Anda di halaman 1dari 40

i

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan ialah suatu bentuk fitrah yang telah diberikan Allah SWT

kepada setiap makhluk kreasi-Nya terutama pada insan yang artinya terbaik

didunia ini sebab mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan

makhluk-makhluk lain. Beberapa kelebihan itu diantaranya adalah manusia

memiliki akal yang dapat membedakan antara perbuatan yang benar serta

salah. Oleh sebab itu, ketentuan-ketentuan yang ada dalam aturan pernikahan

manusia tidak sama dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia diciptakan

oleh Allah SWT dalam jenis yang tidak sama tetapi berpasangan dengan

makhluk agar bisa mengembangkan keturunan. Jalan yang sah untuk

mengembangkan keturunan dalam Islam ialah pernikahan.1

Pernikahan dini saat ini sedang menjadi isu dunia. Angka pernikahan dini

di Indonesia menduduki peringkat ke-37 dunia pada tahun 2010,

menjadikannya salah satu negara dengan angkapernikahan dini tertinggi

secara dunia. Pada perhimpunan bangsa- bangsa Asia Tenggara (ASEAN),

Indonesia memiliki angka pernikahan dini tertinggi ke 2 sehabis kamboja

(departemen bisnis serta sosial, 2011). menurut( riskesdes, 2013), dua,6%

perempuan usia 10 sampai 50 menikah muda, saat mereka berusia antara 15

serta 19 tahun.( kemenkes, RI, 2013). dari data SDKI tahun 2012, 340.000

anak perempuan menikah muda per tahun.2

Dengan memakai istilah “ nakaha” atau “zawaja” yang berarti

bergabung, berhubungan seks, dan kontrak. Pernikahan didefenisikan

sebagai aqad atau perjanjian yang melibatkan tujuan mengizinkan kontak

2
ii

seksual. Perkawinan insan penting sebab memungkinkan seseorang

mencapai keseimbangan pada kehidupan biologis, psikologis,serta

sosialnya. Pernikahan pula meningkatkan kemampuan seseorang untuk

mengendalikan emosi serta nafsu seksual pada taraf mental atau spiritual.

Komponen penting untuk menjaga pernikahan permanen kuat ialah

kedewasaan emosional. Kematangan emosi merupakan aspek yang yng

sangat penting untuk menjaga kunci keberhasilan rumah tangga.

Firman Allah dalam Q.S. Ar-Rum 30/21 yang berbunyi:

َ َ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن َخل‬


‫ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَ َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم‬
َ ِ‫َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً ۗاِ َّن فِ ْي ٰذل‬
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬
‫ت لِّقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّكر ُْو َن‬
Terjemahan:

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan


untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri. Supya kamu cemderung dan
merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.3

Terjemahan Bahasa Mandar:


Anna alama’akkuasanna (puang Alla Taala), diangi
mappara’bue’disesemu baine-baine simbassamu, mamoare’o melo’ anna
amang disesena, anna napajari disesemu saying makkesayang. Sitonganna
di bassa di’o tongang diang alama’(tanda) di to mapikkir.4

Sesuai Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 tentang

perkawinan bahwa: “Jika pihak laki-laki sudah berusia 19 tahun, dan pihak

wanita sudah mencapai 16 tahun, maka diperbolehkan melaksanakan ikatan


3
Muh.Idham Khalid Bodi, Terjemahan Al-Qur’an Dalam Bahasa Mandar (RI AL-Quran
Mandar Indonesia) Yayasan MENARA Ilmu 2003, h. 702
4
Muh. Idham Khalid Bodi, Terjemahan Al-Quran Dalam Bahasa Mandar(RI AL-Quran
Mandar Indonesia) Yayasan MENARA Ilmu 2003, h. 702
pernikahan. Didalam syarat pernikahan pasal 6 ayat 2 menyebutkan, bahwa buat

melaksanakan pernikahan seseorang yang belum mencapai umur 21 Tahun, maka

wajib mendapat izin dari kedua orang tua”.

Pengertian pernikahan menurut Komplikasi aturan Islam (KHI) pasal 2

menyeburkan bahwa pernikahan merupakan “akad yang sangat bertenaga yaitu(

‫ا ميثقا‬xxxx‫ )غليظ‬miitsaaaqan ghalidzan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannnya adalah ibadah”. Undang-undang nomor 1 Tahun 1974

tentang pernikahan, menjelaskan bahwa yang dimaksud pernikahan adalah

“ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang

menjadi suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan abadi berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa.

Dalam menjaga kerukunan dalam rumah tangga yang sinkron

menggunakan ajaran Islam serta Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 tentang

pernikahan, diperlukan sebuah kedewasaan dalam berfikir dan bertindak,

sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pernikahan.

Pernikahan bukan hanya sekedar akad antara dengan perempuan ataupun hanya

melakukan hubungan seks saja, namun lebih dari itu sesudah adanya pernikahan

yang sah maka akan muncul suatu aturan yaitu keduanya harus saling memenuhi

hak dan kewajiban nya masing-masing. Beberapa tahun terakhir ini banyak

dijumpai kasus pernikahan dibawah umur yang dilakukan oleh remaja yang masih

dibawah umur. Pernikahan dibawah umur ialah pernikahan yang dilakukan antara

seorang laki-laki serta seorang perempuan yang salah satu atau keduanya masih

berusia anak-anak.

Gambar. 1 Data Pernikahan dibawah Umur pada KEC. Campalagian


5%
18%

39%

39%

2019 2020 2021 2022

Sumber: KUA Kec. Campalagian , 2022

Pernikahan usia dini pada Sulawesi Barat adalah salah satu wilayah yang

menerima peningkatan pernikahan dini. Provinsi ini pada tahun 2004 serta

merupakan pemekaran asal Sulawesi Selatan. untuk jangka saat yang cukup lama,

wilayah-wilayah yang sekarang berada pada bawah provinsi Sulawesi barat ialah

wilayah tertinggal Jika di bandingkan dengan kabupaten lain yang ada pada

Sulawesi selatan.
Tingginya angka pernikahan dini di Sulawesi Barat adalah salah satu

aspek yang harus diselesaikan. menurut data BPS ada sekitar 19,2 % penduduk

Sulawesi Barat yang berstat us kawin sebelum berumur 18 tahun. Hal ini

membuat Sulawesi Barat menduduki peringkat tertinggi angka pernikahan anak di

bawah umur, setelah provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Data

tersebut disampaikan oleh Menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak(PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga. Menurutnya bahwa angka

pernikahan dini di Indonesia cukup tinggi, hal ini terbukti ada 22 provinsi selain

Sulawesi barat melewati rata-rata angka nasional yang sudah di tetapkan yaitu

10.82%. memiliki data, angka pernikahan anak memang cenderung lebih banyak

terjadi di desa dari kota.

Pernikahan dini di Campalagian setiap tahun ke tahun mengalami angka

pernikahan usia dini, Hal ini mengakibatkan tingginya angka kematian ibu

melahirkan dan kematian bayi, serta kekerasan dalam rumah tangga, bahkan

tingginya angka putus sekolah dan faktor taraf Pendidikan yang rendah serta

syarat sosial budaya setempat. berdasarkan yang akan terjadi observasi awal yang

dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa Pernikahan dini di sebabkan karena

orang tua yang menjodohkan anaknya serta pihak wanita hamil sebelum menikah,

meskipun usia masih sangat muda dan tidak memahami dampaknya. ada juga

responden yang belum siap berkeluarga, masa remaja tidak puas, harus menunda

masa sekolahnya, belum dewasa tapi sudah terbebani persoalan ekonomi dan

merepotkan orang tua


Berdasarkan data pernikahan Dini di Kec. Campalagian pada tabel diatas

Jika ditinjau asal wilayah tempat tinggal memberikan bahwa penelitian ini terjadi

pada anak yang tinggal di pedesaan dibandingkan di perkotaan pada usia sebelum

18 tahun maupun sebelum usia 15 tahun. Data pada tahun 2019-2020 mengalami

peningkatan pernikahan dini dengan jumlah 18% hingga 39% , sedangkan pada

tahun 2021-2022 kondisi pernikahan usia dini mengalami penurunan angka 39%

sampai dengan 4% pernikahan dini. sesuai hasil wawancara dan observasi

peneliti bahwa terdapat beberapa faktor, hal tersebut terjadi sebab adanya

beberapa alasan seperti status sosial, serta ekonomi yang rendah, dan pernikahan

yang dipaksa. Pernikahan usia muda terjadi pula karena faktor-faktor yang

mempengaruhi mirip perjodohan, agama, tuntunan keluarga, tekanan sosial,

kemauan sendiri, dan Pendidikan.

Salah satu bentuk usaha yang dilakukan untuk mengurangi pernikahan

usia dini ialah dengan melakukan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan di berbagai

sekolah-sekolah serta di desa- desa yang memiliki tingkat pernikahan usia dini,

hal ini dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi pernikahan usia dini bagi para

remaja, apalagi remaja yang masih duduk dibangku sekolah.

Penyuluh agama yang diberi tugas dan tanggungjawab, wewenang dan

hak secara penuh dibawah naungan kementrian agama untuk melaksanakan

bimbingan atau penyuluhan agama kepada masyarakat. Berjalannya kegiatan

sosialisasi yang dilakukan oleh ketua dan anggota penyuluh dilakukan dalam

seminggu 2x yang mendapat respon positif bagi para orang tua dan masyarakat

setempat. Kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh pihak KUA untuk

mengantisipasi masyarakat terhadap pernikahan usia dini guna mengurangi faktor

yang dapat merusak masa depan anak.


Bimbingan penyuluhan agama yang dilakukan oleh para penyuluh agama

di Campalagian seringkali disampaikan melalui berbagai kegiatan keagamaan,

bukan saja kepada masyarakat serta pasangan pernikahan usia dini, melainkan

bimbingan terhadap anak-anak remaja dan anak-anak yang masih duduk

dibangku sekolah. Mereka telah diberikan arahan tentang dampak pernikahan usia

dini melalui pengajian dan bimbingan setiap minggunya.


B. Fokus Penelitian
1. Strategi komunikasi

Strategi komunikasi adalah Strategi komunikasi merupakan Langkah

awal dan menjadi penentu dalam bagaimana komunikasi lingkungan akan

dijalankan. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan banyak hal dengan

memperhitungka faktor-faktor pendukung atau faktor yang

menghalanginya dengan memperhitungkan dan memperhatikan tahapan

dan Langkah-langkah dalam strategi komunikasi

2. Pernikahan dini

Pernikahan dini adalah ikatan lahir dan batin anatar pria dan wania

untuk hidup Bersama membentuk rumah tangga dan melajutkan keturunan

dimana usia pria dibawah 19 tahun atau wanita dibawa 16 tahun

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimna Strategi komunikasi penyuluh KUA KEC. Campalagian dalam

mencegah pernikahan usia dini?

2. Apa hambatan penyuluh agama dalam kegiatan sosialisasi pencegahan

pernikahan usia dini?


D. Tujuan penelitian

Tidak jauh berbeda dengan karya tulis ilmiah yang lain, penelitian ini

dapat diharapkan memberikan sebuah jawaban yang konkret terhadap subjek yang

dijadikan kajian dan pandangan untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka

yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui Strategi komunikasi penyuluh KUA KEC.

Campalagian dalam mencegah perkawinan usia dini?

2. Untuk mengetahui hambatan penyuluh agama dalam kegiatan sosialisasi

pecegahan pernikahan Dini?

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis

Untuk memberikan informasi tentang pernikahan usia dini di

Kecamatan Campalagian pada umumnya dan pada masyarakat

terhadap/pemikiran akan pentingya pengetahuan dibidang pernikahan, dan


memberikan kontribusi dalam bidang hukum dan komunikasi, khususnya

tentang pernikahan usia dini di Kecamatan Campalagian.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan

masukan bagi penyuluh KUA, pemerintah, kepala desa, dan masyarakat, agar

dapat mengurangi tingkat pernikahan usia dini dan hendaknya dapat

mematuhi aturan Undang-undang tentang pernikahan demi kemaslahatan dan

tercapainya tujuan pernikahaan.

F. Penelitian terdahulu
Untuk menghindari adanya persamaan dari penelitian-penelitian

terdahulu, maka perlu calon peneliti mengemukakan beberapa penelitian

yang sudah di tulis oleh peneliti sebelumnya dan juga akan memperjelas

posisi penelitian dalam kajian Pustaka, Adapun penelitian-penelitian

sebelumnya adalah :

1. Penelitian Ilham Adriyusa 2020, Pernikahan Dini(Studi Kasus Di Kecamatan

Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah). Penelitian ini membahas tentang faktor

yang menyebabkan pernikahan dini, serta pandangan masyarakat terhadap

pernikahan dini. Untuk mengetahui permasalahan yang menyeluruh dan lebih

mendalam. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.5

2. Penelitian Sindi Aryani 2021, Studi Pernikahan Anak Dibawah Umur Di Era

Pandemic Covid-19 Di Desa Kembang Kerrang Daya Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini membahas tentang faktor yang

menyebabkan terjadinya pernikahan anak di bawah umur di era pandemic-19 di

desa kembang kerrang daya. Jenis penilitian ini adalah penilitian kualitatif

dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penilitian

menggunakan wawanacara, observasi, dan wawancara.6

3. Penelitian Larasati Dwi Manda Sari, Upaya Penyuluh Agama Islam Dalam

Menangani Pernikahan Di Bawah Umur. Penelitian Ini membahas tentang

penyebab perrnikahan di bawah umur di KUA Kec. Siliragung Kab.

Banyuwangi disebabkan oleh rendahnya Pendidikan, kurangnya pengetahuan

tentang undang-undang pernikahan nomor nomor 16 tahun 2019, pergaulan

5
Ilham Adriyusa, Pernikahan Dini(Studi Kasus Di Kecamatan Gajah Putih Kabupaten
Bener Meriah).
6
Sindi Aryani, Studi Pernikahan Anak Dibawah Umur Di Era Pandemic Covid-19 Di
Desa Kembang Kerrang Daya Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur).
bebas yang mengakibatkan terpaksa untuk menikah dan pengaruh teknologi

yang canggih yakni media massa. Jenis penilitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tekhnik pengumpulan data dalam

penelitian menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.7

4. Penelitian Yekti Satriandi, S.ST., M.Kes. Pernikahan Dini Usia Remaja.

Penelitian ini membahas tentang meningkatnya pernikahan dini di Kec.

Godean Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta. Disebabkan calon pengantin

perempuan hamil sebelum menikah. Dan dilihat dari budaya masyarakat yang

mempunyai kecenderungan untuk menikah pada usia dini karena anak-anak

yang dianggap dewasa meski belum cukup umur. Jenis penilitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan observasi, wawancara

mendalam.8

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Fokus

penelitiannya rata-rata ke masalah pernikahan dini. Sedangkan penelitian yang

saya lakukan lebih berfokus kepada strategi penyuluh dan apa peran penyuluh

dalam mencegah pernikahan dini.

7
Larasati Dwi Mandasari, Upaya Penyuluh Agama Islam Dlam Menangani Pernikahan
Dibawah Umur(Studi Kasus Di KUA Kecamatan Siliragung Kab. Banyuwangi).
8
Yekti Satriyandari, Pernikahan Dini Usia Remaja, (Grup Penerbitan CV Budi Utama,
2021), h. 9.
BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pernikahan Dini

Pernikahan dini ialah salah satu fenomena yang kini sedang

booming. Pernikahan dini ialah pernikahan yang dilakukan oleh anak

dibawa umur. Setiap negara memiliki batasan umur yang berbeda-beda

mengenai kategori anak itu sendiri. Bahkan dari beberapa forum atau

organisasi internasional pun demikian. Pernikahan dini terjadi hampir

disetiap sudut dunia, khususnya di negara-negara berkembang. Berbagai

background atau alasan sebagai landasan yang kuat untuk terjadinya

pernikahan dini. Diantaranya ialah budaya yang tertanam dalam

masyarakat, mindset orang tua, agama, ekonomi dan banyak sekali aspek

lainnya. misalnya di Indonesia, beberapa wilayah pelosok pernikahan dini

bukanlah sesuatu yang jarang ditemukan. Hal ini disebabkan budaya

masyarakat kurang lebih yang mempercayai bahwa wanita hanya akan

tetap menjadi ibu rumah tangga sehingga tak perlu sekolah lebih lanjut

atau lebih tinggi lagi dan sebaiknya menikah untuk menghasilkan

keturunan. di sisi lain alasan lainnya ialah sebab faktor ekonomi yang

mendesak, biasanya korbannya ialah wanita. Adapun pula yang beralaskan

agama seperti islam yang tidak sedikit mengtakan diri pada mereka

berpacaran dan berbuat jinnah sebaiknya dinikahkan untuk menghindari

pembicaraan yang tidak diinginkan. dari segi agama islam, pernikahan dini

ialah pernikahan yang terjadi pada mereka yang belum menginjak usia

baligh. Baligh sendiri tidak memiliki standar umum tertentu, walaupun

beberapa sumber terdapat yang mengatakan bahwa usia baligh ialah 15

26
27

tahun. namun benar-benar konkret menyadari baligh atau belumnya

seseorang ialah meghasilkan sperma bagi laki-laki dan haid bagi

perempuan. Sedangkan siklus setiap oerang sangat berbeda-beda.

2. Faktor yang Mendorong Terjadinya Pernikahan Dini

Menurut Alfiyah, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya

perkawinan usia dini :

a. Faktor ekonomi, Perkawinan usia muda terjadi karena adanya

keluarga yang hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan

beban orang tuanya maka anak wanitanya di kawinkan dengan

orang yg di anggap bisa.

b. Faktor Pendidikan, Rendahnya tingkat Pendidikan juga

pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat, mengakibatkan

adanya kesamaan menikahkkan anaknya yang masih di bawah

umur.

c. Faktor orang tua, Kekhawatiran orang tua terhadap anak

khusunya anak perempuan yang berpacaran dengan laki-laki

dan melakukan perbuatan-perbuatan diluar adat yang ada

sehingga ingin segera menikahkan anaknya.

d. Faktor media massa, gencarnya expose seks dimedia massa

menyebabkan remaja ingin mencoba hal tersebut seperti

hubungan seksual sebelum menikah.

e. Faktor istiadat/budaya, perkawinan usia muda terjadi karena

orang tuanya takut anakanya dikatakan perawan tua sehingga

segera dinikahkan.
28

3. Dampak Pernikahan Usia dini

Pernikahan dini tidak bisa di pungkiri akan membentuk berbagai

macam akibat yang merugikan bagi mereka yg melakukannya, karena

dilakukan tanpa adanya kesiapan secara fisik, mental, dan materi. banyak

ditemukan pasangan suami istri muda tidak dapat memenuhi kebutuhan

mer eka sehari-hari, banyak juga yang tidak menyadari akan adanya hak

dan kewajiban baru yg melekat di dirinya setelah menjalin hubungan

rumah tangga. akibat dari pernikahan usia dini juga tidak hanya dirasakan

oleh mereka pasangan suami istri, tetapi bisa berdampak pada masing-

masing keluarga, dan juga anak yang mereka lahirkan. Adapun beberapa

akibat tersebut yaitu :

1) Dampak bagi Suami Istri

Terjadinya perselisihan antara suami istri karena sifat egois yang

cenderung tinggi, tidak adanya kesinambungan pada menjalankan

hubungan rumah tangga karena minimnya pengetahuan tentang

kehidupan pernikahan, kurangnya pencerahan akan hak dan kewajiban

baru yang menempel setalah menjadi suami istri.

2) Masing-masing keluarga

Beban ekonomi keluarga berkurang karena salah satu anaknya

telah menjadi tanggung jawab oleh suami, Bila terjadi perceraian maka

akan memutus tali silaturahim keluarga dan merusak nama baik

keluarga itu sendiri.

3) Anak

Anak akan mengalami gangguan-gangguan pada masa

perkembangannya karena orang tua yang cenderung tidak

memperhatikan dengan baik, taraf kecerdasan anak cenderung rendah


29

karena orang tua tidak cukup pintar untuk mendidik, usia anak dan orang

tua tidak jauh tidak selaras sehingga anak dapatlebih terbuka9

4. Hukum Pernikahan Berdasarkan Pancasila

Berbicara perihal sistem hukum pernikahan, maka perlu dipahami

bahwa sistem hukum yang dimaksudkan disini ialah sistem hukum

nasional yang berdasarkan pada landasan ideologi dan konstitusional

negara (Pancasila serta Undang-undang 1945), dengan kata lain ialah

sistem hukum yang dibangun diatas kreatifitas dan kegiatan yang di

dasarkan pada cita rasa serta rekayasa bangsa sendiri, namun di sisi lain

juga tidak terlepas dari sistem hukum pernikahan yang masih bercorak

plurastik.

Pengaturan hukum tentang pernikahan sudah berlaku sama

terhadap semua masyarakat negara oleh karen itu, setiap masyarakat

negara harus patuh terhadap hukum yg berlaku, termaksud terhadap

undang-undang pernikahan yang menjadi landasan untuk membentuk

kepastian hukum, baik dari sudut hukum keluarga,harta, dampak hukum

suatu pernikahan. aturan islam, dalam hal ini Al-qurandan hadits tidak

menyebutkan secara spesifik tentang usia minimun untuk menikah.

Persyaratan yang lazim dikenal ialah telah baligh, berakal sehat, bisa

membedakan yang baik dengan yang buruk sehingga bisa menyampaikan

persetujuannya untuk menikah.

