Anda di halaman 1dari 206

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK

MENDONGENG (STORYTELLING) UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA KELAS IX B
SMPN 17 KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Anugrah Safitri
NPM : A1L017026

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling
FKIP Universitas Bengkulu

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
iii
iii
iii
MOTTO

“Sesungguhnya Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu”

(QS. An-Nahl 16: ayat 77)

iii
PERSEMBAHAN

1. Kepada orang tuaku tercinta, bapak Sukiman dan ibu Guspianti yang tak

bosan-bosannya memberi nasehat dan tak henti-hentinya dengan tulus

mendoakanku hingga sampai pada titik ini.

2. Kepada kedua kakak dan adikku tersayang, Agusman Riadi, Reka Kusuma

Wardani dan Liza Juniarti yang sangat luar biasa dalam menyemangatiku,

menghadirkan canda tawa dan tak lupa memanjatkan doa terbaik untuku.

3. Untuk patner terbaik pejuang skripsiku Hermania Sagita dan Ratika Asi Putri

Wiranti terimakasih atas tumpangan kosan dan berbagi makanan serta

kebaikan lainya yang tak bisa kutuliskan kerena lumayan banyak.

4. Teruntuk para wanita karir (Karina, Elvira, Fitry, Rara, Muadzah, Ratih dan

Ratika) tak henti-hentinya ku ucapkan terimakasih dan berulang kali maaf

untuk sejuta kenangan manis ataupun pahit selama kita bersama.

5. Untuk kakak tingkat yang ikut terlibat terutama mbak Uni Novriani

terimakasih telah menjadi lantera dimasa kritis proses skripsiku.

6. Organisasi kebangganku HIMABIKO, KPA GB dan MRI Bengkulu

terimakasih untuk limpahan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga.

7. Untuk siswa kelas IX B, guru BK, dan pihak sekolah SMPN 17 kota Bengkulu

terimakasih banyak atas kesediannya menjadi wadah penelitian skripsiku.

8. Untuk dua insan terhebat dosen pembimbingku, bapak Hadiwinarto dan bunda

Illawaty terimakasih banyak kerena tidak mempersulit, selalu mengarahkan

serta penuh kesabaran hingga mengahantarku dalam meraih gelar serjana ini.

9. Serta terimakasih untuk orang-orang baik yang terlibat dalam proses skripsiku.

iv
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
MENDONGENG (STORYTELLING) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA KELAS IX B
SMPN 17 KOTA BENGKULU

ANUGRAH SAFITRI
A1L017026

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh layanan bimbingan


kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling) untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan desain penelitian one grup pretest dan postest. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu berjumlah 8 orang. Prosedur
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket model Likert. Teknik analisis data menggunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukan sebelum diberikan treatment rata-rata skor 75, 63
kategori rendah dan setelah diberikan treatment rata-rata skor 102, 63 kategori
tinggi. Hasil uji t menunjukan nilai t= (-34.651) dan sig. (2-tailed) 0.000 artinya
nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keterampilan komunikasi
siswa sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siswa
kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu.

Kata Kunci: keterampilan komunikasi, bimbingan kelompok, teknik mendongeng


(storytelling)

v
THE EFFECT OF GROUP GUIDANCE SERVICES WITH
STORYTELLING TECHNIQUES TO IMPROVE
COMMUNICATION SKILLS OF CLASS IX B
STUDENTS SMPN 17 BENGKULU CITY

ANUGRAH SAFITRI
A1L017026

ABSTRACT

This study aims to describe the effect of group guidance services with storytelling
techniques to improve students' communication skills. This study used an
experimental method with a one-group pretest and posttest research design. The
sample of this study was 8 students of class IX B SMPN 17 Bengkulu City.. The
sampling procedure used purposive sampling. The data collection technique used
a Likert model questionnaire. Data analysis technique using t test. The results
showed that before being given treatment the average score was 75, 63 in the low
category and after being given treatment the average score was 102, 63 in the high
category. The results of the t test show the value of t = (-34,651) and sig. (2-tailed)
0.000 means a significant value of 0.000 <0.05 then Ho is rejected and Ha is
accepted. In conclusion, there is a significant effect on the level of student
communication skills before and after being given group guidance services to
class IX B students of SMPN 17 Bengkulu City.

Keywords : communication skills, group conseling, storytelling techniqu

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, peneliti telah dapat

menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Mendongeng (Storytelling) untuk Meningkatkan

Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu”. Peneliti

menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik, sehingga pada kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada :

1. Ibu Dr. Retno Agustina Putri, SE., M.Sc. selaku Rektor Universitas Bengkulu

yang telah memajukan ilmu pengetahuan pada masing-masing institusi

melalui pendidikan dan penelitian serta memberikan konstribusi maksimal

kepada masyarakat luas.

2. Bapak Dr. Alexon, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Bengkulu yang

telah memberikan pelayanan pada bidang akademik.

3. Bapak Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Bengkulu yang telah memberikan bantuan dan

pelayanannya pada bidang akademik.

4. Bapak Dr. Hadiwinarto, M.Psi. Selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling

yang terlibat dalam proses penyelesaian skripsi penelitian ini.

5. Bapak Dr. Hadiwinarto, M.Psi. Selaku Pembimbing Utama yang sudah

bersedia membimbing, mengarahkan, serta memberikan ide dalam

penyusunan skripsi penelitian.

ix
6. Ibu Dra. Illawaty Sulian, M.Pd. Selaku Pembimbing kedua yang telah banyak

memberikan bantuan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi penelitian.

7. Dosen dan para Staf yang telah banyak membantu proses pembelajaran dan

mempermudah skripsi penelitian ini.

8. Ayah dan Ibu beserta keluarga tercinta yang selalu mendo’akan dan memberi

dukungan selama proses penyusunan skripsi penelitian ini.

9. Teman-teman BK angkatan 2017 dan semua pihak yang banyak membantu

hingga selesainya skripsi penelitian ini.

Skripsi penelitian ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya baik

dalam hal isi, susunan kata, maupun penulisannya, oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan, supaya dapat menyempurnakan penelitian

pada masa mendatang.

Bengkulu, November 2021

Peneliti

x
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iV

DAFTAR TABEL................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii

BAB I. ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah. ....................................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian. ......................................................................................................... 8

F. Kegunaan Penelitian. .................................................................................................... 9

BAB II .................................................................................................................. 10
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 10

A. Keterampilan Komunikasi. ............................................................................. 10

1. Pengertian Keterampilan Komunikasi................................................................... 10

2. Pentingnya Keterampilan Komunikasi .................................................................. 12

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Komunikasi.......................... 13

4. Aspek-Aspek Keterampilan Komunikasi .............................................................. 14

5. Dampak Rendahnya Keterampilan Komunikasi ................................................... 19

B. Layanan Bimbingan Kelompok ...................................................................... 19

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ......................................................... 19

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok .............................................................. 20

3. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok ............................................................... 21

xi
4. Komponen layanan bimbingan kelompok ........................................................... 22

5. Asas-Asas Layanan Bimbingan Kelompok ......................................................... 23

6. Tahap layanan bimbingan kelompok ................................................................... 24

C. Teknik Mendongeng (Storytelling) ................................................................. 25

1. Pengertian Teknik Mendongeng (Storytelling) ................................................... 25

2. Manfaat dan Keunggulan Teknik Mendongeng (Storytelling) ........................... 26

3. Jenis-jenis Penerapan Teknik Mendongeng (Storytelling) ................................. 27

4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Teknik Mendongeng (Storytelling) .......................... 28

D. Keterkaitan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Mendongeng


(Storytelling) untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa. ........ 29

E. Hasil Penelitian yang Relevan. ....................................................................... 31

F. Kerangka Berpikir. .......................................................................................... 32

G. Hipotesis Penelitian. ........................................................................................ 33

BAB III. ................................................................................................................ 34


METODE PENELITIAN ................................................................................... 34

A. Desain Penelitian. ........................................................................................................ 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian. ..................................................................................... 35

C. Subjek Penelitian. ........................................................................................................ 35

D. Prosedur Pengambilan Subjek Penelitian. ................................................................... 36

E. Variabel Penelitian....................................................................................................... 37

1. Variabel Terikat (Y). ............................................................................................... 37

2. Variabel Bebas (X) .................................................................................................. 38

F. Prosedur Eksperimen ................................................................................................... 39

G. Teknik Pengumpulan Data. ......................................................................................... 42

H. Teknik Analisis Data. .................................................................................................. 45

1. Uji Validitas. ........................................................................................................... 45

xii
2. Uji Reliabilitas. ....................................................................................................... 47

3. Uji Hipotesis............................................................................................................ 48

BAB IV ................................................................................................................. 50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 50

A. Hasil Penelitian........................................................................................................... 50

1. Deskripsi Data. ...................................................................................................... 50

2. Hasil Uji Hipotesis . ............................................................................................. 56

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian. ......................................................................... 58

B. Pembahasan. ............................................................................................................... 74

C. Keterbatasan Penelitian. ............................................................................................. 76

BAB V................................................................................................................... 77
KESIMPULAN & SARAN................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN ......................................................................................................... 84

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Blue-print dan Teknik Mendongeng (Storytelling) .......................................39

Tabel 3. 2 Blue-print dan Tema Layanan Bimbingan Kelompok .................................41

Tabel 3.3 Skor angket keterampilan komunikasi ........................................................42

Tabel 3.4 Blue-print dan kisi-kisi angket keterampilan komunikasi siswa ....................43

Tabel 3.5 Hasil prosedur pengambil subjek.................................................................44

Tabel 3.6 Reliabilitas Angket komunikasi siswa .........................................................48

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan bimbingan kelompok teknik mendongeng (storytelling).49

Tabel 4.2 Deskriptif Statistik .....................................................................................50

Tabel 4.3 Penentuan Mean dan Standar Deviasi .........................................................50

Tabel 4.4 Penentuan Kategori Skor ............................................................................51

Tabel 4.5 Penentuan Kategori ....................................................................................51

Tabel 4.6 Frekuensi Pre-test keterampilan komunikasi siswa .......................................52

Tabel 4.7 Frekuensi Post-test Tingkat keterampilan komunikasi siswa ........................53

Tabel 4.8 Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test Tingkat komunikasi siswa ............55

Tabel 4.9 Paired Samples Test ..................................................................................57

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Pikir .......................................................................................32

Gambar 3.2 Desain Penelitian ....................................................................................34

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Pre-test ....................................................................52

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Post-test....................................................................54

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test ...................................56

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia artinya dengan adanya pendidikan

manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera

dan bahagia dalam konsep pandangan hidup. Menurut Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 1 ayat (1)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan berdasarkan SISDIKNAS

dilaksnakan sacara terstruktur melalui jalur pendidikan.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan

tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terbagi atas pendidikan formal, nonformal

dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan

disekolah-sekolah yang dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah

Tsanawiyah (MTS), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah (MA) hingga Perguruan Tinggi.

Komponen terpenting yang berada disekolah adalah peserta didik yang biasa

disebut dengan siswa.

1
2

Pada proses belajar yang dilakukan oleh siswa salah satunya adalah

keterampilan berkomunikasi. Keterampilan komunikasi merupakan kemampuan

yang paling dasar yang harus dimiliki seorang sebagaimana yang diketahui bahwa

sebenarnya komunikasi telah dilakukan individu sejak usia bayi, seperti dijelaskan

Allport (dalam Nugraha dkk, 2018: 60) bahwa bahasa tubuh atau gerak tubuh

merupakan bentuk komunikasi paling awal dari langkah/tingkatan pertama dalam

perkembangan anak. Menurut Maryanti dkk (2012: 6) keterampilan komunikasi

adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim pesan yang

jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan.

Pengirim pesan ataupun penerima pesan sama-sama perlu memiliki

keterampilan komunikasi, sama halnya dalam proses pembelajaran, karena proses

pembelajaran terjadi akibat adanya komunikasi, baik itu yang bersifat

intrapersonal maupun secara interpersonal (Marfuah, 2017: 148). Melalui

keterampilan komunikasi, siswa akan mudah mengkomunikasikan berbagai hal

yang menyangkut materi pembelajaran, baik secara lisan maupun tulisan

(Wilhalminah, 2017: 40). Manusia memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju dan

berkembang, maka salah satu sarannya adalah komunikasi (Kamaruzzaman, 2016

: 203) seperti halnya dengan arah karir, ketika siswa SMP tamat maka berlanjut ke

tahap SMA atau SMK yang lebih dituntut untuk terampil dalam berkomunikasi

misalnya saat persentasi belajar dan berargumentasi dikolompok dalam diskusi,

begitu juga ketika menjadi mahasiswa hingga ketentuaan utama ketika berkerja.
3

Memasuki dunia kerja banyak yang mengutamakan keterampilan komunikasi

sebagaimana yang diteliti oleh USbased Partnership for 21st Century Skills (P21)

terdapat empat jenis keterampilan yang merupakan bagian dari kompetensi

individu yang dikenal dengan “The 4Cs”- communication, collaboration, critical

thinking, dan creativity. Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu

keterampilan yang termasuk ke dalam 21st Century Skills dan bahkan merupakan

salah satu keterampilan yang harus dimiliki seseorang ketika memasuki dunia

kerja (Haryanti & Suwarma 2018: 50). Perkerjaan yang mengutamakan

keterampilan komunikasi seperti guru, dosen, presenter, penyiar radio, pengecara,

politikus, jurnalistik, manejer, human resource development (HRD) dan sales.

Maka dari itu keterampilan komunikasi sangat diperlukan untuk mencapai

keberhasilan selama proses belajar, persiapan karir dan dalam kehidupan sehari-

hari.

Fenomena yang terjadi menunjukan dalam kehidupan sehari-hari masih

banyak rendahnya keterampilan komunikasi seperti dalam penelitian (Anfa &

Moesarofah, 2019: 66) dari 36 siswa, diperoleh skor tertinggi adalah 62 dan skor

terendah 51 dengan rata-rata skor 57.38 artinya keterampilan komunikasi masih

tergolong rendah dan sedang. Rendahnya keterampilan komunikasi juga dapat

dilihat berdasarkan hasil survei Trend In Methematics and Science Study (TIMSS)

tahun 2015 indonesia menepati posisi 45 dari 50 negara dan Programme for

International Student Assesment (PISA) tahun 2015, Indonesia menempati posisi

69 dari 76 negara. Berdasarkan hasil survei tersebut maka keterampilan

komunikasi penting dilatih (Auliyah & Nurita 2019: 216-217).


4

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru Bimbingan

dan Konseling di SMPN 17 Kota Bengkulu pada tanggal 1 Februari 2021 terdapat

beberapa siswa yang kurang terampil dalam berkomunikasi, hal ini terlihat ketika

guru mengajar dikelas dan melalui Zoom terdapat siswa yang kurang aktif baik

saat forum diskusi kelompok siswa hanya sedikit berbicara, begitu juga saat guru

bertanya kepada siswa mengenai materi pelajaran siswa hanya diam hingga

akhirnya guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan jawaban sehingga

siap tidak siap siswa menuruti, kemudian dari penyampian pendapat siswa terlihat

gugup, terbatah-batah dengan kata lain tidak fokus banyak mendunduk kebawah

ataupun menoleh keatas, sehingga pendapat siswa kurang nyambung dengan

pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan terdapat juga siswa ketika diminta

pendapat sering menghindar dengan menunjuk siswa lain sebagai penggantinya.

Pertanyaan soal secara tertulis yang diberikan secara langsung ataupun melalui

pesan WhatsApp dan Geoogle Form juga terdapat banyak jawaban siswa yang

belum sesuai dengan materi pelajaran, namun perlu digaris bawahi bahwa soal-

soal yang dimaksud berdasarkan penalaran seperti mata pelajaran Bahasa

Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).

Guru Bimbingan dan konseling juga menyampaikan rendahnya keterampilan

komunikasi siswa akibat kurangnya keberanian untuk bertanya ataupun

menanggapi kerena takut pertanyaan terlalu mudah dan ditertawakan dan

sebaliknya kerena takut penyampaian argument siswa salah.


5

Rendahnya keterampilan komunikasi dapat diatasi, kerena keterampilan

komunikasi bukanlah bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan,

melainkan merupakan keterampilan yang bisa dipelajari dan dilatihkan. Upaya

dalam melatih keterampilan berkomunikasi tidak luput dari peran dan fungsi

Bimbingan dan Konseling di sekolah seperti melalui layanan bimbingan

kelompok. Menurut Maliki (2016: 175) bimbingan kelompok adalah proses

pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok.

Bimbingan kelompok ditunjukkan untuk mencegah timbulnya masalah pada

siswa. Ciri khas bimbingan kelompok terdapat dinamika kelompok yang aktif

artinya semua peserta dalam kegiatan saling berinteraksi, bebas mengeluarkan

pendapat dan memberi saran, mendorong pengembangan wawasan dan sikap

yang lebih positif dengan demikian apa yang dibicarakan semuanya bermanfaat

untuk peserta yang bersangkutan dan peserta lainnya.

Bimbingan kelompok akan semakin bermanfaat dan efektif dengan mengikut

sertakan penggunaan teknik salah satunya dengan menggunakan teknik

mendongeng (storytelling). Storytelling berasal dari kata story dan telling.

Menurut Kamus Bahasa Inggris story berarti cerita, telling berarti penceritaan.

Rahmawatiningtyas (2020: 45) berpendapat teknik storytelling adalah seni

menyampaikan atau menyajikan cerita kisah nyata atau khayalan tentang peristiwa

yang menggambarkan pengalaman yang berupa kata-kata dan tindakan yang

digunakan yang bertujuan menyampaikan nilai atau pesan.

Wardiah (2017: 44) berpendapat storytelling merupakan suatu proses kreatif

anak-anak yang dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan bukan hanya


6

aspek intelektual saja tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni,

daya fantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan kemampuan

otak kiri tetapi juga otak kanan. Menurut Andrews (dalam Rahmawatiningtyas,

2020: 43). Beberapa keunggulan teknik storytelling yaitu storytelling pada

dasarnya lebih menyenangkan dan memberi kesan dari pada sekedar memberi

nasehat sehingga melalui cerita lebih tertanam kuat dalam memori manusia, selain

itu penggunaan storytelling juga mengajarkan siswa dalam memperoleh hikmah.

Hikmah yang dimaksud adalah pesan atau pelajaran yang dapat diambil oleh

siswa melalui sebuah cerita yang disampaikan.

Pada penelitian ini menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) kerena dapat mencegah masalah siswa agar tidak

kembali terulang terhadap rendahnya keterampilan komunukasi, mengingat teknik

storytelling merupakan teknik yang dapat melatih keberanian siswa berbicara,

berlatih mengungkapkan dan belajar memahami melalui sebuah cerita sehingga

dengan terus diulang-ulang maka keterampilan komunikasi siswa dapat

meningkat.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merasa perlu mengkaji

secara ilmiah dan memberikan treatment untuk meningkatkan keterampilan

komunikasi siswa melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Layanan

Bimbingan Kelompok dengan Teknik Mendongeng (Storytelling) untuk

Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas IX B SMPN 17 Kota

Bengkulu”
7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Siswa terlihat kurang aktif saat forum diskusi kelompok dan ketika guru

bertanya mengenai materi pelajaran

2. Penyampain argumen siswa terlihat gugup, terbatah-batah dan kurang

nyambung dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru mata pelajaran

3. Ketika diminta pendapat siswa sering menghindar dengan menunjuk siswa

lain sebagai penggantinya

4. Kurangnya ketepatan siswa dalam menjawab soal tertulis yang diberikan

secara langsung ataupun melalui pesan WhatsApp dan Geoogle Form

5. Kurangnya keberanian siswa untuk bertanya ataupun menanggapi kerena takut

pertanyaan terlalu mudah lalu ditertawakan dan sebaliknya kerena takut

penyampaian argument salah

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini

dibatasi hanya pada siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu, sehingga

pembahasan masalah penelitian akan lebih spesifik. Dalam upaya meningkatakan

keterampilan komunikasi siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan

menggunakan teknik mendongeng (storytelling) yang peneliti berikan.


8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keterampilan komunikasi siswa kelas IX B SMPN 17 Kota

Bengkulu sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) ?

2. Bagaimana keterampilan komunikasi siswa kelas IX B SMPN 17 Kota

Bengkulu setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) ?

3. Bagaimana pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan pemahaman siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu

mengenai keterampilan komunikasi sebelum diberikan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling)

2. Mendeskripsikan pemahaman siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu

keterampilan komunikasi setelah diberikan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik mendongeng (storytelling)

3. Mendeskripsikan pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu


9

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai kalangan yang

terkait, sebagai berikut:

1. Kegunaan secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan

teori pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng

(storytelling) untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. Penelitian ini

juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti

permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.

2. Kegunaan secara Praktis

a. Bagi guru pembimbing di sekolah, sebagai bahan masukan dalam

melaksanakan kegiatan layanan bimbingan kelompok

b. Bagi sekolah, sebagai bahan untuk senantiasa memberikan pemahaman

kepada siswa mengenai cara meningkatkan keterampilan komunikasi siswa

c. Bagi siswa, dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa

d. Bagi peneliti, dapat membantu peneliti apabila menjadi guru BK nantinya

dalam meningkatkan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan

menggunakan teknik mendongeng (storytelling)

e. Bagi prodi Bimbingan dan Konseling, dapat dijadikan acuan untuk

mempersiapkan sarjana Bimbingan dan Konseling yang profesional


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keterampilan Komunikasi

1. Pengertian keterampilan komunikasi

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) keterampilan berasal dari kata

terampil yang artinya cakap dalam menyesuaikan tugas, mampu dan cekatan.

Selaras dengan penjelasan Suprihatiningsih (2020: 51) keterampilan (skill) berarti

kemampuan untuk mengoprasikan suatu perkerjaan secara mudah dan cermat

yang membutuhkan kemampuan dasar. Menurut Wiryanto (2004: 4-5) istilah

komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communicatio yang

berarti pemberitahuan atau pertukaran. Organisasi Internasional Communication

Association (ICA) yang berdiri tahun 1969 oleh Amerika Serikat menempatkan

ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu maupun profesi dengan membagi

spesialisasi ilmu komunikasi, antara lain sebagai berikut:

a. Information system (sistem informasi)

b. Interpersonal communication (komunikasi antarpribadi)

c. Mass communication (komunikasi massa)

d. Political communication (komunikasi politik)

e. Organization communication (komunikasi organisasi)

f. Intercultural communication (komunikasi lintas budaya)

g. Instructional communication (komunikasi pembelajaran)

h. Health communication (komunikasi kesehatan)

10
11

Pada penelitian ini fokus pada satu kajian teori spesialisasi ilmu komunikasi

yaitu Interpersonal communication (komunikasi antarpribadi) dan Instructional

communication (komunikasi pembelajaran), hal ini sejalan dengan proses belajar

mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian

pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.

Maka dari itu keterampilan komunikasi sangat diperlukan untuk mencapai

keberhasilan dalam belajar. Menurut Maryanti dkk (2012: 6) keterampilan

komunikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan atau mengirim

pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan.

Wilhalminah (2017: 42) menjelaskan keterampilan komunikasi siswa

merupakan suatu kemampuan siswa untuk mengungkapkan pemikiran, gagasan,

pengetahuan, ataupun informasi baru yang dimilikinya berupa verbal dan

nonverbal dalam proses pembelajaran. Menurut pendapat Sinaga (2010: 109)

keterampilan berkomunikasi merupakan kemampun dan kecakapan dalam

menyampaikan suatu pesan yang dilakukan kepada orang lain untuk bertukar

informasi, pengetahuan, pikiran agar dapat menggugah partisipasi satu sama lain,

sehingga informasi yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama.

keterampilan berkomunikasi merupakan terampil dan mampunya seseorang dalam

berbicara ataupun menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada orang lain

secara baik, efektif dan tidak mengandung arti ambigu.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan keterampilan

komunikasi merupakan kemampuan dalam menyampaikan pesan baik verbal

ataupun nonverbal secara efektif dan mudah dipahami oleh penerima pesan.
12

2. Pentingnya Keterampilan Komunikasi

a. Pada dasarnya komunikasi telah dilakukan individu sejak usia bayi, seperti

yang dijelaskan Allport (dalam Nugraha dkk, 2018: 60) bahwa bahasa tubuh

atau gerak tubuh merupakan bentuk komunikasi paling awal dari

langkah/tingkatan pertama dalam perkembangan anak

b. berdasarkan hasil survei Trend In Methematics and Science Study (TIMSS)

tahun 2015 indonesia menepati posisi 45 dari 50 negara dan PISA Programme

for International Student Assesment (PISA) tahun 2015, Indonesia menempati

posisi 69 dari 76 negara. Berdasarkan hasil survei tersebut maka keterampilan

komunikasi penting dilatih (Auliyah & Nurita 2019: 216-217).

c. Keterampilan komunikasi sangat dibutuhkan pada saat siswa menyampaikan

hasil dari proses ilmiah, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik

secara pribadi maupun kelompok. Dapat dikatakan bahwa keterampilan

komunikasi memiliki pengaruh dalam keaktifan siswa, serta membantu siswa

agar lebih mudah menangkap informasi yang disampaikan oleh guru (Wati

dkk, 2004: 276)

d. Keterampilan komunikasi juga sangat penting ketika memasuki dunia kerja,

sebagaimana pendapat Haryanti & Suwarma (2018: 50), pada penelitian

USbased Partnership for 21st Century Skills (P21) terdapat empat jenis

keterampilan dikenal dengan “The 4Cs”- communication, collaboration,

critical thinking, dan creativity. Dapat disimpulkan keterampilan

berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki

seseorang ketika memasuki dunia kerja.


13

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Komunikasi

Widjaja (dalam Erlangga, 2018: 152) mengungkapkan faktor-faktor yang

mempengaruhi keterampilan berkomunikasi pada umumnya seperti kebisingan,

keadaan psikologis komunikan, kekurangan komunikator/ komunikan dan

kesalahan penilaian oleh komunikan, kurangnya pengetahuan komunikator/

komunikan, bahasa isi pesan berlebihan, bersifat satu arah, faktor teknis,

kepentingan atau interest dan prasangka dan cara penyajian yang verbalist. Yusuf

(dalam Wilhalminah, 2017: 43) juga menjelaskan beberapa faktor yang

mempengaruhi keterampilan komunikasi, yaitu:

a. Latar belakang budaya

Interpretasi pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui

kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator

dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.

b. Ikatan kelompok atau grup

Apabila komunikator dan komunikan memiliki nilai atau tujuan yang sama

maka komunikasi akan berjalan lebih baik.

c. Intelegensi

Semakin cerdas seorang anak, maka semakin cepat pula anak itu menguasai

keterampilan berkomunikasi. Banyak orang beranggapan komunikasi mudah

dilakukan, seperti bernapas, oleh kerena itu manusia malas belajar komunikasi.

d. Hubungan keluarga

Hubungan keluarga yang dekat dan hangat akan lebih mempercepat

keterampilan komunikasi.
14

Berdasarkan penejelasan diatas maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi keterampilan komunikasi seperti latar belakang budaya, ikatan

kelompok atau grup, intelegensi, hubungan keluarga, kurangnya pengetahuan

komunikator/ komunikan, bahasa isi pesan berlebihan, bersifat satu arah,

prasangka dan cara penyajian yang verbalist. Pada penelitian ini layanan

bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling) termasuk faktor

ikatan kelompok atau grup yang dapat mempengaruhi dalam upaya meningkatan

keterampilan komunikasi.

4. Aspek-Aspek Keterampilan Komunikasi

Aspek-aspek keterampilan komunikasi yang dikemukakan oleh Nelson (dalam

Wahyuni 2015: 62), yaitu keterampilan verbal, keterampilan vokal dan

keterampilan tubuh.

a. Keterampilan Verbal

keterampilan verbal meliputi bahasa formal, bahasa informal, gaya bahasa dan

isi materi. Kurniawati (2013: 27) menjelaskan komunikasi yang paling banyak

dipakai dalam hubungan antar manusia adalah komunikasi verbal. Nofrion (2019:

87-88) berpendapat komunikasi verbal terdiri dari:

1) Komunikasi lisan (oral communication)

Komunikasi lisan merupakan komunikasi yang dilakukan

dengan pengucapan kata-kata lewat mulut yang dikeluarkan oleh komunikator.


15

2) Komunikasi tulisan (written communication)

Komunikasi tulisan yaitu penyampian kata-kata pesan yang disampaikan

melalui tulisan. Komunikasi tulisan lebih bersifat tertata, terstruktur, dan ada

aturan atau kaidah yang perlu dipatuhi bersama. Misalnya jika menggunakan

bahasa indonesia maka dalam bahasa tulisan menggunakan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) dan kalimat-kalimat baku serta formal

b. Keterampilan Vokal

Keterampilan vokal terkait dengan suara meliputi artikulasi, intonasi (tinggi

rendah), tempo (kecepatan bicara), aksentuasi (penekanan) dan volume.

c. Keterampilan Tubuh /NonVerbal

Keterampilan tubuh atau nonverbal terdiri atas pesan-pesan yang dikirim

melalui gerakan tubuh sebagai ekspresi yang sedang diungkapkan meliputi,

ekspresi wajah, kontak mata, gesture, dan penampilan. Kurniawati (2013: 35)

menejelaskan komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-

kata. Muhammad dkk. (dalam Nofrion, 2019: 96) mengungkapkan bentuk-bentuk

keterampilan komunikasi nonverbal yaitu:

1) Vokalik

Bentuk vokal memberikan informasi, emosi, pikiran yang dinamakan

metakomunikasi. Pilihan nada, penarikan napas atau suara rungutan akan

memberikan suatu isyarat penting dalam membantu individu memutuskan/

mengambil makna suatu pesan.

2) Bahasa tubuh atau bahasa badan

a) Gerakan badan, tangan, serta kaki


16

(1) Emblems, adalah isyarat yang berarti langsung pada simbol yang dibuat

oleh gerakana badan, misalnya mengakatan jari dengan memebentuk V

yang artinya victory atau menang.

(2) Ilustrators, artinya isyarat seperti gerakan-gerakan badan untuk

menjelaskan sesuatu, contoh gerakan tangan seorang guru geografi yang

membuat lingkaran ketika menegaskan bahwa bumi itu bulat.

(3) Affect display, artinya isyarat kerena adanya dorongan emosional

sehingga berpengaruh terhadap ekspresi muka, misalnya tertawa,

menangis, tersenyum, dan sinis.

(4) Regulators, artinya gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah

kepala, seperti mengangguk sebagai tanda setuju dan menggelang sebagai

tanda menolak.

(5) Adaptory, yaitu gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan,

misalnya menggerutu, dan menggepal tinju.

b) Gerakan mata (Eye Gaze)

Pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang apakah siap

untuk berinteraksi, apakah berminat untuk berkomunikasi, atau apakah

seseorang itu membuka diri atau tidak.

c) Ekspresi wajah

Eksperesi wajah merupakan sumber informasi yang menggambarkan

keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, benci, jijik, muak,

sedih, gembira, dan minat.


17

d) Sentuhan (Touching)

Bentuk-bentuk sentuhan yaitu tamparan, pukulan, cubitan, senggolan,

tepukan, belaian, pelukan, pegangan, jabat tangan, rabaan, dan sentuhan lembut

sekilas.

e) Kedekatan dan ruang (proximity and spatial)

Hall (dalam Nofrion, 2019: 104) menjelaskan empat jenis kedekatan

menurut teoritority:

(1) Wilayah intim (rahasia), yaitu kedekatan yang berjarak antara 3-18 inci (1

inci = 2, 54 cm).

(2) Wilayah pribadi, yaitu kedekatan yang berjarak antara 18 inci sampai 4

kaki (1 kaki/feet = 30,48 cm).

(3) Wilayah sosial, yaitu kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12 kaki.

(4) Wilayah umum (publik) ialah kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12

kaki atau sampai suara terdengar dalam jarak 25 kaki.

f) Postur dan sikap tubuh

(1) Ectomorphy adalah postur tubuh yang berbentuk kurus tinggi

dilambangkan sebagai pribadi yang memiliki sikap ambisi, pintar, kritis,

dan sedikit cemas.

(2) Mesomorphy adalah postur tubuh yang tegap, tinggi dan atletis yang

dilambangkan sebagi pribadi yang cerdas, bersahabat, aktif, dan

kompetitif.

(3) Endomorphy adalah postur tubuh yang berbentuk pendek, bulat dan

gemuk yang melambangkan pribadi humoris, santai, dan cerdik.


18

g) Waktu

Menurut Remland (dalam Nofrion, 2019: 106) orang dengan status yang

lebih tinggi bertindak mengontrol waktu lainnya dengan berbagai cara.

penghargaan sesorang terhadap waktu akan menjadi nilai dan citra dirinya

dimata orang lain.

h) Sikap diam

Penggunaan keheningan bervariasi dari satu budaya lainnya, misalnya di

inggris sikap diam diartikan sebagai ketidak yakinan, sedangkan di Igbo

dianggap sebagai suatu penolakan. Sikap diam dapat dimaknai sebagai bentuk

penolakan atau penerimaan.

i) Warna

Pilihan warna bisa memberikan informasi kepada orang lain tentang

kondisi emosional pemakaiannya.

j) Aroma/bau

Bau atau aroma juga menjadi salah satu kode nonverbal. semestinya semua

orang memperhatikan aspek bau ini kerena memiliki dampak besar dalam

pergaulan. Contoh seorang guru yang ketiaknya bau, pasti membuat siswa

tidak betah berdekatan bahkan menjadi bahan olok-olokan.

Maka aspek-aspek keterampilan komunikasi dapat disimpulkan:

a. Komunikasi verbal

1) komunikasi lisan (Oral communication)

2) komunikasi tulisan (Written communication)


19

b. Keterampilan komunikasi bahasa tubuh/nonverbal terdiri dari:

bahasa tubuh atau bahasa badan, yaitu:

Gerakan badan, tangan, dan kaki, gerakan mata, ekspersi wajah,

sentuhan (tauching), kedekatan dan ruang (proximity and spatial).

5. Dampak Rendahnya Keterampilan Komunikasi

a. Tidak jarang juga ditemukan kesalahan dalam memahami maksud lawan

bicara atau biasa disebut miskomunikasi. Walaupun terkadang mengundang

kelucuan, namun tidak jarang berakhir ketegangan antara komunikator dengan

komunikan (Nurdin, 2017: 97).

b. Kasus-kasus berkelahi sering disebabkan komunikasi yang kurang baik antar

sesama teman, misalkan mengejek teman, membully, berbicara kasar dan

sebagainya. Kemudian sebagian besar siswa yang terisolir disebabkan

kurangnya keterampilan berkomunikasi antar sesama teman yang

menyebabkan kurang percaya diri untuk bergaul. Disamping itu ada juga

siswa yang tidak berani tampil di depan kelas karena tidak dapat berbicara

atau berkomunikasi dengan baik dan benar ( Nugraha, 2018: 61).

B. Layanan Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (dalam Kamaluddin, 2011 : 448), bimbingan dan konseling

adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun

kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan

pribadi, sosial, belajar maupun karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
20

pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Secara perorangan

dilaksanakan melalui konseling perorangan dan layanan konsultasi sedangkan

secara kelompok melalui layanan bimbingan kelompok (BKP) dan konseling

kelompok (KKP). Dalam penelitian ini menggunakan layanan bimbingan

kelompok. Syukur dkk (2019: 93) dalam bukunya menjelaskan layanan

bimbingan kelompok adalah upaya untuk memberikan bantuan kepada peserta

didik melalui kegaiatan kelompok.

Maliki (2016: 175) berpendapat bimbingan kelompok adalah proses

pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok.

Bimbingan kelompok ditunjukkan untuk mencegah timbulnya masalah pada

siswa. Dapa & Mangantes (2021: 53) menjelaskan bimbingan kelompok adalah

salah satu teknik dalam bimbingan dan konseling untuk memberikan bantuan

kepada peserta siswa yang dilakukan seorang pembimbing/konselor melalui

kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-

masalah yang dihadapi siswa.

Dari penejelasan tersebut maka dapat disimpulkan layanan bimbingan

kelompok adalah salah satu proses pemberian bantuan melalui dinamika

kelompok dengan membahas topik-topik umum yang berguna untuk mencegah

berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi siswa.

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Dapa & Mangantes (2021:53) tujuan layanan bimbingan kelompok

adalah untuk melatih siswa mengembangkan kemampuan bersosialisasi, dan


21

mewujudkan tingkah laku yang lebih efektif serta meningkatkan kemampuan

berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal. Syukur dkk (2019: 94)

mengemukakan beberapa tujuan khusus bimbingan kelompok, yaitu:

a. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-

temannya

b. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok.

c. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam

kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya

d. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok

e. Melatih peserta didik untuk bersikap tenggang rasa dengan orang lain

f. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain, Melatih

siswa memperoleh keterampilan sosial

g. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya

dengan orang lain.

3. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Faqih (dalam Azhar, 2017: 5) fungsi bimbingan kelompok:

a. fungsi preventif yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya

masalah bagi dirinya.

b. Fungsi kuratif atau korektif, yaitu membantu individu memecahkan masalah

yang sedang dihadapi atau dialami

c. fungsi preservative yaitu membantu individu agar menjaga situasi yang

semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan tersebut bertahan lama
22

d. fungsi developmental (pengembangan) yaitu membantu individu supaya tetap

menjaga dan mengembangkan situasi yang baik supaya semakin baik.

4. Komponen layanan bimbingan kelompok

Menurut Prayitno, (2017: 135-138) terdapat dua pihak yang berperan dalam

bimbingan kelompok, yaitu pemimpin kelompok dan anggota kelompok:

a. Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor terlatih dan berwenang

menyelenggarakan praktik konseling profesional. Secara khusus PK diwajibkan

menghidupkan dinamika kelompok dengan berpikir, merasa, bersikap, bertindak,

dan bertanggungjawab (ber-BMB3) . Semua peserta seintensif mungkin mengarah

kepada pencapaian tujuan umum dan tujuan khusus bimbingan kelompok.

b. Anggota Kelompok

Besarnya kelompok (jumlah anggota kelompok) dan

homogenitas/heterogenitas anggota kelompok juga dapat mempengaruhi kinerja

kelompok. Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi

efektivitas bimbingan kelompok. Sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga

kurang efektif. Kerena jumlah peserta terlalu banyak, maka partisipasi aktif

individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif, kesempatan

berbicara, dan memberikan/menerima “sentuhan” dalam kelompok kurang,

Kekurangannya efektif bimbingan kelompok akan mulai terasa jika jumlah

anggota melebihi 10 orang. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan

bimbingan kelompok akan lebih efektif dilaksnakan dengan jumlah 6-10 anggota.
23

c. Materi Layanan

Layanan bimbingan kelompok membahas materi yang terkandung dalam

topik-topik tertentu, yang dikenal dengan topik tugas dan topik bebas.

5. Asas-Asas Layanan Bimbingan Kelompok

Tiga etika dasar konseling menurut Munro, Manthei & Small (dalam Prayitno,

2017: 141-142), yaitu kerahasian, kesukarelaan dan keputusan diambil oleh klien

sendiri. Asas-asas ini mendasari seluruh kegiatan layanan bimbingan kelompok.

Dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok semakin intensif dan efektif

dengan menerapkan asas-asas lain seperti asas kegiatan dan keterbukaan, asas

kekinian, dan asas kenormatifan.

a. Asas kerahasian

Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya

menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh anggota kelompok

dan tidak disebarluaskan keluar kelompok.

b. Asas kesukarelaan

Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan

kelompok oleh konselor (PK). Dengan kesukarelaan anggota kelompok dapat

mewujudkan peran aktif diri masing-masing untuk mencapai tujuan layanan.

c. Asas Kegiatan dan Keterbukaan

Dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok semakin intensif dan efektif

apabila semua anggota kelompok secara penuh menerapkan asas kegiatan dan

asas keterbukaan. anggota sacara aktif dan terbuka menampilkan diri tanpa rasa

takut, malu ataupun ragu.


24

d. Asas Kekinian

Asas kekinian memberikan isi aktual dalam pembahasan yang dilakukan. Hal-

hal atau pengalaman yang telah lalu dianalisis dan disangkut-pautkan dengan

kepentingan pembahasan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang. Hal-hal yang

akan datang direncanakan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.

e. Asas kenormatifan

Asas kenormatifan dipraktikan berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi

dan bertatakrama dalam kegiatan kelompok dan dalam mengemas isi bahasan.

6. Tahap Layanan Bimbingan Kelompok

Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Praytino (dalam Syukur

dkk, 2019: 95-98) ada empat tahap:

a. Tahap Pembentukkan

Tahap ini umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga

mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh

masing-masing anggota, memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok

dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan, menjelaskan atur main

yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok serta asas-asas dalam kegiatan

b. Tahap Peralihan

1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya

2) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani

kegiatan pada tahap selanjutnya

3) Membahas suasana yang terjadi


25

4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota

5) Bila perlu kembali pada aspek tahap pertama

c. Tahap Kegiatan

1) Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik

bahasan

2) Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu

3) Anggota membahas topik secara mendalam dan tuntas

4) Kegiatan selingan

d. Tahap Pengakhiran

1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

2) Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil kegiatan

3) Membahas kegiatan lanjutan

4) Mengemukakan pesan dan harapan

C. Teknik Mendongeng (Storytelling)

1. Pengertian Teknik Mendongeng (Storytelling)

Menurut Gardner (dalam Erford, 2015: 81) akar awal teknik mutual

storytelling (saling mendongeng/bercerita) dapat ditemukan dalam terapi bermain,

yang termasuk penggunaan berbagai cerita dan digunakan untuk pertama kalinya

dengan anak-anak oleh Hug-Hellmuth pada 1913. Storytelling berasal dari kata

bahasa Inggris, yakni memiliki dua kata story dan telling. Story artinya cerita dan

telling artinya menceritakan. Jadi padangan kata tersebut menghasilkan sebuah

pengertian baru yaitu menceritakan sebuah cerita (Nurchurifiani, 2020: 14).


26

Pengertian tersebut senada dengan arti dari Kamus Inggris Indonesia yang

ditulis oleh Echols dan Shadily (2005: 582), storytelling terdiri atas dua kata yaitu

story berarti cerita dan telling berarti penceritaan. Rahmawatiningtyas (2020: 45)

berpendapat teknik storytelling adalah seni menyampaikan atau menyajikan cerita

kisah nyata atau khayalan tentang peristiwa yang menggambarkan pengalaman

yang berupa kata-kata dan tindakan yang digunakan yang bertujuan

menyampaikan nilai atau pesan. Istiarni dan Triningsih (2018: 189) menjelaskan

storytelling yaitu bercerita atau mendongeng, dengan tetap memperhatikan teknik

didalamnya. Teknik ini harus dikuasai oleh pencerita atau pendongeng agar pesan

moral yang terkandung didalamnya akan sampai kepada anak-anak.

Berdasarkan urian diatas maka dapat disimpulkan teknik mendongeng

(storytelling) merupakan seni dalam bercerita untuk menyampaikan pesan, nilai

atau moral berupa kata-kata dan tindakan kepada pendengar seperti siswa/anak-

anak.

2. Manfaat dan Keunggulan Teknik Mendongeng (Storytelling)

Istiarni dan Triningsih (2018: 191) dalam bukunya berpendapat manfaat

storytelling antara lain penanaman nilai-nilai, mampu melatih daya konsentrasi,

dan yang paling utama mendorong anak mencintai buku dan meransang minat

baca anak. Wardiah (2017: 44) menjelaskan storytelling merupakan suatu proses

kreatif anak-anak yang dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan bukan

hanya aspek intelektual saja tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi,

seni, daya fantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan
27

kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan. Menurut Andrews (dalam

Rahmawatiningtyas, 2020: 43), beberapa keunggulan teknik storytelling yaitu:

a. Storytelling pada dasarnya lebih menyenangkan dan memberi kesan dari pada

sekedar memberi nasehat sehingga melalui cerita lebih tertanam kuat dalam

memori manusia

b. Penggunaan storytelling mengajarkan siswa dalam memperoleh hikmah.

3. Jenis-jenis Penerapan Teknik Mendongeng (Storytelling)

Menurut Istiarni dan Triningsih (2018: 190-191) berdasarkan

isinya storytelling digolongkan ke dalam dua jenis:

a. Storytelling pendidikan atau dongeng pendidikan

Yakni dongeng yang diciptakan dengan suatu misi pendidikan bagi dunia

siswa. Misalnya menggugah sikap hormat kepada orang tua. Contohnya

kepahlawanan di Ponegoro, dan RA Kartini, tauladan 25 Nabi dan Rasul.

b. Fabel

Fabel adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan dapat

bicara seperti manusia. Cerita-cerita fabel sangat luwes digunakan untuk

menyindir perilaku manusia tanpa membuat manusia tersinggung. Menurut

Moeslikhatoen (dalam Nufus 2016: 67) beberapa jenis teknik storytelling yang

dapat diterapkan, antara lain seperti membaca buku cerita, ilustrasi gambar, papan

flannel, media boneka atau wayang , dramatisasi dan memainkan jari tangan.

Pada penelitian ini jenis teknik mendongeng (Storytelling) yang digunakan

oleh peneliti yaitu storytelling pendidikan atau dongeng pendidikan dengan

ilustrasi gambar dan video sebagai media tambahan agar lebih menarik.
28

4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Teknik Mendongeng (Storytelling)

Menurut Bunanta (dalam Wardiah 2017: 48- 50) terdapat tiga tahapan dalam

storytelling, yaitu:

a. Persiapan sebelum storytelling

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memilih judul/cerita buku yang

menarik dan mudah diingat, Dalam menampilkan karakter tokoh terlebih dahulu

harus dapat menghayati sifat-sifat tokoh, mampu menghayati bagaimana perasaan,

pikiran, dan emosi tokoh pada saat bercerita.

b. Tahap selanjutnya adalah pada saat storytelling berlangsung

1) Kontak mata

Melalui kontak mata peserta akan merasa dirinya diperhatikan dan diajak

untuk berinteraksi, selain itu dengan melakukan kontak mata dapat melihat apakah

peserta menyimak jalan cerita yang didongengkan.

2) Mimik wajah.

Pada waktu storytelling sedang berlangsung, mimik wajah storyteller dapat

menunjang hidup atau tidaknya sebuah cerita yang disampaikan.

3) Gerak tubuh.

Cerita akan terasa berbeda jika storyteller melakukan gerakan yang

merefleksikan tokoh-tokoh yang didongengkannya.

4) Suara.

Tinggi rendahnya suara yang diperdengarkan dapat digunakan storyteller

untuk membawa peserta merasakan situasi dari cerita yang didongengkan.


29

5) Kecepatan.

Storyteller harus dapat menjaga kecepatan atau tempo pada saat storytelling.

Menyesuaikan juga cerita (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat).

6) Alat Peraga.

Menarik minat peserta dalam proses storytelling, dapat dilakukan dengan alat

peraga misalnya boneka kecil yang dipakai di tangan untuk mewakili tokoh yang

sedang menjadi materi dongeng.

c. Tahapan selanjutnya adalah sesudah kegiatan storytelling selesai.

Ketika proses storytelling selesai dilaksanakan, saatnya bagi storyteller untuk

mengevaluasi cerita. Seperti menanyakan kepada peserta tentang inti cerita yang

telah disampaikan dan nilai-nilai yang dapat diambil. Pada tahap ini ketika siswa

kembali mengulangi cerita maka sama halnya melatih siswa berbicara dan

mengemukakan pendapat sehingga siswa semakin terampil dalam berkomunikasi.

D. Keterkaitan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Mendongeng

(Storytelling) Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa

Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu proses pemberian bantuan

melalui dinamika kelompok dengan membahas topik-topik umum yang berguna

untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi siswa. Ciri khas

bimbingan kelompok terdapat dinamika kelompok yang aktif, artinya semua

peserta dalam kegiatan saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat dan

saran. Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok merupakan upaya

dalam mencapai tujuan salah satunya adalah upaya untuk meningkatkan

keterampilan komunikasi siswa.


30

Dapat disimpulkan pada siswa kelas IX B SMPN 17 KOTA BENGKULU

terdapat beberapa siswa yang kurang terampil dalam berkomunikasi, terlihat

ketika guru mengajar dikelas dan melalui Zoom terdapat siswa yang kurang aktif

baik saat forum diskusi kelompok dan saat guru bertanya, kemudian dari

penyampian argumen siswa terlihat gugup , terbatah-batah dan kurang nyambung

dengan pertanyaan yang diajukan., ketika diminta pendapat siswa sering

menghindar dengan menunjuk siswa lain sebagai penggantinya, pertanyaan soal

secara tertulis yang diberikan secara langsung ataupun melalui pesan WhatsApp

dan Geoogle Form terdapat banyak jawaban siswa yang belum sesuai dengan

materi pelajaran, rendahnya keterampilan komunikasi siswa akibat kurangnya

keberanian untuk bertanya ataupun menanggapi kerena takut pertanyaan terlalu

mudah dan ditertawakan dan sebaliknya kerena takut penyampaian argument

siswa salah.

Berdasarkan penjelasan diatas maka layanan bimbingan kelompok dinilai

dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan keterampilan komunikasi dengan

teknik mendongeng (storytelling), karena saat proses mendongeng (storytelling)

selesai dilaksanakan, terdapat evaluasi cerita. Maksudnya, storyteller menanyakan

kepada peserta tentang inti cerita yang telah disampaikan dan nilai-nilai yang

dapat diambil. Pada tahap ini ketika siswa kembali mengulangi cerita maka sama

halnya melatih siswa berbicara dan mengemukakan pendapat sehingga siswa

semakin terampil dalam berkomunikasi.


31

E. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan Amri Nur Syihab tahun 2013 yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Melalui Public Speaking

untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa (Pada Mapel

Kompetensi Kejuruan Kompetensi Dasar MC Kelas X1 AP 1 Jurusan

Administrasi Perkantoran SMK N 2 Blora Tahun Ajaran 2012/2013)”. Hasil

penelitian siklus II, kategori sangat terampil yaitu 27,5% atau 11 siswa,

kategori terampil 72,5% atau 29 siswa, dan tidak ada siswa yang masuk dalam

kategori kurang terampil. tidak terampil dan sangat tidak terampil. Relevansi

penelitian ini dengan adalah sama-sama tereletak pada variabel terikat sama-

sama membahas tentang keterampilan komunikasi. Perbedaannya terletak

pada variabel bebasnya, dalam penelitian yang peneliti lakukan menggunakan

layanan bimbingan kelompok sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Melalui Public Speaking.

2. Penelitian yang dilakukan Fadilla tahun 2019 yang berjudul “Efektivitas

Layanan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Keterampilan

Komunikasi Siswa Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Sungayang”. Hasil

penelitian keterampilan komunikasi siswa sebelum diberikan treatment

konseling kelompok dengan nilai rata-rata pretest 78,37 poin berada pada

kategori rendah dan nilai rata-rata posttest 104,12 poin pada kategori sedang

dengan selisih point 26,12. Relevansi penelitian ini dengan adalah sama-sama

tereletak pada variabel terikat tentang keterampilan komunikasi. Perbedaannya

terletak pada variabel bebasnya, dalam peneliti menggunakan layanan


32

bimbingan kelompok sedangkan dalam penelitian ini menggunakan layanan

konseling kelompok.

3. Penelitian yang dilakukan Nihayah tahun 2019 yang berjudul “Efektivitas

Layanan Bimbingan Kelompok dengan menggunakan Teknik Storytelling

Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Empati Siswa SMP

Negeri I Kalasan Yogyakarta” berdasarkan data hasil kualitatif awal yang

menunjukkan bahwa siswa/siswi kurang peduli terhadap orang lain kemudian

setelah diberikan treatment siswa mengalami peningkatan kepedulian untuk

membantu orang lain. Relevansi penelitian ini dengan adalah sama-sama

tereletak pada variabel bebas berupa layanan bimbingaan kelompok dan teknik

storytelling. Perbedaannya terletak pada variabel terikat dan jenis desain

penelitiannya, dalam penelitian yang peneliti lakukan variabel terikat

mengenai keterampilan komunikasi dengan jenis desain pretest-posttes one

group design sedangkan dalam penelitian ini variabel terikat tentang empati

siswa dengan desain Mixed Method desain Squential eksplanator.

F. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini terdapat variabel X sebagai variabel bebas yaitu layanan

bimbingan kelompok dan variabel Y sebagai variabel terikat adalah keterampilan

komunikasi, yang digambarkan sebagai berikut:


33

Berdasarkan gambar 2.1 di atas, menjelaskan bahwa siswa yang menjadi

subjek penelitian ini adalah siswa yang memiliki tingkat keterampilan komunikasi

rendah kemudian menjadi meningkat setelah diberikan perlakuan (treatment)

berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling).

Hal ini menunjukkan keefektifan dengan adanya perubahan pada siswa.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori maka didapati hipotesis dalam penelitian ini adalah:

: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan

kelompok dengan teknik dengan teknik mendongeng (storytelling) untuk

meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas IX B SMPN 17 Kota

Bengkulu.

: Terdapat pengaruh yang singnifikan antara layanan bimbingan kelompok

dengan teknik mendongeng (storytelling) untuk meningkatkan keterampilan

komunikasi siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian berfungsi untuk merancang bagaimana penelitian akan

dilaksanakan. Desain penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan

metode eksperimen. Menurut Sitoyo dan Sodik (2015: 22) metode eksperimen

bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu

variabel dengan lainnya (variabel X dan variabel Y). Eksperimen dilakukan pada

penelitian ini memberikan perlakuan (treatment) berupa layanan bimbingan

kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling). Penelitian eksperimen ini

menggunakan pola one-group pretest-posttest design. Artinya, subjek dilakukan

dua kali pengukuran yaitu pengukuran pertama melalui angket (pre-test) sebelum

diberikan perlakuan (treatment) dan angket (post-test) setelah diberikan perlakuan

(treatment).

𝐎𝟏 X 𝐎𝟐

Gambar 2.2
Desain Penelitian

Keterangan :

O1 : Nilai pre-test (sebelum diberikan perlakuan)

X : Perlakuan (pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) kepada siswa kelas 1X B)

O2 : Nilai post-test (setelah diberikan perlakuan)

34
35

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 1X B SMPN 17 Kota Bengkulu

yang beralamat di jalan WR Supratman No. 03 Pematang Guburnur, kecamatan

Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2021.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang

memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sitoyo dan Sodik, 2015: 63).

Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas IX B dengan jumlah 30 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil

menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Sitoyo dan

Sodik, 2015: 64). Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik

purposive sampling. yakni merupakan suatu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu atau seleksi khusus (Sitoyo dan Sodik, 2015: 66). Penelitian

ini pertimbangan tertentu berdasarkan rendahnya keterampilan komunikasi maka


36

sampel yang terpilih kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu yaitu sebanyak 8 siswa

berdasarkan ketentuan bimbingan kelompok dan hasil angket.

D. Prosedur Pengambilan Subjek Penelitian

Prosedur pengambilan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling, artinya berdasarkan pertimbangan tertentu maka yang menjadi

pertimbangan berkaitan dengan rendahnya keterampilan komunikasi, seperti siswa

terlihat kurang aktif saat forum diskusi kelompok dan ketika guru bertanya

mengenai materi pelajaran, dari penyampian argumen siswa terlihat gugup,

kurangnya ketepatan siswa dalam menjawab soal tertulis yang diberikan secara

langsung ataupun melalui pesan WhatsApp dan Google Form, kurangnya

keberanian siswa untuk bertanya ataupun menanggapi kerena takut pertanyaan

terlalu mudah lalu ditertawakan dan sebaliknya kerena takut penyamaian

argument salah. Adapun tahapannya antara lain :

1. Pemberian angket keterampilan komunikasi pada siswa kelas IX B SMPN 17

Kota Bengkulu sebelum diberi perlakuan.

2. Setelah pemberian angket maka diperoleh siswa yang tergolong keterampilan

komunikasinya rendah.

3. Siswa yang tergolong keterampilan komunikasinya rendah akan diberi

perlakuan berupa bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng

(storytelling).
37

E. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan komunikasi.

a. Definisi konseptual

Keterampilan komunikasi merupakan kemampuan dalam menyampaikan

pesan baik verbal ataupun nonverbal secara efektif dan mudah dipahami oleh

penerima pesan.

b. Definisi operasional

Keterampilan komunikasi adalah kemampuan dalam mengoprasikan pesan

berupa ungkapkan pemikiran, gagasan, pengetahuan, ataupun informasi kepada

penerima pesan secara mudah dan cermat yang diperoleh menggunakan angket

menggunakan model Likert dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat baik, baik,

tidak baik dan sangat tidak baik dengan indikator yang akan diteliti berkaitan

dengan aspek keterampilan komunikasi yaitu :

1) Keterampilan berbicara atau komunikasi verbal

a) Komunikasi lisan (oral communication)

b) Komunikasi tulisan (written communication)

2) Keterampilan Komunikasi nonverbal yaitu: bahasa tubuh atau bahasa badan,

terdiri dari:

Gerakan badan, tangan, dan kaki, gerakan mata (eye gaze), ekspersi wajah,

sentuhan (tauching), kedekatan dan ruang (proximity and spatial).


38

2. Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok

dengan teknik mendongeng (storytelling).

c. Definisi konseptual

Layanan bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling)

adalah proses pemberian bantuan melalui dinamika kelompok dengan

penambahan seni dalam bercerita untuk membahas topik-topik umum sebagai

upaya mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi siswa.

c. Definisi operasional

Layanan bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling)

merupakan upaya yang memungkin peserta didik secara bersama-sama

memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (pembimbing/ konselor) melalui

pembahasan topik-topik umum dan cerita-cerita tertentu. Dengan tahap-tahap

teknik mendongeng (storytelling) sebagai berikut:

1) Persiapan sebelum mendongeng (storytelling)

Hal pertama yaitu memilih judul/cerita buku yang menarik dan mudah diingat.

2) Saat mendongeng (storytelling) berlangsung

Proses storytelling agar menjadi menarik untuk disimak maka perlu

menerapkan seperti kontak mata, mimik wajah, gerak tubuh, suara, kecepatan dan

alat peraga. Pada penelitian ini teknik mendongeng (storytelling) yang diterapkan

menggunakan dua cara yaitu secara langsung dengan meggunakan alat peraga

berupa ilustrasi gambar dan melalui penampilan video.


39

3) Sesudah kegiatan mendongeng (storytelling)

Ketika proses storytelling selesai maka dilanjutkan dengan mengevaluasi

cerita, dalam hal ini menanyakan kepada peserta tentang inti cerita yang telah

disampaikan dan nilai-nilai yang dapat diambil. Berikut penjelasan secara rinci

terkait dengan pelaksanaan teknik mendongeng (storytelling) :

Tabel 3.1
Blue-print kisi-kisi dan Teknik Mendongeng (Storytelling)

Kisi-kisi keterampilan komunikasi Teknik Mendongeng pertem Media


(Storytelling) uan
Keterampilan Menyampaikan pesan Proklamator Presiden RI 1 Gambar
berbicara/ secara lisan Ir. Soekarno tokoh
verbal
Penggunaan bahasa Karakter public speaking 2
Najwa Shihab
Gaya komunikasi Pemimpin Muhammad Al- Video
fatih sang 3
Penakluk Konstantinopel
Menyampaikan J.K. Rowling Penulis 4
pesan secaratertulis Miliarder

Keterampilan Gerakan mata Kisah Motivator Tanpa 5&6


berkomunikasi (Eye gaze) Tangan dan Kaki
secara non Ekspresi wajahyang Nick Vujicic
verbal ditampilkan
Kisah inspiratif pendiri Air
Gerakan badan, Minum AQUA Tirto Utomo
tangan, sertakaki

Komunikasi melalui
sentuhan

Kedekatan dan ruang


(proximityand spatial)

F. Prosedur Eksperimen

Tahap-tahap bimbingan kelompok menurut Praytino (dalam Syukur dkk,

2019: 95-98) yaitu:

1. Tahap Pembentukkan
40

Tahap ini umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga

mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh

masing-masing anggota, memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok

dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan, menjelaskan atur main

yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok serta asas-asas dalam kegiatan.

2. Tahap Peralihan

Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya,

menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan

pada tahap selanjutnya, meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota dan bila

perlu kembali pada aspek tahap pertama

3. Tahap Kegiatan

Menetapkan dan membahas masalah atau topik yang akan dibahas terlebih

masing-masing topik secara mendalam dan tuntas serta dilanjutkan dengan

kegiatan selingan. Pada tahap ini terdapat juga penambahan teknik berupa teknik

mendongeng (storytelling), yang meliputi:

1) Persiapan sebelum mendongeng (storytelling)

Hal pertama yang dilakukan adalah memilih judul/cerita buku yang menarik

dan mudah diingat.

2) Saat mendongeng (storytelling) berlangsung

Agar proses storytelling menarik perlu disimak seperti kontak mata, mimik

wajah, gerak tubuh, suara, kecepatan dan alat peraga. Pada penelitian ini teknik

mendongeng (storytelling) yang diterapkan menggunakan dua cara yakni secara

langsung dengan alat bantu berupa gambar tokoh dan melalui penampilan video.
41

3) Sesudah kegiatan mendongeng (storytelling)

Ketika proses mendongeng (storytelling) selesai dilaksanakan, dilanjutkan

dengan mengevaluasi cerita yakni menanyakan kepada peserta tentang inti cerita

yang telah disampaikan dan nilai-nilai yang dapat diambil

4. Tahap Pengakhiran

Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir,

anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan, membahas

kegiatan lenjutan, mengemukakan pesan dan harapan.

Tabel 3.2
Blue-print dan Tema Layanan Bimbingan Kelompok

Pertemuan Tema Tujuan Tempat Waktu


pertemuan1 Pemilihan bahasa Siswa dapat Ruangan 60 Menit
dalam menyampaikan pesan kelas
berkomunikasi dengan mudah dan
Dimengerti oleh orang
lain
pertemuan2 Strategi public Siswa dapat Ruangan 60 Menit
speaking mempelajari seni kelas
berbicara dan berani
mengungkapkannya
Didepan umum
pertemuan3 Gaya komunikasi Siswa dapat Ruangan 60 Menit
yang efektif mengetahui dan kelas
menyesuaikan dalam
Setiap berkomunikasi
pertemuan4 Keterampilan Agar siswa terampil Ruangan 60 Menit
komunikasi tulisan dalam membuat pesan kelas
(written secara tertulis
cummunication)
pertemuan5 Keterampilan Agar siswa memahami Ruangan 60 Menit
melihat komunikasi komunikasi non verbal kelas
nonverbal yang mewakili persaan
dan emosi melalui
gerakan dan isyarat
Bahasa tubuh
pertemuan6 Etika keterampilan Siswa dapat mengerti Ruangan 60 Menit
berkomunikasi adap atau tata cara yang kelas
baik dalam
Berkomunikasi
42

4. Evaluasi

Evaluasi atau penilaian dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok

dilakukan melalui pengamatan dalam bentuk lembaran penilaian segera (laiseg).

G. Teknik Pengumpulan Data

Ada beragam cara atau teknik yang bisa dilakukan, salah satunya dengan

menggunakan kuisioner atau sering disebut angket. Angket adalah metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi atau mengajukan

seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada para responden (Herlina

2019 :1). Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada

salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan dirinya dengan menggunakan

model Likert yang bersifat self evaluasi atau penelian diri terkait dengan

keterampilan komunikasi siswa. Menurut Astiti (2017: 43) Penilaian diri

merupakan teknik penilaian yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menilai kemampuan sesuai pengalaman yang dirasakan. Berikut skor jawaban

peserta didik dengan tabel penjelasan diantaranya:

Tabel 3.3
Skor Angket Keterampilan Komunikasi

No Alternatif Jawaban Skor Jawaban

Positif Negatif

SB Sangat Baik 4 1

B Baik 3 2

TB Tidak Baik 2 3

STB Sangat Tidak Baik 1 4


43

Tabel 3.4
Blue-print dan Kisi-kisi Angket Keterampilan Komunikasi Siswa

Variabel Indikator Deskriptor Item Jumlah


Peranyataan Item
+ -
Keterampilan Keterampilan Menyampaikan 1, 3, 5, 7 2, 4, 6, 8
komunikasi berbicara/verbal pesan secara
lisan
Gaya 9, 11, 13 10, 12,
komunikasi 14, 16
25
penggunaan 15, 18 17, 19
bahasa
Menyampaikan 20, 22 21, 23
pesan secara
tertulis
Keterampilan Gerakan mata 24, 26 25, 27
berkomunikasi (Eye gaze)
secara non Ekspresi wajah 28, 30, 29, 31,
verbal yang 32, 34 33, 35
ditampilkan
Gerakan badan, 36, 38, 37, 39, 41
25
tangan, sertakaki 40
Komunikasi 42, 44, 43, 45
melalui 46
sentuhan
Kedekatan dan 47, 49 48, 50
ruang (proximity
and spatial)

Jumlah 25 25 50

Angket keterampilan komunikasi yang telah diuji validitasnya kemudian

dibagikan ke siswa melalui google form, dengan hasil prosedur pengambil subjek

sebagai berikut:
44

Tabel 3.5
Hasil Prosedur Pengambilan Subjek

Kode Siswa Skor Kategori


RIL 96 Sedang
AF 78 Rendah
ZS 101 Tinggi
MN 80 Rendah
RY 69 Sangat Rendah
FDP 99 Sedang
MAAY 73 Rendah
EG 98 Sedang
AR 97 Sedang
N 77 Rendah
AKS 111 Sangat Tinggi
DP 97 Sedang
EA 102 Tinggi
DA 84 Rendah
F 102 Tinggi
FPS 99 Sedang
RF 75 Rendah
RM 82 Sedang
HRS 102 Tinggi
AA 69 Sangat Rendah
HYS 80 Sedang
IH 95 Sedang
ILH 101 Tinggi
MM 94 Sedang
NA 97 Sedang
RAH 101 Tinggi
SA 98 Sedang
VMCP 96 Sedang
RCS 96 Sedang
SNA 102 Tinggi
45

Berdasarkan tabel 3.5 terdapat 2 orang siswa yang tergolong keterampialn

komunikasi sangat rendah, 6 orang siswa tergolong rendah, 14 orang tergolong

sedang, 7 orang tergolong tinggi, dan 1 orang tergolong sangat tinggi. Sampel

yang termasuk kategori sangat rendah dan rendah dalam keterampilan komunikasi

dengan total 8 orang akan diberikan treatment berupa bimbingan kelompok

dengan teknik mendongeng (storytelling).

H. Teknik Analisis Data

Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi

bagian- bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian

menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru. Data

yang sudah terkumpul bila tidak dianalisis maka sama halnya seperti data mati,

oleh kerena itu analisis data berfungsi untuk memberi arti, makna dan nilai yang

terkandung dalam data itu (Sitoyo dan Sodik, 2015: 109). Adapun teknik analisis

data yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Bloor (dalam Sitoyo & Sodik, 2015: 84) Validitas adalah salah satu

ciri yang menandai tas hasil belajar yang baik. Untuk dapat menentukan apakah

suatu tes hasil belajar telah memiliki validitas atau daya ketepatan mengukur,

dapat dilakukan dari dua segi, yaitu: dari segi tes itu sendiri sebagai totalitas, dan

dari segi itemnya, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tes tersebut. Pada

penelitian ini uji validitas dilakukan dengan dua pengujian yang disebut evaluasi

uji validitas isi (para ahli) dan evaluasi emperis (uji coba).
46

a. Uji Validitas Isi (Para Ahli)

1) Validator 1

Validator 1 merupakan dosen dari prodi bimbingan dan konseling ahli dalam

bidang statistik. Menurut validator 1 angket keterampilan komunikasi terdapat

beberapa butir/ item angket terlalu sedikit sehingga validator menyaranakan

penambahan butir, minimal 2 butir positif dan 2 butir negatif dalam satu kisi-kisi

angket. Dengan demikian butir angket yang awalnya berjumlah 40 kemudian

peneliti menambah 10 butir angket maka butir angket menjadi 50. Setelah itu 50

butir angket tersebut dilanjutkan validator 2 dan 3.

2) Validator 2

Validator 2 merupakan dosen prodi Pendidikan Guru PAUD yang ahli dalam

bidang keterampilan komunikasi dan teknik mendongeng (storytelling). Dari

analisis validator 2 terdapat beberapa revisian kalimat dalam butir angket yang

harus diperbaiki. Diantaranya kisi-kisi menyampaikan secara lisan pada butir 1

dan 8, kisi-kisi gaya komunikasi butir 13 dan 16, kisi-kisi menyampaikan pesan

seacara tertulis butir 23, kisi-kisi gerakan mata butir 24 dan 26, serta kisi-kisi

gerakan badan tangan kaki butir 38.

3) Validator 3

Validator 3 dosen dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

merupakan ahli dalam bidang bahasa . Validator 3 menyarankan perubahan butir

angket nomor 15 dan 17 pada kisi-kisi penggunaan bahasa agar tidak sama dan

untuk mengefektifkan kalimat.


47

b. Uji Validitas Emperis

Setelah angket dinyatakan valid oleh para ahli maka angket dilanjutkan

dengan uji coba melibatkan siswa bukan kelas sampel berjumlah 30 orang siswa,

hasil pengisian angket divaliditaskan dengan bantuan program aplikasi SPSS versi

24.0. Pada pengelolahan data uji coba, digunakan tabel r (product moment)

sebagai penentuan (Umar, 2013:174). Pada tabel r (product moment) untuk n 30

dan alpha 5 % adalah 0,361. Sehingga diperoleh 40 butir item yang valid yaitu

nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48 dan 50. Sementara

item yang gugur yaitu nomor 5, 9, 10, 16, 18, 33, 34, , 43, 44, dan 49.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2013:170) dalam bukunya menyatakan uji reliabilitas untuk

alternatif jawaban yang lebih dari dua akan menggunakan uji Crounbach’s Alpha

sehingga penggunaan rumus Crounbach’s Alpha pada penelitian ini karena

instrumen yang digunakan berupa angket keterampilan komunikasi dalam bentuk

skala lebih dari dua yaitu skala 1 sampai 4. Dalam penelitian ini uji reliabilitas

menggunakan SPSS versi 24.0 dengan rumus Alpha Cronbach’s. Adapun

rumusnya sebagai berikut :

( )

Keterangan
= Koefisien reliabilitas
= Banyak butir soal
= Varian skor soal ke 1
= Varian skor total
48

Tabel 3.6
Reliabilitas Angket Keterampilan Komunikasi

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,952 40

Menurut Umar (2013:174) Uji reliabilitas dinyatakan reliabel yaitu apabila

nilai alpha lebih besar dari 0,7. Pada tabel dapat dilihat bahwa tabel menunjukkan

Crounbach’s Alpha sebesar 0,952 sehingga disimpulkan bahwa instrument

kuisoner pada penelitian ini reliabel.

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan perhitungan stastistik program

aplikasi SPSS dengan rumus T-test berkorelasi (related) untuk membandingkan

sampel sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (treatment). Menurut Hadi

Sutrisno (226 :2004) Rumus T-test sebagai berikut:

Keterangan:
= Rata – rata sebelum eksperimen dan rata-rata setelah
eksperimen
= Jumlah deviasi dari mean perbedaan
= Jumlah subyek

Cara menggambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak adalah jika nilai

signifikan atau Sig. (2-tailed) < 0,05 maka (H0) ditolak dan (Ha) diterima.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Deskripsi data bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang

hasil penelitian yang berkaitan dengan bimbingan kelompok dan keterampilan

komunikasi. Sebelum diberikan bimbingan kelompok dengan teknik mondongeng

(storytelling) kepada sampel, dilakukan pengisian instrumen angket terlebih

dahulu kemudian peneliti mengklasifikasikan skor sampel. Siswa yang

mendapatkan skor rendah dan sangat rendah dijadikan sebagai sampel penelitian.

Angket yang diberikan berupa angket skala likert yang memiliki 4 pilihan

jawaban yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Tidak Baik (TB), Sangat Tidak Baik

(STB). Hasil pengolah angket terdapat 8 siswa yang memiliki tingkat

keterampilan komunikasi yang rendah.

Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Teknik Mendongeng (Strotelling)

Pertemuan Hari / Tanggal Pelaksanaan Topik Pembahasan

1 Selasa, 24 agustus 2021 Pemilihan bahasa dalam


berkomunikasi
2 Selasa, 31 agustus 2021 Strategi publicspeaking

3 Selasa, 7 september 2021 Gaya komunikasiyang efektif

4 Selasa, 14 september 2021 keterampilan komunikasi tulisan


(written cummunication)

5 Selasa, 21 sepetember 2021 keterampilan melihat komunikasi


nonverbal
6 Selasa, 28 sepetember 2021 Etika keterampilan
berkomunikasi

49
50

a. Deskripsi Penentuan Kategori

Penentuan kategori perolehan skor diawali dengan mencari mean dan standar

deviasi dari angket yang telah diberikan kepada siswa denagn penjelasan sebagai

berikut

Tabel 4.2
Deskriptif Statistik

Keterangan Skor

Minimum 40

Maxsimum 160

Rata-rata 100

Skor deviasi 20

Dalam menentukan kateregori interval kelas digunakan rumus rata-rata ideal

pada angket keterampilan komunikasi terdapat 40 butir kuesioner dengan model

likert 4 pilihan jawaban. Skor paling tinggi pada siswa yang memilih sangat

sesuai yaitu 4 dan skor paling rendah sangat kurang sesuai yaitu 1, maka skor

tertinggi adalah 40 butir x 4= 160 dan skor terendah 40 butir x 1 = 40.

Tabel 4.3
Penentuan Mean Dan Standar Devisi

Mean = skor maxsimum + skor minimum / 2


= 160+40/2=200/2
= 100
Standar devisi = 1/6 (skor maxsimum -skor minimum)
= 1/6 (160-40) =1/6 (120)
= 20
51

Data mean 100 dan standar deviasi 20 tersebut digunakan untuk penentuan

kategori skor sebagai berikut :

Tabel 4.4
Penentuan Kategori Skor

Sangat tinggi = M+ (1,5) SD


= 100 + 30
= 130
Tinggi = M+ (0,5) SD
= 100 + 10
= 110
Sedang =M
= 100
Rendah = M- (0,5) SD
= 100 - 10
= 90
Sangat rendah = M - (1,5) SD
= 100 - 30
= 70

Maka disimpulkan bahwa skor dan kategorinya sebagai berikut:

Tabel 4.5
Penentuan kategori

Skor Kategori

> 111 Sangat tinggi

101-110 Tinggi

91-100 Sedang

71-90 Rendah

< 70 Sangat rendah


52

b. Deskripsi Data Pre-test Keterampilan Komunikasi

Pre-test diberikan adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan komunikasi

siswa sebelum diberi treatment/perlakuan, dengan hasil pengolahan data sebagai

berikut :

Tabel 4.6
Frekuensi Pre-test Keterampilan Komunikasi Siswa

Interval Frekuensi Kategori

> 111 0 Sangat tinggi

101-110 0 Tinggi

91-100 0 Sedang

71-90 6 Rendah

< 70 2 Sangat rendah

TOTAL 8

Gambar 4.1
Diagram Frekuensi Pre-test

Diagram Pre-test
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

0% 0% 0%

25%

75%
53

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami

ketampilan komunikasi dengan kategori sangat tinggi (>111) sebanyak 0 dengan

persentase 0% , tinggi (101-110) sebanyak 0 dengan persentase 0%, sedang (91-

100) sebanyak 0 dengan persentase 0%, rendah (71-90) sebanyak 6 orang dengan

persentase 75% , dan sangat rendah (<70) sebanyak 2 orang dengan persentase

25%. Selanjutnya 8 orang siswa diberikan treatment bimbingan kelompok teknik

mendongeng (storytelling) sebanyak 6 kali pertemuan.

c. Deskripsi Data Pos-test Keterampialn Komunikasi

Pada kegiatan post-test siswa yang terpilih kembali diberikan angket

keterampilan komunikasi setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan

teknik mendongeng (storytelling) sebanyak 6 kali pertemuan kepada siswa yang

tergolong keterampilan komunikasinya rendah. Angket yang diberikan untuk

post-test sama dengan angket yang diberikan pada saat pre-test. Adapun analisis

hasil deskripsi post-test dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7
Frekuensi Pos-test Keterampilan Komunikasi Siswa

Interval Frekuensi Kategori


1 Sangat tinggi
> 111
5 Tinggi
101-110
2 Sedang
91-100
0 Rendah
71-90
0 Sangat rendah
< 70
Total 8
54

Gambar 4.2
Diagram Frekuensi Pos-test

Diagram Post-test
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

0% 0%

12%
25%

63%

Pada tabel diagram diatas hasil post-test setelah diberikan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling) menunjukkan kategori sangat

rendah sebanyak 0 dengan presentase 0%, kategori rendah sebanyak 0 dengan

presentase 0%, kategori sedang terdapat 2 siswa dengan presentase 25 %, untuk

kategori tinggi terdapat 5 siswa dengan presentase 63 % dan terdapat juga

kategori sangat tinggi pada 1 siswa dengan presentase 12 %. Maka dapat ditarik

kesimpulan pada hasil post-test 8 orang siswa kelas IX B setelah diberikan

treatment mengalami peningkat keterampilan komunikasi.

d. Perbandingan Tingkat Keterampilan Komunikasi Siswa

Adapun perbandingan skor dan mean 8 orang siswa yang memiliki skor

terendah saat pre-test dan post-test setelah diberikan treatment dapat dilihat pada

tabel 4.8
55

Tabel 4.8
Tabel perbandingan Pre-test dan Pos-test

No Nama Skor Kategori Skor Kategori Skor


Pre-Test Post-Test Peningkatan
AF Rendah Tinggi
78 106 28
MN Rendah Tinggi
80 108 28
RY Sangat
Sedang
Rendah
69 93 24
MAAY Rendah Tinggi
73 101 28
N Rendah Sangat
77 105 Tinggi 28
DA Rendah Tinggi
84 113 29
RF Rendah Tinggi
75 103 27
AA Sangat
Sedang
Rendah
69 92 23
Jumlah 605 821
Tertinggi 84 113

Terendah 69 92
Mean 75.63 102.63

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa peningkatan skor

keterampilan komunikasi siswa kelas IX B di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

yang diperoleh skor dari 8 orang siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan

bimbingan kelompok terjadi peningkatan dengan rata rata nilai sebelum diberi

layanan yaitu 75.63 yang masuk dalam katergori rendah, setelah diberikan

layanan bimbingan kelompok terjadi peningkatan dengan rata-rata nilai 102.63

yang masuk dalam kategori tinggi. Berikut gambar diagram untuk data

perbandingan di atas :
56

Gambar 4.3 Diagram


Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test

120

100

80
Pretest
60
Postest

40 Skor Peningkatan

20

0
AF MN RY MAAY N DA RF AA

Berdasarkan data tabel 4.8 dan gambar 4.3, terlihat skor peningkatan siswa

yang berbeda-beda hal ini terjadi karena setiap siswa memiliki kemampuan

berbeda-beda untuk menerima sesuatu hal. Perubahan siswa terlihat pada hasil

lembar penilaian segera (laiseg) dan terlihat pada perubahan setiap pertemuan.

2. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh

layanan bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling) dalam

keterampilan komunikasi siswa kelas IX B di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu.

Maka untuk menguji hipotesis tersebut penelitian ini menggunakan metode

analisis data statistic compare means dengan menggunakan rumus Paired

Samples T-test. Cara mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak adalah

jika nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) < 0,05 maka (H0) ditolak dan (Ha)

diterima. Hipotesis yang tersusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
57

: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan

kelompok dengan teknik dengan teknik mendongeng (storytelling) untuk

meningkatkan keterampilan komunikasi siswa kelas IX B SMPN 17 Kota

Bengkulu.

: Terdapat pengaruh yang singnifikan antara layanan bimbingan kelompok

dengan teknik mendongeng (storytelling) untuk meningkatkan keterampilan

komunikasi siswa kelas IX B SMPN 17 Kota Bengkulu.

Kemudian pada penelitian ini didapatkan hasil uji hipotesis dengan

menggunakan SPSS versi 24.0 sebagai berikut :

Tabel 4.9
Paired Samples Test

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviati Error Difference Sig.
Mean on Mean Lower Upper T df (2-tailed)
Pair Pretest -27.000 2.204 .779 -28.843 -25.157 -34.651 7 .000
1 Posttest

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.13 untuk uji paired t test, dapat

dilihat bahwa nilai sig (2-tailed) adalah .000 yang berarti nilai signifikan 0.000 <

0.05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng

(storytelling) berpengaruh dalam meningkatakan keterampilan komunikasi siswa

kelas IX B di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu.


58

3. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 16 Agustus 2021 sampai dengan 30 September

2021 di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu. Populasi pada penelitian ini adalah kelas

IX B yang berjumlah 30 orang siswa. Pada tanggal 19 Agustus 2020 diberikan

pre-test berupa kuisioner atau angket keterampilan komunikasi siswa. Angket

diberikan untuk mengetahui keterampilan komunikasi siswa sebelum diberikan

treatment (perlakuan) bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng

(storytelling). Selanjutnya, skor hasil pengelolahan dari data pre-test

diklasifikasikan untuk mengetahui siswa yang memiliki skor terendah dalam

keterampilan komunikasi untuk dijadikan sampel penelitian. Kemudian terpilihlah

8 orang siswa dengan tingkat keterampilan komunikasi terendah untuk diberikan

bimbingan kelompok teknik mendongeng (storytelling). Treatment bimbingan

kelompok teknik mendongeng (storytelling) ini dilaksanakan sebanyak 6 kali

pertemuan.

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama dilaksanakan pada

tanggal 24 Agustus 2021 di ruang kelas IX B SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

dengan membahas topik “Pemilihan bahasa dalam berkomunikasi”.

1) Tahap pembentukan

Pada tahap pembentukan pemimpin kelompok mengucapkan salam terlebih

dahulu dan mengucapkan terimakasih, kemudian pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok berdoa menurut kepercayaan masing-masing sebelum kegiatan

bimbingan kelompok dimulai. Setelah itu pemimpin kelompok menjelaskan apa


59

yang dimaksud bimbingan kelompok, tujuan dilakukan bimbingan kelompok,

tahapan-tahapan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok, dan

menyampaikan topik yang akan dibahas. Selanjutnya untuk saling

mengakrabakan pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk saling

berkenalan dengan permainan rantai nama yang masih terlihat kaku dan malu-

malu.

2) Tahapan peralihan

Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota

kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok lebih lanjut, lalu

mengingatkan kembali tentang cara-cara dalam melaksanakan bimbingan

kelompok serta mengenali suasana anggota kelompok.

3) Tahapan kegiatan

Tahapan kegiatan yang merupakan tahapan inti. Pada tahap ini awalnya

anggota kelompok masih terlihat kaku, karena kegiatan ini merupakan

pengalaman pertama bagi anggota kelompok. Pada tahap ini, pemimpin kelompok

mengemukakan suatu topik dalam bimbingan kelompok mengenai “Pemilihan

bahasa dalam berkomunikasi”. Pemimpin kelompok mengaktifkan anggota

kelompok dengan menanyakan kepada anggota kelompok apa yang dimaksud

bahasa yang direspon oleh siswa DA dan AF. Selanjutnya pemimpin kelompok

menayakan apa saja fungsi bahasa yang direspon siswa MN, RM, dan N. Apa saja

jenis-jenis bahasa yang direspon siswa DA, MAAY, AF, RY, dan RM. Kemudian

pemimpin kelompok menanyakan bagaimana penggunaan bahasa yang efektif

dalam berkomunikasi yang direpon siswa DA, AF, AA, dan RM. Pada pertemuan
60

pertama ini, hanya beberapa anggota kelompok yang berani berpendapat

menyampaikan gagasannya. Sedangkan yang anggota kelompok lain terlihat

masih ragu dan malu-malu untuk menyampaikan pendapatnya. Kemudian

pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk bermain games agar

siswa tidak merasa bosan. Setelah games selesai kembali melanjutkan kegiatan

dengan pemberian teknik mendongeng (storytelling) dengan tiga tahap prosedur

yaitu tahap persiapan berupa persiapan gambar tokoh, tahap mendongeng

(storytelling) berlangsung, dan tahap mendongeng (storytelling) selesai yang

merupakan inti dari teknik, yakni dengan cara siswa menceritakan ulang cerita

dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam sebuah cerita tersebut, adapun tokoh

yang diceritakan pada pertemuan pertama ini yaitu Proklamator Presiden RI Ir.

Soekarno. Kemudian pemimpin kelompok menanyakan komitmen anggota

kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok.

4) Tahap pengakhiran

Pada tahapan ini pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan akan

segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk

menyimpulkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dan menyampaikan kesan dan

pesan selama melaksanakan bimbingan kelompok. Setelah itu pemimpin

kelompok menanyakan kesepakatan waktu kapan bimbingan kelompok akan

dilaksanakan kembali. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan

terimakasih dan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri

kegiatan.
61

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kedua dilaksanakan pada

tanggal 31 Agustus 2021 di ruang kelas VIII E SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

dengan membahas topik “Strategi publicspeaking”.

1) Tahap pembentukan

Seperti pada minggu pertama pada tahap pembentukan pemimpin kelompok

mengucapkan salam terlebih dahulu dan mengucapkan terimakasih, kemudian

pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok berdoa menurut kepercayaan

masing-masing sebelum kegiatan bimbingan kelompok dimulai. Setelah itu

pemimpin kelompok terlebih dahulu menanyakan pendapat siswa mengenai apa

yang dimaksud bimbingan kelompok, tujuan dilakukan bimbingan kelompok,

tahapan-tahapan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok. Sebagian

siswa mulai berani memberikan tanggapan. Kemudian barulah pemimpin

kelompok menjelaskan terkait tahap pembentukan. Selanjutnya untuk saling

mengakrabakan pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk saling

berkenalan dengan permainan rantai nama yang pada pertemuan ini lebih lancar

dari pada pertemuan pertama.

2) Tahapan peralihan

Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota

kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok lebih lanjut, lalu

mengingatkan kembali tentang cara-cara dalam melaksanakan bimbingan

kelompok serna mengenali suasana anggota kelompok.


62

3) Tahapan kegiatan

Pada tahap ini untuk memancing keaktifan siswa ataupun mengetes

kemampuan siswa dalam mengingat materi pertemuan sebelumnya maka

pemimpin kelompok menanyakan kembali tentang “Pemilihan bahasa dalam

berkomunikasi” terdapat dua siswa yang merespon DA & AF. Selanjutnya

barulah pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan mengenai “Strategi

public speaking ”. Salah satu siswa MN mulai berani bertanya tentang apa itu

public speaking yang direspon oleh siswa N, MAAY, dan RY. Untuk

menghidupkan susana pemimpin kelompok menanyakan mengapa perlunya

memahami strategi public speaking yang direspon siswa RM, MAAY, MN, dan

RY. Selanjutnya siswa DA menanyakan apa keterkaitan public speaking didalam

kehidupan yang direspon oleh siswa RY, RM, MN, dan AF. Lalu pemimpin

kelompok menanyakan bagaimana penerapan public speaking yang efektif

kemudian siswa MN, N, DA, RY, AF, dan AA memberikan pendapat meskipun

terlihat masih ragu dan malu-malu.

Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk bermain

games agar siswa kembali berkonsentrasi. Setelah games selesai kembali

melanjutkan kegiatan dengan pemberian teknik mendongeng (storytelling) dengan

tiga tahap prosedur yaitu tahap persiapan berupa persiapan gambar tokoh, tahap

mendongeng (storytelling) berlangsung, dan tahap mendongeng (storytelling)

selesai yang merupakan inti dari teknik, yakni dengan cara siswa menceritakan

ulang cerita dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam sebuah cerita tersebut,

adapun tokoh yang diceritakan pada pertemuan pertama ini yaitu karakter public
63

speaking Najwa Shihab. Setelah itu pemimpin kelompok menanyakan komitmen

anggota kelompok pada kegiatan bimbingan kelompok ini.

4) Tahap pengakhiran

Pada tahapan ini pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan akan

segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk

menyimpulkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dan menyampaikan kesan dan

pesan selama melaksanakan bimbingan kelompok. Setelah itu pemimpin

kelompok menanyakan kesepakatan waktu kapan bimbingan kelompok akan

dilaksanakan kembali. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan

terimakasih dan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri

kegiatan.

c. Pertemuan Ketiga

Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada

tanggal 7 September 2021 di ruang kelas VIII E SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

dengan membahas topik “Gaya komunikasi yang efektif”.

1) Tahap pembentukan

Seperti pada minggu pertama dan kedua pada tahap pembentukan pemimpin

kelompok mengucapkan salam terlebih dahulu dan mengucapkan terimakasih,

kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok berdoa menurut

kepercayaan masing-masing sebelum kegiatan bimbingan kelompok dimulai.

Setelah itu pemimpin kelompok terlebih dahulu menanyakan pendapat siswa

mengenai apa yang dimaksud bimbingan kelompok, tujuan dilakukan bimbingan


64

kelompok, tahapan-tahapan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok.

Sebagian siswa mulai berani memberikan tanggapan. Kemudian barulah

pemimpin kelompok menjelaskan terkait tahap pembentukan. Selanjutnya untuk

saling mengakrabakan pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk

saling berkenalan dengan permainan rantai nama.

2) Tahapan peralihan

Tahapan selanjutnya yaitu tahapan peralihan. Pada tahapan ini pemimpin

kelompok menjelaskan kegiatan yang ditempuh pada tahap selanjutnya dan

menanyakan kesiapan anggota kelompok dalam melaksanakan bimbingan

kelompok, serta membahas suasana yang terjadi.

3) Tahapan kegiatan

Tahapan kegiatan yang merupakan tahapan inti. Pada tahap ini, pemimpin

kelompok mengemukakan suatu topik dalam bimbingan kelompok mengenai

“Gaya komunikasi yang efektif”. Pemimpin kelompok mengaktifkan anggota

kelompok dengan menanyakan kepada anggota kelompok apa yang dimaksud

gaya komunikasi, rata-rata hampir semua siswa mulai berani berpendapat seperti

siswa MN, N, RM, AA, MAAY, RY, DA dan AF. Selanjutnya pemimpin

kelompok menanyakan apa saja jenis-jenis gaya komunikasi yang direspon siswa

MN, DA, AF, AA, dan RM. Pertanyaan selanjutnya bagaimana penerapan gaya

komunikasi yang efektif , siswa DA, N, MN, AF, MAAY, RM, dan AA

menyampaikan pendapatnya. Terdapat juga pertayaan dari siswa DA menganai

berempati itu apa, yang direspon oleh siswa N, RM, MN dan AF. Pada pertemuan

ketiga siswa terlihat aktif baik yang menyampaikan pendapat, bertanya ataupun
65

memberi contoh. Pada tahap ini pemimpin kelompok meminta anggota kelompok

untuk bertanya apabila ada yang kurang dipahami.

Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk bermain

games agar siswa kembali berkonsentrasi. Setelah games selesai kembali

melanjutkan kegiatan dengan pemberian teknik mendongeng (storytelling) dengan

tiga tahap prosedur yaitu tahap persiapan berupa persiapan gambar tokoh, tahap

mendongeng (storytelling) berlangsung, dan tahap mendongeng (storytelling)

selesai yang merupakan inti dari teknik, yakni dengan cara siswa menceritakan

ulang cerita dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam sebuah cerita tersebut,

adapun tokoh yang diceritakan pada pertemuan pertama ini yaitu “Pemimpin

Muhammad Al-fatih sang penakluk Konstantinopel”. Kemudian pemimpin

kelompok menanyakan komitmen anggota kelompok dalam kegiatan bimbingan

kelompok.

4) Tahap pengakhiran

Pada tahapan ini pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan akan

segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk

menyimpulkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dan menyampaikan kesan dan

pesan selama melaksanakan bimbingan kelompok. Setelah itu pemimpin

kelompok menanyakan kesepakatan waktu kapan bimbingan kelompok akan

dilaksanakan kembali. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan

terimakasih dan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri

kegiatan.
66

d. Pertemuan Keempat

Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan keempat dilaksanakan pada

tanggal 14 September 2021 di ruang kelas VIII A SMP Negeri 17 Kota

Bengkulu dengan membahas topik “keterampilan komunikasi tulisan (written

cummunication)”.

1) Tahap pembentukan

Seperti diminggu sebelumnya pada tahap pembentukan pemimpin kelompok

mengucapkan salam terlebih dahulu dan mengucapkan terimakasih, kemudian

pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok berdoa menurut kepercayaan

masing-masing sebelum kegiatan bimbingan kelompok dimulai. Setelah itu

pemimpin kelompok terlebih dahulu menanyakan pendapat siswa mengenai apa

yang dimaksud bimbingan kelompok, tujuan dilakukan bimbingan kelompok,

tahapan-tahapan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok. Kemudian

barulah pemimpisn kelompok menjelaskan terkait tahap pembentukan.

Selanjutnya untuk saling mengakrabakan pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok untuk saling berkenalan dengan permainan rantai nama.

2) Tahapan peralihan

Tahapan selanjutnya yaitu tahapan peralihan. Pada tahapan ini pemimpin

kelompok menjelaskan kegiatan yang ditempuh pada tahap selanjutnya dan

menanyakan kesiapan anggota kelompok dalam melaksanakan bimbingan

kelompok, serta membahas suasana yang terjadi.


67

3) Tahapan kegiatan

Pada tahap ini sebelum membahas topik kegiatan terlebih dahulu pemimpin

kelompok memancing ingatan materi pertmuan sebelumnya dengan cara

menayakan apa itu gaya gaya komunikasi yang direpon oleh siswa MN, RM, DA,

dan AF. Kemudian barulah pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik

dalam bimbingan kelompok mengenai “keterampilan komunikasi tulisan (written

cummunication)”. Pemimpin kelompok mengaktifkan anggota kelompok dengan

menanyakan kepada anggota kelompok apa itu keterampilan komunikasi tulisan

yang direspon siswa MN,RM, AA, dan MAAY. Pertanyaan selanjutnya apa

manfaat dan pentingnya mempelajari keterampilan komunikasi tulisan yang

direspon siswa MN, AF, MAAY, dan N. pemimpin kelompok juga menanyakan

apa saja jenis-jenis keterampilan komunikasi tulisan yang direspon siswa MN,

AF, AA, DA, RM, RY, dan AA serta terdapat juga siswa yang mempratekkan

komunikasi tertulis diantaranya siswa DA, RM, N dan MAAY. Pertanyaan

terakhir bagaimana keterampilan komunikasi tulisan yang efektif, hampir semua

siswa merespon RM, AA, DA, AF, N, dan MAAY . Pada pertemuan keempat

siswa terlihat aktif baik yang menyampaikan pendapat, bertanya ataupun

mempraktekkan terkait topik pertemuan keempat. Pada tahap ini pemimpin

kelompok meminta anggota kelompok untuk bertanya apabila ada yang kurang

dipahami. Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk

bermain games agar siswa kembali berkonsentrasi. Setelah games selesai kembali

melanjutkan kegiatan dengan pemberian teknik mendongeng (storytelling) dengan

tiga tahap prosedur yaitu tahap persiapan seperti leptop dan speaker, tahap
68

mendongeng (storytelling) berlangsung melalui penampilan video, dan tahap

mendongeng (storytelling) selesai yang merupakan inti dari teknik, yakni dengan

cara siswa menceritakan ulang cerita dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam

sebuah cerita tersebut, adapun tokoh yang diceritakan pada pertemuan pertama ini

yaitu “J.K. Rowling Penulis Miliarder”. Kemudian pemimpin kelompok

menanyakan komitmen anggota kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok.

4) Tahap pengakhiran

Pada tahapan ini pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan akan

segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk

menyimpulkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dan menyampaikan kesan dan

pesan selama melaksanakan bimbingan kelompok. Setelah itu pemimpin

kelompok menanyakan kesepakatan waktu kapan bimbingan kelompok akan

dilaksanakan kembali. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan

terimakasih dan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri

kegiatan.

e. Pertemuan Kelima

Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kelima dilaksanakan pada

tanggal 21 September 2021 di ruang kelas IX B SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

dengan membahas topik “keterampilan melihat komunikasi nonverbal”.

1) Tahap pembentukan

Seperti diminggu sebelumnya pada tahap pembentukan pemimpin kelompok

mengucapkan salam terlebih dahulu dan mengucapkan terimakasih, kemudian


69

pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok berdoa menurut kepercayaan

masing-masing sebelum kegiatan bimbingan kelompok dimulai. Setelah itu

pemimpin kelompok terlebih dahulu menannyakan pendapat siswa mengenai apa

yang dimaksud bimbingan kelompok, tujuan dilakukan bimbingan kelompok,

tahapan-tahapan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok. Kemudian

barulah pemimpin kelompok menjelaskan terkait tahap pembentukan.

Selanjutnya untuk saling mengakrabakan pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok untuk saling berkenalan dengan permainan rantai nama.

2) Tahapan peralihan

Tahapan selanjutnya yaitu tahapan peralihan. Pada tahapan ini pemimpin

kelompok menjelaskan kegiatan yang ditempuh pada tahap selanjutnya dan

menanyakan kesiapan anggota kelompok dalam melaksanakan bimbingan

kelompok, serta membahas suasana yang terjadi.

3) Tahapan kegiatan

Tahapan kegiatan yang merupakan tahapan inti. Pada tahap ini, pemimpin

kelompok kembali mengupas materi sebelumnya agar siswa lebih aktif dengan

pertanyaa apa itu keterampilan komunikasi tulisan yang direspon siswa N dan

DA. Kemudian pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik dalam

bimbingan kelompok mengenai “keterampilan melihat komunikasi nonverbal”.

Pemimpin kelompok mengaktifkan anggota kelompok dengan menanyakan

kepada anggota kelompok -apa yang dimaksud komunikasi nonverbal yang

Hampir ditanggapi semua siswa N, RM, MAAY, AA, RY, MN, dan AF. apa

fungsi komunikasi nonverbal yang direspon siswa AA, RY, MN, AF, N, RM,
70

MAAY, dan DA. Selanjutnya beberapa siswa mempraktekan komunikasi

nonverbal seprti siswa DA, AF, dan RM. Kemudian pemimpin kelompok

menayakan bagaimana keterampilan komunikasi nonverbal yang efektif, lebih

dari setengah anggotapun memberi respon AA, RY, AF, RM, N, dan DA. Pada

pertemuan lima atusias siswa lebih tinggi dan bersemangat baik dalam

menyampaikan pendapat, bertanya ataupun mempraktekkan terkait topik

pertemuan keempat.

Pada tahap ini pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk

bertanya apabila ada yang kurang dipahami. Kemudian pemimpin kelompok

mengajak anggota kelompok untuk bermain games agar siswa kembali

berkonsentrasi. Setelah games selesai kembali melanjutkan kegiatan dengan

pemberian teknik mendongeng (storytelling) dengan tiga tahap prosedur yaitu

tahap persiapan seperti leptop dan speaker, tahap mendongeng (storytelling)

berlangsung melalui penampilan video, dan tahap mendongeng (storytelling)

selesai yang merupakan inti dari teknik, yakni dengan cara siswa menceritakan

ulang cerita dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam sebuah cerita tersebut.

Adapun tokoh yang diceritakan pada pertemuan kelima yaitu “kisah Motivator

tanpa tangan dan kaki Nick Vujicic”. Kemudian pemimpin kelompok

menanyakan komitmen anggota kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok.

4) Tahap pengakhiran

Pada tahapan ini pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan akan

segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk

menyimpulkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dan menyampaikan kesan dan


71

pesan selama melaksanakan bimbingan kelompok. Setelah itu pemimpin

kelompok menanyakan kesepakatan waktu kapan bimbingan kelompok akan

dilaksanakan kembali. Selanjutnya pemimpin kelompok mengucapkan

terimakasih dan kemudian mengajak anggota kelompok berdoa untuk mengakhiri

kegiatan.

f. Pertemuan Keenam

Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama dilaksanakan pada

tanggal 28 September 2021 di ruang kelas IX B SMP Negeri 17 Kota Bengkulu

dengan membahas topik “Etika keterampilan berkomunikasi”.

1) Tahap pembentukan

Seperti diminggu sebelumnya pada tahap pembentukan pemimpin kelompok

mengucapkan salam terlebih dahulu dan mengucapkan terimakasih, kemudian

pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok berdoa menurut kepercayaan

masing-masing sebelum kegiatan bimbingan kelompok dimulai. Setelah itu

pemimpin kelompok terlebih dahulu menanyakan pendapat siswa mengenai apa

yang dimaksud bimbingan kelompok, tujuan dilakukan bimbingan kelompok,

tahapan-tahapan bimbingan kelompok, asas-asas bimbingan kelompok. Kemudian

barulah pemimpin kelompok menjelaskan terkait tahap pembentukan. Selanjutnya

untuk saling mengakrabkan pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok

untuk saling berkenalan dengan permainan rantai nama.


72

2) Tahapan peralihan

Tahapan selanjutnya yaitu tahapan peralihan. Pada tahapan ini pemimpin

kelompok menjelaskan kegiatan yang ditempuh pada tahap selanjutnya dan

menanyakan kesiapan anggota kelompok dalam melaksanakan bimbingan

kelompok, serta membahas suasana yang terjadi.

3) Tahapan kegiatan

Tahapan kegiatan yang merupakan tahapan inti, pemimpin kelompok tak

bosannya memancing ingatan siswa tujuanya agar siswapun terbiasa aktif dengan

cara menanya materi pertemuan sebelumnya tentang apa itu keterampilan

komununikasi nonverbal yang direpon siswa DA, AF, dan N . selanjutnya

prmimpin kelompok mengemukakan suatu topik dalam bimbingan kelompok

mengenai “Etika keterampilan berkomunikasi”. Pemimpin kelompok

mengaktifkan anggota kelompok dengan menanyakan kepada anggota kelompok

apa yang dimaksud etika yang direspon oleh semua siswa MN, N, RY, AA, RM,

AF dan DA. Lalu menanyakan mengapa etika penting dalam keterampilan

komunikasi yang direspon siswa RY, DA, N, MAAY, RM, AA, AF dan MN, .

kemudian siswa DA dan AF mengajukan diri memberi contoh etika komunikasi.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana cara efektif menerapan etika dalam

keterampilan komunikasi yang kemabali dijawab oleh semua siswa N, AF, DA,

AA, RY, MAAY, RM, dan MN. Pada pertemuan keenam ini siswa sangat

percaya diri dalam menyampaikan pendapat, bertanya ataupun mempraktekkan

terkait topik pertemuan keenam.


73

Kemudian pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk bermain

games agar siswa kembali berkonsentrasi. Setelah games selesai kembali

melanjutkan kegiatan dengan pemberian teknik mendongeng (storytelling) dengan

tiga tahap prosedur yaitu tahap persiapan seperti leptop dan speaker, tahap

mendongeng (storytelling) berlangsung melalui penampilan video, dan tahap

mendongeng (storytelling) selesai yang merupakan inti dari teknik, yakni dengan

cara siswa menceritakan ulang cerita dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam

sebuah cerita tersebut. Adapun tokoh yang diceritakan pada pertemuan keenam

yaitu “kisah inspiratif pendiri Air Minum AQUA Tirto Utomo”. Kemudian

pemimpin kelompok menanyakan komitmen anggota kelompok dalam kegiatan

bimbingan kelompok.

4) Tahap pengakhiran

Pada tahapan ini pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan akan

segera berakhir. Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk

menyimpulkan hasil kegiatan bimbingan kelompok dan menyampaikan kesan dan

pesan selama melaksanakan bimbingan kelompok. Selanjutnya kerena pertemuan

terakhir maka pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih atas kesedian

anggota kelompok mengikuti kegiatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan

terakhir, mengucapkan perpisahan dan kemudian mengajak anggota kelompok

berdoa untuk mengakhiri kegiatan.


74

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu dengan populasi

seluruh siswa kelas IX B berjumlah 30 orang dan sampel penelitian berjumlah 8

orang siswa yang memiliki keterampilan komunikasi terendah. Berdasarkan hasil

uji hipotesis ditunjukkan bahwa terjadi perubahan tingkat keterampilan

komunikasi siswa pada pre-test dan post-test melalui analisis t test sampel

related (berpasangan/paired) yang menunjukkan nilai sig (2 tailed) sebesar 0,000.

Hasil ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) dapat menaikan keterampilan komunikasi siswa.

Hasil uji hipotesis tersebut adalah signifikan 0,000 < 0,05 (p < 0,05) yang

berdasarkan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis H0 ditolak dan Ha

diterima. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh layanan bimbingan

kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling) untuk meningkatkan

keterampilan komunikasi siswa kelas IX B di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu.

Hasil penelitian dari pre-test dan post-test juga menunjukkan bahwa tingkat

keterampilan komunikasi yang sangat rendah dan rendah pada siswa menjadi

menaik setelah mendapatkan treatment (perlakuan) seperti terlampir pada laiseg

terdapat perubahan baik dari keterampilan komunikasi verbal maupun non verbal.

Keterampilan komunikasi verbal misalnya siswa menjadi lebih terampilan

dalam menyampaikan pesan secara lisan, dapat menggunakan bahasa yang tepat,

menyesuaikan penggunaan gaya komunikasi, dan mampu menyampaikan pesan

secara tertulis. Terdapat juga perubahan serta peningkatkan pada komunikasi

nonverbal diantaranya siswa mampu menerapkan gerakan mata(eye gaze) yang


75

tepat, dapat menyesuaikan ekspresikan wajah, gerakan badan,tangan, serta kaki

dengan efektif, melakukan komunikasi melalui sentuhan dengan tepat serta

mampu menerapkan kedekatan dan ruang (proximity and spatial) secara efektif.

Perubahan dan peningkatkan keterampilan komunikasi tersebut merupakan upaya

dari pemberian layanan bimbingam kelompok dengan teknik mendonngeng

(storytelling). Hal ini sangat menonjol pada saat tahap kegiatan siswa secara aktif

berbicara baik bertanya ataupun menjawab artinya kegiatan mampu

menghidupkan dinamika kelompok.

Hasil penelitian penelitian terdahulu yang dilakukan Nihayah (2019) bahwa

pengunaan teknik mendongeng (storytelling) dengan pengaturan kelompok

seperti bimbingan kelompok menghasilkan perbedaan skor sebelum dan sesudah

treatment hingga dinyatakan efektif untuk meningkatkan keterampilan

komunikasi siswa. Hal ini sejalan dengan yang peneliti terapakan berupa teknik

mendongeng (storytelling) yaitu terletak pada proses mendongeng (Storytelling)

selesai dilaksanakan, terdapat evaluasi cerita yaitu pemimpin kelompok

menanyakan kepada peserta tentang inti cerita yang telah disampaikan dan nilai-

nilai yang dapat diambil. Pada tahap ini ketika siswa kembali mengulangi cerita

maka sama halnya melatih siswa berbicara dan mengemukakan pendapat sehingga

siswa semakin terampil dalam berkomunikasi.

Berdasarkan analisis yang penenliti lakukan siswa yang pandai dalam

mendongeng tidak hanya aktif pada saat pemberian layanan bimbingan kelompok

tetapi juga pada waktu tertentu seperti jeda istirahat, sebelum kegiatan bimbingan

kelompok ataupun setelah kegiatan siswa memang terlihat sangat aktif, mudah
76

bergaul tentunya banyak berbicara dengan berbagai hal kepada siswa lainnya.

Artinya kepandaian mendongeng tersebut sangat dipengarui oleh faktor ekternal

salah satunya yaitu kecerdasan sosial. Menurut Goleman (dalam Nurtjahjanti dan

Putra, 2017: 216 ) kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam

memahami orang lain dan berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan sosial ini

mencakup kesadaran individu tentang apa yang dirasakannya terhadap orang lain,

lalu kemudian apa yang dilakukannya dengan kesadaran itu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan dari penerapan treatment layanan bimbingan kelompok teknik

mendongeng (storytelling) terhadap tingkat keterampilan komunikasi siswa hal ini

di penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik mendongeng

(storytelling) yang efektif dalam meningkatkan keterampilan komunikasi siswa

kelas IX B di SMP Negeri 17 Kota Bengkuluktikan oleh nilai peningkatan skor

dan nilai rata-rata yang telah dijelaskan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai prosedur ilmiah,

namun peneliti menyadari terdapat keterbatasan secara alami yaitu kerena masih

adanya Pandemi Covid-19 mengharuskan sekolah menerapkan sistem ganjil-

genap dan setelah pengelolaan data pre-test menunjukkan sampel peneliti berada

diabsen ganjil-genap sehingga hal ini menyulitkan peneliti dalam mengatur waktu

pertemuan untuk pemberian treatment kepada siswa yang terpilih.


77

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IX B

di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat keterampilan komunikasi siswa sebelum diberikan layanan bimbingan

kelompok teknik mendongeng (storytelling) dari 8 orang siswa pada kategori

sangat rendah berjumlah 2 orang dengan persentase 25 % dan kategori rendah

berjumlah 6 orang dengan persentase 75 %. Hasil rata-rata tingkat

keterampilan komunikasi siswa sebelum diberikan layanan bimbingan

kelompok teknik mendongeng (storytelling) dengan nilai 75.63 masuk dalam

katagori rendah.

2. Tingkat keterampilan komunikasi siswa setelah diberikan layanan bimbingan

kelompok teknik mendongeng (storytelling) 8 orang siswa terdapat

peningkatan skor yaitu diketahui 1 orang siswa dengan persentase 12 % pada

kategori sangat tinggi, 5 orang siswa dengan persentase 63 % dan 2 orang

lainnya dengan persentase 25 % berada pada katergori sedang. Hasil rata-rata

tingkat keterampilan komunikasi siswa setelah diberikan layanan bimbingan

kelompok teknik mendongeng (storytelling) dengan nilai 102.63 tergolong

kategori tinggi.

3. Berdasarkan hasil analisis uji t yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat

perbedaan sebelum dan sesudah diberikan treatment (perlakuan) bimbingan

kelompok dengan teknik mendongeng (storytelling) terhadap siswa yang


78

mengalami keterampilan komunikasi. Hasil analisis uji t -34.651 dan

menunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikan

0.000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik

mendongeng (storytelling) untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

siswa kelas IX B di SMP Negeri 17 Kota Bengkulu.

B. Saran

1. Bagi guru bimbingan dan konseling hasil penelitian ini dan dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Terutama dalam memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa

mengalami keterampilan komunikasi yang rendah.

2. Bagi guru bahasa Indonesia dapat menerapkan sistem belajar khususnya

dengan teknik mendongeng (storytelling) kepada siswa dalam upaya

meningkatkan ketertarikan belajar siswa sebagaimana berdasarkan kajian teori

dan hasil penelitian bahwa melalui cerita atau dongeng lebih menyenangkan

dan memberi kesan dari pada sekedar memberi nasehat sehingga lebih

tertanam kuat dalam memori siswa.

3. Bagi siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan apa

yang telah disampaikan peneliti agar bisa meningkatkan keterampilan

komunikasi dengan baik.

4. Bagi sekolah, menyediakan ruang khusus bimbingan dan konseling sehingga

memungkinkan dilaksanakan bimbingan atau konseling kelompok dan


79

terutama konseling individu serta

5. Bagi Peneliti Selanjutnya, dapat menggunakan penelitian dalam rangka

meningkatkan kualitas penelitian dan dapat menjadi referensi untuk peneliti

lainnya.
80

DAFTAR PUSTAKA

Anfa, S. A., Moesarofah. (2020). Pengaruh Teknik Diskusi Dalam Bimbingan


Kelompok Untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Siswa..
Journal of Innovative Counseling, 4(2), 64–69.
Astiti, K. A. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Adi (Anggota IKAPI).

Auliyah, N., & Nurita, T. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Argument


Driven Inquiry Pada Sub Materi Tekanan Zat Cair Untuk Meningkatkan
Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 19 Surabaya. E-
Jurnal Unesa, 7 (2), 216-219.
Azhar, A. N., Kusnawan, A., & Miharja, S. (2017). Layanan Bimbingan
Kelompok dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa. Jurnal
Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam, 5 (1), 1-20.
Dapa, A. N., & Mangantes, M. L. (2021). Bimbingan dan Konseling Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Echols, J. M., & Shadily, H. (2005). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Erford, Bradley, T. (2016). 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor.
Pustaka belajar: Yogyakarta
Erlangga, E.(2018). Bimbingan Kelompok Meningkatkan Keterampilan
Berkomunikasi Siswa. Jurnal Ilmiah Psikologi, 4 (1), 149–156.
Fadilla. (2019). Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan
Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1
Sungayang. Skripsi, 1-99.
Hadi, Sutrisno. (2004). Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi
Haryanti, A., & Suwarma, I. R. (2018). Profil Keterampilan Komunikasi Siswa
Smp Dalam Pembelajaran Ipa Berbasis STEM. Jurnal Wahana Pendidikan
Fisika, 3(1), 49–54.
Herlina, V. (2019). Mengelolah Data Kuesioner Menggunakan SPSS. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Istiarni, A., & Triningsih. (2018). Jejak Pena Pustaka. Bantul DIY: Azyan Mitra
Media.
Kamaluddin, H. (2011.). Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 17(4), 447–454.
81

Kamaruzzaman. (2016). Analisis Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa.


Sejarah artikel. 2(2), 202–210.
Kurniawati, K. N. (2013). Komunikasi Antar Pribadi, Konsep Dan Teori Dasar.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Maliki. (2016). Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar Suatu Pendekatan


Imajinatif. Jakarta: Kencana.
Marfuah. (2017). Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Peserta Didik. Jurnal
pendidikan ilmu sosial, 26(2), 148–160.
Maryanti, S. (2012). Hubungan antara keterampilan komunikasi dengan aktivitas
belajar siswa. Kajian Bimbingan dan Konseling, 2, 1–9.
Nihayah. (2019). Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan
menggunakan Teknik Storytelling Berbantuan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Empati Siswa SMP Negeri I Kalasan Yogyakarta. Tesis,
Program Studi Interdiciplinary Islamic Studies, 1-111.
Nofrion. (2018). Komunikasi Pendidikan Penerapan Teori dan Konsep
Komunikasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.
Nufus, N. P., Filiani, R., & Dimyati, M. (2016). Bimbingan Kelompok Terhadap
Peningkatan Emotional Literacy Siswa (Studi Eskperimen terhadap Siswa
Kelas III SDN Jatinegara Kaum 14 Pagi). Jurnal Bimbingan Konseling. ,
5(1), 66-72.
Nugraha, A., Martunis., & Nurbaity. (2018). Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Siswa Smp Negeri 4 Banda Aceh Melalui Bimbingan Kelompok
Dengan Teknik Bermain Peran. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, 3 (1), 59–66.
Nurchurifiani, E., Febriyanti., & Kurniasih, T. I. (2020). Pelatihan Story Telling
Bagi Guru-Guru TK Kartini Komering Putih Gunung Sugih Lampung
Tengah. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. 5(1), 13-18.
Nurdin. (2017). Analisis Miskomunikasi Dalam Bahasa Lisan Dan Bahasa Tulis
Berdasarkan Konteks Wacana. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, 1(2), 97–
100.
Nurtjahjanti, H., & Putra, D. E. (2017) Hubungan Antara Kecerdasan Sosial
Dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Pt. Telkom
Indonesia Regional Iv Jawa Tengah Dan Di Yogyakarta. Jurnal Empati, 6
(4), 209-230.
Praytino. (2017). Konseling Profesional yang Berhasil Layanan dan Kegiatan
Pendukung. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
82

Rahmawatiningtyas, E. (2020). Penerapan Storytelling Penggalan Kisah Soekarno


Melalui Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kademangan. Jurnal Kajian Pendidikan
Keislaman, 12(1), 41–54.
Setiawan, E. (2021). Arti Kata Terampil. Diakses melalui
https://kbbi.web.id/terampil pada hari Rabu 18 Juni 2021 jam 16.10 WIB
Sinaga, I. N. (2010). Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap
keterampilan berkomunikasi siswa kelas X MAN Kisaran. 106–116.

Sitoyo, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


Literasi Media Publishing.
Sugiyon. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suprihatiningsih. (2020). Prakarya Dan Kewirausahaan Tata Busana di
Madrasah Aliyah Pengenal dan Praktik Penggunaan Alat Jahit Mesin dan
Manual. Yogyakarta: Depublisher.
Syihab, A. N. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share Melalui
Public Speaking Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa”.
Skripsi. 1-114.
Syukur, Y., Neviyarni., & Zahri, T. N. (2019). Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Malang: CV IRDH.
Umar, Husein. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi
Kedua. Rajawali Pers: Jakarta
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20. (2003). Sistem Pendidikan
Nasional.https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08
/uu_no_20_th_2003.pdf

Wahyuni, E. (2015). Hubungan Self-Effecacy dan Keterampilan Komunikasi


dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Komunikasi Islam,
5(01), 51-82.
Wardiah, D. (2017). Peran Storytelling Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menulis, Minat Membaca Dan Kecerdasan Emosional Siswa. Wahana
Didaktika, 15(2), 42–56.
Wati, M. Y., Maulidia, I. A., Irnawati., & Supeno. (2019). Keterampilan
Komunikasi Siswa Kelas Vii Smpn 2 Jember Dalam Pembelajaran Ipa
Dengan Model Problem Based Learning Pada Materi Kalor Dan
Perubahannya. Jurnal Pembelajaran Fisika, 8(4), 275–280.
83

Wilhalminah, A., Rahman, U., & Muchlisah. (2017). Pengaruh Keterampilan


Komunikasi Terhadap Perkembangan Moral Siswa Pada Mata Pelajaran
Biologi Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah LIMBUNG. Jurnal Biotek,
5(2), 37–52.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
84

L
A
M
P
I
R
A
N
85

Lampiran 1
Pedoman Wawancara
Hari/Tanggal : 1 Februari 2021
Responden : Guru Bimbingan dan Konseling SMN 17 Kota Bengkulu
Tujuan : Mengumpulkan data tentang keterampilan komunikasi siswa

No Pertanyaan Jawaban
1. Permasalahan apa yang terjadi Banyak, tapi yang sering muncul itu kalau
pada siswa di sekolah? lagi belajar siswa kurang aktif, tidak berani
berbicara, bisa dibilang komunikasinya
tidak lancar atau keterampilan komunikasi
rendah
2. Dikelas berapa permasalahan Di kelas IX , tapi yang paling tinggi di
tersebut sering terjadi? kelas IX B banyak yang pemalu, kalau
dikelas VIII terus terang lebih ceria apa lagi
kelas VII sulit dikendalikan. Mungkin kelas
IX ini merasa dewasa kan sebentar lagi
tamat dan masuk SMA.
3. Apa saja bentuk dari Misalnya seperti ini ketika guru mengajar
keterampilan komunikasi dikelas dan melalui Zoom siswa yang
siswa yang tergolong rendah? kurang aktif, saat forum diskusi kelompok
siswa hanya sedikit berbicara, begitu juga
saat guru bertanya kepada siswa mengenai
materi pelajaran siswa hanya diam hingga
akhirnya guru menunjuk salah satu siswa
untuk memberikan jawaban sehingga siap
tidak siap siswa menuruti, kemudian dari
penyampian pendapat siswa terlihat gugup,
terbatah-batah dengan kata lain tidak fokus
banyak mendunduk kebawah ataupun
86

menoleh keatas, sehingga pendapat siswa


kurang nyambung dengan pertanyaan yang
diajukan oleh guru, bahkan terdapat juga
siswa ketika diminta pendapat sering
menghindar dengan menunjuk siswa lain
sebagai penggantinya. Pertanyaan soal
secara tertulis yang diberikan secara
langsung ataupun melalui pesan WhatsApp
dan Geoogle Form juga terdapat banyak
jawaban siswa yang belum sesuai dengan
materi pelajaran, namun perlu digaris
bawahi bahwa soal-soal yang dimaksud
berdasarkan penalaran seperti mata
pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan PKN.

4. Seberapa besar pemahaman Ya masih rendah dan kurang, seperti yang


siswa dalam keterampilan sudah dijelaskan sebelumnya.
komunikasi
5. Layanan bimbingan dan Layanan yang sering diberikan yaitu
konseling apa yang sering konseling individu, untuk layanan lainnya
diberikan pada siswa? belum terlaksanakan kerena waktu, apalagi
sekarang masih pandemic covid yang
mengharuskan jaga jarak, tidak boleh
berkerumun.
87
LAMPIRAN 2 TABULASI UJI COBA
88

LAMPIRAN 3
PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 29 96.7
Excludeda 1 3.3
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.952 40

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
VAR00001 89.59 352.466 .571 .950
VAR00002 89.59 351.037 .545 .951
VAR00003 89.31 350.793 .659 .950
VAR00004 89.45 342.042 .614 .950
VAR00005 89.24 353.547 .492 .951
VAR00006 89.38 351.172 .670 .950
VAR00007 89.03 349.534 .506 .951
VAR00008 89.59 351.037 .545 .951
VAR00009 89.34 350.877 .668 .950
VAR00010 89.41 350.966 .518 .951
VAR00011 89.03 349.534 .506 .951
VAR00012 89.55 353.113 .459 .951
VAR00013 89.10 347.739 .586 .950
VAR00014 89.10 347.096 .606 .950
VAR00015 89.41 350.966 .518 .951
89

VAR00016 89.41 352.466 .533 .951


VAR00017 89.24 351.975 .484 .951
VAR00018 89.41 350.466 .608 .950
VAR00019 89.41 350.966 .518 .951
VAR00020 89.59 351.037 .545 .951
VAR00021 89.48 354.401 .421 .951
VAR00022 89.59 349.680 .528 .951
VAR00023 89.21 350.313 .656 .950
VAR00024 89.10 347.739 .586 .950
VAR00025 89.31 346.865 .666 .950
VAR00026 89.31 349.865 .644 .950
VAR00027 89.03 349.534 .506 .951
VAR00028 89.34 351.234 .601 .950
VAR00029 89.59 351.037 .545 .951
VAR00030 89.48 347.044 .551 .951
VAR00031 89.10 347.739 .586 .950
VAR00032 89.41 352.466 .533 .951
VAR00033 89.10 347.739 .586 .950
VAR00034 89.45 342.042 .614 .950
VAR00035 89.21 350.313 .656 .950
VAR00036 89.59 351.037 .545 .951
VAR00037 89.03 346.963 .496 .951
VAR00038 89.21 350.313 .656 .950
VAR00039 89.41 347.966 .703 .950
VAR00040 89.03 349.534 .506 .951
90

LAMPIRAN 4
ANGKET KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA
PRETEST-POSSTEST

NAMA :

NAMA SEKOLAH :

KELAS :

HARI/TGL :

TUJUAN : Untuk Mengetahui Tingkat Keterampilan Komunikasi


Dikelas

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan. Silakan baca dan fahami dengan baik
setiap pernyataan tersebut. Anda diminta untuk mengemukakan apakah
pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara
memberi tanda centang dalam kotak di depan salah satu pilihan jawaban yang
tersedia, yaitu:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban
yang dianggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan
diri Anda.
Contoh:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
1 Saya berusaha memberikan respon yang baik
ketika mendengarkan teman berbicara

Terima Kasih. Selamat Mengerjakan


91

No Pernyataan Alternatif Jawaban


SS S P STS
1. Lawan berbicara saya mudah dimengerti isi
pembicaraan saya
2. saya berbicara menggunakan kata-kata yang
sulit dimengerti oleh lawan bicara
3. saya percaya diri ketika menjawab
pertanyaan dari guru mengenai materi
pelajaran
4. saya tidak berani menjawab pertanyaan
materi pelajaran kerena takut salah
5. saya tidak berani bertanya kerena takut
pertanyaan terlalu mudah lalu ditertawakan
6. Saya mampu menjelaskan ide pada saat
berdiskusi di dalam kelas
7. Ketika diminta pendapat saya akan
menghindar dengan menunjuk siswa lain
sebagai penggantinya
8. saya akan tenang saat menghadapi
perdebatan dengan lawan bicara
9. saya suka berbicara dengan membentak agar
ditakuti
10. Saya selalu berbicara dengan sopan santun
11. Saya berbicara sesuai dengan kenyataan
tanpa memikirkan perasaan lawan bicara
12. saya bisa menyesuaikan pengunaan bahasa
Indonesia dalam kegiatan formal maupun
non formal
13. saya merasa sulit menggunakan bahasa
Indonesia pada kegiatan formal dan non
formal
14. saya lebih nyaman menggunakan bahasa
daerah setiap berkomunikasi
15. saya menjawab soal secara tetulis sesuai
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa
indonesia
16. saya sering menyingkat-nyikat kalimat ketika
menjawab soal secara tertulis
17. ketika menyampaikan pendapat melalui
pesan tertulis saya menggunakan kalimat-
kalimat baku
18. saya menyampaikan pendapat melalui pesan
tertulis tidak sesuai kaidah bahasa
19. ketika berkomunikasi saya akan menatap
mata lawan bicara
92

20. menurut saya menatap mata lawan bicara


membuat konsentrasi hilang
21. mata saya akan berkedip setiap kali
menyukai pembahasan lawan bicara
22. Saya selalu memberikan tatapan sinis kepada
lawan bicara yang tidak saya sukai
23. saya berekspresi ceria setiap memulai
pembicaraan
24. ketika berkomunikasi ekspresi saya biasa saja
kepada lawan bicara
25. saya berekspresi senyum ketika menyukai
pembahasan lawan bicara
26. saya berekpresi marah ketika pendapat saya
dibantah
27. saya tertawa ketika pembahasan lawan
bicara lucu
28. saya memalingkan wajah ketika tidak
menyukai lawan bicara
29. ketika berkomunikasi saya akan mengangguk
sebagai tanda setuju
30. ketika meremehkan saya senang
menurunkan jempol kebawah
31. saya akan bertepuk tangan setiap memuji
lawan bicara
32. saya selalu menggerakan kaki ketika bosan
dengan percakapan lawan bicara
33. saya membungkukkan badan ketika bertemu
dengan orang yang lebih tua dari pada saya
34. saya akan memukul lengan teman ketika
diganggung
35. saya marah ketika teman tidak sengaja
menyenggol
36. Saya tidak suka jika ada teman memegang
tangan saya ketika berbicara
37. saya akan merangkul bahu ketika teman
bersedih
38. saya senang mengobrol dengan jarak dekat
39. saya selalu menjaga jarak ketika berhadapan
dengan orang yang baru saya kenal
40. saya merasa risih ketika duduk berdekatan
dengan lawan biacara
LAMPIRAN 5 93
TABULASI PRE-TEST

NO KK 1 KK 2 KK 3 KK 4 KK 5 KK 6 KK 7 KK 8 KK 9 KK 10 KK 1 KK 12 KK 13 KK 14 KK 15 KK 16 KK 17 KK 18 KK 19 KK 20 KK 21 KK 2 KK 23 KK 24 KK 25 KK 26 KK 27 KK 28 KK 29 KK 30 KK 31 KK 32 KK 3 KK 34 KK 35 KK 36 KK 37 KK 38 KK 39 KK 40 SKOR Kategori
1 3 3 2 3 1 4 1 3 3 3 2 3 2 1 3 2 1 1 3 2 1 1 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 78 Rendah
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 3 2 1 2 3 80 Rendah
3 1 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 69 Sangat Rendah
4 2 1 1 2 1 3 1 3 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 1 2 1 1 73 Rendah
5 1 3 2 3 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 7 Rendah
6 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 84 Rendah
7 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 75 Rendah
8 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 69 Sangat Rendah
LAMPIRAN 6 94
TABULASI POST-TEST

NO KK 1 KK 2 KK 3 KK 4 KK 5 KK 6 KK 7 KK 8 KK 9 KK 10 KK 1 KK 12 KK 13 KK 14 KK 15 KK 16 KK 17 KK 18 KK 19 KK 20 KK 21 KK 2 KK 23 KK 24 KK 25 KK 26 KK 27 KK 28 KK 29 KK 30 KK 31 KK 32 KK 3 KK 34 KK 35 KK 36 KK 37 KK 38 KK 39 KK 40 SKOR Kategori
1 4 2 4 2 1 4 1 3 2 4 2 3 2 1 3 2 4 2 3 2 4 1 4 3 4 2 4 2 4 1 4 2 4 1 3 2 3 4 1 2 106 Ting i
2 3 2 4 2 2 4 2 2 2 3 3 4 2 2 4 2 3 3 4 2 4 2 3 2 3 2 4 2 4 1 3 2 4 2 4 2 3 3 2 1 108 Ting i
3 4 2 2 2 2 3 3 3 1 4 1 3 2 1 3 1 3 2 4 2 3 1 2 1 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 4 2 4 3 1 2 93 Sedang
4 3 1 4 2 1 3 1 3 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 4 2 3 1 4 2 4 2 4 2 3 2 4 1 4 2 3 1 3 4 2 1 101 Ting i
5 4 2 3 1 2 3 1 4 2 3 2 4 1 2 4 2 4 2 3 2 3 2 4 1 4 2 3 2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 4 1 2 105 Ting i
6 3 3 3 2 3 4 2 4 2 3 3 4 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 3 2 4 2 4 2 4 1 4 3 3 1 4 2 4 4 1 1 13 Sangat Ting i
7 4 2 4 1 1 3 2 4 2 4 2 4 1 2 4 2 3 1 3 2 3 2 4 2 4 2 3 1 4 2 4 1 3 1 4 2 3 3 2 2 103 Ting i
8 4 1 4 2 2 4 2 3 1 3 1 3 2 2 3 1 3 2 2 1 3 1 3 2 3 2 3 2 4 1 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 92 Sedang
95

LAMPIRAN 7
U JI HIPOTESIS
T-Test

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 VAR00001 75.63 8 5.236 1.851
VAR00002 102.63 8 7.190 2.542

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 VAR00001 & VAR00002 8 .986 .000

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Deviati Error Difference Sig.
Mean on Mean Lower Upper T df (2-tailed)
Pair Pretest -27.000 2.204 .779 -28.843 -25.157 -34.651 7 .000
1 Posttest
96

LAMPIRAN 8
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
PERTEMUAN 1

A IDENTITAS
1. Sekolah/Instansi SMPN 17 Kota Bengkulu
2. Bidang Bimbingan Belajar
3. Jenis Layanan Layanan Bimbingan Kelompok
4. Topik/Pokok Bahasan Pemilihan Bahasa Dalam Berkomunikasi
5. Fungsi layanan Pencegahan dan Pengembangan
6. Sasaran Layanan Siswa kelas IX A
7. Waktu Pelaksanaan 2 x 45 Menit
8. Penyelenggara Anugrah Safitri
Layanan
9. Tempat Ruang kelas
10. Tugas Perkembangan Memiliki kemampuan untuk memilih bahasa
dalam setiap berkomunikasi
11. Standar Kompetensi Mengetahui penggunaan bahasa yang tepat dalam
berkomunikasi
12. Indikator - Apa Yang Dimaksud Bahasa?
- Apa Saja Fungsi Bahasa ?
- Apa Saja Jenis-jenis Bahasa?
- Bagaimana Penggunaan Bahasa Yang Efektif
Dalam Berkomunikasi ?
13. Nilai Karakter yang Rasa ingin tahu , kreatif dan mandiri
dikembangkan
B TUJUAN Siswa dapat menyampaikan pesan
LAYANAN dengan mudah dan dimengerti oleh orang lain
C. MATERI Terlampir
KEGIATAN
D. SUMBER Terlampir
E. URAIAN - Apa Yang Dimaksud Bahasa
KEGIATAN - Apa Saja Fungsi Bahasa ?
- Apa Saja Jenis-jenis Bahasa?
- Bagaimana Penggunaan Bahasa Yang Efektif
Dalam Berkomunikasi ?

Tahap Uraian Kegiatan Bimbingan Kelompok


i. Pembentukan - Salam, berdoa dan menanyakan kabar
- Anggota saling memperkenalkan diri
- Penjelasan tentang bimbingan kelompok dan
mengapa harus dilaksanakan
- Menjelaskan atur main serta asas-asas dalam
97

bimbingan kelompok
ii. Peralihan -
Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
pada tahap berikutnya
- Menawarkan atau mengamati apakah para
anggota sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
- Meningkatkan kemampuan keikutsertaan
anggota
- Bila perlu kembali pada aspek tahap pertama
iii. Kegiatan - Menetapkan masalah atau topik yang akan
dibahas terlebih dahulu
- Anggota membahas masing-masing topik
secara mendalam dan tuntas
- Kemudian pada tahap ini dilanjutkan dengan
penerapan teknik storytelling :
1) Persiapan sebelum storytelling
2) Storytelling berlangsung
3) Sesudah kegiatan storytelling
- Kegiatan selingan
iv. Pengakhiran - Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
- Anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan
- Membahas kegiatan lenjutan
- Mengemukakan pesan dan harapan
- Mengucapkan terimakasih, berdoa dan salam
F. METODE/TEKNIK Teknik Storytelling
G. MEDIA/ALAT/SUM ATK dan gambar tokoh teknik storytelling
BER
H. EVALUASI Penilaian
1. Penilaian proses
Konselor melihat keaktifan peserta layanan
dalam bertanya dan memberikan pendapat
pada saat konselor memberikan layanan
2. Penilaian hasil
Penilaian segera (laiseg)
I. TINDAK LANJUT
J. BIAYA -
Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
98

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
PERTEMUAN 2

A IDENTITAS
1. Sekolah/Instansi SMPN 17 Kota Bengkulu
2. Bidang Bimbingan Belajar
3. Jenis Layanan Layanan Bimbingan Kelompok
4. Topik/Pokok Bahasan Strategi public speaking
5. Fungsi layanan Pencegahan dan Pengembangan
6. Sasaran Layanan Siswa kelas IX A
7. Waktu Pelaksanaan 2 x 45 Menit
8. Penyelenggara Layanan Anugrah Safitri
9. Tempat Ruang kelas
10. Tugas Perkembangan Memiliki Kemampuan Dalam public speaking
11. Standar Kompetensi Memahami Strategi public speaking
12. Indikator - Apa itu Public Speaking ?
- Mengapa perlunya memahami strategi public
speaking?
- Bagaimana penerapan public speaking yang
efektif ?
13. Nilai Karakter yang Berani dan Percaya Diri
dikembangkan
B TUJUAN LAYANAN Siswa Dapat Mempelajari Seni Berbicara Dan
Berani Mengungkapkannya Didepan Umum
C. MATERI KEGIATAN Terlampir
D. SUMBER Terlampir
E. URAIAN KEGIATAN
Tahap Uraian Kegiatan Bimbingan Kelompok
I. Pembentukan - Salam, berdoa dan menanyakan kabar
- Anggota saling memperkenalkan diri
- Penjelasan tentang bimbingan kelompok dan
mengapa bimbingan kelompok harus
dilaksanakan
- Menjelaskan atur main serta asas-asas dalam
bimbingan kelompok
II. Peralihan - Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
pada tahap berikutnya
- Menawarkan atau mengamati apakah para
anggota sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
- Meningkatkan kemampuan keikutsertaan
anggota
- Bila perlu kembali pada aspek tahap pertama
(Pembentukan)
99

III. Kegiatan - Menetapkan masalah atau topik yang akan


dibahas terlebih dahulu
- Anggota membahas masing-masing topik
secara mendalam dan tuntas
- Kemudian pada tahap ini dilanjutkan dengan
penerapan teknik storytelling :
1) Persiapan sebelum storytelling
2) Storytelling berlangsung
3) Sesudah kegiatan storytelling
- Kegiatan selingan
4) Pengakhiran - Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
- Anggota kelompok mengemukakan kesan
dan hasil-hasil kegiatan
- Membahas kegiatan lenjutan
- Mengemukakan pesan dan harapan
- Mengucapkan terimakasih, berdoa dan salam
F. METODE/TEKNIK Teknik Storytelling
G. MEDIA/ALAT/SUMB ATK dan gambar tokoh teknik storytelling
ER
H. EVALUASI Penilaian
1) Penilaian proses
Konselor melihat keaktifan peserta layanan
dalam bertanya dan memberikan pendapat
pada saat konselor memberikan layanan
2) Penilaian hasil
Penilaian segera (laiseg)
I. TINDAK LANJUT
J. BIAYA -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
100

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
PERTEMUAN 3

A IDENTITAS
1. Sekolah/Instansi SMPN 17 Kota Bengkulu
2. Bidang Bimbingan Belajar
3. Jenis Layanan Layanan Bimbingan Kelompok
4. Topik/Pokok Bahasan Gaya komunikasi
5. Fungsi layanan Pencegahan dan Pengembangan
6. Sasaran Layanan Siswa kelas IX A
7. Waktu Pelaksanaan 2 x 45 Menit
8. Penyelenggara Layanan Anugrah Safitri
9. Tempat Ruang kelas
10. Tugas Perkembangan memiliki kemampuan dalam menerapkan gaya
komunikasi dikehidupan sehari-hari
11. Standar Kompetensi Mengetahui penggunaan gaya komunikasi
yang tepat
12. Indikator - Apa Yang Dimaksud Gaya Komunikasi ?
- Apa Saja Jenis-jenis gaya komunikasi ?
- Bagaimana penerapan gaya komunikasi
yang efektif ?
13. Nilai Karakter yang percaya diri, kreatif dan mandiri
dikembangkan
B TUJUAN LAYANAN Siswa dapat mengetahui dan menyesuaikan
dalam setiap berkomunikasi
C. MATERI KEGIATAN Terlampir
D. SUMBER Terlampir
E. URAIAN KEGIATAN
Tahap Uraian Kegiatan Bimbingan Kelompok
I. Pembentukan - Salam, berdoa dan menanyakan kabar
- Anggota saling memperkenalkan diri
- Penjelasan tentang bimbingan kelompok
dan mengapa harus dilaksanakan
- Menjelaskan atur main serta asas-asas
dalam bimbingan kelompok
II. Peralihan - Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh
pada tahap berikutnya
- Menawarkan atau mengamati apakah para
anggota sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
- Meningkatkan kemampuan keikutsertaan
anggota
- Bila perlu kembali pada aspek tahap
pertama
101

III. Kegiatan - Menetapkan masalah atau topik yang akan


dibahas terlebih dahulu
- Anggota membahas masing-masing topik
secara mendalam dan tuntas
- Kemudian pada tahap ini dilanjutkan
dengan penerapan teknik storytelling :
1) Persiapan sebelum storytelling
2) Storytelling berlangsung
3) Sesudah kegiatan storytelling
- Kegiatan selingan
IV. Pengakhiran - Pemimpin kelompok mengemukakan
bahwa kegiatan akan segera berakhir
- Anggota kelompok mengemukakan kesan
dan hasil-hasil kegiatan
- Membahas kegiatan lenjutan
- Mengemukakan pesan dan harapan
- Mengucapkan terimakasih, berdoa dan
salam
F. METODE/TEKNIK Teknik Storytelling
G. MEDIA/ALAT/SUMB ATK dan leptop, speker untuk video tokoh
ER teknik storytelling
H. EVALUASI Penilaian
1) Penilaian proses
Konselor melihat keaktifan peserta layanan
dalam bertanya dan memberikan pendapat
pada saat konselor memberikan layanan
2) Penilaian hasil
Penilaian segera (laiseg)
I. TINDAK LANJUT
J. BIAYA -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
102

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
PERTEMUAN 4

A IDENTITAS
1. Sekolah/Instansi SMPN 17 Kota Bengkulu
2. Bidang Bimbingan Belajar
3. Jenis Layanan Layanan Bimbingan Kelompok
4. Topik/Pokok Bahasan keterampilan komunikasi tulisan (written
cummunication)
5. Fungsi layanan Pencegahan dan Pengembangan
6. Sasaran Layanan Siswa kelas IX A
7. Waktu Pelaksanaan 2 x 45 Menit
8. Penyelenggara Anugrah Safitri
Layanan
9. Tempat Ruang kelas
10. Tugas Perkembangan Memiliki kemampuan dalam menyampikan pesan
tertulis sesuai dengan kaidah bahasa ataupun
situasi lingkungan
11. Standar Kompetensi Mengetahui cara menyampaikan pesan secara
tertulis dengan tepat
12. Indikator - Apa Itu keterampilan Komunikasi Tulisan ?
- Manfaat dan pentingnya mempelajari
keterampilan komunikasi tulisan
- Apa saja jenis-jenis keterampilan komunikasi
tulisan ?
- Bagaimana keterampilan komunikasi tulisan
yang efektif ?
13. Nilai Karakter yang Rasa ingin tahu , kreatif dan mandiri
dikembangkan
B TUJUAN Agar siswa terampil dalam membuat pesan secara
LAYANAN tertulis
C. MATERI Terlampir
KEGIATAN
D. SUMBER Terlampir
E. URAIAN
KEGIATAN
Tahap Uraian Kegiatan Bimbingan Kelompok
I. Pembentukan - Salam, berdoa dan menanyakan kabar
- Anggota saling memperkenalkan diri
- Penjelasan tentang bimbingan kelompok dan
mengapa harus dilaksanakan
- Menjelaskan atur main serta asas-asas dalam
bimbingan kelompok
103

II. Peralihan - Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh


pada tahap berikutnya
- Menawarkan atau mengamati apakah para
anggota sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
- Meningkatkan kemampuan keikutsertaan
anggota
- Bila perlu kembali pada aspek tahap pertama
III. Kegiatan - Menetapkan masalah atau topik yang akan
dibahas terlebih dahulu
- Anggota membahas masing-masing topik
secara mendalam dan tuntas
- Kemudian pada tahap ini dilanjutkan dengan
penerapan teknik storytelling :
1) Persiapan sebelum storytelling
2) Storytelling berlangsung
3) Sesudah kegiatan storytelling
- Kegiatan selingan
IV. Pengakhiran - Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
- Anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan
- Membahas kegiatan lenjutan
- Mengemukakan pesan dan harapan
- Mengucapkan terimakasih, berdoa dan salam
F. METODE/TEKNIK Teknik Storytelling
G. MEDIA/ALAT/SU ATK dan leptop, speker untuk video tokoh teknik
MBER storytelling
H. EVALUASI Penilaian
1. Penilaian proses
Konselor melihat keaktifan peserta layanan
dalam bertanya dan memberikan pendapat
pada saat konselor memberikan layanan
2. Penilaian hasil
Penilaian segera (laiseg)
I. TINDAK LANJUT
J. BIAYA -
Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
104

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
PERTEMUAN 5

A IDENTITAS
1. Sekolah/Instansi SMPN 17 Kota Bengkulu
2. Bidang Bimbingan Belajar
3. Jenis Layanan Layanan Bimbingan Kelompok
4. Topik/Pokok Bahasan Keterampilan melihat komunikasi nonverbal
5. Fungsi layanan Pencegahan dan Pengembangan
6. Sasaran Layanan Siswa kelas IX A
7. Waktu Pelaksanaan 2 x 45 Menit
8. Penyelenggara Anugrah Safitri
Layanan
9. Tempat Ruang kelas
10. Tugas Perkembangan mampu menerapakan keterampilan komunikasi
nonverbal dalam kehidupan sehari-hari
11. Standar Kompetensi Mengetahui bahwa keterampilan komunikasi tidak
hanya berbicara atau menulis tetapi dapat melalui
isyarat bahasa tubuh
12. Indikator - Apa Yang Dimaksud Komunikasi Nonverbal ?
- Apa Fungsi Komunikasi Nonverbal ?
- Bagaimana Keterampilan Komunikasi
Nonverbal Yang efektif ?
13. Nilai Karakter yang Rasa ingin tahu dan simpati
dikembangkan
B TUJUAN Agar siswa memahami komunikasi non verbal
LAYANAN yang mewakili persaan dan emosi melalui gerakan
dan isyarat bahasa tubuh
C. MATERI Terlampir
KEGIATAN
D. SUMBER Terlampir
E. URAIAN
KEGIATAN
Tahap Uraian Kegiatan Bimbingan Kelompok
I. Pembentukan - Salam, berdoa dan menanyakan kabar
- Anggota saling memperkenalkan diri
- Penjelasan tentang bimbingan kelompok dan
mengapa harus dilaksanakan
- Menjelaskan atur main serta asas-asas dalam
bimbingan kelompok
105

II. Peralihan - Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh


pada tahap berikutnya
- Menawarkan atau mengamati apakah para
anggota sudah siap menjalani kegiatan
selanjutnya
- Meningkatkan kemampuan keikutsertaan
anggota
- Bila perlu kembali pada aspek tahap pertama
III. Kegiatan - Menetapkan masalah atau topik yang akan
dibahas terlebih dahulu
- Anggota membahas masing-masing topik
secara mendalam dan tuntas
- Kemudian pada tahap ini dilanjutkan dengan
penerapan teknik storytelling :
1) Persiapan sebelum storytelling
2) Storytelling berlangsung
3) Sesudah kegiatan storytelling
- Kegiatan selingan
IV. Pengakhiran - Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa
kegiatan akan segera berakhir
- Anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan
- Membahas kegiatan lenjutan
- Mengemukakan pesan dan harapan
- Mengucapkan terimakasih, berdoa dan salam
F. METODE/TEKNIK Teknik Storytelling
G. MEDIA/ALAT/SU ATK dan leptop, speker untuk video tokoh teknik
MBER storytelling
H. EVALUASI Penilaian
1) Penilaian proses
Konselor melihat keaktifan peserta layanan
dalam bertanya dan memberikan pendapat
pada saat konselor memberikan layanan
2) Penilaian hasil
Penilaian segera (laiseg)
I. TINDAK LANJUT
J. BIAYA -
Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
106

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
PERTEMUAN 6

A IDENTITAS
1. Sekolah/Instansi SMPN 17 Kota Bengkulu
2. Bidang Bimbingan Belajar
3. Jenis Layanan Layanan Bimbingan Kelompok
4. Topik/Pokok Bahasan Etika keterampilan berkomunikasi
5. Fungsi layanan Pencegahan dan Pengembangan
6. Sasaran Layanan Siswa kelas IX A
7. Waktu Pelaksanaan 2 x 45 Menit
8. Penyelenggara Layanan Anugrah Safitri
9. Tempat Ruang kelas
10. Tugas Perkembangan Mampu menerapkan cara beretika agar
terampil dalam berkomunikasi
11. Standar Kompetensi Mengetahui bagaimana etika dalam setiap
berkomunikasi
12. Indikator - Apa Yang dimaksud Etika ?
- Mengapa Etika Penting Dalam
Keterampilan Komunikasi ?
- Bagaimana Cara Efektif Menerapan Etika
Dalam Keterampilan Komunikasi ?
13. Nilai Karakter yang memiliki tata krama atau sopan santun
dikembangkan
B TUJUAN LAYANAN Siswa dapat mengerti adap atau tata cara
yang baik dalam berkomunikasi
C. MATERI KEGIATAN Terlampir
D. SUMBER Terlampir
E. URAIAN KEGIATAN
Tahap Uraian Kegiatan Bimbingan Kelompok
I. Pembentukan - Salam, berdoa dan menanyakan kabar
- Anggota saling memperkenalkan diri
- Penjelasan tentang bimbingan kelompok
dan mengapa harus dilaksanakan
- Menjelaskan atur main serta asas-asas
dalam bimbingan kelompok
II. Peralihan - Menjelaskan kegiatan yang akan
ditempuh pada tahap berikutnya
- Menawarkan/ mengamati apakah anggota
sudah siap menjalani kegiatan selanjutnya
- Meningkatkan kemampuan keikutsertaan
anggota
- Bila perlu kembali pada aspek tahap
pertama
107

III. Kegiatan -
Menetapkan masalah atau topik yang
akan dibahas terlebih dahulu
- Anggota membahas masing-masing topik
secara mendalam dan tuntas
- Kemudian pada tahap ini dilanjutkan
dengan penerapan teknik storytelling :
1) Persiapan sebelum storytelling
2) Storytelling berlangsung
3) Sesudah kegiatan storytelling
- Kegiatan selingan
IV. Pengakhiran - Pemimpin kelompok mengemukakan
bahwa kegiatan akan segera berakhir
- Anggota kelompok mengemukakan kesan
dan hasil-hasil kegiatan
- Membahas kegiatan lenjutan
- Mengemukakan pesan dan harapan
- Mengucapkan terimakasih, berdoa dan
salam
F. METODE/TEKNIK Teknik Storytelling
G. MEDIA/ALAT/SUMBER ATK dan leptop, speker untuk video tokoh
teknik storytelling
H. EVALUASI Penilaian
1) Penilaian proses
Konselor melihat keaktifan peserta
layanan dalam bertanya dan memberikan
pendapat pada saat konselor memberikan
layanan
2) Penilaian hasil
Penilaian segera (laiseg)
I. TINDAK LANJUT
J. BIAYA -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
108

LAMPIRAN 9
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING
PERTEMUAN PERTAMA
1. Komponen Layanan Layanan Dasar
2. Bidang layanan Pribadi dan belajar
3. Topik Layanan Pemilihan bahasa dalam berkomunikasi
4. Fungsi Layanan Pencegahan dan pengembangan
5. Kelas/ semester IX B / Ganjil
6. Hari/ Tanggal Selasa / 24 agustus 2021
7. Durasi Pertemuan 60 Menit
8. Deskripsi pelaksanaan Pertemuan 1
layanan Tahap Pembentukan Pemimpin Kelompok
mengucapkan salam, menyambut siswa, dan
mengajak Anggota Kelompok untuk berdo’a,
menjelaskan pengertian, tujuan, cara
pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok
serta mengajak siswa mengucapkan janji
kegiatan bimbingan kelompok

Tahap Peralihan
PK menanyakan kesiapan siswa untuk
mengikuti BKP

Tahap Kegiatan
Pada tahap ini pemimpin kelompok
mengemukakan suatu topik dalam bimbingan
kelompok mengenai “Pemilihan bahasa dalam
berkomunikasi”. Pemimpin kelompok
mengaktifkan anggota kelompok dengan
menanyakan kepada anggota kelompok apa
yang dimaksud bahasa, apa saja fungsi bahasa,
apa saja jenis-jenis bahasa, dan bagaimana
penggunaan bahasa yang efektif dalam
berkomunikasi. Selanjutanya pemberian teknik
mendongeng (storytelling) yakni pemimpin
kelompok menyampaikan sebuah cerita
tentang Proklamator Presiden RI Ir. Soekarno
setelah itu anggota kelompok siswa
menceritakan ulang cerita dan nilai-nilai yang
dapat diambil dalam sebuah cerita tersebut.
109

Tahap Pengakhiran
Siswa diminta menyampaikan komitmen untuk
masalah yang sudah dibahas, meminta pesan
kesan untuk kegiatan BKP yang telah
dilaksanakan, mengucapkan terimakasih dan
ditup dengan doa
9. Evaluasi
a. Penilaian Proses Siswa masih terlihat ragu-ragu dan malu dalam
pendapat namun kegiatan tetap berjalan dengan
baik
b. Penilaian Hasil Diperolehnya pemahaman baru bagi siswa
terkait Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES)
dengan unsur AKURS (Acuan, Kompetensi,
Usaha, Rasa dan Kesungguhan)
1) Acuan : Apa yang siswa pikirkan tentang
Pemilihan bahasa dalam berkomunikasi
2) Kompetensi : Siswa telah mengetahui
bagaimana cara Pemilihan bahasa yang
efektif dalam berkomunikasi
3) Usaha : Siswa menerapkan teknik
mendongeng (storytelling) dalam upaya
meningkatkan keterampilan komunikasi
4) Rasa : Siswa mengungkapkan perasaan
senang untuk kegiatan bimbingan
kelompok
10. Tindak Lanjut -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
110

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING
PERTEMUAN KEDUA
1. Komponen Layanan Layanan Dasar
2. Bidang layanan Pribadi dan belajar
3. Topik Layanan Strategi publicspeaking
4. Fungsi Layanan Pencegahan dan pengembangan
5. Kelas/ semester IX B / Ganjil
6. Hari/ Tanggal Selasa, 31 agustus 2021
7. Durasi Pertemuan 55 Menit
8. Deskripsi pelaksanaan Tahap Pembentukan Pemimpin Kelompok
layanan mengucapkan salam, menyambut siswa, dan
mengajak Anggota Kelompok untuk berdo’a,
menjelaskan pengertian, tujuan, cara
pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok
serta mengajak siswa mengucapkan janji
kegiatan bimbingan kelompok

Tahap Peralihan
PK menanyakan kesiapan siswa untuk
mengikuti BKP

Tahap Kegiatan
Pada tahap ini pemimpin kelompok
mengemukakan suatu topik dalam bimbingan
kelompok mengenai “Strategi public speaking”.
Pemimpin kelompok mengaktifkan anggota
kelompok dengan menanyakan kepada anggota
kelompok apa itu public speaking, mengapa
perlunya memahami strategi public speaking,
bagaimana penerapan public speaking yang
efektif. Selanjutanya pemberian teknik
mendongeng (storytelling) yakni karakter
public speaking Najwa Shihab setelah itu
anggota kelompok siswa menceritakan ulang
cerita dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam
sebuah cerita tersebut.

Tahap Pengakhiran
Siswa diminta menyampaikan komitmen untuk
masalah yang sudah dibahas, meminta pesan
kesan untuk kegiatan BKP yang telah
dilaksanakan, mengucapkan terimakasih dan
ditup dengan doa
9. Evaluasi
a. Penilaian Proses Siswa mulai aktif dalam pendapat sehingga
111

dinamika kegaiatan tampak hidup


b. Penilaian Hasil Diperolehnya pemahaman baru bagi siswa
terkait Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES)
dengan unsur AKURS (Acuan, Kompetensi,
Usaha, Rasa dan Kesungguhan)
1) Acuan : Apa yang siswa pikirkan tentang
Strategi publicspeaking
2) Kompetensi : Siswa telah mengetahui
bagaimana penerapan public speaking yang
efektif
3) Usaha : Siswa menerapkan teknik
mendongeng (storytelling) dalam upaya
meningkatkan keterampilan komunikasi
4) Rasa : Siswa mengungkapkan perasaan
bahagia setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok
10. Tindak Lanjut -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
112

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING
PERTEMUAN KETIGA
1. Komponen Layanan Layanan Dasar
2. Bidang layanan Pribadi dan belajar
3. Topik Layanan Gaya komunikasi yang efektif
4. Fungsi Layanan Pencegahan dan pengembangan
5. Kelas/ semester IX B / Ganjil
6. Hari/ Tanggal Selasa / 7 september 2021
7. Durasi Pertemuan 60 Menit
8. Deskripsi pelaksanaan Tahap Pembentukan Pemimpin Kelompok
layanan mengucapkan salam, menyambut siswa, dan
mengajak Anggota Kelompok untuk berdo’a,
menjelaskan pengertian, tujuan, cara
pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok
serta mengajak siswa mengucapkan janji
kegiatan bimbingan kelompok

Tahap Peralihan
PK menanyakan kesiapan siswa untuk
mengikuti BKP

Tahap Kegiatan
Pada tahap ini pemimpin kelompok
mengemukakan suatu topik dalam bimbingan
kelompok mengenai “Gaya komunikasi yang
efektif”. Pemimpin kelompok mengaktifkan
anggota kelompok dengan menanyakan kepada
anggota kelompok apa yang dimaksud gaya
komunikasi ,apa saja jenis-jenis gaya
komunikasi dan bagaimana penerapan gaya
komunikasi yang efektif.
Selanjutanya pemberian teknik mendongeng
(storytelling) yakni Pemimpin Muhammad Al-
fatih sang Penakluk Konstantinopel, setelah itu
anggota kelompok siswa menceritakan ulang
cerita dan nilai-nilai yang dapat diambil dalam
sebuah cerita tersebut.

Tahap Pengakhiran
Siswa diminta menyampaikan komitmen untuk
masalah yang sudah dibahas, meminta pesan
kesan untuk kegiatan BKP yang telah
dilaksanakan, mengucapkan terimakasih dan
ditup dengan doa
9. Evaluasi
113

a. Penilaian Proses Siswa mulai aktif dalam pendapat sehingga


dinamika kegaiatan tampak hidup
b. Penilaian Hasil Diperolehnya pemahaman baru bagi siswa
terkait Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES)
dengan unsur AKURS (Acuan, Kompetensi,
Usaha, Rasa dan Kesungguhan)
1) Acuan : Apa yang siswa pikirkan tentang
Gaya komunikasi yang efektif
2) Kompetensi : Siswa telah
mengetahuibagaimana penerapan gaya
komunikasi yang efektif
3) Usaha : Siswa menerapkan teknik
mendongeng (storytelling) dalam upaya
meningkatkan keterampilan komunikasi
4) Rasa : Siswa mengungkapkan perasaan
bahagia setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok
10. Tindak Lanjut -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
114

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING
PERTEMUAN KEEMPAT
1. Komponen Layanan Layanan Dasar
2. Bidang layanan Pribadi dan belajar
3. Topik Layanan keterampilan komunikasi tulisan (written
cummunication)
4. Fungsi Layanan Pencegahan dan pengembangan
5. Kelas/ semester IX B / Ganjil
6. Hari/ Tanggal Selasa/ 14 september 2021
7. Durasi Pertemuan 60 Menit
8. Deskripsi pelaksanaan Tahap Pembentukan Pemimpin Kelompok
layanan mengucapkan salam, menyambut siswa, dan
mengajak Anggota Kelompok untuk berdo’a,
menjelaskan pengertian, tujuan, cara
pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok
serta mengajak siswa mengucapkan janji
kegiatan bimbingan kelompok

Tahap Peralihan
PK menanyakan kesiapan siswa untuk
mengikuti BKP

Tahap Kegiatan
Pada tahap ini pemimpin kelompok
mengemukakan suatu topik dalam bimbingan
kelompok mengenai “keterampilan komunikasi
tulisan (written cummunication)”. Pemimpin
kelompok mengaktifkan anggota kelompok
dengan menanyakan kepada anggota kelompok
apa itu keterampilan komunikasi tulisan ,
manfaat dan pentingnya mempelajari,
keterampilan komunikasi tulisan, apa saja
jenis-jenis keterampilan komunikasi tulisan ,
bagaimana keterampilan komunikasi tulisan
yang efektif. Selanjutanya pemberian teknik
mendongeng (storytelling) yakni J.K. Rowling
Penulis Miliarder, setelah itu anggota
kelompok siswa menceritakan ulang cerita dan
nilai-nilai yang dapat diambil dalam sebuah
cerita tersebut.

Tahap Pengakhiran
Siswa diminta menyampaikan komitmen untuk
masalah yang sudah dibahas, meminta pesan
kesan untuk kegiatan BKP yang telah
115

dilaksanakan, mengucapkan terimakasih dan


ditup dengan doa
9. Evaluasi
a. Penilaian Proses Siswa mulai aktif dalam pendapat sehingga
dinamika kegaiatan tampak hidup
b. Penilaian Hasil Diperolehnya pemahaman baru bagi siswa
terkait Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES)
dengan unsur AKURS (Acuan, Kompetensi,
Usaha, Rasa dan Kesungguhan)
1) Acuan : Apa yang siswa pikirkan tentang
apa itu keterampilan komunikasi tulisan
2) Kompetensi : Siswa telah mengetahui
bagaimana keterampilan komunikasi tulisan
yang efektif
3) Usaha : Siswa menerapkan teknik
mendongeng (storytelling) dalam upaya
meningkatkan keterampilan komunikasi
4) Rasa : Siswa mengungkapkan perasaan
bahagia setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok
10. Tindak Lanjut -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
116

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING
PERTEMUAN KELIMA
1. Komponen Layanan Layanan Dasar
2. Bidang layanan Pribadi dan belajar
3. Topik Layanan keterampilan melihat komunikasi nonverbal
4. Fungsi Layanan Pencegahan dan pengembangan
5. Kelas/ semester IX B / Ganjil
6. Hari/ Tanggal Selasa, 21 sepetember 2021
7. Durasi Pertemuan 60 Menit
8. Deskripsi pelaksanaan Tahap Pembentukan Pemimpin Kelompok
layanan mengucapkan salam, menyambut siswa, dan
mengajak Anggota Kelompok untuk berdo’a,
menjelaskan pengertian, tujuan, cara
pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok
serta mengajak siswa mengucapkan janji
kegiatan bimbingan kelompok

Tahap Peralihan
PK menanyakan kesiapan siswa untuk
mengikuti BKP

Tahap Kegiatan
Pada tahap ini pemimpin kelompok
mengemukakan suatu topik dalam bimbingan
kelompok mengenai “keterampilan melihat
komunikasi nonverbal”. Pemimpin kelompok
mengaktifkan anggota kelompok dengan
menanyakan kepada anggota kelompok apa
yang dimaksud komunikasi nonverbal, apa
fungsi komunikasi nonverbal, bagaimana
keterampilan komunikasi nonverbal yang
efektif. Selanjutanya pemberian teknik
mendongeng (storytelling) yakni kisah
Motivator Tanpa Tangan dan Kaki Nick
Vujicic, setelah itu anggota kelompok siswa
menceritakan ulang cerita dan nilai-nilai yang
dapat diambil dalam sebuah cerita tersebut.

Tahap Pengakhiran
Siswa diminta menyampaikan komitmen untuk
masalah yang sudah dibahas, meminta pesan
kesan untuk kegiatan BKP yang telah
dilaksanakan, mengucapkan terimakasih dan
ditup dengan doa
9. Evaluasi
117

c. Penilaian Proses Siswa mulai aktif dalam pendapat sehingga


dinamika kegaiatan tampak hidup
d. Penilaian Hasil Diperolehnya pemahaman baru bagi siswa
terkait Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES)
dengan unsur AKURS (Acuan, Kompetensi,
Usaha, Rasa dan Kesungguhan)
1) Acuan : Apa yang siswa pikirkan tentang
apa yang dimaksud komunikasi nonverbal
2) Kompetensi : Siswa telah mengetahui
bagaimana keterampilan komunikasi
nonverbal yang efektif
3) Usaha : Siswa menerapkan teknik
mendongeng (storytelling) dalam upaya
meningkatkan keterampilan komunikasi
4) Rasa : Siswa mengungkapkan perasaan
bahagia setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok
10. Tindak Lanjut -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
118

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING
PERTEMUAN KEENAM
1. Komponen Layanan Layanan Dasar
2. Bidang layanan Pribadi dan belajar
3. Topik Layanan Etika keterampilan berkomunikasi
4. Fungsi Layanan Pencegahan dan pengembangan
5. Kelas/ semester IX B / Ganjil
6. Hari/ Tanggal Selasa, 28 sepetember 2021
7. Durasi Pertemuan 60 Menit
8. Deskripsi pelaksanaan Tahap Pembentukan Pemimpin Kelompok
layanan mengucapkan salam, menyambut siswa, dan
mengajak Anggota Kelompok untuk berdo’a,
menjelaskan pengertian, tujuan, cara
pelaksanaan dan asas bimbingan kelompok
serta mengajak siswa mengucapkan janji
kegiatan bimbingan kelompok

Tahap Peralihan
PK menanyakan kesiapan siswa untuk
mengikuti BKP

Tahap Kegiatan
Pada tahap ini pemimpin kelompok
mengemukakan suatu topik dalam bimbingan
kelompok mengenai “Etika keterampilan
berkomunikasi”. Pemimpin kelompok
mengaktifkan anggota kelompok dengan
menanyakan kepada anggota kelompok apa
yang dimaksud etika, mengapa etika penting
dalam keterampilan komunikasi, bagaimana
cara efektif menerapan etika dalam
keterampilan komunikasi. Selanjutanya
pemberian teknik mendongeng (storytelling)
yakni kisah inspiratif pendiri Air Minum
AQUA Tirto Utomo, setelah itu anggota
kelompok siswa menceritakan ulang cerita dan
nilai-nilai yang dapat diambil dalam sebuah
cerita tersebut.

Tahap Pengakhiran
Siswa diminta menyampaikan komitmen untuk
masalah yang sudah dibahas, meminta pesan
kesan untuk kegiatan BKP yang telah
dilaksanakan, mengucapkan terimakasih dan
ditup dengan doa
119

9. Evaluasi
e. Penilaian Proses Siswa mulai aktif dalam pendapat sehingga
dinamika kegaiatan tampak hidup
f. Penilaian Hasil Diperolehnya pemahaman baru bagi siswa
terkait Kehidupan Efektif Sehari-hari (KES)
dengan unsur AKURS (Acuan, Kompetensi,
Usaha, Rasa dan Kesungguhan)
1) Acuan : Apa yang siswa pikirkan tentang
apa yang dimaksud etika dalam
berkomunikasi
2) Kompetensi : Siswa telah mengetahui
bagaimana cara efektif menerapan etika
dalam keterampilan komunikasi
3) Usaha : Siswa menerapkan teknik
mendongeng (storytelling) dalam upaya
meningkatkan keterampilan komunikasi
4) Rasa : Siswa mengungkapkan perasaan
bahagia setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok
10. Tindak Lanjut -

Bengkulu, ……….,…
Peneliti

Anugrah Safitri
NPM. A1L017026
120

LAMPIRAN 10
VERBATIM BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
MENDONGENG (STORYTELLING) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA

Kegiatan bimbingan kelompok pertama dilaksanakan pada tanggal 20


Agustus 2021 bertempat di ruang kelas IX B SMP Negeri 17 Kota Bengkulu.
Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 8 orang siswa. Siswa mengikuti
bimbingan kelompok ini berdasarkan pencapaian skor keterampilan komunikasi
yang paling rendah. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1x60 menit.
Peserta bimbingan kelompok :
PK : Pemimpin Kelompok
AK :Anggota Bimbingan Kelompok
1. AA
2. DA
3. N
4. RF
5. RY
6. MAAY
7. AF
8. MN

Verbatim Pertemuan Pertama


TAHAP PEMBENTUKAN
PK : assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
PK : bagaimana kabaranya ?
AK : baik
PK : sebelum kita mulai kegiatan kali ini ada baiknya kita berdoa terlebih
dahulu, kita berdoa seseuai kepercayaan dan agama masing-masing, kita
berdoanya dalam hatai saja ya, berdoa dimulai.
PK : berdoa selesai, ok anaka-anak sekalian udah ada yang tahu belum kenapa
ibu mengumpulkan anak-anak sekalian disini?
AK : belum
121

PK : belum ya?, ok jadi ibu sengaja mengumpkan anak-anak sekalian disini


untuk melaksanakan kegiatan yaitu salah satunya layanan bimbingan kelompok,
nah mengenai layanan bimbingan kelompok udah ada yang tahu belum?
AK : belum
PK : belum ya?, nah jadi ibu jelaskan dulu ya, jadi layanan bimbingan
kelompok itu adalah salah satu layananan yang ada di bimbingan kelompok
konseling yang terdiri dari 6 sampai 10 orang untuk membahas topik-topik
tertentu guna mencapai kemaksimalan para siswa, sudah paham ya?
AK : sudah bu
PK : nah mengenai tujuan bimbingan kelompok itu sendiri anak-anak sudah
ada yang tahu belum ?, hayo ?
AK : belum bu
PK : belum ya?, ok kita bahas lagi ya, ini pertemuan pertama jadi masih
banyak yang belum tahu, nah jadi tujuan bimbingan kelompok itu yaitu tadi
untuk mengoptimalkan kemampuan siswa, bisa dari mengoptimalkan keberanian
siswa, kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan pendapat, keterampilan
berkomunikasi dan salinng mengenal juga, jadi mudah dalam berinteraksi, jadi
ada teman baru, sudah paham ya?
AK : sudah
PK : nah cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok itu bias duduk
melingkar atau seperti sekarang ini liter U, nah tujuannya supaya kita itu lebih
saling mengenal jadi interaksinya mudah, bisa fokus seperti itu. Bisa ya
pelaksanaannya anak-anak?
AK : bisa
PK : didalam kegiatan ini nanti, ibu mengharapkan anak-anak tidak ada yang
terpaksa ya semuanya secara suka rela ya kan ?
AK : iya
PK : tidak ada yang terpaksa kan?
AK : tidak
PK : ya Alhamdulillah kalau begitu, nah ibu juga mengharapkan dalam
kegiatan ini nanti anak-anak secara terbuka dalam menyampaikan ide ataupun
pendapat jadi tidak ragu-ragu atau ada yang ingin bertanya bisa juga, nanti ibu
juga mengharapkan anak-anak sekalian untuk mengikuti tatakramanya atau sopan
santu misalnya anak-anak ketika menyampiakn pendapat mengangakat tangan
terlebih dahulu “saya bu” bisa juga ketika temannya berbicara jangan dipotong,
nah setelah selesai kegiatan ini nanti ibu mengharapkan apapun yang kita
122

bicarakan cukup orang-orang yang didalam ruangan ini saja yang tahu, jangan
dibocorkan dengan yang lain, bisa ya?
AK : bisa
PK : ok, mantap sekali, nah belum perkenalan ya
AK : belum
PK : mau dari ibu atau anak-anak dulu ?
AK : ibu
PK : ok perkenalannya sambil berdiri ya biar kenal lagi, pekenalkan nama
ibu Anugrah Safitri, ibu biasa dipanggil ibu Anugrah, tempat tinggal ibu di Air
Sebakul Perumahan Semarak Raflesia Indah Blok E no 94, nanti kalau mau ada
datang rumah ibu terbuka untuk anak-anak sekalian, hobby ibu banyak tapi bisa
disimpulkan hobby itu travling, menulis, sama satu lagi yang gak lupa hobby ibu
makan. Seperti itu saja ya perkenalanya sebutkan nama, alamat sama hobby, ok
ada yang mau ditanyakan lagi?
Perkenalan pun dimulai dan menerapkan permainan rangkai nama untuk
mendekatkan dan akrabkan anggota kelompok satu sama lain.

TAHAP PERALIHAN
PK : ok jadi itu tadinya ibu ulangi lagi jadi bimbingan kelompok itu adalah
salah satu layananan yang ada di bimbingan kelompok konseling yang terdiri dari
6 sampai 10 orang untuk membahas topik-topik tertentu guna mengoptimalakan
kemampuan siswa. Em anak-anak sekalian sudah siap kan mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok?
AK : siap bu
AK : sebelum ibu menyampaiakan topik pembahasan pada hari ini terlebih
dahulu, topik yang dibahas itu yang lagi hangat-hangatnya, boming atau yang lagi
viral, misalnya seperti yang barusan ini contoh topiknya “Motivasi Peraih
Mendali Emas Olimpiade Tokyo”, sudah tahu kan semuanya?
AK : tahu bu
PK : dari topik tersebut kita akan membahas motivasi itu apa, ciri-ciri orang
yang memiliki motivasi itu seperti apa, apa semangat, ceria sampai ke tips atau
cara memiliki motivasi yang tinggi misalnya sering-sering bergabung dengan
orang yang memiliki banyak pengetahuan atau mencari informasi baik dimedia
sosial atau secara langsung, bisa ya ?
AK : bisa
123

PK : itu tadi contohnya, nah seperti itu juga yang akan kita bahas pada
pertemuan kali ini, nah pada pertemuan ini topik pembahasanya yaitu pemilihan
bahasa dalam berkomunikasi, sebelum kita membahas bahasa terlebih dahulu ibu
membahas keterampilan komunikasi, jadi keterampilan komunikasi adalah
kemampuan dalam menyampaiakan pesan baik secara verbal maupun nonverbal.
Nah jadi bahasa ini sangat berkaitan dengan keterampilan dalam berkomunikasi,
itulah sebabnya mengapa ibu mengambil topik tersebut. Bisa kita mulai?
AK : bisa bu

TAHAP KEGIATAN
PK : nah sebelumnya anak-anak sekalian sudah ada yang tahu belum bahasa
itu apa ?
DA : alat komunikasi
PK :ok Dino katanya alat komunikasi, ayo kira-kira apa lagi anak-anak
sekalian?
AF : bahasa itu alat yang digunakan
PK : ya Dino lagi
DA : penyampian secara lisan
PK : ya penyampaian secara lisan, ada lagi?, yang diujung mungkin?
Hayo…hayo
AF : komunikasi yang sering kita ucapkan kepada orang lain
PK : ya komunikasi yang sering kita ucapkan kepada orang lain, ada lagi
nak?, cukup ya?
AK : iya cukup
PK : ya jadi betul ya yang dikatakan Dino dan tedi tadi bahasa itu adalah alat
komunikasi baik secara langsung maupun secara tertulis, sampai disini sudah
paham ya?
AK : sudah bu
PK : ok tadi kita sudah membahas bahasa tadi alat komunikasi ya baik secara
langsung maupun tertulis. Nah sekarang kira-kira fungsi bahasa itu apa ya?, ya
silahkan Mamat
MN : sebagai alat untuk menyampaikan perasaan bu
PK : ya sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan ya, ok kita tampung lagi,
ayo !
124

RF : bu, untuk menyampaikan sesuatu


PK : iya untuk menyampiakan sesuatu, ok Reko, siapa lagi ?, hayo
N : bu sarana informasi
PK : iya kata si Nur sebagai sarana informasi, kata si Reko untuk
menyampaikan sesuatu bu, kata si Mamat untuk mengungkapkan perasaan, ada
lagi tidak nak?, hayo, sudah cukup?
AK : cukup bu
PK : ya jadi benar yang dikatakan si Nur, Reko dan Mamat tadi jadi fungsi
bahasa itu bisa sebagai sarana informasi, bisa juga sebagai alat menyampaikan
sesuatu, menunkapkan persaan, suadaitu apa lagi kira-kira? pikiran bisa juga ya
MN : pendapat
PK : pendapat, ok ada lagi?, supaya orang tahu ya, ada lagi? cukup ya?
AK : cukup
PK : tadi pengertian bahasa sudah, fungsi bahasa sudah, nah macam-macam
bahasa kir-kira apa?, ayo angkat tangan dulu kita budaya kan tata tertibnya, ya
Dino
DA : bahasa Internasional, bahasa Daerah, bahasa Indonesia bu
PK : ok itu kata si Dino ya, ok andi
MAAY: bahasa Nasional
PK : bahasa Nasinal ya, ada lagi nak?, ya silahkan Tedi
AF : Nasional, Internasional, Lokal bu
PK : iya ada lagi gak nak kira-kira macam-macam bahasa itu apa?
DA : bahasa Bengkulu, bahasa Jawa, bahasa Rejang bu
PK : ya jadi benar yang dikata anak-anak ibu tadi ada bahasa Nasional,
Internasional, Lokal, bahasa Bengkulu, bahasa Sunda, Jawa jadi semua bahasa itu
benar. Nah sekarang ibu luruskan kembali macam-macam bahasa itu ada 3, bahas
Internasional, bahasa Nasional dan bahasa Lokal. Nah sekarang bahasa
Internasional itu apa ?
AK : bahasa Inggris
PK : em mantap ya sudah tahu semua, ok jadi dingat ya anak-anak bahasa
Internasioanl itu bahasa Inggris, nah fungsinya apa kalau kita paham bahasa
Internasional ini?
125

DA : lebih mudah berkomunikasi bila kita ingin keluar daerah


PK : ok benar ya yang dikatakan Dino tadi lebih mempermudah kita untuk
keluar negeri ya, ada lagi nak?, ya tedi
AF : agar kita bisa membantu orang asing keIndonesia, agar mereka tahu
tempat mana yang ingin dikunjungi
PK : oh iya, suapaya orang asing itu mendapat petunjuk ya, kita bisa bahasa
Internasioanl itu supaya orang asing itu juga mengerti, nah kita pakai bahasa
Nasional gak banyak yang tahu kan, ok ada lagi nak?, gak ya cukup
AK : cukup
PK : jadi benar yang dikatakan Dino dan Tedi tadi fungsi bahasa
Ineternasioanl tadi supaya mempermudah dalam berkomunikasi terutama sama
orang luar negeri, supaya saling paham, kalau kita menggunakan bahasa Daerah
mereka kan gak akan mengerti bahasa kita kan, intinya supaya wawasan kita itu
lebih luas lagi, bisa keliling dunia ya kita harus bisa bahasa Internasioal
PK : nah bahasa Nasional itu apa?, ya Mamat
MN : bahasa Nasional itu bahasa yang diakui bu
RY : bahasa yang berasal dari negara itu sendiri
PK : iya jadi benar bahasa Nasional tadi bahasa yang berasal dari negara itu
sendiri, bahasa induk, nah jadi kita kan orang Indonesia jadi bahasa Nasional kita
adalah bahasa Indonesia yang kita gunkan, misalnya kalau di Mesir bahasa
Nasionalnya…
AK : bahasa arab
PK : ok tadi bahasa Internasionla sudah, bahasa Nasional sudah, nah satu lagi
tadi bahasa apa?
Ak : bahasa Lokal
PK : bahasa Lokal itu apa si?
AK : bahasa Daerah
PK : ayo siapa?
DA : bahasa lokal artinya bahasa Daerah
RF : bahasa Daerah bu
MN : bahasa sehari-hari bu
PK : iya bahasa sehari-hari, ada lagi?, cukup?
126

AK : cukup
PK : ya jadi benar ya yang dikatakan sama si Dino, Reko sama Mamat tadi,
bahasa lokal itu bahasa yang digunakan dalam sehari-hari.Termasuklah tadi
bahasa Bengkulu, bahasa Jawa, bahasa Sunda, terus apa lagi?
RM : Rejang
PK : Rejang, terus bahasa pa lagi?
AK : Selatan
PK : Selatan, bahasa daerah itulah yang disebut bahasa Lokal. Jadi kalau
orang nanya bahasa Lokal itu apa, ya bahasa lokal itu bahasa yang sering kita
pakai. Misalnya untuk berinteraksi sesame teman, tetangga, seperti itu ya
AK : iya
PK : ok, jadi macam-macam bahasa tadi ada tiga
AK : Internasioanal, Nasional dan Lokal
PK : nah iya itu tadi macam bahasa nah sekarang bagaimana si cara efektif
dalam penggunaan bahasa dalam berkomunikasi?
DN : sering-sering belajar
PK : iya sering-sering belajar, ada lagi nak?, hayo, Tedi?
AF : sering-sering menggunakan bahasa itu
PK : iya sering-sering menggunakan bahasa itu, oh ya jadi rutin ya
AF : iya
PK : ok ada lagi nak, gimana ni caranya supaya efektif daelam menggunaan
bahasa ?
DA : banyak-banyak berinteraksi, banyak-banyak menggunakan bahasa asing
PK: ok, ayo ada lagi nak?, yang pojok kiri mungkin biasa, yang pojok kanan
mungkin bisa, ayo
AA : menyesuaikan situasi bu
PK : iya kata si anisa menyesuaiakan situasi, nah selanjutnya ada lagi?
RF : menyesuaikan latar belakang budaya
PK : oh iya menyesuaikan latar belakang budaya, ya jadi betul semua ya yang
dikatakan anak-anak ibu tadi cara efektif penggunaan bahasa itu yaitu bisa
menyesuaikan situasi ya kita lihat dulu yang kita ajak biacara itu siapa, kalau
127

seandainya dan berhubungan juga dengan latar belakang budaya tadi kalau
misalnya berbiacara dengan orang jawa kita bisa menggunakan bahasa Indonesia
atau bahasa jawa supaya nyambung, sudah itu tadi banyak-banyak belajar.
PK : ok, tadi kita sudah membahas pengertian bahasa, fungsi bahasa, macam-
macam bahasa sampai cara efektif penggunaan bahasa.

SELINGAN
PK : nah tampaknya anak-anak ibu sekalian sudah pada bosan ya, nah ibu ada
sedikit games namanya siap tembak dor
PK : nah tadi kita sudah melakasnakan games, bagaimana seru kan?
AK : seru
Teknik mendongeng (storytelling- persiapan)

PK : ok sekarang kita lanjut lagi ya, disini ibu akan menyampaikan sebuah
cerita, nah anak-anak ibu harap dapat menyimak dengan baik-baik ceritanya. Nah
setelah selesai ibu mintak anak-anak kembali menyampaikan ceritanya sesuai
yang ibu sampaikan sebelumnya, bisa ya nanti ya?
AK : bisa
Teknik mendongeng (storytelling-berlangsung)

PK : nah kita mulai saja ya ceritanya, nah disini ibu mau menceritakan tokoh
bapak Soekarno. Nah beliau ini sudah tidak asing lagi ya kita dengar, bapak
Soekarno ini merupakan presiden pertama Indonesia, beliau merupakan pejuang
proklamator begara kita sampai merdeka ya, bapak Soekarno ini lahir pada 6 Juni
tahun 1901, awalnya nama bapak ini bukan Soekarno tapi kerena beliaun sering
sakit jadi diganti ya terinsiprasi dari pahlawan Karna seperti difilm Mahabrata.
nah bapak soekarno ini sengaja memilih tahun kemerdekaan pada tanggal 17
agustus kerena bertepatan dengan 17 bulan Ramadhan, ya jadi beliaun ini juga
orangnya sangat relegius , bapak Soekarno ini pernah diasingkan ya salah satunya
didaerah kita ini di Bengkulu bahkan sampai sekarangpun masih ada peninggalan
ya rumah Soekarno itu, beliau juga mempunyai istri di Bengkulu yaitu Fatmawati
yang sekarang juga namanya itu diabadikan di bandara Fatmawati, istri beliau ini
juga menjahit bendera merah putih pertama kalinya. Soekarno juga lulusan dari
ITB menagambil jurusan teknik arsitektur makanya beliau juga membuat masjid
Jamik yang ada dibengkulu ini. Beliau ini juga sangat mahir dalam berbahasa dari
bahasa Inggris, Jerman, Prancis nah termasuk bahasa Pribumi kan beliau dari
Jawa ketika beliau berpidato atau menemui masyarakat beliau juga akan
menyesuaikan penggunaan bahasanya. Ketika berbiacara beliau ini membuat getar
kerena wibawanya.
128

Teknik mendongeng (storytelling-Sesudah /evaluasi)

Pk : nah ini cerita mengenai Soekarno nah sekarang siapa yang berani
mencerita ulang tokoh bapak Soekarno? Ayo…
DA : ini bapak Soekarno, yang kita ketehui bersama beliau ini mempunyai istri
yang bernama ibu Fatmawati, ibu Fatmawati pernah menjahit bendera merah
putih pertama kalinya. Mungkin hanya itu yang saya ketahui, mungkin teman-
teman ada yang ingin menlanjutkan
PK : ok, tepuk tangan untuk Dino, ok siapa lagi yang mau ?, ok Mamat ya…
MN : seperti yang kita ketahui ini adalah bapak Soekarno presiden pertama di
Indonesia, beliau lahir di Surabaya 6 Juni 1901, segitu saja bu
PK : ok tepuk tangan untuk Mamat, tadi Dino sudah, Mamat sudah, nah siapa
lagi ayo?, jangan mau kalah dengan mereka berdua, ayo, Nur ya
N : ini adalah bapak Soekarno, beliau adalah salah satu tokoh proklamasi
Indonesia, tanpa bapak Soekarno mungkin kita tidak bisa merdeka seperti
sekarang ini, beliau pernah diasingkan di Bengkulu, bapak Soekarno juga pernah
membangun masjid Jamik di Bengkulu, bapak Soekarno jug mempunyai istri
yakni R A.Kartini yang taguh yang juga menjahit bendera merah putih untuk
pertama kalinya
PK : jadi benar ya kata teman-temannya tadi , sepertinya nur kurang
kosentrasi, istri bapak soekarno bukan R A. Kartini tapi ibu Fatmawati, ibu kartini
itu tokoh pahlawan yang lain bukan istri bapak soekarno. Tapi Nur ini sudah
banyak bicara, sudah terampilan dia, tepuk tangan dong, ayo siapa lagi? semuanya
juga kebagian nanti, ayo Tedi ya
AF : ini adalah bapak Soekerno, dia dalah presiden kita yang pertama, dia
sangat hebat ,samapi mengusir penjajah dari Indonesia, ok sekian terimaksih
PK : ok tepuk tangan untuk Tedi, si Dino sudah, Mamat sudah, Nur sudah,
Tedi sudah , ayo siapa lagi?, sebelah kiri ibu bisa, ayo kita kasih semangat dulu
untuk Andi..Andi…Andi
MAAY: Ir.Soekarno menguasi berbagai bahasa seperti bahasa Belanda, Ingris,
bahasa Jerman, Soekarno juga merupakan lulusan teknik arsitektur
PK : itu kan bisa, sudah selesai, yuk tepuk tangan dulu untuk andi, ok tadi
Andi sudah mencerita tentang tokoh bapak Soekarno, ayo sekarang siapa lagi ni
yang belum? ya silahkan nak
RY : pak Soekarno lahir 6 Juni 1901 di Surabaya, beliau juga merupakan
tokoh proklamator Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
129

PK : cukup ya, ok tepuk tangan dulu untuk rima, ok siapa lagi yang belum,
Nisa ya, silahkan nak
AA : ini bapak Soekrano yang mempunyai istri bernama ibu Fatmawati yang
menjahit bendera merah putih pertama kalinya
PK : iya, tepuk tangan untuk anisa, siapa lagi belum?
AK : Reko
PK : nah ketahuan yang terakhir, Reko..Reko…Reko
RF : ini bapak Soekarno, beliau pernah ke Bengkulu, beliau pernah kuliah di
ITB mengambil jurusan teknik arsitektur
PK : gimana Reko, cukup
RF : iya bu
PK : ok tepuk tangan untuk Reko, sudah ya, Alhamdulillah anak-anak ibu
sudah aktif berbicaranya ya, kira-kira pesan yang dapat diambil dari Soekarno ini
apa, beliau ini orang bagaimana?
DA : berwibawa
MN : tegas
MAAY: pantang menyerah
RF : kuat
N : pintar berbahasa
AA : taat beragama
RY : jiwa bersosialiasi yang tingi
PK : jadi benar yang dikatakan anka-anak ibu tadi, soekrano ini sanagt
berwibawa, tegas, patang menyerah, taat beragama, juga memiliki jiwa sosialisasi
yang tinggi dan ia berkaitan dengan topik pembahasan kita tadi beliau ini juga
sangat mahir dalam berbahasa, baik Internasional, Nasioanal maupun Lokal.
Sudah paham ya sampai disini
PK : alhamdulillah ya kita sudah dipenghujung kegiatan, sebelumnya ibu mau
bertanya ni kepadannya bagaimana anak-anak agar dapat menggunakan pemilihan
bahasa yang tepat ?
DA : banyak-banyak belajar
RF : memahami latar belakang budaya
130

MN : menyesuaiakan situasi
AF : banyak-banyak mencari informasi

TAHAP PENGAKHIRAN
PK : ok kita sudah sampaidipenghujung kegiatan, kesannya gimana mengikuti
kegiatan ini
AF : senang
MN : gembira
DN : ceria
N : menambah wawasan
AF : menambah ilmu
PK : ok, sekarang pesan untuk kegiatan selanjutnya bagaimana?
AF : games lebih diperbanyak lagi
DA : mungkin waktunya lebih pagi bu
MN : mungkin sediakan makanan
PK : ok kegiatan selanjutnya nanti lebih pagi, gamesnya lebih diperbanyak,
dan sediakan makanan, nah tapi kan kita mulai dengan mambaca doa nah
sekarang kita tutup juga dengan membaca doa
PK : ok itu saja yang dapat ibu sampaikan, terimakasih banyak kepada anak-
anak sekalian yang sudah mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir, semoga
kegiatan kita ini bermanfaat, aamiin, ibu akhiri, wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
131

Verbatim Pertemuan kedua


TAHAP PEMBENTUKAN
PK : baik, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
PK : selamat pagi anak-anak
AK : pagi bu
PK : bagaimana kabarnya?
AK : baik bu
PK : baik alhamdulillah ya, sebelumnya ibu ucapkan selamat datang kepada
anak-anak sekalian dan ibu ucapakan terimakasih banyak kepada anak-anak
sekalian yang sudah meluangkan waktunya untuk berkumpul diruang kelas ini,
nah sebelum kita mulai kegiatan pada hari ini ada baiknya kita berdoa terlebih
dahulu supaya kegiatan kita berjalan dengan lancar, kita berdoa dalam hati saja ya
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, bedoa dimulai
PK : berdoa selesai, ok anak-anak sekalian sudah tahu kan kenapa ibu
mengumpulkan anak-anak sekalian disini?
AK : sudah
PK : sudah ya, kita mau ngapaian ni?
AK : melakukan bimbingan kelompok
PK : nah iya jadi kita disini mau melakukan bimbingan kelompok ya jadi ini
pertemuan yang ke?
AK : kedua

PK : pertemuan yang kedua ya, kemaren kita sudah melakukan bimbingan


kelompok melaksanakan bimbingan kelompok pertemuan pertama, nah
sebelumnya kan ibu sudah menjelaskan apa itu bimbingan kelompok, anak-anak
masih ada yang ingat kan?
AK : masih
PK : ok yang ingat silahkan mengangkat tangannya ya
RY : BKP adalah suatu grub yang berisi dari 6 sampai 10 siswa untuk
melakukan atau menentukan topik
PK : iya betul sekali ya yang dikatakan Rima, ada lagi nak?,
132

MN : untuk memanfaatkan dinamika kelompok


PK : iya memanfaatkan dinamika kelompok, ya silahkan Nur
N : untuk mengoptimalkan kemampuan siswa
PK : iya mengoptimalkan kemampuan siswa, ada lagi nak?, ya Mamat
MN : untuk melatih kepercayaan diri bu
PK : iya melatih kepercayaan diri, ada lagi nak?, sudah cukup?
AK : cukup
PK : ok, jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi, yang dikatakan si
Nur, Rima, Mamat dan yang lain-lainnya. Jadi bimbingan kelompok itu adalah
salah satu layananan yang ada di bimbingan kelompok konseling yang terdiri dari
6 sampai 10 orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna membahas
topik-topik tertentu, sampai sudah paham ya?
AK : paham bu
PK : ok sekarang tujuannya, tujuan bimbingan kelompok itu apa?, ya Dino
DA : mengembangkan kemampuan
PK : iya mengambangkan kemampuan, ya mamat
MN : melatih keberani bu
PK : ok siip, ya Rima
RY : manambah wawasan
PK : ada lagi?, cukup?
AK : cukup bu
PK : ok jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu sekalian jadi tujuan
bimbingan kelompok ya itu tadi untuk melatih keberanian, percaya diri,
keterampilan menambah wawasan guna untuk mengoptimalkan kemampuan
siswa.
PK : jadi pelaksanaan bimbingan kelompok itu ya duduk liter U atau duduk
melingkar, ibu juga mengharapakan anak-anak mengikuti kegiatan ini tidak ada
keterpakasaan jadi secara sukarela, ibu juga mengharapkan anak-anak secara
terbuka dalam menyampaikan ide ataupun pendapat jangan ragu-ragu, ibu juga
mengharapkan anak-anak secara aktif mengikuti kegiatan ini dari awal sampai
akhir kegiatan, ketika bertanya ibu mengharapakan anak-anak mengikuti aturan
yang ada, misalnya ketika temannya berbicara jangan dipotong kita tunggu
samapi selesai, nah setelah selesai kegiatan ini nanti apapun yang kita bicarakan
133

cukup orang-orang yang didalam ruangan ini saja yang tahu, jangan dibocorkan
dengan yang lain, bisa ya?

TAHAP PERALIHAN
AK : bisa
PK : ok minggu lalu kita sudah membahas topik pemilihan bahasa, em ibu
lupa ini supaya lebih akrab kita ada rangkai nama ya, masih ingat kan
AK : masih
Penerapan permainan rangkai nama dimulai untuk mendekatkan dan akrabkan
anggota kelompok satu sama lain.
PK : ok kita lanjut ya, minggu kemaren kita membahas topik salah satunya
apa? , masih ada yang ingat?
DA : pemilihan bahasa
PK : iya pemilihan bahasa, nah anak-anak masih ingat gak?, apa si pemilihan
bahasa?, ya Mamat
MN : alat komunikasi
PK : iya alat komunikasi, ada lagi?
RY : penyampaian secara lisan
RF : bahasa adalah pengucapan
PK : iya pengucapan
DA : alat komunikasi bu
PK : siapa lagi?, iya Mamat
MN : bahasa itu bisa diucapkan secara lisan maupun tertulis bu
PK : iya ada lagi nak?, ya Reko
RM : menyampaikan informasi
PK : iya menyampaikan informasi, sudah ya?
AK : sudah bu
PK : jadi betul semua ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi bahwasannya
bahasa itu adalah alat berkomunikasi, sebagai perantaranya ya, bisa secara
langsung maupun tertulis.
134

TAHAP KEGIATAN
PK : ok selanjutnya kita naik level lagi ni ok jadi topik pembahasan kita pada
pertemuan kali ini yaitu public speaking, nah iya..
MN : apa itu public speaking bu?
PK : ok Mamat ini mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi ya, Mamat bertanya
ni public speaking itu apa, ok sebelum ibu membahas, ibu ingin mengetahui
kemampuan anak-anak sekalian, nah ada yang tahu belum?, nah iya Nur
N : berbicara secara umum artinya berbicara dengan orang banyak
PK : nah iya bebicara dengan orang banyak, ya bisa, ya Andi
MAAY: seperti berpidato
PK : seperti berpidato, ada lagi?
RY : menggunakan kata yang mudah dipahami
PK : ya menggunakan kata yang mudah dipahami, ada lagi?, ok jadi yang
dikatakan sama si Nur, Rima, Andi sama si Mamat, Dino bahwasannya public
speaking itu adalah berbicara secara umum, berbicara secara umum itu sudah
mewakili baik itu ucapan, bahasa verbalnya, nonverbalnya, berbiacara didepan
orang banyak seperti itu. Selanjutnya kita sudah tahu ya pengertian public
speaking itu apa, nah mengapa kita perlu memahami strategi public speaking itu?,
ya silahkan Reko
RF : untuk mempermudah interaksi bu
PK : mempermudah interaksi, ya Andi
MAAY: menumbuhkan kepercayaan diri
PK : ada lagi, ya Mamat
MN : untuk menyampaikan ide bu
PK : iya ok, Rima
RY : agar orang mengerti maksud yang ingin kita sampaikan
PK : iya agar orang lain mengerti ya, ada lagi nak?, ayo, cukup?
AK : cukup
PK : bagus ya anak-anak ibu sudah banyak yang aktif , jadi apa si pentingnya
public speaking itu, ya itu tadi supaya kita mudah menyampaikan ide apa yang
ingin kita smapaikan tadi terus dipahami dengan orang yang mendengarnya,
selain itu juga supaya melatih kepercayaan diri, nah kita lanjut
135

DA : bu katanya penting public speaking dalam kehidupan, apa pentingnya


bu?
PK : ok nah ada pertanyaan dari dino, katanya public speaking ini penting nah
keterkaitannya dikehidupan itu apa?, ada ya tahu nak, ya silahkan
RY : menurut saya dikehidupan sekolah atau masyarakat banyak
menggunakan public speaking bu, contoh pidato bu
PK : nah itu yang pentinya salah satunya berpidato, ada lagi nak? Ya reko
silahkan
RF : profesi guru
AA : belajar dikelas
PK : iya belajar dikelas, atnpa kita sadari kita itu setiap hari berbicara didalam
kelas, itu sudah bagaian dari public speaking, ada lagi nak?, ya mamat
MN : perkerjaan juga menggunakan public speaking bu
PK : iya benar sekali sudah nyambung ke profesi itu ya, ada lagi nak? ya Reko
RF : wawancara bu
PK : ya bisa, ada lagi nak?
AF : dosen bu
PK : dosen, ada lagi nak?
DA : pengecara
PK : iya angkat tanganya gak apa-apa kita itu belajar berbicara, ada lagi nak?,
cukup?
AK : cukup
PK : bagus ya anak-anak ibu sudah aktif sudah banyak yang berbicara, jadi ya
itu tadi yang disampaikan sama teman-teman tadi Dino, public speaking ini
banyak sekali terjadi dikehidupan, misalnya seperti kita berada didepan kelas,
aeperti yang kita ini , berpidato contohnya, menjadi guru nah itu profesi. Banyak
profesi yang menutamakan public speaking, guru dosen.pengecara, dan masih
banyak lagi. Ok samapi disini sudah ya
AK : paham bu
PK : ok tadi kita sudah membahas mengapa pentingnya public speaking nah
cara menerapkannya itu bagaimana agar bisa berjalan dengan efektif., iya
MN : banyak-banyak belajar
136

PK : iya banyak-banyak belajar, Nur


N : berbicara didepan kaca
PK : iya boleh itu, ada lagi nak?
MN : mencari informasi tentang public speaking bu
PK : mencari informasi tentang public speaking, ada lagi?, jangan mau kalah
dengan Nur dan Mamat, ya Dino
DA : memahami public speaking
RY : mengetahui tujuan public speaking
PK : iya mengetahui tujuan public speaking
PK : ada lagi nak?, cukup?
AK : cukup
PK : benar ya yang dikatakan anak-anak ibu sekalian, tetapi ibu ingin
meluruskan sedikit lagi, em public speaking ini strateginya ada 3 kuasi verbal,
vokal, dan visual. Ok yang pertama itu vocal itu apa si?, ada yang tahu? , angkat
tangan ya, ya Mamat
MN : suara
PK : ya suara boleh, ada lagi, Dino
DA : nada
PK : nada, ok ada lagi?, ayo ayo gak apa-apa jawab aja dulu
RY : melodi
PK : ok jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi, vokal itu artinya
suara termasuklah nada ada yang lembut ada yang keras, ada juga yang tegas
semua itu kan termasuk suara itulah yang disebut vokal.Nah sekarang siapa yang
berani moncontohkan vokal yang bagus itu seperti apa, iya Rima
Mencontohkan vokal dengan bernyanyi “balonku”
PK : ok tepuk tangan untuk Rima, ok Rima sudah percaya diri ya. Jadi contoh
vokal yang bagus tadi yang seperti Rima tadi ya salah satunya dengan bernyanyi.
Ok sekarang kita lanjut lagi ya, tadi kan ada 3 kata, nah sekarang kita lanjut lagi
yang kedua yaitu verbal, nah verbal itu apa si?, ada yang tahu nak?
RF : mengetahui kata-kata menarik
MN : membuka pembicaraan dengan semangat bu
137

PK : iya, ada lagi?


AF : menguasi istilah-istilah asing
RY : menggunakan simbol-simbol verbal
PK : iya ada lagi? Sudah cukup?
AK : cukup
PK : ya jadi verbal itu artinya pengucapan secara langsung maupun tertulis.
Nah seperti ibu ini berbicara juga menggunakan bahasa verbal, ibu lagi nulis itu
juga termasuk verbal, cara meningkatkannya ya seperti yang disampaikan anak-
anak ibu tadi banyak-banyak menguasi istilah asing, selanjutnya juga
menggunakan kata-kata yang menarik dan mudah dipahami seperti itu ya. Ok ada
yang mau mencontohkan verbal yang bagus itu seperti apa, si rima sudah
mencontoh vokal, nah sekarang yang verbalnya siap?, iya Dino
Mencontohkan verbal seorang guru
PK : nah dino untuk meberi contoh guru mengajar, selanjutnya ada yang mau
mencoba lagi?, ya rima
Mencontohkan verbal seorang wartawan
PK : jadi sudah dapat ya contoh, si dino sama si rima yang satu menajdi guru
yang satu menjadi wartawan, jadi seperti penggunaan verbalnya yang jelas,
menurut kalian bagaimana dari kedua contoh tadi?
RF : bagus bu
DA : berwibawa
MN : volumenya lebih tegas
AF : sesuai kondisi
AA : menarik bu
MAAY: tegas
PK : iya dari kedua contoh tadi memang menarik, terus bahasanya gak
berbelit-belit ya, seperti anak-anak sekalian ketiak public speaking.. nah tadi kita
sudah membahas vocal, verbal, nah yang terakhir ini yang ketiga bisa juga melalui
visual. Ada yang tahu gak apa itu visual?, ya Tedi
AF : bisa dilihat secara langsung
PK : iya, ada lagi nak? Ya Mamat
MN : bisa dilihat dari cara berpakaian
138

PK : ada lagi?, cukup?


AK : cukup
PK : jadi benar ya yang dikatakan tedi dan mamat tadi yang telihat, yang
nampak, yang bisa dilihat lewat mata, kalau cara meningkatkan visual ini
bagaiamana nak, ya Nur?
N : berbicara melalui cermin
PK : ya selanjutnya ada lagi? Ya Reko
RF : berbicara melalui video
PK : ya ada lagi nak?, ya Dino?
DA : menyesuaikan pakaian
MN : menyesuaikan penampilan bu
PK : iya jadi benar ya yang disamapaikan anak-anak ibu visual itu kan yang
Nampak jadi cara melatihnya itu bisa berlatih lewat cermin dan bisa juga melalui
video dan bisa juga dilatih melauli penampilan pakaian kalau formal seperti apa
kalau non formal seperti apa, visual yang bagus itu seperti apa, ada yang berani
mencontohkannya
Mencontohkan visual seorang pelajar

SELINGAN
PK : ok gamesnya sudah selesai, bagaimana sekarang sudah konsentrasi lagi
ya
AK : iya bu
Teknik mendongeng (storytelling- persiapan)

PK : sekarang kita lanjut kegiatan salnjutnya, disini ibu ada cerita, ibu nanti
bercerita dlu setelah itu ananti anak-anak menceritakan ulang, bisa ya?
AK : bisa bu
PK : ok jadi pada pertemuan kali ini ibu akan menceritakan tentang, ada yang
tahu ini siapa?
RY : Najwa Shihab
139

Teknik mendongeng (storytelling-berlangsung)

PK : iya Najwa Shihab, ini adalah Najwa Shihab beliau lahir pada tanggal 16
September 1977, beliau ini merupakan lulusan serjana Hukum tetapi beliau
beralih profesi menjadi jurnalis kerena ketertarikan beliau dengan dunia yang dia
sukai yaitu jurnalis seperti repoter, wartawan. Beliau mulai naik daun atau
terkenal setelah menjadi penyiar tsunami di Aceh tahun 2004. Setelah itu beliau
diberi kepercayaan membawa program salah satunya program yang terknal itu
yakni Mata Najwa. Jadi ketika beliau ini berbicara didepan umum dia ini sangat
prokatif, sangat kritis dalam menyampaikan pendapat atau ide, ketika berdebat
sangat berani, dia juga pernah mendatangkan tokoh seperti bapak Jokowi, bapak
presiden BJ. Habibi, Susilo Bambang Yudiyono tokoh-tokoh politik yang
mempengaruhi negara kita. Beliau juga pernah mendapatkan penghargaan seperti
pada tahun 2017, 2016 sama 2018. Itulah mengapa ibu mengambil tokoh ini
kerena ketiak berbiacara di TV beliau ini sangat menguasi public speakings. Nah
itu cerita singkat dari Najwa Sihihab.
Teknik mendongeng (storytelling-Sesudah /evaluasi)

PK : ok sekarang siapa yang berani menceritakan terlebih dahulu?, ya Dino


DA : serperti yang kita lihat disini, ini adalah ibu Najwa, beliau ini lahir pada
1977, beliau ini naik daun pada tsunami di Aceh dan beliau ini dipercaya
membawa sebuah acara ditrans 7 yang bernama Mata Najwa. Kesimpulan yang
kita ambil beliau ini salah satunya public speakingnya yang sangat bagus dan
beliau ini sangat pemberani, dan berwibawa
PK : ok itu tadi dari Dino tepuk tangan dulu dong, ok siapa lagi selanjutnya
MN : siapa yang tidak kenal wanita cantik dari Timur Tengah ini yang bernama
Najwa Shihab, beliau lahir di Makasar 19 September 1977, beliau naik daun pada
2004 yaitu meliput tsunami di Aceh, beliau menang penghargaan pada 2016
sampai 2018, beliau ini juga lulusan Serjana Hukum tetapi beliau memilih untuk
menjadi jurnalis. Banyak sekali yang bisa kita ambil dari beliau ini seperti public
speakingnya yang sangat bagus dan beliau tidak takut untuk mencoba
PK : ok itu tadi dari Mamat ya, tepuk tangan untuk Mamat, siapa lagi?, Rima
RY : mata najwa atau yang disebut ibu Najwa, dia adalah jurnalis sekaligus
pembawa acara yang bernama Mata Najwa. Menurutnya ibu Najwa ini sangat
inspiratif . menurutnya acaranya sangat bagus untuk mengambil ilmu
PK : iya, terimakasih Rima, ayo tepuk tangan buat Rima, ya ada lagi, Nur
N : ini adalah ibu Najwa Shihab, beliau adalah wanita tangguh, dia lulusan
serjana hukum tetapi beralih menjadi jurnalis, public speaking nya sangat bagus,
dia berani mengambil resiko dan dia juga mendapat penghargaan dari 2016
sampai 2018 , dia juga memiliki sikap yang bertanggung jawab
140

PK : ya ok, tepuk tangan buat Nur, ada nak , ayo Reko


RF : ini adalah Najwa Shihab yang merupakan lulusan serjana hukum, namun
ia beralih kejurnalis
PK : ok tepuk tangan buat Reko, ayo siapa lagi yang belum?, Tedi
AF : ini adalah Najwa Shihab yang lahir pada 16 September 1977, Najwa
Shihab naik daun pada 2004 pada tsunami Aceh. Nilai-nilai yang dpat diambil
dari Najwa Shihab adalah berpikir kritis dan beran, tangguh dan percaya diri
PK : ok tepuk tangan buat Tedi, ya Andi
MAAY: ini adalah foto Najwa Shihab, beliau lahir pada tanggal 16 September
197, beliau pernah menjadi lulusan serjana hukum tetapi beliau berlih kejurnalis,
beliau juga pernah mewawancari presiden yaitu pak Jokowi , BJ. Habibi dan SBY
PK : ok tepuk tngan buat andi, ayo siapa lagi yang terakhir? Ayo Anisa
AA : Najwa Shihab merupakan salah satu serjana hukum yang beralih ke
jurnalis. Nilai-nilai yang dapat diambil dari beliau yakni bertanggung jawab,
berani, berwibawa dan berpikir kritis

TAHAP PENGAKHIRAN
PK : ok tepuk tangan buat anisa. Jadi anak-anak semua sudah bercerita tentang
tokoh Najwa Shihab , jadi anak-anak secara tidak sengaja suadah melatih
keterampilan public speakingnya ya, ok kita sudah dipenghujung acara,
sebelumnya ibu mau nanya gimana kedepannya dalam public speaking?
DA : banyak-banyak belajar, harus berani
RY : mengembangkan public speaking
PK : iya ada lagi, ya mamat
MN : banyak-banyak mencari informasi tentang public speaking
PK : ok banyak-banyak belajar ya, banyak-banyak mencari informasi tentang
public speaking,. Ok kesan anak-anak setelah mengikuti kegiatan ini bagaimana
DA : senang

N : menambah wawasan tentang Najwa Shihab


PK : ada lagi nak?
DA : memperbanyak ilmu
RY : dengan acara ini jadi mengetahui apa arti public speaking
141

PK : nah iya sekarang pesan untuk kegiatan selanjutnya?


MN : gamesnya diperpanjang lagi bu

PK : ok ada lagi nak?dino


DA : mungkin kegiatannya lebih srius ya, jangan banyak main lagi
PK : iya, em tadi kan kita buka dengan mebaca doa, ada baiknya kita menutup
kegiatan ini dengan berdoa juga , kita berdoa dalam hati saja menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, berdoa dimulai
PK : ok ibu ucapkan terimakasih banyak kepada anak-anak sekalian yang
sudah mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir, semoga kegiatan kita ini
bermanfaat untuk kita semua, ibu akhiri, wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
142

Verbatim Pertemuan ketiga


TAHAP PEMBENTUKAN
PK : assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
PK : selamat siang anak-anak
AK : siang bu
PK : bagaimana kabarnya?
AK : baik
PK : iya Alhamdulillah ya, sudah makan siang?
AK : sudah
PK : sebelumnya ibu ucapkan terimakasih banyak kepada anak-anak sekalian
yang sudah meluangkan waktunya untuk berkumpul diruang kelas ini, nah
sebelum kita memulai kegiatan pada hari ini ada baiknya kita berdoa terlebih
dahulu, kita berdoa dalam hati saja ya sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing, bedoa dimulai
PK : berdoa selesai, ok anak-anak sekalian ini pertemuan yang ketiga,
sebelumnya sudah tahu ya mau ngapain kita disini?
AK : sudah
PK : mau ngapain?
AK : bimbingan kelompok bu
PK : iya bimbingan kelompok, ada yang ingat bimbingan kelompok itu apa si?
DA : BKP
PK : iya itu singkatannya ya, ada lagi nak?
MN : bimbingan kelompok itu terdiri 6 sampai 10 orang utuk membahas suatu
topik
PK : iya membahas suatu topik, ada lagi nak? sudah cukup, iya jadi bimbingan
kelompok itu yang disingkat BKP, bimbingan kelompok itu adalah salah satu
layananan yang ada di bimbingan kelompok konseling yang terdiri dari 6 sampai
10 orang untuk membahas topik-topik tertentu dengan memanfaatkan dinamika
kelompok guna untuk mengembangkan kemampuan siswa, ok tujuannya ada tahu,
ada yang masih ingat?
DA : melatih kepercayaaan diri
143

PK : iya boleh melatih kepercayaan diri, ada lagi nak?


DA : melatih keberanian
PK : iya melatih keberanian, ok ada lagi?
AF : melatih keterampilan
PK : melatih keterampilan, iya Andi?
MAAY: melatih komunikasi
RY : saling mendiskusikan
PK : iya jadi betul semua ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi, jadi tujuan
bimbingan kelompok untuk melatih keterampilan, keberanian, percaya diri, saling
berinteraksi guna untuk mengoptimalkan kemampauan siswa. Nah cara
pelaksnaaan bimbingan kelopok itu ya duduk meleingkar atau bisa juga seperti
sekarang ini duduk liter U.
PK : nah didalam kegiatan ini nanti ibu mengharapkan anak-anak tidak ada
keterpaksaan dalam mengikuti kegiatan ini, apapun yang dibicarakan ibu meng
harapkan anak-anak secara terbuka dalam menyampaikan ide ataupun pendapat
jadi tidak ragu-ragu, anak-anak juga ibu harapkan secara aktif mengikuti kegiatan
ini, ketika menyampiakan pendapat misalnya mengangkat tangan terlebih dahulu
atau ketika temannya berbicara jangan dipotong agar saling menghargai, nah
setelah selesai kegiatan ini nanti ibu mengharapkan apapun yang kita bicarakan
cukup orang-orang yang didalam ruangan ini saja yang tahu, jangan dibocorkan
dengan yang lain, bisa ya?

TAHAP PERALIHAN
AK : bisa
PK : oh ibu hampir lupa, kita ada rangkai nama ya jadi setiap minggu kita
rangkai nama ya
Penerapan permainan rangkai nama dimulai untuk mendekatkan dan akrabkan
anggota kelompok satu sama lain.
PK : ok minggu lalu kita sudah mambahas, ini minggu ketiga ya , minggu
pertama kita membahas tentang pemilihan bahasa dalam berkomunikasi, sudah itu
minggu kedua public speaking, nah minggu ketiga ini kita akan membahas
tentang gaya komunikasi, em sebelumnya anak-anak sudah siap?
AK : siap
144

TAHAP KEGIATAN
PK : nah gaya itu apa si?, iya Mamat
MN : gerak bu
PK : iya gerak, Nur
N : prilaku bu
PK : prilaku, iya Reko
RF : gaya adalah cara
PK : iya cara, Nisa
AA : bentuk bu
PK : iya, Andi
MAAY: aktivitas
PK : aktivitas, ya Rima
RY : tindakan
DA : sikap
AF : perbuatan
PK : iya perbuatan, Alhamdulillah ya anak-anak ibu sudah aktif, sudah banyak
tau ya sekarang, bagus sekali berarti sudah ada kemajuan ya. Jadi gaya itu, ibu
langsung hubungkan dengan komunikasi ya, jadi gaya komunikasi itu adalah
sekulumpulan cara dalam menerapkan atau mendapatkan respon baik secara
langsung atau tertentu. Ok sekarang kita sudah mengetahui ni arti gaya
komunikasi, nah sekarang macam-macam gaya komunikasi itu apa saja?
MN : pidato
PK : pidato ya, ok ada lagi?
DA : ceramah
PK : ceramah boleh, ada lagi?
AF : wawancara
PK : wawancara, ya ada lagi nak?, ya Nisa
AA : berbicara dengan teman
RF : radio
145

DA : marah-marah
PK : iya, Mamat
MN : mengobrol
PK : ada lagi nak macam-macam gaya komunikasi?, cukup?
AK : cukup bu
PK : ok jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi, tapi ibu kemali
luruskan lagi, jadi macam-macam gaya komunikasi itu ada 3 yang pertama itu
aggressive style, passive style, sama assertive style, contohnya apa bu kok bahasa
asing semua ya? Sebenarnya ini bukan bahasa asing tapi bahasa inggris bahasa
internasional yang sudah kita bahas diminggu yang lalu. Ok yang pertama kita
bahas aggressive style ada yang tahu?
AK : tidak
PK : ok aggressive style ini artinya ucapannya menyakitkan, contohnya apa?,
iya silahkan nak
DA : mengupat
PK : Iya bisa mengupat ya, ada lagi contoh yang menyakitkan
RY : berkata kasar
PK : iya Nur
N : body shoming
PK ya body shoming, ada lagi nak?, sudah cukup?
AK : cukup
PK : ya jadi benar yang yang dikatakan anak-anak ibu tadi, yang dikatakan
mamat, dino, nur, rima gaya komunikasi yang menyakitkan itu berkata kasar,
mengupat menyindir termasuk yang body shoming tadi “kamu kurusan kamu
gendutan”. Nah yang kedua tadi passive style, itu kayak gimana, ada yang tauhu
gak arti pasif itu apa
MN : kaku
PK : kaku ya, ada lagi nak?, ya Tedi
AF : kurang berbicara
PK : benar ya yang dikatakan tedi sama mamat tadi, passive itu kaku, jarang
berbicara, sedikit seperti itu. Misalnya kita berbiacara tapi lawan kita ini diam
146

saja. Ok kita lanjut lagi ya, yang pertama aggresive, yang kedua passive yang
ketiga arsertive, aduh yang ketiga ini apa lagi bu, ayo?
MN : mungkin terbuka bu
PK : terbuka, ada lagi nak? ya Nur
N : mudah berinteraksi dengan teman
PK : nah iya itu contohnya ya, ada lagi nak? Coba persamaan kata terbuka
apa?
AF : bernegosiasi
PK : ya bernegosiasi bisa jadi, ada lagi nak?
DA : saling bertukar pikiran
MN : kompromi
PK : ya kompromi bisa itu, ada lagi?
RY : saling membantu
PK : ada lagi, cukup ya?
AK : cukup bu
PK : ya jadi benar yang dikatakan anak-anak ibu tadi assertive itu bisa
menerima dan menolak, bisa dikomropikan, bisa didiskusikan dulu istilahnya itu.
Nah itu tadi macam-macam gaya komunikasi, ada berapa tadi
AK : ada 3
PK : apa saja?
AK : aggressive style, passive style, sama assertive style
PK : kalau aggressive
AK : menyakitkan
PK : kalau passive
AK : kaku
PK : kalau assertive
AK : terbuka
PK : tadi kita sudah membahas pengertian gaya komunikasi, macam-macam
gaya komunikasi. nah sekarang bagaimana cara meningkatkan gaya komunikasi ?
147

DA : banyak-banyak belajar
PK : iya banyak-banyak belajar, ada lagi?
N : sering-sering berinteraksi
PK : iya, ada lagi nak?, ya Mamat
MN : berempati
PK : iya berempati, iya Tedi
AF : menggunakan kata mutiara
MAAY: bersikap terbuka
DA : saling menghargai bu
PK : ok, ada lagi nak?, ya Reko
RF : mendengarkan yang aktif bu
PK : ok, ya Nisa
AA : menggunakan ekspresi
N : berprilaku yang sopan
PK : iya berprilaku yang sopan, Alhamdulillah ya anak-anak ibu sudah aktif,
sudah ada kemajuan setiap pertemuan, ibu senang sekali sudah berbicara semua
ya, kedepannya seperti itu terus ya
DA : mau bertanya bu
PK : iya Dino silahkan
DA : berempati itu apa bu?
PK : nah ini ada pertanyaan dari Dino, katanya empati itu apa, tadi yang
menyatakana empati itu dari Mamat ya, nah sekarang ibu mau nanya ni sama
anak-anak empati itu apa si? ,ada yang tahu gak?
N : ikut merasakan
PK : iya ikut merasakan ya Nur, ya sekarang siapa yang ingin menyampaikan
pendapatnya?, ya Reko
RF : ikut senang maupun susah
PK : ya bagus sekali ya, ikut senang maupun susah, ok nah sekarang sudah
tahu ya Dino arti empati, em Dino bagaimana sudah puas atau masih kurang?
148

DA : masih kurang
PK : nah masih kurang, Dino mintak contohnya, nah sekarang ada yang bisa
memberi contoh empati ?
MN : misalnya tedi kehilangan uang bu, saya ikut merasakan kesedihan dia bu,
setidaknya saya bisa mencarikan uang itu bu, atau menasehatinya supaya tidak
kehilangan lagi bu
PK : iya bagus sekali ya contohnya, tepuk tangan dulu dong, ok ada lagi yang
ingin memberi contoh?, ya Tedi
AF : jadi motor Reko sedang mogok dijalan motornya bu jadi saya dengan
membantu Reko untuk mendorong motor Reko kebengkel untuk diperbaiki.
PK : nah iya itu contoh dari Tedi ya, bagus ya dua-dua contoh tadi, tepuk
tangan dong untuk Tedi, ada lagi yang ingin mengasi contoh?
AK : cukup bu
PK : iya cukup ya, nah bagaimana Dino kira-kira sudah puas?
DA : puas bu
PK : ok, nah itu contoh dari empati ya

SELINGAN
PK : nampaknya anak-anak iu sudah pada lesu ya gimana kalau kita games
biar semangat
PK : ok gimana seru kan gamesnya tadi?
AK : seru bu
PK : seru ya, sekarang sudah konsentrasi lagi ya, ok kita lanjut kegiatan
selanjutnya ya
Teknik mendongeng (storytelling- persiapan)

PK : ok dipertemuan pertama kita sudah membahas cerita tentang bapak


soekarno, pertemuan kedua Najwa Sihab, nah yang ketiga ini kira-kira siapa ya,
ibu gak bawak gambarnya ya jadi media kali ini akan digantikan dengan video.
Jadi anak-anak nanti melihat videonya, setelah melihat videonya baru nanti anak-
anak menceritakan ulang isi video itu seperti apa sama nilai-nilai yang dapat
diambil dari tokoh yang diceritkan, bisa ya?
AK : bisa
149

PK : sebagai pembukaannya ibu akan menceritakan terlebih dahulu jadi topik


kita kan gaya komunikasi kita mengambil dari pemimpin yang mendapat gelar Al-
Fatih ada yang tahu gak siapa?
Teknik mendongeng (storytelling-berlangsung)

PK : ya Sultan Mahmed II, nah beliau ini adalah penakhluk Konstatinopel


kalau kita belajar agama biasanya dijelaskan secara singkat kisahnya itu,
konstatinopel itu dimana si ada yang tahu gak?
AK : belum
PK : belum ya, kalau dulu namanya Konstatinopel kalau sekarang namanya
Istanbul Turki, tahu Turki kan?
AK : tahu
PK : nah turki itu mempunyai banyak sejarah nah salah satunya ini,
sebenarnya sudah ada hadisnya dari rasul nabi kita “Kota Konstantinopel akan
jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik
pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik
pasukan.” Untuk lebih lengkapnya ibu sudah menyiapkan videonya, silahkan
tonton videonya
Teknik mondongeng (storytelling) melalui media video
PK : nah ini tadi cerita dari tokoh Al-fatih, jadi anak-anak kan sudah
menonton videonya dari awal sampai akhir, nah sekarang seperti yang sudah ibu
sampaikan tadi anak-anak kembali menceritakan ulang mengenai tokoh yang
ditonton tadi, ok siapa yang berani duluan?
Teknik mendongeng (storytelling-Sesudah /evaluasi)

DA : pelajaran yang dapat diambil dari mahmed Al-fatih ini tangguh,


berwibawa dan tidak pantang menyerah dan berani mencoba
PK : ok itu dari Dino tadi, nah sekarang siapa lagi, angkat tangannya, jangan
mau kalah dengan Dino, iya Mamat
MN : Mahmed Al-Fatih ini adalah seorang pemimpin yang pemberani bu,
beliau mampu memimpin perang dan memangkaannya, beliau memiliki sifat yang
bijaksana dan memiliki jiwa toleransi yang tinggi
PK : iya itu dari mamat ya, , selanjutnya siapa lagi ayo yang mau bercerita,
tadi Reko ya
RF : bisa kita lihat mahmed alfatih pemimpin diusia yang muda, dia sangat
tangguh dan pemberani
150

PK : sangat tangguh dan pemberani ya, nah itu Reko sudah, ayo siapa lagi
yang belum? ayo angkat tangannya, jangan kalah dengan si Dino, Mamat, Reko.
Iya Nur
N : Sultan Mahmed adalah pemimpin yang sangat kuat, beliau juga memiliki
jiwa social yang sangat tinggi, bertanggung jawab, taat beragama dan memiliki
toleransi yang tinggi
PK : ya benar sekali ya, siapa lagi ayo?, ya tedi silahkan
AF : Mahmed Al-Fatih adalah orang termudah yang bisa mengikuti
pertempuran dan memenangkannya, dia bisa mengalahkan benteng yang terkuat
dan dia orang yang sangat patuh kepada agama, baik, dan tidak sombong
PK : itu ya, kan bisa Tedi, ayo siapa lagi?
MAAY: Alfatih adalah seorang pemimpin yang berusia mudah, dia juga
memangkan peperangan
PK : iya lanjut andi
MAAY: Mahmed Al-Fatih adalah sorang pemimpin yang memiliki sifat pantang
menyerah, jiwa sosialisasi yang kuat dan pantang menyerah
PK : iya, ok siapa lagi ni yang belum? Iya Nisa
AA : Mahmed Alfatih adalah orangnya yang bertakwa dan bijaksana
PK : ok, iya Rima
RY : Mahmed Al-Fatih bisa menangkan perang, pemimpin yang mudah yaitu
20 tahun, beliau memiliki jiwa toleransi yang tinggi, bertakwa dan pantang
menyerah

TAHAP PENGAKHIRAN
PK : ok ya jadi sudah semua ya anak-anak ibu menceritakan ulang tokoh Al-
Fatih, tepuk tangan dong untuk semuanya, nah ok gak terasa ya kita sudah
memasuki tahap akhir , em sebelumnya kita tadi membahas gaya komunikasi, jadi
kedepannya gaya komunikasi yang baik itu kayak mana?, ya Reko
RF : banyak-banyak belajar bu
PK : banyak-banyak belajar, ya Dino
DA : gaya komunikasi yang sopan dan santun
PK : iya gaya komunikasi yang sopan dan santun
151

N : banyak-banyak berinteraksi
MN : lebih banyak mengobrol kepada teman
PK : iya banyak-banyak mengobrol kepada teman, ada lagi?, cukup ya?
AK : iya
PK : ya jadi kedepannya gaya komunikasi yang efektif itu ya banyak-banyak
belajar, banyak-banyak berinteraksi, selanjutnya juga menggunakan sopan dan
santun, saling menghargai dan sebagainya sperti yang sudah kita bahas
sebelumnya. Nah ok gimana kesannya setelah mengikuti kegiatan ini?
DA : senang
PK ; senang ya Dino, Nur?
N : menambah ilmu
AF : gembira
AA : menambah wawasan
MAAY: bahagia
PK : bahagia, reko
RF : dari yang tidak tahu menjadi tahu bu
PK : iya dari yang tidak tahu menjadi tahu, iya ada lagi nak?, cukup?
AK : cukup
PK : nah pesan untuk kegiatan selanjutnya bagaiamna?, ya Tedi
AF : diperbanyak gamesnya bu
PK : diperbanyak gamesnya, ada lagi, cukup?
AK : cukup
PK : ok berarti kita lebih kreatif ya, gamesnya kata tedi lebih diperbanyak,
lebih seru ya. Ok nah tadi kita kan sudah membuka kegiatan ini dengan berdoa,
ada baiknya kita menutup kegiatan ini dengan berdoa juga , kita berdoa dalam hati
saja menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dimulai
PK : ok ibu ucapkan terimakasih banyak kepada anak-anak sekalian yang
sudah mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir, semoga kegiatan kita ini
bermanfaat, aamiin, ibu akhiri, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
152

Verbatim Pertemuan keempat


TAHAP PEMBENTUKAN
PK : assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
PK : selamat pagi anak-anak
AK : pagi bu
PK : bagaimana kabarnya?
AK : baik bu
PK : iya Alhamdulillah ya, hari ini cuacanya mendung, hujan, tapai gak apa-
apa yang penting kita masih semangat ya
AK : iya bu
PK : semangat 45, sebelumnya ibu ucapkan terimakasih banyak kepada anak-
anak sekalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk berkumpul diruang
kelas ini, nah sebelum kita memulai kegiatan pada hari ini ada baiknya kita berdoa
terlebih dahulu, kita berdoa dalam hati saja ya menurut agama dan kepercayaan
masing-masing, bedoa dimulai
PK : berdoa selesai, nah anak-anak sekalian sudah tahu belum kenapa kita
kumpul disini?
DA : melaksanakan bimbingan kelompok
PK : iya, ada lagi?, kita disini mau ngapain?
RF : diskusi bu
AF : melaksanakan BKP
PK : iya, jadi benar ya kita disini mau melaksanakan bimbingan kelompok,
bimbingan kelompok itu apa si? Ya Dino
DA : BKP adalah kegiatan berdiskusi 6 sampai 10 orang
PK : ok, ada lagi nak?, ya jadi kita disini akan melaksanakan bimbingan
kelompok. Bimbingan kelompok itu adalah salah satu layananan yang ada di
bimbingan kelompok konseling yang terdiri dari 6 sampai 10 orang untuk
membahas topik-topik tertentu dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Tujuannya ya itu tadi untuk mengembangkan kemampuan siswa, melatih bertani
berbicara didepan umum, dan melatih kepercayaan diri.
153

PK : nah cara pelaksanaannya bisa duduk liter U atau duduk melingkar. Nah
didalam kegiatan ini nanti harapananya anak-anak dapat mengikuti kegiatan ini
tidak ada keterpakasaan dan terbuka dalam menyampaikan pendapat, anak-anak
juga ibu harapkan secara aktif mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir
kegiatan, ketika menyampaikan pendapat misalnya mengangakat tangan terlebih
dahulu atau ketika temannya berbicara jangan dipotong, nah setelah selesai
kegiatan ini nanti ibu mengharapkan apapun yang kita bicarakan cukup orang-
orang yang didalam ruangan ini saja yang tahu, jangan dibocorkan dengan yang
lain, bisa ya?
AK : bisa bu

TAHAP PERALIHAN
PK : nah mantap, em pada pertemuan yang lalu, ini minggu keempat ya,
minggu yang lalu masih ingat kita membahas topik apa?
AK : masih
PK : iya apa?, coba angkat tangan
MN : gaya komunikasi bu
PK : iya, jadi benar yang dikatakan Mamat tadi, minggu lalu kita membahas
gaya komunikasi, nah ada yang masih ingat gaya komunikasi itu apa ?
RF : aktivitas bu
DA : sikap bu
PK : iya aktivitas, ada lagi?
AF : berprilaku
PK : iya ada lagi nak?, cukup
AK : cukup
PK : iya jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu barusan, ibu ulangi lagi
jadi gaya komunikasi adalah tata cara untuk menerima respon dari si penerima.

TAHAP KEGIATAN
PK : ok pada pertemuan kali ini kita akan membahas topik yaitu mengenai
keterampilan komunikasi tertulis. Nah kan minggu lalu kita sudah membahas
pengertian komunikasi nah kalau ditambahi komunikasi tulisan apa sia artinya?,
ada yang tahu?
MN : manyampaikan ide secara tertulis
154

PK : ok ada lagi nak?


RF : gemar dalam menulis bu
PK : iya, ada lagi nak?
AA : skill dalam menulis bu
PK : iya skill, ada lagi?
MAAY: kemampuan dalam menulis
PK : iya jadi benar yang dikatakan anak-anak ibu sekalian, bahasannya
keterampilan komunikasi tertulis itu adalah kemampuan dalam menyampaikan
pesan melalui tulisan. Nah sekarang manfaatnya apa si keterampilan komunikasi
tulisan ini?
MN : dapat menguasai kemampuan dasar bu seperti membaca, menulis, dan
berhitung
PK : iya benar sekalian, kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung,
ada lagi nak?
AF : komunikasi yang bisa menghasilkan uang bu
PK : iya contohnya apa ?, iya reko
RF : menjawab soal uruain bu
MAAY: mahasisswa harus menyelesaikan skripsi sebelum wisuda
PK : ok, ada lagi nak?, nur
N : contohnya penulis novel Andrea Hirata penulis novel Laskar Pelangi
atau penulis wattpad bu
PK : iya jadi itu ya salah satu manfaat komunikasi tertulis, ok ada lagi yang
ingin berpendapat?, cukup?
AK : cukup
PK : cukup ya, ok jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi jadi
manfaatnya itu bisa menghasilkan uang,, bisa terkenal juga kan, bisa menguasai
kemampuan dasar ya membaca, menulis, dan berhitung ya. Nah sekarang kita
sudah tahu manfaatnya apa, nah selanjutnya macam-macam keterampilan
komunikasi tertulis itu apa saja?
MN : saya bu
PK : iya Mamat
MN : Whatsapp bu
155

PK : iya WA ya, ok ada lagi nak?, ya tedi


AF : Telegram
AA : Bloger
PK : iya boleh, iya Dino
DA : ruang guru
PK : iya bisa itu
RF : SMS
RY : Browsur bu
PK : iya boleh, ada lagi nak?, ayo siapa lagi belum berpendapat, anisa
AA : Instagram bu
PK : ok anak-anak jadi benar ya yang disampaikan anak-anak ibu barusan tadi
bahwasannya, jenis-jenis keterampilan komunikasi tulisan itu seperti naskah,
whatsapp, SMS, terus spanduk ya. Tapi ibu mau meluruskan sedikit lagi, nah jadi
jenis-jenis keterampilan komunikasi tulisan ini ada 2 yaitu komunikasi elektronik
dan non elektronik.
PK : nah yang elektronik itu yang bagaimana?, ya itu tadi whatsapp, SMS nah
yang elektronik itu yang tidak dicetak ya. Nah kalau yang elektronik tadi yang
dicetak. Nah naskah itu termasuk non elektronik, sudah itu surat sama spanduk,
baliho yang Nampak secara langsung. Jadi sekarang bisa ya bedakan jenis-jenis
keterampilan komunikasi tertulis. Nah kita sudah tahu pengertian, jenis-jenis nah
kita langsung praktek ajak ni, gimana setuju gak?
AK : setuju
PK : kita melatih keterampilan komunikasi tulisan, ok anak-anak ibu siapa
yang berani, ayo?, iya Dino silahkan
DA mempraktekkan menulis karangan pantun “kalau ada sumur diladang boleh
dibuka numpang mandi, kalau ada umur yang panjang, boleh kita bertemu lagi”
PK : iya tepuk tangan untuk Dino, ini karya Dino, anak-anak ada yang mau
mencoba lagi, ayo jangan mau kalah dengan Dino, ya Reko
RF : mempraktekan menulis karangan “hidup untuk makan, makan untuk
hidup”
PK : ok, jadi maknanya apa itu?
RF : makan no 1 bu
156

PK : iya, jadi gak makan gak bisa hidup ya, tepuk tangan buatt reko, ok ada
lagi yang nau mencoba, tadi Dino sudah, Reko sudah siapa lagi ni?
RM : perwakilan dari yang wanita bu
PK : ok yang wanita boleh siapa?
N : mempraktekkan menulis karangan “jangan pernah menjadi pelangi untuk
orang yang buta warna”
PK : oh, maksudnya apa nak?
DA : bu saya tahu maksudnya
PK : iya Dino
DA : untuk apa memperjuangkan orang yang tidak mengharapakan bantuan
kita bu
PK : iya maksudnya jangan pernah mengharapkan orang, lebih baik kita
mandiri ya, ok terimakasih Nur, tepuk tangan untuk Nur, ada lagi nak yang ingin
memperlihatkan karya tulisnya?, iya Andi
MAAY mempraktekkan menulis karangan “ tetaplah memberi tanpa mengingat
dan menerima tanpa berdebat”
PK : iya maknanya apa Andi?
MAAY: kita tidak boleh pamrih bu
PK : ok tepuk tangan buat andi, ok terimaksih anti, sudah 4 orang tadi ya,
karyanya bagus-bagus semua, tepuk tangan dong buat kita semua. Ok kita lanjut
lagi ya, pembahasan kita belum selesai ya, tadi pengertian keterampialn
komunikasi tertulis sudah, jenis-jenis sekaligus contohnya sudah. Nah sekarang
bagaimana cara penerapannya agar efektif dalam keterampialn komunikasi
tertulis?, ya reko
RF : misalnya menggunakan huruf besar, huruf kecil
PK : iya penggunaan huruf besar dan kecil yang tepat ya, nisa
AA : banyak-banyak belajar
PK : iya ada lagi nak?, ayo, iya dino
DA : tulisan itu harus sesuai EYD bahasa Indonesia
PK : iya harus sesuai dengan EYD bahasa Indonesia, nah anak-anak
sebelumnya sudah tahu ?, ya tedi
AF : yang menggunakan huruf titik koma dan garis miring
157

PK : iya, ada lagi nak?


N : menggunakan kata baku
PK : kata baku itu apa?
N : padat dan jelas
PK : contohnya tulisan undang-undang, ya ada lagi?
MAAY: tulisan pidato
PK : ok, jadi banayak sekalian cara dalam meningkatkan keterampilan
komunikasi tulisan, salah satunya yaitu memahami penggunaan bahasa Indonesia
seperti EYD nya, kaidah bahasa seperti titik koma, garis miring, sudah itu huruf
besar huruf kecil, sudah itu menggunakan huruf baku terdapat pada naskah
tertentu, contohnya undang-undang dan naskah pidato. Ok kita sudah membahas
pengertian, jenis-jenis dan cara meningkatkannya.

SELINGAN
PK : tampaknya anak-anak ibu sudah pada lelah ya, gimana kalau kita games
dulu
PK : ok gamesnya sudah selesai ya, gimana sudah konsentrasi lagi, buang dulu
ya rasa kantuknya walaupun kadang panas kadang hujan kayak gini ya,
AK : iya bu
PK : ok bisa kita lanjut?
AK : bisa
Teknik mendongeng (storytelling- persiapan)

PK : ok sekarang ibu akan mencerita sebuah kisah mengenai salah satu tokoh,
em beliau ini sangat ahli dalam menulis kerena kita pembahasannya keterampilan
dalam menulis jadi kisah ini juga tentang menulis. Kali ini ibu menceritakan
tokoh perempuan, dia sangat ahli dalam menulis dan sangat terkenal didunia, ada
yang kenal atau dada yang tahu film Herry Potter ?
AK : tahu bu
PK : iya tentang film yang berbau keajiban gitu ya
RF : banyak sihirnya
Teknik mendongeng (storytelling-berlangsung)

PK : iya banyak sihirnya ya, nah jadi dibalik terkenalnya sebuah film itu
ternyata penulisnya adalah seorang wanita, dia bernama JK. Rowling, beliau
158

berasal dari London Inggris, jadi beliau ini sebelum menulis sudah menjadi single
parent atau seorang janda sudah mempunyai anak satu. Kemudian beliau itu
memang aktif pada jurnalis berbaur tulisan juga itu, nah jadi sebelum beliau
menjadi penulis terkenal ada juga perjuangannya bahkan beliau itu tidak memiliki
mesin TIK, kalau zaman dulu mesin TIK ya kalau sekarang sudah ada leptop atau
komputer, beliau juga sempat ditolak 12 penerbit, penerbit itu tempat untuk
mencetak sebuah buku. Diterjemahkan hingga dibuat film, ok untuk kisah
lanjutnya nanti ibu akan tampilan lewat video
Menceritakan tokoh melalui video
PK : selesai ya, ok anak-anak ini cerita dari tokoh JK.Rowling gimana seru
kan cerita nya ?
AK : seru bu
RF : bagus
MAAY : menarik sekali
Teknik mendongeng (storytelling-Sesudah /evaluasi)

PK : ok seperti biasanya ni, siapa yang mau duluan menceritakan tokoh


tentang JK.Rowling ?, ya Reko silahkan
RF : siapa si yang gak kenal film Herry Potter itu dituliskan wanita tangguh
yang bernama JK.Rowling . wanita itu sangat hebat menulis novel-novel yang ada
didunia bu. Beliau juga pernah hidup susah bu. Nilai-nilai yang dapat kita ambil
dari wanita itu yaitu tetap semangat, pantang menyerah
PK : ok tepuk tangan buat Reko, sudah berani berbicara Reko ya, mantap
sekali. Ok selanjutnya siapa lagi nak?, Tedi
AF : iya ini adalah JK.Rowling, dia adalah seorang yang membuat buku yang
bernama Herry Potter, dia ini adalah single parent dan dia mempunyai 3 anak,
dulu dia membuat buku yang tidak diinginkan penerbit lalu ia tidak pantang
menyerah lalu kembali membuat buku hingga akhirnya diterima penerbit dan
akhirnya dia terkanal dan menjadi orang yang paling sukses. Nilai-nilai yang
dapat diambil jangan pernah menyerah ketika sudah gagal harus mencoba lagi
PK : ok terus mencoba ya tedi, ok tepuk tangan buat tedi, ok selanjutnya
siapa lagi ni?, jangan mau kalah sama Reko dan Tedi, iya Nur
N : JK.Rowling adalah single parent yang menciptkan buku Herry Potter,
mulainya tidak semulus yang kita bayangkan bisa merilis buku Harry Potter, salah
satu ujiannya JK.Rowling memiliki hidup yang tidak enak, JK.Rowling tidak
pernah putus asa untuk mencoba dari beberapa buku yang ditolak oleh penerbit
dan akhirnya bisa menjadi buku yang laris didunia. Pelajar yang dapat diambil
159

dari JK.Rowling adalah jangan pernah berhenti untuk mencoba, jangan pernah
takut kegagalan jadikan kegagalan itu motivasi untuk hidup
PK : ok tepuk tangan buat nur, sekarang siapa lagi?, Reko sudah, tedi sudah,
nur sudah. Iya Nisa
AA : JK.Rowling adalah seorang penulis asal inggris, iya menulis judul buku
Harry Potter. Nilai-nilai yang dapat kita ambil jangan mudah menyerah dan
bertanggung jawab
PK : ok tepuk tangan buat anisa, ok siapa lagi ni?, iya andi silahkan
MAAY : JK.Rowling adalah penulis buku Herry Potter. Berkat novel tersebut ia
menjadi wanita terkaya didunia dengan jumlah sekitar $ 1 miliar dollar AS atau
sekitar 14.8 triliun rupiah pada tahun 2018. Nilai-nilai yang dapat kita ambil dari
JK.Rowling adalah semangat, jangan menyerah, berkerja keras dan bertanggung
jawab
PK : ok tepuk tangan buat Andi, jadi novel Harry Potter Jk.Rowling menjadi
wanita terkaya didunia, penulis miliarder pertama didunia, biasanya kan penulis
itu hidupnya biasa-biasa saja kan, nah dia mampu berkat karyanya yang
mendunia. Ok siapa lagi ni?, ya Rima silahkan
RY : JK.Rowling berhasil menulis buku yang berjudul Herry Potter yang
mendunia. Nilai-nilai yang dapat kita ambil yaitu menjadi wanita tangguh,
semangat dan pantang menyerah
PK : ok tepuk tangan buat rima, ok rima walaupun sakit tapi suaranya masih
jelas ya, kita doakan semoga rima cepat sembuh ya
AK : aamiin
PK : ok siapa lagi ni yang belum?, ya mamat
MN : JK.Rowling adalah seorang penulis asal inggris dengan maha karyanya
serial novel Herry Potter, ia lahir pada tanggal 13 Juli 1965 di Edinburgh,
Skotlandia. Beliau seorang single parent dengan 3 anaknya. Nilai-nilai yang dapat
diambil dari JK.Rowling ini adalah sikap yang pantang menyerah dan terus
mencoba
PK : ok tepuk tangan buat Mamat, iya Mamat sudah, siapa lagi si yang
belum?, iya Dino
DA : siapa si yang tidak kenal film Harry Potter, film tersebut ciptaan dari
JK.Rowling. beliau adalah seorang wanita yang semasa hidupnya suram dan
beliau terus mencoba untuk mneerbitkan novel-novel yang bagus. Nilai-nilai yang
dapat kita ambil dari beliau adalah bahwa usaha tidak akan pernah mengkhiati
hasil, tetap bersyukur dan pantang menyerah
160

TAHAP PENGAKHIRAN
PK : ok tepuk tangan buat dino, ok semuanya sudah bercerita sudah banyak
yang berbicara, luar biasa sekali, tepuk tangan lagi. Ok ni kita sudah
dipenghujung acara ni. Nah kedepannya ni kita kan sudah tahu keterampilan
komunikasi tertulis itu seperti apa kan, anak-anak kedepannya gimana ni?
N : sering-sring menulis
PK : iya sering-sering menulis nur, ok reko
RF : terus-terus belajar dengan giat bu
AF : sering-sering belajar bu, sering-sering membaca
PK : ok begitu ya kedapannya kita sudah membahas keterampilan komunikasi
tertulis caranya ya itu tadi banyak-banyak belajar, sering-sering membaca,
banyak-banayk mencari informasi dan terus belatih ya. Nah kesan anak-anak
sekalian dalam mengikuti kegiatan selanjutnya bagaimana?
MAAY : senang
AF : gembira
DA : ceria, bahagia
PK : iya , Nur
N : menambah pengalaman
RF : menambah banyak ilmu
DA : menambah wawsan
PK : ok, ada lagi?
DA : banyak teman
RF : dari yang tidak tahu menjadi tahu bu
PK : ada lagi nak?
AF : bisa berkenalan
DA : menjadi pribadi yang lebih baik
PK : ok bagus sekali kesan kali ini, semoga kesannya terus berlanjut sampai
akhir pertemuan. Ok pesan untuk kegiatan selanjutnya bagaimana?
AF : lebih diperbanyak gamesnya
161

PK : ok jadi nanti kita cari lagi ya games yang banyak dan menarik, ada
lagi?, ya tedi
AF : tambah kipas bu panas
PK : ok ada lagi, cukup ya, nah ibu ucapkan terimakasih banyak kepada
anak-anak sekalian yang sudah mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. ada
baiknya kita menutup kegiatan ini dengan berdoa juga , kita berdoa dalam hati
saja menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dimulai
PK : berdoa selesai, mungkin pertemuan kali ini cukup samapai disini saja,
lebih dan kurang ibu mohon maaf, kepada allah ibu mohon ampun.
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
162

Verbatim Pertemuan Kelima


TAHAP PEMBENTUKAN
PK : assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
PK : selamat pagi anak-anak
AK : pagi bu
PK : bagaiamana kabarnya?
AK : baik bu
PK : alhamdulillah, ok sebelumnya ibu ucapakan selamat datang kembali dan
ibu ucapakan terimakasih banyak kepada anak-anak sekalian yang sudah
meluangkan waktunya dan memberikan kesempatan untuk berkumpul diruang
kelas ini. Nah sebelum kita mulai kegiatan pada hari ini seperti biasanya ada
baiknya kita berdoa terlebih dahulu agar kegiatan kita ini dapat berjalan dengan
lancar, kita berdoa dalam hati saja ya menurut agama dan kepercayaan masing-
masing, bedoa dimulai
PK : berdoa selesai, ok anak-anak sekalian ini pertemuan yang ke…
AK : lima
PK : kelima ya, ok masih ingat gak kita disini mau ngapain ni?
RF : bimbingan kelompok
PK : ya angkat tangannya ya jangan lupa, bimbingan…
AK : bimbingan kelompok
PK : nah bimbingan kelompok itu apa si?, ada yang masih ingat?, ayo, iya
Dino
DA : bimbingan kelompok itu membahas suatu topik yang memanfaat
dinamika tertentu yang terdiri dari 6 sampai 10 anggota untuk membahas suatu
topik
PK : nah iya, itu ya membahas suatu topik dengan memanfaat dinamika
kelompok, yang lain ada lagi?, ayo jangan kalah sama Dino ya, ya Tedi
AF : membahas suatu topik
PK : iya membahas suatu topik, ya Mamat
MN : memanfaatkan dinamika kelompok
163

PK : ayo yang lain?, cukup ya, ok jadi benar ya yang dikatakan sama anak-
anak ibu barusan, bimbingan kelompok itu adalah salah satu layananan yang ada
di bimbingan kelompok konseling yang terdiri dari 6 sampai 10 orang untuk
membahas topik tertentu dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk
mengembangkan kemampuan siswa. Semoga ingatannya kuat ya tentang
bimbingan kelompok. Nah selanjutnya tujuan bimbingan kelompok itu apa si?,
ada yang masih ingat? Minggu lalu baru kita bahas, iya ayo
RF : memperbanyak ilmu
PK : ok memperbanyak ilmu, ada lagi ?, ya Nur
N : melatih keberanian bu
PK : iya melatih keberanian
DA : melatih kemampuan siswa bu
MN : menambah wawasan bu
PK : iya ada lagi?
RF : melatih percaya diri bu
PK : benar ya, jadi semuanya sudah disebut sebenarnya tapi ibu ulangi lagi,
biar ingatananya lebih mudah diingat lagi. Jadi tujuannya itu untuk menambah
wawasan, untuk melatih kemampuan, melatih kepercayaan diri, keberanian,
keterampilan komunikasi termasuk itu ya guna untuk mengoptimalkan
kemampauan siswa.
PK : nah pelaksanaannya seperti yang kita laksanaan pada saat ini duduk
melingkar atau liter U seperti sekarang ini. Nah didalam kegiatan ini ibu
mengharapakan anak-anak sekalian untuk tidak ada keterpkasaan dalam
mengikuti kegiatan ini semuanya secara sukarela, ibu juga mengharapkan anak-
anak terbuka dalam menyampaikan pendapat, jangan ragu-ragu, dalam kegiatan
ini ibu juga mengharapkan anak-anak secara aktif mengikuti kegiatan ini dari awal
sampai akhir kegiatan. Didalam bimbingan kelompok ini kita juga harus
mengikuti aturan yang ada misalnya ketika menyampaikan pendapat mengangakat
tangan terlebih dahulu “saya bu misalnya”, ketika temannya berbicara jangan
dipotong kita tunggu sampai selesai, nah nanti ibu mengharapkan apapun yang
kita bicarakan diforum ini nanti ibu mengharapakan semuanya terjaga, jangan
dibocorkan kepada siapapun, cukup orang-orang yang didalam ruangan ini saja
yang tahu, bisa ya?

TAHAP PERALIHAN
AK : bisa
PK : ini pertemuan yang ke…
164

AK : lima
PK : lima ya, ok seperti biasanya kita rangkai nama ya biar semakin akrab dan
lebih kenal lagi, masih ingat kan rangkain namanya?
AK : masih bu
Penerapan permainan rangkai nama dimulai untuk mendekatkan dan akrabkan
anggota kelompok satu sama lain.
PK : ok tadi kita sudah rangkai nama ya, ada beberapa yang kaku, mungkin
kerena kita beberapa hari ini sudah jarang bertemu ya, tapi gak apa-apa masih
ingat ya
AK : masih
PK : ok kita lanjut ni, em pertemuan minggu yang lalu kita membahas tentang
keterampilan komunikasi tertulis, nah masih ingat gak komunikasi tertulis itu
apa?, ya Nur
N : komunikasi tertulis itu biasanya lewat WA, telegram, browsur, pokoknya
dia itu tidak berbentuk ucapan
PK : ya berbentuk tidak ucapan ya, ada lagi?, ayo yang masih ingat?, oh ya
Dino
DA : menyampaikan pesan secara tertulis
PK : ya menyampaikan pesan secara tertulis, jadi benar ya yang dikatakan nur
sama si Dino, mereka masih ingat. Nah jadi keterampilaan komunikasi tertulis itu
adalah kemampuan dalam menyampaikan pesan atau kata-kata melalui tulisan,
tulisan itu yang nampak ya, yang bisa kita lihat, yang bisa dibaca.

TAHAP KEGIATAN
PK : nah sekarang kita lanjut ya ini pertemuan yang kelima, pada pertemuan
ini topik pembahasan kita yaitu kemampuan dalam melihat komunikasi nonverbal.
Kita minggu pertama, kedua, ketiga dan keempat itu masih membahas komunikasi
verbal ya, nah sekarang yang non verbal. Ok komunikasi nonverbal itu apa?, ya
nur
N : nonverbal itu artinya bu tidak tertulis
PK : iya tidak tertulis ya, ok ada lagi?, ya Reko
RF : perbuatan
PK : ok ada lagi?
MAAY: ekspresi
165

PK : ekspresi, ya ada lagi?, ya Nisa


AA : tingkah laku
RY : gerak tubuh
PK : iya ada lagi?, ya Mamat
MN : kalau verbal itu secara lisan bu, kalau nonverbal itu tidak lisan bu
PK : ya ok, kalau verbal itu lisan berarti non verbal itu kebalikannya, kan ada
non nya ya, non itu artinya tidak, ok bisa. Ya Tedi
AF : bukan kata-kata
PK : bukan kata-kata, ya ada lagi?
AF : simbol
PK : simbol, ok, cukup ya?
AK : cukup
PK : ibu senang sekali anak-anak ibu sudah aktif semuanya, kita baru mulai
sudah banyak yang berbicara, tepuk tangan dulu dong. Jadi benar semua ya yang
dikatakan anak-anak ibu tadi, jadi keterampilan komunikasi non verbal itu apa?,
ya jadi kesimpulannya keterampilan komunikasi nonverbal itu adalah kemampuan
dalam menyampaikan melalui isyarat bukan kata-kata berupa simbol atau
lambang. Simbol atau laambang itu kayak gimana?, bukan kayak logo gitu ya
jadi yang seperti disampaikan anak-anak tadi bisa berupa tindakan, ekspresi, gerak
tubuh, prilaku tapi tidak melalui kata-kata kayak ibu bicara ini melalui kata-kata
kan jadi melalui gerak tubuh juga merupakan komunikasi. Paham ya?, ternyata
komunikasi itu bukan cuma lewat bicara saja, yang tulisanpun ada, yang lewat
gerakpun ada. Nah sekarang fungsi komunikasi non verbal itu apa?, ya nisa dulu
ya
AA : menunjukkan perasaan
PK : iya menunjukkan perasaan, ada lagi nak?, ya Rima
RY : membuat lebih peka
PK : iya, tadi Mamat ya
MN : melengkapi ucapan bu
AF : menunjukkan jati diri
PK : menunjukkan jati diri, ok ada lagi?, nur
N : agar komunikasi berjalan dengan lancar
166

RF : menggantikan ucapan
PK : menggantikan ucapan, ya andi
MAAY: menunjukkan emosi
PK : iya ada lagi nak?, ya dino
DA : meyakinkan ucapan
PK : iya dino menyakinkan ucapan, ya semuanya sudah diambil bu, jadi dino
baru ingat ya menyakinkan ucapan. Ok jadi benar ya yang dikatakan anak-anak
ibu semua tadi fungsi keterampilan komunikasi nonverbal itu untuk menyakinkan
apa yang kita ucapan. Kita kan ketika berbicara ni gak cukup dengan ucapan saja
kadang butuh ekspresi juga kan kayak yang disampaikan andi tadi misalnya kata
“tolong” tambahkan ekspresi atau kayak gini gerak tangan. Juga untuk
melengkapi, menggantikan kata-kata, selanjutnya tadi juga untuk mengungkapkan
emosi, kalau orang lagi emosian kayak gimana coba?
DA : marah-marah
PK : iya disertai gerakan juga kan?, ya jadi itu untuk mengungkapan emosi,
perasaan . sudah paham ya?. Itu fungsi dari komunikasi nonverbal. Ok selanjutnya
bentuk-bentuk komunikasi non verbal itu apa saja, ayo?, ya rima
RY : sentuhan bu
PK : ya sentuhan, nur
N : gerakan badan
DA : gerak tubuh
AF : gerakan tangan dan kaki
PK : ya gerakan tangan dan kaki, ya mamat
MN : ekspresi wajah bu
MAAY: bersikap diam bu
PK : ya bersikap diam, ya nisa
AA : aroma tau bau
RF : gerakan mata
PK : itu ya, sudah disebut semua ni, banar ya yang dikatakan anak-anak ibu
tadi ada ekspresi, ada gerakan mata, ada gerkan tangan dan kaki, gerakan tubuh
nah itu semuanya disebut komunikasi non…
AK : nonverbal
167

PK : artinya semua yang bersangkutpaut dengan gerakan itu disebut nonverbal,


kita berkedip saja itu sudah termasuk nonverbal, kaki goyang, tangan menunjuk
itu juga termasuk komunikasi noverbal. Ok anak-anak ibu sudah tahu ni, sudah
pintar semua ya, Alhamdulillah kalau seperti itu. Nah kita sudah tahu pengertian,
fungsi, bentuk-bentuk komunikasi nonverbal. Nah contohnya kayak mana ni? Ya
Rima
RY : kayak merangkul bahu ketika teman bersedih
PK : ok kita praktekan langsung saja ya kayaknya lebih enak ya
AK : ya bu
DA : mempraktekan komunikasi nonverbal dalam bentuk merangkul teman
yang bersedih
PK : ok contoh selanjutnya apa, ya Nisa
AA : menggerakan kaki ketika bosan
PK : ok siapa ni yang mau mempraktekkan, ya Tedi
AF : mempraktekan komunikasi nonverbal dalam bentuk mengerakan kaki
ketika bosan
PK : ok sudah dua contoh, sekarang apa lagi ni contohnya ?, ya Reko
RF : mengangguk tanda setuju
PK : ok pratekkan Reko, atau siapa ni yang mau mempratekkan, kira-kira
kayak apa si, ya Dino
DA : Reko apa boleh saya meminjam duit kamu Rp.20.000 ?
RF : mempraktekan komunikasi nonverbal cara mengangguk
DA : ok nanti siang ya
PK : ok jadi kayak gitu ya, mengganggu tanda setuju, nah sekarang contoh
yang lain apa?, ya tedi
AF : saya akan memukul teman saya jika saya diganggu
PK : ok siapa ini yang mau prakteknya
DA : mempraktekan komunikasi nonverbal ketika diganggu
PK : ok itu contoh kalau diganggu dia akan memukul, ok siapa lagi ni yang
mau memberi contoh?, ya Andi
MAAY: saya akan menggelangkan kepala sebagai tanda tidak setuju
168

PK : ok, nah ini kebalikan dari si reko tadi menggangguk tanda setuju ini
mengglengkan kepala, siapa ni yang mau mempraktekkannya?
DA : saya bu
PK : ya dino lagi, dino ini apa ya....?
RF : banyak aktingnya bu
PK : iya aktingnya lua biasa ya, pandai sekali mempragakan, yang lain juga
kayak gitu ya nak ya, kalau demi belajar
DA dan MAAY mempraktekan komunikasi nonverbal dalam bentuk
menggelengkan kepala sebagai tanda tidak setuju
PK : kayak gitu ya, itu sebenarnya hal-hal kecil yang kita jumpa yang
menunjukkan komunikasi nonverbal, nah contoh yang lain yuk, ya Mamat
MN : menundukkan tubuh saat bertemu guru
PK : iya siapa yang mau mempratekakan, iya Dino
DA (sebagai guru) dan MN (sebagai siswa) mempraktekan komunikasi nonverbal
dalam bentuk menunduk ketika bertemu guru
PK : ok kayak gitu ya, nah ini harus sering-sering dibiasakan menundukkan
tubuh ketika bertemu guru sebenaranya dengan orang yang tuapun harus seperti
itu ya, ok bisa ya nanti kalau ketemu langsung kayak gitu. Ok contoh yang lain ni,
ya Nur
N : saya menepuk pundak teman untuk menyemangatinya
PK : oh menepuk pundak teman untuk menyemangati ya, contohnya ni kayak
apa ayo, ya dino
DA dan AF mempraktekan komunikasi nonverbal dengan menepuk pundak
sebagai tanda menyemangati
PK : ok anak-anak kita tadi sudah tahu pengertian, fungsinya sudah tahu,
bentuk-bentuknya juga sudah tahu sampai kecontohnya juga sudah banyak
dipraktekkan. Nah sekarang ni cara meningkatkan agar keterampilan komunikasi
nonverbal lebih efektif itu kayak apa?, ya Nisa
AA : banyak-banyak belajar komunikasi non verbal
RY : belajar didepan cermin
PK : belajar didepan cermin ya boleh, ya Tedi
AF : membiasakan diri memperhatikan orang laian
169

PK : iya, ada lagi nak? ya reko


RF : banyak-banyak mencari informasi bu
N : bu perhatikan budaya yang berlaku
PK : perhatikan budaya yang berlaku, ok boleh ni, ada lagi? cukup ya ?
AK : cukup bu
PK : iya jadi itu ya, banyak-banyak belajar dicermin misalnya sehari berapa
kali apa misalnya 3 kali, cermin itu perlu juga untuk berlatih oh gerakan tangan
yang bagus itu seperti ini. Nah sudah itu banyak-banyak belajar tadi ya. Semuanya
itu termasuk belajat berlatih dicermin termasuk belajar, mencari informasipun
termasuk belajar misalnya bisa kita cari lewat apa saja, ayo?, ya nur
N : internet bu
AF : dari jurnal bu
MAAY: lewat buku
PK : iya Reko sudah?
RM : sama bu
PK : iya sama, ya mamat
MN : bertanya kepada yang lebih paham bu
PK : bertanya pada yang lebih paham itu misalnya lewat guru, sering-sering ke
BK, kerena di BK itu dipelajari komunikasi itu baik verbal ataupun nonverbal,
BK itu banyak informasinya ya bukan untuk orang nakal saja. Nah tadi kata si nur
pentingnya memperhatikan budaya yang ada, nah contohnya kayak apa si?, ada
yang tahu gak?, ya Dino
DA : kalau di Rusia itu tidak boleh tersenyum bu, kalau tersenyum dianggap
gila bu
PK : nah benar ya, ibu pernah baca ini. Jadi kalau di Indonesia senyum itu
artinya ramah ya kalau gak senyum gak sopan kita ya apalagi didepan orang tua,
nah kalau di Rusia dianggap…
AK : gila
PK : nah itu kita perlu memahami komnikasi nonverbalnya berarti gak perlu
senyum kalau di Rusia, ekspresinya datar ya. Mamat tadi ya
MN : misalnya beda negara beda pula budayanya misalnya diindia menggelang
itu artinya setuju sedangkan di Indonesia menggeleng artinya tidak setuju
170

PK : oh iya , siapa yang sering nonton film India


DA : saya bu
PK : iya mereka itu menggelang sebagai tanda setuju. Nah itu contoh-contoh
perlunya memperhatikana budaya kerena gak semua budaya itu sama. Contoh
Negara luar tadi ya Rusia dan India. Nah masih banyak ya contoh-contoh yang
lain. Ok ada yang mau menyampaikan pendapat lagi?, cukup?
AK : cukup

SELINGAN
PK : nah tampaknya anak-anak ibu sudah pada lesuh ya, bosan ya. Nah
gimana kalau kita main games?
AK : iya bu
PK : ok gamesnya sudah ya
AK : iya bu
Teknik mendongeng (storytelling- persiapan)

nah sekarang kita lanjut bercerita, ibu akan menyampaikan kisah inspiratif
ceritanya itu tentang Nick Vujicic, nanti ibu akan menampilkan videonya nanti
anak-anak silahkan memperhatikan, nah seperti biasanya setelah memperhatikan
videonya anak-anak menceritakan kembali, em kesimpulan dari video itu apa
selanjutnya nilai-nilai yang dapat diambil dari tokoh itu apa. Nah ini cerita tentang
Nick Vujicic sudah ada yang tahu belum?
AK : belum

Teknik mendongeng (storytelling-berlangsung)

PK : nah beliau ini sangat inspiratif sekali, nah beliau ini tidak memiliki
tangan dan kaki tapi beliau adalah motivator dunia, beliau sudah berkelinling
dunia diberbagai Negara termasuk Indonesia, kok bisa ya?, nah jadi kita tonton
dulu ya videonya
Penampialan tokoh Nick Vujicic melalui media video
Teknik mendongeng (storytelling-Sesudah /evaluasi)

PK : ok ni tadi barusan kita menyaksikan video dari Nick Vujicic sangat


memotivasi sekali ya, nah seperti biasanya ibu mau mendengarkan cerita dari
video yang barusan kita tonton, bisa ya?, nah siapa yang mau duluan ni?, ayo, ya
Dino
171

DA : dari beliau kita belajar banayak sekali, Nick Vujicic banyak sekali buku,
salah satunya sudah diterjemahan dalam bahasa Indonesia, beliau juga pernah
keindonesia. Nilai-nilai yang dapat kita ambil dari beliau adalah tetap bersyukur
dan pantang menyerah.
PK : iya jadi itu ya yang disampaikan sama si din, tepuk tangan dong untuk
Dino, nah sekarang ayo siapa lagi yang berani, jangan kalah dengan Dino ya, ye
Reko dulu ya
RF : Nick Vujicic adalah motivator dunia yang tidak memiliki tangan dan
kaki, beliau berasal dari Australia, dia juga pernah ingin bunuh diri bu. Nilai-nilai
yang dapat diambil dari Nick Vujicic adalah tetap semangat, besrsyukur dan
pantang menyerah
PK : ok tepuk tangan buat Reko, ayo siapa lagi, jangan kalah dengan Dino dan
Reko. Ya Nur
N : Nick Vujicic adalah seseorang yang memiliki keterbatasan fisik yang
tidak memiliki tangan dan kaki tetapi dengan keterbatasannya dia bisa berkeliling
dunia dan memiliki 30 buku yang diterjemahankan. Nick Vujicic juga orangnya
tidak pantang menyerah, tidak pernah putus asa walaupun dia pernah sempat ingin
bunuh diri. Nick Vucic juga memiliki yayasan.
PK : iya betul sekali ya, nah itu yang disampikan oleh sis Nur, tepuk tangan
dong untuk Nur, ok ni siapa lagi?, ya Andi silahkan
MAAY: seperti yang pelajari pada hari ini bahasa nonverbal dalm komunikasi
juga di nick vujicic tampakkan seperti ketika bagaimana beliau menyapa para
audiens dengan kursi rodanya. Nilai-nilai yang dapat kita ambil dari nick vujicic
yaitu bersyukur, pantang menyerah, totalitas rela berkorban
PK : ok tepuk tangan dong buat Andi, iya Andi sudah, Dino sudah, Nur sudah,
Reko sudah, ya Mamat
MN : Nick Vujicic adalah motivator dunia yang berkebangsaan Australia, dia
tidak memiliki tangan dan kaki. dia langir pada 14 september 1982, dia pernah
bepikir untuk bunuh diri kerena dibully teman kelasnya. Banyak sekali pejaran
yang dapat kita ambil sperti bersyukur, pantang menyerah dan tidak berhenti terus
mencoba
PK : ok tepuk tanagn buat mamat, nah siap lagi ni, ya tedi
AF : Nick Vujicic adalah motivator yang berasal dari Australia , ia tidak
mempunyai tangan dan kaki tapi ia tetap semangat walaupun ia sering dijelek
teman-temannya , ia memberi motivator kepada orang lain yang tidak percaya diri
dan yang harus kita ambil dari Nick Vujicic adalah tetap semangat walaupun
keadaan seperti dia sekarang
172

PK : iya, ok tepuk tangan buat tedi, ok siapa lagi yang belum?, ya rima
silahkan nak
RY : Nick Vujicic adalah motivator yang berasal dari Australia , Nick Vujicic
itu tetap bersyukur dan bertanggung jawab
PK : ya Nick Vujicic itu tetap bersyukur dan bertanggung jawab, tepuk
tanagan buat riam, ok siapa lagi yang belum, ayo nisa
AA : Nick Vujicic adalah motivator dunia yang tidak memiliki tangan dan kaki
yang tidak pantang mnyerah dan selalu bersyukur
PK : ya ok tepuk tangan buat Anisa, ok itu tadai cerira dari tokoh Nick
Vujicic, boleh setelah ini nanti anak-anak bercerita sama teman-teman yang lain
atau adik nanti bagus sekali cerita beliau ini.

TAHAP PENGAKHIRAN
PK : ok ni kita sudah dipenghujung acara ni. Ibu mau tahu ni gimana kesan
anak-anak sekalian dalam mengikuti kegiatan selanjutnya bagaiamna? ya Dino
DA : menambah wawasan
AF : menemukan ilmu yang lebih dalam
PK : iya menumukan ilmu yang lebih dalam, yuk lanjut lagi, siapa lagi?, ya
Reko
RF : dari yang tidak tahu menjadi tahu
AF : gembira
DA : senang, ceria
PK : ok yang lain bagaiaman?
AK : sama
PK : ok kalau begitu ini sudah pertemuan kelima. Ok pesan untuk kegiatan
selanjutnya ba gaimana?
AF : lebih diperbanyak gamesnya, untuk hiburan ya Tedi
AF : iya bu
PK : ok ada lagi?, ya Tedi
AF : tambah kipas bu panas
PK : ok, ya Nur
173

N : jam bimbingannya lebih dipercepat


PK : oh ya lebih dipercepat, ada lagi nak?, ya Mamat
MN : lebih srius lagi bu
PK : ok ada lagi, cukup ya, oh ya ibu hampir lupa ni kita kan sudah membahas
komunikasi nonverbal kira-kira kedpannya bagaimana keterampilan komunikasi
nonverbal yang anak-anak terapkan?, ok siapa yang mau berpendapat?, ya Dino
DA : kedepannya saya lebih banyak mencari informasi tentang keterampilan
komunikasi nonverbal
PK : ok bagus Dino, ada lagi nak? , ya Tedi
AF : memperhatikan lingkungan
PK : ok memperhatikan lingkungan misalnya berasal dari budaya mana saja
ya, ok Reko
RF : banyak-banyak belajar bu
PK : nah ibu ucapkan terimakasih banyak kepada anak-anak sekalian yang
sudah mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir. ada baiknya kita menutup
kegiatan ini dengan berdoa, bisa ya, satu dua tiga berdoa dimulai
PK : berdoa selesai, mungkin pertemuan kali ini cukup sampai disini saja, ok
ibu ucapkan terimakasih banyak kepada anak-anak sekalian yang sudah mengikuti
kegiatan ini dari awal sampai akhir, semoga kegiatan kita ini bermanfaat, aamiin,
ibu akhiri, lebih dan kurang ibu mohon maaf, wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
174

Verbatim Pertemuan Keenam


TAHAP PEMBENTUKAN
PK : baik, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
PK : selamat siang anak-anak
AK : siang bu
PK : bagaimana kabarnya?
AK : baik bu
PK : baik alhamdulillah ya, sudah makan siang?
AK : sudah
PK : alhamdulillah ya, sebelumnya ibu ucapakan terimakasih banyak kepada
anak-anak sekalian yang sudah menyempatkan dan meluangkan awaktunya dan
memberikan kesempatan untuk berkumpul diruang kelas ini. Nah seperti biasanya
ada baiknya kita mulai kegiatan ini supaya berjalan dengan lancar kita berdoa
terlebih dahulu, kita berdoa dalam hati saja ya menurut agama dan kepercayaan
masing-masing, bedoa dimulai
PK : berdoa selesai, ok pada kesempatan ini, ini pertemuan yang keenam ya,
ibu mau tanya kira-kira kita disini mau ngapain? Sudah gak asing lagi setiap
pertemuan pasti ibu menanyakan ini, ayo ya Mamat
MN : bimbingan kelompok bu
PK : iya bimbingan kelompok itu apa si?, ya Dino
DN : bimbingan kelompok itu yang disingkat BKP. BKP adalah membahas
suatu topik dengan 6-10 orang dengan membahas suatu topik tertentu
PK : iya membahas topik tertentu dengan anggota 6-10 orang, ok ada lagi
nak?, ya Mamat
MN : dengan memanfaatkan dinamika kelompok bu
PK : iya jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu sekalian. Jadi bimbingan
kelompok itu adalah salah satu layananan yang ada di bimbingan kelompok
konseling yang terdiri dari 6 sampai 10 orang anggota dengan memanfaatkan
dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu. Nah ok tujuannya apa ni, ayo
setiap minggu kita bahas, ya Dino
DA : mengoptimalkan kemampuan siswa, ya ada lagi, Nur
175

N : melatih kepercayaan diri bu


RF : melatih keberanian bu
PK : iya ada lagi?, ya mamat
MN : menambah wawasan bu
PK : ada lagi nak, cukup?
AK : cukup bu
PK : iya jadi benar semua ya yang dikatakan anak-anak ibu barusan
bahwasannya tujuan BKP itu untuk melatih kepercayaan diri, berani berbicara,
menambah wawasan, dan mengoptimalkan kemampuan siswa.
PK : ok cara pelaksanaannya bisa juga seperti sekarang ini duduk liter U atau
duduk melingkar. Pada kegiatan kali ini ibu mengharapakan anak-anak sekalian
untuk tidak ada keterpkasaan dalam mengikuti kegiatan ini semuanya secara
sukarela, ibu juga mengharapakan terbuka dalam menyampaikan pendapat, jadi
tidak ragu-ragu, dalam kegiatan ini ibu juga mengharapkan anak-anak secara
aktif mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir kegiatan. Didalam bimbingan
kelompok ini kita juga harus mengikuti aturan yang ada misalnya ketika
menyampaikan pendapat mengangakat tangan terlebih dahulu “saya bu misalnya”,
ketika temannya berbicara jangan dipotong kita dengarkan dulu apa yang
disampaikan teman kita, nah nanti ibu juga mengharapakan anak-anak dapat
menjaga rahasia untuk tidak bocorkan jadi cukup kit-kita saja yang berada diruang
ini, bisa ya?

TAHAP PERALIHAN
AK : bisa
PK : ok kemarin pertemuan kelima kita membahas keterampilan komunikasi
nonverbal, nah masih ada yang ingat gak?, ya Dino
PK : komunikasi menggunakan bahasa isyarat
PK : iya, ada lagi nak?, ya Tedi
AF : komunikasi yang menggunakan simbol
PK : ok ada lagi nak, ada yang masih ingat, ya Nur
N : bukan dengan ucapan
PK : ok jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi bahwasannya
komunikasi nonverbal itu komunikasi yang dilakukan melalui isyarat bisa berupa
lambang atau simbol, nah seperti gerkan tangan, gerakan tubuh.
176

TAHAP KEGIATAN
PK : Nah untuk pertemuan sekarang ini topik pembahasan kita adalah etika
dalam berkomunikasi, ok etika dalam berkomunikasi itu apa si?, ada yang tahu
MN : tingkah laku
PK : ok tingkah laku, Nur
N : berakhlak
PK : berakhlak boleh
RY : prinsip-prinsip yang baik
AA : sopan santun
PK : iya, Andi?
RF : bertindak baik
RF : cara berprilaku
DN : tata karama
PK : iya Tedi?, sepertinya Tedi lupa ya , ok ada lagi?
RF : moral
PK : ok benar semua ya, alhamdulliah anak-anak ibu sudah ada kemajuan dari
minggu ke minggu sudah banyak yang berbicara, tepuk tangan dulu. Jadi etika
berkomunikasi itu adalah norma ataupun nilai-nilai ataupun batasan/ukuran kita
dalam berkomunikasi. Ok nilai atau norma itu apa si?, ya Tedi
Tedi : prilaku baik atau buru
RF : mencerminkan
PK : iya mencerminkan baik atau buruk ya reko, bukan bercermin dikaca ya.
Iya jadi norma itu yang mencerminkan prilaku baik atau buruk. Ok kita sudah
tahu pengertian etika, nah sekarang kenapa si etika itu penting dalam
berkomunikasi?, ya Rima
RY : agar harmonis
PK : ya agar harmonis, Dino
DA : agar disenangi banyak orang
PK : iya, Nur
N : untuk menghindari perdebatan
177

MAAY: agar direspon dengan baik bu


PK : iya agar direspondengan baik, Reko
RF : agar banyak teman
AA : untuk menjaga situasi dan kondisi
PK : iya ada lagi?, ya Tedi
AF : agar tentram dan damai
PK : iya betul sekali, ayo siapa lagi?, ya Mamat
MN : agar dihargai bu
PK : iya banyak sekali ya, jadi penting sekali etika dalam berkomunikasi itu
supaya kita dihargai, kalau misalnya kita lagi berbicara gak punya sopan santun
misalnya “bu mau mintak uang” dikasih gak kira-kira?
AK : tidak
PK : iya, kira-kira ada yang mau ngasi contoh lagi gak etika dalam
berkomunikasi, ya Tedi
AF : misalnya saya mau minjam motor kepada anisa “ woy anisa saya mau
minjam motor kamu, kalau tidak pokoknya harus minjam”
PK : ok itu contoh komunikasi yang tidak menghargai, kira-kira nisa
minjamkan gak kalau kayak gitu?
AA : tidak
PK : nah tidak ya, kalau yang menghargai itu kayak gimana Tedi
AF : “ nisa saya boleh pinjam motor “
PK : giamana nisa boleh?
AA : iya boleh
PK : ok itu ya contoh saling menghargai, ok ada lagi gak mau mau ngasi
contoh?, ya Dino
DA : “ Reko pinjam uang RP. 5.000.000”
PK : ya Reko gimana kalau Dino mau uang dengan cara kayak gini?
RF : gak dikasih bu
PK : iya jadi cara yang benarnya itu kayak mana Dino
178

DA : “kamu kan baik Reko, pinjam RP. 5000.000 boleh ko”


PK : ok jadi contohnya kayak gitu ya. Ok komunikasi tadi juga penting supaya
menghindari perdebatan, perdebatan itu apa?
DA : perkelahian
AA : perselisihan
PK : ok ada lagi nak?
AF : saling berlawanan dan saling adu mulut
PK : iya benar ya, itu perdebatan saling berlawananan, saling adu mulut. Ada
juga tadi yang mengatakan supaya harmonis, sejahtera. Nah jadi itu pentignya
etika dalam berkomunikasi tadi kalau sudah terhindar dari perdebatan, saling
menghargai maka tercipatlah keharmonisan, kebahagian gitu ya, paham ya
AK : iya, nah sekarang macam-macam etika dalam berkomunikasi itu apa?, ya
Nur
N : secara langsung dan tidak langsung
PK : ok, nah yang secara langsung kayak gimana ?
N : seperti sekarang
PK : iya seperti sekarang ya, ok ada lagi nak?, ya Tedi
AF : berbicara langsung kepada orangnya
PK : iya ada lagi?
DA : tanpa virtual
PK : iya virtual itu artinya tanpa media ya. Ok jadi benar yag dikatakan sama
di tedi, sama si dino tadi, sama si nur tadi jadi yang namanya secara langsung itu
tidak melalui virtual, nah acara efektif berkomunikasi secara langsung ini
bagaimana?
AA : tidak berteriak
PK : iya tidak berteriak, ada lagi nak?
RY : hindari berbisik-bisik bu
N : suara jelas bu
PK : iya suara yang jelas , ya Andi
MAAY: Bersikap tenang
179

RF : disertai senyuman
PK : iya disertai senyuman, jangan pelit-pelit senyum ya, ada lagi nak?, ya
Dino
DA : menjadi pendengar yang baik
MN : mengatur jarak dengan lawan bicara
PK : iya mengatur jarak dengan lawan biacara, nah contohnya seperti apa?
AF : contohnya rima sedang berbicara dan saya juga ingin berbicara tapi saya
menunggu Rima setelah selesai berbicara baru saya berbicara bu
PK : ok, dikasih jeda ya hitungan menit atau detik ya. Ok kita sudah tahu ni
cara efektif secara langsung nah kalau secara tidak langsung kayak gimana?, ya
secara tidak langsung melalui virtual atu sosmed, sosemd itu apa saja?
DA : whatssap, instagram, facebook, telegram, tik tok, youtube, google
PK : ok semuanya sudah disebut Dino ya, nah ni giamana cara efektif secara
langsung nah kalau secara tidak langsung ?, ya Reko
RF : perhatikan waktu
PK : iya perhatikan waktu, ya rima
RY : pilihan bahasa yang baik bu
AA : hindari kata ganti bu
PK : ok, ada lagi nak?, ya angkat tangannya, Andi
MAAY: rendah hati bu
DA : to the point
PK : iya, To the point itu apa artinya?, ya angkat tangannya
AF : seperti pembicaraan
N : tidak basa-basi
PK : iya jadi benar ya yang dikatakan anak-anak ibu tadi cara efektifnya itu
kayak giamana, ya memperhatikan waktu, contohnya kayak mana?, ya Reko
RF : jangan chat tengah malam
N : chat guru sesuai jam mata pelajarannya
PK : ok, nah selanjutnya tadi ada juga yang mengatakan menggunakan bahasa
yang baik, contoh kayak gimana?, ya nur
180

N : menggunakan bahasa formal bu


PK : iya, selanjutnya tadi ada juga yang mengatakan rendah hati, rendah hati
itu kayak gimana si maksudnya?
AF : bebicaranya lebih halus
DN : memuji diri sendiri
RF : penyabar bu
PK : iya rendah hati itu penyabar, berbicara dengan lembut dan sopan. Ok
kalau contoh rendah hati secara tidak langsung misalnya melalui chat itu kayak
gimana?
MN : menucapakan terimakasih bu
RF : mengucapkan salam
DA : memintak maaf
PK : iya meminta maaf bisa ya. Nah selanjutnya tadi ada juga yang
mengatakan cara efektif itu tidak menggunakan kata ganti bu, kata ganti itu
maksud kayak gimana?
AA : aku, saya
DN : bapak, ibu, ambo, awak, ayah, adik…
PK ; iya-iya, ada lagi?
RF : anda, kamu, aku, kau bu
DA : aing
PK : aing itu apa artinya?
DA : saya
PK : aing itu bahasa gaulnya ya. Iya jadi banyak ya kata ganti itu yang
disampaikan anak-anak bisa misalnya kata ganti saya diganti menjadi aku, awak.
Nah sebaliknya etika komunikasi secar tidak langsung/media yang bagus itu tidak
meggunakan ganti terus, misalnya menggunkan kata formal, formal apa artinya?
DN : baku
PK : iya baku artinya yang diakui bahasa Indonesia, apa contohnya
AK : saya
PK : nah benar ya menggunakan kata saya “ permisi bu, assaalamualaikum,
saya” memperkenalakan diri terlebih dahulu kan, em kenapa ibu menyampaikan
181

ini juga kerena keadaan kita sekarang kan lagi pandemi jadi masih sistem genap
ganjil juga, jadi belajarnya itu banyak melalui media, jadi penting ya, bisa ya
semoga ingat ya.

SELINGAN
PK : ok tampaknya nak-anak ibu suadah pada lelah, leti, ngantuk, gimana
kalau kita bermain games
PK : gimana sekarang sudah konsentrasi lagi kan, msaih ngantuk?
AK : gak

Teknik mendongeng (storytelling- persiapan)

PK : ok kita lanjut kegiatan selanjutnya ya


AK : iya bu
Teknik mendongeng (storytelling-berlangsung)

disini ibu akan menceritakan sebuah tokoh. Orangnya tidak terlalu familiar tapi
produknya itu sering muncul, sering kita lihat yaitu bapak Tirto Utumo pendiri
botol minum aqua. Kalau berbiacra aqua pasti gak asing lagi ya, saking gak
asingnya semua air mineral itu disebut aqua padahal ada merek masing-masing
kan. Ada Mas, Kitaro, ada juga Hanum, Lee Mineral. Padahal aqua itu hanya satu
produk namanya ya aqua, itu yang pertama kali mendirikan botol minum mineral
jauh sebelum produk-produk lain muncul. Nah bagaimana ceritanya nanti ibu
akan tunjukkan videonya. Ok nanti anak-anak simak dengan baik vidonya seperti
biasnaya nanti anak-anak simpulkan apa isi videonya sama nilai-nilai yang dapat
diambil dari videonya, bisa ya?
AK : bisa

Teknik mendongeng (storytelling-Sesudah /evaluasi)

PK : ok ini tadi videonya ya sudah anak-anak tonton. Nah seperti biasanya,


nah seperti biasanya coba anak-anak sekalian simpulkan apa si isi video tadi, ayo
siapa berani?, ya Tedi
AF : Tirto Utumo adalah orang yang sangat hebat, ia bisa membuat air minum
botol yang bernama aqua dan dia juga sangat terkenal kernena dia berhasil
membuat aqua. Nialai-nilai yang dapat diambil dia sangat hebat, perkerja keras
walaupun sering jatuh.
PK : ok tepuk tangan buat tedi, ok siapa lagi, ya Nisa
AA : tidak menyerah setelah mengalami kegagalan dan berani mengambil
resiko
182

PK : ok tepuk tangan buat anisa, ok siapa lagi yang mau berpendapat nak?,
Reko dulu ya
RF : apakah kamu tahu sosok pendiri aqua?, yaitu almarhum Tirto Utumo, dia
pernah membangaun pabrik aqua pertama kali di Gersik, dia sering direndahkan
warga-warga. Nilai-nilai yang dapat kita ambil Teirto Utumo yaitu bertanggung
jawab, bersemangat, dan pantang menyerah
PK : ok tepuk tangan untuk Reko, ok siapa lagi ni? Jangan mau kalah dengan
Reko, ya Nur
N : bapak Tirto Utumo adalah orang yang pertama kali mendirikan air
menieral, dari penelitian ia dapat menciptkan aqua. Perjuangannya bapak Tirto
Utumo dimulai dengan mengirim salah satu keluaga dikirim kenegara lain. Dari
situ kita dapat belajar bahwa kita jangan pernah takut mencoba hal-hal baru dan
jangan pernah menyerah
PK : ok tepuk tangan buat Nur, ayo siapa lagi yang mau berpendapat, ya Rima
RY : air aqua adalah jantung kehidupan. Nilai-nilai yang dapat kita ambil yaitu
terus semangat dan pantang menyerah
PK : ok tepuk tangan buat rima, selanjutnya ya Dino
DA : pada zaman dahulu bapak-bapak yang bernama Tirto Utumo, beliau
adalah pemilik perusahaan aqua, perusahaan aqua kini sudah pesat sekali didaerah
pribumi , beliau selalu di support oleh istrinya tercinta dan dari situlah beliau
mendapatkan motivasi dan semangat. Nilai-nilai yang dapat diambil dari tirto
utumo ini teruslah berkarya selagi engkau bisa dan pamtang menyerah
PK : ok tepuk tangan buat Dino, ok siapa lagi ni yang belum?, Mamat silahkan
MN : Tirto Utumo adalah pendiri perusahaaan aqua di Indonesia, ia sangat
hebat dan ia mendirikan perusahaan aqua dengan penuh cobaan, dia juga pernah
diremehkan dengan orang”air kok dijual” dari situlah beliau memulaikan ide
untuk memikirkan membuat air secara kemasan. Nilai-nilai yang dapat kita ambil
yaitu pantang menyerah dan selalu berusaha dan berani untuk mencoba.
PK : ok tepuk tangan buat mamat, ok Andi silahkan
MAAY: Tirto Utumo adalh pendiri perusahaan aqua dibekasi. Aqua sudah
dikenal masyarakat Indonesia dan nuga dibeberapa luar negeri. Nilai-nilai yang
dapat kita ambil yaitu tetap semangat, dan sabar
PK : ok tepuk tangan buat Andi, ok bagus ya semua sudah berani berbiacara
dan menyamapaikan pea menganai tokoh bapak Tirto Utomo.
183

TAHAP PENGAKHIRAN
Nah ok kita sudah memasuki kegiatan terakhir, em kedepannya ni kalau anak-
anak beretika dalam komunikasi itu seperti ni?
N : tidak memotong pembicaraan teman
PK : iya ada lagi?, kesempatan Tedi
AF : tidak mencela-cela ketika berbicara
DN : bersikap sopan santun
PK : ya jadi gitu ya tidak memotong, tidak mencela, sopan santun tadi kita
sudah embahas semuanya. Nah gimana persaan anak-anak setelah mengikuti
kegaiatna ini?
N : menambah wawasan
DN : senang, ceria, bahagia, gembira dan bahagia sekali
Pk : sudah diborong semua oleh Dino ya, yang lain bagaiamna?, ya Tedi
AF : dari yang tidak tahu menjadi tahu
PK : ok ini pertemua terakhir ya, ok anak-anak ibu ucapan terimakasih banyak
kepada anak-anak yang sudah mengikuti kegiatan ini dari pertemuan pertama
sampai pertemuan terakhir. Ok pesan untuk , bukan untuk pertemua selanjutnya
ya, tapi pesan untuk kitasemua ya, giamana, ya siapa yang mau berpendapat?, ya
Tedi
AF : sering-sering main kesekolah bu
DN : jaga kesehatan
RF : jangan sombong bila bertemu bu
PK : ok terimakasih banyak anak-anak sekalian, kita sama-sama menjalankana
pesannya ya, tadi kita buka dengan doa ya, ada baiknya kita menutup kegiatan ini
dengan berdoa juga kita berdoa dalam hati saja menurut agama dan kepercayaan
masing-masing, berdoa dimulai
PK : terimaksaih banyak, anak-anak ibu ucapakan terimaksih banyak lagi,
mohon maaf apabila selama kegiatan ibu banyak melakukan kesalahan baik yang
disengajah maupun yang tidak disengaja, kepada allah ibu mohon ampun.
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
AK : waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
184

LAMPIRAN 11
DOKUMENTASI KEGIATAN

Kegiatan BKP pertemuan ke-1

Kegiatan BKP pertemuan ke-2


185

Kegiatan BKP pertemuan ke-3

Kegiatan BKP pertemuan ke-4


186

Kegiatan BKP pertemuan ke-5

Kegiatan BKP pertemuan ke-6


187

LAMPIRAN 12

ADMINISTRASI SURAT
188
189
190
191

RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama lengkap Anugrah Safitri

merupakan anak dari pasangan bapak Sukiman

dan ibu Guspianti. Peneliti lahir pada tanggal 28

Desember 1998 di Bengkulu Selatan. Peneliti

merupakan anak ketiga dari 4 saudara. Saat ini

peneliti tinggal di Prumnas Semarak Raflesia

Indah Blok No 94 Air Sebakul Kota Bengkulu.

Peneliti memulai pendidikan di SDN 06 Talang Empat Bengkulu Tengah tahun

2006-2011, MTS AL-MUBAARAK Kota Bengkulu Tengah tahun 2012-2015,

MAN 1 Kota Bengkulu tahun 2015-2017. Selanjutnya peneliti melanjutkan

pendidikan S1 Program Studi Bimbingan dan Konseling Falkultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu melalui jalur SBMPTN tahun 2017-

2021. Ada beberapa pengalaman berorganisasi yang peneliti tempuh

diantaranya ketua umum kelompok pencinta alam generasi cermerlang bumi

(KPA Gemerlang Bumi) tahun 2018-2019, kepala bidang organisasi tahun

2019-2020 dan DPO (dewan pertimbangan organisasi) tahun 2020-2021 pada

himpunan mahasiswa bimbingan dan konseling (HIMABIKO), serta anggota

Masyarakat Relawan Indonesia (MRI Bengkulu) tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai