Fractional flow : Kondisi aliran terdifusi di mana saturasi tersebar merata di seluruh
ketebalan. Bergantung dari perbandingan antara viskositas air dan viskositas minyak a) Vertical efficiency : tebal reservoir yang tersapu dibagi dengan total tebal reservoir b) Areal efficiency : Luas area reservoir yang tersapu dibagi dengan total luas area reservoir c) Displacement efficiency : kemampuan fluida pendesak dalam mendesak minyak yang terdapat di reservoir, dihitung dengan cara membagi volume minyak terdesak dengan volume minyak awal pada areal yang tersapu. d) Total efficiency : Hasil kali antara ED , EA, dan Ev e) Breaktrhrough : Kondisi saat fluida pendesak mencapai sumur produksi dan ikut diproduksikan bersama fluida yang didesak. f) Sweep efficiency : Areal efficiency g) Capilarry force : Gaya yang terjadi pada pipa kapiler, yang menyebabkan terangkatnya fluida dalam pipa tersebut, akibat dari gaya adhesi yang bekerja antara fluida dan dinding kapiler. h) Viscous force : see viscosity i) Huff & Puff : Proses injeksi uap panas dan produksi dari sumur yang sama dengan tujuan mengurangi viskositas fluida reservoir. j) Injection pattern : Pola sumur injeksi dan produksi pada suatu lapangan. Umumnya pola yang digunakan adalah direct line drive , staggered line drive, four spot, five spot, seven spot, 9 spot, peripheral, peripheral & crestal k) Capillary number : Bilangan kapiler yang menunjukan besarnya nilai tegangan antar muka. _ada umunya, injeksi air memiliki bilangan kapiler +/- 10-6. Jika bilangan ini dinaikkan menjadi 10-4 sampai 10-2 dengan menurunkan tegangan antarmuka 100 atau 10000 kali lipat besarnya, perolehan minyak akan meningkat. l) Drainage : Proses pendesakan fluida wetting phase oleh fluida non wetting phase m) Imbibisi : Proses pendesakan fluida non-wetting phase oleh fluida wetting phase 1. Injeksi Air – Buckley-Laveret : Persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai saturasi pada jarak tertentu dari titik injeksi pada proses pendesakan 1 dimensi. – Welge method : Metode penentuan saturasi air rata-rata di belakang front dengan cara mengintegrasikan distribusi saturasi dari titik injeksi ke front. – Teori pendesakan frontal : model dimana saturasi air sebagai fluida pendesak tiba-tiba naik pada front kemudian berangsur-angsur naik hingga mencapai (1-Sor). – Fractional flow : Kondisi aliran terdifusi di mana saturasi tersebar merata di seluruh ketebalan. Bergantung dari perbandingan antara viskositas air dan viskositas minyak – Viscous fingering : Segregasi akibat gravitasi yang berbentuk saluran kecil bercabang- cabang. – Channeling : Breakthrough yang terjadi lebih dini daripada peramalan dengan metoda welge karena kondisi Buckley-Leverett tidak stabil (Ms>1). – Oil bank : Sebuah wadah yang mengandung kumpulan minyak pada kuantitas tertentu – Water breakthrough : Kondisi saat air sepbagai fluida pendesak mencapai sumur produksi dan ikut diproduksikan bersama dengan minyak. – Interstitial water saturation : Saturasi air yang tersisa di batuan, ketika minyak sudah mengisi pori. – Mobility ratio : Perbandingan mobilitas antara fluida pendesak dengan fluida yang didesak. Jika nilainya lebih kecil dari 1 maka pendesakan akan stabil, jika nilainya lebih besar dari 1, maka akan terjadi fingering. – Injectivity : Suatu prosedur yang dilakukan untuk menetapkan laju alir dan tekanan untuk melakukan proses injeksi tanpa merekahkan formasi. – Pore volume : total volume pori dalam reservoir yang dapat terisi oleh fluida reservoir. 1. Injeksi CO2 – Miscible front : Front pendesakan gas CO2 yang larut dengan minyak sehingga efisiensi pendesakan dapat meningkat. – Miscibility : Ketercampuran suatu fluida dengan fluida lainnya. – CO2 Slug : Larutan CO2 yang digunakan sebagai sumber injeksi CO2. Biasanya slug memiliki densitas yang lebih besar dibandingkan fluida sekitarnya. – Gravity segregation : Pemisahan 2 buah fasa fluida yang berbeda akibat perbedaan densitas. – Minimum Miscible Pressure : Tekanan minimal agar 2 buah fluida yang berbeda dapat saling tercampur. – First contact miscibility : Ketercampuran yang terjadi secara langsung karena tidak melewati kontak dua fasa. 1. Injeksi Inert Gas : nitrogen ; berupa injeksi tak tercampur ; dapat bercampur dengan multiple contact. 2. Injeksi Gas diperkaya : – Intermediate molecular weight hydrocarbon : etana, propena, dan butane – korelasi benham : korelasi untuk menentukan tekanan ketercampuran pada injeksi gas diperkaya 1. Injeksi Gas kering pada tekanan tinggi – Lean hydrocarbon : HC ringan yang komposisinya terdiri dari metana atau etana – First contact miscible flood : Injeksi yang terjadi ketercampuran secara langsung karena tidak melewati kontak dua fasa. 1. Injeksi soda api : menurunkan tegangan antarmuka (mengubah kebasahan batuan) sehingga efisiensi pendesakan meningkat 2. Injeksi polimer : Polimer memperbaiki efisiensi sweep dan vertical dengan menurunkan mobilitas fluida pendesak. 3. Injeksi surfactant – Jenis surfactant : Uniflood & Maraflood – Kosentrasi : Kandungan presentase dari suatu zat terhadap total zat yang akan dicampur. – Interfacial tension (IFT) : Gaya tegangan yang bekerja antar muka dari dua molekul yang berbeda. – Emulsifikasi : Suatu proses untuk mencegah menempelnya minyak pada permukaan fasa pendorongnya 1. Injeksi air panas – Heat capacity : Energi panas yang dimiliki oleh sebuah zat tiap kilogram dan °C. 1. Injeksi uap – Korelasi jones – Steam soak : Salah satu tahap cyclic steam injection setelah penginjeksian uap yang dilakukan selama beberapa minggu. Pada tahap ini, sumur ditutup selama beberapa hari untuk mendistribusikan uap secara merata supaya minyak menjadi lebih mudah untuk diproduksikan. – Cyclic injection : Salah satu metode perolehan thermal dengan cara menginjeksikan uap ke dalam sumur. Terdapat 3 tahapan – (1) Injeksi uap ke dalam reservoir, (2) Periode soak, menutup sumur dengan tujuan menyeragamkan panas untuk mencairkan minyak, (3) Minyak diproduksikan. Ketiga tahapan ini dapat terus berulang selama produksi minyak masih menghasilkan profit. – Korelasi Myhill-Stegemeir : Salah satu korelasi model analitik yang berdasarkan konsep pendesakan frontal satu dimensi. Metode tersebut cukup baik dalam memprediksi rasio minyak-uap, namun akumulasi peramalan laju produksi biasanya memperoleh hasil yang terlalu optimis pada waktu-waktu awal. 1. Internal combustion – Forward combustion : Proses perolehan minyak dengan cara : pembakaran reservoir di sekitar sumur injeksi. Kemudian front pembakaran bergerak bersama-sama minyak ke arah sumur produksi.. – Reverse combustion : Proses perolehan minyak dengan cara : pembakaran reservoir di sekitar sumur injeksi. Kemudian front pembakaran menyebar jauh ke arah sumur injeksi, sedangkan minyak bergerak ke arah sumur produksi.. – Specific heat : Suatu parameter yang menyatakan banyaknya panas yang doperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan masa batuan tersebut sebesar 1°C. – Heat loss : Panas yang hilang akibat kesetimbangan yang dihasilkan dari lingkungan sekitarnya, seperti friksi mekanik, influens dari energi yang lebih kecil, atau penurunan tekanan