Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI 5G MENGGUNAKAN CAPITAL

BUDGETING PT TELKOM TBK

Stefanus Elias

BACKGROUND
Teknologi informasi, khususnya layanan jaringan telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan yang
tidak bisa lepas dari masyarakat Indonesia. Baik itu digunakan untuk pesan, telepon, video call, sosial
media, internet, dll. Sejauh ini, jaringan telekomunikasi yang tersedia di Indonesia adalah 2G, 3G, dan
4G. Namun kini, sudah muncul jaringan telekomunikasi terbaru 5G yang dinilai memiliki kelebihan
lebih cepat 100 kali lipat dari teknologi satu tingkat dibawahnya, 4G.
Semakin berkembangnya teknologi, segala pekerjaan kini lebih banyak dilakukan dengan
menggunakan internet. Di dalam perusahaan, kini pertemuan banyak dilakukan secara online dengan
menggunakan zoom meeting, google meet, dll. Contoh lainnya adalah berbelanja. Kini masyarakat
lebih memilih untuk berbelanja melalui internet dengan jasa E-commerce di Indonesia seperti Shopee,
Lazada, Tokopedia. Bahkan untuk transportasi, kini masyarakat cenderung memesan tiket atau jasa
transportasi menggunakan internet.
Semakin besarnya kebutuhan konektivitas internet, mendorong pula untuk digunakannya teknologi
jaringan yang lebih cepat dari jaringan 4G, yaitu 5G. Teknologi yang dinilai memiliki kecepatan 100
kali lebih cepat dari pendahulunya 4G. 10 kali lebih responsif, daya konektivitas yang jauh lebih
rendah. Berbagai hal ini tersedia berkat kombinasi dari high throughput, latensi yang sangat rendah,
dan konektivitas daya yang juga rendah (Supriyanto, Ahyudanari, & Samopa, 2021). Peningkatan
jaringan menuju teknologi 5G tentu akan membantu dalam akses internet dan penggunaan
telekomunikasi. Baik itu penggunaan E-Commerce, streaming video berkualitas tinggi (HD), serta
teknologi lainnya yang membutuhkan konektivitas yang kuat. Ini akan sangat berguna dan
memberikan manfaat bagi para pelanggannya.
Disamping kelebihannya, pembangunan teknologi 5G juga membutuhkan investasi dalam jumlah
besar. Jika melihat ke negara lain, sebagai contoh di Negara Uni Eropa dan Inggris (Oughton & Frias,
2018) menghabiskan biaya sebesar 42 Triliun rupiah untuk membangun jaringan 5G. Untuk dapat
mengukur kelayakan investasi 5G, dapat digunakan metode perhitungan capital budgeting nantinya
hasil dari analisis ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan untuk mewujudkan
pembangunan teknologi 5G. Dalam metode analisis capital budgeting terdapat beberapa metode
perhitungan diantaranya:
a. Payback Period (PP)

Payback Period dapat dikatakan merupakan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang
tertanam atau diinvestasikan dapat diterima kembali seutuhnya. Yaitu dimana saat terjadinya
Break-even point. Metode analisis payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama
investasi akan dapat dikembalikan (jumlah arus kas masuk sama dengan jumlah arus kas
keluar). Persamaan untuk metode ini adalah:

n+( a−b)
Payback Period = x 1 year
(c−b)

n = last year when the amount of cash flow is not enough to cover the initial investment
a = initial cost
b = accumulated cash flow at year – n
c = accumulated cash flow at year n + 1

b. Net Present Value (NPV)

Net present value is the difference between an investment’s market value and its cost. In,
other words, net present value is a measure of how much value is created or added today by
undertaking an investment.

Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan kelayakan investasi dalam metode analisis
NPV:

NPV > 0 , maka proyek ekonomis untuk dijalankan


NPV < 0 , maka proyek tidak layak untuk dijalankan karena tidak ekonomis
NPV = 0 , maka proyek dapat dijalankan atau tidak dijalankan. Namun dalam hal ini
perrusahaan harus mengambil keputusan, dimana keputusan yang diambil harus
mempertimbangankan dampak investasi terhadap positioning perusahaan.

Langkah menghitung NPV:

Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang
didiskontokan pada biaya modal proyek.

Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek.

Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif,
maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually
exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .

c. Internal Rate of Return (IRR)

IRR can refers as discount rate that makes the NPV of an investment become zero. Based on
the IRR rule, an investment is acceptable if the IRR exceeds the required return. It should be
rejected otherwise.

PURPOSE
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kelayakan investasi pembangunan teknologi 5G.
Memberikan hasil yang logis sehingga hasil analisis ini dapat memberikan gambaran dari keuntungan
investasi teknologi 5G dan bisa digunakan untuk pengambilan keputusan investasi bagi perusahaan.

METHOD
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data
yang bersifat kualitatif dilakukan dengan cara pengamatan/studi pustaka. Untuk data yang bersifat
kuantitatif, didapatkan dari data internal perusahaan PT. Telkom (Persero) Tbk dan PT. Telkomsel
Tbk. Data-data pendukung diperoleh dari studi literatur berupa jurnal-jurnal penelitian ataupun artikel
yang berkaitan dengan penelitian jaringan 5G.
RESULT
1. Metode Payback Period
Berikut adalah perhitungan payback period selama sepuluh tahun dari investasi jaringan 5G
PT. Telkom Tbk.

Years Net Cash Flow (In Trillion Rupiah) Net Cash Flow Accumulated (In Trillion Rupiah)
1 24.145 24.145
2 28.149 52.294
3 34.115 86.409
4 42.012 128.421
5 51.815 180.236
6 63.491 243.727
7 76.945 320.672
8 92.554 413.226
9 109.666 522.892
10 128.512 651.404

n+( a−b)
Payback Period = x 1 year
(c−b)
n = last year when the amount of cash flow is not enough to cover the initial investment
a = initial cost
b = accumulated cash flow at year – n
c = accumulated cash flow at year n + 1

1+( 42.000−24.145)
Payback Period = x 1 year
(52.294−24.145)
Payback Period =¿1,63 Years

Hasil dari metode payback period menunjukkan bahwa dalam 1,63 tahun. PT. Telkom Tbk
akan mencapai break even point atau balik modal pada investasi 5G.

2. Metode Net Present Value


Formulasi Net Present Value adalah dengan menjumlahkan total present value lalu dikurangi
dengan jumlah initial cost. Suku bunga yang digunakan adalah dari suku bunga investasi saat
ini yaitu 15%. Berikut adalah tabel Present Value dari investasi 5G PT. Telkom Tbk.

Years Net Cash Flow (In Trillion Rupiah) Net Cash Flow Accumulated (In Trillion Rupiah)
1 24.145 20.996
2 28.149 21.285
3 34.115 22.431
4 42.012 24.020
5 51.815 25.761
6 63.491 27.449
7 76.945 28.926
8 92.554 30.256
9 109.666 31.174
10 128.512 31.766
Total 264.065
NPV =¿264.065 – 42.000 = 222.065
NPV dari investasi 5G pada PT. Telkom Tbk menunjukkan hasil yang melebihi nilai nol. Ini
bisa menjadi indikator bahwa investasi 5G layak dilakukan.

3. Metode IRR
Perhitungan dalam metode ini menggunakan spread sheet (Microsoft Excel). Yaitu dengan
menggunakan formulasi =IRR. Formulasinya adalah sebagai berikut.

Years Net Cash Flow (In Trillion Rupiah)


0 -42.000
1 24.145
2 28.149
3 34.115
4 42.012
5 51.815
6 63.491
7 76.945
8 92.554
9 109.666
10 128.512
IRR 76,35%

Dengan melakukan formulasi IRR pada data, didapatkan nilai IRR sebesar 76,35%. Jika
dibandingkan dengan suku bunga saat ini, maka nilai bunga yang didapatkan PT. Telkom Tbk
melalui investasi 5G adalah 76,35% setiap tahunnya.

CONCLUSION
Hasil dari penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah proyek investasi 5G oleh PT. Telkom
Tbk layak untuk dijalankan dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pengukuran
kelayakan investasi ini menggunakan metode payback period, net present value, dan internal rate of
return.
Method Result
PP 1,63 Years
NPV 264.065 Trillion Rupiah
IRR 76,35%

Dari hasil yang didapatkan, payback period menunjukkan 1,63 years yang berarti perusahaan akan
mengalami balik modal dalam 1,63 tahun. NPV menunjukkan hasil yang jauh melebihi nilai nol. Ini
menjadi indikator bahwa investasi 5G layak dilakukan oleh PT. Telkom Tbk dan dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Internal Rate of Return menunjukkan hasil 75,35% yang jika
dibandingan suku bunga saat ini memiliki selisih yang besar. Dari seluruh data yang didapatkan, maka
dapat disimpulkan bahwa proyek 5G oleh PT. Telkom Tbk layak dilakukan dan memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Hasil dan data yang di dapatkan bisa menjadi pertimbangan bagi pihak
internal perusahaan untuk melakukan decision making.
REFERENCES
Supriyanto, S., Ahyudanari, E. and Samopa, F. (2021) “Optimization Telecommunications
Infrastructure Projects for University Area,” IPTEK Journal of Proceedings Series, (3),
p. 228. Available at: https://doi.org/10.12962/j23546026.y2020i3.11215.

Oughton, E.J. and Frias, Z. (2018) “The cost, coverage and rollout implications of 5G
infrastructure in Britain,” Telecommunications Policy, 42(8), pp. 636–652. Available
at: https://doi.org/10.1016/j.telpol.2017.07.009.

Nuraidi, T.A. (2021) “Capital budgeting pada proyek teknologi 5G,” Jurnal Manajemen
Bisnis dan Kewirausahaan, 5(2), p. 135. Available at:
https://doi.org/10.24912/jmbk.v5i2.11181.

Ross, S.A. et al. (2022) Fundamentals of Corporate Finance. Toronto, Ontario: McGraw-
Hill.

Anda mungkin juga menyukai