Anda di halaman 1dari 29

LANDASAN PERATURAN

PERUNDANGAN DALAM SISTEM


PANGAN

DOSEN :
AMINAH HAJAH THAHA

POLBANGTAN
2022
PENDAHULUAN

PRODUKSI

PASCA PANEN
PENGOLAHAN
PEMASARAN

KONSUMEN

AMAN, BERMUTU, DAN BERGIZI


PENGAWASAN PANGAN DI INDONESIA

MASYARAKAT
(TIDAK TAHU)

PRODUSEN PEMERINTAH
(BERTANGGGUNG (MENGAWASI DAN
JAWAB) MENGENDALIKAN)

MUTU
PANGAN
PENYUSUNAN STANDAR/REGULASI

KETERLIBATAN
PRODUSEN, BERBAGAI
IMPORTIR, SEKTOR
DISTRIBUTO
R, DLL

KONSUMEN

KEMENTAN,
KEMENPERINDAG,
KEMENKES, BPPOM,
PEMDA DLL
PERATURAN
PERUNDANGAN
TENTANG MAKANAN
SARANA
POKOK
PENGAWASAN ORGANISASI
MAKANAN PELAKSANA
PENGAWASAN
MAKANAN
Keamanan

Kualitas/Mutu

Nutrisi Pengawasan

Label
Regulasi
Iklan Pengendalian

Klaim

Pangan
Organik
MANFAAT PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

LANDASAN HUKUM APARAT PEMERINTAH

KESERAGAMAN TINDAKAN DALAM PENGAWASAN MAKANAN UNTUK


MELINDUNGI MASYARAKAT TERHADAP MAKANAN YANG
MENGGANGGU KESEHATAN

PEDOMAN YANG WAJIB DITAATI MASYARAKAT

PEDOMAN YANG DIIKUTI PRODUSEN DAN DISTRIBUTOR PANGAN


LANDASAN HUKUM PERUNDANG-UDANGAN
TENTANG PANGAN

UU Nomor 7 Tahun 1996


Tentang Pangan

UU Nomor 18 Tahun 2012


Tentang Pangan
UU Pangan bukan hanya berbicara tentang ketahanan pangan,
namun juga memperjelas dan memperkuat pencapaian
ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan
(food soveregnity) dengan kemandirian pangan (food
resilience) serta keamanan pangan (food safety).
"Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang
secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin
hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi
masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai
dengan potensi sumber daya lokal".
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PANGAN

Pangan adalah segala sesuatu yang


berasal dari sumber daya hayati air, baik
UU No. 7 Tahun yang diolah maupun yang diperuntukkan
1996 tentang Pangan makanan atau minuman bagi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses pengolahan, dan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal atau pada makanan dan minuman
dari sumber daya hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan , perairan, dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, UU No. 18 Tahun
termasuk bahan tambahan pangan, bahan 2012 tentang
baku pangan, dan bahan lainnya yang Pangan
digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan
atau minuman
YANG MEMBEDAKAN
DALAM UU TERBARU
KEDAULATAN PANGAN ADALAH HAK NEGARA DAN BANGSA YANG SECARA MANDIRI
MENETUKAN KEBIJAKAN YANG MENJAMIN HAK ATAS PANGAN BAGI RAKYAT YANG
MEMBERIKAN HAK BAGI MASYARAKAT UNTUK MEMENTUKAN SISTEM PANGAN YANG
SESUAI DENGAN POTENSI SUMBER DAYA LOKAL

KEMANDIRIAN PANGAN ADALAH KEMAMPUAN NEGARA DAN BANGSA DALAM


MEMPRODUKSI PANGAN BERANEKA RAGAM DARI DALAM NEGERI YANG DAPAT
MENJAMIN PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN SAMPAI DITINGKAT PERSEORANGAN
DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM, MANUSIA, EKONOMI, DAN
KEARIFAN LOKAL SECARA BERMARTABAT

KETAHANAN PANGAN ADALAH KONDISI TERPENUHINYA PANGAN BAGI NEGARA


SAMPAI DENGAN PERSEORANGAN, YANG TERCERMIN DARI TERSEDIANYA PANGAN
YANG CUKUP, BAIK JUMLAH MAUPUN MUTUNYA, AMAN, BERAGAM, BERGIZI, MERATA,
DAN TERJANGKAU SERTA TIDAK BERTENTANGAN DENGAN AGAMA, KEYAKINAN, DAN
BUDAYA MASYARAKAT UNTUK DAPAT HIDUP SEHAT, AKTIF, DAN PRODUKTIF SECARA
BERKELANJUTAN
¡ Poin penting lain dari UU Pangan saat ini adalah urgensi dibentuknya
lembaga yang mempunyai otoritas kuat untuk mengkoordinasikan,
mengatur dan mengarahkan lintas kementerian/sektor dalam berbagai
kebijakan dan program terkait pangan.
¡ Dalam UU Pangan yang disahkan oleh DPR bulan Oktober 2012, pada
Pasal 126 disebutkan, “Dalam hal mewujudkan kedaulatan pangan,
kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional, dibentuk lembaga
pemerintah yang menangani bidang pangan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden”. Kemudian pada Pasal 127
disebutkan, “Lembaga pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pangan”.
DASAR PERUBAHAN

¡ Persoalan dan tantangan pangan semakin hari semakin


kompleks, senantiasa berubah dari waktu ke waktu dan
dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya spesifik lokal maupun
global.
¡ Perubahan serta perbedaan seperti kondisi aktual
masyarakat, dinamika kependudukan, perkembangan Iptek,
revolusi informasi, telekomunikasi, transportasi,
demokratisasi, desentralisasi, dan tentunya globalisasi
URGENSI PERUBAHAN PERUNDANG-
UNDANGAN PANGAN
ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa,
investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara Negara
ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi
Negara-negara tersebut untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. AEC Blueprint
memuat empat kerangka utama yaitu:
¡ ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas
barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas;
¡ ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen peraturan
kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur,
perpajakan, dan e-commerce;
¡ ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen
pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam);
¡ ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan
elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. Dari keempat pilar tersebut, saat ini
pilar pertama yang masih menjadi perhatian utama ASEAN.
UU NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN

Menimbang :
¡ Kebutuhan dasar manusia : Meningkatnya kualitas SDM
¡ Perlindungan kepentingan kesehatan : kemakmuran dan
kesejahteraan
¡ Komoditas : Pertumbuhan ekonomi nasional
¡ Perlu sistem pengaturan, pembinaan, pengawasan yang efektif
UU NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN
… (LANJUTAN)

Pembangunan pangan :
¡ Kebutuhan dasar manusia, bermanfaat, adil, merata,
kemandirian, tak bertentangan dengan keyakinan masyarakat

Tujuan pengaturan, pembinaan, pengawasan :


¡ Tersedianya pangan, aman, dan berkualitas
¡ Perdagangan yang jujur, bertangggungjawab
¡ Terwujudnya kecukupan pangan, wajar, terjangkau masyarakat
UU NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN
… (LANJUTAN)
Keamanan Pangan :
¡ Pemerintah menetapkan persyaratan sanitasi
¡ Penetapan larangan pemakaian bahan tambahan (melampauai
ambang batas)
¡ Rekayasa genetika dan iradiasi pangan
¡ Kemasan pangan tidak berbahaya, tidak boleh dibuka, dan dikemas
kembali
¡ Jaminan mutu pangan, wajib pemeriksaan dilab yang ditunjuk
pemerintah
¡ Pangan tercemar, dilarang untuk digunakan dalam proses produksi
¡ Pemerintah mengatur ambang batas, persyaratan, cara, metode, dan
proses produksi
UU NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN
… (LANJUTAN)
Mutu dan Gizi :
¡ Standar Mutu pangan, sertifikasiLarangan perdagangan pangan
tidak sesuai standar mutu/sertifikasi
¡ Kebijakan gizi, komposisi pangan, perbaiki gizi
¡ Pangan yang diperdagangkan memenuhi gizi
Label dan Iklan Pangan :
¡ Pangan impor pakai label (nama produk, daftar bahan, isi
bersih dll)
¡ Label jelas/mudah dibaca, jujur, dan tidak menyesatkan
¡ Keteranga-keterangan lain yang diperlukan
Pangan Impor :
Melalui ketentuan UU, telah diuji di negara asal dan di Indonesia
UU NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN
… (LANJUTAN)
Ketahanan Pangan:
¡ Pemerintah dan masyarakat mewujudkan ketahanan pangan
¡ Pemerintah mengatur cadangan pangan nasional, kebutuhan, antisipasi
kekurangan pangan
¡ Mengambangkan, membina, kesempatanseluas-luasnya bagi masyarakat
¡ Penyediaan, penyaluran, dan penganekaragaman pangan
¡ Mencegah gejala kekurangan pangan, keadaan darurat, spekulasi, manipulasi
¡ Mengendalikan harga pasar
¡ Pembinaan SDM
¡ Meningkatkan peran serta masyarakat, asosiasi (keteranpilan penyuluh dsb)
¡ Mendorong/menunjang penelitian/pengambangan teknologi
¡ Penyebarluasan pengetahuan/penyuluhan
¡ Kerjasama internasional untuk kepentingan nasional
UU NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN
… (LANJUTAN)

Tanggung jawab Industri:


¡ Aman
¡ Wajib membayar ganti rugi gugatan atas kesalahan/kerugian
konsumen
¡ Tanggungjawab industri, produsen, pengedar
Pengawasan:
¡ Pemerintah berwenang melakukan pemeriksaan
¡ Pemerintah berwenang melakukan tindakan administrasi
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 17

PANGAN LOKAL ADALAH


MAKANAN YANG DIKONSUMSI
OLEH MASYARAKAT SETEMPAT
SESUAI DENGAN POTENSI DAN
KEARIFAN LOKAL
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 18

PANGAN SEGAR ADALAH


PANGAN YANG BELUM
MENGALAMI PENGOLAHAN
YANG DAPAT DIKONSUMSI
LANGSUNG DAN/ATAU YANG
DAPAT MENJADI BAHAN BAKU
PENGOLAHAN PANGAN
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 19

PANGAN OLAHAN ADALAH


MAKANAN ATAU MINUMAN HASIL
PROSES DENGAN CARA ATAU
METODE TERTENTU DENGAN ATAU
TANPA BAHAN TAMBAHAN
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 30

SANITASI ADALAH UPAYA UNTUK


MENCIPTAKAN DAN
MEMPERTAHANKAN KONDISI
PANGAN YANG SEHAT DAN HIGIENIS
YANG BEBAS DARI BAHAYA
CEMARAN MIKROBIOLOGIS, KIMIA,
DAN BENDA LAINNYA
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 36

MUTU PANGAN ADALAH NILAI YANG


DITENTUKAN ATAS DASAR KRITERIA
KEAMANAN PANGAN DAN
KANDUNGAN GIZI PANGAN
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 33

REKAYASA GENETIK PANGAN ADALAH


SUATU PROSES YANG MELIBATKAN
PEMINDAHAN GEN (PEMBAWA SIFAT)
DARI SUATU JENIS HAYATI KE JENIS
HAYATI LAIN YANG BERBEDA ATAU
UNTUK MENDAPATKAN JENIS BARU
YANG MAMPU MENGHASILKAN PRODUK
PANGAN YANG UNGGUL
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 32

IRADIASI PANGAN ADALAH METODE


PENANGANAN PANGAN, BAIK DENGAN
MENGGUNAKAN ZAT RADIOAKTIF
MAUPUN AKSELERATOR UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA PEMBUSUKAN
DAN KERUSAKAN, MEMBEBASKAN
PANGAN DARI JASAD RENIK, SERTA
MENCEGAH PERTUMBUHAN TUNAS
UU NO. 18 TAHUN 2012 PASAL 1 BUTIR 37

GIZI ADALAH ZAT ATAU SENYAWA YANG


TERDAPAT DALAM PANGAN YANG
TERDIRI ATAS KARBOHIDRAT, PROTEIN,
LEMAK,VITAMIN, MINERAL, SERAT, AIR,
DAN KOMPONEN LAINNYA YANG
BERMANFAAT BAGI PERTUMBUHAN DAN
KESEHATAN MANUSIA

Anda mungkin juga menyukai