Anda di halaman 1dari 74

Id 871

Bidang Kontrol dan Instrumentasi

LAPORAN AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT KONTROL SUHU PADA


PROSES FERMENTASI BIJI KAKAO

Oleh:

Fatah Ikhsan Fuadi 1931110073

Muhammad Rizqi Bagus Hidayat 1931110029

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2022
LAPORAN AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT KONTROL SUHU PADA


PROSES FERMENTASI BIJI KAKAO

Oleh:

Fatah Ikhsan Fuadi 1931110073

Muhammad Rizqi Bagus Hidayat 1931110029

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2022

i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : 1. Fatah Ikhsan Fuadi

2. Muhammad Rizqi Bagus Hidayat

NIM : 1. 1931110073

2. 1931110029

Program Studi/Jurusan : DIII Teknik Elektronika/Teknik Elektro

Jenis Kerya : Laporan Akhir

Adalah mahasiswa Program Studi DIII Teknik Elektronika Politeknik Negeri


Malang, dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Akhir yang berjudul
“PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT KONTROL SUHU PADA
PROSES FERMENTASI BIJI KAKAO” Merupakan hasil pemikiran dan
kerjasama sendiri secara orisinil dan saya susun secara mandiri dan tidak
melanggar kode etika hak karya cipta. Pada Laporan Akhir ini juga bukan
merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik
tertentu di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau disebutkan dalam daftar
pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata Laporan Akhir ini terbukti melanggar


kode etik karya cipta atau merupakan karya yang dikategorikan mengandung
unsur plagiarisme, maka saya bersedia untuk melakukan penelitian baru dan
menyusun laporannya sebagai Laporan Akhir, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan
sesungguhnya.

Malang,..................................................

Materai
10.000

(Muhammad Rizqi Bagus H.) (Fatah Ikhsan Fuadi)

ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Rizqi Bagus Hidayat

NIM : 1931110029

Program Studi/Jurusan : DIII Teknik Elektronika/Teknik Elektro

Jenis Kerya : Laporan Akhir

Adalah mahasiswa Program Studi DIII Teknik Elektronika Politeknik Negeri


Malang, dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Akhir yang berjudul
“PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT KONTROL SUHU PADA
PROSES FERMENTASI BIJI KAKAO” Merupakan hasil pemikiran dan
kerjasama sendiri secara orisinil dan saya susun secara mandiri dan tidak
melanggar kode etika hak karya cipta. Pada Laporan Akhir ini juga bukan
merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik
tertentu di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau disebutkan dalam daftar
pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata Laporan Akhir ini terbukti melanggar
kode etik karya cipta atau merupakan karya yang dikategorikan mengandung
unsur plagiarisme, maka saya bersedia untuk melakukan penelitian baru dan
menyusun laporannya sebagai Laporan Akhir, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan
sesungguhnya.

Malang,..................................................

Materai

10.000

(Muahmmad Rizqi Bagus Hidayat)

iii
ABSTRAK

Fatah Ikhsan Fuadi, Muhammad Rizqi Bagus Hidayat. 2022. Perancangan Dan
Pembuatan Alat Kontrol Suhu Pada Proses Fermentasi Biji Kakao

Laporan Akhir Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik


Elektro, Politeknik Negeri Malang, 2022.
Pembimbing (1 dan 2 Denda Dewatama, S.T., M.T. dan Hari Kurnia Safitri, S.T.,
M.T.

Perancangan alat kontrol suhu pada proses fermentasi ini dikembangkan karena
adanya permasalahan yang timbul akibat kurang bersaingnya kualitas biji kakao
yang didapat dari para petani. Peningkatan kualitas biji kakao dapat dilakukan
dengan cara melakukan proses fermentasi. Proses fermentasi yang baik dilakukan
dengan cara menympan biji kakao dalam sebuah ruang yang memiliki suhu
optimal berkisar 45 - 50 . Suhu optimal sangat diperlukan dalam proses ini,
tetapi untuk mencapai suhu tersebut diperlukan biji kakao sekurang kurangnya
berjumlah 40 kg. Akan tetapi produksi biji kakao yang didapat oleh para petani
tidak mencapai 40 kg. Oleh karena itu dibuatlah sebuah alat yang dapat
mengontrol suhu pada ruang fermentasi dengan menggunakan sensor suhu
DS18B20 sebagai pendeteksi suhu ruangan dengan mikrokontroler. Alat ini juga
dilengkapi dengan RTC DS3231 sebagai acuan dalam mengaktifkan motor atau
pengaduk biji kakao yang difermentasi, sehingga didapatkan hasil fermentasi yang
merata. Hasil dari pembacaan sensor DS18B20 akan digunakan sebagai acuan
dalam menyalakan dan mematikan pemanas keramik serta akan di tampilkan pada
layar LCD 20x4. Hasil dari perancangan alat ini didapatkan bahwa fermentasi biji
kakao dengan berat 10 kg dapat mencapai suhu optimal pada hari pertama dengan
persentase error pada pengukuran sensor suhu sebesar 0.003%. Diharapakan
dengan adanya alat ini dapat mempertahankan suhu ruang fermentasi dengan baik
sehingga menghasilkan kualitas biji kakao yang berkualitas.

Kata Kunci : Fermentasi, Kakao, Kualitas, Sensor Suhu DS18B20, Suhu

iv
ABSTRACT
Fatah Ikhsan Fuadi, Muhammad Rizqi Bagus Hidayat. 2022. Design and
Manufacture of Temperature Control Devices in the Cocoa Bean Fermentation
Proces

Final Report of Electronic Engineering Study Program, Department of


Electrical Engineering, Malang State Polytechnic, 2022.
Advisor (1 dan 2) Denda Dewatama, S.T., M.T. and Hari Kurnia Safitri, S.T.,
M.T.

The design of the temperature control device in the fermentation process was
developed because of the problems that arise due to the lack of competition in the
quality of cocoa beans obtained from farmers. Improving the quality of cocoa
beans can be done by carrying out the fermentation process. A good fermentation
process is carried out by storing cocoa beans in a room that has an optimal
temperature of 45-50 degrees. Optimal temperature is needed in this process, but
to reach this temperature, at least 40 kg of cocoa beans are needed. However, the
production of cocoa beans obtained by the farmers did not reach 40 kg. Therefore,
a device that can control the temperature in the fermentation room was made
using the DS18B20 temperature sensor as a room temperature detector with a
microcontroller. This tool is also equipped with RTC DS3231 as a reference in
activating the motor or stirrer for fermented cocoa beans, so that even
fermentation results are obtained. The results of the DS18B20 sensor readings
will be used as a reference in turning on and off the ceramic heater and will be
displayed on a 20x4 LCD screen. The results of the design of this tool were found
that fermented cocoa beans weighing 10 kg can reach the optimal temperature on
the first day with the percentage error in the temperature sensor measurement of
0.003%. It is hoped that this tool can maintain the temperature of the fermentation
room properly so as to produce quality cocoa beans.

Keyword : Cocoa, Fermentation, Quality, Temperature Sensor DS18B20,


Temperature

v
DAFTAR ISI

Halaman Cover .................................................................................................….i


Halaman Pernyataan Keaslian ........................................................................…ii
Halaman Pengesahan ...........................................................................................iii
Abstrak ................................................................................................................. .iv
Daftar Isi ...............................................................................................................vi
Daftar Tabel......................................................................................................... ix
Daftar Gambar ..................................................................................................…x
BAB I ..................................................................................................................…1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................…1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................…2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................…3
1.4 Tujuan .......................................................................................................…3
1.5 Sistematikan Penulisan .............................................................................…3
1.6 Luaran .......................................................................................................…4
BAB II ................................................................................................................…5
2.1 Kakao........................................................................................................…5
2.2 Fermentasi ................................................................................................…6
2.3 Sensor Suhu DS18B20 .............................................................................…8
2.4 Arduino Uno 328p ....................................................................................…9
2.5 Modul RTC DS3231 ..................................................................................10
2.6 Transistor BC 547 ......................................................................................11
2.7 Motor DC ...................................................................................................12
2.8 Heater .........................................................................................................13
2.9 I2C (Inter Intergrate Circuit) ......................................................................13
2.10 LCD 20x4 .................................................................................................14
BAB III .................................................................................................................15
3.1 Kerangka Konsep Penyelesaian Masalah ...................................................15
3.2 Spesifikasi Alat yang digunakan ................................................................16
3.3 Blok Diagram .............................................................................................17

vi
3.4 Prinsip Kerja ...............................................................................................18
3.5 Perancangan Mekanik ................................................................................19
3.6 Perancangan Elektronik ..............................................................................21
3.6.1 Perancangan Push Button Dengan Arduino .......................................21
3.6.2 Perancangan RTC DS3231 Dengan Arduino .....................................22
3.6.3 Perancangan DS18B20 Dengan Arduino ...........................................22
3.6.4 Perancangan Arduino Uno 328p .........................................................23
3.6.5 Perancangan Driver Relay Dengan Arduino ......................................23
3.6.6 Perancangan LCD 20x4 dengan I2C ..................................................25
3.7 Perancangan Layout PCB ...........................................................................25
3.8 Perancangan Software ................................................................................26
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ............................................................27
4.1 Tujuan Pengujian ........................................................................................27
4.2 Metode Pengujian .......................................................................................27
4.3 Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno 328p ...........................................27
4.3.1 Tujuan Pengujian ................................................................................27
4.3.2 Peralatan Yang Digunakan .................................................................27
4.3.3 Proses Pengujian .................................................................................28
4.3.4 Hasil Pengujian ...................................................................................28
4.3.5 Analisa ................................................................................................28
4.4 Pengujian LCD 20x4 I2C ...........................................................................29
4.4.1 Tujuan Pengujian ................................................................................29
4.4.2 Peralatam Yang Digunakan ................................................................29
4.4.3 Proses Pengujian .................................................................................29
4.4.4 Hasil Pengujian ...................................................................................30
4.4.5 Analisa ................................................................................................30
4.4 Pengujian RTC DS3231 .............................................................................30
4.5.1 Tujuan Pengujian ................................................................................30
4.5.2 Peralatam Yang Digunakan ................................................................30
4.5.3 Proses Pengujian .................................................................................31
4.5.4 Hasil Pengujian ...................................................................................32

vii
4.5.5 Analisa ................................................................................................32
4.6 Pengujian Sensor DS18B20 .......................................................................32
4.6.1 Tujuan Pengujian ................................................................................32
4.6.2 Peralatam Yang Digunakan ................................................................32
4.6.3 Proses Pengujian .................................................................................33
4.6.4 Hasil Pengujian ...................................................................................34
4.6.5 Analisa ................................................................................................35
4.7 Pengujian Motor DC 12V...........................................................................35
4.7.1 Tujuan Pengujian ................................................................................35
4.7.2 Peralatam Yang Digunakan ................................................................35
4.7.3 Proses Pengujian .................................................................................35
4.7.4 Hasil Pengujian ...................................................................................36
4.7.5 Analisa ................................................................................................36
4.8 Pengujian Heater ........................................................................................36
4.8.1 Tujuan Pengujian ................................................................................36
4.8.2 Peralatam Yang Digunakan ................................................................36
4.8.3 Proses Pengujian .................................................................................37
4.8.4 Hasil Pengujian ...................................................................................37
4.8.5 Analisa ................................................................................................38
4.9 Pengujian Keseluruhan ...............................................................................38
4.9.1 Tampilan Akhir Alat ...........................................................................38
4.9.2 Tujuan Pengujian ................................................................................40
4.9.3Peralatan yang digunakan ....................................................................41
4.9.4 Prosedur Pengujian Suhu Ruang Fermentasi Pada Tampilan LCD ...41
4.9.5 Hasil Pengujian ...................................................................................42
4.9.6 Analisa Hasil Pengujian......................................................................44

BAB V...................................................................................................................45
5.1 Kesimpulan .................................................................................................45
5.2 Saran ...........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................46

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Hasil Pengujian Sensor DS18B20 ....................................................... 34


Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Arus Dan Tegangan ................................................ 36
Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Suhu Heater ............................................................ 37
Tabel 4. 4 Hasil Pengukuran Suhu Ruang Fermentasi.......................................... 36
Tabel 4. 5 Hasil Fermentasi .................................................................................. 44

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Buah Kakao ........................................................................................ 5


Gambar 2. 2 Sensor DS18B20 ................................................................................ 8
Gambar 2. 3 Arduino Uno..................................................................................... 10
Gambar 2. 4 RTC DS3231 .................................................................................... 11
Gambar 2.5 Transistor BC547 .............................................................................. 11
Gambar 2. 6 Statik Krakteristik Transistor BC547 ............................................... 12
Gambar 2. 7 Motor DC ......................................................................................... 13
Gambar 2. 8 I2C .................................................................................................... 14
Gambar 2. 9 LCD 20x4 ......................................................................................... 14
Gambar 3. 1 Flowchart Kerangka Penelitian ........................................................ 15
Gambar 3. 2 Blok Diagram Sistem ....................................................................... 18
Gambar 3. 3 Perancangan Mekanik Tampak Depan ............................................. 19
Gambar 3. 4 Perancangan Mekanik Tampak Samping ......................................... 20
Gambar 3. 5 Skema Rangkaian Push button ......................................................... 20
Gambar 3. 6 Program Untuk Mengaktifkan Rpull Up .......................................... 20
Gambar 3. 7 Skema Rangkaian RTC DS3231 ...................................................... 21
Gambar 3. 8 Skema Rangkaian DS18B20 ............................................................ 21
Gambar 3. 9 Skema Rangkaian Arduino............................................................... 22
Gambar 3. 10 Skema Rangkaian Driver Relay ..................................................... 22
Gambar 3. 11 Skema Rangkaian LCD 20x4 Dengan I2C .................................... 24
Gambar 3. 12 Desain LayOut Power Supply ........................................................ 24
Gambar 3. 13 Flowchart Sistem ............................................................................ 25
Gambar 4. 1 Program Pengecekan Arduino Uno 328p ......................................... 28
Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Arduino Uno 328p ................................................. 28
Gambar 4. 3 Skema Rangkaian LCD 20x4 I2C .................................................... 29
Gambar 4. 4 Program LCD 20x4 I2C ................................................................... 29
Gambar 4. 5 Hasil Pengujian LCD 20x4 I2C ....................................................... 30
Gambar 4. 6 Skema Rangkaian RTC DS3231 ...................................................... 31
Gambar 4. 7 Program RTC DS18B20................................................................... 31

x
Gambar 4. 8 Pengujian RTC DS3231 ................................................................... 32
Gambar 4. 9 Hasil Pengujian RTC DS3231.......................................................... 32
Gambar 4. 10 Skema Rangkaian DS18B20 .......................................................... 33
Gambar 4. 11 Program DS18B20 ......................................................................... 33
Gambar 4. 12 Penggujian DS18B20 Dengan Thermometer ................................. 34
Gambar 4. 13 Program Kalibrasi Sensor DS18B20 .............................................. 35
Gambar 4. 14Pengujian Motor DC ....................................................................... 36
Gambar 4. 15 Pengujian Heater ............................................................................ 37
Gambar 4. 16 Alat Kontrol Suhu Tampak Depan ................................................. 38
Gambar 4. 17 Alat Kongrol Suhu Tampak Atas ................................................... 38
Gambar 4. 18 Alat Kontrol Suhu Tampak Samping ............................................. 39
Gambar 4. 19 Alat Kontrol Suhu Tampak Belakang ............................................ 39
Gambar 4. 20 Alat Kontrol Suhu Tampak Bawah ................................................ 40
Gambar 4. 21 Hubungkan PC Dengan Port Arduino ............................................ 41
Gambar 4. 22 Program Pengukur Suhu................................................................. 41

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan


di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya produksi kakao di
Indonesia yang mencapai 659,7 ribu ton pada tahun 2020 dan menempatkan
Indonesia pada posisi ke-3 sebagai negara penghasil kakao terbesar di dunia.
(Kartasasmita, Agus Gumiwang, 2020). Akan tetapi, peningkatan produksi kakao
tersebut belum diimbangi dengan peningkatan kualitas cokelat yang diproduksi.
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar produksi biji kakao diperoleh dari
perkebunan masyarakat yang tidak melalui proses fermentasi sehingga memiliki
mutu yang relative rendah. Pada tahun 2019 luas perkebunan kakao milik
masyarakat mencapai 98,3% dari total keseluruhan perkebunan kakao di
Indonesia. (Dikrektorat Jedral Perkebunan,2019)
Para petani kakao memiliki kecenderungan untuk mengolah biji kakao
tanpa fermentasi. Mereka lebih memilih merendam biji dalam air untuk
membuang pulp dan dilanjutkan dengan penjemuran, dengan demikian biji siap
dijual tanpa memperhatikan kualitasnya. Langkah tersebut dipilih para petani
untuk mendapatkan hasil penjualan yang cepat karena jika melalui fermentasi
diperlukan waktu inkubasi sehingga petani harus menunggu untuk mendapatkan
keuntungan dari penjualan. Selain itu harga jual kakao fermentasi juga tidak
terlalu berbeda jauh dengan nonfermentasi. Hal tersebut yang menjadi penyebab
kualitas biji kakao tetap rendah.
Proses fermentasi dipengaruhi oleh alat atau cara fermentasi, perubahan
suhu udara, pengadukan atau pembalikan biji kakao untuk menciptakan aerasi
selama fermentasi, pemeraman buah kakao, wadah fermentasi, dan jumlah biji
kakao yang difermentasi.

1
2

Suhu optimal untuk meningkatkan keberhasilan fermentasi biji kakao


berkisar 45 - 50 . Sedangkan wadah fermentasi yang baik dibuat dari bahan
kayu dengan kapasitas sekurang-kurangnya 40 kg. ketika kapasitas biji kakao
tidak mencukupi, maka suhu fermentasi tidak akan tercapai sehingga akan
menyebabkan biji kakao berjamur (Ariyanti, 2017). Namun pada kenyataannya
hasil panen petani kakao umumnya tidak mencapai 40 kg, sehingga para petani
kakao sulit mendapat suhu optimal dalam proses fermentasinya. Wadah
fermentasi konvensional terbuat dari bahan kayu berukuran 40cmx50cmx50cm
dengan kapasitas 60kg biji kakao. Pada beberapa wadah fermentasi konvensional
terdapat tambahan pengaduk yang menggunakan engkol untuk meratakan biji
kakao yang difermentasi. Akan tetapi wadah ini memiliki beberapa kekurangan
seperti harus menggunakan tenaga manual untuk mengaduk, terdapat biji kakao
yang tidak teraduk karena berada pada sudut wadah, serta waktu pengadukan yang
tidak konsisten. Selain itu, pada wadah fermentasi yang konvensional tidak
terdapat pemanas sehingga ketika biji fermentasi kurang dari 40kg maka suhu
optimal dalam fermentasi tidak akan tercapai.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah sebuah alat yang
dapat digunakan untuk mengontrol suhu pada saat proses fermentasi. Alat ini akan
mendeteksi suhu ruang fermentasi menggunakan sensor suhu yaitu Thermistor
Probe, sensor ini akan mendeteksi suhu dan selanjutnya hasil pembacaan sensor
akan diolah oleh mikrokontroler berupa modul Arduino Uno dan hasilnya akan di
gunakan untuk menyalakan atau mematikan Heater dan juga akan di tampilkan
pada layar LCD 20x4 I2C. Pada alat ini juga terdapat sebuah sistem pengaduk
otomatis untuk meratakan biji kakao yang difermentasi

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana merancang alat kontrol suhu yang dapat
mempertahankan suhu ruang pada proses fermentasi ?
2. Bagaimana merancang kontrol pemanas dalam alat kontrol suhu
pada proses fermnetasi biji kakao?
3

3. Bagaimana merancang kontrol pengaduk dalam alat kontrol suhu


pada proses fermnetasi biji kakao?

1.3 Batasan Masalah

Agar penulisan laporan akhir ini sesuai dengan tujuan penulisan dan
terfokus pada judul, maka permasalahan yang akan dibahan pada laporan ini akan
dibatasi, dengan batasan sebagai berikut:
1. Kakao yang di fermentasi adalah jenis Criollo
2. Yang diukur adalah suhu pada saat proses fermentasi
3. Tidak membahas pembuatan mekanik secara detail
4. Sistem kontrol dibuat menggunakan arduino
5. Sistem kontrol berupa ON – OFF pada pemanas
6. Biji kakao dalam satu siklus fermentasi sebanyak 5 - 10kg
7. Terdapat sistem yang mengaduk biji kakao pada saat fermentasi
8. Suhu acuan yang digunakan berkisar 45-50

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan akhir ini sebagai berikut:.


1. Membuat alat kontrol suhu untuk mempertahankan dan mengukur
suhu pada saat proses fermentasi
2. Membuat alat pemanas dan pengaduk biji kakao pada proses
fermentasi

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Akhir terdiri dari bagian berikut:


1. BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan,
rumusan masalah, batasan masalah, sistematika, serta luaran laporan
akhir.
4

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Membahas tentang kajian pustaka yang menunjang dalam teori, yaitu:
Kakao, Fermentasi, Sensor BD18B20, Arduino Uno 328, LCD 20x4
I2C, RTC DS3231, Motor DC 12V dan Heater Keramik.
3. BAB III PERANCANGAN ALAT
Membahas tentang perencanaan dan pembuatan alat yang meliputi
diagram blok, prinsip kerja, spesifikasi alat yang dirancang,
perancangan mekanik, perancangan elektronik, perancangan pcb, dan
perancangan software yang digunakan.
4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Menjalankan hasil pengujian dan pengukuran atau analisa mengenai
hardware dan software yang telah dibuat pada alat ini.
5. BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang membangun agar pengembangan alat
ini berjalan dengan baik dan benar.

1.6 Luaran

Luaran dari laporan tugas akhir diharapkan sebagai berikut:


1. Buku laporan Akhir
2. Alat kontrol suhu pada proses fementasi biji kakao
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kakao

Biji Kakao adalah bahan utama pembuatan bubuk kakao (cokelat), bubuk
kakao adalah bahan dalam pembuatan kue, es krim, makanan ringan, susu, dan
lainlain. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor dari subsektor
perkebunan yang merupakan komoditas unggulan nasional, buktinya dari
produksi industri pengolahan kakao, sebanyak 80 persen hasilnya ditujukan untuk
pasar ekspor. (Kartasasmita., 2020). Kakao juga menempati luas areal keempat
terbesar untuk subsektor perkebunan setelah kelapa sawit, kelapa dan karet. Hal
ini menunjukkan bahwa kakao merupakan komoditas yang sangat penting bagi
perekonomian Indonesia. Biji kakao pada umumnya terdiri atas 3 macam, yaitu
Criollo, Forastero dan Trinitario. Namun dari ketiga jenis kakao tersebut, kakao
jenis Criollo yang menghasilkan mutu terbaik.
Proses pengolahan biji kakao berpengaruh besar terhadap mutu dari
produk akhir kakao, karena dalam proses ini terjadi pembentukan calon cita rasa
khas kakao dan pengurangan cita rasa yang tidak dikehendaki, misalnya rasa pahit
dan sepat. Oleh karena itulah diperlukan adanya penanganan pascapanen kakao
yang baik (Good Handling Practices) yang sangat berperan dalam mengamankan
hasil dari sisi kehilangan jumlah maupun mutu.

Gambar 2. 1 Buah Kakao


(Sumber:Abadi,2019,15)

5
6

2.2 Fermentasi

Fermentasi merupakan suatu proses produksi suatu produk dengan


mikroba sebagai organisme pemroses. Fermentasi biji kakao merupakan
fermentasi tradisional yang melibatkan mikroorganisme indigen dan aktivitas
enzim endogen. Fermentasi biji kakao tidak memerlukan penambahan kultur
starter (biang), karena pulp kakao yang mengandung banyak glukosa, fruktosa,
sukrosa dan asam sitrat dapat mengundang pertumbuhan mikroorganisme
sehingga terjadi fermentasi.
Fermentasi bertujuan untuk membentuk cita rasa khas cokelat dan
mengurangi rasa pahit serta sepat yang ada di dalam biji kakao. ujuan lainnya
adalah untuk melepaskan pulpa. Selama fermentasi biji beserta pulpanya
mengalami penurunan berat sampai 25%. Perubahan-perubahan biji selama
fermentasi meliputi peragian gula menjadi alkohol dan fermentasi asam cuka dan
menaiknya suhu. Di samping itu, aromapun meningkat selama proses fermentasi
dan pH biji mengalami perubahan (Lukito, dkk., 2004).
Fermentasi biji kakao pada dasarnya mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk
menghancurkan lapisan berlendir yang menyelimuti keping biji (pulpa), dan
mengusahakan kondisi untuk terjadinya reaksi dalam keping biji selama proses
fermentasi. Pulpa yang hancur oleh kegiatan mikroorganisme yang berasal dari
lingkungan akan lepas dari keping biji hingga keping biji kakao menjadi bersih
dan cepat kering setelah dilakukan pencucian. Reaksi kimia dan biokimia dalam
keping biji dimaksudkan untuk pembentukan prekursor flavor dan warna (Haryadi
dan Supriyanto, 1991).
Selama fermentasi, didalam biji kakao akan terjadi penguraian senyawa
polifenol, protein, dan gula oleh adanya enzim yang akan menghasilkan senyawa,
calon aroma, perbaikan citarasa, dan perubahan warna. Selama fermentasi derajat
keasaman (pH) mula-mula menurun sampai hari ketiga, stabil pada hari kelima
dan meningkat dengan cepat atau meningkat sedikit demi sedikit sejak hari ketiga
hingga hari kelima. Kadar polifenol mengalami penurunan, karena terjadinya
difusi senyawa polifenol keluar dari keping biji. Komponen pembentuk polifenol
adalah antosianin, epikatekhin, dan katekhin. Selama fermentasi antosianin
dihidrolisa oleh enzim menjadi gula dan sianidin. Total asam mula-mula rendah,
7

kemudian meningkat sampai hari kedua dan mengalami penurunan lagi. Gula
pereduksi (glukosa dan fruktosa) mula-mula rendah dan cenderung meningkat
sampai akhir fermentasi (Atmawijaya, 1993).
Perubahan biokimia selama fermentasi terjadi akibat aktivitas
mikroorganisme. Pertumbuhan yeast, bakteri asam laktat dan bakteri asam asetat
di dalam pulpa berperan dalam perubahan biokimiawi selama fermentasi kakao
(Ardhana dan Fleet, 1983). Pada 24 jam pertama enzim akan menghidrolisis
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Mikroba akan tumbuh pada gula tersebut
dan suhu akan naik menjadi 45-50oC dan terjadilah perubahan warna pada biji
kakao. Pulpa mengandung air dengan gula 10-15%. Kandungan gula yang tinggi
dalam pulpa akan memacu pertumbuhan khamir yang mengubah gula menjadi
alkohol dalam suasana aerob. Selain menghasilkan alkohol juga menghidrolisis
pektin yang menutupi biji. Khamir akan mati oleh alkohol yang dihasilkan dan
juga oleh suhu yang makin tinggi. Bakteri asam laktat seperti Lactobacillus dan
Streptococcus akan tumbuh. Adanya oksigen dan pH rendah menjadikan bakteri
asam asetat tumbuh (Acetobactyer dan gluconobacter). Setelah 5 hari masa
fermentasi dapat mengandung mikrobia 100 juta per gramnya. Biji kemudian
dikeringkan. selama pengeringan dapat tumbuh jamur Geotrichum yang akan
mengoksidasi asam asetat menjadi asam suksinat. Jika fermentasi dilanjutkan
terus akan muncul bau yang tidak diharapkan karena pertumbuhan Bacillus dan
kapang (Aspergillus, Penicillium, dan Mucor) yang menghidrolisis lipid dalam
biji dan menghasilkan asam lemak rantai pendek (Wahyudi, 2008).
Fermentasi kakao yang telah selesai biasanya ditandai atau dapat
diketahui, antara lain : pulpa mudah dibersihkan dari kulit biji, kulit biji berwarna
cokelat, dan bau asam cuka sangat jelas. Biji kakao yang difermentasi dengan
suhu 50oC memiliki kadar air sebanyak 7.41% hingga 7.54% (Hayati dkk, 2012).
Biji-biji kakao yang belum cukup mengalami fermentasi warna pulpanya putih,
kulit biji belum berwarna cokelat dan baunya masih berbau alkohol. Fermentasi
berfungsi memberi warna dan aroma yang lebih bagus jika dibandingkan kakao
yang tanpa fermentasi (Bahri, 2002).
Biji kakao yang tidak difermentasi warnanya lebih pucat bila
dibandingkan dengan biji yang difermentasi. Adapun yang tidak mengalami
8

fermentasi warnanya keunguan, sedangkan yang mengalami fermentasi sempurna


warnanya cokelat bukan ungu. Fermentasi akan mempermudah pengeringan dan
menghancurkan lapisan pulpa yang menlekat pada biji. Pada proses fermentasi
lembaga didalam biji kakao juga akan mati (Nuraeni, 1995)

2.3 Sensor Suhu DS18B20

Sensor DS18B20 merupakan sensor digital yang memiliki 12 bit ADC


internal. Jika tegangan referensi sebesar 5Volt, maka dapat merasakan perubahan
suhu terkecil sebesar 5/(212-1) = 0.0012 Volt pada rentang suhu -10 sampai +85
derajat Celcius. Sensor ini memiliki akurasi +/-0.5 derajat sensor ini bekerja
menggunakan protokol komunikasi 1-wire (one-wire).

Gambar 2. 2 Sensor DS18B20


(Sumber : Datasheet DS18B20)

DS18B20 memiliki tiga kaki, yaitu GND (ground, pin 1), DQ (Data, pin
2), VDD (power, pin 3). Terdapat dua mode kerja pada sensor DS18B20, yaitu
mode normal power dan mode parasite power.
Pada Mode Normal, GND akan terhubung dengan ground, VDD akan
terhubung dengan 5V dan DQ akan terhubung dengan pin Arduino, namun
ditambahkan resistor pull-up sebesar 4,7k. Mode ini diaplikasi Ketika melibatkan
banyak sensor dan membutuhkan jarak yang panjang.
Pada Mode Parasite, GND dan VDD disatukan dan terhubung dengan
ground. DQ akan terhubung dengan pin Arduino melalui resistor pull-up. Pada
9

mode ini, power diperoleh dari power data. Mode ini bisa digunakan untuk
aplikasi yang melibatkan sedikit sensor dalam jarak yang pendek.

Berikut ini adalah spesifikasi yang dimiliki oleh sensor DS18B20:


• Tegangan yang dibutuhkan sensor dari 3.0V sampai 5.5V
power/data
• Akurasinya ±0.5°C sampai -10°C, dan -10°C sampai +85°C
• Batas temperatur sensor dari -55 sampai 125°C atau -67°F sampai
+257°F
• Menyediakan 9 bit hingga 12 bit yang dapat dikonfigurasi data
• Menggunakan 1 kabel Antarmuka (Interface) dan hanya 1 digital
pin untuk
• komunikasi
• Data pengenalan Identitas yang disimpan 64 bit
• Memiliki batas peringatan jika suhu tinggi
• Temperature-limit alarm system
• Waktu tunggu data masuk 750ms

2.4 Arduino Uno 328p

Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroler yang berbasis


ATmega328. Memiliki 14 pin input/output digital (6 di antaranya dapat digunakan
sebagai output PWM), 6 input analog, dengan osilator kristal 16 MHz, koneksi
USB, soket daya, header ICSP, dan tombol reset. Ini berisi semua yang diperlukan
untuk mendukung mikrokontroler; cukup hubungkan ke komputer dengan kabel
USB atau nyalakan dengan adaptor AC-ke-DC atau baterai untuk memulai.
Berikut ini adalah spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Uno:
• Mikrocontroller ATmega328P
• Operating Voltage 5V
• Input Voltage (recommended) 7-12V
• Input Voltage (limit) 6-20V
• Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
10

• PWM Digital I/O Pins 6


• Analog Input Pins 6
• DC Current per I/O Pin 20 mA
• DC Current for 3.3V Pin 50 mA
• Flash Memory 32 KB (ATmega328P) of which 0.5 KB used by
bootloader
• SRAM 2 KB (ATmega328P)
• EEPROM 1 KB (ATmega328P)
• Clock Speed 16 MHz

Gambar 2. 3 Arduino Uno


(Sumber :Datasheet Aruino Uno)

2.5 Modul RTC DS3231

RTC merupakan singkatan dari Real Time Clock. Jadi Modul RTC
DS3231 adalah sebuah rangkaian elektronik embedded sistem yang berfungsi
untuk menyimpan data waktu dan tanggal dengan tingkat presisi / akurasi tinggi
serta diintegrasikan dengan serial EEPROM AT24C32 untuk keperluan
penyimpanan data lainnya.
Modul ini dilengkapi sumber tegangan baterai tipe CR2032 agar modul
tetap bekerja / berjalan secara independen meskipun tanpa ada sumber tegangan
utama yang biasanya berasal dari catu daya. Dengan baterai CR2032 tersebut,
modul RTC DS3231 akan mampu tetap berjalan dalam kurun waktu yang cukup
lama berkisar kurang lebih 2 – 3 tahun.
Berikut ini adalah spesifikasi yang dimiliki oleh Modul RTC
DS3231:

• Tegangan Operasi : 2.3V – 5.5V


11

• Konsumsi arus pada battery backup : 500nA

• Tegangan Max pada SDA , SCL : VCC + 0.3V


• Operating temperature : -45ºC to +80ºC
• Dapat beroperasi pada tegangan rendah

Gambar 2. 4 RTC DS3231


(Sumber : Datasheet RTC DS3231 Module)

2.6 Transistor BC 547

Gambar 2.5 Transistor BC547


(Sumber : Datasheet Transistor BC547)

Transistor BC547 memiliki nilai gain 110 hingga 800, nilai ini
menentukan kapasitas amplifikasi transistor. Arus maksimum yang dapat
mengalir melalui pin Kolektor adalah 100mA, sehingga tidak dapat
menyambungkan beban yang mengkonsumsi lebih dari 100mA menggunakan
transistor ini. Untuk mengkatifkan transistor perlu mensuplai arus ke pin basis
12

max 5mA. Pada alat kontrol suhu ruang fermentasi biji kakao Transistor BC 547
digunakan sebagai saklar output Motor DC dan Heater.
Spesifikasi Transistor BC547 antara lain :
 Gain arus DC (hFE) = 800 A
 Ic kontinyu (arus collector) = 100mA
 VBE (tegangan base emitter) = 6V
 IB (arus base) = 5mA
 Polaritas transistor adalah NPN
 Frekuensi transisi adalah 300MHz
 Ini tersedia dalam paket semikonduktor seperti-92
 Disipasi daya adalah 625mW

Gambar 2. 6 Statik Krakteristik Transistor BC547


(Sumber : Datasheet Transistor BC547)

2.7 Motor DC

Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah energi listrik
arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua
prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik dengan generator arus
searah. Kenyataannya mesin yang bekerja baik sebagai generator arus searah akan
bekerja baik pula sebagai motor arus searah. Oleh sebab itu sebuah mesin arus
searah dapat digunakan baik sebagai motor arus searah maupun generator arus
searah. Pada alat ini motor DC digunakan untuk membalik biji kakao pada saat
proses fermentasi berlangsung.
13

Gambar 2. 7 Motor DC
(Sumber : Datasheet Denso Window Motor)

2.8 Heater keramik

Pemanas keramik adalah jenis pemanas yang efisien dengan distribusi


termal yang seragam dan konduktivitas termal yang sangat baik. Distribusi panas
yang merata didapat dari beberapa paduan logam, sehingga membuat suhu
permukaan yang merata dan menghilangkan titik panas dan dingin
peralatan. Heater keramik memiliki banyak keunggulan diantaranya umur yang
panjang, kinerja isolasi yang baik, kinerja mekanik yang kuat, ketahanan korosi,
ketahanan magnetis dan keunggulan lainnya.

2.9 I2C (Inter Integrate Circuit)

I2C atau Inter Integrated Circuit yaitu standar komunikasi serial dua arah
menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun
menerima data. I2C terdiri dari SDA (Serial Data) dan SCL (Serial Clock) yang
mengirimkan informasi data antara I2C dan pengontrolnya. I2C dapat
dimanfaatkan pada LCD dengan tujuan untuk menghemat pin pada Arduino dan
meringkas koneksi sehingga dapat meminimalisir eror dan memudahkan dalam
memperbaikinya ketika terjadi masalah pada tampilan LCD. Karena koneksi
antara LCD dengan Arduino menggunakan pin yang cukup banyak. Sehingga
ketika hilang satu sambungan pinnya akan memengaruhi kinerja LCD dan
kemungkinan besar menyebabkan kesalahan.
14

Gambar 2. 8 I2C
(Sumber : Datasheet I2C)

2.10 LCD 20x4

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik
yang bekerja tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya di
sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD
berfungsi menampilkan huruf, karakter angka ataupun grafik. Dalam aplikasinya,
terdapat beberaca macam pilihan antara lain 16x2 dan 20x4 dengan backlight
berwarna hijau dan berwarna biru.

Gambar 2. 9 LCD 20x4


(Sumber : Datasheet LCD 20x4 )
BAB III
PERANCANGAN ALAT

3.1 Kerangka Konsep Penyelesaian Masalah

Dalam Laporan Akhir ini ada beberapa kerangka konsep yang akan
dilakukan untuk melakukan pelaksanaan kegiatan ilmiah. Kerangka konsep
tersebut ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut:

MULAI A B

Perakitan
Analisa
Observasi Mekanik

, Pembuatan
Analisa Perakitan
, Laporan
Kebutuhan Hardware,
pemasangan sensor
dan arduino
Desain hardware , Kesimpulan
sensor, modul, dan Pembuatan dan saran
wiring software arduino
C
Selesai
Desain Mekanik TIDAK Perbaikan mekanik ,
Berhasil ? kalibrasi, cek ulang
software

YA
Desain Software
C
B

Gambar 3. 1 Flowchart Kerangka Penelitian

Adapun Deskripsi Alur Perancangan Alat sebagai berikut


1. Mulai, mempersiapkan segala kebutuhan penelitian.
2. Observasi, Pengamatan objek yang sejauh ini masih manual dan
dapat diselesaikan secara elektronik.

15
16

3. Menentukan rumusan masalah beserta judul dari alat tersebut.


4. Desain perancangan mekanik, elektrik, serta rancangan program.
5. Pembuatan mekanik, merakit komponen, pemasangan sensor dan
controller pada mekanik.
6. Uji perancangan apakah sesuai dengan apa yang diharapkan. Kalau
tidak sesuai dilakukan perbaikan dan uji kembali
7. Pembuatan software, merangkai sensor dan keseluruhan, kalibrasi
sensor melalui software arduino.
8. Hasil dan pengujian alat, Setelah alat jadi, alat harus di uji kinerja
dengan parameter suhu pada ruang fermentasi
9. Apakah alat berjalan baik tanpa kendala? Jika ada kendala
dilakukan perbaikan, kalibrasi dan pengecekan hingga bekerja
normal. Setelah pengujian alat, akan mendapatkan hasil yaitu alat
berjalan baik atau tidak.
10. Analisa, melakukan anlisa terhadap alat setelah pengujian
11. Kesimpulan dan saran, Hasil dari penelitian yang mencakup semua
aktivitas penelitian dan saran untuk pengembangan atau perbaikan
kedepan.
12. Selesai.

3.2 Spesifikasi Alat yang digunakan


Spesifikasi alat secara umum pada “Perancangan dan Pembuatan Alat
Kontrol Suhu pada Proses Fermentasi Biji Kakao” adalah sebagai berikut :

a. Dimensi Box Fermentasi:


• Panjang : 30,5 cm
• Lebar : 40,5 cm
• Tinggi : 84 cm
b. Dimensi Pengaduk
• Diameter pengaduk : 29cm
• Panjang penaduk : 34,5 cm
• Panjang baling baling : 14.5cm
• Lebar baling baling : 6cm
17

• Ketebalan baling baling : 2cm


• Ketebalan poros baling baling : 4x4 cm
c. Dimensi box kontrol
• Panjang : 15cm
• Lebar : 28 cm
• Tinggi : 19 cm
d. Kapasitas Alat : 10 kg
e. Optimal Operasional : 5-10 kg
f. Bahan : kayu
g. Bagian Input : pushbutton
Sensor suhu DS18B20
RTC DS3231
h. Bagian Proses : Arduino Uno
i. Bagian Output : Layar LCD 20x4
Relay,
Motor DC
Heater
j. Sumber Daya : 220 VAC

3.3 Blok Diagram

Blok diagram ini digunakan untuk mempermudah mengetahui proses


atau alur dari cara kerja rangkaian secara garis besar. Alat ini dikontrol oleh
modul Arduino Uno sebagai pusat pengendali. Suhu pada ruang fermentasi diukur
menggunakan DS18B20 dengan cara mengirim perubahan tegangan menuju
arduino uno, lalu data tersebut akan digunakan untuk menyalakan atau mematikan
heater. Selain itu data suhu yang diperoleh dari DS18B20 akan ditampilkan pada
layar LCD.
Pada alat ini juga terdapat RTC DS3231 yang digunakan untuk mengatur
waktu yang tepat dalam menghidupkan motor untuk mengaduk biji kakao pada
proses fermentasi. Selain itu alat ini dilengkapi dengan layar LCD untuk
manampilkan informasi berupa data nilai suhu, jam, hari dan tanggal. Supply yang
digunakan pada alat ini adalah sumber AC 220V.
18

Blok diagram pada perancangan alat ini terdiri dari 3 bagian yaitu
input,proses, dan output yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Blok Diagram Sistem

Blok diagram diatas memiliki 3 bgaian yaitu bagian input, proses dan
output. Bagian input terdiri empat buah pushbutton yang digunakan sebagai
perintah oke, back, up dan down pada menu. Dimana salah satu dari masing
masing kaki pushbutton dihubungkan dengan ground sedangkan kaki yang lain
dihubungkan dengan pin D9,D8, D7 dan D6.
Selain mendapat inputan dari pushbutton, sistem ini juga mendapat
inputan dari sensor suhu DS18B20 dan RTC DS3231. Inputan yang diperoleh dari
sensor suhu berupa data nilai biner yang merupakan hasil konversi dari perubahan
suhu yang dideteksi oleh sensor. Dalam menerima data perubahan suhu tersebut,
output dari sensor dihubungkan dengan pin D2 yang terdapat pada Arduino Uno.
Sedangkan untuk data jam yang diperoleh dari RTC DS3231 didapat dengan
menghubungkan Pin SCL dan SDA dari RTC menuju pin A5 dan A4 yang
terdapat pada Arduino Uno.
Bagian proses dari sistem ini terdiri dari Arduino Uno dangan tipe
Arduino Uno 328p. Data yang diperoleh dari input akan diproses oleh arduino uno
sehingga menghasilkan output berupa tampilan suhu dan waktu serta on/off pada
driver relay. Pada bagian output terdapat sebuah LCD 20x4 serta dua buah relay.
19

LCD 20x4 ini digunakan untuk menampilkan suhu pada ruang fermentasi, waktu
sekarang dan tampilan menu. Dua buah driver relay yang ada pada sistem ini
terhubung dengan 220V AC dan 12V DC. Hal ini digunakan untuk mengaktifkan
Heater 220V AC dan motor 12V DC.

3.4 Prinsip Kerja


Prinsip kerja alat kontrol suhu pada proses fermentasi biji kakao ini
dimulai dari pembacaan suhu ruang fermentasi oleh sensor DS18B20 dilanjutkan
dengan pengolahan data yang dilakukan oleh Arduino Uno. Kemudian hasil dari
pengolahan data suhu ruang dalam satuan celcius akan ditampilkan pada layar
LCD. Selain itu data suhu ruang ini akan digunakan sebagai acuan dalam
menyalakan dan mematikan pemanas keramik sehingga membuat suhu dalam
ruang fermentasi tetap stabil. Pada LCD juga akan ditampilkan data jam, hari,
tanggal, bulan dan tahun yang diperoleh dari RTC DS3231. Selain untuk
menunjukkan data waktu pada LCD, RTC juga digunakan sebagai acuan dalam
menyalakan dan mematikan pengaduk

3.5 Perancangan Mekanik


Pada Gambar 3.3 dan gambar 3.4 merupakan bentuk perancangan dari
“Perancangan dan Pembuatan Alat Kontrol Suhu pada Proses Fermentasi Biji
Kakao” dan untuk letak keseluruhan komponen pada case rancangan mekanik,
berada di dalam alat.

LCD 20x4
Heater
Push
Button

Pengaduk
Box Elektronik

Pintu untuk
mengeluarkan
Sensor coklat hasil
DS18B20 fermentasi

Gambar 3. 3 Perancangan Mekanik Tampak Depan


20

LCD 20x4 Push


Button
Motor DC Arduino
12V Uno 328p

RTC
Gear DS3231
penghubung
dengan penaduk Power
supply
Relay 12V

Gambar 3. 4 Perancangan Mekanik Tampak Samping

Rancangan desain mekanik di atas memperlihatkan kondisi dari tempat


fermentasi biji kakao. Dimana pada alat tersebut menggunakan 4 buah tombol
yang difungsikan menjadi tombol OK, tombol untuk menonaktifkan sistem dan
tombol untuk memindahkan kursor pada tampilan menu menuju ke atas ataupun
ke bawah,. Disini untuk power supply, RTC DS3231, dan arduino diletakkan pada
kotak kayu dengan penutup akrilik yang berada samping box fermentasi agar
mudah dalam perawatan dan perbaikan. Sedangkan untuk sensor suhu DS18B20
diletakkan didalam box fermentasi, tepatnya pada sisi miring dari box fermentasi.
Hal tersebut dilakukan agar DS18B20 dapat mendeteksi suhu didalam ruang
fermentasi tersebut.

3.6 Perancangan Elektronik


3.6.1 Perancangan Push Button Dengan Arduino

Gambar 3. 5 Skema Rangkaian Push button


21

Pada alat ini terdapat 4 buah push button. Masing-masing dari push
button berfungsi sebagai perintah up, down, ok dan kembali. Salah satu dari
masing-masing port push button dihubungkan dengan port GPIO Arduino
diantaranya pada port D6, D7, D8 dan D9. Dikarenakan pada Arduino Uno 328p
terdapat R pull up, maka pada pemasangan push button tidak diberi tambahan R
pull up. Berikut program untuk mengaktifkan Rpull up pada Arduino Uno.

3.6.2 Perancangan RTC DS3231 Dengan Arduino

Gambar 3.6 Skema Rangkaian RTC DS3231

Pin RTC DS3231 yang digunakan untuk menghubungkan RTC DS3231


dengan Arduino diantaranya adalah port SDA (serial data) dan SCL (serial clock).
Komunikasi data pada port SDA (serial data) dihubungkan dengan port analog
input A4 dan pin SCL dihubungkan dengan port analog input A5 dari Arduino
Uno.

3.6.3 Perancangan DS18B20 Dengan Arduino

Gambar 3.7 Skema Rangkaian DS18B20


22

Pada sensor DS18B20 terdapat 3 pin, diantaranya pin VCC sebagai


sumber tengangan untuk sensor, port DQ berfungsi untuk mentransfer data suhu
dan port GND berfungsi sebagai ground. Pada rangkaian ini port DQ
dihubungkan dengan port digital input D2 dari Arduino. Dalam menggunakan
DS18B20 diperlukan sebuah resistor sebagai R pull up yang dihubungkan antara
DQ dan VCC. Dari datasheet DS18B20 R pull up yang disarankan yaitu sebesar
4k7 ohm. Hal tersebut bertujuan agar data yang terkirim tidak mengambang.

3.6.4 Perancangan Arduino Uno 328P

Gambar 3.8 Skema Rangkaian Arduino

Pada rangkaian ini terdapat beberapa pin input digital dan pin input
analog Arduino yang digunakan antara lain pin digital input D2 sebagai input data
dari sensor suhu, port analog input A4 dan A5 sebagai inputan data dari RTC dan
I2C LCD. Selain itu terdapat port digital input D6, D7, D8 dan D9 yang
digunakan sebagai inputan dari push button. Selain terdapat beberapa pin yang
digunakan sebagai input, terdapat pula beberapa pin yang digunakan sebagai
output seperti port digital output D10 dan D11 yang berfungsi untuk
mengaktifkan Heater dan Motor.

3.6.5 Perancangan Driver Relay Dengan Arduino

Gambar 3.9 Skema Rangkaian Driver Relay


23

Pada rangkaian driver relay, beban yang digunakan adalah Motor DC dan
heater dengan spesifikasi motor 12 V dan I max sebesar 5A. Pada alat ini
digunakan heater sebanyak 4 buah jadi daya yang digunakan sebesar 4 x 40 W =
160w dan membutuhkan tegangan sebesar 220 VAC sehingga beasr I heater

adalah .

Olehkarena itu digunakan sebuah Relay songle dengan spesifikasi kontak


I max 10 A pada tegangan 30 VDC/250VAC. Dengan V coil sebesar 5VDC dan

Pcoil sebesar 0,45 W maka dapat ditentukan I coil dimana

. Ditentukan Transistor tipe BC547 dengan Imax 100mA dan Hfe

250 sehingga .

Optokopler digunakan untuk mengamankan mikrokontroler dengan tipe


PC817 memiliki spesifikasi If max 50mA, Vf= 1,4, dan Ic max 30mA. Karena Ic
max optpkopler lebih besar dari pada Ib BC547 maka optokopler dapat
digunakan.

Oleh karena itu digunakan Resistor sebesar 10kohm pada jalur basis BC547.

Berdasarkan datasheet Atmega 328p Voh min = 4,1 dan If pada optokopler 20
mA sehingga di dapatkan resistor sebesar

Sehingga digunakan resistor sebesar 100 ohm pada sisi input optokopler.
24

3.6.6 Perancangan LCD 20x4 Dengan I2C

Gambar 3.10 Skema Rangkaian LCD 20x4 Dengan I2C

Pada rangkaian ini, LCD diberi tambahan I2C untuk mengurangi


penggunaan pin pada Arduino Uno. Tipe I2C yang digunakan yaitu PCF8574.
Semua pin pada I2C terhubung dengan pin Arduino. Pin SDA I2C terhubung
dengan pin SDA Arduino Pada dan pin SCL I2C terhubung dengan pin SCL
Arduino. Sedangkan pin VCC I2C terhubung dengan +5V Arduino dan ground
I2C terhubung dengan ground Arduino. Untuk mengatur kontras pada LCD dapat
diatur dengan memutar potensiometer pada I2C. Port Arduino yang digunakan
yakni A4,A5,+5V dan GND.

3.7 Perancangan Layout PCB

Proses perancangan layout PCB menggunakan software Autodesk Eagle


pada saat perancangan jalur PCB dilakukan pengaturan tata letak komponen agar
lebih memudahkan untuk menghubungkan dengan perangkat lain, berikut desain
layout yang telah dibuat.

Gambar 3.11 Desain LayOut Power Supply


25

3.8 Perancangan Software

Dalam perancangan ini terdiri atas:

24

Gambar 3.12 Flowchart Sistem


26

Sistem ini bekerja dengan menunggu saklar ON/OFF ditekan, ketika


saklar telah ditekan maka sensor DS18B20 akan mulai mendeteksi suhu pada
ruang fermentasi. Ketika suhu pada ruang fermentasi kurang dari 45oC, maka
heater akan menyala untuk menaikkan suhu tersebut. Kemudian ketika suhu telah
lebih dari 50oC, maka heater akan mati sehingga suhu pada ruang fermentasi ini
tidak bertambah panas.
Sistem ini akan terus berulang hingga 24 jam. Ketika sistem ini telah
berjalan selama 24 jam, maka motor akan aktif selama 2 menit untuk mengaduk
biji kakao pada ruang fermentasi. Sistem ini akan terus berulang hingga 5 hari.
Ketika sistem telah berjalan selama 5 hari maka sistem akan mati (off) dan proses
fermentasi telah selesai.
27

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai pengujian dan analisa
dari alat. Pengujian ini mencakup pengujian setiap blok serta pengujian sistem
secara keseluruhan. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah sistem sudah
bekerja dengan baik, sesuai dengan spesifikasi dan teori yang telah ada. Untuk
pengujian setiap blok, adapun blok-blok yang akan diuji meliputi:
1. Pengujian RTC DS-3231
2. Pengujian Sensor DS18B20
3. Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno 328p
4. Pengujian LCD 20x4 I2C
5. Pengujian Driver relay
6. Pengujian Heater keramik

4.1 Tujuan Pengujian

Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data spesifikasi pada setiap


blok, sehingga jika terjadi suatu kesalahan atau kerusakan pada blok tertentu maka
dapat dianalisa dengan tepat dan mudah dalam memperbaikinya.

4.2 Metode Pengujian

Metode pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat dapat


bekerja secara baik dan tepat sesuai dengan spesifikasi dan teori yang telah ada.
Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data pengukuran yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan antara teori dan hasil dari pengukuran.

4.3. Pengujian Mikrokontroler Arduino Uno 328p


4.3.1 Tujuan Pengujian

Bertujuan untuk mengetahui apakah Arduino uno 328p dapat bekerja


dan berkomunikasi dengan laptop secara baik.

4.3.2 Peralatan yang digunakan

1. Mikrokontroler Arduino uno 328p


2. Kabel USB

27
28

3. Laptop/PC
4. Software Arduino IDE

4.3.3 Proses Pengujian

1. Mempersiapkan komponen dan alat yang dibutuhkan


2. Hubungkan kabel. USB dari Arduino Uno 328p ke port USB laptop
yang tersedia
3. Membuat program untuk pengujian Arduino uno 328p

Gambar 4. 1 Program Pengecekan Arduino Uno 328p

4. Menguopload program yang telah dibuat

4.3.4 Hasil Pengujian

Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Arduino Uno 328p

4.3.5 Analisa

Arduino Uno 328p dapat bekerja dan berkomunikasi dengan laptop


secara baik yang dibuktikan dengan hasil dari tampilan serial monitor sesuai
dengan program yaitu bertuliskan “Arduino Menyala”.
29

4.4 Pengujian LCD 20x4 I2C

4.4.1 Tujuan Pengujian

Bertujuan untuk menguji apakah LCD 20x4 I2C dapat menampilkan


karakter dan teks dari program yang dibuat.

4.4.2 Peralatan yang digunakan

1. Arduino uno 328p


2. Laptop/PC
3. Software Arduino IDE
4. LCD 20x4 I2C

4.4.3 Proses Pengujian

1. Mempersiapkan komponen dan alat yang dibutuhkan


2. Membuat skema rangkaian LCD 20x4 I2C pada Software Proteus

Gambar 4. 3 Skema Rangkaian LCD 20x4 I2C

3. Hubungkan pin SDA, SCL, dan GND


4. Membuat program untuk pengujian LCD 20x4 I2C

Gambar 4. 4 Program LCD 20x4 I2C


30

5. Mengupload program yang telah dibuat

4.4.4 Hasil Pengujian

Gambar 4. 5 Hasil Pengujian LCD 20x4 I2C

4.4.5 Analisa

LCD 20x4 I2C dapat menampilkan karakter yang telah dibuat. Hal ini
ditunjukkan dari LCD yang dapat menampilkan teks sesuai dengan program
yang telah dibuat.

4.5 Pengujian RTC DS3231

4.5.1 Tujuan Pengujian

Bertujuan untuk mengetahui apakah Modul RTC DS3231 dapat


menyimpan serta dapat menampilkan waktu sesuai dengan program yang telah
dibuat.

4.5.2 Peralatan yang digunakan

1. Arduino uno 328p


2. Laptop/PC
3. Software Arduino IDE
4. LCD 20x4 I2C
31

4.5.3 Proses pengujian

1. Mempersiapkan komponen dan alat yang dibutuhkan


2. Membuat skema rangkaian RTC DS3231 pada software Proteus

Gambar 4. 6 Skema Rangkaian RTC DS3231

3. Hubungkan pin SDA, SCL, 5V, dan GND


4. Membuat program untuk RTC DS3231

Gambar 4. 7 Program RTC DS18B20

5. Mengupload program yang telah dibuat


32

4.5.4 Hasil pengujian

Gambar 4. 8 Pengujian RTC DS3231

Gambar 4. 9 Hasil Pengujian RTC DS3231

4.5.5 Analisa

RTC DS3231 dapat bekerja dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari RTC
DS3231 yang dapat menyimpan serta menampilkan data waktu sesuai dengan
program yang telah dibuat.

4.6 Pengujian Sensor DS18B20

4.6.1 Tujuan pengujian

Bertujuan untuk mengetahui apakah sensor DS18B20 dapat mendeteksi


suhu serta dapat menampilkan suhu ruang sesuai dengan program yang telah
dibuat.

4.6.2 Peralatan yang digunakan

1. Arduino uno 328p


33

2. Laptop/PC
3. Software Arduino IDE
4. LCD 20x4 I2C

4.6.3 Proses pengujian

1. Mempersiapkan komponen dan alat yang dibutuhkan


2. Membuat skema rangkaian sensor DS18B20 pada software proteus

Gambar 4. 10 Skema Rangkaian DS18B20

3. Hubungkan pin DATA, VCC, dan GND


4. Membuat program untuk sensor DS18B20

Gambar 4. 11 Program DS18B20

5. Mengupload program
34

4.6.4 Hasil pengujian

Gambar 4. 12 Penggujian DS18B20 dengan Thermometer

Tabel 4. 1 Hasil Pengujian Sensor DS18B20


Hasil Pengujian (C)
No. Error (%)
Alat Thermometer
1. 15,9 15,9 0
2. 20 20 0
3. 25,5 25,5 0
4. 30,1 30,1 0
5. 35,1 35,1 0
6. 40,1 40,1 0
7. 44,5 44,5 0
8. 49,7 49,7 0
9. 55,3 55,3 0
10. 57,7 57,7 0

Berdasarkan hasil pengujian sensor suhu DS18B20 pada air dingin


ataupun air yang dipanaskan dapat dihitung besar nilai error pembacaan dengan
rumus sebagai berikut :

Dari perhitungan nilai error diatas dapat dianalisa bahwa nilai rata – rata
error pembacaan sensor suhu DS18B20 sebesar 0%. Perentase error yang
35

mencapai 0% ini dikarenakan sensor DS18B20 telah dikalibrasi dengan


menggunakan program seperti gambar dibawah.

Gambar 4. 13 Program Kalibrasi Sensor DS18B20

4.6.5 Analisa
Sensor DS18B20 dapat mendeteksi suhu ruang dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dari sensor DS18B20 dapat mendeteksi serta menampilkan suhu
ruang sesuai dengan program yang telah dibuat. Sensor DS18B20 memiliki nilai
yang akurat, terbukti dari perbandingan antara sensor DS18B20 dengan
thermometer digital yang memiliki persentase error sebesar 0%.

4.7 Pengujian Motor DC 12V

4.7.1 Tujuan Pengujian

Bertujuan untuk mengetahui apakah motor DC 12V tetap bisa berputar


meskipun diberi beban.

4.7.2Peralatan yang dibutuhkan

1. Motor DC 12 V
2. Power Supply 12V
3. Multimeter

4.7.3 Proses pengujian

1. Mempersiapkan komponen dan alar yang dibutuhkan


2. Menghubungkan motor DC 12V dengan Power suppy
3. Hubungkan multimeter dengan motor DC 12V secara parallel
4. Nyalakan power suppy
36

4.7.4 Hasil Pengujian

Gambar 4. 14Pengujian Motor DC

Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Arus Dan Tegangan


Hasil pengukuran
No. Kondisi Motor
Arus Tegangan
1. Tanpa beban 0,73 A 12,21 V
2. Dengan beban 4,23 A 12,3 V

4.7.5 Analisa
Motor DC 12V tetap bisa berputar secara normal meskipun telah diberi
beban. Hal ini menunjukan bahwa motor dapat bekerja dengan baik dan sesuai
dengan kebutuhan.

4.8 Pengujian Heater

4.8.1 Tujuan pengujian


Bertujuan untuk mengetahui apakah heater keramik dapat memanaskan
ruang fermentasi hingga suhu yang diperlukan pada proses fermentasi.

4.8.2 Peralatan yang dibutuhkan


1. Heater keramik
2. Thermometer digital
3. Stopwatch

4.8.3 Proses Pengujian


1. Mempersiapkan komponen dan alat yang akan digunakan
2. Menghubungkan heater keramik dengan sumber tegangan AC 220V
37

3. Ukur suhu yang terpancar dari heater keramik


4. Catat waktu yang dipelukan tiap kenaikan suhu

4.8.4 Hasil pengujian

Gambar 4. 15 Pengujian Heater

Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Suhu Heater


No. Waktu (second) Suhu (celcius)
1. 1.27 40
2. 3,57 41
3. 8,73 42
4. 10,26 43
5. 11,61 44
6. 13,59 45
7. 15,50 46
8. 17,56 47
9. 19,56 48
10. 21,56 49

4.8.5 Analisa
Heater keramik dapat dapat menaikka suhu pada ruang fermentasi
sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya suhu pada
ruang fermentasi hingga suhu optimal yang diperlukan. Peningkatan suhu ini
dapat dilihat dari thermometer digital yang sebelumnya sudah diletakkan
didalam ruang fermentasi.
38

4.9 Pengujian Keseluruhan

4.9.1 Tampilan Akhir Alat

1. Tampilan Alat Tampak Depan

Pada bagian depan terlihat bagian box fermentasi dengna ukuran


30x39x54 cm dan box tempat peletakan komponen elektrik dengan
ukuran 15x19x28 cm.

Gambar 4. 16 Alat Kontrol Suhu Tampak Depan

2. Tampilan Alat Tampak Atas


Pada bagian atas terdapat pintu berukuran 30x19,5 cm yang
digunakan untuk memasukkan biji kakao yang akan difermentasi dan
LCD 20x4 sebagai tampilan suhu pada ruang fermentasi.

Gambar 4. 17 Alat Kongrol Suhu Tampak Atas


39

3. Tampilan Alat Tampak Samping

Pada bagian samping alat terdapat box tempat meletakkan


komponen elektronik.

Gambar 4. 18 Alat Kontrol Suhu Tampak Samping

4. Tamplian Alat Tampak Belakang

Pada bagian belakang terdapat motor dan gear yang terhubung


menggunakan rantai untuk mengaduk biji kakao yang sedang
difermentasi.

Gambar 4. 19 Alat Kontrol Suhu Tampak Belakang


40

5. Tampilan Alat tampak Bawah

Pada bagian bawah terdapat pintu berukuran 30x16 yang


digunakan untuk mengeluarkan biji kakao yang telah terfementasi.

Gambar 4. 20 Alat Kontrol Suhu Tampak Bawah

4.9.2 Tujuan Pengujian


Tujuan pengujian keseluruhan sistem adalah untuk mengetahui
kebenaran pengukuran suhu ruang fermentasi dengan sensor DS18B20 dan
mengetahui alat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan program yang telah
dibuat.

4.9.3 Peralatan yang digunakan


1. Mikrokontroller Arduino uno 328p
2. Laptop/PC
3. Software Arduino IDE
4. LCD 20x4 I2C
5. RTC DS3231
6. Sensor DS18B20
7. Motor DC 12V
8. Heater Keramik
9. Power supply 12V
10. Kabel
11. Thermometer Digital
41

4.9.4 Prosedur Pengujian Keseluruhan


Berikut prosedur percobaan sensor suhu yang bearada didalam box
fermentasi.
1. Hubungkan kabel USB Arduino uno 328p ke port laptop sebagai
sumber tegangan dan komunikasi antara board Arduino uno 328p
dengan software Arduino IDE untuk upload program.

Gambar 4. 21 Hubungkan PC Dengan Port Arduino

2. Upload listing program yang telah dibuat

Gambar 4. 22 Program Pengukur Suhu

3. Lepaskan sambungan Arduino dengan PC.


4. Nyalakan tombol power yang berada disamping alat.
5. Amati hasil tampilan suhu pada layar LCD.
42

4.9.5 Hasil Pengujian

Pengambilan data hasil pengukuran suhu pada ruang fermentasi ketika


fermentasi sedang berlangsung.

Tabel 4. 4 Hasil Pengikuran Suhu Ruang Fermentasi


Suhu (C) Error
No. Hari Pengukuran Pada Pada Pengukuran
Sensor Thermometer Alat (%)

1. 0 30,0 29,7 0,01

2. 1 46,0 46,1 0,002

3. 2 46,2 46,3 0,002

4. 3 47,2 47,3 0,002


43

5. 4 47,7 47,9 0,004

6. 5 48,8 48,9 0,002

Rata – Rata 0,003

4.9.6 Analisa Hasil Pengujian


Berdasarkan hasil pengujian suhu pada ruang fermentasi dapat dihitung
besar nilai error pembacaan dengan rumus sebagai berikut :

Dari perhitungan nilai error diatas dapat dianalisis bahwa pada suhu ruang
fermentasi dengan biji kakao memiliki rata – rata error pembacaan suhu sebesar
0,003%. Maka alat dengan judul “Pernacangan dan Pembuatan Alat Kontrol Suhu
pada Ruang Fermentasi Biji kakao” dapat mencapai serta mempertahankan suhu
optimal dalam fermentasi pada hari pertama.
44

4.9.7 Hasil Fermentasi


Pengambilan data dilakukan dengan mengambil sampel biji kakao
sebanyak 100g dari box fermentasi dan 100g dari biji kakao jemur sebagai
pembanding.
Tabel 4. 5 Hasil Fermentasi
No. Hari Perlakuan Sampel Uji Belah Kondisi

Aroma asam,
warna kulit luar
Dengan
putih, warna biji
1. +0 Alat dan
bagian dalam
Jemur
ungu dan rasa biji
sepat
Aroma asam
manis, warna
kulit luar cokelat
Dengan
muda, warna biji
Alat
bagian dalam
cokelat keunguan
dan rasa biji sepat
2. +1
Aroma asam,
warna kulit luar
cokelat muda,
Jemur warna biji bagian
dalam cokelat
muda keunguan
dan rasa biji sepat
Aroma asam
manis, warna
Dengan kulit luar cokelat
3. +2
Alat kemerahan,
warna biji bagian
dalam cokelat
45

keunguan dengan
dominasi warna
cokelat dan rasa
biji pahit sepat
Aroma asam
tengik, warna
kulit luar cokelat
muda kemerahan,
Jemur
warna biji bagian
dalam cokelat
muda keunguan
dan rasa biji sepat
Aroma manis
khas cokelat,
warna kulit luar
cokelat
kemerahan,
warna biji bagian
Dengan
dalam cokelat
Alat
keunguan dengan
dominasi warna
cokelat dan rasa
4. +3
biji sedikit manis
dengan tambahan
rasa khas cokelat
Aroma khas
cokelat namun
sedikit tengik,
Jemur warna kulit luar
cokelat
kemerahan,
warna biji bagian
46

dalam cokelat
keunguan dan
rasa biji sepat
Aroma khas
cokelat tidak
sepekat hari
sebelumnya,
warna kulit luar
Dengan
cokelat
Alat
kehitaman, warna
biji bagian dalam
cokelat keunguan
dan rasa biji pahit
khas cokelat
5. +4 Aroma khas
cokelat namun
sedikit tengik,
warna kulit luar
cokelat
kemerahan,
Jemur
warna biji bagian
dalam hitam
keunguan dan
rasa biji pahit
dengan sedikit
rasa sepat
Aroma khas
cokelat, warna
Dengan kulit luar cokelat
6. +5
Alat kehitaman, warna
biji bagian dalam
cokelat
47

kehitaman dan
rasa biji pahit
dengan rasa khas
cokelat semakin
pekat.
Aroma khas
cokelat namun
sedikit tengik,
warna kulit luar
cokelat
kehitaman, warna
Jemur biji bagian dalam
hitam keunguan
dan rasa biji pahit
dengan tambahan
rasa khas cokelat
dan sedikit rasa
sepat
4.9.6 Analisa Hasil Fermentasi
Berdasarkan hasil fermentasi menggunakan alat yang telah dibuat
menunjukkan bahwa biji kakao yang telah difermentasi memiliki beberapa
perbedaan dengan biji kakao jemur seperti biji kakao hasil fermentasi memiliki
aroma khas coklat yang lebih enak, warna biji bagian dalam yang lebih hitam,
serta rasa dari biji kakao yang lebih khas tanpa adanya rasa sepat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada alat kontrol suhu pada
ruang fermentasi biji kakao dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Alat dapat memanaskan ruang fermentasi hingga mencapai suhu
optimal pada proses fermentasi di hari pertama, meskipun dengan
berat biji kakao yang tidak mencapai 40kg.
2. Nilai rata – rata error pada pengukuran suhu ruang fermentasi biji
kakao sebesar 0,003%.
3. Motor pengaduk dapat mengaduk biji kakao hingga berat 10kg.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kedepannya terdapat
beberapa saran apabila pembaca atau pihak yang berkepentingan ingin
mengembangkat alat tersebut :

1. Alat dapat diberi tambahan modul SD card untuk menyimpan data


perubahan suhu tiap waktu.
2. Desain pengaduk bisa dibuat lebih kecil sehingga proses pengadukan
tidak terlalu membebadi motor.
3. Sensor suhu dapat diletakkan sedikit keatas agar suhu biji kakao
bagian atas ikut terdeteksi, sehingga suhu biji kakao bagian atas
tidak terlalu tinggi.

48
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, S.M. 2019. ”Motovasi petani dalam budidaya tanaman kakao(Theobrama


cacao L) dikecamatan binjaikabupaten langkat provinsi sumatera utara”.Medan

Ardhana dan Fleet. 2003. “The microbial ecology of cocoa bean fermentations in
Indonesia”. Inter. J. of Food Microbiol. Vol.86 (Hlm 87-99).

Ariyanti, M. 2017. “Karakteristik Mutu Biji Kakao (Theobroma cacao L) Dengan


Perlakuan Waktu Fermentasi Berdasar SNI 2323-2008. (Quality Characteristics
Of CocoaBeans (Theobroma cacao L) WithTime FermentationTreatment Based
on ISO 2323-2008)”. Jurnal Industri Hasil Perkebunan. Vol.12(1).(Hlm 34–42).

Atmawijaya. 1993. “Pengkajian terhadap Beberapa Parameter Biji Kakao Selama


Waktu Fermentasi pada Proses Fermentasi Biji Kakao (Theobroma cocoa
L.)”.Bogor. Skripsi Fakultas Teknik Pertanian Universitas Djuanda.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2019. “Statistik Perkebunan Indonesia”. Jakarta.
Sekretariat Direktorat Jendral Perkebunan.
Doume, Z.S.Y., Rostianti., Hutomo, G.S. 2013. ”Karakteristik Kimia dan
Sensoris
Biji Kakao Hasil Fermentasi pada Tingkat Petani dan Skala Labolatorium”
dalam e-J. AgrotekbisVol. 1(2) (hlm 145-152). Diterbitkan oleh Fakultas
Pertanian, Universitas Tadulako

Haryadi dan Supriyanto. 1991. “Bahan Ajaran Pengolahan Kakao Menjadi Bahan
Pangan”. Yogyakarta. PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.

Hayati Rita, Yusmanizar, Mustafril, Fauzi Harir. 2012. “Kajian Fermentasi dan
Suhu Pengeringan pada Mutu Kakao (Theobroma cacao L.)”. Jurnal Keteknikan
Pertanian Vol. 26(2) (hlm 129-135). Diterbitkan oleh Fakultas Pertanian,
Universitas Syiah Kuala Dasussalam Aceh

Lukito A.M. 2004. “Panduan Lengkap Budidaya Kakao”. Jakarta. Pusat


Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. PT Agromedia Pustaka.

49
50

Manalu, Radot. 2018. “Pengolahan Biji Kakao Produksi Perkebunan Rakyat


Untuk
Meningkatkan Pendapatan Petani”. Jakarta Selatan. Pusat Penelitian
Perkembangan Ilmu IPTEK (PAPPIPTEK)-LIPI

Nuraeni, L. 1995.“ Cokelat Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran”.


Jakarta. Penebar Swadaya.

Satryo, B.D., Putra G.P.G., Arnata I.W. 2015. “Pengaruh Penambahan Ragi Tape
dan Waktu fermentasi Terhadap Karakteristik Cairan Pulpa Hasil Samping
Fermentasi
Biji Kakao” dalam ISSN: 2503-488X Vol. 3. No, 1 (hlm 11- 18). Diterbitkan oleh
Fakultas Teknologi Pertania, Universitas Udayana

Wahyudi, T.,Pangabean, T.R., dan Pujianto. 2008. “Panduan Lengkap Kakao”.


Jakarta. Penebar Swadaya.
LAMPIRAN

Skema Rangkaian Keseluruhan

Listing Program

#include <Wire.h>

#include "RTClib.h"

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <DallasTemperature.h>

#include <EEPROM.h>

#include <TimerOne.h>

#define ONE_WIRE_BUS 2

#define oke 9

#define atas 7

#define bawah 6
#define back 8

#define lampu 10

#define motor 11

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS); //Membuat variabel oneWire


berdasarkan PIN yang telah didefinisikan

DallasTemperature sensor(&oneWire); //Membuat variabel untuk


menyimpan hasil pengukuran

LiquidCrystal_I2C lcd (0x27, 20, 4);

RTC_DS3231 rtc;

int aHH;

int aMM;

int aSS;

int aDay;

char sistem = 0;

int addres1 = 1;

int addres2 = 2;

int addres3 = 3;

int addres4 = 4;

int addres5 = 5;

int addres6 = 6;
int ditekan = 0;

float suhuDS18B20; //deklarasi variable suhu DS18B20 dengan jenis


data float

char namaHari[7][12] = {"Minggu", "Senin", "Selasa", "Rabu", "Kamis",


"Jumat", "Sabtu"};

char state;

void setup()

rtc.begin();

lcd.init();

lcd.backlight();

Serial.begin(9600);

if (! rtc.begin()) {

Serial.println("RTC Tidak Ditemukan");

Serial.flush();

abort();

//Atur Waktu

rtc.adjust(DateTime(F(__DATE__), F(__TIME__)));

//rtc.adjust(DateTime(2018, 6, 22, 11, 13 , 0));


pinMode(6, INPUT_PULLUP);

pinMode(7, INPUT_PULLUP);

pinMode(8, INPUT_PULLUP);

pinMode(9, INPUT_PULLUP);

pinMode(lampu, OUTPUT);

pinMode(motor, OUTPUT);

lcd.setCursor(1, 0);

lcd.print("Alat Kontrol Suhu");

lcd.setCursor(7, 1);

lcd.print("Pada");

lcd.setCursor(1, 2);

lcd.print("Proses Fermentasi");

lcd.setCursor(4, 3);

lcd.print("Biji Kakao");

delay(5000);

lcd.clear();

void loop() {

DateTime now = rtc.now();


sistem = EEPROM.read(addres1);

sensor.setResolution(9); // Sebelum melakukan pengukuran, atur


resolusinya

sensor.requestTemperatures(); // Perintah konversi suhu

suhuDS18B20 = sensor.getTempCByIndex(0); //Membaca data suhu


dari sensor dan mengkonversikannya ke nilai Celsius

suhuDS18B20 = suhuDS18B20 + 0.4;

PB();

Pemanas();

Pengaduk();

void PB()

DateTime now = rtc.now();

switch (state) {

case 0:

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Temp: ");

lcd.setCursor(6, 0);

lcd.print(suhuDS18B20, 1);

lcd.print((char)223);

lcd.print("C");
lcd.setCursor(0, 2);

printAngka(now.hour());

lcd.print(":");

printAngka(now.minute());

lcd.print(":");

printAngka(now.second());

lcd.setCursor(0, 3);

lcd.print(namaHari[now.dayOfTheWeek()]);

lcd.print(",");

printAngka(now.day());

lcd.print("-");

printAngka(now.month());

lcd.print("-");

printAngka(now.year());

delay(1000);

if (digitalRead(oke) == ditekan) {

while (digitalRead(oke) == ditekan) {}

lcd.clear();

state = 1;

delay(100);
} break;

case 1:

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(" Menu :");

lcd.setCursor(0, 2);

lcd.print(">> Home");

lcd.setCursor(0, 3);

lcd.print(" Sistem ");

sistem = EEPROM.read(addres1);

if (sistem == 1) {

lcd.setCursor(13, 3);

lcd.print("ON ");

else if (sistem == 0) {

lcd.setCursor(13, 3);

lcd.print("OFF");

if (digitalRead(bawah) == ditekan) {

while (digitalRead(bawah) == ditekan) {}

lcd.clear();
state = 2;

delay(100);

if (digitalRead(atas) == ditekan) {

while (digitalRead(atas) == ditekan) {}

lcd.clear();

state = 2;

delay(100);

if (digitalRead(oke) == ditekan) {

while (digitalRead(oke) == ditekan) {}

lcd.clear();

state = 0;

delay(100);

} break;

case 2:

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(" Menu :");

lcd.setCursor(0, 2);

lcd.print(" Home");

lcd.setCursor(0, 3);
lcd.print(">> Sistem");

sistem = EEPROM.read(addres1);

if (sistem == 1) {

lcd.setCursor(13, 3);

lcd.print("ON ");

else if (sistem == 0) {

lcd.setCursor(13, 3);

lcd.print("OFF");

if (digitalRead(atas) == ditekan) {

while (digitalRead(atas) == ditekan) {}

lcd.clear();

state = 1;

delay(100);

if (digitalRead(bawah) == ditekan) {

while (digitalRead(bawah) == ditekan) {}

lcd.clear();

state = 1;

delay(100);
} if (digitalRead(oke) == ditekan) {

while (digitalRead(oke) == ditekan) {}

lcd.clear();

if (sistem == 0) {

sistem = 1;

aHH = now.hour();

aMM = now.minute();

aSS = now.second();

aDay = now.day() + 1;

if (aDay >= 31)aDay = 1;

EEPROM.update(addres1, sistem);

EEPROM.update(addres2, aHH);

EEPROM.update(addres3, aMM);

EEPROM.update(addres4, aSS);

EEPROM.update(addres5, aDay);

} if (digitalRead(back) == ditekan) {

while (digitalRead(back) == ditekan) {}

sistem = 0;

EEPROM.update(addres1, sistem);
} break;

void Pemanas() {

if ((sistem == 1) && (suhuDS18B20 < = 45)) {

digitalWrite(lampu, HIGH);

else if ((sistem == 0) || (suhuDS18B20 >= 50)) {

digitalWrite(lampu, LOW);

void Pengaduk() {

DateTime now = rtc.now();

int HH = now.hour();

int MM = now.minute();

int SS = now.second();

int DD = now.day();

if ((sistem == 1) && (DD == aDay) && (HH == aHH) && (MM ==


aMM) && (SS == aSS)) {

for (int i = 0; i <= 4; i++) {

digitalWrite(motor, HIGH);

delay(60000);
digitalWrite(motor, LOW);

aDay++;

EEPROM.update(addres5, aDay);

EEPROM.update(addres6, i);

sistem = 0;

EEPROM.update(addres1, sistem);

} else {

digitalWrite(motor, LOW);

delay(100);

void printAngka(int digits) {

if (digits < 10) {

lcd.print('0');

lcd.print(digits);

else lcd.print(digits);

Anda mungkin juga menyukai