Catatan Han
Catatan Han
Tanggung jawab akhir keputusan yang diambil (2) Penugasan oleh daerah provinsi kepada
mandataris tetap berada pada mandans kabupaten/kota berdasarkan ayat (1) huruf b
(pemberi mandat) dan kepada desa pada ayat (1) huruf c
ditetapkan dengan peraturan gubernur
Delegasi sesuai denganketentuan peraturan perUUan
Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari (3) Penugasan oleh pemerintah
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang kabupaten/kota kepada desa ditetapkan
lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat
dengan peraturan bupati/walikota sesuai Pasal 17 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014
dengan nketentuan peraturan perUUan tentang Pemda:
Syarat-syarat Delegasi Menurut Ten Berge: Daerah berhak menetapkan kebijakan daerah
untukmenyelenggarakan urusan pemerintahan
a. Delegasi harus definitif, artinya
yang menjadikewenangan daerah
delegans tidak dapat lagi menggunakan
sendiri wewenang yang telah Pasal 146 ayat (1) UU Pemda :
dilimpahkan itu
Untuk melaksanakan perda atau kuasa
b. Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan perUUan, kepala daerah menetapkan
peraturan perundang-undangan, peraturan kepala daerah
artinya delegasi hanya dimungkinkan
Pasal 236 UU Pemda :
kalau ada ketentuan untuk itu dalam
peraturan perundang- undangan a. Untuk menyelenggarakan otoda dan tugas
pembantuan, daerah membentuk perda
c. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya
dalam hubungan hirarki kepegawaian b. Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diperkenankan adanya delegasi dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan
bersama kepala daerah
d. Kewajiban memberi keterangan
(penjelasan), artinya delegans Syarat-syarat Atribusi
berwenang untuk meminta penjelasan
tentang pelaksanaan wewenang a. Diatur dalam UUD dan/atau UU
tersebut b. Merupakan wewenang baru atau
e. Peraturan kebijakan (beleidsregen), sebelumnya tidak ada
artinya delegans memberikan instruksi c. Atribusi diberikan pada badan dan/atau
(petunjuk) tentang penggunaan pejabat TUN/AN yang memperoleh
wewenang tersebut wewenang melalui atribusi:
Atribusi − Tanggung jawab kewenangan berada
Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada padabadan dan atau pejabat TUNIAN
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh yang bersangkutan
UUD 1945 atau UU (Rumusan dalam UU Nomor − Kewenangan atribusi tidak dapat
30 Tahun 2014) didelegasikan kecuali diatur dalam UUD
Kaitan pembentukan peraturan perUUan dan/atau UU
Menurut Donner bahwa di samping melakukan Keputusan tidak sah adalah keputusan yang
tindakan- tindakan hukum dalam menjalankan apabila dalam pembuatannya tidak
fungsi pemerintahan, maka AN juga melakukan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
pekerjaan menentukan tugas-tugas
peraturan perundang-undangan sehingga Ex nunc bahwa keputusan dinyatakan batal
memiliki kekurangan dan berakibat tidak sah berlaku surut
terhitung dari saat keputusan itu dibatalkan
Keputusan tidak sah ada tiga :
(tidak berlaku surut)
1. Keputusan yang batal karena hukum (Niettig
Van Vollen:
van rechtswege)
Tindakan pemerintah adalah pemeliharaan
Keputusan yang Batal Karena Hukum (Niettig
kepentingan N dan rakyat secara spontan
van rechtswege) Keputusan yang Batal
dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan
Karena Hukum (Niettig van rechtswege)
rendahan.
adalah bahwa suatu perbuatan untuk
sebagiannya atau untuk seluruhnya bagi Hoven Romeijn:
hukum dianggap tidak ada (dihapuskan)
Tindakan pemerintah adalah tiap-tiap
tanpa diperlukan suatu keputusan hakim
tindakan atau perbuatan dari satu alat
atau keputusan suatu badan pemerintahan
admimistrasi N (bestuurs organ) yang
lain yang berkompeten untuk menyatakan
mencakup juga perbuatan-perbuatan atau
batalnya sebagian atau seluruh akibat itu.
hal-hal yang berada di luar lapangan hukum
2. Keputusan yang batal (Nietig) tata pemerintahan seperti keamanan,
peradilan dil, dengan maksud menimbulkan
Keputusan yang Batal (Nietig) adalah Suatu
akibat hukum dalam bidang HAN.
perbuatan yang bagi hukum akibat suatu
perbuatan yang dilakukan tersebut dianggap Arti Tindakan Pemerintah Komisi Van Poetje
tidak ada (1972)
Dilakukan pembatalan oleh hakim karena Publiek rechtelijke handeling atau tindakan
adanya kekurangan esensiil dalam Hpublik adalah tindakan-tindakan
hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam
Pembatalan bersifat ex tunc
menjalankan fungsi pemerintahan.
Ex tunc bahwa keputusan dinyatakan batal
dan berakibat tidak sah berlaku surut
terhitung dari saat dikeluarkannya
keputusan itu