Anda di halaman 1dari 24

VISUALISASI SIKLUS HDROLOGI SEBAGAI MOTIF BATIK KONTEMPORER

PADA BUSANA KASUAL GAYA BOHEMIAN

oleh:
FAIQOTUL MUSTABSYIROH
1900173025

Dosen pembimbing :
1. Drs. I Made Sukanadi, M. Hum.
2. Retno Purwandari, S. S., M. A.

PROGRAM STUDI D-3 BATIK DAN FASHION


JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDOSESIA YOGYAKARTA
2022
I. Judul : Visualisasi Siklus Hidrologi sebagai Motif Batik Kontemporer pada
Busana Kasual Gaya Bohemian

II. Latar Belakang

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun-temurun yang terdapat


di masyarakat daerah Jawa. Batik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007)
dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau
menuangkan lilin malam pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara
tertentu. kata batik berasal dari kata tik yang berarti ‘sedikit, setetes, setitik’. Kata ini
kita jumpai pula dalam kata tritik, yakni suatu kain bergambar dengan titik-titik atau
tetesan-tetesan. Kata batik berasal dari bahasa Jawa ambatik atau nyerat, yang berarti
menulis. Adapun proses membuat batik meliputi pekerjaan pembuatan batik yang
sebenarnya terdiri dari pelekatan lilin batik pada kain untuk membuat motif, pewarnaan
batik celup, colet, lukis dan terakhir adalah penghilangan lilin dari kain.
Batik terus berkembang dan berinovasi mengikuti perkembangan zaman yang
kemudian tercipta berbagai bentuk motif yang beragam melalui trobosan terbaru dalam
membuat karya. Begitu pula dengan desain batik kontemporer. Seni kontemporer
adalah seni yang mengandung unsur kreasi baru bervariasi dengan sifat imitatif,
ekspresif, realis, nonrealis, bahkan abstrak. Kebaruan kreasi muncul dengan tujuan
memenuhi selera masyarakat, penikmat, dan konsumen. Kontemporer diuraikan secara
singkat dan jelas dalam buku Estetika Kriya Kontemporer dan Kritiknya (Bastomi,
2012: 15-16, 40-44). Menurut Destin Huru Setiati (2007: 61) batik kontemporer berpola
Bebas dan biasanya mengambil bentuk primitif, bentuk patung, bentuk Alam, dan
sebagainya. Pengertian dan beberapa uraian di atas dapat Disimpulkan bahwa batik
Kontemporer merupakan batik bersifat modern Yang dibuat dari ide masa kini dengan
kebebeasaan motif dan tidak terikat Pada alat yang dipakai maupun oleh aturan-aturan
dan tradisi. Keberadaan motif dan pola pada batik memegang peranan yang sangat
penting.

Selanjutnya jenis busana yang akan diciptakan adalah busana wanita dalam
bentuk kasual dengan gaya Bohemian. Busana kasual dapat diartikan sinonim dari
pakaian olahraga atau pakaian informal yang dikenakan untuk kesenangan (bersantai)
dan dipakai pada kesempatan non formal. Sedangkan Bohemian secara harfiah merujuk
pada gaya hidup yang menerapkan cara dan gaya-gaya non-konvensional, dan cenderung

1
artistik yang gaya berpakaiannya penuh warna dan bercampur antara gaya etnik, hippies
dan juga vintage, yang dipopulerkan pada tahun 1960-an dan 1970- an. Gaya ini
berfokus pada kain yang longgar, melayang dan bertumpuk. Gaya ini juga
merepresentasikan kepedulian terhadap lingkungan sehingga yang paling sering
digunakan adalah kain alami atau pakaian yang selaras dengan diri sendiri dan
alam(Pratama, 2019). Menurut situs radarmojokerto.jawapos.com bohemian style
tengah menjadi salah satu tren di kalangan remaja. Pakaian ini terkesan sangat
menyatu dengan alam dan kerap digunakan para penikmat seni. Penulis memilih gaya
bohemian karena dari hasil riset terhadap anak-anak muda zaman sekarang, diketahui
bahwa mereka sangat menyukai dan memilih untuk mengenakan pakaian yang
berfokus pada ciri klasik dan semangat menjaga lingkungan.

Siklus hidrologi adalah sebuah proses pergerakan air dari bumi ke atmosfer dan
kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara kontinyu (Triadmodjo, 2008). Selain
berlangsung secara kontinyu, siklus hidrologi juga merupakan siklus yang bersifat
konstan pada sembarang daerah (Wisler dan Brater, 1959). Siklus hidrologi dimulai
dengan terjadinya penguapan air ke udara. Air yang menguap tersebut kemudian
mengalami proses kodensasi atau penggumpalan di udara yang kemudian membentuk
gumpalan – gumpalan yang dikenal dengan istilah awan (Triadmodjo, 2008). Awan
yang terbentuk kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan atau salju yang
disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan cuaca. Butiran – butiran air tersebut
sebagian ada yang langsung masuk ke permukaan tanah yang disebut infiltrasi, dan
sebagian mengalir sebagai aliran permukaan.
Air adalah sumber kehidupan. Tubuh manusia saja terdiri dari 70% air, hal itu
menjadikan air sebagai unsur paling dominan yang membentuk tubuh kita. Tidak dapat
dipungkiri bahwa air menjadi hal yang diperebutkan dan dibutuhkan oleh setiap
manusia, bahkan setiap makhluk hidup di dunia ini membutuhkan ketersediaan air
bersih. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang pesat memberikan
tekanan yang sangat besar pada sumber air tawar terus berkurang karena pencemaran
dari pembuangan kotoran domestic, limbah industri, limbah padat dan aliran dari
limbah pertanian ke sungai-sungai dan danau-danau. Suhu tinggi akibat perubahan
iklim dan curah hujan yang tinggi akan memperburuk kelangkaan air. Patut menjadi
perhatian bersama bahwa kelangkaan air atau air bersih juga menjadi perhatian dunia.

2
Dikarenakan kelangkaan air tersebut, penulis ingin mengangkat air berupa
siklus hidrologi yang di visualisasikan ke batik kontemporer yang akan dibuat menjadi
busana kasual wanita dengan gaya bohemian . Gaya bohemian ini digunakan untuk
menarik masyarakat sekaligus menyuarakan aspirasi untuk selalu menjaga siklus air
seiring dengan perkembangan jamam seirama dengan menggunaan busana bohemian

III. Rumusan penciptaan


Berdasarkan latar belakang di atas terdapat rumusan penciptaan sebagai berikut :

Bagaimana menciptakan motif batik kontemporer hasil visualisasi siklus hidrologi ke


dalam busana kasual Wanita bergaya Bohemian?

IV. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan dari penciptaan karya ini adalah :


Menciptakan karya batik kontemporer dengan motif hasil visualisasi siklus hidrologi
yang diterapkan pada busana busana kasual wanita gaya bohemian

b. Manfaat yang diperoleh penulis dan masyarakat dari hasil karya ini antara lain
:
• Menambah wawasan masyarakat dan penulis tentang air bersih sebagai sumber
kehidupan
• Menambah pengetahuan ilmu di bidang karya seni batik untuk program studi
D3 Batik dan Fashion dalam mengenal batik kontemporer
• Menambah karya dengan inovasi yang baru.

V. Metode Penciptaan.
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, metode pengumpulan data yang akan
dipergunakan adalah : Studi Pustaka yaitu untuk menggali atau mendapatkan data
dari beberapa sumber antara lain : Majalah, Jurnal, Buku, Literatur lainnya. Yang
terkait dengan informasi penting mengenai batik, siklus hidrologi, dan busana
kasual.
2. Metode Tinjauan Data
Data yang diperoleh dari studi pustaka dianalisis dan ditinjau secara
seksama, sehingga didapat beberapa informasi yang relevan menganai hal-hal
yang berkaitan dengan siklus hidrologi dan busana kasua gaya bohemian.

3
Sedangkan data yang berbentuk gambar diambil dari sampel yang dijadikan
sebagai acuan dalam pembuatan karya.
3. Metode Perancangan Karya
Metode perancangan mengacu pada metode yang diungkapkan oleh SP
Gustami terdiri dari kegiatan eksplorasi, menuangkan ide dari hasil analisis yang
telah dilakukan ke dalam bentuk dua dimensi atau desain atau sketsa. Dilanjutkan
ke tahap perencanaan sketsa terlebih dahulu harus memperhatikan aspek bentuk,
proses, bahan, teknik, dan meterial-material yang digunakan serta bahan, alat.
Berikutnya yaitu proses perwujudan, dalam proses ini yaitu mewujudkan
gagasan dari proses awal sampai pada proses akhir sehingga busana yang
dikerjakan siap dipakai.
4. Metode Perwujudan Karya
Dalam perwujudan karya ini sebagai langkah pertama, membuat pola
busana pada kertas pola sesuai desain. Kemudian membuat motif di atas pola
busana. Selanjutnya memindahkan pola busana beserta motif ke kain dan di
lanjutkan proses membatik dengan Teknik warna colet remasol. Setelah proses
pembatikan selesai, kain dipotong sesuai pola busana lalu di jahit menggunakan
mesin jahit.

VI. Ide Penciptaan


1. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah sebuah proses pergerakan air dari bumi ke
atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara kontinyu
(Triadmodjo, 2008). Selain berlangsung secara kontinyu, siklus hidrologi juga
merupakan siklus yang bersifat konstan pada sembarang daerah (Wisler dan
Brater, 1959).
Proses siklus hidrologi didukung oleh energi matahari, yang
menggerakan air antara lautan, langit, dan tanah. Air adalah senyawa gabungan
dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H20. Air dapat
berbentuk padat, cair, dan gas. Air berbentuk padat jika didinginkan sampai 0
°C dan mendidih pada suhu 100 °C. Air merupakan zat yang penting bagi tubuh
sehingga tanpa air orang tidak akan hidup. Agar air dapat dimanfaatkan untuk
keperluan rumah tangga, kantor, pabrik, dan tempat-tempat lain, maka harus
memenuhi syarat-syarat antara lain air harus tidak berwarna, relatif tidak
4
berbau, dan tawar (tidak berasa). Guna keperluan kehidupannya, manusia
harus mengambil air antara lain dari sungai, danau, dan dari dalam tanah
dengan cara membuat sumur. Sekitar 71 % permukaan bumi merupakan
wilavah perairan. Lapisan air yang meyelimuti permukaan bumi disebut
hidrosfer.
Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah,
dan uap air di atmosfer. Air di permukaan bumi jumlahnya selalu tetap
meskipun berubah bentuk. Dari bentuk cair menjadi uap air, kemudian kembali
menjadi cair. Air mengalir melalui suatu daur air yang berjalan dengan
sempurna. Dalam daur air itu, air jatuh ke permukaan bumi dari atmosfer dan
kembali lagi ke atmosfer. Air laut yang terkena panas Matahari akan menguap
ke atmosfer. Uap air di atmosfer kemudian mengalami kondensasi menjadi
titik-titik air dan jatuh ke bumi sebagai hujan. Dari seluruh hujan yang jatuh ke
bumi hanya 1 yang mengalir ke sungai dan kembali ke laut. Sisanya meresap
ke dalam tanah.

Gambar 1. Gambaran Siklus Hidrologi

(Sumber : http://www.erwinedwar.com/2018/02/siklus-hidrologi-atau-siklus-air-2.htm diakses pada 19


Desember 2021l)

5
Air adalah sumber kehidupan. Tubuh manusia saja terdiri dari 70% air,
hal itu menjadikan air sebagai unsur paling dominan yang membentuk tubuh
kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa air menjadi hal yang diperebutkan dan
dibutuhkan oleh setiap manusia, bahkan setiap makhluk hidup di dunia ini
membutuhkan ketersediaan air bersih. Pertumbuhan penduduk dan
pembangunan ekonomi yang pesat memberikan tekanan yang sangat besar pada
sumber air tawar terus berkurang karena pencemaran dari pembuangan kotoran
domestic, limbah industri, limbah padat dan aliran dari limbah pertanian ke
sungai-sungai dan danau-danau. Suhu tinggi akibat perubahan iklim dan curah
hujan yang tinggi akan memperburuk kelangkaan air. Patut menjadi perhatian
bersama bahwa kelangkaan air atau air bersih juga menjadi perhatian dunia yang
dirayakan setiap tahun oleh masyarakat dunia yaitu Hari Air Sedunia suatu
gerakan penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang
berkelanjutan.

Berdasarkan uraian tersebut, betapa air menjadi persoalan yang


kompleks dan tekanan yang besar pada sumber air bersih. Barangkali sangat
relevan jika dikaitkan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar ( Riskesda ) tahun
2010, bahwa tingkat pemakaian air tiap orang perhari di perkotaan sangat tinggi.
40,6 persen penduduk perkotaan mengkonsumsi air kurang lebih 100 liter tiap
orang per hari. Padahal kebutuhan normal adalah 60 liter tiap orang per hari.
Sementara 34,3 persen penduduk perkotaan mengkonsumsi air kemasan/air isi
ulang sebagai sumber air minum, tertinggi dari kelompok pendapatan tinggi
yaitu 47,9 persen penduduk perkotaan. Data tersebut menunjukkan air sangat
berharga untuk kehidupan yang layak namun dengan penggunaan yang tidak
hemat. Seiring waktu berjalan dengan kondisi sekarang dari hasil Riset tersebut,
amat mungkin kondisi air bersih lebih tidak layak lagi untuk di konsumsi.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 dan


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, disebutkan beberapa
pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :

6
a. Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.
b. Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun dibawah
kepermukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
c. Air Bersih ( clean water ) adalah air yang digunakan utntuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.
d. Air Minum ( drinking water ) adalah air yang melalui proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
e. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
f. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
g. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan / atau buatan yang
terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah.

Air begitu dibutuhkan oleh kita semua. Disadari atau tidak, kita semua
membuang-buang air seakan air itu tidak terbatas, air berlimpah seperti banjir
tidak akan pernah habis. Persoalannya adalah seperti yang dikatakan pada awal
tulisan ini, tidak semua air dapat dipergunakan untuk beraktifitas. Air yang
kotor bagaikan tidak berguna bagi kita manusia, siapa yang mengotori air kita
juga akibat perilaku manusia yang mengotorinya sehingga persediaan air bersih
di kota-kota besar dan bahkan dunia sudah mulai menipis. Sebaliknya siapa
yang menjaga ketersediaan air bersih adalah kita juga umat manusia agar air
bersih tetap tersedia bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Berdasarkan pada pemaparan tersebut, karena ketersediaan air semakin


terbatas dan pencemaran air terus menghantui karena pencemaran air. Dari hasil
Riset sebagaimana digambarkan pada awal tulisan ini, memberi inspirasi dan
responsif betapa kondisi air bersih sudah sangat mengkhawatirkan dan tidak
layak untuk dikonsumsi. Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemaran
ke dalam lingkungan perairan, sehingga menurunkan kualitas air. Bahan
pencemaran ini dapat membunuh hewan dan tumbuhan yang hidup di
dalamnya. Selain itu, dapat mengganggu atau memutuskan jaring-jaring
makanan di lingkungan perairan.

7
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan.
Makhluk hidup tidak dapat terlepas dari kebutuhan ketersediaan air. Dewasa ini
air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius. Untuk mendapat air
yang baik, yang sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang
mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah 0leh
kegiatan manusia.

Pencemaran air ini terjadi di sungai, lautan, danau, dan air bawah tanah.
Tingkat pencemaran terberat yang terberat adalah adalah akibat limbah industri
yang dibuang ke sungai dan juga tumpahan minyak di lautan. Pencemaran di
sungai dan di lautan ini telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi
rusak bahkan mati. Untuk sungai, pembuangan limbah industri / pabrik telah
merusak habitat sepanjang aliran sungai.

Limbah industri juga mengandung logam berat, toksin organik, minyak


dan zat lainnya yang memliki efek termal dan juga dapat mengurangi
kandungan oksigen dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan
kerusakan bahkan matinya habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di tepi sungai yang selalu
menggunakan air di sungai itu untuk kebutuhan sehari-hari ( MCK ).

Pada umumnya dampak pencemaran air dibagi menjadi empat kategori ( KLH,
2004 ), yaitu :

1. Dampak terhadap Kehidupan Biota Air. Banyaknya zat pencemar pada air
limbah akan menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air. Selain itu,
kematian dapat pula terjadi disebabkan adanya zat beracun yang juga
menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibatnya
matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Air limbah menjadi sulit
terurai, panas dari industri membawa dampak kematian organism.

8
2. Dampak terhadap kualitas air. Tanah pencemaran air tanah oleh tinja yang
biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal
ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal, misalnya di Jakarta
dan penelitian yang lain yang mengindikasikan terjadi pencemaran di kota-
kota besar lainnya.

3. Dampak terhadap Kesehatan. Peran air sebagai pembawa penyakit menular


bermacam-macam antara lain, air sebagai media untuk hidup mikroba
pathogen, air sebagai sarang insekta penyebar penyakit, jumlah air yang
tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tidak dapat
membersihkan diri, serta air sebagai media untuk hidup vector penyakit.

4. Dampak terhadap Estetika Lingkungan. Semakin banyaknya zat organik


yang di buang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin
tercemar, yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping
tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah
minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika ketersediaan air. Limbah
deterjen atau sabun menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak
juga dapat mengurangi estetika.

ketersediaan air bersih terkendala karena faktor distrubusi air yang


belum merata. Seiring dengan itu sebagaimana yang ditetapkan dalam
Mellenium Development Goals ( MDG ) dikatakan, yang paling rendah tingkat
pembangunannya masih belum berada pada jalur yang tepat untuk mencapai
standar sanitasi dan air bersih. merawat lingkungan dalam pemenuhan akan air
bersih bagi kita dan ummat manusia agar menghemat air dan mencegah
pencemarannya adalah sudah berperan dalam ketersediaan air bersih.

Dari pemaparan di atas penulis mendjadikan kelangkaan air bersih


sebagai alasan visualisasi siklus hidrologi sebagai ide penciptaan dalam
pembuatan karya yang akan divisualisasi kedalam batik kontemporer busana
kasual bergaya bohemian dengan menstilasi proses siklus hidrologi yang
disederhanakan.

9
2. Batik Kontemporer

Batik Kontemporer yaitu semua macam jenis batik yang motif dan gaya
tidak seperti batik tradisional, tidak terikat aturan tertentu seperti pada isen-isen,
dan bersifat bebas. Teknik yang digunakanpun tidak terikat pada alat yang biasa
dipakai dalam membatik. Motif dan isen tergantung si pencipta, satu hal lagi
yang menjadi ciri batik kreasi baru tidak memiliki keterkaitan dengan tradisi
tertentu (Susanto, 1980: 15). Bentuk dan corak kain masa kini memiliki
kemungkinan gagasan yang tidak terbatas, bersifat dekoratif sekuler ketimbang
simbolis spiritual, serta amat dinamis siklus-siklus pergantiannya (Musman,
2011: 11).
Motif batik kontemporer menganut gaya bebas dan tidak bermakna
sebagaimana batik tradisional. Motif batik klasik dimasukan pada batik
kontemporer sebagai pengisi ataup endukung motif batik kontemporer
membuktikan bahwa batik kontemporer masih membawa gaya tradisi walaupun
tidak lagi memiliki makna. Batik tulis kontemporer yang mempertahankan cara
pembuatan batik dengan tulis tangan atau canting ini masih membawa unsur
tradisional dengan teknik yang tradisional.

3. Busana Kasual Gaya Bohemian


Busana kasual gaya bohemian adalah gaya berpakaian santai yang
penuh warna dan bercampur antara gaya etnik, hippies dan juga vintage, yang
dipopulerkan pada tahun 1960-an dan 1970- an. Gaya ini berfokus pada kain
yang longgar dan melayang. Secara harfiah “Bohemian” merujuk pada gaya
hidup yang menerapkan cara dan gaya-gaya non-konvensional, dan cenderung
artistik. Ungkapan Bohemian biasanya merujuk dan dekat pada gaya gipsi, gaya
hidup yang tidak ingin mempunyai rumah dan tempat tinggal tetap. Gaya ini
juga merepresentasikan kepedulian terhadap lingkungan sehingga yang paling
sering digunakan adalah kain alami atau pakaian yang selaras dengan diri
sendiri dan alam(Pratama, 2019).

10
Gaya bohemian sebagai busana kasual mengutamakan kenyamanan
pemakai maka penulis akan menggunakan kain katun primisima sebagai
Penciptaan karya motif batik kontemporer hasil visualisasi siklus hidrologi
Busana ini cocok dipakai saat menonton festival, liburan ke pantai, traveling,
atau berjalan-jalan ke tempat bernuansa alam dengan fashion look yang identik
dengan pakaian berwarna earthy

Gambar 2. Busana kasual gaya bohemian


(Sumber : https://bp-guide.id/AXku6syU Diakses pada 19 Desember 2021)

11
Gambar 3. Busana kasual gaya bohemian
(Sumber : https://pin.it/1yF2B1N Diakses pada 19 Desember 2021)

12
VII. Proses Penciptaan
A. Rancangan Karya
1. Sketsa 1

Gambar 4 . Sketsa busana 1


(Sumber : Faiqotul Mustabsyiroh, diambil 26 Januari 2022)

13
2. Sketsa 2

Gambar 5. Sketsa busana 2


(Sumber : Faiqotul Mustabsyiroh, diambil 28 Januari 2022)

14
3. Sketsa Desain Motif

Gambar 6. Desain motif stilasi pohon dan hujan


(Sumber : Faiqotul Mustabsyiroh, diambil 4 Februari 2022)

Gambar 7. Desain motif stilasi awan dan hujan


(Sumber : Faiqotul Mustabsyiroh, diambil 4 Februari 2022)

15
B. Pemilihan Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat

No Nama Bahan Keterangan Gambar Alat


1 Kompor Batik Untuk memanaskan
wajan

2 Wajan Wadah yang


digunakan untuk
memanaskan malam

3 Canting Alat yang digunakan


Canting dipakai untuk
menuliskan
pola batik dengan
cairan malam
4 Ember Wadah untuk pempat
pewarnaan

5 Jarum Pentul Untuk


menandai/menyatukan
kain

6 Meteran Untuk mengukur


bahan yang akan
dipotong
7 Gunting Alat untuk memotong
kain atau pola

8 Kertas,pensil,penggaris Digunakan untuk


dan penghapus. membuat sket motif
batik.

9 Pensil merah dan biru Dipergunakan untuk


memberikan tanda
pola depan dan pola
belakang
10 Penggaris pola Dipergunakan untuk
membantu membentuk
pola

16
11 Setrika Untuk menyetrika
busana

12 Kuas Untuk
mengaplikasikan
warna pada motif yang
akan diwarna

13. Mesin Jahit Untuk


menggabungkan pola
kain menjadi sebuah
baju

(Sumber: Faiqotul Mustabsyiroh, Difoto 18 Agustus 2021)

Tabel 2: Bahan
No Nama Bahan Keterangan Gambar Bahan
1. Malam Lilin Sebagai penutup permukaan kain
atau untuk perintang warna.

2. Pewarna Batik zat warna tekstil yang dapat


(Remasol) digunakan dalam proses
pewarnaan batik baik dengan cara
pencelupan maupun coletan pada
suhu kamar sehingga tidak
merusak lilin sebagai perintang
warnanya.

3. Kain Katun Bahan yang digunakan untuk


Primisima media pembuatan batik

4. Waterglass Zat tekstil sebagai pengunci warna


remasol

17
5. Benang Jahit Untuk membentuk jahitan yang
efisien tanpa putus atau terdistorsi
selama masa penggunaan produk

6. Tricot Sebagai lapisan kain bagian dalam,


guna untuk memberi kesan kaku
pada kain.

7. Kain Furing Sebagai pelapis kain atau baju


supaya baju tidak tembus pandang.

8. Kancing Kait Kancing kait berfungsi untuk


menutup ban pinggang celana agar
pas ketika digunakan

9. Rit Jepang Untuk menyambung dua sisi kain

10. Kain Keras M-33 Kain pelapis yang digunakan untuk


melapisi bagian kerah

11. Soda Abu Untuk menghilangkan malam pada


kain batik yang telah diwarna

(Sumber: Foto Faiqotul Mustabsyiroh, Diambil 18 Desember 2021)

C. Teknik Pengerjaan

1. Teknik pembuatan gambar, membuat sketsa pola motif batik maupun

desain busana.

2. Teknik membatik, teknik ini digunakan untuk membatik yaitu

memberi perintang malam pada kain.

3. Teknik pewarnaan batik, mewarna kain dengan menggunakan kuas

18
dan spons busa lalu dicoletkan ke kain. Pewarnaan batik tidak hanya

dicolet tetapi adapula pewarnaan denagn teknik celup.

4. Teknik pembuatan pola busana, pembuatan pola busana harus

menggunakan ukuran yang sesuai dengan pemakai. Pembuatan pola

bisa dilakukan dengan mengukur badan pemakai (model).

5. Teknik Menjahit, teknik ini berguna untuk merangkai pola kain

menjadi sebuah busana.

6. Teknik finishing, dilakukan pada tahapan akhir pembuatan busana.

Teknik ini berguna untuk merapikan hasil jahitan dan menghias

busana.

D. Tahap Pengerjaan

a. Menyiapkan alat dan bahan

Tahap ini berguna untuk menggambar motif batik dan menggambar desain
busana. Alat dan bahan yang digunakan diantaranya: pensil, drawing pen, kertas
gambar, dan penggaris.

b. Mengambil ukuran

Mengambil ukuran agar busana yang akan dibuat terlihat indah ketika dipakai
sesuai ukuran model.

c. Membuat pola

Pola busana dibuat diawal agar ketika kain mulai dicanting,hanya bagian yang
dipola saja yang diklowong. Membuat polabusana sesuai sketsa lalu pola tersebut
dijiplak diatas kain.

d. Menjiplak motif batik

19
Menjiplak motif batik yang sudah jadi keatas kain yang telah di pola disediakan
untuk membuat 8 busana.

e. Mencanting kain

Sebelum dicanting sebaiknya menyiapkan alat dan bahan untuk mencanting


diantaranya, kompor, wajan, lilin malam, dan canting. Lalu setelah lilin malam panas
kain sudah bisa decanting sesuai motif yang telah dijiplak.

f. Mewarnai kain

Pewarnaan kain menggunakan teknik colet memakai kuas dan spons.


Pewarnaan ini menggunakan pewarna remasol. Kain yang telah diwarna remasol
dikunci warnanya menggunakan waterglass agar.

g. Melorod kain

Kain yang telah diwarna dan dikunci menggunakan waterglass kemudian


dilorod menggunakan air panas dan soda abu yang telah dilarutkan kedalamnya.

h. Memotong kain sesuai pola

Kain batik yang telah jadi lalu dipotong mengikuti pola yang sudah dibuat pada
awal proses.

i. Menjahit

Kain yang telah dipola kemudian dijahit sesuai dengan desain pola yang dibuat
hingga menjadi busana.

j. Finishing

Pada tahapan ini busana diberi hiasan seperti kancing untukmemperindah


tampilan busana. Kemudian dicek kembali apabila ada bagian yang belum terselesaikan
dan mengecek kembalibenang-benang yang tersisa agar pakaian nyaman Ketika
digunakan.

20
VIII. Daftar Pustaka

Mahmoud Kotb, R. (2015). Boho-Chic Style Utilizing for Fashionable Apparel Design.
American Journal of Life Sciences, 3(3). https://doi.org/10.11648/j.ajls.20150303.24
Pratama, L. aji. (2019). Bohemian Style Dalam Fotografi Komersial. UPT Perpustakaan ISI
Yogyakarta.
Susanto, S. K. (1973). Seni kerajinan batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan
Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian R.I

IX. Daftar Laman


https://tirtabhagasasi.co.id/air-sumber-kehidupan-mari-kita-jaga-demi-generasi-
mendatang/ diakses pada 16 Desember 2021

https://radarmojokerto.jawapos.com/lifestyle/23/01/2021/bohemian-style-
etnik-nan-stylish diakses pada 18 Desember 2021

X. Sistematika Penulisan Laporan


HALAMAN JUDUL LUAR
HALAMAN JUDUL DALAM
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN/MOTTO
PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
INTISARI (ABSTRAK)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
B. Rumusan Penciptaan
C. Tujuan dan Manfaat
D. Metode Pendekatan dan Metode Penciptaan
BAB II. KONSEP PENCIPTAAN

21
A. Sumber Penciptaan
B. Landasan Teori
BAB III. PROSES PENCIPTAAN
1. Data Acuan
2. Analisis Data Acuan
3. Rancangan Karya
4. Proses Pewujudan
a. Bahan dan Alat
b. Teknik Pengerjaan
c. Tahap Pewujudan

E. Kalkulasi Biaya Pembuatan Karya

BAB IV. TINJAUAN KARYA

A. Tinjauan Umum
B. Tinjauan Khusus
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMAN (Jika Ada)
GLOSARIUM (Jika Ada)

LAMPIRAN

A. Foto Poster Pameran


B. Foto Situasi Pameran
C. Katalog
D. Biodata (CV)
E. CD
X. Jadwal Pelaksanaan

22
XI. Jadwal Pelaksanaan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 4 Bulan 4


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan dan
pengajuan proposal
2. Konsultasi dan revisi
proposal
3. Konsultasi sketsa dan
pembuatan karya
4. Proses jahit karya
5. Penyusunan laporan
Tugas Akhir

23

Anda mungkin juga menyukai