Anda di halaman 1dari 3

Etiologi dan faktor resiko

Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki


berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka
konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung, penyebab tidak
langsung.
1. Penyebab langsung
kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit merupakan penyebab langsung
malnutrisi yang paling penting. Penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi
jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh. Kurangnya asupan
makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan,
kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang
salah.
2. Penyebab tidak langsung
yang dapat menyebabkan malnutrisi adalah kurangnya ketahanan pangan keluarga,
kualitas perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan serta sanitasi lingkungan.
Ketahanan pangan dapat dijabarkan sebagai kemampuan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan. Sebagai tambahan, perlu diperhatikan
pengaruh produksi bahan makanan keluarga terhadap beban kerja ibu dan distribusi
makanan untuk anggota keluarga. Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap
kesehatan, produksi serta persiapan makanan untuk dikonsumsi serta kebersihan.
Pelayanan kesehatan bukan hanya harus tersedia, namun juga harus dapat diakses
dengan mudah oleh ibu dan anak. Status pendidikan dan ekonomi perempuan yang
rendah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk memperbaiki status gizi
keluarga.

Teori segi tiga penyebab masalah adalah teori hubungan timbal balik antara tiga
dimana jika faktor-faktor ini seimbang maka seseorang dikatakan memiliki status gizi
yang baik. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor pejamu, agen dan lingkungan
(Par’i et al., 2017).
1. Pejamu
Faktor pejamu adalah faktor-faktor di dalam diri manusia yang dapat
mempengaruhi status gizi. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Genetik, jika orang tua menderita kegemukan maka keturunannya memiliki
cenderungan untuk menjadi gemuk.
b. Umur, kebutuhan asupan gizi mengikuti kelompok umur. Contohnya, kelompok
umur balita lebih membutuhkan protein, sedangkan kelompok umur dewasa lebih
banyak membutuhkan vitamin dan mineral.
c. Jenis kelamin, contohnya wanita lebih banyak memerlukan zat besi daripada
pria.
d. Kelompok etnik, pada suatu golongan etnik cenderung mempunyai pola dan
kebiasaan yang sama, sehingga masalah gizi yang muncul tidak jauh berbeda antar
penduduk.
e. Fisiologik, ibu hamil yang sedang terjadi pertumbuhan janin akan memerlukan
asupan gizi yang lebih banyak
f. Imunologik, seseorang berisiko terkena penyakit bila memiliki imunitas tubuh
yang lemah. Daya tahan tubuh optimal terbentuk apabila tubuh mempunyai zat gizi
cukup. g. Kebiasaan menentukan kebutuhan gizi yang berbeda pada setiap orang,
contohnya seseorang yang mempunyai kebiasaan berolahraga akan membutuhkan
gizi yang lebih banyak daripada individu yang jarang berolahraga.
2. Agen
Agen adalah agregat yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat
menimbulkan masalah gizi. Agen yang ketidakberadaannya menimbulkan masalah
gizi seperti zat besi yang dapat menyebabkan anemia, vitamin C yang dapat
menurunkan imunitas tubuh, hormon dan lemak yang berperan dalam metabolisme
tubuh. Agregat yang keberadaannya menimbulkan masalah gizi salah satunya zat
kimia dari luar tubuh seperti obat-obatan. Contohnya obat antibiotik tertentu dapat
menganggu absorpsi susu. Faktor psikis, pada orangorang tertentu yang sedang
mengalami stress akan dikompensasi dalam bentuk makanan. Tubuh akan
memerlukan asupan gizi yang lebih banyak apabila seseorang sedang mengalami
penyakit infeksi untuk penyembuhan.
3. Lingkungan
Terdapat tiga keadaan lingkungan yang dapat memengaruhi asupan gizi seseorang,
sebagai berikut.
a. Genetik, jika orang tua menderita kegemukan maka keturunan mereka memiliki
kecenderungan untuk menjadi gemuk.
b. Lingkungan fisik, meliputi cuaca/iklim, tanah, dan air, dapat mempengaruhi
kesuburan tanaman yang merupakan sumber makanan. Demikian juga hewan tidak
dapat tumbuh subur pada lingkungan yang gersang.
c. Lingkungan biologi, ketersediaan zat gizi pada masyarakat akan terpengaruh.
Tanaman dan hewan yang subur dapat memberikan persediaan pangan dan
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kepadatan penduduk akan mengakibatkan
ketersediaan pangan menjadi terbatas.
d. Lingkungan sosial ekonomi, terdiri atas pekerjaan, tingkat urbanisasi,
perkembangan ekonomi, dan bencana alam. Perkembangan ekonomi suatu wilayah
akan mempengaruhi pada tingkat ketersediaan pangan masyarakat, sehingga akan
terjadi peningkatan status gizi. Sebaliknya bencana alam akan mengakibatkan
kekurangan persediaan pangan dan menurunkan status gizi masyarakat.1

1. Par’i HM, Wiyono S, Harjatmo TP. 2017. Bahan ajar gizi: penilaian status gizi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai