Anda di halaman 1dari 37

ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER

TEKNIK OPERASI TUMOR “FIBROSARKOMA” PADA ANJING

Oleh
Kelompok A2

KEZIA JOANA LIMARTA (1909511006)


NURHASYIAT. N (1909511007)
WAYAN SANGI VANI (1909511008)
DOSMONYTHA BR KELIAT (1909511009)
NI NYOMAN RIANTINI (1909511011)
DYAH RISMA APRILIA ENJI (1909511012)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmatnya
tugas Ilmu Bedah Khusus Veteriner ini dapat tersusun. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas
Ilmu Bedah Khusus Veteriner “Teknik Operasi Hygroma pada Anjing” ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas Ilmu
Bedah Veteriner Umum ini, oleh karena itu penulis sangat menghargai saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi menyempurnakan tugas Ilmu Bedah
Khusus Veteriner ini. Semoga tugas Ilmu Bedah Khusus Veteriner ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 23 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pendahuluan dan Kasus ................................................................................... 3
2.2 Preoperasi dan Anestesi.................................................................................... 4
2.3 Prosedur Operasi .............................................................................................. 4
2.4 Hasil dan Pasca Operasi ................................................................................... 6
BAB III............................................................................................................................... 7
PENUTUP .......................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 7
3.2 Saran .................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Insisi kulit .............................................................................................. 4


Gambar 2. Menggunting tumor secara perlahan dan hati-hati ................................ 4
Gambar 3. Lubang daerah bekas tumor .................................................................. 5
Gambar 4. Menjahit kulit dengan pola jahitan terputus .......................................... 5
Gambar 5. Tumor pada anjing ................................................................................ 5
Gambar 6. Kesembuhan luka pasca operasi ............................................................ 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Operasi onkologi adalah cabang ilmu kedokteran yang merujuk pada
metode untuk mengobati tumor. Neoplasia merupakan kumpulan sel
abnormal terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus, secara tidak
terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak ada manfaatnya bagi tubuh (Berata et
al., 2011). Neoplasia atau tumor termasuk ke dalam salah satu penyakit yang
umummya menyerang anjing (Simarmata et al., 2021). Berdasarkan
pertumbuhannya, tumor dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu tumor ganas
(malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor).
Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan
mutasi dibutuhkan untuk tumor dapat muncul. Mutasi yang mengaktifkan
onkogen atau menekan gen penahan tumor dapat akhirnya menyebabkan
tumor. Sel memiliki mekanisme yang memperbaiki DNA dan mekanisme
lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui
apoptosis bila DNA rusak terlalu parah (Saleh, 2016).
Fibrosarkoma adalah neoplasma yang umum terjadi pada anjing,
kucing dan hewan peliharaan lainnya (Subapriya et al., 2018). Tumor
jenis ini sering ditemukan pada anjing yang berumur rata-rata 8 tahun keatas
dan tidak ada perbedaan akbiat ras atau kelamin. Secara patologi anatomi,
fibrosarcoma ukurannya bervariasi bahkan dapat lebih besar. Biasanya
berbentuk teratur dan noduler, tidak ada batas yang jelas dengan jaringan
sekitar dan tidak berkapsul. Konsistensinya padat seperti daging dengan
adanya bagian rapuh atau empuk (Berata et al. 2011).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari fibrosarkoma dan apa contoh kasus tindakan operasi
fibrosarkoma pada anjing?

1
2. Bagaimana prosedur pre-operasi dan anestesi yang dilakukan pada
operasi fibrosarkoma pada anjing?
3. Bagaimana prosedur operasi yang dilakukan pada fibrosarkoma pada
anjing?
4. Bagaimana hasil dan perawatan pasca-operasi fibrosarkoma pada anjing?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengerti apa itu fibrosarkoma dan mengetahui contoh kasus tindakan
operasi fibrosarkoma pada anjing.
2. Mengetahui prosedur pre-operasi dan anestesi yang dilakukan pada
operasi fibrosarkoma pada anjing.
3. Mengetahui prosedur operasi yang dilakukan pada fibrosarkoma pada
anjing.
4. Mengetahui hasil dan perawatan pasca-operasi fibrosarkoma pada
anjing.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah terpenuhinya tugas
mata kuliah Ilmu Bedah Khusus Veteriner. Selain itu, melalui penulisan
makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan lebih mengenai
tata cara pelaksanaan dan teknik tindakan bedah sistem oncology khususnya
kasus fibrosarkoma pada anjing.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendahuluan dan Kasus


A. Terminologi dan Indikasi
Fibrosarcoma adalah neoplasma ganas dari fibroblas dan paling
sering ditemukan pada anjing tua. Neoplasia merupakan kumpulan sel
abnormal dimana terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus,
secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak ada manfaatnya bagi
tubuh. Tumor jenis ini sering ditemukan pada anjing yang berumur rata-
rata 8 tahun ke atas dan tidak ada perbedaan akbiat ras atau kelamin.
Secara patologi anatomi, fibrosarcoma uku- rannya bervariasi.
Biasanya berbentuk teratur dan noduler, tidak ada batas yang jelas
dengan jaringan sekitar dan tidak berkapsul. Konsistensinya padat
seperti daging dengan adanya bagian rapuh atau empuk (Berata et al.,
2011).

B. Kasus
Pada kasus ini, anjing Pomeranian mix, betina (♀), berumur 10
tahun, warna abu-abu, berat 9,2 kg ditemukan gejala klinis adanya
massa semi solid, kenyal seperti daging dan teraba menyatu dengan
jaringan dibawahnya. Massa yang ditemukan berdiameter ± 5 cm. Pada
bagian tubuh lainnya yaitu pada lateral sinister dekat extremitas cranial
tubuh juga ditemukan adanya 2 bentukan massa abnormal namun
dengan ukuran yang jauh lebih kecil (diameter ±1 cm). Kemudian
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG, hematologi, sitologi
dan histopatologi. Hasil USG menunjukan massa yang cenderung
hypoechoic dengan sedikit tampilan anechoic. Pada pemeriksaan
histopatologi ditemukan sel-sel fibroblast yang dicurigai sebagai sel
tumor dengan inti bulat lonjong, bermitosis dan bersifat infiltratif.
Anjing Pomeranian mix ini kemudian didiagnosa mengalami
fibrosarcoma dengan prognosa dubius.

3
2.2 Preoperasi dan Anestesi
Sebelum dilakukan pembedahan, pemeriksaan fisik hewan dilakukan
terlebih dahulu seperti penimbangan berat badan, suhu, pulsus, CRT dan
tugor kulit, keadaan rambut rontok atau tidak, adanya ektoparasit atau tidak.
Selanjutnya, sebagai pre anestesi anjing diberi premedikasi menggunakan
xylazine (1-2 mg/kg BB IM) 10 menit lebih awal lalu diikuti dengan injeksi
ketamine 10-20 mg/kg BB IM. Maintenace anestesi menggunakan anestesi
inhalasi Isofluran. Selain itu berikan Tolfenamic acid dosis 4 mg/kg BB SC
dan Cefotaxime 20-40 mg/kg BB IV.

2.3 Prosedur Operasi


1. Proses operasi dimulai dengan menginsisi kulit dilanjutkan insisi pada
subkutan.

Gambar 1. Insisi kulit


2. Tumor terlihat setelah lapisan subkutan diinsisi.
3. Tumor tersebut kemudian diangkat menggunakan gunting secara perlahan
dan hati-hati karena tingginya inervasi pembuluh darah pada area tersebut

Gambar 2. Menggunting tumor secara perlahan dan hati-hati


4. Akibat pengangkatan massa tumor tersebut maka terbentuklah lubang pada
daerah bekas tumor itu berada. Oleh karena itu, lapisan kulit digunting
sebagian agar tidak membentuk rongga ketika dijahit.

4
Gambar 3. Lubang daerah bekas tumor
5. Sebelum dijahit daerah bekas tumor dibersihkan menggunakan NaCl
fisiologis dan dipastikan seluruh massa tumor telah terangkat.
6. Proses penjahitan hanya dilakukan 2 kali yaitu menjahit lapisan lemak
menggunakan Cutgut Chromic 2/0 dan menjahit kulit dengan pola jahitan
terputus menggunakan Silk 2/0.

Gambar 4. Menjahit kulit dengan pola jahitan terputus


7. Musculus pada pembedahan ini dipilih untuk tidak dijahit karena banyak
sekali inervasi pembuluh darah pada daerah tersebut. Penjahitan pada
musculus dikhawatirkan akan mematikan inervasi pembuluh darah dan
malah akan menyebabkan kematian jaringan. Sebelum menjahit kulit,
terlebih dahulu dipasang selang untuk proses flusing pada daerah operasi.

Gambar 5. Tumor pada anjing

5
2.4 Hasil dan Pasca Operasi
Setelah operasi, dilakukan penanganan pasca operasi dengan
melkukan beberapa tindakan, antara lain ; luka operasi dibersihkan 2 kali
sehari menggunakan NaCl lalu diolesi dengan pov-idone iodine serta
diflusing menggunakan Penstrep-400. Pada hari ke-3 pasca operasi,
pelepasan selang untuk flusing dapat dilakukan dan hewan sudah dibawa
pulang. Pengontrolan dilakukan setiap 3 hari sekali. Perawatan pasca operasi
juga dilakukan dengan pemberian antibiotik Amoxicillin 2 kali sehari dengan
dosis anjuran10mg/kg BB, lalu diberikan antibiotik Metronidazole selama 5
hari dengan dosis anjuran 15-25mg/kg BB, pemberian antiinflamasi
carprofen (Rymadil) selama 5 hari dengan dosis anjuran 4mg/kg BB/hari
dilanjutkan dengan dosis maintenance selama 5 hari dengan dosis 2mg/kg
BB/hari. Jahitan dilepas pada hari ke-10 pasca operasi.

Gambar 6. Kesembuhan luka pasca operasi

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pertumbuhannya, neoplasia atau tumor dapat dibedakan
menjadi 2 tipe yaitu tumor ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign
tumor). Fibrosarkoma adalah neoplasma ganas yang sering ditemukan pada
anjing yang berumur rata-rata 8 tahun keatas. Penanganan dalam kasus
neoplasia dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu kemoterapi, terapi
radiasi, dan pembedahan. Pada kasus ini, penanganan dilakukan dengan
pengangkatan massa tumor melalui proses pembedahan.

3.2 Saran
Penanganan post operasi merupakan aspek penting yang perlu
diperhatikan untuk menentukan keberhasilan sebuah tindakan operasi.
Pemberian obat harus tepat dan dilakukan observasi untuk memastikan bahwa
perilaku, sistem tubuh, serta kondisi fisiologis pasien normal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Simarmata, Y. T. R. M. R., Biru, D. M. A., & Restiati, N. M. 2021. Studi Kasus:


Fibrosarcoma Pada Anjing Pomeranian Mix. Jurnal Kajian
Veteriner, 9(1), 35–49. https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
Sudisma, I.G. N. 2016. Diktat Kuliah. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi.
Tim Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Universitas Udayana. Bali.
ISBN:979-25-5196-6.

8
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

STUDI KASUS : FIBROSARCOMA PADA ANJING POMERANIAN MIX

Yohanes T.R.M.R. Simarmata1*, Desi Maria A. Biru2, Ni Made Restiati3


1
Laboratorium Penyakit Dalam Hewan Kecil Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana Kupang
2
Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana Kupang
3
Bali Veterinary Clinic, Denpasar, Bali
*Korespondensi e-mail: drh.joe.saragih@gmail.com

ABSTRACT

Fibrosarcoma is a malignant neoplasm of fibroblast that commonly found


in middle-aged or older dogs. Breed and sex do not influence the incidence of fi-
brosarcoma. A 10 years old grey female mix Pomeranian with a bodyweight of
9.2 kg showed a semi-solid mass, with meat-like consistency that felt integrated
with the tissue underneath. A mass with a diameter of ± 5 cm had been found in
the left thigh near the anus. The other two unusual masses with smaller size (di-
ameter ±1 cm) were also found at lateral sinister near extremities cranial of the
body. A serial of diagnostic check-ups, such as physical and clinical check-up,
USG, haematology, cytology, and histopathology tests was run to examine the dog
condition. The USG result showed hypoechoic masses with slightly anechoic ap-
pearances. The haematology analysis showed a decrease in lymphocyte, MCV and
hematocrit, meanwhile the granulocyte, MCHC and MHC showed an increasing
trend. The cytology test revealed a fat-like vacuolization. Furthermore, the histol-
ogy examination indicating the presence of large hyperchromic oval cells. The
histopathology examination also found fibroblast cells that suspected as tumour
cells with mitotic and infiltrated oval cores. Thus, the dog was diagnosed with fi-
brosarcoma and the prognosis was dubious. The surgery was done to remove the
tumour masses.

Keywords: cytology; dog; Fibrosarcoma; Histopathology; Pomeranian mix

PENDAHULUAN

Anjing merupakan hewan kan aspek penting yang sangat diper-


yang banyak disukai untuk dijadikan hatikan.
hewan kesayangan karena kecer- Neoplasia atau tumor terma-
dasannya, sifatnya yang setia, serta suk ke dalam salah satu penyakit
kemampuannya untuk berkomunikasi yang umummya menyerang anjing.
dengan pemiliknya (Fitriani, 2007). Neoplasia ada yang bersifat jinak
Kecintaan manusia terhadap anjing (benign) dan ada yang bersifat ganas
secara langsung mempengaruhi cara (malignan) atau yang lebih dikenal
pemeliharaan dan perawatan anjing. dengan istilah kanker. Neoplasia
Status kesehatan dari anjing merupa- merupakan kumpulan sel abnormal

35
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner

dimana terbentuk oleh sel-sel yang ran yang jauh lebih kecil (diametar
tumbuh terus menerus, secara tidak ±1 cm). Kemudian dilakukan
terbatas, tidak terkoordinasi dan tid- pemeriksaan penunjang berupa USG,
ak ada manfaatnya bagi tubuh (Be- hematologi, sitologi dan histopatolo-
rata et al., 2011). gi. Hasil USG menunjukan massa
Fibrosarcoma adalah neo- yang cenderung hypoechoic dengan
plasma ganas dari fibroblas dan pal- sedikit tampilan anechoic. Pada
ing sering ditemukan pada anjing tua. pemeriksaaan hematologi terjadi
Tumor jenis ini sering ditemukan penurunan nilai limfosit, MCV, dan
pada anjing yang berumur rata-rata 8 hematokrit sedangkan peningkatan
tahun ke atas dan tidak ada perbe- terjadi pada nilai granulosit, MCHC
daan akbiat ras atau kelamin. Secara dan MCH. Pada pemeriksaan his-
patologi anatomi, fibrosarcoma uku- topatologi tampakan sel abnormal
rannya bervariasi. Biasanya ber- terlihat memiliki ukuran yang lebih
bentuk teratur dan noduler, tidak ada besar, berbentuk bulat lonjong dan
batas yang jelas dengan jaringan terlihat lebih hipercromic. Hasil
sekitar dan tidak berkapsul. Kon- sitologi juga menunjukan adanya
sistensinya padat seperti daging vakuolisasi menyerupai sel lemak.
dengan adanya bagian rapuh atau Pada pemeriksaan histopatologi
empuk (Berata et al., 2011). ditemukan sel-sel fibroblast yang
Pada kasus ini, anjing Pomer- dicurigai sebagai sel tumor dengan
anian mix, betina (♀), berumur 10 inti bulat lonjong, bermitosis dan
tahun, warna abu-abu, berat 9,2 kg bersifat infiltratif. Anjing Pomerani-
ditemukan gejala klinis adanya mas- an mix ini kemudian didiagnosa
sa semi solid, kenyal seperti daging mengalami fibrosarcoma dengan
dan teraba menyatu dengan jaringan prognosa dubius. Penanganan dalam
dibawahnya. Massa yang ditemukan kasus Neoplasia dapat dilakukan
berdiameter ± 5 cm. Pada bagian dengan berbagai cara yaitu kemot-
tubuh lainnya yaitu pada lateral sin- erapi, terapi radiasi dan pembedahan.
ister dekat extremitas cranial tubuh Pada kasus ini penanganan dilakukan
juga ditemukan adanya 2 bentukan dengan teknik pembedahan.
massa abnormal namun dengan uku-

METODOLOGI

Materi Anamnesa
Sinyalemen Anjing Pomeranian mix
Anjing kasus bernama Can- dibawa ke klinik dengan keluhan
tik, merupakan anjing Pomeranian adanya pembengkakan pada daerah
mix berjenis kelamin betina berumur paha kiri di dekat anus. Sebelumnya
10 tahun, berat badan 9,2 kg dengan anjing didiagnosa oleh dokter
warna rambut abu-abu. mengalami abses dan telah dilakukan

36
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

pembedahan pada bulan April 2019 (Rymadil®), Xylazine, Ketamine,


di klinik yang lain. Namun Isofluran, Tolfenamic acid, Cefotax-
pembengkakan kembali terjadi pada ime.
daerah yang sama, ukurannya terus
bertambah dalam waktu yang singkat Metode
dan jauh lebih besar dibandingkan Anjing di bawah ke klinik
sebelumnya. dan dilakukan pemeriksaan fisik dan
klinis, pemeriksaan penunjang beru-
Alat dan Bahan pa USG, sitologi, hematologi dan
Adapun alat dan bahan yang histopatologi. Berdasarkan hasil
digunakan diantaranya alat bedah pemeriksaan anjing didiagnosa men-
minor, USG, mikroskop, hematology galami fibrosarcoma dengan progno-
analyzer, alat anestesi inhalasi, infus sa dubius. Penanganan kasus ini dil-
set dan NaCl, Penstrep-400®, Amox- akukan dengan teknik pembedahan.
icillin, Metronidazole, Carprofen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Fisik dan Klinis tubuh juga ditemukan adanya 2


Berdasarkan hasil bentukan massa abnormal namun
pemeriksaan fisik didapati adanya dengan ukuran yang jauh lebih kecil
pembengkakan pada daerah subcutan (diametar ±1 cm). Pada pemeriksaan
paha kiri bagian belakang di dekat umum dan fisiologis lainnya
anus (Gambar 1), namun anjing tetap menunjukan kondisi yang normal
menunjukan pergerakan yang (suhu : 38,5oC, pulsus : 110
normal. Massa yang dipalpasi kali/menit dan nafas : 24 kali/menit,
menunjukan konsistensi semi solid, CRT (capillary refill time) dan turgor
kenyal seperti daging dan teraba kulit < 2 detik, rambut mengkilat dan
menyatu dengan jaringan tidak rontok, terdapat sedikit
dibawahnya. Massa yang ditemukan ektoparasit pada tubuh, tidak ada
berdiameter ± 5 cm. Pada bagian muntah dan diare serta limfoglandula
tubuh lainnya yaitu pada lateral mandibularis dan poplitea teraba
sinister dekat extremitas cranial kenyal dengan ukuran ± 1 cm).

Gambar 1. Masa yang ditemukan saat palpasi eksternal.


Sumber : Dok. Pribadi

37
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner

Pemeriksaan Ultrasonografi

Gambar 2. Tampilan hasil USG anjing cantik


Sumber : Dok. pribadi

Pada hasil pemeriksaan lihat adanya struktur jaringan.


menggunakan USG didapati Pemeriksaan sitologi dilakukan
tampilan massa yang cenderung dengan teknik aspirasi jarum pada
hypoechoic, namun ada beberapa massa abnormal yang ditemukan.
tampilan yang terlihat anechoic Pada pemeriksaan sitologi didapati
(Gambar 2. “tanda panah merah”). hasil adanya suatu tampakan sel ab-
Hal ini sesuai dengan hasil palpasi normal dimana memiliki ukuran
dimana massa teraba kenyal dan yang lebih besar, dengan bentukan
semi solid yang menandakan adanya bulat lonjong dan terlihat lebih
perpaduan antara jaringan lunak dan hipercromic (panah merah). Selain
cairan. itu, ada juga bentukan vakuolisasi sel
menyerupai sel lemak (panah hitam).
Pemeriksaan Sitologi Bentukan sel menyerupai sel lemak
Pemeriksaan sitologi meru- yang berbeda-beda ukurannya juga
pakan pemeriksaan terhadap sampel terdapat pada tepi eritrosit (panah
cairan tubuh dengan tampakan hasil kuning).
berupa gambaran sel-sel tanpa ter-

Gambar 3. Hasil pemeriksaan sitologi. Perbesaran 40x.


