Anda di halaman 1dari 9

Laba Bersih yang Dipengaruhi Oleh Hutang dan Modal Kerja

(Survei Pada Perusahaan Sub Sektor Pertambangan Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2016)

Net Income affected by debt and working capital


(Survey Company Sub Sector Coal mining in Indonesia Stock Exchange Years 2013-2016)

Oleh :
Widya Razzak Istianti
Dr. Lilis Puspitawati, SE., M. Si, Ak, CA

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Komputer Indonesia
2018

Email
widyaistianti@yahoo.com
Lilis.puspitawati@email.unikom.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini menguji secara empiris Laba Bersih yang dipengaruhi oleh Hutang dan
Modal Kerja pada perusahaan sektor pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2016. Masalah yang terjadi pada perusahaan sektor pertambangan adalah
menurunnya Laba Bersih meskipun Hutang dan Modal Kerja yang justru mengalami
peningkatan.
Metode penelitian yang di gunakan adalah metode analisis deskriptif verifikatif dengan
unit analisis yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan sektor pertambangan Batu Bara
yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2016 dan populasi sebanyak 24 Purposive Sampling dan
didapat sampel penelitian sebanyak 55 laporan keuangan dari 11 perusahaan. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan di bantu oleh program aplikasi
SPSS versi 25.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hutang berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih
dan Modal Kerja berpengaruh sinifikan terhadap Laba Bersih.

Kata kunci: Modal Kerja, Hutang ,dan Laba Bersih

I. Pendahuluan menggunakan kemampuan yang lebih


Didirikannya sebuah perusahaan besar, bisa memberikan tingkat kepuasan
memiliki tujuan yang jelas, bahwa tujuan yang lebih besar pada konsumen, dan
perusahaan adalah mencapai laba yang perusahaan bisa memperkuat kondisi
sebesar-besarnya atau mencapai laba perekonomian secara keseluruhan (Basu
maksimal dengan melakukan kegiatannya Swastha, 2002).
secara efektif dan efisien. Efektif berkaitan Laba bersih merupakan ringkasan
dengan tujuan yang hendak dicapai, hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam
sedangkan efisien berkenaan dengan biaya periode tertentu yang dinyatakan dalam
yang seminimal mungkin untuk mencapai istilah keuangan (Wild, Subramanyam, dan
tujuan tersebut (Martono dan Harjito, Halsey 2014). Salah satu bentuk keputusan
2010:2). Dengan laba ini membuat yang dapat diambil oleh perusahaan dalam
perusahaan tumbuh dan berkembang, bisa memaksimalkan labanya adalah keputusan

1
dalam melakukan pendanaan, yaitu perusahaan perlu mengelola modal kerja
tindakan perusahaan dalam memanfaatkan yang dimilikinya dengan baik (Yoyon
hutang sebagai sumber dana untuk Supriadi dan Ratih Puspitasari, 2012).
mencapai laba perusahaan yang maksimum Pada perusahaan PT Bukit Asam
(Hendra Setiawan dan Marwan Effendy, (PTBA) Tbk Laba bersih turun 5 persen
2009). dalam sembilan bulan pertama tahun ini,
Hutang merupakan salah satu dari Rp 1,58 triliun pada Januari-September
sumber modal perusahaan guna membiayai 2014 menjadi Rp1,5 triliun. Kendati
perusahaan agar dapat terus pendapatan perseroan meningkat,
mengembangkan usahanya dan membantu penurunan laba tak terhindarkan menyusul
perusahaan dalam mencapai tujuannya anjloknya harga komoditas
yaitu memaksimalkan kekayaan pemilik tambang. Sekretaris Perusahaan PTBA
melalui maksimalisasi laba, hutang dibagi Joko Pramono mengatakan selama periode
menjadi dua jenis yaitu hutang jangka Januari-September 2015 perusahaan
pendek dan hutang jangka panjang (Anna memperoleh pendapatan sebesar Rp 10,50
Setiana, 2012). triliun, naik 9 persen dibandingkan dengan
Dalam hal ini hutang jangka pendek perolehan periode yang sama tahun lalu Rp
dan jangka panjang merupakan salah satu 9,65 triliun.
sumber dana yang terpenting dalam setiap Dari fenomena yang terjadi di atas,
jenis usaha, Perusahaan lebih memilih penulis tertarik meneliti lebih lanjut terkait
menggunakan hutang sebagai sumber dana factor-faktor diatas yang mempengaruhi
dibandingkan sumber ekuitas karena pada laba bersih, oleh karena itu dalam penelitian
umunya bunga yang dibayarkan oleh ini penulis mengambil judul “Laba Bersih
perusahaan karena menggunakan hutang yang dipengaruhi oleh Hutang dan Modal
dapat digunakan untuk mengurangi pajak Kerja Pada Perusahaan Sub Sektor
penghasilan (Setiawan dan Marwan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Effendy, 2009). Indonesia Tahun 2012-2016”.
Sumber dana yang digunakan oleh Dengan tujuan untuk mengetahui
perusahaan dapat berasal dari dalam besarnya pengaruh hutang terhadap laba
maupun luar perusahaan, dan salah bersih dan untuk mengetahui besarnya
satunya merupakan modal kerja (Yuni pengaruh modal kerja terhadap laba bersih.
Rismawati Dj, 2016). Modal kerja Hasil penelitian ini diharapkan dapat
merupakan aspek penting yang ada didalam memecahkan masalah terkait hutang, modal
suatu perusahaan karena menjadi faktor kerja dan laba bersih berdasarkan teori
penentu bagi berjalannya suatu kegiatan yang dibangun dan bukti empiris yang
operasional perusahaan yang secara dihasilkan, maka fenomena pada laba
langsung berdampak terhadap pendapatan bersih dapat diperbaiki dengan kenaikan
yang diterima perusahaan (Iriani Susanto, hutang dan modal kerja.
2014). II. Kajian Pustaka
Modal kerja yang lebih dari cukup a. Hutang
akan mengurangi risiko dan menaikkan Hutang yang dikemukakan menurut
laba/hasil. Pendapat ini didasarkan atas Munawir (2010:18) adalah semua kewajiban
pandangan bahwa dengan cukup keuangan perusahaan kepada pihak lain
tersedianya modal kerja kegiatan dapat yang belum terpenuhi, di mana hutang ini
diarahkan pada pencarian hasil yang lebih merupakan sumber dana atau modal
tinggi dengan ekspansi atau perluasan perusahaan yang berasal dari kreditor.
usaha. (Agus Indriyo Gitosudarmo dan Basri Adapun menurut Ferra Pujiyanti
, 2008). Modal kerja merupakan dana yang (2015:156) mengemukakan hutang adalah
sengaja disediakan oleh perusahaan untuk kewajiban perusahaan masa kini yang
menjalankan kegiatan operasionalnya (Diah timbul dari peristiwa masa lalu,
Martini dan Toto Sugiharto, 2004). Oleh penyelesaiannya diharapkan
sebab itu, agar suatu perusahaan dapat mengakibatkan arus keluar dari sumber
menjaga kelangsungan usahanya agar daya yang mengandung manfaat ekonomi.
dapat terhindar dari kebangkrutan maka
2
Sedangkan menurut Samryn L. M tetap ada dalam perusahaan untuk
(2012:37) hutang merupakan kelompok mencukupi kebutuhan perusahaan agar
hutang yang masih harus dilunasi kepada tujuan akhir perusahaan untuk
pihak ketiga. Untuk utang-utang yang jatuh menghasilkan laba akan tercapai.
tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun
dikelompokkan sebagai kewajiban jangka c. Laba Bersih
pendek. Sementara hutang yang jatuh Menurut Harmono (2011:231)
tempo dalam waktu lebih dari satu tahun mengemukakan laba bersih adalah
dikelompokkan sebagai kewajiban jangka pendapatan operasi perusahaan setelah
panjang. dikurangi biaya bunga dan pajak.
Berikut ini rumus untuk Adapun menurut Irham Fahmi
menghitung hutang yaitu: (2011:101) mendefinisikan laba bersih
adalah laba setelah pajak merupakan laba
Hutang = Hutang Jangka Pendek + yang diperoleh setelah dikurangkan dengan
Hutang Jangka Panjang pajak. Ini disebut net income (laba bersih)
atau net profit yang diterima oleh
Berdasarkan pengertian diatas perusahaan.
dapat disimpulkan Hutang adalah suatu Sedangkan Menurut Budi Rahardjo
kewajiban yang berasal dari luar (2009 : 83) laba bersih adalah
perusahaan yang timbul dari peristiwa masa mengurangkan laba atau penghasilan
lalu atau akibat pembelian barang secara sebelum kena pajak dengan pajak
kredit yang masih harus dilunasi kepada penghasilan yang harus dibayar oleh
pihak ketiga. perusahaan.
Berikut ini rumus untuk menghitung
b. Modal Kerja modal kerja yaitu:
Modal Kerja menurut Sri Dwi Ari
Ambarwati (2010:112) yaitu modal yang Laba bersih = Laba sebelum pajak –
seharusnya tetap ada dalam perusahaan Pajak penghasilan
sehingga operasional perusahaan menjadi
lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan
untuk menghasilkan laba akan tercapai. Berdasarkan pengertian diatas
Dan menurut Putra (2012:208) yang dapat disimpulkan laba bersih merupakan
dimaksud dengan modal kerja adalah suatu keuntungan yang diperoleh
investasi perusahaan jangka pendek seperti perusahaan atas kegiatan usahanya,
kas, surat berharga, piutang dan inventori dimana keuntungan tersebut hasil selisih
atau seluruh aktiva lancar.” dari pendapatan atas biaya-biaya yang
Adapun Menurut Kasmir (2015:249) terjadi dalam usaha memperoleh
mendefinisikan modal kerja sebagai modal pendapatan pada jangka waktu tertentu.
yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan, terutama yang III. Kerangka Pemikiran
memiliki jangka waktu pendek. Sebagai a. Pengaruh Hutang terhadap Laba
modal kerja diartikan sebagai seluruh aktiva Bersih
lancar atau setelah dikurangi dengan utang Menurut M. Nafarin (2013:334)
lancar. menyatakan bahwa menambah hutang
Berikut ini rumus untuk menghitung jangka pendek dan hutang jangka panjang
modal kerja yaitu: dan modal sendiri dimaksudkan untuk
ekspansi, yaitu memperluas kegiatan
Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang perusahaan. memperluas kegiatan produksi,
Lancar memperluas kegiatan pemasaran dengan
tujuan memperoleh laba sebesar-besarnya.
Berdasarkan pengertian diatas Dengan peningkatan kegiatan produksi dan
dapat disimpulkan Modal Kerja adalah pemasaran (ekspansi) sebagai akibat
seluruh aktiva lancar atau setelah dikurangi peningkatan pembelanjaan dengan hutang
dengan hutang lancar yang seharusnya dan modal sendiri dapat memperbesar laba.
3
Pengaruh hutang terhadap laba dalam penelitian ini, diperoleh dari laporan
bersih telah banyak diteliti oleh beberapa keuangan Perusahaan Sektor
peneliti terdahulu. Hasil penelitian terdahulu pertambangan batubara yang terdaftar di
menunjukan adanya pengaruh hutang Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2016
terhadap laba bersih, begitupun menurut yang telah diaudit dan melalui data yang
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan tersedia secara online pada situs
Inggriani Elim (2010) yang menyatakan http://www.idx.co.id.
bahwa hutang lancar dan hutang tidak Dan teknik pengumpulan data yang
lancar berpengaruh terhadap laba usaha. digunakan dalam penelitian ini adalah
b. Pengaruh Modal Kerja Terhadap dokumentasi dan studi kepustakaan.
Laba Bersih Populasi dalam penelitian ini adalah
Menurut Basri, Indriyo dan 120 laporan keuangan yang diambil dari
Gitosudarmo (2012:76) mengenai pengaruh neraca dan laba rugi dari 24 Perusahaan
dari modal kerja terhadap laba bersih yaitu Sektor Pertambangan yang terdaftar di
modal Kerja yang lebih dari cukup (tinggi) Bursa Efek Indonesia selama 5 periode dari
akan mengurangi risiko dan menaikkan tahun 2012-2016. Adapun teknik yang
laba/hasil. digunakan peneliti dalam menentukan
Begitupun hasil penelitian sampel yaitu menggunakan teknik purposive
sebelumnya yang dilakukan Bunga Teratai sampling, sampel yang diambil dalam
(2017) yang menyebutkan bahwa modal penelitian ini adalah 55 laporan keuangan
kerja berpengaruh signifikan terhadap laba yang didapat dari 11 perusahaan sektor
bersih dan secara parsial variabel Modal pertambangan batubara yang telah diaudit
Kerja berpengaruh signifikan terhadap laba selama 5 periode yaitu dari tahun 2012
bersih. hingga tahun 2016
c. Hipotesis Untuk memperoleh data dan
Berdasarkan definisi dan kerangka informasi yang berkaitan dengan masalah
pemikiran yang telah dikemukakan yang diteliti, maka penulis mengadakan
sebelumnya maka hipotesis penelitian ini penelitian di PT. Bursa Efek Indonesia
adalah: Kantor Perwakilan Bandung yang berlokasi
H1 : Hutang berpengaruh positif di Jl. PH.H Mustofa No. 33, Neglasari,
terhadap Laba Bersih. Cibeunying Kaler, Bandung 40124,
H2 : Modal Kerja berpengaruh positif Indonesia dengan nomor telepon: (022)
terhadap Laba Bersih. 20524207. Adapun waktu pelaksanaan
penelitian dimulai pada bulan Februari 2018
IV. Metodologi Penelitian sampai dengan Agustus 2018.
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif V. Hasil Penelitian
dan metode verifikatif dengan pendekatan 1. Hasil Ananlisis Deskriptif
kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang a. Hasil deskriftif Hutang pada Sub
kemudian diolah dan dianalisis untuk Sektor Pertambangan Batu Bara
diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang terdaftar di BEI tahun 2012-
yang dilakukan adalah penelitian yang 2016
menekankan analisisnya pada data-data Berdasarkan hasil penelitian,
numerik ( angka ) dengan menggunakan Hutang dapat dijelaskan menggunakan
metode penelitian ini akan diketahui dengan grafik sebagai berikut:
hubungan yang signifikan antara variabel
yang diteliti, sehingga menghasilkan HUTANG
kesimpulan yang akan memperjelas 8.000.000.000.000

gambaran mengenai objek yang diteliti. 6.000.000.000.000


Dalam Penelitian ini menggunakan
4.000.000.000.000
data sekunder, yaitu data yang diperoleh Series1
secara tidak langsung dan merupakan data 2.000.000.000.000
kedua yang telah di oleh terlebih dahulu -
oleh pihak lain. Data-data yang digunakan 2012 2013 2014 2015 2016
4
Kondisi di atas Hutang pada pada tahun 2015 dan tahun 2016
perusahaan sub sector batu bara terjadi mengalami peningkatan. Ini terjadi karena
peningkatan pada tahun 2012, 2013 dan nilai rata-rata Modal Kerja pada Perusahaan
2014 dan mengalami penurunan pada tahun Sub Sektor Batu Bara yang terdaftar di
2015 dan 2016. Ini terjadi karena nilai rata- Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016
rata hutang pada perusahaan sub sector adalah sebesar 1,04E16 dengan nilai
batu bara pada Perusahaan Sub Sektor simpangan baku sebesar 3,05E17. Jumlah
Batu Bara yang terdaftar di Bursa Efek modal kerja terendah dimiliki oleh PT. Adaro
Indonesia periode 2012-2016 adalah Energy Tbk sebesar -9,67E14 pada tahun
sebesar 5,91E16 dengan nilai simpangan 2014, sedangkan jumlah modal kerja
baku sebesar 1,08E18. Nilai persentase tertinggi dimiliki oleh PT. Adaro Energy Tbk
hutang terendah dimiliki oleh PT. Perdana yaitu sebesar 1,28E15 pada tahun 2016.
Karya Perkasa Tbk pada tahun 2015 Meningkatnya Modal Kerja
dengan angka 8,71E12, sedangkan nilai perusahaan dapat terjadi karena adanya
persentase hutang tertinggi yaitu 4,31E15 peningkatan pendapatan dan kas dibanding
dimiliki oleh PT. Adaro Energy Tbk pada tahun sebelumnya. Adapun menurunnya
tahun 2013. Modal Kerja ini terjadi karena mengalami
Meningkatnya Hutang perusahaan penurunan persediaan kas dan mengalami
dapat terjadi karena adanya kenaikan peningkatan beban pokok penjualan dari
peningkatan pinjaman hutang bank tahun sebelumnya.
dibanding tahun sebelumnya selain itu
adanya peningkatan pinjaman hutang pada c. Hasil deskriftif Laba Bersih pada
pihak ketiga. Adapun menurunnya Hutang Sub Sektor Pertambangan Batu
ini terjadi karena mengalami penurunan Bara yang terdaftar di BEI tahun
beban usaha dan beban pajak dari tahun 2012-2016
sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian,
Hutang dapat dijelaskan menggunakan
b. Hasil deskriftif Hutang pada Sub dengan grafik sebagai berikut:
Sektor Pertambangan Batu Bara
yang terdaftar di BEI tahun 2012-
2016 LABA BERSIH
Berdasarkan hasil penelitian, 1.000.000.000.000
Hutang dapat dijelaskan menggunakan
800.000.000.000
dengan grafik sebagai berikut:
600.000.000.000

MODAL KERJA 400.000.000.000 Series1


2.500.000.000.000 200.000.000.000

2.000.000.000.000 -
1.500.000.000.000

1.000.000.000.000
Series1
500.000.000.000
Kondisi diatas Laba Bersih pada
- perusahaan sub sector batu bara pada
2012
2013
2014
2015
2016

(500.000.000.000) tahun 2012-2016 secara keseluruhan


mengalami penurunan, hanya terjadi
(1.000.000.000.000)
peningkatan di tahun 2016. ini terjadi karena
nilai rata-rata nilai perusahaan pada
Kondisi di atas Modal Kerja pada Perusahaan Sub Sektor Batu Bara yang
perusahaan sub sector batu bara pada terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012-2016 mengalami fluktuatif 2012-2016 adalah sebesar 5,05E15 dengan
dimana pada tahun 2012, 2013 dan tahun nilai simpangan baku sebesar 1,27E17.
2014 mengalami penurunan sedangkan Jumlah laba bersih terendah dimiliki oleh
5
PT. Bayan Resource Tbk sebesar -2,36E14 kenaikan 1%, maka laba bersih (Y)
pada tahun 2014, sedangkan jumlah laba akan mengalami peningkatan
bersih tertinggi dimiliki oleh PT. Adaro sebesar 0,186. Koefisien bernilai
Energy Tbk sebesar 4,60E14 pada tahun positif artinya terjadi hubungan
2016. positif antara modal kerja dengan
Meningkatnya Laba Bersih laba bersih, semakin tinggi modal
perusahaan dapat terjadi karena adanya kerja maka laba bersih akan
peningkatan penjualan dan rendahnya semakin tinggi.
beban administrasi dibanding tahun
sebelumnya. Adapun menurunnya laba a. Analisis Koefisien Korelasi
bersih ini terjadi karena meningkatnya Hasil output dari pengolahan data,
beban usaha dan beban pajak dari tahun diperoleh nilai koefisien korelasi untuk
sebelumnya. hutang dengan laba bersih sebesar 0,433
2. Hasil Analisis Verifikatif yang mana hasil tersebut masuk dalam skor
Sebelum dilakukan pembentukan interval antara 0,40 – 0,599. Hal ini
untuk model regresi akan dilakukan terlebih menunjukkan bahwa terdapat hubungan
dahulu pengujian asumsi klasik agar model yang sedang antara hutang dengan laba
yang terbentuk memberikan estimasi yang bersih. Hasil perhitungan yang positif antara
benar. Hasil pengujian asumsi klasik dua variabel diatas menunjukkan bahwa
menunjukan distribusi normal, tidak ada terdapat hubungan yang searah antara
multikolinearitas diantara variabel hutang hutang dengan laba bersih, dimana jika
dan modal kerja, juga tidak terjadi hutang naik maka laba bersih akan naik
heterokedastisitas pada model regresi serta pula.
diperoleh pelanggaran terhadap asumsi Hasil output dari pengolahan data,
regresi. diperoleh nilai koefisien korelasi untuk
Adapun hasil persamaan regresi modal kerja dengan laba bersih sebesar
linier berganda dalam penelitian ini 0,401 yang mana hasil tersebut masuk
dinyatakan dalam persamaan sebagai dalam skor interval antara 0,40–0,599. Hal
berikut: ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang sedang antara modal kerja dengan
Y = -1,011E11 + 0,018 X1 + 0,186 X2 laba bersih. Hasil perhitungan yang positif
antara dua variabel diatas menunjukkan
Nilai yang tertera dalam persamaan bahwa terdapat hubungan yang searah
di atas dapat diinterpretasikan sebagai antara modal kerja dengan laba bersih,
berikut: dimana jika modal kerja naik maka laba
a. Konstanta sebesar -1,011E11; bersih akan naik pula.
artinya jika hutang dan modal kerja Meningkatnya Laba Bersih
nilainya adalah 0, maka laba bersih perusahaan dapat terjadi karena adanya
nilainya adalah -1,011E11. penurunan beban pokok penjualan dan
b. Koefisien regresi variabel hutang beban administrasi yang ditanggung
(X1) sebesar 0,018; artinya jika perusahaan. Adapun menurunnya Laba
variabel independen lain nilainya Bersih ini terjadi karena mengalami
tetap dan hutang mengalami penurunan penjualan dari tahun
kenaikan 1%, maka laba bersih (Y) sebelumnya.
akan mengalami peningkatan
sebesar 0,018. Koefisien bernilai b. Ananlisis Koefisien Determinasi
positif artinya terjadi hubungan Pengaruh secara parsial antara
positif antara hutang dengan laba variabel bebas terhadap variabel terikat
bersih, semakin tinggi hutang maka adalah sebagai berikut:
laba bersih akan semakin tinggi. a) Pengaruh Hutang terhadap Laba
c. Koefisien regresi variabel modal Bersih (0,433)2 x 100%= 18,75%
kerja (X2) sebesar 0,186; artinya jika b) Pengaruh Modal Kerja terhadap
variabel independen lain nilainya Laba Bersih (0,401)2 x 100%=
tetap dan modal kerja mengalami 16,08%
6
operasional dan lain-lain. Jadi besarnya
c. Pengujian Hipotesis Secara hutang mempengaruhi laba bersih. Hasil
Parsial (Uji t) prediksi untuk tahun berikutnya setelah
 Pengaruh Hutang terhadap Laba tahun penelitian ini menunjukan hutang
Bersih mengalami peningkatan akan tetapi laba
Dapat diketahui nilai thitung untuk bersih mengalami penurunan, hal ini
variabel hutang sebesar 3,464. Nilai ini menjawab fenomena yang telah
akan dibandingkan dengan nilai ttabel dikemukakan sebelumnya seperti pada
pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, Perusahaan PT. Baramulti Suksessarana
df=n-k-1=55-2-1=52, diperoleh nilai ttabel Tbk. Pada tahun 2012-2013 mengalami
sebesar ± 2,00665. Diketahui bahwa peningkatan hutang, namun laba bersih
thitung untuk X1 sebesar 3,464 > nilai ttabel yang diperoleh perusahaan justru
2,00665, maka H0 ditolak artinya mengalami penurunan. Dengan hasil ini
terdapat pengaruh yang signifikan menunjukan bahwa faktor lain yang
antara hutang terhadap laba bersih. mempengaruhi laba bersih dibandingkan
dengan hutang, faktor lain tersebut seperti
 Pengaruh Modal Kerja terhadap inflasi, pendapatan, biaya produksi, biaya
Laba Bersih operasional, dan lain-lain.
Dapat diketahui nilai thitung untuk Berdasarkan penelitian terdahulu
variabel Modal Kerja sebesar 3,154. yang dilakukan oleh I Made Bayu Wisnawa
Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai (2005), Perubahan hutang jangka pendek,
ttabel pada tabel distribusi t. Dengan hutang jangka panjang, modal saham, laba
α=0,05, df=n-k-1=55-2-1=52, diperoleh ditahan dan depresiasi berpengaruh secara
nilai ttabel sebesar ± 2,007. Diketahui signifikan terhadap perubahan laba bersih
bahwa thitung untuk X2 sebesar 3,154 > perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai ttabel 2,007, maka H0 ditolak artinya pemanfaatan sumber-sumber pendanaan
terdapat pengaruh yang signifikan tersebut dapat mempengaruhi penerimaan
antara modal kerja terhadap laba bersih. laba bersih yang akan diterima.
a) Pengaruh Modal Kerja terhadap
VI. Pembahasan Laba Bersih
A. Pengaruh Hutang terhadap Laba Hasil pengujian hipotesis menolak
Bersih pada Perusahaan Sub Sektor H0 yang artinya Modal Kerja berpengaruh
Pertambangan yang Terdaftar di BEI terhadap Laba Bersih. Hasil pengujian
tahun 2012-2016 koefisien korelasi masuk dalam interval
Hasil pengujian hipotesis menolak sedang antara modal kerja dan laba bersih
H0 yang artinya Hutang berpengaruh dan hasil koefisiennya dinyatakan positif
terhadap Laba Bersih. Hasil pengujian yang artinya searah, dimana modal kerja
koefisien korelasi masuk dalam interval meningkat maka laba bersih pun meningkat
sedang antara Hutang dan Laba Bersih, dan begitu juga sebaliknya. Sehingga modal
hasil koefisiennya dinyatakan positif yang kerja berpengaruh terhadap laba bersih
artinya searah. Dimana jika Hutang pada Perusahaan Sub Sektor Batu Bara
meningkat maka laba bersih akan naik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
begitu juga sebaliknya. Sehingga hutang Hasil koefisien determinasi
berpengaruh terhadap laba bersih pada menunjukan bahwa pengaruh modal kerja
Perusahaan Sub Sektor Batu Bara yang dengan laba bersih yaitu sebesar 16,08%,
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. sedangkan sisanya sebesar 83,92%
Hasil koefisien determinasi merupakan pengaruh yang diberikan oleh
menunjukkan bahwa pengaruh variabel faktor lain yang tidak diteliti dalam peneliian
hutang dengan laba bersih sebesar 18,75% ini seperti asset, piutang, beban, penjualan
dan sisanya 81,25% merupakan pengaruh dan lain-lain. Jadi besarnya modal kerja
yang diberikan oleh faktor lain yang tidak berpengaruh terhadaplaba bersih. Hasil
diteliti dalam penelitian ini seperti inflasi, prediksi untuk tahun berikutnya setelah
pendapatan, biaya produksi, biaya tahun penelitian ini menunjukan modal kerja
mengalami peningkatan akan tetapi laba
7
bersih mengalami penurunan, hal ini Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menjawab fenomena yang telah periode 2012-2016, dimana setiap
dikemukakan sebelumnya seperti yang kenaikan jumlah modal kerja maka
terjadi pada Perusahaan PT. Petrosea Tbk akan meningkatkan laba bersih.
Pada tahun 2013-2014 menaikkan modal Namun beberapa yang
kerjanya, namun laba bersih yang diperoleh menyebabkan rendahnya modal
perusahaan justru mengalami penurunan. kerja oleh kas, surat-surat berharga,
Dengan hasil ini menunjukan bahwa faktor pinjaman, hutang, dan penjualan
lain yang mempengaruhi laba bersih saham. Hal tersebut berimbas pada
dibandingkan dengan modal kerja, faktor modal kerja, sehingga laba bersih
lain tersebut seperti aset, piutang, beban, pun menurun.
penjualan, dan lain-lain. b. Saran
Berdasarkan penelitian terdahulu 1) Pengujian hipotesis menunjukan
yang dilakukan oleh Bunga Teratai (2017), laba bersih dipengaruhi oleh hutang,
yang menyebutkan bahwa modal kerja oleh karena itu untuk meningkatkan
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih laba bersih maka perusahaan harus
dan secara parsial variabel Modal Kerja meningkatkan pendapatan dengan
berpengaruh signifikan terhadap laba melakukan strategi pemasaran dan
bersih. promosi yang lebih efektif serta
menekankan biaya yang keluar
VII. KESIMPULAN DAN SARAN sehingga perusahaan dapat
a. Kesimpulan beroperasi dengan efektif dan
Berdasarkan hasil analisis data dan efisien untuk memperoleh laba.
pembahasan yang telah dilakukan pada bab 2) Kemudian laba bersih juga
sebelumnya, maka peneliti mengambil dipengaruhi oleh modal kerja, untuk
beberapa kesimpulan sebagai berikut : meningkatkan laba bersih melalui
1) Hutang berpengaruh terhadap laba modal kerja, maka sebaiknya
bersih pada Perusahaan perusahaan harus meningkatkan
Pertambangan Sub Sektor kinerja perusahaan baik dari segi
Pertambangan Batu Bara yang mendapatkan investor maupun
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia menekan jumlah biaya ataupun
periode 2012-2016, dimana setiap beban, sehingga dapat
ada peningkatan dalam hutang meningkatkan modal kerja serta
maka akan meningkatkan laba laba bersih.
bersih. Namun beberapa yang 3) Investor dapat menggunakan
menyebabkan laba bersih menurun hutang dan modal kerja sebagai
yaitu biaya, penjualan, pendapatan, acuan dalam melakukan investasi.
harga pokok penjualan, dan beban Tetapi hendaknya investor juga
pajak. Dan rendahnya hutang melakukan analisa pada indikator
disebabkan oleh biaya, pendapatan, lain karena masih banyak indikator
laba, aset, dan hutang usaha. Hal lain yang dapat mempengaruhi laba
tersebut berimbas pada hutang, bersih, walaupun dalam penelitian
sehingga laba bersih juga menurun. ini hutang dan modal kerja
2) Modal kerja berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap laba bersih,
laba bersih pada Perusahaan sehingga investor dapat lebih tepat
Pertambangan Sub Sektor dalam memilih keputusan
Pertambangan Batu Bara yang investasinya.

Dalam Memprediksi Perubahan Laba


DAFTAR PUSTAKA Pada Perusahaan Real Estate Dan
Property Di Bursa Efek Indonesia
Agus, Wibowo Hendra dan Diyah Pujiati. (Bei)Dan Singapura (Sgx). Jurnal,
2011. Analisis Rasio Keuangan

8
Vol. 1, No. 2, July 2011. Hal. 155 – L.M Samryn. 2012. Pengantar Akuntansi :
178. Mudah Membuat Jurnal Transaksi
Agus Indriyo, Gitusudarmo dan Basri. 2008. Dengan Pendekatan Siklus
Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Transaksi. Jakarta: Rajawali Pers.
BPFE Martono dan Agus Hartijo. 2010.
Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Manajemen Keuangan (Edisi 3).
Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Yogyakarta : Ekonisia.
Ilmu Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan
Anna Setiana. 2012. Pengaruh Hutang (Edisi 4). Yogyakarta: Liberty
Jangka Panjang Terhadap Nafarin, M. 2013. Penganggaran
Profitabilitas: Studi Kasus PT Perusahaan. (Edisi 3) Cetakan kedua,
Ramayana Lestari Sentosa. Jurnal Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, Subramanyam, K.R & Wild, John J. 2014.
April 2012. Analisis Laporan Keuangan (Buku 1).
Basu Swastha. 2002. Manajemen Jakarta: Salemba Empat.
Pemasaran (Edisi 2) Cetakan Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis.
Kedelapan. Jakarta: Liberty. Bandung: Alfabeta
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Jakarta: Bumi Aksara Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Hendra Setiawan dan Marwan Effendy. Kualitatif Dan R&D. Bandung:
2009. Pengaruh Likuiditas Dan Alfabeta.
Hutang Jangka Panjang Terhadap Yoyon Supriadi dan Ratih Puspitasari. 2012.
Kemampulabaan: Studi Kasus Pada Pengaruh Modal Kerja Terhadap
PT Matahari Putra Prima Tbk dan PT Penjualan dan Profitabilitas
Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Perusahaan: Studi Kasus PT
Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Volume 11, Januari 2009. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1
I. Susanto., S.C. Nangoy., M. Mangantar. Volume 14, April 2012.
2014. Perputaran Modal Kerja Yuni Rusmawati Dj. 2016. Pengaruh Ukuran
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perusahaan, Struktur Hutang, Dan
Asuransi Yang Terdaftar di BEI. Umur Perusahaan Terhadap
Jurnal EMBA Vol.2 No.4 Profitabilitas Pada Perusahan Food &
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Beverages Di Bursa Efek Indonesia
Jakarta: Rajawali Pers Tahun 2012-2014. Jurnal Volume I
No.2, Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai