Anda di halaman 1dari 2

Bab 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Yellow Fever adalah penyakit demam berdarah (hemoragik) virus  akut  yang ditularkan 
oleh nyamuk yang terinfeksi virus penyebab demam kuning. Penyebab penyakit demam
kuning adalah virus yang tergolong dalam genus Flavivirus, kelompok besar virus RNA. Kata
“kuning” dalam istilah tersebut merujuk pada penyakit kuning yang memengaruhi beberapa
pasien. Di kawasan hutan, secara alamiah virus demam kuning hidup dan memperbanyak diri
pada tubuh primata selain manusia, biasanya monyet dan simpanse. Virus ini dapat ditularkan
ke manusia melalui perantara (vektor) nyamuk.
Nyamuk perantara (vektor) penyakit demam kuning di kawasan hutan Afrika
adalah Aedes africanus (terutama) dan spesies Aedes lainnya. Di Amerika Selatan, vektor
utamanya adalah spesies Haemagogus dan Sabethes. Di daerah perkotaan dari Afrika dan
Amerika Selatan, vektornya adalah Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit menular yang berbahaya. Tingkat kematian penyakit ini berkisar 20-50%, namun
pada kasus berat dapat melebihi 50%. Sebanyak 47 negara di Afrika dan Amerika Selatan
dan Tengah merupakan daerah endemik untuk kondisi ini. Penelitian berbasis data di Afrika
yang disebutkan WHO menunjukkan setidaknya telah ada 84.000-170.000 kasus parah dan
29.000-60.000 kasus kematian. Terkadang, Wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut
mungkin membawa penyakit itu ke negara lain.
Untuk mencegah penularan, banyak negara yang meminta tanda vaksinasi bebas demam
kuning sebelum mengeluarkan visa. Terutama jika wisatawan datang, atau telah mengunjungi
daerah endemik demam kuning. WHO juga mengestimasi 200.000 kasus penyakit ini terjadi
setiap tahunnya. Angka kejadian penyakit ini meningkat akibat menurunnya imunitas
terhadap infeksi pada populasi lokal, deforestasi, perubahan iklim, dan urbanisasi tinggi.
Nama demam kuning berasal dari 2 gejala utamanya, yakni demam dan kulit yang
menjadi kekuningan. Penguningan terjadi akibat kerusakan hati, hepatitis.
Pada beberapa orang, penyakit ini tidak memiliki tanda-tanda awal. Namun, bagi sebagian
orang lain, gejala awal muncul 3 hingga 6 hari setelah paparan virus dari gigitan nyamuk.
Apabila infeksi telah memasuki fase akut, Anda dapat mengalami tanda-tanda dan gejala
seperti di bawah ini.
 Demam
 Sakit kepala
 Nyeri otot, terutama pada punggung dan lutut
 Sensitif terhadap cahaya
 Mual, muntah atau keduanya
 Kehilangan napsu makan
 Pusing
 Mata, wajah, atau lidah merah.
Tanda-tanda dan gejala tersebut biasanya membaik dan hilang dalam beberapa hari.
Walau tanda dan gejalanya dapat hilang 1 atau 2 hari setelah fase akut, beberapa orang
dengan gejala akut bisa memasuki fase toksik.
Pada fase ini, tanda-tanda dan gejala akut kembali, bahkan memburuk dan membahayakan
nyawa seperti di bawah ini.
 Penguningan pada kulit dan bagian putih pada mata
 Nyeri pada perut dan muntah, kadang-kadang terdapat darah
 Berkurangnya urinasi
 Perdarahan dari hidung, mulut dan mata
 Detak jantung yang pelan
 Gagal hati dan ginjal
 Disfungsi otak, meliputi delirium, kejang dan koma.
Fase toksik dari penyakit ini bisa menjadi fatal dan mengakibatkan kematian.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Spesies nyamuk tinggal di berbagai habitat, ada yang di sekitar rumah (domestik), di hutan
(liar), dan di keduanya (semi-domestik). Oleh karenanya ada tiga siklus penularan seperti
dijelaskan di bawah ini.
1. Siklus silvatik (hutan)
Di hutan hujan tropis, monyet yang merupakan sumber utama bersarangnya virus
digigit oleh nyamuk liar dari spesies Aedes dan Haemogogus, yang menularkan virus ke
monyet lain.
Terkadang, manusia yang bekerja atau berwisata ke dalam hutan digigit oleh nyamuk
terinfeksi dan tertular penyakit tersebut.
2. Siklus intermediate (sabana di Afrika)
Dalam jenis penularan ini, nyamuk semi-domestik menginfeksi monyet dan manusia.
Peningkatan interaksi antara manusia dengan nyamuk terinfeksi membuat penularan
meningkatan.
Pengembangan wabah pun bisa terjadi di banyak desa terpisah. Ini adalah jenis wabah yang
paling umum terjadi di negara-negara Afrika.
3. Siklus urban (perkotaan)
Epidemi besar muncul ketika manusia yang terinfeksi membawa virus ke daerah
padat penduduk dengan kepadatan tinggi nyamuk Aedes aegypti.
Hal itu dapat diperparah ketika sebagian besar orang mempunya sistem imun yang rendah
atau tidak ada karena tak pernah divaksin atau pernah terpapar demam kuning. Dalam kondisi
ini, nyamuk terinfeksi menularkan virus dari manusia ke manusia.

Anda mungkin juga menyukai