Disusun oleh:
Bimasena
1620221153
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2017
1. ANATOMI LARING
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas yang bagian
atas. Bentuk laring seperti limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar
dari bagian bawah. Laring merupakan struktur kompleks yang telah berevolusi yang
menyatukan trakea dan bronkus dengan faring sebagai jalur aerodigestif umum.
Laring dibentuk oleh kartilago, ligamentum, otot dan membrana mukosa. Terletak
di sebelah ventral faring. Berada di sebelah kaudal dari os hyoideum dan lingua,
berhubungan langsung dengan trakea. Di bagian ventral ditutupi oleh kulit dan fasia,
di kiri kanan linea mediana terdapat otot-otot infra hyoideus. Posisi laring dipengaruhi
oleh gerakan kepala, deglutisi, dan fonasi.
Secara umum, laring dibagi menjadi tiga: supraglotis, glotis dan subglotis.
Supraglotis terdiri dari epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago aritenoid, plika vestibular
(pita suara palsu) dan ventrikel laringeal. Glotis terdiri dari pita suara atau plika
vokalis. Daerah subglotik memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga
kartilago krikoid. Ukuran, lokasi, konfigurasi, dan konsistensi struktur laringeal, unik
pada neonatus.
Batas atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya adalah batas
kaudal kartilago krikoid. Laring membentang dari laryngoesophageal junction dan
menghubungkan faring (pharynx) dengan trachea. Laring terletak setinggi Vertebrae
Cervical IV – VI.
Laring pada bayi normal terletak lebih tinggi pada leher dibandingkan orang
dewasa. Laring bayi juga lebih lunak, kurang kaku dan lebih dapat ditekan oleh
tekanan jalan nafas. Pada bayi laring terletak setinggi C2 hingga C4, sedangkan pada
orang dewasa hingga C6. Ukuran laring neonatus kira-kira 7 mm anteroposterior, dan
membuka sekitar 4 mm ke arah lateral.
Tulang hyoid
o Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak di
antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya
beberapa otot mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap
manusia.
o Pada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus longus dibagian belakang dan
prosesus brevis bagian depan.
o Tulang hioid dapat dipalpasi atau diraba di leher depan dan lewat mulut pada
dinding faring lateral. Pada permukaan atas tulang hioid dihubungkan dengan
lidah, mandibula dan tengkorak oleh tendon dan otot-otot. Sewaktu menelan
kontraksi otot-otot ini akan menyebabkan laring tertarik keatas, sedangkan bila
laring diam, maka otot-otot ini bekerja untuk membuka mulut dan
menggerakan lidah.
TULANG HYOID
Cavitas Laring
Merupakan suatu ruangan yang meluas dari pintu masuk larynx sampai setinggi tepi
bawa cartilago cricoidea untuk beralih kedalam lumen trachea.
Rongga di dalam laring dibagi menjadi tiga yaitu, vestibulum laring, dibatasi oleh
aditus laringis dan rima vestibuli. Lalu ventrikulus laringis, yang dibatasi oleh rima
vestibuli dan rima glotidis. Di dalamnya berisi kelenjar mukosa yang membasahi
plika vokalis. Yang ketiga adalah kavum laringis yang berada di sebelah ckudal dari
plika vokalis dan melanjutkan diri menjadi kavum trakealis.
Urutan bangunan yang ada di cavitas laryngis mulai dari atas ke bawah : Aditus
laryngis, Vestibulum laryngis, Rima vestibuli, Ventriculus laryngis, Rima
glottidis, cavitas infraglottica.
o Aditus laryngis.
Merupakan pintu masuk larynx yang menghadap ke dorsocranial dan
menghadap ke laryngopharynx.
Aditus laryngis mempunyai batas-batas:
Ventral : pinggir atas epiglottis
Lateral : plica aryepiglottica.
Dorsocaudal : membrane mucosa antar cartilage arytenoidea
o Vestibulum laryngis merupakan cavitas laryngis yang terletak dibawah aditus
laryngis sampai tepat diatas plica vestibularis (pita suara palsu)
o Rima vestibuli adalah celah yang dibentuk oleh kedua plica vestibularis
o Ventriculus laryngis terletak dibawah rima vestibuli dan diatas rima
glottidis.Ventriculus bagian anterior dan lateralnya meluas ke ats sebagai
kantong buntu yangmensekresi lendir untuk lubrikasi plica vicalis. Kantong
buntu ini disebut Sacculuslaryngis.
o Rima glottidis merupakan celah yang dibentuk oleh plica vocalis dexter et
sinister. Plica vocalis melekat pada cartilago Arytenoid dan pada facies
posterior cartilago Thyroidea, sehingga ada ahli berpendapat plica vocalis 40
% disusun cartilago Arytenoidea dan 60 % disusun tepi atas membrana
cricothyroidea. Panjang plica vocalis menentukan tinggi rendah nada suara
manusia, pada pria yang plica vocalisnya panjang suara lebihrendah (ngebass)
sedang pada wanita plica vocalis pendek sehingga nada sua ratinggi.
