Anda di halaman 1dari 2

Masjid Ini Bukan Tempat Ibadah ?

Nafingatul Khasanah

Indonesia merupakan Negara terluas ke-14 sekaligus negara yang memiliki kepulauan terbesar di
dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km. Selain memiliki berbagai kebudayaan yang
beragam, Indonesia juga memiliki enam agama yang sudah diakui yaitu Islam,Kristen,Protestan,
Katolik, Hindu, Budhha dan Konghucu. Mayoritas agama orang Indonesia adalah Islam menurut
The Royal Islamic Strategi Studies Centre (RISSC) pada tahun 2022 jumlah total penganut
agama Islam di Indonesia mencapai 237,56 juta jiwa, hal tersebut tentunya mejadikan Islam
menduduki peringkat 86,7% peganut agama terbanyak di dalam negeri.
Berangkat dari agama yang memiliki penganut terbanyak menjadikan Islam memiliki banyak
tempat ibadah yang disebut Masjid, masjid sering diartikan sebagai pusat tempat beribadah bagi
umat Islam masjid menjadi rumah Allah SWT yang sering dijadikan tempat bermunajat kepada-
Nya, selain menjadi tempat beribadah masjid juga menjadi Lembaga kebesaran dakwah Islam.
Seiring berkembangnya zaman masjid menjadi tempat untuk berbagai kepentingan bagi umat
Islam diantara lain mencangkup Pendidikan, sosial,pertahanan bahkan administrasi.
Masjid menjadi wadah menuntut ilmu bagi mayoritas umat Islam, akan tetapi masjid yang saya
lihat dulu dengan sekarang mengalami banyak perubahan dari berbagai sudut pandang mulai
dari arsitektur, sistem, bahkan sampai konsepnya tentunya mengalami perkerkembangan yang
pesat. Banyak bangunan-bangunan masjid yang sudah bertransformasi menjadi megah dan
mewah,akan tetapi seiring dengan kemegahan masjid tidak menjadikan minat berkunjung orang-
orang semakin banyak mereka bahkan cenderung jarang berkunjung ke masjid.
Saya mengalami tumbuh kembang di pedesaan, pada saat itu nuansa Islam masih sangat kental
mereka sering menggunakan masjid sebagai sarana untuk mengaji dari mengaji Turutan (Juz
30) ,Al-qu’ran bahkan sampai Iq’ra dan sering dijadikan kelas pembelajaran Diniah. Ketika
bedug ditabuh anak-anak bergegas mengambil mukena dan sarung mereka berbondong-bondong
mendatangi masjid,para orang dewasa sampai tua berjalan Bersama menuju masjid sambil
sesekali mengobrol jika diingat betapa indah nuansa masjid pada kala itu.
Setiap mengadakan kegiatan sosial di dalam masjid seperti Karangtaruna para anak muda selalu
antusias ikut berpartisipasi, masjid menjadi tempat menyenangkan bagi seluruh golongan. Setiap
memasuki waktu sholat barisan terisi penuh walaupun bangunan masjid pada kala itu masih
biasa saja bahkan terkesan sederhana akan tetapi nuansa dan eforia yang dirasakan sangat
berbanding balik dengan sekarang. Sekarang orang-orang lebih sibuk dan jarang menyempatkan
diri untuk memasuki tempat ibadah mereka, padahal bangunan masjid yang lebih baik
seharusnya bisa membangkitkan semangat kita untuk lebih giat dalam beribadah. Dalam
dinamika kehidupan yang semakin hari semakin menggila mampu membuat jiwa setiap insan
merasa Lelah dan butuh tempat peristirahatan yang tenang dan damai. Jiwa-jiwa yang penuh
kegelisahan akan rotasi kehidupan yang setiap hari mereka jalani tentunya membutuhkan sebuah
tempat yang bisa untuk mengisolasi diri dari keramaian dan hiruk pikuk gemerlapnya kehidupan.
Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman bagi mereka acap kali malah menjadi neraka
yang setiap saat bisa membakar diri mereka, itulah rumah yang hanya sekedar rumah. Mereka
yang memutuskan untuk bekerja atau mereka yang memutuskan untuk menjadi seorang
pelajar,mahasiswa,penjabret,pemabuk,pencuri bahkan seorang seorang pembunuhpun
merindukan rumah yang benar-benar rumah.
Tempat yang bisa mereka singgahi dikala susah,sedih maupun senang tempat yang diharapkan
bisa menjadi saksi betapa kerasnya kehidupan yang harus mereka jalani namun mereka tidak
mendapatkan itu. Di era globalisasi yang semakin tidak karuan ini banyak orang memutuskan
untuk menjauh dari rumah mereka yang sesungguhnya, menjauh dari rumah yang bisa
menampung segala keluh kesah dalam hati mereka, menjauh dari dzat yang bisa mereka ajak
berdialog tentang makna kehidupan yang sebenarnya.
Rumah yang dulu ramai dikunjungi orang-orang, sekarang hanyalah seonggok bangunan kokoh
dan megah yang berdiri ditengah kota yang penuh dengan kebohongan dan kecurangan. rumah
yang setiap suara bedug dipukul membuat hati dan jiwa mengucap syukur sekarang seakan
hanya menjadi sebuah kenangan yang sulit untuk diulang Kembali.
Suara keramaian yang dulu tercipta, orang yang berlomba-lomba mengeraskan bunyi bacaan ayat
suci al-quran akan tetapi sekarang dikalahkan dengan benda keras persegi panjang yang pintar
mengendalikan akal pikiran manusia.
Suasana damai dan indah masjid dulu semoga bisa tercipta lagi, beberapa ayat di dalam Al-quran
juga menyebutkan fungsi masjid sebagai tempat untuk berdzikir, tempat beri’tikaf, tempat
beribadah(sholat) dan pusat pertemuan Islam untuk membicarakan urusan hidup dan perjuangan.
Masjid menjadi tempat bagi anak-anak belajar membaca Al-quran kepada kyai, semoga orang
dewasa sampai tua Kembali mereflesikan diri mereka betapa masjid harus menjadi tonggak
peradaban umat islam jangan sampai masjid menjadi tempat yang sunyi dan tidak berpenghuni.
Rumah Allah yang menjadi sarana bagi kita untuk lebih dekat dengan sang pencipta malah hanya
dijadikan sebagai pajangan semata, masjid Impian saya bukan masjid yang memiliki kubah emas
diatasnya, atau memiliki bangunan yang mewah bagai Taj Mahal di India saya hanya
memimpikan bagaimana masjid bisa kembali hidup dan kembali menjadi tempat indah bagi
setiap umat Islam di seluruh dunia khususnya Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai