Oleh
Kelompok A2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmatnya
tugas Ilmu Bedah Khusus Veteriner ini dapat tersusun. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas
Ilmu Bedah Khusus Veteriner “Teknik Operasi Hygroma pada Anjing” ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas Ilmu
Bedah Veteriner Umum ini, oleh karena itu penulis sangat menghargai saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi menyempurnakan tugas Ilmu Bedah
Khusus Veteriner ini. Semoga tugas Ilmu Bedah Khusus Veteriner ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana prosedur pre-operasi dan anestesi yang dilakukan pada
operasi fibrosarkoma pada anjing?
3. Bagaimana prosedur operasi yang dilakukan pada fibrosarkoma pada
anjing?
4. Bagaimana hasil dan perawatan pasca-operasi fibrosarkoma pada anjing?
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kasus
Pada kasus ini, anjing Pomeranian mix, betina (♀), berumur 10
tahun, warna abu-abu, berat 9,2 kg ditemukan gejala klinis adanya
massa semi solid, kenyal seperti daging dan teraba menyatu dengan
jaringan dibawahnya. Massa yang ditemukan berdiameter ± 5 cm. Pada
bagian tubuh lainnya yaitu pada lateral sinister dekat extremitas cranial
tubuh juga ditemukan adanya 2 bentukan massa abnormal namun
dengan ukuran yang jauh lebih kecil (diameter ±1 cm). Kemudian
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG, hematologi, sitologi
dan histopatologi. Hasil USG menunjukan massa yang cenderung
hypoechoic dengan sedikit tampilan anechoic. Pada pemeriksaan
histopatologi ditemukan sel-sel fibroblast yang dicurigai sebagai sel
tumor dengan inti bulat lonjong, bermitosis dan bersifat infiltratif.
Anjing Pomeranian mix ini kemudian didiagnosa mengalami
fibrosarcoma dengan prognosa dubius.
3
2.2 Preoperasi dan Anestesi
Sebelum dilakukan pembedahan, pemeriksaan fisik hewan dilakukan
terlebih dahulu seperti penimbangan berat badan, suhu, pulsus, CRT dan
tugor kulit, keadaan rambut rontok atau tidak, adanya ektoparasit atau tidak.
Selanjutnya, sebagai pre anestesi anjing diberi premedikasi menggunakan
xylazine (1-2 mg/kg BB IM) 10 menit lebih awal lalu diikuti dengan injeksi
ketamine 10-20 mg/kg BB IM. Maintenace anestesi menggunakan anestesi
inhalasi Isofluran. Selain itu berikan Tolfenamic acid dosis 4 mg/kg BB SC
dan Cefotaxime 20-40 mg/kg BB IV.
4
Gambar 3. Lubang daerah bekas tumor
5. Sebelum dijahit daerah bekas tumor dibersihkan menggunakan NaCl
fisiologis dan dipastikan seluruh massa tumor telah terangkat.
6. Proses penjahitan hanya dilakukan 2 kali yaitu menjahit lapisan lemak
menggunakan Cutgut Chromic 2/0 dan menjahit kulit dengan pola jahitan
terputus menggunakan Silk 2/0.
5
2.4 Hasil dan Pasca Operasi
Setelah operasi, dilakukan penanganan pasca operasi dengan
melkukan beberapa tindakan, antara lain ; luka operasi dibersihkan 2 kali
sehari menggunakan NaCl lalu diolesi dengan pov-idone iodine serta
diflusing menggunakan Penstrep-400. Pada hari ke-3 pasca operasi,
pelepasan selang untuk flusing dapat dilakukan dan hewan sudah dibawa
pulang. Pengontrolan dilakukan setiap 3 hari sekali. Perawatan pasca operasi
juga dilakukan dengan pemberian antibiotik Amoxicillin 2 kali sehari dengan
dosis anjuran10mg/kg BB, lalu diberikan antibiotik Metronidazole selama 5
hari dengan dosis anjuran 15-25mg/kg BB, pemberian antiinflamasi
carprofen (Rymadil) selama 5 hari dengan dosis anjuran 4mg/kg BB/hari
dilanjutkan dengan dosis maintenance selama 5 hari dengan dosis 2mg/kg
BB/hari. Jahitan dilepas pada hari ke-10 pasca operasi.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pertumbuhannya, neoplasia atau tumor dapat dibedakan
menjadi 2 tipe yaitu tumor ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign
tumor). Fibrosarkoma adalah neoplasma ganas yang sering ditemukan pada
anjing yang berumur rata-rata 8 tahun keatas. Penanganan dalam kasus
neoplasia dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu kemoterapi, terapi
radiasi, dan pembedahan. Pada kasus ini, penanganan dilakukan dengan
pengangkatan massa tumor melalui proses pembedahan.
3.2 Saran
Penanganan post operasi merupakan aspek penting yang perlu
diperhatikan untuk menentukan keberhasilan sebuah tindakan operasi.
Pemberian obat harus tepat dan dilakukan observasi untuk memastikan bahwa
perilaku, sistem tubuh, serta kondisi fisiologis pasien normal.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
ABSTRACT
PENDAHULUAN
35
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner
dimana terbentuk oleh sel-sel yang ran yang jauh lebih kecil (diametar
tumbuh terus menerus, secara tidak ±1 cm). Kemudian dilakukan
terbatas, tidak terkoordinasi dan tid- pemeriksaan penunjang berupa USG,
ak ada manfaatnya bagi tubuh (Be- hematologi, sitologi dan histopatolo-
rata et al., 2011). gi. Hasil USG menunjukan massa
Fibrosarcoma adalah neo- yang cenderung hypoechoic dengan
plasma ganas dari fibroblas dan pal- sedikit tampilan anechoic. Pada
ing sering ditemukan pada anjing tua. pemeriksaaan hematologi terjadi
Tumor jenis ini sering ditemukan penurunan nilai limfosit, MCV, dan
pada anjing yang berumur rata-rata 8 hematokrit sedangkan peningkatan
tahun ke atas dan tidak ada perbe- terjadi pada nilai granulosit, MCHC
daan akbiat ras atau kelamin. Secara dan MCH. Pada pemeriksaan his-
patologi anatomi, fibrosarcoma uku- topatologi tampakan sel abnormal
rannya bervariasi. Biasanya ber- terlihat memiliki ukuran yang lebih
bentuk teratur dan noduler, tidak ada besar, berbentuk bulat lonjong dan
batas yang jelas dengan jaringan terlihat lebih hipercromic. Hasil
sekitar dan tidak berkapsul. Kon- sitologi juga menunjukan adanya
sistensinya padat seperti daging vakuolisasi menyerupai sel lemak.
dengan adanya bagian rapuh atau Pada pemeriksaan histopatologi
empuk (Berata et al., 2011). ditemukan sel-sel fibroblast yang
Pada kasus ini, anjing Pomer- dicurigai sebagai sel tumor dengan
anian mix, betina (♀), berumur 10 inti bulat lonjong, bermitosis dan
tahun, warna abu-abu, berat 9,2 kg bersifat infiltratif. Anjing Pomerani-
ditemukan gejala klinis adanya mas- an mix ini kemudian didiagnosa
sa semi solid, kenyal seperti daging mengalami fibrosarcoma dengan
dan teraba menyatu dengan jaringan prognosa dubius. Penanganan dalam
dibawahnya. Massa yang ditemukan kasus Neoplasia dapat dilakukan
berdiameter ± 5 cm. Pada bagian dengan berbagai cara yaitu kemot-
tubuh lainnya yaitu pada lateral sin- erapi, terapi radiasi dan pembedahan.
ister dekat extremitas cranial tubuh Pada kasus ini penanganan dilakukan
juga ditemukan adanya 2 bentukan dengan teknik pembedahan.
massa abnormal namun dengan uku-
METODOLOGI
Materi Anamnesa
Sinyalemen Anjing Pomeranian mix
Anjing kasus bernama Can- dibawa ke klinik dengan keluhan
tik, merupakan anjing Pomeranian adanya pembengkakan pada daerah
mix berjenis kelamin betina berumur paha kiri di dekat anus. Sebelumnya
10 tahun, berat badan 9,2 kg dengan anjing didiagnosa oleh dokter
warna rambut abu-abu. mengalami abses dan telah dilakukan
36
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
37
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner
Pemeriksaan Ultrasonografi
38
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
Pemeriksaan Hematologi
39
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner
40
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
41
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner
42
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
A B
Gambar 8. Perawatan luka pasca operasi (A) flusing menggunakan Penstrep-400®,
(B) kondisi luka pada hari ke 3 pasca selang flusing dibuka.
Sumber : Dok. pribadi
43
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner
et al., 2012). Tampilan hasil USG yang lain dan menjalani operasi.
(derajat echogenitas) terdiri atas 3 Kemungkinan terjadinya limfopenia
yaitu: hyperechoic yang berwarna bisa diakibatkan oleh adanya
putih (tulang, otot padat), hypoechoic penggunaan jangka panjang obat-
yang berwarna abu-abu (hepar, otak, obatan yang mengandung kortiko-
uterus, ren) dan anechoic yang steroid. Anjing cantik juga men-
berwarna hitam (cairan dan se- galami peningkatan leukosit granu-
jenisnya). Pada gambaran hasil USG losit. Peningkatan granulosit lebih
menunjukan tampilan yang cender- mengindikasikan kepada peningkatan
ung hypoechoic, namun ada beberapa neutrofil (neutrofilia). Umumnya
tampilan yang terlihat anechoic peningkatan terjadi akibat berbagai
(Gambar 2. “tanda panah merah”). faktor diantaranya infeksi bakteri,
Hal ini sesuai dengan hasil palpasi sistemik mikosis dan peradangan
dimana massa teraba kenyal dan (trauma jaringan, nekrosis jaringan,
semi solid yang menandakan adanya neoplasma).
perpaduan antara jaringan lunak dan Jenis anemia yang terjadi pa-
cairan. da kasus ini adalah microcytic-
Pemeriksaan hematologi hyperchromic dimana di tandai
menunjukkan terjadinya perubahan dengan adanya penurunan nilai MCV
pada beberapa parameter yang di- dan peningkatan nilai MCHC. Nilai
periksa diantaranya nilai limfosit, MCH biasanya memiliki korelasi
granulosit, MCHC (Mean Corpuscu- positif dengan nilai MCHC atau
lar Hemoglobin Concentration), dapat dikatakan jika nilai MCHC
MCH (Mean Corpuscular Hemoglo- meningkat maka nilai MCH juga
bin), MCV (Mean Corpuscular Vol- meningkat (Esfandiari dkk., 2016).
ume) dan hematoktit. Namun peru- Anemia microcytic biasanya
bahan yang terjadi dinilai tidak terla- ditemukan pada kasus perdarahan
lu signifikan sehingga tidak sampai akut, hemolisis, berkurangnya pem-
menampakan gejala klinis yang ab- bentukan darah sedangkan anemia
normal atau dapat dikatakan tubuh hyperchromic biasanya ditemukan
masih mampu mengkompensasi pe- pada kondisi anemia dan malnutrisi
rubahan tersebut. sehingga terjadi suatu kenaikan berat
Penurunan nilai limfosit (lim- Hb dalam eritrosit, tetapi konsentrasi
fopenia) umumnya terjadi akibat Hb persatuan volume tidak ber-
penggunaan kortikosteroid (baik tambah. Nilai PCV (Packed Cell
secara alami dalam tubuh maupun Volume) atau HCT (hematocrit) juga
akibat pemberian obat untuk satu mengalami penurunan. Hematokrit
penyakit), akibat stress, penurunan merupakan nilai perbandingan per-
produksi limfosit, beberapa infeksi sentase sel darah merah terhadap
virus, dan penyakit herediter. volume darah. Penurunan nilai hema-
Menurut hasil anamnesa anjing can- tokrit dapat mengindikasikan ter
tik sebelumnya dirawat di klinik
44
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
45
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner
tidak terjadi infeksi sekunder (Dan- tococcus dan Bacillus. Pada beberapa
iel, 2015). Penstrep-400® merupakan kasus Metronidazole sering dikom-
antibiotik kombinasi Penicilin G dan binasikan dengan antibiotik Penecilin
Streptomicyn sulfat yang bersifat atau aminoglycosida untuk mening-
sinergis, keduanya merupakan anti- katkan kerja melawan bakteri anaer-
biotik bakterisidal. Penicilin merupa- ob (BSAVA, 2011).
kan golongan antibiotik yang bekerja Selain antibiotik, pengobatan
dengan menghambat pembentukan dilakukan pula dengan pemberian
mukopeptida yang diperlukan untuk agen antiinflamasi nonsteroid yaitu
sintesis dinding sel mikroba sehingga Carprofen (Rymadil®). Carprofen
mengakibatkan kematian pada bekerja dengan menghambat enzim
mikroba. Sedangkan Streptomicyn COX-2 sehingga membatasi
sulfat adalah antibiotik golongan produksi prostaglandin yang terlibat
aminoglikosida yang memiliki dalam peradangan. Pemberian
spekrum kerja menengah, obat ini Carprofen berfungsi untuk mengatasi
bekerja dengan cara berikatan nyeri pasca pembedahan dan sebagai
dengan ribosom 30 S dan mengham- agen antipiretik (BSAVA, 2011).
bat sintesis protein. Terikatnya ami- Pengamatan terhadap proses
nogikosida pada ribosom ini akan kesembuhan luka operasi secara rutin
mempercepat transpor ami- dilakukan sampai hari ke 3 pasca
noglikosida ke dalam sel, diikuti ke- operasi. Pada hari pertama dan hari
rusakan membran sitoplasma dan kedua pascaoperasi, kondisi luka
disusul oleh kematian sel (Akalin, masih basah, terlihat kemerahan
2002). Amoxicillin merupakan anti- ditepi luka, bengkak, nafsu makan
biotik berspektrum luas. Amoxicillin dan minum baik namun anjing belum
melawan bakteri gram positif yang aktif bergerak. Menurut Argulana
tidak menghasilkan β-lactamase dan (2008), warna merah pada luka
aktif melawan bakteri gram negatif merupakan hasil dari suatu pera-
karena mampu menembus pori-pori dangan terhadap luka. Reaksi vaso-
membran phospolipid luar bakteri konstriksi dari pembuluh darah sege-
(Crowel and Murray, 2005). Metro- ra diikuti oleh vasodilatasi dari pem-
nidazole merupakan antibiotik buluh darah sekeliling yang masih
dengan aktivitas antibakteri dan anti- utuh serta meningkatnya sirkulasi
protozoa. Mekanismenya pada proto- darah ke daerah tersebut, sehingga
zoa tidak diketahui sedangkan pada menyebabkan kemerahan dan hangat.
bakteri bekerja dengan menghambat Pada hari ke-3 pascaoperasi
sintesis protein bakteri. Metronida- luka operasi terlihat masih merah dan
zole memiliki efek pada sistem imun bengkak. Hal ini terkait dengan
dimana memodulasi respon imun adanya proses peradangan pas-
yang dimediasi sel. Metronidazole caoperasi. Proses kesembuhan luka
bekerja pada bakteri aerob Gram meliputi beberapa fase yaitu fase in-
positif seperti Staphylococcus, Strep- flamasi, fase proliferasi dan fase re
46
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
modeling. Berata et al. (2011) meya- dolor (rasa sakit) dan fungsiolesia
takan adanya inflamasi ditandai (gangguang fungsi yang terjadi pada
dengan adanya rubor (kemerahan), jaringan tempat terjadi peradangan).
tumor (kebengkakan), kalor (panas),
Pada hari ke-6 pasca operasi pembuluh darah baru atau memben-
anjing cantik di bawa ke klinik untuk tuk jaringan baru. Makrofag juga
dilakukan pengontrolan. Luka akan merangsang sel endotel untuk
operasi terlihat mulai mengering, membentuk matriks atau ikatan
tetapi tepi luka masih sedikit keme- jaringan baru. Jaringan granulasi rin-
rahan, nafsu makan dan minum baik, gan yang terbentuk disebabkan ban-
hewan aktif bergerak. Menurut yaknya sel radang, fibroblast dan ko-
Mansjoer (2008), pada hari ke-6 lagen pada daerah luka, membentuk
sampai ke-7 pascaoperasi luka men- jaringan berwarna kemerahan dengan
galami fase proliferasi. Pada fase ini permukaan yang menonjol halus
luka diisi oleh sel-sel radang, fibro- yang disebut jaringan granulasi.
blast, serat-serat kolagen, kapiler- Pada hari ke-10 pascaoperasi
kapiler baru membentuk jaringan. anjing cantik kembali di bawa ke
Imas et al. (2015) menyatakan luka klinik untuk dilakukan pengontrolan.
yang mulai mengering dikarenakan Berdasarkan hasil pengamtan, ter-
pembentukan granulasi jaringan yang lihat luka sudah mengering dan
terjadi pada fase proliferasi yaitu fi- bekas jahitan sudah mulai menyatu
broblast yang dibantu oleh sel mak- serta hewan aktif bergerak sehingga
rofag merangsang untuk membentuk dilakukan pelepasan jahitan operasi.
SIMPULAN
47
Simarmata et al Jurnal Kajian Veteriner
DAFTAR PUSTAKA
Akalin, E.H. 2002, The evolution of Daniel, D.S. 2015, Acute Incisional,
guidelines in an era of cost Hernias, USA: Colorado
containment, Surgical State University.
prophylaxis, J Hosp infect. Efrandiari, A., Widhyari, S.D.,
Argulana, G. 2008, Aktivitas Sediaan Sajuthi, D., Maylina, L., Mi-
Salep Batang Pohon Pisang hardi, A.P., Supriyatna, E.R.,
Ambon (Musa paradisiaca dkk. 2016, Panduan Pemerik-
var sapientum) dalam Proses saan Laboratorium Patologi
Penyembuhan Luka pada Klinik, Edisi Pertama, IPB
Mencit (Mus musculus albu- Press, Bogor.
min), Skripsi, Fakultas Fitriani, H. 2007, Studi Kasus Leio-
Kedokteran Hewan Institut miosarkoma pada Anjing :
Pertanian Bogor : Bogor Potensial Metastatik, Skripsi,
Berata, I.K., Winaya, I.B.O., Adi, Fakultas Kedokteran Hewan,
A.A.A.M., Adyana, I.B.W. Institut Pertanian Bogor.
dan Kardena, I.M. 2011, Gallati, W.W. 1956, Fibrosarcoma
Patologi Veteriner Umum, associated with the cysticer-
Bahan Ajar, Fakultas Kedok- cus of Taenia taeniaeformis
teran Hewan Udayana, Bali. in the liver of a muskrat, Ohio
Brown, R.J., Smith, A.W. and Keyes, Journal of Science, 56:71-75..
M.C. 1975, Renal fibrosar- Goldschmidt, M.H. and Hendrick,
coma in the northern fur seal, M.J. 2002, Tumors of the
Journal of Wildlife Diseases, skin and soft tissues. In: Meu-
11:23-25. ten DJ (ed.): Tumors in Do-
BSAVA (British Small Animal Vet- mestic Animals. 4th ed. Iowa
erinary Association). 2011, State University Press, Iowa.
Small Animal Formulary, 7th 45-117.
Edition, Woodrow House, 1 Govaere, J., Maes, S., Saey, V.,
Telford Way, Waterwells Blancke, W., Hoogewijs, M.,
Business Park, Quedgeley, Deschauwer, C. and et al.
Gloucester GL2 2AB, Eng- 2010, Uterine fibrosarcoma
land. in a warmblood mare, Repro-
Crowell-Davis and Murray T, 2005. duction in Domestic Animals,
Veterinary Psychopharma- 46:564-566.
cology United Kingdom: Imas, S.H., Saputro, S.H. dan Wi-
Blackwell Publishing Ltd. bowo, N.A. 2015, Pengaruh
48
Jurnal Kajian Veteriner Vol. 9 No. 1:35-49 (2021)
ISSN : 2356-4113 DOI:https://doi.org/10.35508/jkv.v9i1.3897
EISSN : 2528-6021
49
ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER
BEDAH ONCOLOGY
TEKNIK OPERASI TUMOR
“FIBROSARKOMA” PADA
ANJING
KELOMPOK A2
ANGGOTA KELOMPOK