Anda di halaman 1dari 2

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

PENDEKATAN SISTEM
Oleh : Pror. Dr. A.A. Loedin

 Strategi pembangunan kesehatan di Indonesia tertuang dalam Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ). Untuk
pelaksanaan teknisnya diperlukan suatu cara berpikir yang mengacu pada SKN tersebut tidak terkecuali di
dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
 Manusia / masyarakat berinteraksi dengan lingkungan hidup untuk mencapai tujuan hidup sejahtera.
Lingkungan hidup sendiri terdiri dari tiga komponen yaitu :
- Fisik : suhu, iklim, cuaca, kondisi tanah, kualitas air, udara dll.
- Biologik : semua tingkat mahluk hidup dari virus sampai ikan paus, dari tumbuhan sampai hewan.
- Kemanusiaan : interaksi antar manusia dan sifat-sifat manusiawinya.
 Manusia didalam hidupnya mempunyai dua tujuan utama yaitu bijaksana dan sejahtera. Untuk itu manusia
dituntut untuk berkarya dan berusaha sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu budaya untuk hidup mereka.
Manusia didalam melakukan usaha mencapai dua tujuan utama tersebut diberikan dua hal yang berbeda .
Pertama adalah ratio/otak yang nantinya akan menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang kedua
adalah perasaan / hati yang nantinya akan menghasilkan kesenian. Tetapi pada hakekatnya dua hal tersebut
tidak bisa dipisahkan secara ekstrim, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Kenyataan yang dapat
ditemukan adalah seorang ilmuwan tidak mungkin hanya bekerja dengan otaknya saja tapi dipengaruhi juga
oleh pertimbangan baik buruk dari perasaannya. Sebaliknya seorang seniman didalam menghasilkan karya cipta
seni tentunya dipengaruhi pula oleh rationya disamping feelingnya.
 Untuk mencapai kesejahteraan maka manusia dituntut untuk mensiasati lingkungan hidupnya yaitu
mendayagunakan faktor lingkungan yang positif, menghilangkan yang negatif, serta memperbaiki lingkungan
hidup &interaksinya. Setiap manusia / masyarakat mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam hal
tersebut sehingga masing-masing berbeda pula tingkat kesejahteraannya.
 Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sejumlah pengetahuan ( body of knowledge ) yang memilki
kemampuan untuk berkembang melalui research ( cara pengembangan ).
 Cara berpikir / pengambilan keputusan berdasar pada :
1. Kewibawaan.
Pada mulanya untuk mengambil suatu keputusan, manusia cenderung untuk mencari seseorang yang
mempunyai kemampuan yang dianggap lebih dan mempunyai aura kewibawaan.
2. Pengalaman
Didalam hidupnya manusia belajar dari pengalaman trial and error. Cara berpikir dan pengambilan
keputusan berikutnya cenderung dicerminkan pada pengalaman yang lalu. Cara ini bersifat terbatas dan
amat bias.
3. Deduksi
Proses berpikir mulai aktif dimana cara berpikir dan pengambilan keputusan sudah didasarkan pada analisa.
Dari pengamatan hal-hal kecil dilakukan suatu penyimpulan secara lebih umum.
4. Induksi
Merupakan perkembangan lebih lanjut dari deduksi dimana dari pengamatan terhadap suatu yang besar
dilakukan suatu penyimpulan terhadap hal-hal yang lebih kecil. Walaupun demikian proses deduksi dan
induksi ini tidaklah semudah yang dibayangkan.
5. Scientific Method
Perkembangan lebih lanjut mengajarkan manusia untuk menyempurnakan cara berpikir / pengambilan
keputusan. Sebelum dinyatakan sebagai suatu kebenaran yang berarti, suatu hal akan di telaah lebih
mendalam melalui metode ilmiah. Jika didapat suatu hasil yang sesuai dengan anggapan, barulah dapat
dikatakan sebagai suatu kebenaran walaupun kebenaran tersebut tidaklah mutlak.
6. Pendekatan sistem
Lebih lanjut lagi, manusia diajak untuk melakukan suatu pendekatan terhadap permasalahan sehingga
dalam cara berpikir / pengambilan keputusan terhindar dari bias.
 Iptek berkembang pesat setelah abad ke-20 yang disebabkan oleh :
- Berkembangnya scientific method
- Semakin meluasnya paham humanisme dan demokrasi
- Sumber dana untuk pengembangan iptek sangat memadai
- Status sosial peneliti semakin meningkat sehingga banyak orang yang berminat sebagai peneliti.
- Sumber daya manusia didalam iptek semakin meningkat
- Sistem kerja berkelompok yang memudahkan interaksi iptek.
- Jarak antara riset dan industri semakin dekat
 Perkembangan iptek yang sedemikian pesat membuat perlunya pembagian bidang iptek menjadi lebih
mengkhusus lagi dalam sub-sub ilmu. Hal tersebut mempengaruhi pula pembagian beban kerja dari disiplin
ilmu bersangkutan sehingga dikenal adanya spesialis dan subspesialis. Dengan fragmentasi iptek dan isolasi
ilmuwan membuat iptek semakin berkembang pesat. Contoh :

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

IP. EKSAKTA ILMU SOSIAL HUMANIORA

BIOLOGI
FISIKA KEDOKTERAN
KIMIA

MEDICAL BEDAH

MATA UMUM OBGYN THT

ORTOPEDI

TRAUMATOLOGI TANGAN

 Terpecahnya iptek dalam bagian-bagian kecil ternyata membuat bidang ilmu tersebut tidak fleksibel lagi
padahal masing-masing ilmu tidak dapat dipisahkan begitu saja. Banyak bidang ilmu yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Dengan dasar tersebut maka pada akhir abad ke-19 muncul upaya
mempersatukan bidang ilmu yang bersangkutpaut yang disebut dengan “hybrid disciplines” . Contohnya antara
lain biokimia,biofisika, psikiatri sosial, psikologi klinik, antropologi medik dll.
 Perang Dunia II berbeda dengan Perang Dunuia I dalam hal pengembangan teknologi perang yang semakin
maju. Penguasa teknologi yang lebih canggih lah yang memenangkan perang. Setelah Perang Dunia II selesai
maka teknologi perang dimodifikasi menjadi teknologi untuk kesejahteraan umat manusia. Contoh tehnologi
perang yang dimodifikasi menjadi teknologi yang menguntungkan umat manusia seperti convoy, radar, sonar
dll.Apresiasi terhadap teknologi tersebut semakin baik ditunjang oleh memadainya sumber dana dan
meningkatnya status sosial para peneliti iptek sehingga iptek tumbuh secara eksponensial. Dengan majunya
iptek, masa depan manusia tampak cerah.
 Ternyata semakin maju peradaban manusia, semakin maju iptek, semakin banyak pula permasalahan yang
dihadapi manusia. Masalah umat manusia yang utama yaitu :
- Masalah kependudukan
- Pangan
- Modal dan kesempatan kerja
- Pencemaran lingkungan hidup
- Kehabisan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Permasalahan ini diidentifikasi pada pertemuan para cendikiawan iptek di Roma pada tahun 1968 yang dikenal
dengan “Club of Rome”. Muncul opini bahwa masalah tersebut muncul bukan karena kegagalan iptek
melainkan karena keberhasilan iptek yang justru diharapkan untuk membuat manusia lebih sejahtera.
 Iptek membuat manusia semakin mahir memecahkan masalah ilmiah tetapi membuat manusia semakin kurang
mampu memecahkan masalah manusia.

Anda mungkin juga menyukai