Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN SEWA PASAR BUNISEURI

OLEH PEMERINTAH DESA BUNISEURI KECAMATAN CIPAKU


KABUPATEN CIAMIS

Muhamad Derry Sukandar


Muhamadderry18@gmail.com
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Galuh
Jl. RE Martadinata Nomor 150 Ciamis

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan pada Pasar Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis ini
berawal dari adanya permasalahan, bahwa ternyata diduga tidak terkelola dengan baik, terutama
dalam penataan, pengurusan dan biaya sewa lahan atau bangunan yang tidak jelas, sehingga
berdampak pada munculnya sengketa antara pemerintah desa dengan masyarakat. Dalam
Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu kepustakaan dan studi lapangan yang
terdiri dari observasi dan wawancara. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini
sebanyak 6 orang yang terdiri dari 4 perangkat Desa Buniseuri dan 2 orang penyewa kios pasar
Desa Buniseuri. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa 1) Pengelolaan sewa pasar
Buniseuri oleh Pemerintah Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis pada umumnya
telah berjalan, namun masih terdapat beberapa indikator yang belum terealisasi dalam
pelaksanaannya seperti struktur kerja pengelolaan sewa pasar, pedoman pelaksanaan tugas dan
pengawasan pelaksanaan tugas pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri. 2) Hambatan-hambatan
yang dihadapi pemerintah Desa dan petugas mengenai pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri
diantaranya adalah masih kurangnya inovasi dalam administrasi, masih kurangnya pemahaman
organisasi, masih kurangnya petugas pengelola, dan masih rendahnya kesadaran masyarakat
terkait pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri. 3) Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi
hambatan-hambatannya adalah melakukan pendataan ulang perjanjian sewa pasar, melakukan
sosialisasi tentang organisasi, melakukan penugasan aparatur desa untuk pembantuan dalam
pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri, dan menjalin komunikasi baik dengan bawahan dan
masyarakat terkait dengan pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri.
Kata kunci : Pengelolaan, Sewa pasar

A. PENDAHULUAN
Pemerintah Desa Buniseuri Kecamatan Berdasarkan peraturan tersebut maka
Cipaku Kabupaten Ciamis membangun sebuah kedudukan pasar desa peranannya sangat
pasar desa untuk menciptakan lapangan strategis dalam upaya menciptakan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan sumber pendapatan kerja serta meningkatkan perekonomian
masyarakat, sehingga dapat dijadikan dasar masyarakat juga sebagai salah satu sumber
penambahan Pendapatan Asli Desa pendapatan desa. Sekaligus pula sebagai salah
(PADes).Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 satu bentuk pelayanan pemberian fasilitas umum
ayat (1) hurup a, b, dan c Peraturan Desa bagi masyarakat berupa sarana dan atau
Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis prasarana milik desa yang digunakan untuk
Nomor 06 Tahun 2016 tentang Tata Cara tempat usaha perdagangan.
Pelaksanaan Sewa Aset Desa yang menjelaskan Selama ini, keadaan Pasar Desa
sebagai berikut : Buniseuri dipandang sebagai salah satu aset desa
yang memberikan kontribusi cukup besar bagi
(1) Penyewan aset desa dilakukan dengan tujuan: Pemerintah Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku
a. Mengoptimalkan pemanfaatan aset desa Kabupaten Ciamis dimana beberapa
yang belum atau tidak dipergunakan pembangunan yang dilaksanakan diantaranya ada
langsung untuk menunjang yang dibiayai dari pendapatan sewa lahan pasar
penyelenggaraan pemerintahan desa; desa tersebut. Perspektif atas sumber pendapatan
b. Mencegah penggunaan aset desa oleh dari aset desa ini, tentunya merupakan suatu
pihak lain secara tidak sah; dan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
c. Meningkatkan pendapatan asli desa.

124
memudahkan desa dalam meraih kesejahteraan dengan berdasarkan asumsi bahwa penerapan
bersama warga dan pemerintah desa. fungsi-fungsi manajemen didalam pengelolaan
Sebagaimana dari hasil pengamatan dan asset desa, terutama pengelolaan sewa pasar
observasi yang penulis lakukan atas keberadaan buniseuri oleh Pemerintah Desa Buniseuri
lahan dan bangunan milik Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku dimana dalam pengelolaan
Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis yang sewa pasar diduga tidak terkelola dengan baik.
dijadikan sebagai pasar dan disewakan kepada Oleh karena itu diperlukan tinjauan dari
masyarakat guna keperluan perekonomian penerapan fungsi-fungsi manajemen agar dapat
masyarakat, ternyata diduga tidak terkelola terwujudnya pengelolaan aset Desa sebagai
dengan baik, terutama dalam penataan, sumber pendapatan bagi peningkatan Pendapatan
pengurusan dan biaya sewa lahan atau bangunan Asli Desa (PADes).
yang tidak jelas, sehingga berdampak pada
munculnya sengketa antara pemerintah desa B. LANDASAN TEORITIS
dengan masyarakat, hal ini terlihat dari beberapa Penelitian ini membahas mengenai
indikator sebagai berikut : Pengelolaan Sewa Pasar Desa Buniseuri, maka
1. Adanya beberapa pedagang pasar diambil beberapa teori yang relevan untuk
yang menunggak pembayaran sewa dijadikan reverensi dalam penelitian ini, teori
lahan, sehingga pendapatan dari tersebut diambil dari beberapa sumber mengenai
pasar tidak sesuai dengan target yang pengelolaan aset desa dan beberapa teori
telah ditetapkan. pendukung lainnya.
2. Adanya beberapa pedagang yang Bila dilihat berdasarkan pengertian
melakukan pemindahtanganan sewa pengelolaan sebenarnya merupakan istilah yang
ke pihak lain tanpa sepengetahuan dipakai dalam ilmu manajemen secara etimologi
dari pemerintah desa, sehingga pengelolaan berasal dari kata “kelola” (to
menyebabkan tidak sesuainya data manage) dan biasanya merujuk pada proses
pemerintah desa dengan penyewa mengurus atau menangani sesuatu untuk
kios pasar. mencapai tujuan.
3. Tidak adanya sanksi bagi penyewa Menurut Balderton (Adisasmita,
kios pasar yang melakukan 2014:21), mengemukakan bahwa istilah
pemindahtanganantanpa pengelolaan sama dengan manajemen yaitu
sepengetahuan pemerintah desa menggerakkan, mengorganisasikan, dan
sehingga sebagian penyewa mengarahkan usaha manusia untuk
memindah tangankan penyewaan memanfaatkan secara efektif material dan
kios pasar dengan bebas. fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.
4. Tidak adanya sanksi atau denda bagi Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
penyewa kios pasar yang telat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang
melakukakan pembayaran sewa kios Pengelolaan Aset Desa, Pasal 1 Ayat (6), bahwa :
pasar sehingga sebagian penyewa “Pengelolaan Aset Desa merupakan
tidak melakukan pembayaran pada rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
tanggal yang telah ditentukan. pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
5. Kurangnya penegakan peraturan oleh pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
pemerintah desa dalam pengelolaan pemindah tanganan, penatausahaan,
sewa pasar sehingga sebagian pelaporan, penilaian, pembinaan,
penyewa kios pasar merasa kios pengawasan dan pengendalian aset Desa”.
tersebut milik sendiri. Sedangkan menurut Soekanto
Berhubungan kepentingan penelitia ini (Adisasmita, 2014:22) mengemukakan bahwa
penulis mengambil fungsi-fungsi manajemen dari “pengelolaan dalam administrasi adalah
G.R. Terry (Hasibuan, 2005:39) memberikan merupakan suatu proses yang dimulai dari proses
penjelasan mengenai fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengaturan, pengawasan,
yang digunakan dalam pengelolaan suatu penggerakan sampai dengan proses terwujudnya
organisasi terdiri dari POAC yaitu: tujuan”.
1. Planning (Perencanaan) Maka demikian, melakukan kegiatan
2. Organizing (Pengorganisasian) pengelolaan harus dapat terkelola dengan baik
3. Actuating (Pengarahan) agar suatu tujuan dapat tercapai.
4. Controlling (Pengendalian) Sedangkan pengertian Pasar menurut
Berdasarkan pada urian tersebut, maka dalam Peraturan Presiden No. 112 Tahun
anggapan dasar dalam penelitian ini disusun 2007, pasar adalah areatempat jual beli

