat Water Adsorption mengganggu pertumbuhan dari jagung
tersebut. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
Waktu % KB (%)
Gambar. 4 dimana setelah proses pelapisan
kontak Ao A1 MK benih jagung dapat mengalami
(Jam)
pertumbuhan.
0 0 0 0
24 138,017 115,425 72,22
48 171,074 137,660 88,89
72 185,124 141,667 161,1