Sejak diundangkan aturan negara yang mengatur mengenai

persoalan pernikahan ialah undang-undang nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan bisa mewujudkan tujuan pernikahan, salah satu syaratnya

ialah bahwa para pihak yang akan melakukan pernikahan telah matang

9
Fachria Octaviani, Dampak Pernikahan Usia Terhadap Perceraian di Indonesia, h.43-
44.
30

jiwa dan raganya. oleh karena itu di dalam Undang-Undang nomor 1

Tahun 1974 ditentukan batas umur minimal untuk melangsungkan

pernikahan’pernikahan hanya diizinkan Bila pihak laki-laki telah

mencapai usia 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapi 16 tahun’

dari adanya Batasan usia ini bisa ditafsirkan bahwa Undang-Undang

nomor 1 Tahun 1974 tidak menghendaki pelaksanaan pernikahan dibawa

umur.

5. Pernikahan Dini dalam Pandangan Islam

Pernikahan ialah salah satu sunnah dan syariat nabi Muhammad

SAW. Secara etimologis, istilah nikah berasal dari bahasa arab ‫اكح‬xx‫ن‬

(nakaha ) yang berarti mengumpulkan, menggabungkan, menghimpun

atau menambahkan. istilah nikahsam pula mempunyai arti Al wath yang

ialah berhubungan seksual. sementara nikah secara terminology menurut

para ahli fiqih ialah akad (kontrak) menjadi cara agar sah melakukan

hubungan seksual. hukum dari pernikahan ialah mubah (dibolehkan).

Nikah sangat dianjurkan bagi mereka yang menginginkan siap lahir batin,

serta mampu melaksanakan hak serta kewajiban di rumah tangga. karena,

pelaksanaan nikah tidak hanya sebatas pada virtual atau harapan seksual,

melainkan harus memenuhi kewajiban dan tanggun jawab sebagai suami

istri. Berkaitan dengan batas usia pernikahan, islam tidak menyampaikan

Batasan umur ideal pada pernikahan. seorang wali bisa menikahkan

anaknya sebelum atau setelah mencapai umur baliqh. Pernikahan dini

masih menjadi persoalan dan bahan perdebatan. wilayah kajiannya pun

mencakup berbagai aspek dan melibatkan banyak pihak, seperti forum-


31

forum keagamaan, lembaga-lembaga pemerintah (eksekutif serta

legislative), dan media-media massa (online, cetak dan televisi.10

Konsekuensi dan pernikahan usia muda dan melahirkan diusia

remaja ialah berisiko untuk melahirkan prematur dan berat badan lahir

benda. perempuan yang menikah apad usia dini memiliki waktu yang

lebih Panjang berisiko untuk hamil n angka kalahiran pula lebih tinggi.

Pernikahan usia remaja juga berdampak di rendahnya kualitas keluarga,

baik dilihat dari segi ketidaksiapan secara psikis dalam menghadapi

persoalan sosial maupun ekonomi rumah tangga, risiko tidak siap mental

unttuk membina pernikahan sebagai orang tua yang bertanggun jawab,

kegagalan pernikahan, kehamilan usia dini berisiko terhadap kematian ibu

karena ketidaksiapan calon ibu remaja dalam mengandung dan

melahirkan bayinya.

6. Tujuan Pernikahan Dini

Tujuan pernikahan dalam agama ialah selain untuk mendapatkan

keturunan juga untuk memenuhi petunjuk petunjuk agama dalam rangka

mendirikan keluarga yang serasi, sejahtera dan bahagia. harmonis dalam

menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga. Sejahtera ialah

terciptanya kenyamanan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya

keperluan hidup lahir dan batinnya, sehinggga timbulah kebahagian yakni

kasih sayang antar anggota keluarga. seseorang yang telah melakukan

ikatan lahir batin antara laki-laki dengan perempuan menjadi seseorang

suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, baik yang dilakukan

secara hukum juga secara adat/agama dapat dikatakan pula sebagai

pernikahan. jika suatu pernikahan tersebut dilakukan oleh seseorang yang

10
.
32

memiliki umur yang relative muda maka hal itu bisa dikatakan dengan

pernikahan dini. Umur yang relative muda yang dimaksud tersebut ialah

usia pubertas yaitu usia antara 10-19 tahun yang sudah melakukan ikatan

lahir batin sebagai pernikahan dini atau pernikahan muda.

B. Penyuluh Agama

1. Pengertian Penyuluh Agama Islam

Kata penyuluhan dalam Bahasa Indonesia berakar dari kata suluh

yang bermakna alat penjelasan, pemberi terang ditengah-tengah kegelapan.

istilah penyuluhan sebenarnya dalam bahas inggris to councel yang

merupakan memberikan nasehat atau anjuran pada orang lain secara

berhadapan muka satu sama lain. Penyuluhan diartikan sebagai pemberian

nasehat atau penasehat kepada orang lain secara individual (perorangan) yang

dilakukan dengan face to face.

Penyuluhan agama ialah proses pemberian donasi terhadap individu

agar individu dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi, membuat pilihan yang

bijaksana dalam beradaptasi dan lingkungan, dan dapat membentuk

eksklusif yang mandiri. agama ialah salah suatu ajaran yang datang dari

tuhan yang berfungsi sebagai pembimbing kehidupan manusia agar mereka

hidup bahagia dunia akhirat. dalam konteksnya dengan agama islam,

penyuluhan agama islam diartikan usaha penyampaian ajaran agama islam

kepada umat manusia oleh seseoranag atau kelompok orang secara sadar dan

berkala, menggunakan berbagai metode yang baik dan sesuai dengan kondisi

target penyuluhan, sehingga berubahlah keadaan umat itu kepada yang lebih

baik, untuk memperoleh kebahagian didunia dan di akhirat. hasil akhir yang

ingin dicapai dari penyuluhan agama islam di hakikatnya ialah terwujudnya

kehidupan masyarakat yang mempunyai pemahaman mengenai agama Islam


33

secra memadai yang ditunjukkan melalui pengalamannya yang penuh

komitmen dan konsisten disertai wawasan multi kultural, untuk mewujudkan

tatanan kehidupan yang serasi dan saling menghargai satu sama lain.

2. Tujuan Penyuluh Agama Islam

Penyuluhan agama ialah satu rangkaian kegiatan atau proses dalam

rangka mencapai tujuan eksklusif. Bagi proses penyuluhan agama tujuan

ialah salah satu faktor yang penting dan sentral, yang memberi arah atau

panduan bagi Langkah kegiatan penyuluhan. Tujuan penyuluhan pula dapat

digunakan sebagai dsar bagi penentuan target dan strategi atau kebijaksanaan

penyuluhan, Langkah-langkah oprasional, mengandung luasnya skup

kegiatan, dan ikut memilih dan berpengaruh terhadap penggunaan metode

dan media yang digunakan.

Sedang tujuan penyuluhan agama pada umumnya adalah:

1. Tujuan hakiki, ialah menyeru kepada Allah swt (meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan).

2.Tujuan umum , ialah kebahagiaan didunia dan di akhirat.

3.Tujuan khusus, ialah mengisi segi kehidupan itu dan memberi bimbingan bagi

seluruh masyarakat menurut keadaan dan persoalannya, sehingga islam

berintegrasi dengan semua kehidupan manusia.

4.Tujuan urgen, ialah menyelesaikan dan memecahkan persoalan-problem yang

ada dalam masyarakat,yakni persoalan-masalah yang menghalangi terwujudnya

masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.

5.Tujuan incidental ialah menuntaskan dan memecahkan masalah-masalah yang

terjadi sewaktu-waktu dalam masyarakat, terutama tentang penyakit dan


34

kepincangan pada masyarakat masyarakat, misalnya penyuapan, pemerasan dan

lain-lain.

Akan tetapi tujuan diatas belum bisa dipergunakan untuk mengukur

keberhasilan aktivitas penyuluhan secara operasional, sebab masih sangat umum .

Karenannya perlu dirumuskan tujuan penyuluhan operasional kegiatan

penyuluhan antara lain:

1. Perilaku yang anti pati berubah menjadi simpati

2. Perilaku yang ragu berubah menjadi yakin

3. Perilaku yang mulai yakin berubah sebagai lebih konfiden

4. Tingkah laku yang malas dan acuh tak acuh berubah menjadi rajin dan

antusias baik pada pelaksanaan ibadah, juga dalam kegiatan mu’amalah lainnya.

5. Harapan keterpaksaan berubah menjadi kesadaran dan keinsyafan pibadi dan

muncul rasa memiliki

6. Tingkah laku yang sudah rajin teratur meningkat secara kualitatif ( dari

kuatitatif ke kualitatif)

7. Memelihara sikap dan tingkah laku yang sudah rajin yang telah dihasilkan

sebelumnnya agar tidak mundur kembali(memilihara continucitas)

8. Sikap dari semula menerima penyuluhan berubah secara kualitatif menjadi

pemberi penyuluhan.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan penyuluhan ialah menyeru manusia

supaya beriman dan bertakwa kepada Allah swt dan secara oprasional adanya

perubahan dari yang negative atu pasif menjadi positif atau aktif, sehingga

manusia memiliki kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam,

sehingga terwujudnya suatu kepribadian yang utuh,keluarga yang harmonis dan

masyarakat yang aman dan damai lahir batin, adil dan Makmur yang
35

dirindhoinoleh Allah swt, yang akhirnya menerima kebahagiaan didunia dan

diakhirat.11

3. Peranan Penyuluh Agama Islam

Sejak semula penyuluh agama berperan sebagai pembimbing umat.

dengan rasa tanggung jawab tinggi mereka membawa masyarakat kepada

kehidupan yang aman dan sejahtera. Penyuluh agama dikokohkan oleh

masyarakat bukan karena penunjukan atau pemilihan, apalagi diangkat tangan

suatu keputusan, akan tetapi dengan sendirinya sebagai pemimpin masyarakat

karena kewibaannya.

Penyuluh agama menjadi pemuka kepercayaan selalu membimbing,

mengayomi dan menggerakkan masyarakat untuk berbuat baik serta

menjauhi perbuatan yang terlarang, mengajak kepada sesuatu yang menjadi

keperluan masyarakatnya dalam membina wilayahnya baik untuk keperluan

sarana kemasyarakatan maupun peribadatan. Penyuluh kepercayaan menjadi

tempat bertanya bagi rakyat buat memacahkan dan menyelesaikan dengan

nasihatnya, penyuluh agama sebagai pemimpin masyarakatnya bertindak

menjadi iman dalam persoalan agama dan masalah kemasyarakatan begitu

pula dalam persoalan kenegaraa dengan perjuangan menyukseskan acara

pemrintah. dengan demikian tugas penyuluh agama tidak semata-mata

melaksanakan penyuluh agama dalam arti sempit berupa pengajian, akan

tetapi semua aktivitas Pendidikan baik berupa bimbingan dan penjelasan

perihal berbagai program pembangunan maupun pengalamnnya. Posisi

penyuluh agama ini sangat strategis, baik untuk menyampaikan misi

keagamaan maupun misi pembangunan.

11
Ilham, Peranan Penyuluh Agama Islam dalam Dakwah, (Vol 17 No. 33 Januari-Juni
2018). h. 57.
36

Peranan agama selain berfungsi sebagai pendorong masyarakat untuk

berpatisipasi aktif pada pembangunan juga ikut serta mengatasi berbagai

hambatan yang menganggu jalannya pembangunan, khusunya mengatasi

dampak dari perkembangan untuk ikut dan aktif menyukseskan dari

perkembangan masyarakat yang sangat dinamis12

Tugas penyuluh tidak semata-mata melaksanakan penyuluhan agama

pada arti sempit berupa pengajian saja, tetapi keseluruhan aktivitas

penerangan baik berupa bimbingan dan penjelasan tentang banyak sekali

program pembagunan. Penyuluh berperan sebagai pembimbing umat dengan

rasa tanggun jawab, dan membawa masyarakat pada kehidupan yang aman

dan sejahtera. Posisi penyuluh agama islam ini sangat strategis baik buat

menyampaikan misi keagamaan maupun misi pembagunan. Penyuluh agama

islam jua berperan sebagai tokoh panutan, tempat bertanya dan tempat

mengadu 22 bagi masyarakatnya untuk memecahkan dan menuntaskan

banyak sekali masalah yang dihadapi oleh umat islam. Apalagi seiiring

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka tantangan

tugas penyuluh agama islam semakin berat, karena pada fenomena kehidupan

ditataran masyarakat yang mengalami perubahan pola hidup yang menonjol.

Penyuluh agama sebagai figure juga berperan menjadi pemimpin

masyarakat, sebagai imam pada masalah agama dan persoalan

kemasyarakatan serta masalah kenegaraan dalam rangka menyukseskan

program pemerintah. dengan kepemimpinannya, penyuluh agama islam tidak

hanya memberikan penerangan pada bentuk ucapan-ucapan dan kata-kata

saja, akan tetapi bersama-sama mengamalkan dan melaksanakan apa yang

dianjurkan keteladanan ini ditanamkan dalam aktivitas sehari-hari, sehingga

12
Aep Kusnawan, Urgensi Penyuluh Agama, (Bandung, Vol.5 No.17 Januari-Juni 2011),
h. 279.
37

masyarakat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan mengikuti petunjuk dan

ajakan pemimpinnya.

Cara menyampaikan penyuluh agama kepada rakyat ialah dengan

melalui bahasa yang sederhana, simpel dimenerti oleh masyarakat dengan

pendekatan agama.

Penyuluh agama islam dalam menjalankan kiprahnya di bidang

bimbingan masyarakat islam harus mempunyai tujuan agar suasana

keberagamaan, bisa mereflesikan dan mengaktualisasikan pemahaman,

penghayatan serta pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan serta

pembangunan pada konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara

Peran dan fungsi penyuluh agama islam terasa keberadaanya

dilingkungan kantor urusan agama (KUA) Kecamatan Campalagian yang

mampu menjalankan tugas pokok dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan

kiprahnya pada kelompok binaan masing-masing. sesuai observasi yang

peneliti lakukn penyuluh agama islam dilingkungan KUA camapalagian

mempunyai acara penyuluhan didesa menggunakan spesialisasi tugas yang

berbeda-beda.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Agama Islam

1. Tugas utama penyuluh agama Islam

Tugas utama agama islam ialah melakukan dan menyebarkan

aktivitas bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui

Bahasa agama kepada masyarakat.

2. Fungsi penyuluh agama islam

a) Fungsi informatif dan edukatif


38

Penyuluh agama islam bisa memposisikan dirinya sebagai dai yang

berkewajiban mendakwahkan islam, memberikan penjelasan agama dan

mendidik masyarakat dengan sebaik baiknya sesuai dengan tuntunan Al-

Qur’an dan sunnah nabi.

b) Fungsi konsultatif

Penyuluh agama Islam turut memikirkan dan memecahkan

persoalan yang dihadapi masyarakat, baik masalah pribadi, keluarga atau

problem masyarakat secara awam.

c) Fungsi advokatif

Penyuluh agama islam memilikitanggun jawab moral serta sosial

buat melakukan kegiatan pembelaan terhadap umat masyarakat umumnya

terhadap banyak sekali ancaman, hambatan dan tangtangan yg merugikan

akidah, menganggu ibadah dan menghambat akhlak.

C. Strategi Komunikasi
kata komunikasi dalam Bahasa inggris”communation”, dan dari
Bahasa lain “ comunicatus” yang berarti mengembangkan atau menjadi milik
bersama. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses sharing diantara
pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut. menurut webster
New collogiate dictionary, omunikasi ialah suatu proses pertukaran informasi
diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah
laku .

a. Strategi komunikasi

Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “stratos” berarti tantara

dan kata “agein” yang artinya memimpin. dengan demikian, strategi

dimaksudkan ialah memimpin tantara. lalu ada istilah strategos yang berarti

pemimpin tantara pada hirarki atas. Jadi strategi artinya konsep militer yang

bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal atau suatu planning yang
39

terbaik unutk memenangkan peperangan. dalam strategi ad prinsip yang harus

dicamkan, yaitu “tak ada sesuatu yang berarti segalannya kecuali mengetahui

apa yang akan dilakukan musuh, sebelum musuh melakukannya.13

Suryadi, menyatakan bahwa “strategi komunikasi artinya panduan dari

perencanaan komunikasi (communication rencana) dan manajemen

(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. untuk mencapai

tujuan tersebut strategi komunikasi harus bisa memperlihatkan bagaimana

operasionalnya secara taktis harus dilakukan, pada arti istilah bahwa

pendekatan (apporoach) bisa tidak sama sewaktu-waktu bergantung pada

situasi dan kondisi .” strategi komunikasi terdiri dari 2 aspek krusial yang

harus dipelajari dan dipahami dengan baik, yaitu strategi yang dimaknai

secara makro (planned multimedia strategy) dan secara mikro (single

communication medium strategy). dari pendapat tersebut terlihat bahwa

makna strategi komunikasi lebih cenderung mengarah pada upaya mengemas

pesan untuk dapat dikomunikasikan secara efektif.

Strategi komunikasi telah sempurna bersifat makro yang pada

prosesnya berlangsung secara vertikalpiramidal. Orang yang menyampaikan

atau yang mengirim pesan, yaitu komunikator ikut memilih suksesnya

komunikasi. pada hubungan ini faktor source credibility komunikator

mengambil peranan yang sangat krusial. kredibilitas ini merupakan kata yg

menerangkan nilai terintegrasi dari keahlian serta kelayakan dipercaya.

D. Teori strategi Komunikasi Persuasif

Strategi komunikasi persuasif ialah perpaduan antara perencanaan

komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi buat mencapai suatu

13
Https://Www.Google.Com/Amp/S/Katadata.Co.Id/Amp/Safrezi/Berita/61/
De8d9d4a987/Komunikasi-Adalah-Definisi-Unsur-Dan-Tujuannya
40

tujuan, yaitu mensugesti perilaku, pendapat, dan sikap, seseorang.

Efektifitas komunikasi persuasif, selain dipengaruhi oleh kejelasan tujuan

dan mengenal target juga ditentukan oleh strategi yang direncanakan.

oleh sebab itu, dalam strategi yang dibuat wajib mencerminkan

operasional taktis. Jadi yang harus ditentukan ialah siapa target kita, apa

pesan yang akan disampaikan, dan apakah waktu yang digunakan relatif

sempurna.

Komunikasi persuasif ialah suatu perjuangan mengganti sikap,

agama atau Tindakan udiens buat mencapai suatu tujuan. Secara

sederhana, komunikasi persuasif yang efektif ialah kemampuan untuk

menyampaikan suatu pesan dengan cara yang membuat audiens merasa

mempunyai pilihan dan membuatnya mereka sepakat. Didalam suatu

organisasi, persuasif dimaksudkan untuk menjual inspirasi atau gagasan

kepada orang lain, memberi saran agar mekanisme operasi lebih efisien

mengumpulkan suatu dukungan untuk aktivitas eksklusif.

Komunikasi persuasif artinya aktivitas yang mempunyai tujuan

yang jelas serta harus dapat dicapai. oleh karenba itu setiap kegiatan

persuasif perlu dilandasi oleh taktik eksklusif demi keberhasilannya untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. menjadi pertimbangan penentuan

strategi yang akan diterapkan, perlu diperhatikan beberapa hal yang

menyangkut. Tujuan utama komunikasi persuasif ialah untuk mensugesti

orang lain dengan perjuangan mengubah keyakinan, nilai atau siaft target.

dengan demikian, isi pesan persuasif berusaha untuk mengkondisikan,

menguatkan atau menghasilkan pengubahan tanggapan target. oleh sebab

itu, terdapat tiga tujuan persuasif, yaitu (a)menghasilkan tanggapan, (b)

memperkuat tanggapan, dan (c) mengganti tanggapan.


41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelian

Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif yaitu

mekanisme penelitian yang membuat data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau berasal mulut orang-orang dan perilaku yang diamati. untuk

memudahkan peneliti memperoleh hasil info yang jelas, maka pada

penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan metode

penelitian lapangan (field research) artinya metode yang yg dilakukan oleh

peneliti yang terjung langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat,

mengamati kenyataan, kemudian mencatatnya dalam buku

observasi ,menitiberatkan pada observasi alamiah dan tidak memanipulasi

variable.

Penelitian lapangan artinya penelitian yang sebagian besar proses

penelitiannya dilakukan pada situasi sosial yang hidup dan ditemui di

tengah-tengah masyarakat. Situasi sosial tersebut mampu tersebut bisa

ditemukan dalam kehidupan keluarga, organisasi, perguruan tinggi,

komunitas, kelompok keagamaan, ikatan profesi. Jenis penelitian ini

memakai Teknik pengumpulan data utamanya mampu menggunakan

angket, interview, atau observasi. Dibading dengan penelitian

perpustakaan, penelitian lapangan mensyaratkan keterampilan penelitian

yang lebih. Keterampilan yang dimaksud, diantaranya ialah terampil

wawancara atau interview, terampil dalam hal pengamatan/observasi,


42

terampil dalam mengatasi masalah-masalahyang muncul pada saat

pengumpulan data dilapangan dan melakukan uji keabsahan data.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di KUA Kec. Campalagian, Kabupaten

Polewali Mandar, Sulawesi Barat, alasan peneliti memilih lokasi ini sebab

dianggap bisa memberikan data yang diperlukan oleh calon peneliti dan di

penelitian ini peneliti terjun langsung kelapangan guna memperoleh data

yang valid. Selain itu penelitian dilakukan di KUA Kec. Campalagian

karena ingin memahami bagaimana strategi komunikasi penyuluh KUA

Kec. Campalagian dalam mencegah pernikahan usia dini.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi dengan maksud

untuk mendekripsikan informasi-informasi yang berhubungan dengan faktor-

faktor yang mengakibatkan terjadinya pernikahan usia dini dikalangan

perempuan di kecamatan campalagian.

1. Pendekatan Teologis Normatif

Pendekatan Teologis Normatif ialah salah satu pendekatan

teologis dalam upaya memahami agama secara harfiah. Pendekatan

normative ini bisa diartikan sebagai upaya memahami agama dengan

memakai kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan

bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dinggap menjadi yang paling

benar dibandingkan dengan lainnya. Hal tersebut memberikan akibat dan

pengaruh yang besar terhadap sikap para pengikut teologi normatif ini.

2. Pendekatan Yuridis
43

Pendekatan Yuridis menurut pasal 1 Ayat 3 Tahun 1945 ialah

untuk mnganalisa subtansi hukum, yakni produk UU dapat melakukan

kajian yuridis atau kajian hukum. Ilmu hukum memiliki karakteristik yang

spesial karena sifatnya normative. banyak keinginan yuris Indonesia yang

ingin mengangkat derajat ilmu hukum dengan berusaha megemperiskan

ilmu hukum melalui kajian-kajian sosiologi.14

3. Pendekatan Komunikasi Sosiologi

Pendekatan Komunikasi Sosiologis ialah kajian ilmu yang

membahas perihal pengaruh interaksi antar individu serta perubahan pola

hidup dan akibat yang diberikan. Sosiologi komunikasi memperhatikan

beberapa persoalan penting yang mencakup hubungan komunikasi dalam

masyarakat baik secara individu maupun kelompok, komunikais secara

langsung ataupun mengggunakan tekhnologi komunikasi. 15

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan ada dua yaitu:

1. Sumber Data primer

Sumber data primer ialah data yang diperoleh dari sumber data pertama

atau tangan pertama dilapangan. Data primer yang dimaksud ialah data yang

secara langsung dari beberapa informasi dilapangan yang erat kaitannya dengan

masalah yang diteliti yaitu, strategi penyuluh dan peran penyuluh. Data primer

dalam penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara dan observasi yang

dilakukan pada beberapa informan. Adapun sumber data primer dalam penelitian

ini adalah pengamatan, pandangan, perilaku, serta sikap.

2. Sumber Data Sekunder

14

15
.
44

Sumber data sekunder merupakan data yang mendukung data primer

yang diperoleh daribermacam- macam literatur seperti buku-buku, dokumen,

maupun referensi yang terkait dengan tema penelitian. Data sekunder pada

biasanya berbentuk catatan atau laporan data dokumentasi oleh forum tertentu

yang dipublikasikan. Adapun data sekunder dalam penelitian ini ialah data-data

yang relevan dengan strategi komunikasi dan peran penyuluh KUA pada

mencegah pernikahan usia dini sperti jurnal, buku, dan catatan yang

berhubungan dengan permasalahan yang dikaji.

D. Metode Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data penulis menggunakan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan pada penelititian. waktu melakukan observasi peneliti harus

turun langsung ke lokasi penelitian dan mengamati serta mencatat data-data

yang diperlukan dalam penelitian. oleh sebab itu peneliti akan melakukan

pengamatan langsung ke lokasi yang menjadi lokasi penelitian yakni di

kantor KUA Kec.Campalagian dan pada penelitian ini peneliti akan

melakukan obervasi pada proses penyuluhan yang dilakukan oleh pihak

penyuluh KUA Kec. Campalagian dan hasil obervasi direkam melalui audio

visiual dan video. hasil obervasi akan didokumentasikan dengan cara

mengambil gambar Secara langsung. dengan demikian, pengertian observasi

penelitian kualitatif ialah pengamatan langsung terhadap objek untuk

mengetahui eksistensi objek, situasi, konteks, serta maknanya dalam upaya

mengumpulkan data penelitian.

2. Wawancara
45

Wawancara (interview), pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara pribadi oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden. dan

jawaban-jawaban dari responden kemudian dicatat atau di rekam dengan alat

perekam (tape recoreder). Dimana data yang diperoleh ialah data primer

(primary data) dan data sekunder (secondary data).

Jenis wawancara yang digunakan oleh penulis ialah wawancara bebas

terpimpin. artinya penulis membawa kerangka pertanyaan buat disajikan

kepada objek penelitian tersebut. Penulis menggunakan metode wawancara

yang berpatokan pada daftar yang disusun dan responden dapat memberikan

jawabannya secara bebas selagi tidak menyimpang dari pertanyaan

sebelumnya.

Adapun penggunaan metode wawancara ini ditujukan kepada semua

sampel yang telah dipilih dalam penelitian ini untuk menggali informasi

mengenai strategi penyuluh dan peran penyuluh.

Wawancara dilakukan dengan melibatkan beberapa informan yaitu:

Penelitian ini melibatkan 5 orang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 2 orang

perempuan. Informan ini juga terdiri dari Bapak kepala KUA. Kec.

Campalagian, Pengadministrasi Umum Kepenghuluan, dan penyuluh ahli

madya. Karakteristik informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar

tablel 1. dibawah ini

No Nama Jabatan

1 Kaprawi Arifin, MA Kepala Kantor KUA Kec. Campalagian

2 Syuhrawati Pengadministrasi Umum Kepenghuluan

3 Damalis, S.Ag Penyuluh Ahli Madya

4 Andi Syukri, S.Ag Penyuluh Ahli Madya

5 Mardawati Penyuluh Ahli Madya


46

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan-catatan yang sudah terjadi yang

diperoleh melalui catatan-catatan yang tersimpan. Dokumentasi berfungsi

sebagai pelengkap data hasil observasi dan wawancara. dengan demikian

pada penelitian dokumentasi memengang peranan penting, pengumpulan data

yang melalui dokumentasi ini diambil dari sumber tertulis seperti buku,

dokumen dan foto-foto. buat itu peneliti akan mengumpulkan beberapa

catatan hasil observasi yang dilakukan di KUA Kec.Campalagian.16

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian ialah alat bantu yang di gunakan oleh peneliti

dalam kegiatan meneliti, yakni mengumpulkan data supaya kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan lebih mudah. Adapun wujud dari instrument

penelitian yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang ada

berkaitan dengan objek yang akan diteliti yaitu tentang perihal strategi

penyuluh dan peran penyuluh.

1. Pedoman observasi ialah proses investigasi dokumen dapat memberi

informasi secara tepat dan akurat, maka diharapkan pedoman atau

panduan yang akan mengarahkan pemeriksa terhadap aspek yang perlu

dilakukan secara sistematis.

2. Pedoman wawancara dari J. Moleong wawancara ialah dialog dengan

maksud tertentu, dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu komunikator yang

mengajukan pertanyaan dan komunikan yang memberikan jawaban.

pedoman wawancara untuk menggali informasi secara mendalan, sang

16
47

sebab itu penguasaan Teknik wawancara dibutuhkan supaya narasumber

merasa nyaman selama proses wawancara berlangsung.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengeolahan data dimulai dengan mengelompokkan data

yang sudah diperoleh dari penelitian dilapangan, yaitu berasal hasil

observasi yang sudah dituliskan dalam bentuk catatan lapangan,

Proses analisis data ditempuh yaitu proses reduksi data, sajian data,

dan penarikan kesimpulan, akan dijelaskan berikut adalah:

a. Reduksi data

Reduksi data adalah salah satu bentuk dari pengolahan yang tidak

sinkron pada penelitian yang dilakukan seorang peneliti untuk memproses

berbagai data yang akan terjadi dari penelitian dilapangan, lalu dirangkum

dan diseleksi. intinya reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses

pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Data yang diredukasi akan menyampaikan gambaran yang

spesifik serta mempermudah calon peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencari data tambahan.

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola serta temanya. Reduksi

data artinya proses pemilihan, pemusatan perhatian melalui

penyederhanaan, pengabstrakan,dan transformasi data”kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.

b. Penyajian data
48

Penyajian data berartin mendisplay/menyajikan data dalam bentuk

uraian singkat, hubungan antar kategori. Penyajian data yang sering

digunakan pada penelitian kualitatif ialah bersifat deskriptif. Ini

dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutrnya sesuai apa yang dipahami..17

Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan

masalah, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.

kesimpulan penelitian kualitatif adalah temuan baru yang disajikan berupa

deskripsi atau gambaran yang awalnya belum jelas menjadi jelas dan bisa

berupa hubungan kausal/interaktif serta hipotesis/teori.penarikan

kesimpulan dan pembuktian dilakukan setelah dari lapangan. berikut ini

ditampilkan sebagai analisis data.

c. Penarikan kesimpulan

Salah satu Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah penarikan

kesimpulan dari data yang sudah digolongkan tersebut. Makna- makna

yang muncul dari akibat penelitian harus diuji kecocokan, kebenaran, dan

kekokohan yang merupakan validitasnya, untuk menemukan kesimpulan

yang bersifat benar dan jelas manfaatnya. kesimpulan dari kualitatif ialah

hal yang dapat dikatakan temuan yang baru, sebab belum ada sebelumnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ialah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas atau masih

gelap sehingga dapat diteliti menjadi jelas. setelah itu kesimpulan dari

17
49

hasil penelitian tentang strategi komunikasi penyuluh kua kec.

Campalagian dalam mencegah pernikahan usia dini.

G. Pengujian Keabsahan Data

Pada dasarnya semua hasil penelitian harus dicek keabsahannya

supaya hasil penelitiannya dapat dipertanggung jawabkan dan bisa

dibuktikan kebenarannya. Pengujian keabsahan data atau validasi tersebut

dilakukan penulis dengan memakai tekhnik triagulasi. Triangulasi merupakan

suatu pendekatan Analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber.

Dikutip Wiliam Wiersma dalam Sugiyono yang berkata “Triangulasi is

qualitative cross-validation. It assese the sufficiency of the data according to

the data according to the convergenceiof multiple data source of multiple

data collection producer,” Triangulasi pada pengujian keabsahan ini diartikan

menjadi pengecekan data dari berbagai sumber data dari banyak sekali

sumber dengan banyak sekali cara dan berbagai waktu, sehingga triangulasi

bisa dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni triangulasi sumber tekhnik

pengumpulan data serta waktu.


50

DAFTAR PUSTAKA

Adam Adiyana Dinamika Pernikahan Dini


Alviyani Nur Zeni, Strategi Kantor KUA Dalam Upaya Mengurangi
Angka Pernikahan Dini
Analisis Yuridis Muh. Idham ,Terjemahan Al-Quran Dalam
Bahasa Mandar(RI AL-Quran Mandar Indonesia) Yayasan
MENARA Ilmu
Analisis Yuridis Henni Muchtar, Normative Sinkronisasi Peraturan
Daerah Dengan Hak Asasi Manusia.
Daud, Pelaksanaan Penyuluh Agama Dalam Pembinaan Umat
Eddy Yunus, Manejemen Strategis
Erwinsyahbana Tengku Sistem Hukum Perkawinan Pada Negara Hukum
Berdasarkan Pancasila
Fauzi Dzul Akhmad, Peran KUA Mengurangi Tingkat Perkawinan
Dibawah Umur Di Kec.Buntu Batu Kab.Enrekang
Fitria Siswi Utami, Pernikahan Dini Usia Remaja,
H.Aswan Studi Islam Dengan Pendekatan Normatif
Hidayahlaila, Nurul Strategi Komunikasi Dakwah Penyuluh Agama Islam
Dalam Pembinaan Keluarga Sakinah (Studi Kasus Dikampung
Sakinah Kebupaten Jember), Vol. 3, No Juli 2020:40-66
Https://Www.Google.Com/Amp/S/Katadata.Co.Id/Amp/Safrezi/Berita/
61/De8d9d4a987/Komunikasi-Adalah-Definisi-Unsur-Dan-
Tujuannya
Ilham, Peranan Penyuluh Agama Islam Dalam Dakwah
Indra Yogasara, Pedoman Komunikasi,(Markas Pusat Indonesia: Agustus 2009

Khairatul Waqi’ah Agus Mahfuddin, Pernikahan Dini Dan Pengaruhnya


Terhadap Keluarga Di Kabupaten Sumenep Jawa Timur Vol. 1,
No. 1,
Kusnawan, Aep Urgensi Penyuluh Agam, Bandung
Larasati Dwi Mandasari, Upaya Penyuluh Agama Islam Dlam Menangani
Pernikahan Dibawah Umur(Studi Kasusu Di KUA
Kecamatan Siliragung Kab. Banyuwangi).
51

Lenteraim, 2010. Pernikahan Usia Muda. Http : // Lenteraim. Com Di


Akses Pada Tanggal 20 Maret .
Lina Dina Maudina, Dampak Pernikahan Dini Bagi Perempuan, Jakarta: Depok Sulawesi
Barat, 2020
Mardani, Hukum Keluarga Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenadamedia
Group,2016
Musfiroh Rohmi Mayadina, Pernikahan Dini Dan Upaya Perlindungan
Anak Di Indonesia,Vol.8.No 2,2016,H.64-
Nur Azizah Wiwi Fitri, Peran Pusat Informasi Dan Konseling Remaja
Marijuana Dalam Pencegahan Pernikahan Dini Di Desa
Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran
UIN Raden Intan Lampung :
Observasi Di KUA Kecamatan Campalagian Pada Tanggal 28 Desember
2021
Pujileksono Metode Penelitian Komunikasi (Jatim,Wisma Kalimetro
Rina Kina, Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah
Pernikahan Dini Di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
S. Bachri Bachtiar, Meyakinkan Validitasi Data Melalui Triangulasi Pada
Penelitian Kualitatif
Satriyandari , Yekti Pernikahan Dini Usia Remaja,
Stambol A Mappasere Nabila Suyuti Metode Penelitian Sosial
Pendekatan Kualitatif Yogyakarta CV.Adi Karya Mandiri,2019
Sulaeman, Novianti Pernikahan Dini Di Indonesia,Al-Wardah:Jurnal
Kajian Perempuan,Gender Dan Agama Vol:12,N
Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Atau
Pernikahan
Wahyudin, Uud Strategi Komunikasi Lingkungan Dalam Membangun
Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan, Vol 1. NO 2 Desember
Yekti Satriyandari, Yekti, Pernikahan Dini Usia Remaja,
Zulfiani, Kajian Hukum Terhadap Perkawinan Anak Dibawah Umur
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
52

OUTLINE PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
E. Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Pengertian Pernikahan Dini
B. Strategi Komunikasi
C. Penyuluh Agama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Sumber Data
C. Metode Pengumpulan
D. Instrumen Penelitian
E. Tekhnik Pengolahan Data dan Analisis Data
F. Tekhnik Keabsahan Data

OUTLINE

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


53

B. Pelaksanaan Program penyuluh KUA Kecamatan Campalagian


C. Pandangan

BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai