PENDAHULUAN
Kita tentu sudah sering mendengar kata Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Seni atau yang
sering disingkat dengan IPTEKS. IPTEKS merupakan tiga unsur utama kemajuan peradaban
manusia yang sangat penting karena melalui kemajuan IPTEKS,manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk
menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Ilmu pengetahuan
dikembangkan dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan beragam dunia,Teknologi
ddikembangkan dengan tujuan untuk mengelola keberadaan beragam dunia dan Seni
dikembangkan dengan tujuan untuk mengapresiasi (penghargaan terhadap sesuatu)
keberadaan beragam dunia.Perkembangan ilmu pengetahuan,Teknologi dan Seni juga
mendorong terjadinya era globalisasi kehidupan manusia karena manusia semakin mampu
mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.. Namun di balik itu semua manusia
menjadi malas melakukan semua aktivitasnya oleh karena semua kemudahan yang ada. Selain
itu juga, sebagian besar manusia diberbagai belahan dunia belum mencicipi manfaat dari
IPTEK tersebut. Sungguh sangat disayangkan sekali dimana sebagian orang sudah
mendapatkan kebutuhannya dengan cepat sementara yang lainnya harus bersusah payah untuk
mendapatkannya. Untuk itu sebagai mahasiswa kita perlu mengetahui lebih dalam tentang
IPTEK agar kita bisa memanfaatkan untuk seluruh umat manusia.
1|INTEGRALISME IPTEKS
1.3. TUJUAN
1.3.1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Integralisme IPTEKS
1.3.2. Dapat mengetahui apa saja Aspek etika IPTEKS
1.3.3. Dapat mengetahui apa itu pemadu-serasian IPTEKS
1.3.4. Dapat mengetahui cara meredam pengaruh negatif IPTEKS
2|INTEGRALISME IPTEKS
BAB II
ISI
Secara umumpengembangan IPTEKS harus mampu berada dalam posisi kemajuan sebagai
berikut:
Ketiga butir kata kunci itulah yang dapat mengisi hakekat, peran, dan tugas visi yang akan
disusun berdasarkan segitiga Armahedi Mahzar yang mencakup ilmupengetahuan, teknologi,
dan seni bagi kemaslahatan hidup.
3|INTEGRALISME IPTEKS
2.2. ASPEK ETIKA ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI
Manusia sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dari ilmu
pengetahuan. Dalam psikologi, dikenal konsep diri daru Freud yang dikenal dengan nama
id, ego dan super-ego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-
dorongan biologis (hawa nafsu dalam agama) dan hasrat-hasrat yang mengandung dua
instink: libido (konstruktif) dan thanatos (destruktif dan agresif). Ego adalah penyelaras
antara id dan realitas dunia luar. Super-ego adalah polisi kepribadian yang mewakili
ideal, hati nurani. Dalam agama, ada sisi destruktif manusia, yaitu sisi angkara murka (hawa
nafsu)Ketika manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat
saja hanya memfungsikan id-nya, sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan
mungkin diarahkan untuk hal-hal yang destruktif. Milsanya dalam pertarungan antara id dan
ego, dimana ego kalah sementara super-ego tidak berfungsi optimal, maka tentu atau juga
nafsu angkara murka yang mengendalikan tindak manusia menjatuhkan pilihan dalam
memanfaatkan ilmu pengetahuan amatlah nihil kebaikan yang diperoleh manusia, atau malah
mungkin kehancuran. Kisah dua kali perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan
ozon, adalah pilihan id dari kepribadian manusia yang mengalahkan ego maupun super-
ego-nya.Oleh karena itu, pada tingkat aksiologis, pembicaraan tentang nilai-nilai adalah hal
yang mutlak. Nilai ini menyangkut etika, moral, dan tanggungjawab manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besar kemaslahatan
manusia itu sendiri. Karena dalam penerapannya, ilmu pengetahuan juga punya bias negatif
dan destruktif, maka diperlukan patron nilai dan norma untuk mengendalikan potensi id
(libido) dan nafsu angkara murka manusia ketika hendak bergelut dengan pemanfaatan ilmu
pengetahuan. Di sinilah etika menjadi ketentuan mutlak, yang akan menjadi well-supporting
bagi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan derajat hidup serta
kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Hakikat moral, tempat ilmuan mengembalikan
kesuksesannya.
Berkaiatan dengan pembatasan etika atas ilmu , teknologi dan seni maka perlu jelas
bagi kita bahwa yang dibatasi secara etis ialah cara memperoleh pengujian dan cara
penggunaan ipteks pada saat penerapanya dengan pihak lain.jadi pembatasan etis tersebut
tidak berkaitan dengan lahirnya ipteks sebagai suatu kebenaran ilmiah. Sebagai contoh untuk
menentukan bahwa 2x2 =4 orang tidak perlu dibatasi oleh norma etis pada penentuanya.
Demikian pula halnya manakala ilmuan hendak menentukan kebenaran pada daun dimana
setelah dilakukan penelitian pada daun tedapt sel-sel yang mengandung klorofil yang dapat
4|INTEGRALISME IPTEKS
melangsungkan proses fotosintesis namun jika berkaitan dngan pendirian pembangkit listrik
bertenaga nuklir yang diperoleh dari temuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah apakah produk ipteks tersebut menunjang
kehidupan manusia apakah tidak malah seblikanya justru merusak kehidupan manusia untuk
menjawab dibutuhkan data-data obyktif dan otentik dari hasil penelitian mengenai teknologi
nuklirnya maupun daerah dimana pembangkit listrik tenaga nuklir itu akan didirikan sebelum
kita memutuskan baik atau tidak pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut apabila didirikan
didaerah itu
5|INTEGRALISME IPTEKS
2) teknologi dikembangkan dengan tujuan untuk mengelola keberagaman dunia
3) seni dikembangkan dengan tujuan untuk mengapresiasi keberagaman dunia.
Suatu hal yang aneh apabila dalam diri manusia terdapat potensi untuk memadukan
IPTEKS, sementara dalam kehidupan bermasyarakat justru sulit dalam perwujudannya. Oleh
karena itu, upaya seperti ini cukup mengundang, menantang, dan menanti partisipasi
semuapihak untuk turut merealisasikannya. Penyajian matakuliah Wawasan IPTEKS
merupakan salah satu awal dari proses sosiologis yang harus ditempuh dan perwujudannya
dapat diperluaskan kearah penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut diatas,maka jelas kiranya betapa pentingnya etika ipteks
untuk membatasi pengaruh negative ipteks terhadap manusia yang paling urgen adalah etika
yang menyangkut hidup mati orang banyak,masa depan hak-hak manusia dan lingkungan
hidup etika akan lebih sempurna apabila didukung oleh agama ,moralitas, sosial, hukum dan
pendidikan.Usaha-usaha yang dapat dialakukan untuk meredam pengaruh negatif ipteks
antara lain adalah :
A. Rehumanisasi
Mengembalikan martabat manusia dalam perkembangan ipteks yang sangat cepat dengan
berbagai cara kecepatan perkembangan ipteks sebaikanya disesuaikan dengan kemampuan
adaptasi populasi yang bersangkutan perkembangan nilai-nilai agama,hukum,dan kebijakan
lebih lambat dari dari perkembangan ipteks maka masalah ini harus mendapat perhatian
khusus artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik lahir maupun batin
sehingga pembangunan dan pengembangan ipteks selalu harus mengarah kepada terwujudnya
peningakatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah danbatiniah.apabila ini tidak
diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju
rehumanisasi oleh karenanya semua pihak harus mengambil bagian dan berkontribusi positf
didalamnya.
B. Kemampuan Memilih
Dengan makin banyaknya kebolehan yang diakibatkan oleh ipteks maka timbul
kesukaran dalam memilih meskipun pilihan relative lebih sedikit daripada
kebolehjadian.Pendidikan pada umumnya diarahkan pada cara produksi bukan pada cara
6|INTEGRALISME IPTEKS
konsumsi.terkikisnya nilai-nilai menyebabkan menurunnya perbedaan antara yang mungkin
dengan yang terjadi bahkan mana yang benar dan mana yang salah mana yang baik dan mana
yang buruk sudah sanagat susah dibedakan.
D. Revitalisasi
7|INTEGRALISME IPTEKS
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
8|INTEGRALISME IPTEKS
3.2. DAFTAR PSTAKA
9|INTEGRALISME IPTEKS