125
barang dengan jumlah penjual lebih dari satu Sumber Data
baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, Menurut Arikunto (2002:106) “sumber
pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat penelitian adalah subjek dari mana data dapat
perdagangan maupun sebutan lainnya. diperoleh”.
Menurut Peraturan Desa Buniseuri Selanjutnya menurut Sugiyono (2010:156)
Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Nomor 07 bahwa:
Tahun 2011, pasar desa adalah Bila dilihat dari sumbernya maka
tempat/lokasi/lapangan atau bangunan milik dan pengumpulan data dapat menggunakan
atau yang dikuasai/dikelola oleh Pemerintah Desa sumber primer dan sumber sekunder.
untuk melakukakan kegiatan usaha perdagangan Sumber primer adalah sumber data yang
dan jasa sebagai tempat bertemunya antara langsung memberikan data kepada
penjual dan pembeli dalam rangka melakukan pengumpul data dan sumber sekunder
transaksi. merupakan sumber yang tidak langsung
C. METODE PENELITIAN memberikan data kepada pengumpul data
Jenis Penelitian misalnya data lewat orang lain atau lewat
Dalam Penelitian ini penulis dokumen.
menggunakan metode penelitian deskriptif
analisis, yaitu metode penelitian yang Sumber data dalam penelitian ini yaitu
menggambarkan keadaan yang terjadi pada saat perangkat desa, yang menyewa kios pasar dan
penelitian sedang berlangsung yang dilakukan masyarakat yang berbelanja ke pasar buniseuri di
dengan jalan mengumpulkan data dan Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten
menyusunnya dalam suatu klasifikasi tertentu Ciamis dengan rincian sebagai berikut:
kemudian menganalisis data dan menyimpulkan 2) Sumber data primer adalah:
hasil penelitian. Hal tersebut sejalan dengan a. Perangkat Desa Buniseuri Kecamatan
pendapat yang dikemukakan oleh Mely G. Tan Cipaku Kabupaten Ciamis sebanyak 2
(Silalahi, Ulber 2012 : 28)yang dimaksud dengan orang
penelitian deskrptif ialah : b. Masyarakat Penyewa kios pasar
Penelitian yang bersifat deskriptif buniseuri sebanyak 2 orang
bertujuan menggambarkan secara tepat c. Badan Pengawas Desa Buniseuri
sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis
atau kelompok tertentu, atau untuk sebanyak 2 orang.
menentukan frekuensi atau penyebaran 3) Sumber data sekunder adalah:
suatu gejala atau frekuensi adanya a. Buku litelatur
hubungan tertentu antara suatu gejala dan b. Dokumen hasil penelitian
gejala lain dalam masyarakat. Dalam hal c. Peraturan Desa Buniseuri tentang
ini mungkin sudah ada hipotesis- Retribusi Pasar Buniseuri
hipotesis, mungkin belum, tergantung
dari sedikit-banyaknya pengetahuan Teknik Pengumpulan Data
tentang masalah yang bersangkutan. Sugiyono (2010:224), mengemukakan:
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah
Mayer dan Greenwood (Silalahi, Ulber yang paling strategis dalam penelitian, karena
2012:27) mengemukakan “penelitian deskriptif tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
kualitatif semata-mata mengacu pada identifikasi data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
sekelompok manusia, benda, atau peristiwa”. yang memenuhi standar data yang ditetapkan
Pada dasarnya, deskriptif kualitatif melibatkan Adapun teknik pengumpulan data yang
proses konseptualisasi dan menghasilkan dilakukan oleh peneliti dengan cara sebagai
pembentukan skema-skema klasifikasi. berikut:
Deskriptif seperti ini melambangkan tahap 1) Studi Kepustakaan
permulaan dari perkembangan suatu disiplin. Yaitu teknik mengumpulkan data dengan
mempelajari buku-buku dan bahan pustaka
Waktu dan Tempat Penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan
Waktu penelitian dilakukan dimulai pada masalah yang sedang diteliti penulis.
02 Februari 2018 sampai dengan 31 Juli 2018. 2) Studi Lapangan
Tempat penelitian yang peneliti lakukan Yaitu teknik pengumpulan data dan
adalah Kantor Pemerintah Desa Buniseuri dan penyeleksian data secara langsung yang di
melakukan observasi pada Pasar Desa Buniseuri. peroleh dari lokasi penelitian. Pelaksanaan

126
studi lapangan dilakukan dengan cara sebagai analisis data sebelum peneliti memasuki
berikut: lapangan dimana analisis dilakukan terhadap
a. Observasi data hasil studi pendahuluan, atau data
Observasi adalah teknik pengumpulan sekunder, yang akan digunakan untuk
data dengan cara melakukan pengamatan menentukan focus penelitian”.
secara langsung ke objek penelitian 2) Analisis data lapangan
utnuk melihat dari dekat kegiatan yang Dalam analisis data dilapangan menggunakan
dilakukan Model Miles dan Hubermen dalam buku
b. Wawancara Sugiyono (2010:246), yakni:
Wawancara adalah teknik pengumpulan Analisis data dalam penelitian kualitatif,
data dengan cara mengadakan Tanya dilakukan pada saat pengumpulan data
jawab dengan sumber berlangsung, dan setelah selesai
informasi/informan. pengumpulan data dalam periode
tertentu.Pada saat wawancara, peneliti sudah
Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data melakukan analisis terhadap jawaban yang
Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007:248) diwawancarai. Bila jawaban yang
analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan
data, memilah-memilihnya menjadi satuan yang pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu,
dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan diperoleh data yang dianggap kredibel.
menemukan pola, menemukan apa yang penting Adapun langkah-langkah analisis data
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dilakukan menurut Model Miles and
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Hubermandalam buku Sugiyono (2010:246),
Analisis data dalam penelitian ini ialah yaitu sebagai berikut:
berupa analisis data kualitatif. Menurut Sugiyono 1) Data Reduction/Reduksi Data
(2010:9), Penelitian Kualitatif adalah: Reduksi data berarti merangkum, memilih
Metode penelitian yang berlandaskan hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
pada filsafat postpostivisme, digunakan hal yang penting, dicari tema polanya.
untuk meneliti pada kondisi obyek yang Dengan demikian data yang telah direudksi
alamiah, (sebagai lawannya adalah akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
eksperimen) dimana peneliti adalah dan mempermudah peneliti untuk melakukan
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data selanjutnya, dan
pengumpulan data dilakukan secara mencarinya bila diperlukan
triangulasi (gabungan), analisis data 2) Data Display (Penyajian Data)
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil Penyajian data ini dapat dilakukan dalam
penelitian kualitatif lebih menekana bentuk table, grafik, phie chard, pictogram,
makna daripada generalisasi. dan sejenisnya. Melalui penyajian data
Penelitian kualitatif juga dimaksudkan tersebut, maka data terorganisasikan,
untuk mengungkapkan gejala secara holistic- tersusun dalam pola hubungan, sehingga
kontekstual melalui pengumpulan data dari latar akan semakin mudah dipahami.
alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai 3) Conclusion drawing/verification
instrument kunci. Tahap akhir proses pengumpulan data adalah
Proses analisis data dalam penelitian verifikasi dan penarikan kesimpulan, yang
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki dimaknai sebagai penarikan arti data yang
lapangan, selama lapangan, dan setelah selesai telah ditampilkan. Kesimpulan dalam
dilapangan. Seperti pendapat Nasution dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
Sugiyono (2010:245), bahwa “analisis telah menjawab rumusan masalah yang
mulai sejak merumuskan dan menjelaskan dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
masalah, sebelum terjun kelapangan, dan tidak, karena seperti yang telah dikemukakan
berlangsung terus sampai penulisan hasil bahwa masalah dan rumusan dalam
penelitian”. penelitian kualitatif masih bersifat sementara
Adapun proses dalam analisis data dan akan berkembang setelah penelitian
kualitatif yang telah disebutkan diatas, adalah berada dilapangan.
sebagai berikut:
1) Analisis sebelum lapangan D. HASIL PENELITIAN DAN
Pendapat Sugiyono (2010:245) bahwa PEMBAHASAN
“dalam penelitian kualitatif telah melakukan

127
a. Pelaksanaan Pengelolaan Sewa Pasar masih dikatakan kurang. Ditandai dengan
Buniseuri oleh Pemerintah Desa Buniseuri masih belum adanya struktur kerja dan
Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis penugasan untuk pelaksanaan tugas
Adapun didalam proses masih dilakukan oleh staff desa yang
pengumpulan data penelitian melalui teknik diberikan surat tugas oleh kepala Desa
wawancara dan studi lapangan, penulis Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten
membatasi berdasarkan focus kajian, yang Ciamis.
disusun merujukan pada pandangan fungsi 3) Actuating (Pengarahan)
manajemen penulis dari G.R. Berdasarkan hasil penelitian pada
Terry(Hasibuan, 2005:39) yang digunakan dimensi actuating (pengarahan) untuk
dalam pengelolaan suatu organisasi terdiri pelaksanaanya indikator intruksi
dari POAC yaitu: pelaksanaan tugas dan pedoman
1. Planning (Perencanaan) pelaksanaan tugas dalam pelaksanaannya
2. Organizing (Pengorganisasian) intruksi pelaksanaan tugas dilakukan
3. Actuating (Pengarahan) dengan menugaskan perangkat desa
4. Controlling (Pengendalian) dengan surat tugas dari kepala desa dan
dalam pedoman pelaksanaan tugas hanya
Hasil penelitian pelaksanaan mengacu pada peraturan desa untuk
Pengelolaan Sewa Pasar Oleh Pemerintah melakukan pengelolaan sewa pasar Desa
Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku untuk Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten
setiap dimensi tersebut peneliti Ciamis.
sajikansebagai berikut: Hasil penelitian menunjukan bahwa
1) Planning (Perencanaan) mengenai Actuating (pengarahan) masih
Berdasarkan hasil penelitian pada dikatakan kurang. Ditandai dengan masih
dimensi planning (perencanaan) untuk belum adanya pedoman khusus untuk
pelaksanaanya indikator adanya merincikan setiap tugasdalam
pembuatan rencana kerja dan penetapan pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri
program kerja dalam pelaksanaannya Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis.
sudah adanya rencana kerja dan 4) Controlling (Pengendalian)
penetapan program kerja. Selanjutnya Berdasarkan hasil penelitian pada
observasi dilapangan menyatakan bahwa dimensicontrolling (pengendalian) untuk
adanya pembuatan rencana kerja tersebut pelaksanaanya indikator adanya
sudah dilakukan dengan melibatkan pengawasan dalam pelaksanaan kerja dan
pemerintah Desa Buniseuri, serta adanya evaluasi kerja dalam
melibatkan beberapa pihak lain yang pelaksanaannya pengawasan pelaksanaan
diantaranya Badan Permusyawaratan kerja dilakukan dengan memonitoring
Desa Buniseuri dan tokoh masyarakat data pemasukan sewa dan data penyewa
yang dituangkan kedalam Rencana Kerja saja dan dalam evaluasi kerja hanya
Pemerintah Desa Buniseuri yang dimana melakukan rapat beberapa kali saja tidak
didalam RKP Desa Buniseuri bertujuan secara berkala dalam pengelolaan sewa
untuk menaikan harga sewa pasar dan pasar Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku
penertiban data penyewa pasar Kabupaten Ciamis.
berdasarkan musyawarah. Hasil penelitian menunjukan bahwa
2) Organizing (Pengorganisasian) mengenai controlling (pengendalian) masih
Berdasarkan hasil penelitian pada dikatakan kurang. Ditandai dengan
dimensi Organizing (Pengoganisasian) pengawasan kerja yang masih kurang dan
untuk pelaksanaanya indikator struktur evaluasi kerja yang dilakukan hanya
kerja dan pembagian kerja dalam beberapa kali sajadalam pengelolaan sewa
pelaksanaannya struktur kerja pasar Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku
pengelolaan sewa pasar belum ada dan Kabupaten Ciamis.
pembagian kerjanya dengan melakukan b. Hambatan-hambatan dalam Pengelolaan
penugasan kepada perangkat desa untuk Sewa Pasar Buniseuri Oleh Pemerintah
membantu pelaksanaan tugas Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku
pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri Kabupaten Ciamis
Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Untuk mengetahui hambatan-
Hasil penelitian menunjukan bahwa hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan
mengenai organizing (pengorganisasian) sewa pasar buniseuri oleh Pemerintah Desa

128
Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri,
Ciamis, diantaranya sebagai berikut : selain dari pimpinan petugas berpedoman
1) Administrasi yang kurang baik pada peraturan desa yang ada.
2) Masih sulit menghilangkan tujuan – 7) Melakukan pengecekan ulang terkait
tujuan alternatif sehingga sulit pelaksanaan pengelolaan sewa pasar dan
menentukan arah tujuan memonitoring realisasi data pemasukan
3) Belum terkoordinasidengan baik sewa dan data penyewa kios pasar desa
dalam pembentukan struktur Buniseuri.
kerjapengelolaan sewa pasar Desa 8) Pengelola terjun langsung kelapangan
Buniseuri melihat pelaksanaan pengelolaan sewa
4) Masih kurangnya orang dalam pasar desa Buniseuri dan melakukan
pelaksanaan tugas rapat terkait pelaksanaan sewa pasar
5) Petugas masih belum memahami Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku
secara jelas tugas yang diberikan Kabupaten Ciamis.
pimpinan
6) Kurangnya komunikasi dengan E. KESIMPULAN DAN SARAN
pengelola terkait dengan pedoman Kesimpulan
pelaksanaan tugas Berdasarkan hasil penelitian mengenai
7) Masih kurangnya kemampuan dalam pengelolaan sewa pasar Buniseuri oleh
pengawasan pada pengelolaan sewa Pemerintah Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku
pasar Kabupaten Ciamis, kesimpulan dari hasil
8) masih belum menjadi prioritas tinggi penelitian ini dapat peneliti uraikan sebagai
dalam melakukan evaluasi kerja berikut :
c. Upaya yang dilakukan untuk Mengatasai 1. Pengelolaan sewa pasar Buniseuri oleh
Hambatan-hambatan Pengelolaan Sewa Pemerintah Desa Buniseuri Kecamatan
Pasar Buniseuri Oleh Pemerintah Desa Cipaku Kabupaten Ciamis pada umumnya
Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten telah berjalan, namun masih terdapat
Ciamis beberapa indikator yang belum terealisasi
Untuk mengetahui upaya-upaya yang dalam pelaksanaannyaseperti struktur kerja
dilakukan untuk mengatasi hambatan- pengelolaan sewa pasar, pedoman
hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan pelaksanaan tugas dan pengawasan
sewa pasar buniseuri oleh Pemerintah Desa pelaksanaan tugas pengelolaan sewa pasar
Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Desa Buniseuri.
Ciamis, diantaranya sebagai berikut : 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi
1) Berrupaya menyelesaikan rencana kerja pemerintah Desa dan petugas mengenai
dengan sebaik-baiknya agar tidak pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri
bertentangan dengan undang-undang. diantaranya adalah masih kurangnya
2) Melakukan penetapan program kerja inovasi dalam administrasi, masih
dengan mengambil suara terbanyak pada kurangnya pemahaman organisasi, masih
musyawarah dan memberikan penjelasan kurangnya petugas pengelola, dan masih
terkait penetapan program kerja tersebut. rendahnya kesadaran masyarakat terkait
3) Pemerintah desa menugaskan beberapa pengelolaan sewa pasar Desa Buniseuri.
aparatur desa untuk membantu dalam 3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
pelaksanaan tugas pengelolaan sewa menghadapi hambatan-hambatannya
pasar. adalah melakukan pendataan ulang
4) Berupaya dengan menugaskan beberapa perjanjian sewa pasar, melakukan
aparatur desa dengan melihat sosialisasi tentang organisasi, melakukan
berdasarkan beban kerja yang penugasan aparatur desa untuk pembantuan
dimilikinya. dalam pengelolaan sewa pasar Desa
5) Pimpinan berupaya menjalin komunikasi Buniseuri, danmenjalin komunikasi baik
dengan baik dengan bawahannya dan dengan bawahan dan masyarakatterkait
memberikan bimbingan dalam dengan pengelolaan sewa pasar Desa
pelaksanaan tugas pengelolaan sewa Buniseuri.
pasar desa Buniseuri.
6) Berupaya dengan memberikan Saran
pemahaman dan bimbingan terhadap Berdasarkan hasil penelitian peneliti
petugas yang akan melaksanakan tugas menyampaikan saran sebagai berikut :

129
1. Agar pelaksanaan pengelolaan sewa pasar a. Melakukan invosi terkait
Desa Buniseuri berjalan baik, sebaiknya administrasipengelolaan sewa pasar
Pemerintah Desa Buniseuri berfokus dengan sebaik-baiknya agar lebih
terhadap beberapa indikator yang belum mudah.
terlaksana dan perlu ditingkatkan seperti b. Merekrut petugas pengelola yang
administrasi, pemahaman organisasi, memiliki kompetensi dalam bidang
pemahaman pentingnya pengawasan dan pengelolaan (management).
evaluasi kerja dengan cara : c. Menciptakan hubungan baik
a. Melaksanakan pelatihan terhadap pemerintah Desa Buniseuri dengan
aparatur desa khususnya pengelola masyarakat khususnya penyewa kios
sewa pasar Desa Buniseuri. pasar Desa Buniseuri.
b. Melakukan sosialisasi kepada aparatur
pemerintah desa khususnya masyarakat DAFTAR PUSTAKA
penyewa kios pasar lebih lanjut terkait Buku-Buku:
pentingnya pengelolaan sewa pasar Adisasmita, Rahardjo. 2014. Pengelolaan
Desa Buniseuri. Pendapatan dan Anggaran Daerah. Graha
2. Untuk meminimalisir adanya hambatan Ilmu: Yogyakarta.
pengelolaan sewa pasar Buniseuri, Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi
Pemerintah Desa Batukaras hendaknya Penelitian. Rineka Cipta:Jakarta
melakukan peningkatan pengelolaan Hasibuan, Malayu, S.P. 1996. Manajemen Dasar,
dengan cara : Pengertian dan Masalah. Gunung Agung:
a. Melakukan evaluasi secara berkala Jakarta.
terhadap pelaksanaan pengelolaan Moleong, J Lexy. 2007. Metodologi Penelitian
sewa pasar Desa Buniseuri. Kualitatif. Remaja Rosdakarya:Bandungp
b. Memahami pentingnya organisasi Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial.
dalam pelaksanaan pengelolaan sewa Refika:Bandung
pasar Desa Buniseuri. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
c. Membuat pedoman pelaksanaan tugas Kualitatif dan R&D. Alfabeta:Bandung
pengelolaan sewa pasar Desa
Buniseuri. Dokumen-Dokumen
d. Membuat struktur pengelolaan sewa Peraturan Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku
pasar Buniseuri agar petugas tidak Kabupaten Ciamis Nomor 06 Tahun 2016
terbebani beban tanggung jawab ganda. tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Aset
3. Sebaiknya Pemerintah Desa melakukan Desa
upaya agar pelaksanaan pengelolaan sewa Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
pasar Desa Buniseuri berjalan baik, Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang
sehingga tujuan dari pengelolaan sewa Pengelolaan Aset Desa
pasar dapat terlaksana dengan cara :

130

Anda mungkin juga menyukai