Metode penyelesaian sengketa secara damai di atur pada united nation charter yaitu pada
BAB 6 pasal 33-38 Piagam PBB.
Di sebutkan bahwa ada 3 cara dalam penyelesaian sengketa secara damai yaitu:
-Diplomatic method (Metode diplomatik)
-Arbitration (Arbitrasi)
-International court of justice (pengadilan Internasional)
Negosiasi adalah perundingan yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa untuk
mencari penyelesaian melalui dialog tanpa melibatkan pihak ketiga.
Mediasi yaitu perundingan yang dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga sebagai
mediator yang independen atau netral, Mediator membuat usulan atau inisiatif sendiri
berdasar pada sumber-sumber atau fakta-fakta yang diperoleh atau diajukan oleh para
pihak yang bersengketa, Mediator juga terlibat aktif dalam proses penyelesaian sengketa
antara para pihak.
Pencarian fakta (Inquiry/fact finding) yaitu penunjukan badan independen untuk menyelidiki
fakta penyebab terjadinya sengketa, yang hanya mengungkapkan fakta, dan biasanya tidak
sampai pada tahap pembuatan pemutusan.
Konsiliasi adalah gabungan antara mediasi dan inquiry yaitu pihak ketiga yang sudah
memiliki sumber-sumber atau fakta-fakta yang digunakan dalam penyelesaian sengketa.
Fakta-fakta yang di peroleh berasal dari investigasi yang dilakukan konsiliator. Umumnya
berbentuk komisi, dengan memberikan nasihat kepada para pihak yang bersengketa.
Jasa-jasa baik (Good offices) yaitu bantuan pihak ketiga dalam memberikan jasa baik berupa
fasilitas-fasilitas atau tempat kepada pihak yang bersengketa untuk melakukan perundingan
guna mencapai penyelesaian.
Metode penyelesaian sengketa secara arbitrasi yaitu:
Penyelesaian yang dilakukan secara non-litigasi dimana penyelesaian ini dilakukan di luar
persidangan dengan adanya pembuatan kesepakatan oleh para pihak sengketa, yang
ditujukan untuk menyelesaikan pertikaian berdasarkan pada hukum internasional, dimana
putusan final yang dihasilkan dianggap mengikat para pihak.