Sumber : Dok. pribadi
Ket : = Bentukan sel lemak di tepi eritrosit; = sel hipercromic,
= vakuolisasi sel lemak.

38
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

Pemeriksaan Hematologi

Tabel 1. Hasil pemeriksaan hematologi anjing Pomeranian mix


Parameter Normal (Satuan) Hasil (Satuan) Keterangan
WBC 6-7 103/µL 15.4 103/µL Normal
Limfosit 12-30 % 11.1% Menurun
MID 2-9 % 2.5% Normal
Granulosit 60-83 % 86.4% Meningkat
6 6
RBC 5.5-8.5 10 /µL 5.89 10 /µL Normal
Hemoglobin 12-18 g/dL 15.1 g/dL Normal
MCHC 30-38 g/dL 43.3 g/dL Meningkat
MCH 20-25 pg 25.7 Pg Meningkat
MCV 62-72 fL 59.4 fL Menurun
RDW-CV 11-15.5 % 14.6 % Normal
RDW-SD 35-56 fL 47.7 fL Normal
Hematokrit 37-55 % 34.9 % Menurun
Platelet 200-500 103/µL 348 103/µL Normal
MPV 7-12.9 fL 7.1fL Normal
PDW 10-18 fL 11 fL Normal
PCT 0.1-0.5 % 0.247 % Normal
P-LCR 13-43 % 15 % Normal

Hasil pemeriksaan hematolo- jaringan tubuh, dimana dilakukan


gi menunjukkan terjadinya peru- pemeriksaan dan pemotongan mak-
bahan pada beberapa parameter yang roskopis terhadap jaringan, diproses
diperiksa diantaranya nilai limfosit, sampai siap menjadi slide atau
granulosit, MCHC (Mean Corpuscu- preparat yang kemudian dilakukan
lar Hemoglobin Concentration), pembacaan secara mikroskopis untuk
MCH (Mean Corpuscular Hemoglo- penentuan diagnosis. Hasil pemerik-
bin), MCV (Mean Corpuscular Vol- saan histopatologi akan menampakan
ume) dan hematoktit. Namun peru- struktur jaringan tubuh. Pada kasus
bahan yang terjadi dinilai tidak terla- ini, sampel jaringan tubuh diperoleh
lu signifikan sehingga tidak sampai melalui proses pembedahan (Gambar
menampakan gejala klinis yang ab- 4). Massa yang dicurigai sebagai
normal atau dapat dikatakan tubuh massa tumor diangkat dan sampelnya
masih mampu mengkompensasi pe- dikirim ke BBVet (Balai Besar
rubahan tersebut. Veteriner) Denpasar-Bali. Hasil
pemeriksaan histopatologi tampak
Pemeriksaan Histopatologi seperti Gambar 5 dengan diagnosa
Pemeriksaan histopatologi final berupa fibrosarcoma.
adalah pemeriksaan terhadap sempel

39
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner

Gambar 4. Operasi pengangkatan massa tumor pada anjing Pomeranian mix.


Sumber : Dok. Pribadi

Diagnosa dan Prognosa coma). Prognosa dari kasus ini dubi-


Berdasarkan hasil anamnesa, us, dimana adanya kemungkinan ter-
pemeriksaan fisik, gejala klinis dan jadinya kekambuhan pembentukan
pemeriksaan penunjang, massa yang massa tumor. Hal ini dikarenakan
didapati pada anjing cantik diketahui tidak dilakukannya kemoterapi pasca
sebagai massa tumor (Fibrosar- operasi.

Gambar 5. Gambaran histopatologi tumor fibrosarcoma pada anjing Pomeranian


mix.
Ket : Sel-sel tumor berupa sel-sel fibroblast ( ) intinya bulat lonjong
hiperchromic ( ). Terlihat gambaran mitosis ( ), tumor bersifat infiltratif ( )
Pewarnaan H E (40x).
Sumber : Dok. pribadi

Penanganan Kasus dan Terapi Pelaksanaan operasi


Penanganan kasus fibrosar- Anjing dianestesi
coma pada anjing cantik dilakukan menggunakan xylazine (1-2 mg/kg
dengan operasi atau pembedahan un- BB IM) 10 menit lebih awal lalu dii-
tuk mengangkat massa tumor. kuti dengan injeksi ketamine 10-20
Kemoterapi tidak dilakukan pada ka- mg/kg BB IM. Maintenace anestesi
sus ini dikarenakan pemilik tidak menggunakan anestesi inhalasi
menyetujui untuk dilakukan tindakan Isofluran.
kemoterapi.

40
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

Setelah anjing teranestesi, an- preparasi menggunakan gunting


jing diposisikan lateral dexter re- secara perlahan dan hati-hati karena
cumbency, lalu daerah yang akan di- tingginya inervasi pembuluh darah
insisi ditutup dengan drape steril dan pada area tersebut (Gambar 6). Aki-
dipastikan daerah tersebut benar- bat pengangkatan massa tumor terse-
benar steril. Penyuntikan Tolfenamic but maka terbentuklah lubang pada
acid dosis 4 mg/kg BB SC dan Cefo- daerah bekas tumor itu berada. Oleh
taxime 20-40 mg/kg BB IV dil- karena itu, lapisan kulit digunting
akukan pada saat sebelum pem- sebagian agar tidak membentuk
bedahan. rongga ketika dijahit. Sebelum di-
Proses operasi dimulai jahit daerah bekas tumor dibersihkan
dengan menginsisi kulit dilanjutkan menggunakan NaCl fisiologis dan
dengan subkutan. Massa tumor ter- dipastikan seluruh massa tumor telah
lihat setelah lapisan subkutan di- terangkat.
insisi. Tumor tersebut kemudian di-

Gambar 6. Proses pengangkatan tumor fibrosarcoma pada anjing cantik.


Sumber : Dok. pribadi

Pada pembedahan ini, proses pembedahan ini dipilih untuk tidak


penjahitan hanya dilakukan 2 kali dijahit karena banyak sekali inervasi
yaitu menjahit lapisan lemak pembuluh darah pada daerah terse-
menggunakan Cutgut Chromic 2/0 but. Penjahitan pada musculus
dan menjahit kulit menggunakan Silk dikhawatirkan akan mematikan iner-
2/0 (Gambar 7). Musculus pada vasi pembuluh darah dan malah akan

41
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner

menyebabkan kematian jaringan. hulu dipasang selang untuk proses


Sebelum menjahit kulit, terlebih da- flusing pada daerah operasi.

Gambar 7. Proses penjahitan kulit.


Sumber : Dok. pribadi

Perawatan postoperasi nance 2 mg/kg BB/hari juga selama


Penanganan post operasi 5 hari, (BSAVA, 2011). Jahitan
merupakan aspek penting yang perlu dilepas pada hari ke sepuluh pasca
diperhatikan untuk menentukan operasi.
keberhasilan sebuah tindakan Fibrosarcoma merupakan tu-
operasi. Luka operasi dibersihkan 2 mor ganas yang umum terjadi pada
kali sehari menggunakan NaCl fisi- anjing, kucing dan hewan lainnya
ologis kemudian diolesi dengan pov- (Kass et al.,1993; Goldschmidt and
idone iodine serta di flusing Hendrick 2002). Kulit dan jaringan
menggunakan Penstrep-400®. Pada subkutan menjadi lokasi umum ke-
hari ke 3 pasca operasi, dilakukan jadian fibrosarcoma pada anjing
pelepasan selang untuk flusing dan (Goldschmidt and Hendrick, 2002).
hewan sudah di bawa pulang. Pen- Namun, fibrosarcoma juga bisa ter-
gontrolan dilakukan setiap 3 hari jadi pada bagian tubuh lain seperti:
sekali. Perawatan pasca operasi dil- jantung (Speltz et al., 2007), hati
akukan juga dengan pemberian obat- (Gallati., 1956), ginjal (Brown et al.,
obatan seperti antibiotik Amoxicillin 1975), vesika urinaria (Olausson et
tablet dosis anjuran 10 mg/kg BB 2 al., 2005), uterus (Govaere et al.,
kali sehari selama 5 hari dilanjutkan 2010), omentum (Rayner et al.,
pemberian antibiotik Metronidazole 2010), trakea (Mahler et al., 2006)
dosis anjuran 15-25 mg/kg BB 2 kali dan paling jarang terjadi pada kelen-
sehari selama 5 hari, antiinflamasi jar mamae (Orr, 1984). Penyebab
Carprofen (Rymadil®) dosis anjuran fibrosarcoma tidak diketahui secara
4 mg/kg BB/hari selama 5 hari pasti. Namun ada beberapa faktor
dilanjutkan dengan dosis mainte- yang berpotensi menjadi penyebab

42
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

fibrosarcoma antara lain : paparan ortopedi, suntikan serta perubahan


bahan kimia atau radiasi, infeksi, hormon.
trauma dan benda asing, implan

A B
Gambar 8. Perawatan luka pasca operasi (A) flusing menggunakan Penstrep-400®,
(B) kondisi luka pada hari ke 3 pasca selang flusing dibuka.
Sumber : Dok. pribadi

Pada kasus ini, fibrorosar- Biasanya berbentuk teratur dan nod-


coma terjadi pada Anjing Pomerani- uler, tidak ada batas yang jelas
an mix berumur 10 tahun. Dimana dengan jaringan sekitar dan tidak
didapati adanya bentukan massa berkapsul. Konsistensinya padat sep-
berukuran ± 5 cm pada daerah subcu- erti daging dengan adanya bagian
tan paha kiri bagian belakang di dek- rapuh atau empuk.
at anus dan 2 bentukan massa ab- Berdasarkan temuan klinis
normal pada lateral sinister dekat yang didapat, maka dilakukan juga
extremitas cranial tubuh dengan uku- serangkaian pemeriksaan laboratori-
ran yang jauh lebih kecil (diametar um untuk menentukan diagnosa pasti
±1 cm). Ketika dipalpasi massa dari kasus ini. Pemeriksaan tersebut
menunjukan konsistensi semi solid, meliputi USG, sitologi, hematologi
kenyal seperti daging dan teraba dan histopatologi. Berdasarkan
menyatu dengan jaringan rangkaian pemeriksaan tersebut an-
dibawahnya. Hal ini sejalan dengan jing didiagnosa mengalami Fibrosar-
pendapat Berata et al. (2011), yang coma. Menurut Soujanya and
menyatakan bahwa Fibrosarcoma Madhuri (2019), diagnosa Fibrosar-
adalah neoplasma ganas dari fibro- coma dapat dilakukan melalui
blas dan paling sering ditemukan pa- pemeriksaan sitologi dengan teknik
da anjing tua. Tumor jenis ini sering aspirasi jarum, USG, X-ray, his-
ditemukan pada anjing yang berumur topatologi dan immunohistokimia.
rata-rata 8 tahun ke atas dan tidak Ultrasonografi (USG) meru-
ada perbedaan akbiat ras atau ke- pakan salah satu alat diagnosa
lamin. Secara patologi anatomi, fi- pencitraan yang memanfaatkan
brosarcoma ukurannya bervariasi. pantulan gelombang suara (Noviana

43
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner

et al., 2012). Tampilan hasil USG yang lain dan menjalani operasi.
(derajat echogenitas) terdiri atas 3 Kemungkinan terjadinya limfopenia
yaitu: hyperechoic yang berwarna bisa diakibatkan oleh adanya
putih (tulang, otot padat), hypoechoic penggunaan jangka panjang obat-
yang berwarna abu-abu (hepar, otak, obatan yang mengandung kortiko-
uterus, ren) dan anechoic yang steroid. Anjing cantik juga men-
berwarna hitam (cairan dan se- galami peningkatan leukosit granu-
jenisnya). Pada gambaran hasil USG losit. Peningkatan granulosit lebih
menunjukan tampilan yang cender- mengindikasikan kepada peningkatan
ung hypoechoic, namun ada beberapa neutrofil (neutrofilia). Umumnya
tampilan yang terlihat anechoic peningkatan terjadi akibat berbagai
(Gambar 2. “tanda panah merah”). faktor diantaranya infeksi bakteri,
Hal ini sesuai dengan hasil palpasi sistemik mikosis dan peradangan
dimana massa teraba kenyal dan (trauma jaringan, nekrosis jaringan,
semi solid yang menandakan adanya neoplasma).
perpaduan antara jaringan lunak dan Jenis anemia yang terjadi pa-
cairan. da kasus ini adalah microcytic-
Pemeriksaan hematologi hyperchromic dimana di tandai
menunjukkan terjadinya perubahan dengan adanya penurunan nilai MCV
pada beberapa parameter yang di- dan peningkatan nilai MCHC. Nilai
periksa diantaranya nilai limfosit, MCH biasanya memiliki korelasi
granulosit, MCHC (Mean Corpuscu- positif dengan nilai MCHC atau
lar Hemoglobin Concentration), dapat dikatakan jika nilai MCHC
MCH (Mean Corpuscular Hemoglo- meningkat maka nilai MCH juga
bin), MCV (Mean Corpuscular Vol- meningkat (Esfandiari dkk., 2016).
ume) dan hematoktit. Namun peru- Anemia microcytic biasanya
bahan yang terjadi dinilai tidak terla- ditemukan pada kasus perdarahan
lu signifikan sehingga tidak sampai akut, hemolisis, berkurangnya pem-
menampakan gejala klinis yang ab- bentukan darah sedangkan anemia
normal atau dapat dikatakan tubuh hyperchromic biasanya ditemukan
masih mampu mengkompensasi pe- pada kondisi anemia dan malnutrisi
rubahan tersebut. sehingga terjadi suatu kenaikan berat
Penurunan nilai limfosit (lim- Hb dalam eritrosit, tetapi konsentrasi
fopenia) umumnya terjadi akibat Hb persatuan volume tidak ber-
penggunaan kortikosteroid (baik tambah. Nilai PCV (Packed Cell
secara alami dalam tubuh maupun Volume) atau HCT (hematocrit) juga
akibat pemberian obat untuk satu mengalami penurunan. Hematokrit
penyakit), akibat stress, penurunan merupakan nilai perbandingan per-
produksi limfosit, beberapa infeksi sentase sel darah merah terhadap
virus, dan penyakit herediter. volume darah. Penurunan nilai hema-
Menurut hasil anamnesa anjing can- tokrit dapat mengindikasikan ter
tik sebelumnya dirawat di klinik

44
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

jadinya anemia, bleeding, malnutrisi Penanganan post operasi


dan kanker. merupakan aspek penting yang perlu
Pemeriksaan sitologi dengan diperhatikan untuk menentukan
teknik aspirasi jarum pada massa tu- keberhasilan sebuah tindakan
mor menunjukan adanya sel-sel le- operasi. Selama masa pemulihan (re-
mak dan bentukan sel abnormal yang habilitasi), anjing menunjukan per-
terlihat hiperchromic. Sedangkan ilaku yang aktif, nafsu makan dan
hasil pemeriksaan histopatologi minum pada anjing pun sangat baik.
menunjukan sel-sel tumor berupa sel- Proses urinasi dan defekasi pada an-
sel fibroblas dengan inti bulat lon- jing berlangsung setiap harinya dan
jong hiperchromic. Terlihat gam- tidak didapati adanya kondisi abnor-
baran mitosis dan tumor bersifat in- mal pada feses dan urin yang
filtratif. Hasil pemeriksaan his- dihasilkan. Kondisi fisiologis pada
topatologi sesuai dengan temuan anjing seperti suhu, pulsus dan
Soujanya and Madhuri (2019) terkait respirasi juga secara umum berada
kejadian cutaneus fibrosarcoma pada dalam kisaran normal.
anjing. Hasil pemeriksaan menun- Luka operasi dibersihkan 2
jukan adanya kumpulan fibroblas kali sehari menggunakan NaCl fisi-
dengan inti sel yang lonjong dan ologis kemudian diolesi dengan pov-
hiperchromic. Pada Gambar 5 ter- idone iodine serta di flusing
lihat peningkatan rasio nucleus dan menggunakan Penstrep-400® sampai
sitoplasma. Vascellari et al. (2006), hari ke tiga post operasi. Pada hari ke
menyatakan bahwa salah satu ciri 3 pasca operasi, dilakukan pelepasan
jaringan neoplastik adalah nuclear selang untuk flusing dan hewan su-
pleomorphorism atau variasi dari dah di bawa pulang. Perawatan pasca
nukleus pada suatu jaringan, dalam operasi dilakukan juga dengan pem-
hal ini fibroblas. berian obat-obatan seperti antibiotik
Penanganan pada kasus Fi- Amoxicillin tablet dosis anjuran 10
brosarcoma dilakukan dengan mg/kg BB 2 kali sehari selama 5 hari
pengangkatan massa tumor melalui dilanjutkan pemberian antibiotik
proses pembedahan. Pasca operasi, Metronidazole dosis anjuran 15-25
dilakukan observasi pada hewan mg/kg BB 2 kali sehari selama 5
dengan melakukan pemeriksaan hari, antiinflamasi Carprofen (Ry-
temperatur, frekuensi napas, pulsus, madil®) dosis anjuran 4 mg/kg
nafsu makan, urinasi, maupun BB/hari selama 5 hari dilanjutkan
defekasi serta kondisi luka per- dengan dosis maintenance 2 mg/kg
harinya. Observasi hanya dilakukan BB/hari juga selama 5 hari (BSAVA,
sampai hari ke tiga post operasi 2011). Jahitan dilepas pada hari ke
dikarenakan pada hari ke tiga hewan sepuluh pasca operasi.
telah di bawa pulang dan hanya dil- Pemberian antibiotik pasca
akukan pengontrolan setiap 3 hari operasi umumnya digunakan untuk
sekali di klinik. menekan infeksi bakteri sehingga

45
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner

tidak terjadi infeksi sekunder (Dan- tococcus dan Bacillus. Pada beberapa
iel, 2015). Penstrep-400® merupakan kasus Metronidazole sering dikom-
antibiotik kombinasi Penicilin G dan binasikan dengan antibiotik Penecilin
Streptomicyn sulfat yang bersifat atau aminoglycosida untuk mening-
sinergis, keduanya merupakan anti- katkan kerja melawan bakteri anaer-
biotik bakterisidal. Penicilin merupa- ob (BSAVA, 2011).
kan golongan antibiotik yang bekerja Selain antibiotik, pengobatan
dengan menghambat pembentukan dilakukan pula dengan pemberian
mukopeptida yang diperlukan untuk agen antiinflamasi nonsteroid yaitu
sintesis dinding sel mikroba sehingga Carprofen (Rymadil®). Carprofen
mengakibatkan kematian pada bekerja dengan menghambat enzim
mikroba. Sedangkan Streptomicyn COX-2 sehingga membatasi
sulfat adalah antibiotik golongan produksi prostaglandin yang terlibat
aminoglikosida yang memiliki dalam peradangan. Pemberian
spekrum kerja menengah, obat ini Carprofen berfungsi untuk mengatasi
bekerja dengan cara berikatan nyeri pasca pembedahan dan sebagai
dengan ribosom 30 S dan mengham- agen antipiretik (BSAVA, 2011).
bat sintesis protein. Terikatnya ami- Pengamatan terhadap proses
nogikosida pada ribosom ini akan kesembuhan luka operasi secara rutin
mempercepat transpor ami- dilakukan sampai hari ke 3 pasca
noglikosida ke dalam sel, diikuti ke- operasi. Pada hari pertama dan hari
rusakan membran sitoplasma dan kedua pascaoperasi, kondisi luka
disusul oleh kematian sel (Akalin, masih basah, terlihat kemerahan
2002). Amoxicillin merupakan anti- ditepi luka, bengkak, nafsu makan
biotik berspektrum luas. Amoxicillin dan minum baik namun anjing belum
melawan bakteri gram positif yang aktif bergerak. Menurut Argulana
tidak menghasilkan β-lactamase dan (2008), warna merah pada luka
aktif melawan bakteri gram negatif merupakan hasil dari suatu pera-
karena mampu menembus pori-pori dangan terhadap luka. Reaksi vaso-
membran phospolipid luar bakteri konstriksi dari pembuluh darah sege-
(Crowel and Murray, 2005). Metro- ra diikuti oleh vasodilatasi dari pem-
nidazole merupakan antibiotik buluh darah sekeliling yang masih
dengan aktivitas antibakteri dan anti- utuh serta meningkatnya sirkulasi
protozoa. Mekanismenya pada proto- darah ke daerah tersebut, sehingga
zoa tidak diketahui sedangkan pada menyebabkan kemerahan dan hangat.
bakteri bekerja dengan menghambat Pada hari ke-3 pascaoperasi
sintesis protein bakteri. Metronida- luka operasi terlihat masih merah dan
zole memiliki efek pada sistem imun bengkak. Hal ini terkait dengan
dimana memodulasi respon imun adanya proses peradangan pas-
yang dimediasi sel. Metronidazole caoperasi. Proses kesembuhan luka
bekerja pada bakteri aerob Gram meliputi beberapa fase yaitu fase in-
positif seperti Staphylococcus, Strep- flamasi, fase proliferasi dan fase re

46
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

modeling. Berata et al. (2011) meya- dolor (rasa sakit) dan fungsiolesia
takan adanya inflamasi ditandai (gangguang fungsi yang terjadi pada
dengan adanya rubor (kemerahan), jaringan tempat terjadi peradangan).
tumor (kebengkakan), kalor (panas),

Gambar 9. Gambaran kesembuhan luka pasca operasi (hari 1-3).


Sumber : Dok. pribadi

Pada hari ke-6 pasca operasi pembuluh darah baru atau memben-
anjing cantik di bawa ke klinik untuk tuk jaringan baru. Makrofag juga
dilakukan pengontrolan. Luka akan merangsang sel endotel untuk
operasi terlihat mulai mengering, membentuk matriks atau ikatan
tetapi tepi luka masih sedikit keme- jaringan baru. Jaringan granulasi rin-
rahan, nafsu makan dan minum baik, gan yang terbentuk disebabkan ban-
hewan aktif bergerak. Menurut yaknya sel radang, fibroblast dan ko-
Mansjoer (2008), pada hari ke-6 lagen pada daerah luka, membentuk
sampai ke-7 pascaoperasi luka men- jaringan berwarna kemerahan dengan
galami fase proliferasi. Pada fase ini permukaan yang menonjol halus
luka diisi oleh sel-sel radang, fibro- yang disebut jaringan granulasi.
blast, serat-serat kolagen, kapiler- Pada hari ke-10 pascaoperasi
kapiler baru membentuk jaringan. anjing cantik kembali di bawa ke
Imas et al. (2015) menyatakan luka klinik untuk dilakukan pengontrolan.
yang mulai mengering dikarenakan Berdasarkan hasil pengamtan, ter-
pembentukan granulasi jaringan yang lihat luka sudah mengering dan
terjadi pada fase proliferasi yaitu fi- bekas jahitan sudah mulai menyatu
broblast yang dibantu oleh sel mak- serta hewan aktif bergerak sehingga
rofag merangsang untuk membentuk dilakukan pelepasan jahitan operasi.

SIMPULAN

Anjing cantik Pomeranian Prognosanya Dubius. Penganganan


mix didiagnosa mengalami fibrosar- dilakukan dengan metode pem-
coma berdasarkan hasil pemeriksaan bedahan. Pengobatan pasca operasi
fisik dan klinis, pemeriksaan USG, dilakukan dengan pemberian obat
sitologi, hematologi dan histopatolgi. Penstrep-400® dengan metode flus-

47
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner

ing, Amoxicillin, Metronidazole dan operasi berjalan baik. Jahitan operasi


antiinflamasi Carprofen (Rymadil®). dilepas pada hari ke sepuluh pasca
Proses kesembuhan luka pasca operasi.

DAFTAR PUSTAKA

Akalin, E.H. 2002, The evolution of Daniel, D.S. 2015, Acute Incisional,
guidelines in an era of cost Hernias, USA: Colorado
containment, Surgical State University.
prophylaxis, J Hosp infect. Efrandiari, A., Widhyari, S.D.,
Argulana, G. 2008, Aktivitas Sediaan Sajuthi, D., Maylina, L., Mi-
Salep Batang Pohon Pisang hardi, A.P., Supriyatna, E.R.,
Ambon (Musa paradisiaca dkk. 2016, Panduan Pemerik-
var sapientum) dalam Proses saan Laboratorium Patologi
Penyembuhan Luka pada Klinik, Edisi Pertama, IPB
Mencit (Mus musculus albu- Press, Bogor.
min), Skripsi, Fakultas Fitriani, H. 2007, Studi Kasus Leio-
Kedokteran Hewan Institut miosarkoma pada Anjing :
Pertanian Bogor : Bogor Potensial Metastatik, Skripsi,
Berata, I.K., Winaya, I.B.O., Adi, Fakultas Kedokteran Hewan,
A.A.A.M., Adyana, I.B.W. Institut Pertanian Bogor.
dan Kardena, I.M. 2011, Gallati, W.W. 1956, Fibrosarcoma
Patologi Veteriner Umum, associated with the cysticer-
Bahan Ajar, Fakultas Kedok- cus of Taenia taeniaeformis
teran Hewan Udayana, Bali. in the liver of a muskrat, Ohio
Brown, R.J., Smith, A.W. and Keyes, Journal of Science, 56:71-75..
M.C. 1975, Renal fibrosar- Goldschmidt, M.H. and Hendrick,
coma in the northern fur seal, M.J. 2002, Tumors of the
Journal of Wildlife Diseases, skin and soft tissues. In: Meu-
11:23-25. ten DJ (ed.): Tumors in Do-
BSAVA (British Small Animal Vet- mestic Animals. 4th ed. Iowa
erinary Association). 2011, State University Press, Iowa.
Small Animal Formulary, 7th 45-117.
Edition, Woodrow House, 1 Govaere, J., Maes, S., Saey, V.,
Telford Way, Waterwells Blancke, W., Hoogewijs, M.,
Business Park, Quedgeley, Deschauwer, C. and et al.
Gloucester GL2 2AB, Eng- 2010, Uterine fibrosarcoma
land. in a warmblood mare, Repro-
Crowell-Davis and Murray T, 2005. duction in Domestic Animals,
Veterinary Psychopharma- 46:564-566.
cology United Kingdom: Imas, S.H., Saputro, S.H. dan Wi-
Blackwell Publishing Ltd. bowo, N.A. 2015, Pengaruh

48
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021

Tumbuhan Daun Sirih Ter- Veterinary Radiology and Ul-


hadap Proses Percepatan trasound, 46:135-138.
Penyembuhan Luka Insisi, Orr, J.P. 1984, Fibrosarcoma affect-
The Sun, 2(4):13-14. ing the mammary gland of a
Kass, P.H., Barnes, W.G., Splanger, cow, Canadian Journal of
W.L., Chomel, B.B. and Cul- Comparative Medicine,
bertson, M.R. 1993, Epide- 48:219-222.
miological evidence for a Rayner, E.L., Scudamore, C.L.,
casual relation between vac- Francis, I. and Schoeniger, S.
cination and fibrosarcoma 2010, Abdominal fibrosar-
tumorigenesis in cats, Journal coma associated with a re-
of the American Animal Hos- tained surgical swab in a dog,
pital Association, 203:396- Journal of Comparative Pa-
405. thology, 143:81-85.
Mahler, S.P., Mootoo, N.F.A., Soujanya, S. and Madhuri, D. 2019,
Reece, J.L.M. and Cooper, Cutaneous fibrosarcoma in a
J.E.2006, Surgical resection dog, Journal of Entomology
of a primary tracheal fibro- and Zoology Studies,
sarcoma in a dog, Journal of 7(1):861-863.
Small Animal Practice, Speltz, M.C., Manivel, J.C., Tobias,
47:537-540. A.H. and Hayden, D.W.
Mansjoer, A. 2008, Kapita Selekta 2007, Primary cardiac fibro-
Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2, sarcoma with pulmonary me-
Media Aesculapius : Jakarta. tastasis in a labrador retriever,
Noviana D, Aliambar SH, Ulum MF, Veterinary Pathology,
Siswandi R. 2012. Diagnosis 44:403-407.
Ultrasonografi pada Hewan Vascellari, M., Melchiotti, E. And
Kecil. PT Penerbit IPB Press: Mutinelli, F. 2006, Fibrosar-
Kampus IPB Taman coma With Typical Features
Kencana. hlm 14-55. Of Postinjection Sarcoma At
Olausson, A., Stieger, S.M., Site Of Microchip Implant In
Loefgren, S. and Gillingstam, A Dog: Histologic And Im-
M. 2005, A urinary bladder munohistochemical Study,
fibrosarcoma in a young dog, Vet Pathol, 43:545-548.

49
ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER

BEDAH ONCOLOGY
TEKNIK OPERASI TUMOR
“FIBROSARKOMA” PADA
ANJING
KELOMPOK A2
ANGGOTA KELOMPOK

Kezia Joana Limarta Nurhasyiat. N Wayan Sangi Vani


1909511006 1909511007 1909511008

Dosmonytha Br Keliat Ni Nyoman Riantini Dyah Risma Aprilia E.


1909511009 1909511011 1909511012
Fibrosarcoma
Fibrosarcoma adalah neoplasma ganas dari
fibroblas dan paling sering ditemukan pada anjing tua.
Neoplasia merupakan kumpulan sel abnormal dimana
terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus, secara
tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak ada manfaatnya
bagi tubuh. Tumor jenis ini sering ditemukan pada anjing
yang berumur rata-rata 8 tahun ke atas dan tidak ada
perbedaan akbiat ras atau kelamin.
Kasus
Pada kasus ini, anjing Pomeranian mix, betina, berumur
10 tahun, warna abu-abu, berat 9,2 kg ditemukan gejala klinis
adanya mas- sa semi solid, kenyal seperti daging dan teraba
menyatu dengan jaringan dibawahnya. Massa yang ditemukan
berdiameter ± 5 cm. Pada bagian tubuh lainnya yaitu pada lateral
sinister dekat extremitas cranial tubuh juga ditemukan adanya 2
bentukan massa abnormal namun dengan ukuran yang jauh lebih
kecil (diametar ±1 cm). Kemudian dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa USG, hematologi, sitologi dan histopatologi.
Anjing Pomeranian mix ini kemudian didiagnosa mengalami
fibrosarcoma dengan prognosa dubius.
Preoperasi dan Anestesi
● Sebelum dilakukan pembedahan, pemeriksaan fisik hewan
dilakukan terlebih dahulu
● Selanjutnya, sebagai pre anestesi anjing diberi premedikasi
menggunakan xylazine (1-2 mg/kg BB IM) 10 menit lebih awal
lalu diikuti dengan injeksi ketamine 10-20 mg/kg BB IM.
● Maintenace anestesi menggunakan anestesi inhalasi
Isofluran. Selain itu berikan Tolfenamic acid dosis 4 mg/kg BB
SC dan Cefotaxime 20-40 mg/kg BB IV.
Prosedur Operasi

1. Proses operasi dimulai dengan menginsisi kulit dilanjutkan insisi pada


subkutan

2. Tumor terlihat setelah lapisan subkutan diinsisi


3. Tumor tersebut kemudian diangkat menggunakan gunting secara
perlahan dan hati-hati karena tingginya inervasi pembuluh darah pada
area tersebut.
Prosedur Operasi

4. Akibat pengangkatan massa tumor tersebut maka terbentuklah lubang


pada daerah bekas tumor itu berada. Oleh karena itu, lapisan kulit digunting
sebagian agar tidak membentuk rongga ketika dijahit
Prosedur Operasi

5. Sebelum dijahit daerah bekas tumor dibersihkan menggunakan NaCl


fisiologis dan dipastikan seluruh massa tumor telah terangkat

6. Proses penjahitan hanya dilakukan 2 kali yaitu menjahit lapisan lemak


menggunakan Cutgut Chromic 2/0 dan menjahit kulit dengan pola jahitan
terputus menggunakan Silk 2/0
Hasil dan Pasca Operasi
● Luka operasi dibersihkan 2 kali sehari menggunakan NaCl lalu diolesi
dengan pov-idone iodine serta diflusing menggunakan Penstrep-400.
● Pada hari ke-3 pasca operasi, pelepasan selang untuk flusing dapat
dilakukan dan hewan sudah dibawa pulang. • Pengontrolan dilakukan setiap
3 hari sekali. pemberian antibiotik Amoxicillin 2 kali sehari dengan dosis
anjuran10mg/kg BB
● Diberikan antibiotik Metronidazole selama 5 hari dengan dosis anjuran 15-
25mg/kg BB
● Pemberian antiinflamasi carprofen (Rymadil) selama 5 hari dengan dosis
anjuran 4mg/kg BB/hari
● Pemberian maintenance selama 5 hari dengan dosis 2mg/kg BB/hari.
● Jahitan akan dilepas pada hari ke 10 pasca operasi
Thank You
Kelompok A2

Anda mungkin juga menyukai