Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitan

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di PT Adhi Karya

(Persero)Tbk. PT adhi Karya (Persero) Tbk sebagai salah satu Perusahaan

komtraktor terbesar dan tebaik di indonesia, melalui sepak terjang nya selama

puluhan tahun PT Adhi Karya (Persero)Tbk resmi mendaftarkan diri di Bursa

Efek Indoensia (BEI) dan secara resmi mendaftarkan diri di Tahun 2004 dengan

kode listing saham ADHI hingga Kini. Badan Pemeriksa Keuangan

dan Pembangunan (BPKP) telah melakukan asesmen atas implementasi GCG di

ADHI pada tahun 2017, dengan perolehan skor 81,63 (dengan kualifikasi Baik).

ADHI berkomitmen untuk terus berupaya menegakkan & memperkuat

implementasi kebijakan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan

yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan

kewajaran di seluruh lini bisnis PT Adhi Karya (Persero)Tbk. Asesmen GCG

tersebut menitikberatkan pada penilaian atas tingkat efektivitas Perusahaan dalam

beberapa aspek tata kelola dan pengendalian, termasuk etika bisnis, pengendalian

internal, pengelolaan risiko, kecurangan dan pelaporan keuangan. Berdasarkan

data dari laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2014- 2018 PT

Adhi Karya (Persero)Tbk dalam membuat laporan keuangan sesuai dengan

kaidah-kaidah Akuntansi yang berlaku, berdasarkan hasil data laporan keuangan


tersebut dapat dilihat bagaimana Hutang berpengaruh terhadap laba baik secara

parsial maupun simultan.

4.1.1 Gambaran Umum PT Adhi Karya (Persero) Tbk

Perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia ini awalnya milik

Belanda. Sebelumnya bernama asli “Architecten-Ingenicure-en

Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V” atau

disingkat (Associate N.V.). Perusahaan tersebut dinasionalisasikan pada 11

Maret 1960 dan berubah nama menjadi Perusahaan Negara (PN) Adhi Karya.

Selama rentang tahun 1960-an, pemerintah Indonesia sedang gencar

melakukan pembangunan. PN Adhi Karya menjadi perusahaan yang turut

berkontribusi, empat belas tahun kemudian, PN Adhi Karya berubah status

menjadi Perseroan Terbatas (PT). Perubahan status ini disahkan Menteri

Kehakiman RI pada 1 Juni 1974.

Company Profil Peruahaan adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan : PT Adhi Karya (Persero)Tbk

Jenis Usaha : Perusahaan yang bergerak dibidang Kontraktor

Alamat : Jl Raya Pasar Minggu KM 18, Pasar Minggu

Jakarta Selatan – DKI Jakarta 12510

Telp/Fax : 62-21 7975312 F. 62-21 7975311


Email : adhinet@adhi.co.id

Didirikan nya PT Adhi Karya (Persero) Tbk bertujuan untuk Menerapkan

tata kelola perusahaan yang baik secara efektif dan efisien untuk mengingkatkan

kinerja bisnis yang berkelanjutan dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban

perusahaan kepada pemangku kepentingan. Namun dalam penelitian ini, penulis

hanya meneliti satu bidang Divisi yaitu divisi akuntansi & Keuangan.

4.1.2 Visi dan Misi PT Adhi Karya (Persero)Tbk

1. Visi PT Adhi Karya (Persero)Tbk :

Menjadi Korporasi inovatif dan berbudaya unggul untuk

pertumbuhan berkelanjutan

2. Misi PT Adhi Karya (Persero)Tbk :

a. Membangun Insan yang unggul, profesional, amanah dan berjiwa

wirausaha.

b. Mengembangkan bisnis kontruksi, rekayasa, properti, industri, dan

investasi yang bereputasi.

c. Mengembagkan inovasi produk dan proses untuk menberi solusi

serta impect bagi stakeholders

d. Menjalankan organisasi dengan tata kelola perusahaan yang baik.

e. Menjalankan sistem manajemen pencapaian sasaran, kualitas,

keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja.


f. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana

untuk pembuatan keputusan dan pengelolaan risiko korporasi.

4.1.3 Susunan Perangkat Organisasi dan Uraian Tugas

Susuanan Perangkat organisasi PT Adhi Karya (Persero)Tbk Selama

Tahun 2019 Adalah Sebagai berikut :

sumber : website PT Adhi Karya (Persero)TBk .

GAMBAR 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PT ADHI KARYA (PERSERO)TBK

4.1.4 Gambaran Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini Pengaruh hutang jangka

pendek dan hutang jangka panjang tehadap laba di PT Adhi Karya (Persero)Tbk,

selama kurun waktu 5 Tahun yakni dari tahun 2014-2018

4.1.4.1 Gambaran Hutang


Hutang juga dikenal sebagai kewajiban ataupun juga liabilitas

dalam PSAK, dalam artian sederhana biasanya dimengerti sebagai

kewajiban keuangan perusahaan yang harus dibayar oleh perusahaan

terhadap pihak lain. Secara umum, hutang adalah kewajiban masa kini

perusahaan yang timbul karena peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya

berasal dari arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang

mengandung manfaat ekonomi.

Dalam penggunaan hutang, perlu adanya kehati-hatian atas resiko yang


diakibatkan dari penggunaan hutang tersebut. Hal ini disebabkan
penggunaan hutang mempunyai resiko yang tinggi yaitu biaya modal.
Oleh sebab itu dalam mengambil keputusan untuk menggunakan hutang,
perusahaan harus memperhatikan perimbangan antara modal sendiri dan
modal luar yang akan digunakan. Jika penggunaan sumber dana dari luar
lebih kecil dari modal sendiri, maka penggunaan modal luar tersebut layak
digunakan, namun jika penggunaan modal luar lebih besar dari pada
modal sendiri, maka penggunaan modal luar tersebut tidak layak
digunakan (Riyanto, 2001: 23).

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain


yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau
modal perusahaan yang berasal dari kreditor menurut Munawir (2017:18).

Total hutang adalah gabungan hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang. Dengan gabungan hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang tersebut maka membuat beban perusahaan semakin tinggi. Tetapi
tingginya beban tersebut dapat digunakan untuk menurunkan pajak
perusahaan, hal tersebut yang menjadikan keuntungan ( Julio, 2016).

Titman dan Wessels dalam (Suaryana, 2006:6) yang menyatakan bahwa


peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi
perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi semua kewajibanya, karena semangkin besar penggunaan
hutang maka akan semangkin besar kewajibanya.
Menurut Syafrida Hani (2014:29) Analisa terhadap hutang merupakan hal
yang penting dilakukan untuk pengambilan keputusan bagi pihak yang
memerlukan informasi tentang utang, baik internal perusahaan, kreditor,
dan pihak eksternal lain seperti investor. Masing-masing pihak
memerlukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Fahmi (2014) mengemukakan bahwa :


Hutang adalah kewajiban (liabilities). Maka liabilities atau hutang
merupakan kewajiban yang dimiliki oleh pihak perusahaan yang
bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman
perbankan,leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya. Akan tetapi dalam
penggunaan hutang ini, diperlukan kehati-hatian atas resiko yang
diakibatkan dari penggunaan hutang tersebut. Karena dana eksternal
tersebut akan menyebabkan perusahaan menghadapi masalah yang
berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya.

Sedangkan Menurut Hanafi dan Halim (2016:51), menyebutkan bahwa :


Hutang adalah pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa
mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset
atau memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat
transaksi atau kejadian di masa lalu.

Dari definisi yang telah diberikan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa

hutang adalah kewajiban yang terjadi karena adanya transaksi di masa lalu

biasanya digunakan untuk pendanaan pengembangan perusahaan secara optimal

dan hutang juga dapat disebabkan oleh penyerahan jasa atau barang yang belum

terselesaikan di masa lampau

4.1.4.2 Gambaran Laba

Salah satu tujuan utama dari kegiataan operasi perusahaan adalah

mendapatkan laba yang semaksimal mungkin dan laba tersebut akan dapat dilihat

dari laporan laba rugi perusahaan. Laporan laba rugi (income statements) adalah
laporan yang menggambarkan kinerja hasil operasional perusahaan selama satu

periode.

Menurut Amalia (2019) Tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan

sebanyak banyaknya dan menekan biaya seminim mungkin. Pengukuran laba

bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan, tapi juga sebagai

informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi.

L.M.Samryn (2011:41) Laba adalah hasil pengurangan biaya atas


pendapatan, perusahaan menghasilkan laba jika pendapatan lebih besar dari
biayanya. Sebaliknya selisih tersebut akan menghasilkan rugi jika biayanya lebih
besar dari total pendapatan.

Menurut Januri dkk (2015:96) keuntungan (gains) timbul dan tidak


timbul daripelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan (gains)
mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi.
Sofyan syafri harahap (2016:245) berdasarkan committe on Terminologi
mendefenisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan antara harga
pokok produksi biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan
operasi.

Dapat disimpulkan bahwa “ laba adalah hasil dari keuntungan yang

diterima perusahaan setelah dikurangi dari pendapatan dan biaya – biaya selama

satu periode”. Merupakan selisih positif atas penjualan dikurang biaya – biaya dan

pajak. Pengertian laba yang dianut oleh organisasi akuntansi saat ini adalah laba

akuntansi yang merupakan selisih positif antara pendapatan dan biaya. Dari laba

yang diperoleh oleh perusahaan akan dapat diketahui kinerja perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Irham Fahmi (2012:101) bahwa Laba bersih (net income)


adalah laba setelah pajak (earnings after tax) merupakan laba yang diperoleh
setelah dikurangkan dengan pajak”.
Manfaat analisis perubahaan laba bersih bagi manajemen menurut

Prastowo (2002:191) yaitu memberikan cukup motivasi bagi manajemen adanya

pertumbuhan lada dalam perusahaan dapat menunjukan bahwa pihak – pihak

menajemen telah berhasil dalam mengelolah sumber – sumber daya yang dimiliki

perusahaan secara efektif dan efisien.

4.1.5 Persyaratan Analisis Data

Sebelum melakukan serangakain pengujian pengaruh Hutang terhadap

laba terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik setelah itu, dilakukan uji regresi

dengan menggunakan bantuan dari IBM SPSS Statistics versi 22.0 Mengingat alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi, dan data yang

digunakannya dalam penelitian adalah data Sekunder. Maka untuk memenuhi

syarat yang telah ditentukan, sehingga analisis regresi linier sederhana ini perlu

diuji dengan rancang uji Asumsi klasik, adapun langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

4.1.6.1 Uji Normalitas Data

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel

dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji

statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji

statistik parametris Kolmogrov-Smirnow (K-S) yang diolah menggukan SPSS

22.0. Jika hasilnya menunjukan nilai signifikan diatas 0.05 maka data residual

terdistribusi dengan normal, sedangkan jika hasilnya menunjukan nilai signifikasi

dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal.Uji normalitas dapat

dilihat pada gambar berikut ini:


TABEL 4.1

HASIL UJI NORMALITAS HISTOGRAM

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 5
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std.
,60174580
Deviation
Most Extreme Absolute ,219
Differences Positive ,219
Negative -,200
Test Statistic ,219
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
(Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 22.0)

Untuk Kepentingan Uji ini, yang perlu dibaca hanyalah dua ite, yang

paling akhir, nilai dari Kolmogorov-Smirnow Z dan nilai Asymp. Sig (2-tailed).

Kolmogorov-Smornow Z merupakan angka Z yang dihasilkan dari Teknik

Kolmogorov-Smirnow untuk menguji kesesuaian distribusi data dengan suatu

distribusi tertentu, dalam hal ini distribusi normal. Angka ini biasanya juga

dituliskan dalam laporan penelitian ketika pembahasan nilai P yang dihasilkan

dari hipotesis nol. Asymp. Sig (2-tailed) merupakan nilai p yang dihasilkan dari

uji hipotesis nol.


Berdasarkan tabel 4.1 besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov Z 0,219 maka

diinterpretasikan data didistribusi normal, karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,200 dan dapat disimpulkan bahwa data

Hutang dan Laba berdistribusi dengan normal dan dapat dilanjutkan dengan uji

asumsi klasik lainnya.

4.1.6.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi diantara

variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, jika terjadi

korelasi antara variabel independen maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Dimana Variabel ortogonal sendiri adalah variabel independen yang nilai

korelasinya antar sesama variabel independen adalah nol. Untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai toleransi

(tolerence value) dan variance inflation factor (VIF). dari masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada table

dibawah ini :

TABEL 4.2
HASIL UJI MULTIKOLONEARITAS

Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1(Constant) ,831 ,355 2,341 ,101
Hutang -,093 ,098 -,481 -,951 ,412 1,000 1,000
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui nilai VIF untuk Variabel X

sebesar 1,000 atau nilai VIF < 10 , karena apabila nilai VIF >10 maka dapat

disimpulkan terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF < 10 dapat

disimpulkan tidak terjadii multikolinearitas , dalam hal ini tidak terjadi

multikolinearitas, karena nilai VIF < 10 yaitu sebesar 1,000

4.1.6.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier,

ada korelasi atau tidak dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson

(DW test). untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak dalam penelitian ini,

adapun hipotesisnya sebagai berikut :

Ho : tidak terdapat autokolerasi jika DW hitung > batas atas (du) dan DW

hitung < 4

Ha : terdapat autokolerasi jika DW hitung < batas atas (du) dan DW


hitung > 4

maka kita dapat melihat hasil autokorelasi dari tabel berikut ini:

TABEL 4.3

HASIL UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,481a ,232 -,024 ,20893218 1,337
a. Predictors: (Constant), Hutang
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa

nilai DW sebesar 1,337 model yang baik harus memilki nilai dw diantara

DU<DW<4-DU, maka dikatakan tidak ada autokorelasi yang positif atau negatif.

Berdasarkan uji autokorelasi yang dilakukan diketahui bahwa penelitian ini telah

memenuhi model yang baik.

4.1.6.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Regresi yang baik seharusnya tidak akan terjadi heterokedastisitas. Cara

mendektsi adalah dengan uji Glejser apabila nilai probalilitas signifikasinya diatas

tingkat kepercayaan 5% atau (Sig.) > 0.05 maka tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas (Ghozali,2013:143) Pada penelitian ini peneliti juga


menggunakan metode analisis grafik untuk mengetahui apakah terjadi

heteroskedastisitas atau tidak dalam penelitian ini, maka kita dapat melihat

melalui tabel dan gambar berikut ini :

TABEL 4.4
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) ,831 ,355 2,341 ,101
Hutang -,093 ,098 -,481 -,951 ,412
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
(Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 22.0)

Dengan melihat hasil perhitungan SPSS 22.0 terlihat bahwa signifikasi

variable Hutang sebesar 0,412 lebih besar dari 0,05 artinya tidak terjadi

heteroskedastisitas pada variabel hutang.


(Sumber :Hasil Pengolahan SPSS 22.0)

GAMBAR 4.1
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Berdasarkan tampilan pada Scatterplot, terlihat bahwa plot menyebar

secara acak yakni berada diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu

Regression Studentized Residual. Oleh karena itu, maka berdasarkan uji

heteroskedastisitas menggunakan metode analisis grafik pada model regresi yang

berbentuk dinyatakn tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.


4.1.6 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.1.7.1 Analisis Koralasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat atau

kekuatan hubungan dua variabel secara bersama-sama bila datanya berkala

interval atau rasio dan dari sumber yang sama. Berdasarkan hasil pengolahan data

dengan menggunakan SPSS 22.0 maka hasilnya dapat dilihat dari tabel dibawah

ini:

TABEL 4.5
HASIL UJI KORELASI BERGANDA

Correlations
Unstandardiz
ed Residual Hutang
Pearson Unstandardized
1,000 -,481
Correlation Residual
Hutang -,481 1,000
Sig. (1-tailed) Unstandardized
. ,206
Residual
Hutang ,206 .
N Unstandardized
5 5
Residual
Hutang 5 5
(Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 22.0)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukan hubungan antara hutang

terhadap laba adalah sebagai berikut :

Nilai Koefisien korelasi antara variable x atau hutang terhadap variabel y atau

laba
4.1.7.2 Analisis Regresi Liniear Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) ,831 ,355 2,341 ,101
Hutang -,093 ,098 -,481 -,951 ,412
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
(Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 22.0)

4.1.7.3 Uji Signifikasi Parameter Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh parsial tersebut

dapat dilakukan dengan cara berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikasi

lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau

dikatakan signifikan, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka

hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan

4.1.7.4 Uji F (T-Test)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen

sacara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. pada

penelitian yang telah dilakukan oleh penulis hasil yang didapatkan adalah sebagai

berikut :
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,039 1 ,039 ,904 ,412b
Residual ,131 3 ,044
Total ,170 4
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b. Predictors: (Constant), Hutang
(Sumber : Hasil pengolahan SPSS 22.0)

4.1.7.5 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi merupakan alat untuk mengukur sebarapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila R 2 sama

dengan 0, hal ini menujukan bahwa tidak adanya ongaruh antara variabel

independen terhadao variabel dependen, dan bila R2 semakin kecil mendekati 0,

maka dapat dikatakanbahwa pengaruh variabel independen semakin kecil

terhadap variabel dependen. Apabila R2 semakin besar mendekati 1, hal ini

menujukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Adapun untuk mengetahui hasil dari uji koefisien determinasi (R2)

dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,481 a
,232 -,024 ,20893218 1,337
a. Predictors: (Constant), Hutang
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 22.0)
4.2 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan penelitian diatas, penulis akan membahas pengaruh hutang

terhadap laba dengan hasil sebagai berikut:

4.2.1 Pengaruh Hutang Terhadap Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang

signifikan secara simultan antara hutang terhadap laba pada PT. Adhi Karya

(Persero) Tbk. Hal ini dapat ditunjukan dari nilai sig. 0,412 > 0,05 dan nilai R

Square 0,232 yang dapat diartikan bahwa variabel Hutang memberikan kontribusi

sebesar 23,2% terhadap variabel Laba memberikan kontribusi 76,8% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vera

Handayani

dan Mayasari (2014) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan

antara hutang dan laba bersih, dan dalam penelitian Koefisien Determinasi

menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas (hutang) terhadap variabel terikat

(laba bersih) adalah sebesar 18,8% sedangkan sisanya 81,2% dipengaruhi variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai