Annisa Melliana, Khairatun Nikmah Hidayati, Muhammad Firdaus Nuzula, Tri Nur
Safitri
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program pendidikan inklusi dan rencana
anggaran dan keuangan sekolah inklusi. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hingga saat ini masih belum ada mendapat
dana inklusi dari Dinas Pendidikan Banjarmasin sehingga untuk dana inklusi
dikumpulkan dari sumbangan orang tua ABK dan inisiatif dari para GPK untuk
memenuhi sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran untuk Anak
Berkebutuhan Khusus.
1
Abstract
Pasar Lama SDN 3 Banjarmasin held an inclusive education in 2015. In 2016 the
school submitted a proposal to the Banjarmasin Education Office for an inclusive
budget. This research is to study the education inclusion program and the inclusive
budget and financial plan. This study used descriptive qualitative method. Data
collection techniques include observation and interviews. The results of this study
indicate that there is currently no inclusion fund from the Banjarmasin Education
Office for inclusion funds collected from ABK parents and participants from GPK for
the procurement of facilities and infrastructure that support learning for Children
with Special Needs.
I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah proses pembentukan karakter agar peserta
didik memiliki keperibadian yang mantap dan mandiri. Asumsi bahwa life is
education and education is life dalam artian pendidikan sebagai persoalan hidup dan
kehidupan maka diskursus seputar pendidikan, sekarang pendidikan inlusif telah
menjadi perhatian serius dunia internasinal dipelopori oleh berbagai organisasi
internasional. Banyak negara telah memiliki kebijakan perundang – undangan untuk
pendidikan inklusif berdasarkan perjanjian hak manusia internasional seperti
pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi (UNESCO. 1994) dan Konvensi PBB
tentang hak – hak penyandang disabilitas (United Nations, 2006). Konsep pendidikan
inklusif bertujuan untuk memasukan anak – anak cacat ke dalam kelas regular dimana
guru harus menggunakan berbagai pendekatan pengajaran, bekerja secara kolaboratif,
dan menggunakan berbagai metode penilaian (Rouse, 2017).
2
dukungan sosial, dan partisipasi masyarakat diantranya dengan mengembangkan
hubungan kolaboratif di antara staf dan orang tua, serta hubungan kolaboratif dengan
organisasi yang terlibat dalam masyarakat (Kantavong, 2017). Dengan begitu
perlunya salah satu penujang yang paling berpengaruh pada pendidikan adalah
pendanaan karena, sebuah pendidikan akan berhasil dengan baik manakala di topang
oleh tenaga pendidik yang profesional serta didukung oleh sarana prasarana belajar
yang memadai. Untuk itu kecukupan pendanaan (keuangan) adalah suatu usaha
menginginkan pendidikan yang bermutu, namun banyaknya sumber dana juga tidak
menjamin pendidikan berkualitas jika tidak di kelola dengan baik. Untuk itu
manjemen keuangan pendidikan perlu di kelola dengan baik sehingga dengan
pendanaan yang mampu masyarakat sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Mulyono (2010), berpendapat bahwa administrasi keuanagan sekolah adalah
proses kegiatan yang di rancangkan dan di laksanakan atau diusahakan secara sengaja
dan dilaksanakan dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap
biaya oprasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta
membantu pencapaian tujuan pendidikan. Dalam undang-undang sistem pendidikan
No 20 tahun 2003 pasal 46 ayat 1 dinyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan secara
menyeluruh dan professional terhadap sumber daya dalam lembaga pendidikan. Salah
satunya sumber daya yang perlu di kelola dengan baik dalam pendidikan adalah
masalah keuangan. Dalam konteks ini keuangan merupakan sumber dana yang sangat
di perlukan sekolah bagian alat untuk melengkapkan berbagai sarana dan prasarana
pembelajaran di sekolah, meningkatkan kesejahteraan guru, layanan dan pelaksanaan
program supervise.
3
II KAJIAN TEORI
4
yang menjadi faktor penting terhadap efektivitas kelas inklusif. Amka (2019)
manajemen pendidikan inkluif di kelas oleh guru dilaksanakan dengan kerjasama
antara para guru, antara guru berpengalaman dengan guru yang belum
berpengalaman.
5
memperkirakan, serta menetapkan anggaran pendapatan keuangan sekolah,
penggunaan anggaran sekolah sesuai dengan perencanaan sekolah, pengawasan
atau pengendalian penggunaan keuangan sekolah, dan pertanggungjawaban
penggunaan, serta pelaporannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Depdiknas
(2002) Manajemen keuangan adalah tindakan pengurusan atau ketatausahaan
keuangan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pencatatan,
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan. Dengan demikian, manajemen
keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah
mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelajaran, pengawasan,
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan sekolah. Ketersediaan sejumlah
dana yang dimiliki sekolah merupakan salah satu faktor pendukung
terselenggaranya program pendidikan. Manajemen keuangan pendidikan atau
disebut juga dengan pembiayaan pendidikan adalah sejumlah kegiatan yang
berhubungan dengan pengadaan keuangan, pemanfaatan keuangan hingga
pertanggung jawaban keuangan dengan harapan tercapainya tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
6
segala kebutuhan pendidikan inklusif agar pelayanan yang diberikan pada siswa
dapat optimal [ CITATION Sum19 \l 1033 ].
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan pendidikan inklusi merupakan kegiatan menetukan tujuan
serta merumuskan pendayagunaan manusia, keuangan, metode, peralatan serta
seluruh sumber daya yang ada untuk efektifitas pencapaian tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian pendidikan inklusi menyakut pembagian tugas untuk
di selesaikan setiap anggota dalam upaya pencapaian tujuan yang telah di
rencanakan dalam pengorganisasian yang dilakukan:
1) Penerimaan fasilitas, perlengkapan dan staf yang di perlukan untuk
melaksanakan rencana.
2) Pemeliharaan, pelatihan, dan pemberian informasi kepada staf.
c. Pelaksanaan (actuating)
Proses pelaksanaan program supaya dapat dijalankan kepada setiap
pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar semua pihak
dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat penuh kesadaran dan
produktivitas yang sangat tinggi
d. Pengendalian (controlling)
Fungsi pengendalian atau pengawasan pada hakikatnya mengatur
apakah kegiatan sesuai dengan persyaratan – persyaratan yang di tentukan
dalam rencana, sehingga pengawasan membawa pada fungsi perencanaan.
7
Untuk fungsi manjemen keuangan terletak pada perencanaan (planning) yang
mana perencanaan anggaran kegiatan tersebut dapat berfungsi sebagai penunjang
(aksesibilitas) bagi ABK, dan pelatihan bagi guru pendamping khusus agar dapat
mengembangkan keilmuan dalam meningkatkan kemampuan dalam mendidik
ABK di sekolah. Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan,
analisis dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan
kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer keuangan. Banyak keputusan
yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus
dijalankan mereka. Meskipun demikian, kegiatan – kegiatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan menggunakan dana
dan mencari pendanaan. Dua kegiatan utama (fungsi) tersebut disebut sebagai
fungsi manajemen keuangan.
8
memiliki perencannaan yang tepat sehingga anggaran telah teralokasikan dengan
pembelanjaan yang sesuai kebutuhan sekolah. Tentang pembiayaan sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif tingkat sekolah dasar di Banjarmasin diperoleh
melalui hasil wawancara dengan kepala sekolah. Berdasarkan hasil wawancara
diperoleh informasi bahwa pembiayaan program ditanggung oleh pemerintah
pusat, pemerintah propinsi dan sumbangan dari orang tua. Berikut petikan
wawancara dengan beberapa informan mengenai pembiayaan program inklusif.
Dana yang terkumpul, seluruhnya habis terpakai untuk melengkapi sarana dan
prasarana, pengeluaran rutin seperti ATK dan sebagian untuk memberikan honor
guru pendamping khusus (Imam Yuwono, 2017). Jadi RKAS untuk pendidikan
inklusi adalah suatu anggaran yang di anggarkan untuk kebutuhan – kebutuhan
siswa berkebutuhan khusus.
9
RKAS disusun berdasarkan analisis kondisi riil sekolah dengan kondisi
yang diharapkan sekolah dengan memperhatikan tujuan prioritas. Menurut
Muhaimin (2009: 196) RKAS disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang ditetapkan dapat dicapai dengan
tingkatan dan kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
3. Menjamin tercapainya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku
sekolah dan atau antara sekolah dan dinas pendidikan.
4. Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan.
5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan. Panduan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menyamakan pemahaman tentang konsep dan subtansi RKAS
2. Memberikan rambu – rambu kepada sekolah dalam menyusun RKAS, sehingga
sekolah dapat menyusun subtansi RKAS sesuai kondisi riil sekolah.
10
sekolah memiliki manfaat legitimasi, alokasi sumber daya, dan dasar pengambilan
keputusan. Analisis manfaat biaya berkembang sebagai landasan teoritis ilmu
ekonomi kesejahteraan, terutama yang mengutamakan efisiensi (Pearce dalam
Kuper, 2008). Kemudian, juga dijelaskan bahwa analisis manfaat biaya dilengkapi
dengan pendekatan diskonto untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran
dimasa yang akan datang berdasarkan nilai sekarang dan tingkat diskonto tertentu
karena manfaat dan biaya yang cenderung terakumulasi. Selanjutnya, analisis
manfaat biaya juga sesuai dnegan perhitungan proyek dalam skala besar
khususnya yang mempengruhi kinerja pembangunan daerah (Sjafrizal, 2008).
Analisis manfaat biaya pendidikan sering dihubungkan dengan efisiensi
eksternal pendidikan (Fattah, 2012:38). Fattah (2012) juga menjelaskan bahwa
analisis manfaat biaya pendidikan adalah rasio antara keuntungan funansial
sebagai hasil pendidikan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan.
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis manfaat
biaya adalah analisis yang digunakan dalam mengukur efisiensi dari proyek
berdasarkan manfaat yang didapat dan biaya yang dikeluarkan dengan
mempertimbangkan nilai sekarang dan yang akan datang.
III. METODE
Pada jurnal ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana
metode ini ialah suatu metode penelitian yang beracuan pada aspek pandang/pendapat
atau cara paham masyarakat sosial secara umum. Pada metode penelitian ini, seorang
peneliti menggunakan sistem wawancara terpusat (focused interviews) yang mana
jenis penelitian ini dimaksdkan untuk menjawab pertanyaan yang sudah di desain
untuk mengetahui respons subjek atas isu tertentu. Penelitian ini memberikan
kebebasan kepada subjek untuk menjawab pertanyaan sesuai maksud mereka dengan
pertanyaan yang tidak terstruktur dan terbuka, penelitian ini sangat fleksibel untuk
11
memperoleh respon yang muncul dengan cepat dan pertanyaan pun bias berkembang
sesuai situasi yang terjadi di lapangan.
IV HASIL PENELITIAN
Pada data rencana anggaran kegiatan sekolah inklusi SDN Pasar Lama 3
Banjarmasin memiliki tujuan khusus pada anggaran untuk Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) pada sekolah mereka tersebut. ABK pada sekolah tersebut ada 40
anak berkebutuhan khusus, yang mana di dalamnya ada anak Autis, Hiperaktif,
low vision, slow learn, ADHD, Tunadaksa dan 40 orang guru pendamping khusus
(GPK). Berdasarkan hasil wawancara pada sekolah ini jumlah lulusan GPK yang
memang dari lulusan sarjana pendidikan khusus masih terbilang sedikit sehingga
guru umum banyak yang di berdayakan dengan cara memberikan pelatihan
pendidikan khusus.
Maka dari itu kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada salah satu
guru GPK sendiri untuk mengkoordinasikan anggaran kegiatan ABK pada sekolah
12
tersebut untuk bendahara sekolah tidak ada menyediakan dana untuk ABK, jadi
ada dana khusus dan tersendiri untuk ABK yang bertujuan agar dapat memberikan
layanan sarana prasarana dalam belajar ABK, pengeluaran rutin ATK dan honor
guru pendamping khusus ABK.
13
C. PEMANFAATAN RKAS INKLUSI
Dari data hasil observasi dan wawancara, pemanfaatan rencana keuangan dan
anggaran di SDN Pasar Lama 3 Banjarmasin di alokasikan ke sarana dan prasarana
pembelajaran seperti kipas angin, ATK, papan tulis dan lainnya. Akan tetapi untuk
anggaran keuangan inklusi masih belum ada dari Dinas Pendidikan Banjarmasin,
sehingga menggunakan dana pribadi dari GPK dan sumbangan dari orang tua
murid yang dialokasikan untuk media pembelajaran untuk anak ABK dan sarana
dan prasarana seperti buku – buku tentang anak ABK yang dapat membantu para
GPK dalam mengenali hambatan ABK, karena tidak semua GPK lulusan dari
Pendidikan Khusus/Pendidikan Luar Biasa, ada juga yang berlatar belakang dari
lulusan Bimbingan Konseling.
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya pengelolaan
secara menyeluruh dan profesional terhadap sumber daya dalam lembaga
pendidikan. Manajemen keuangan pendidikan merupakan kegiatan pengurusan
atau ketata usahaan keuangan meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggung jawaban dan pelaporan. Pendidikan inklusi yaitu sebagai system
layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar
bersama dengan anak sebayanya disekolah regular yang terdekat dengan tempat
tinggalnya. Bedasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas mengenai
Rencna Keuangan dan Anggaran Sekolah Inklusi di SDN Pasar Lama 3
Banjarmasin dalam hal pendidikan inklusi, sekolah disini tidak ada
menyelenggarakan dana atau RKAS tersendiri untuk ABK sehingga dana
diperoleh dari hasil sumbangan orangtua siswa ABK. Selain itu, pemerintah belum
menyediakan formasi untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) GPK di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif. Maka untuk itu tujuan adanya RKAS pada
pendidikan penyelenggara inklusif ialah salah satunya untuk menunjang
14
pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus dan penunjang dana untuk honorer
GPK. Dari data hasil observasi dan wawancara, pemanfaatan rencana keuangan
dan anggaran di SDN Pasar Lama 3 Banjarmasin di alokasikan ke sarana dan
prasarana pembelajaran seperti kipas angin, alat tulis, papan tulis dan lainnya.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian, maka saran
yang dapat di berikan kepada sekolah penyelenggara inklusif agar menciptakan
sekolah inklusif yang efektif dan efisein, serta diharapkan sekolah dapat benar –
benar memahami manajemen sekolah inklusif khususnya pada menajemen
keuangan untuk anak ABK agar dapat merencanakan, mengorganisasikan,
mengelola dan mengawasi pendidikan inklusif di sekolah itu agar dapat tercapai
tujuan dengan baik.
15
Daftar Pustaka
16
Komariah, N. (2018). Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan. Jurnal Al-Afkar,
Vol VI, NO. 1.
17