1. Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang di Bidang Politik ( FAREL )
Setelah secara resmi menerima penyerahan kedaulatan dari pemerintah
Belanda, Jepang banyak melakukan perubahan kebijakan-kebijakan: a. Membagi wilayah indonesia menjadi tiga wilayah pemerintahan pemerintahan militer,yaitu - Wilayah jawa dan madura dengan pusatnya di jakarta - Wilayah sumatera dengan pusatnya di bukittinggi - Wilayah kalimantan, sulawesi, nusa tenggara, maluku, dan irian jaya dengan pusatnya di ujung pandang b. Pemerintah militer jepang juga melakukan perubahan dalam biokrasi pemerintahan. Misalnya, pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk departemen dan chuo sangi in (dewan penasihat) c. Jepang mencoba menanamkan kekuasaan di indonesia. seperti, jepang membagi masing masing daerah menjadi wilayah yang lebih kecil. Jawa dibagi menjadi tiga provinsi ( jawa barat, jawa timur, jawa tengah) serta dua daerah istimewa yogyakarta dan surakarta. Tetapi, pembagian ini di hapus karna tidak di anggap efektif
2. Kebijakan Politik Pemerintah Jepang pada Masa Awal Pendudukan
Pada masa awal pendudukan, pemerintah jepang tidak mentolirir semua
bentuk kegiatan organisasi pergerakan nasiona yang sudah ada. Oleh karena itu, semua organisasi yang sudah ada dari zaman belanda harus di bubarkan. Pada tanggal 20 maret 1942 dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan Pada tanggal 8 september 1942 dikeluarkan uu no 2 untuk mengendalikan seluruh organisasi sosial Jepang membentuk organisasi organisasi, antara lain: a. Gerakan 3A - Gerakan 3A merupakan kepanjangan dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia. - Gerakan 3A di bentuk pada bulan April 1942 - Gerakan 3A dipimpin oleh hihosyi syimizu dan mr. Samsudin - Gerakan 3A merupakan upaya jepang untuk merekrut dan mengerahkan tenga rakyat yang akan dimanfaatkan dalam perangg Asia Timur Raya - Gerakan 3A bubar pada bulan september 1942 b. Pusat Tenaga Rakyat - Gerakan PUTERA di bentuk pada bulan maret 1943 - Gerakan PUTERA dipimpin oleh 4 serangkai, yaitu Ir Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K. H Mas Mansur - Gerakan PUTERA dibuat bertujuan untuk memusatkan segala potensi masyarakat indonesia untuk membantu jepang dalam Perang Asia Timur Raya - Gerakan PUTERA bubar pada tanggal 1 januari 1949 c. Himpuan Kebaktian Jawa (Jawa Hokokal) - Gerakan jawa hokokal di bentuk pada tanggal 1 januaei 1944 - Gerakan jawa hokokai merupakan pusat organisasi yang anggotanya terdiri atas bermacam macam hokokai sesuai profesinya, antara lain: Kyoiku hokokai ( kebaktian para guru) Izi hokokai ( kebaktian pada dokter) Fujinkai (organisasi wanita) Keimin bunka shidosho (pusat kebudayaan ) Boei engokai (tata usaha pembantu prajurit) Hokokai perusahaan - Gerakan jawa hokokai dibuat untuk menghimpun kekuatan rakyat indonesia untuk membantu jepang memenangkan perang asia timur raya. d. Badan Pertimbangan Pusat ( chuo sangi in ) - Gerakan chuo sangi in di bentuk pada tanggal 1 agustus 1943 - Gerakan chuo sangi in dipimpin Ir. Sukarno dan beranggotakan 43 orang - Gerakan chuo sangi in dibuat untuk mengajukan usul kepada pemerintah, menjawab pertanyaan mengenai masalah- masalahpolitik. e. MIAI ( Majelis Islam A’la Indonesia ) - MIAI merupakan satu satunya organisasi jepang yang masih di perkenankan berdiri pada masa pendudukan jepang karena dianggap mudah merangkul jepang - Kegiatan MIAI terbatas pada pembentukan badan amal dan menyelenggrakan peringatah hari hari besae keagamaan - MIAI di bubarkan dan di ganti lagi menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) - Masyumi didirakan pada tanggal 22 november 1943 - Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Asyari