Anda di halaman 1dari 5

Sumber kewenangan dapat dilihat pada Kewenangan AN dalam Bidang PerUUan

konstitusi setiap negara yang memberi suatu menurut Utrecht


legitimasi kepada badan-badan publik untuk
Melalui kewenangan atas inisiatifnya sendiri
dapat melakukan fungsinya. Perwujudan dari
fungsi pemerintahan nampak pada tindakan Kewenangan inisiatif bisa melahirkan peraturan
pemerintahan (besturrshandelingen) yang setingkat UU yaitu Perppu
Dalam kajian hukum administrasi, mengetahui Dasar kewenangan AN untuk membuat
sumber dan cara memperoleh wewenang organ peraturan atas inisiatifnya sendiri adalah Pasal
pemerintahan penting, karena berkenaan 22 ayat (1) UUD 1945 yaitu :
dengan pertanggungjawaban hukum (rechtelijke
verantwording) dalam penggunaan wewenang "bahwa dalam hal ikhwal kegentingan yang
tersebut, seiring dengan salah satu prinsip memaksa, Presiden berhak menetapkan
dalam negara hukum; "geen bevoegheid zonder peraturan pemerintah sebagai pengganti UU"
verantwoordelijkheid atau there is no authority Melalui kewenangan delegasi perUUan
without responsibility" (tidak ada kewenangan
tanpa pertanggungjawaban) Kewenangan delegasi bisa melahirkan
peraturan yang derajatnya di bawah UU yaitu
Setiap Keputusan dan/atau Tindakan wajib Peraturan Pemerintah
berdasarkan ketentuan peraturan perUUan dan
AAUPB Dasar kewenangan AN untuk membuat
peraturan atas delegasi perUUan adalah Pasal 5
Peraturan PerUUan yang dimaksud meliputi : ayat (2) UUD 1945 bahwa :
a. peraturan perundang-undangan yang "Presiden menetapkan peraturan pemerintah
menjadi dasar Kewenangan; dan untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya"
b. peraturan perundang-undangan yang Kewenangan PerUUan Pemerintah
menjadi dasar dalam menetapkan
dan/atau melakukan Keputusan Peraturan Perundang-undangan adalah
dan/atau Tindakan peraturan tertulis yang memuat norma hukum
yang mengikat secara umum dan dibentuk atau
Badan/pejabat pemerintah (AN) wajib ditetapkan oleh lembaga Negara atau pejabat
mencantumkan atau menunjukkan ketentuan yang berwenang melalui prosedur yang
peraturan perundangundangan yang menjadi ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
dasar Kewenangan dan dasar dalam undangan
menetapkan dan/atau melakukan Keputusan
dan/atau Tindakan Kewenangan membuat keputusan hanya dapat
diperoleh dengan dua cara, yaitu atribusi atau
Ketiadaan atau ketidakjelasan peraturan delegasi
perUUan (a dan b) tidak menghalangi
Badan/Pejabat Pemerintahan (AN) yang Kewenangan membuat peraturan perUUan
berwenang untuk menetapkan dan/atau hanya dapat diperoleh dengan cara, yaitu
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan atribusi atau delegasi atau diskresi
sepanjang memberikan kemanfaatan umum Mandat
dan sesuai dengan AUPB
Mandat merupakan suatu pelimpahan
wewenang kepada bawahan. Pelimpahan ini
bermaksud memberi wewenang kepada Pemerintahan yang lebih rendah dengan
bawahan untuk membuat keputusan a.n. tanggung jawab dan tanggung gugat beralih
pejabat TUN/AN yang memberi mandat sepenuhnya kepada penerima delegasi
Keputusan itu merupakan keputusan pejabat
Kaitan pembentukan peraturan perUUan
TUN/AN yang memberi mandat. Tanggung
jawab dan tanggung gugat tetap pada pemberi Delegasi adalah pelimpahan kewenangan
mandat. Untuk mandat tidak perlu ada membentuk Peraturan Perundang-undangan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang yang dilakukan oleh peraturan perundang-
melandasinya karena mandat merupakan hal undangan yang lebih tinggi kepada peraturan
rutin dalam hubungan intim-hirarkis organisasi perundang-undangan yang sejenis atau yang
pemerintahan lebih rendah, baik pelimpahan dinyatakan
dengan tegas maupun tidak
Diskresi
Tanggung jawab yuridis tidak lagi ada pada
adalah keputusan dan/atau tindakan yang
pemberi delegasi (delegans) tetapi beralih pada
dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan untuk
penerima delegasi (delegataris)
mengatasi persoalan konkrit yang dihadapi
dalam penyelenggaraan pemerintahan, dalam Misalnya :
hal peraturan perundang-undangan tidak
mengatur, tidak lengkap, tidak jelas, dan/atau untuk melaksanakan Perda dan atas kuasa
memberikan pilihan peraturan perundang-undangan, kepala daerah
menetapkan Peraturan Kepala Daerah dan/atau
Diskresi lazimnya dikenal dengan Ermessen di Keputusan Kepala Daerah
Indonesia dikenal sebagai freies ermessen
Contoh delegasi :
Ermessen muncul jika dalam Peraturan
Perundang-undangan berbunyi: "dapat", Pasal 20 ayat (1), (2), dan (4) UU Pemda :
"diberikan kewenangan", "boleh", "berhak", (1) Urusan pemerintahan konkuren yang
dan "seharusnya" menjadi kewenangan daerah provinsi
Mandat diselenggarakan :

Adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan a. Sendiri oleh daerah provinsi;


dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih b. Dengan cara menugasi daerah
tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat kabupaten/kotaberdasarkan asas tugas
Pemerintahan yang lebih rendah dengan pembantuan; atau
tanggung jawab dan tanggung gugat tetap
berada pada pemberi mandat c. Dengan cara menugasi desa

Tanggung jawab akhir keputusan yang diambil (2) Penugasan oleh daerah provinsi kepada
mandataris tetap berada pada mandans kabupaten/kota berdasarkan ayat (1) huruf b
(pemberi mandat) dan kepada desa pada ayat (1) huruf c
ditetapkan dengan peraturan gubernur
Delegasi sesuai denganketentuan peraturan perUUan
Delegasi adalah pelimpahan Kewenangan dari (3) Penugasan oleh pemerintah
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang kabupaten/kota kepada desa ditetapkan
lebih tinggi kepada Badan dan/atau Pejabat
dengan peraturan bupati/walikota sesuai Pasal 17 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014
dengan nketentuan peraturan perUUan tentang Pemda:

Syarat-syarat Delegasi Menurut Ten Berge: Daerah berhak menetapkan kebijakan daerah
untukmenyelenggarakan urusan pemerintahan
a. Delegasi harus definitif, artinya
yang menjadikewenangan daerah
delegans tidak dapat lagi menggunakan
sendiri wewenang yang telah Pasal 146 ayat (1) UU Pemda :
dilimpahkan itu
Untuk melaksanakan perda atau kuasa
b. Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan perUUan, kepala daerah menetapkan
peraturan perundang-undangan, peraturan kepala daerah
artinya delegasi hanya dimungkinkan
Pasal 236 UU Pemda :
kalau ada ketentuan untuk itu dalam
peraturan perundang- undangan a. Untuk menyelenggarakan otoda dan tugas
pembantuan, daerah membentuk perda
c. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya
dalam hubungan hirarki kepegawaian b. Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diperkenankan adanya delegasi dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan
bersama kepala daerah
d. Kewajiban memberi keterangan
(penjelasan), artinya delegans Syarat-syarat Atribusi
berwenang untuk meminta penjelasan
tentang pelaksanaan wewenang a. Diatur dalam UUD dan/atau UU
tersebut b. Merupakan wewenang baru atau
e. Peraturan kebijakan (beleidsregen), sebelumnya tidak ada
artinya delegans memberikan instruksi c. Atribusi diberikan pada badan dan/atau
(petunjuk) tentang penggunaan pejabat TUN/AN yang memperoleh
wewenang tersebut wewenang melalui atribusi:
Atribusi − Tanggung jawab kewenangan berada
Atribusi adalah pemberian Kewenangan kepada padabadan dan atau pejabat TUNIAN
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan oleh yang bersangkutan
UUD 1945 atau UU (Rumusan dalam UU Nomor − Kewenangan atribusi tidak dapat
30 Tahun 2014) didelegasikan kecuali diatur dalam UUD
Kaitan pembentukan peraturan perUUan dan/atau UU

Atribusi adalah pemberian kewenangan Bentuk Pelimpahan Kewenangan/ Sumber


membentuk peraturan perUUan yang diberikan Kewenangan
oleh UUD atau UUkepada suatu lembaga a. Atribusi
negara/pemerintahan
b. Delegasi
Bersifat asli yang berasal dari peraturan
perUUan c. Mandat

Contoh atribusi : Cara Pelaksanaan Tindakan Pemerintah


Menurut Utrecht:
5. Yang bertindak adalah pemerintah "taatsteling" ataupun tugas politik sekalipun itu
bersama2 subyek hukum lain yang bukan tugas utamanya
bukan administrasi N dimana kedua
Administrasi negaradiberi tugas untuk
belah pihak bergabung dalam kerjasama
membentuk UU dan peraturan-peraturanyang
seperti Bank Industri Niaga (dalam
sebenarnya menjadi tugas legislatif
dewan direksi)
Pemberian tugas pembuatan peraturan-
6. Yang bertindak adalah yayasan yang
peraturan itu diberi berdasarkan delegasi atau
didirikan/diawasipemerintah
pelimpahan tugas kepada administrasi negara
7. Yang bertindak adalah koperasi yang yang disebutdelegasi perUUan (delegatie van
didirikan/diawasi oleh pemerintah wetgeving)

8. Yang bertindak adalah perusahaan Pelimpahan tugas melahirkan kewenangan


negara

Kewenangan pemerintahan adalah kekuasaan


Pertemuan 2
badan dan/atau pejabat pemerintahan atau
penyelenggara negara lainnya untuk bertindak Keputusan Fiktif
dalam ranah hukum publik (Pasal 1 angka 6 UU
Nomor 30 Tahun 2014) Apabila badan atau pejabat tata usaha Negara
tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal
Sebagai konsep hukum publik, wewenang itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut
(bevoegdheid) dideskripsikan sebagai kekuasaan disamakan dengan Keputusan Tata Usaha
hukum (rechsmacht), dimana konsep tersebut Negara
berhubungan pula dalam pembentukan besluit
(keputusan pemerintahan/AN) yang harus Jika suatu badan atau pejabat tata usaha negara
didasarkan atas suatu wewenang tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon,
sedangkan jangka waktu sebagaimana
Wewenang merupakan pengertian yang berasal ditentukan dalam peraturan perundang-
dari hukum organisasi pemerintahan, yang undangan dimaksud telah lewat maka badan
dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan- atau pejabat tata usaha Negara tersebut
aturan yang berkenaan dengan perolehan dan dianggap telah menolak mengeluarkan
penggunaan wewenang pemerintahan oleh keputusan yang dimaksud
subjek hukum publik di dalamhubungan hukum
publik (Ridwan H.R) Dalam hal peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan tidak menentukan jangka waktu
Kewenangan pemerintah dalam kaitan ini maka setelah lewat jangka waktu 4 bulan sejak
dianggap sebagai kemampuan untuk diterimanya permohonan, badan atau pejabat
melaksanakan hukum positif, dan dengan tata usaha Negara yang bersangkutan dianggap
begitu, dapat dirincikan hubungan hukum telahmengeluarkan keputusan penolakan.
antara pemerintah dengan warga negara)
(F.P.C.L. Tonnaer) Keputusan Tidak Sah

Menurut Donner bahwa di samping melakukan Keputusan tidak sah adalah keputusan yang
tindakan- tindakan hukum dalam menjalankan apabila dalam pembuatannya tidak
fungsi pemerintahan, maka AN juga melakukan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam
pekerjaan menentukan tugas-tugas
peraturan perundang-undangan sehingga Ex nunc bahwa keputusan dinyatakan batal
memiliki kekurangan dan berakibat tidak sah berlaku surut
terhitung dari saat keputusan itu dibatalkan
Keputusan tidak sah ada tiga :
(tidak berlaku surut)
1. Keputusan yang batal karena hukum (Niettig
Van Vollen:
van rechtswege)
Tindakan pemerintah adalah pemeliharaan
Keputusan yang Batal Karena Hukum (Niettig
kepentingan N dan rakyat secara spontan
van rechtswege) Keputusan yang Batal
dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan
Karena Hukum (Niettig van rechtswege)
rendahan.
adalah bahwa suatu perbuatan untuk
sebagiannya atau untuk seluruhnya bagi Hoven Romeijn:
hukum dianggap tidak ada (dihapuskan)
Tindakan pemerintah adalah tiap-tiap
tanpa diperlukan suatu keputusan hakim
tindakan atau perbuatan dari satu alat
atau keputusan suatu badan pemerintahan
admimistrasi N (bestuurs organ) yang
lain yang berkompeten untuk menyatakan
mencakup juga perbuatan-perbuatan atau
batalnya sebagian atau seluruh akibat itu.
hal-hal yang berada di luar lapangan hukum
2. Keputusan yang batal (Nietig) tata pemerintahan seperti keamanan,
peradilan dil, dengan maksud menimbulkan
Keputusan yang Batal (Nietig) adalah Suatu
akibat hukum dalam bidang HAN.
perbuatan yang bagi hukum akibat suatu
perbuatan yang dilakukan tersebut dianggap Arti Tindakan Pemerintah Komisi Van Poetje
tidak ada (1972)

Dilakukan pembatalan oleh hakim karena Publiek rechtelijke handeling atau tindakan
adanya kekurangan esensiil dalam Hpublik adalah tindakan-tindakan
hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam
Pembatalan bersifat ex tunc
menjalankan fungsi pemerintahan.
Ex tunc bahwa keputusan dinyatakan batal
dan berakibat tidak sah berlaku surut
terhitung dari saat dikeluarkannya
keputusan itu

3. Keputusan yang dapat dibatalkan (vernietig


baar).

Keputusan yang Dapat Di Batalkan (vernietig


baar) adalah Suatu perbuatan yang bagi
hukum perbuatan yang dilakukan akibatnya
dianggap sah sampai waktu pembatalan oleh
hakim atau badan pemerintahan yang
kompeten

Dilakukan pembatalan oleh hakim atau


badan yang mengeluarkan keputusan karena
suatu kekurangan dan bersifat ex nunc

Anda mungkin juga menyukai