Sfingter Laring
Terdapat dua spintcher pada larynx yaitu pada Aditus laryngis dan Rima glottidis.
Aditus laryngis
o Spintcher pada aditus laryngis hanya berfungsi pada saat menelan.
o Ketika bolus makanan dipindahkan ke belakang di antara lidah dan palatum
durum, larynx tertarik ke atas dibawah bagian lidah. Aditus laryngis
menyempit akibat kontraksi m. arytenoideus obliquus dan m.
aryeepiglottica. Epiglottis didorong kebelakang oleh lidah berfungsi sebagai
sungkup di atas aditus laryngis. Bolus makanan atau cairan kemudian masuk
ke dalam oesophagus dengan berjalan di atas epiglotti atau turun ke bawah
lewat alur pada sisi-sisi aditus laryngis, yaitu melalui fossa piriformis.
Rima glottidis
o Ketika batuk atau bersin, rima glottidis berfungsi sebagai sphincter.
o Setelah inspirasi, plica vocalis adductio, dan otot-otot ekspirasi berkontraksi
dengan kuat. Akibatnya tekanan dalam tekanan di dalam thorax meningkat,
dan dalam waktu yang bersamaan plica vocalis mendadak abduksi. Pelepasan
mendadak dari udara yang terkompresi sering mengeluarkan partikel asing
atau mucus dari saluran pernapasan dan selanjutnya masuk ke pharynx. Di
sini, partikel-partikel ditelan atau dikeluarkan
o Pada keadaan abdomen tegang seperti pada miksi, defekasi, dan melahirkan,
udara sering ditahan sesaat di saluran pernapasan dengan cara menutup rima
glottidis. Sesudah inspirasi dalam, rima glottidis ditutup. Kemudian otot-otot
dinding anterior abdomen berkontraksi dengan gerak naik diaphragm dicegah
oleh adanya udara yang tertahan di saluran pernapasan. Setelah usaha yang
cukup lama orang tersebut sering melepaskan sejumlah udara dengan
membuka rima glottidisnya sekejap dan menimbulkan suara mengeluh.
Persarafan Laring
Laring dipersarafi oleh cabang-cabang n. vagus, yaitu n. Laringeus superior dan n.
Laringeus inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik.
Nervus laringis superior
o mempersarafi otot Krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa
laring di bawah pita suara. Saraf ini mula-mula terletak di atas otot Konstriktor
faring medial, di sebelah medial arteri Karotis interna dan eksterna, kemudian
menuju ke kornu mayor tulang hioid, dan setelah menerima hubungan dengan
ganglion servikal superior, membagi diri dalam 2 cabang, yaitu ramus
eksternus dan internus.
o Ramus eksternus berjalan pada permukaan luar otot Konstriktor faring inferior
dan menuju ke otot Krikotiroid. Ramus eksterna merupakan suplai motorik
untuk satu otot saja, yaitu otot krikotiroideus. Disebelah inferior, saraf
rekurens berjalan
o Ramus internus tertutup oleh otot Tirohioid terletak di sebelah medial arteri
Tiroid superior, menembus membran hiotiroid, dan bersama-sama arteri
Laringeus superior menuju ke mukosa laring. Ramus atau Cabang interna ini
mengurus persarafan sensorik valekula, epiglottis, sinus piriformis dan seluruh
mukosa laring superior interna tepi bebas korda vokalis sejati.
Nervus laringis inferior
merupakan lanjutan dari nervus Rekuren setelah saraf itu memberikan cabangnya
menjadi ramus kardia inferior. Nervus rekuren merupakan cabang dari nervus vagus.
o N. rekuren kanan akan menyilang a. Subklavia kanan dibawahnya, sedangkan
n. Rekuren kiri akan menyilang arkus aorta.
o Nervus laringis inferior berjalan diantara cabang-cabang a. Tiroid inferior, dan
melalui permukaan mediodorsal kelenjar tiroid akan sampai pada permukaan
medial m. Krikofaring. Di sebelah posterior dari sendi krikoaritenoid, saraf ini
bercabang dua menjadi ramus anterior dan posterior. Ramus anterior akan
mempersarafi otot-otot intrinsik bagian lateral, sedangkan ramus posterior
mempersarafi otot-otot intrinsik laring bagian superior dan mengadakan
anastomosis dengan n. Laringis superior ramus internus.
Vaskularisasi Laring
Pendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang, yaitu a. Laringis superior dan a.
Laringis inferior.
Arteri laringis superior
o merupakan cabang dari a. Tiroid superior.
o Arteri laringitis superior berjalan agak mendatar melewati bagian belakang
membran hioid bersama-sama dengan cabang internus dari n. Laringis
superior kemudian menembus membran ini untuk berjalan ke bawah di
submukosa dari dinding lateral dan lantai dari sinus piriformis, untuk
memperdarahi mukosa dan otot-otot laring.
Arteri laringis inferior
o merupakan cabang dari a. Tiroid inferior dan bersama-sama dengan n.
Laringis inferior berjalan ke belakang sendi krikotiroid, masuk laring melalui
daerah pinggir bawah dari m. Konstriktor faring inferior.
o Di dalam laring arteri itu bercabang-cabang , mempendarahi mukosa dan otot
serta beranastomosis dengan a. Laringis superior.
o Pada daerah setinggi membran krikotiroid a. Tiroid superior juga memberikan
cabang yang berjalan mendatari sepanjang membran itu sampai mendekati
tiroid. Kadang-kadang arteri ini mengirimkan cabang yang kecil melalui
membran krikotiroid untuk mengadakan anastomosis dengan a. Laringis
superior.
Vena laringis superior dan vena laringis inferior letaknya sejajar dengan a. Laringis
superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan vena tiroid superior dan
inferior.
o Vena-vena laring mengikuti arteri-arteri larynx, vena laryngea superior
biasanya bermuara pada vena thyroidea superior, lalu bermuara ke dalam vena
jugularis interna.Vena laryngea inferior bermuara pada vena thyroidea
inferior. Kemudian bermuara kevena brachiocephalica sinistra
2. FISIOLOGI LARING
Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi serta
fonasi.
Proteksi
o Laring melindungi paru-paru dari benda asing (aspirasi) , fungsi epiglotis, pita
ventricular, pita suara asli, refleks batuk.
o Fungsi laring untuk proteksi ialah untuk mencegah makanan dan benda asing
masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis
secara bersamaan. Terjadinya penutupan aditus laring ialah karena
pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring. Dalam
hal ini kartilago aritenoid bergerak ke depan akibat kontraksi otot
tiroaritenoid dan otot aritenoid.selanjutnya otot ariepiglotika berfungsi
sebagai sfingter. Penutupan rimaglotis terjadi karena adduksi plika vokalis.
Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena aduksi otot-otot
ekstrinsik.
o Selain itu, dengan refleks batuk, benda asing yang telah masuk ke dalam
trakea dapat dibatukkan ke luar. Demikian juga dengan bantuan batuk, sekret
yang berasal dari paru dapat dikeluarkan.
o Bertindak seperti sfingter, laring mencegah berbagai macam benda yang
masuk kecuali udara ke dalam paru . menutup laringeal inlet,menutup glotis,
menghentikan respirasi saat menelan, refleks batuk(mengeluarkan sekret dan
benda asing)
Fungsi Pernapasan
o Pembukaan glotis, yang merupakan bagian sempit dari laring, mencegah udara
terhembus sejak awal dari paru-paru selama ekspirasi, sebuah tekanan balik
dibuat untuk membantu mencegah alveoli dari kolaps seutuhnya.
o Fungsi respirasi dari laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rimaglotis.
Bila m.krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan prosesus
vokalis kartilago aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rimaglotis terbuka
(abduksi).
o Dengan terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeo-bronkital
akan dapat mempengaruhi sirkulasi dalam tubuh. Dengan demikian laring
berfungsi juga sebagai alat pengatur sirkulasi darah.
o Respirasi diatur oleh dilatasi otot aktif pembukaan laring, membantu dalam
mengatur pertukaran gas dalam paru-paru dan pemeliharaan keseimbangan
asam-basa.
Fungsi Fonasi
o Fonasi adalah produksi suara dari bergetarnya pita suara.
o Produksi suara, fungsi pita suara asli (artikulasi, atau membentuk suara
kedalam pidato, merupakan fungsi dari langit-langit, lidah, bibir, dan
mandibula).
o Fungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat suara serta
menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh
peregangan plika vokalis. Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m.krikotiroid
akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago
aritenoid. Pada saat yang bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan menahan
atau menarik kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan
yang efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya, kontraksi m.krikoaritenoid akan
mendorong kartilago aritenoid ke depan, sehingga plikavokalis akan
mengendur. Kontraksi serta mengendurnya plika vokalis akan menentukan
tinggi rendah nya nada.
Fungsi menelan
o Fungsi laring dalam membantu proses menelan ialah dengan 3
mekanisme,yaitu gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis
dan mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk
ke dalam laring.
Laringoskopi langsung.
Laringoskopi langsung adalah pemeriksaan laring secara visual langsung dengan
menggunakan laringoskopi atau alat lain sebagai laringoskop. Kesan visual yang
didapatkan pada laringoskopi langsung lebih natural bila dibandingkan dengan
laringoskopi tidak langsung. Alat yang digunakan adalah laringoskop kaku satu tabung
dari logam dengan lampu penerangan yang terletak diujung depan atau belakang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telonga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi keenam. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI; 2007
Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. Ed ke-11. Philadelphia: Saunders
Elsevier. 2006; h. 663-670.
Tortora G.J, Derrickson B, eds. Principles of Anatomy and Physiology, 11th Edition. New
York : Wiley; 2006. p. 847-850