Anda di halaman 1dari 20

Anatomi, Fisiologi dan Pemeriksaan Fisik Laring

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL


RST dr. Soedjono Magelang

Disusun oleh:

Bimasena

1620221153

Pembimbing:

dr. Budi Wiranto, Sp. THT – KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2017
1. ANATOMI LARING
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas yang bagian
atas. Bentuk laring seperti limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar
dari bagian bawah.  Laring merupakan struktur kompleks yang telah berevolusi yang
menyatukan trakea dan bronkus dengan faring sebagai jalur aerodigestif umum.
Laring dibentuk oleh kartilago, ligamentum, otot dan membrana mukosa. Terletak
di sebelah ventral faring. Berada di sebelah kaudal dari os hyoideum dan lingua,
berhubungan langsung dengan trakea. Di bagian ventral ditutupi oleh kulit dan fasia,
di kiri kanan linea mediana terdapat otot-otot infra hyoideus. Posisi laring dipengaruhi
oleh gerakan kepala, deglutisi, dan fonasi.
Secara umum, laring dibagi menjadi tiga: supraglotis, glotis dan subglotis.
Supraglotis terdiri dari epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago aritenoid, plika vestibular
(pita suara palsu) dan ventrikel laringeal. Glotis terdiri dari pita suara atau plika
vokalis. Daerah subglotik memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga
kartilago krikoid. Ukuran, lokasi, konfigurasi, dan konsistensi struktur laringeal, unik
pada neonatus. 
Batas atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya adalah batas
kaudal kartilago krikoid. Laring membentang dari laryngoesophageal junction dan
menghubungkan faring (pharynx) dengan trachea. Laring terletak setinggi Vertebrae
Cervical IV – VI.
Laring pada bayi normal terletak lebih tinggi pada leher dibandingkan orang
dewasa. Laring bayi juga lebih lunak, kurang kaku dan lebih dapat ditekan oleh
tekanan jalan nafas. Pada bayi laring terletak setinggi C2 hingga C4, sedangkan pada
orang dewasa hingga C6. Ukuran laring neonatus kira-kira 7 mm anteroposterior, dan
membuka sekitar 4 mm ke arah lateral.

Stuktur penyangga Laring


Bangunan kerangka laring tersusun dari satu tulang yaitu tulang hyoid dan beberapa
tulang rawan.

 Tulang hyoid
o Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak di
antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya
beberapa otot mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap
manusia. 
o Pada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus longus dibagian belakang dan
prosesus brevis bagian depan.
o Tulang hioid dapat dipalpasi atau diraba di leher depan dan lewat mulut pada
dinding faring lateral. Pada permukaan atas tulang hioid dihubungkan dengan
lidah, mandibula dan tengkorak oleh tendon dan otot-otot. Sewaktu menelan
kontraksi otot-otot ini akan menyebabkan laring tertarik keatas, sedangkan bila
laring diam, maka otot-otot ini bekerja untuk membuka mulut dan
menggerakan lidah.

TULANG HYOID

 Tulang rawan (kartilago)


o Tulang rawan yang menyusun laring adalah : kartilago epiglotis, kartilago
tiroid, kartilago krikoid, kartilago aritenoid, kartilago kornikulata, kartilago
kuneiformis dan kartilago tritisea.
o Tulang rawan pada laring ada yang sepasang dan ada yang tunggal. Yang
sepasang antara lain  kartilago aritenoid, kartilago kornikulata, kartilago
kuneiformis. Sedangkan yang hanya berjumlah satu buah yaitu  kartilago
epiglotis, kartilago tiroid, kartilago krikoid
o Kartilago krikoid (Cartilago cricoidea)
 Merupakan kartilago yang berbentuk cincin utuh, terletak di belakang
kartilago tiroid dan merupakan tulang rawan paling bawah dari laring.
Kartilago ini mempunyai arcus anterior yang sempit dan lamina
posterior yang lebar. 
 Pada bagian lateral nya ada facies articularis sirkular yang akan
bersendi dengan cornu inferior  kartilago tiroid. Sedangkan di bagian
atasnya terdapat facies articularis yang akan bersendi dengan basis 
kartilago aritenoid.
 Di setiap sisi tulang rawan krikoid melekat ligamentum krikoaritenoid,
otot krikoaritenoid lateral dan di bagian belakang melekat otot
krikoaritenoid posterior.
o Kartilago  tiroid (Cartilago thyroidea)
 Kartilago  tiroid dihubungkan dengan  kartilago krikoid oleh
ligamentum krikotyroid
 Merupakan tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari dua lamina
yang bersatu di bagian depan dan mengembang ke arah belakang.
 Kartilago tiroid terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid, biasanya di
sebut dengan jakun. Biasanya berukuran lebih besar dan lebih
menonjol pada laki-laki akibat hormon yang di ekskresi saat pubertas.
 Kedua lamina tersebut merupakan lamina  Kartilago hyaline yang
bertemu di linea mediana anterior menjadi sebuah tonjolan sudut V
yang disebut dengan Adam’s apple/ commum adamum/ prominentia
piriformis (jakun). Pinggir posterior tiap lamina menjorok ke atas
membentuk cornu superior dan ke bawah membentuk cornu inferior.
Pada permukaan luar lamina terdapat line oblique sebagai tempat
melekatnya otot sternothyroideus, otot thyrohyoideeus, dan 
otot constrictor pharyngis inferior.
o Kartilago epiglotis
 Epiglotis atau kartilago epiglotis adalah katub kartilago elastis yang
merupakan lipatan tulang rawan berbentuk daun dan menonjol keatas
dibelakang dasar lidah yang melekat pada tepian anterior kartilago
tiroid
 Kartilago ini merupakan kartilago yang paling atas pada laring, yang
keseluruhannya di lapisi oleh membran mukosa. Epiglottis dewasa
umumnya sedikit cekung pada bagian posterior. Namun pada anak dan
sebagian orang dewasa, epiglottis jelas melengkung dan disebut
epiglottis omega atau juvenilis.
 Epiglotis adalah tulang rawan yang berfungsi sebagai katup pada pita
suara (laring) dan tabung udara (trakea), yang akan menutup selama
proses menelan berlangsung. Pada saat menelan, epiglotis secara
otomatis menutupi mulut laring yaitu menutup dan mengangkat jakun
keatas untuk mencegah masuknya makanan dan cairan, sehingga tidak
mengganggu pernapasan kita karena masuknya makanan atau cairan
tersebut. Epiglotis akan terus terbuka ketika kita bernapas.
o Kartilago aritenoid (Cartilago arytenoidea)
 Merupakan  Kartilago kecil  yang terdiri dari dua buah dan berbentuk
pyramid yang terletak di belakang dari laring pada pinggir atas lamina
kartilago krikoid. 
 Kartilago aritenoid membentuk persendian dengan kartilgo krikoid
disebut artikulasi krikoaritenoid, sehingga dapat terjadi gerakan
meluncur dari medial ke lateral dan rotasi.
 Masing- masing kartilago aritenoid memiliki apex di bagian atas dan
basis di bagian bawahnya. Dimana bagian apex nya ini akan
menyangga dari kartilago coeniculata, sedangkan pada bagian basis
nya bersendi dengan kartilago krikoid. Pada basis nya terdapat dua
tonjolan yaitu prosesus vokalis anterior yang menonjol horizontal ke
depan merupakan perlekatan dari ligamentum Vocale, dan prosesus
muskularis lateralis yang menonjol ke lateral dan merupakan
perlekatan dari otot crycoarytenoideus lateralis et posterior. Kartilago
aritenoid bertanggung jawab terutama untuk membuka dan
menutupnya laring.
o Kartilago kornikulata  (Cartilago corniculata)
 Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago  aritenoid 
dan kartilago ini berjumlah dua buah (sepasang)
 Dua buah kartilago ini bersendi dengan apex cartilaginis arytenoidea
dan merupakan tempat lekat plica aryepiglottica sehingga
menyebabkan pinggir atas plica aryepiglottica dextra et sinistra agak
meninggi.
o Kartilago kuneiformis (Cartilago cuneiformis)
 Merupakan kartilago kecil yang berjumlah sepasang dan berbentuk
batang yang terdapat di dalam plica aryepiglottica yang berfungsi
untuk menyokong plica tersebut.
 Kartilago ini berlokasi di lateral dan superior dari kartilago kornikulata
yaitu di dalam plica aryepiglottica dan merupakan potongan
memanjang dari kartilago elastis kecil berwarna kuning.
Struktur Otot Laring
 Otot-otot yang menyusun laring terdiri dari otot-otot ekstrinsik dan otot-otot intrinsik.
Otot atau muskulus ekstrinsik adalah otot yang berada diluar laring sedangkan otot
intrinsik adalah otot yang berada di dalam laring.
 Otot-otot ekstrinsik berfungsi menggerakkan laring, sedangkan otot-otot intrinsik
berfungsi membuka rima glotidis sehingga dapat dilalui oleh udara respirasi. Juga
menutup rima glotidis dan vestibulum laringis, mencegah bolus makanan masuk ke
dalam laring (trakea) pada waktu menelan. Selain itu, juga mengatur ketegangan
(tension) plika vokalis ketika berbicara. Kedua fungsi yang pertama diatur oleh
medula oblongata secara otomatis, sedangkan yang terakhir oleh korteks serebri
secara volunter.
 Otot-otot Ekstrinsik
o Otot-otot ekstrinsik laring ada yang terletak di atas tulang hioid (suprahioid),
seperti musculus digastrikus, musculus geniohioid, musculus stilohioid dan
musculus milohioid. Sedangkan otot-otot ekstrinsik laring yang terletak di
bawah tulang hioid (infrahioid) ialah musculus sternohioid, musculus
omohoid.
o Musculus digastrikus
 Inervasi : Pada Venter anterior oleh Nervus mandibularis sedangkan
pada Venter posterior oleh Nervus facialis
 Origo   : Os. temporale
 Insertio : Os. mandibula
 Fungsi   : Untuk elevasi tulang hyoid dan depresi mandibula sehingga
dapat mengangkat dasar atau lantai mulut saat menelan atau berfungsi
menarik laring ke bawah (elevator)
o Musculus geniohioid 
 Inervasi : oleh serat dari lalui C1 pada saraf kranial XII (n.
hypoglossus) 
 Origo : bagian dalam mandibula
 Insersio : Permukaan anterior tulang Hyoid 
 Fungsi : elevasi hyoid dan memperlebar laring 
o Musculus stilohioid 
 Origo : proc. Styloideusos temporalis 
 Insersio : basis cornu os hyoid , 
 Innervasi N VII facialis 
 Fungsi : Untuk menarik laring kebawah (elevator) dan merupakan
bagian dasar mulut saat menelan
o Musculus milohioid
 Inervasi : Nervus mandibularis cabang N.V
 Origo : Os. mandibula
 Insertio : Os. hyoidea
 Fungsi :  Otot-otot ini berfungsi menarik laring ke bawah
(elevator) dengan cara menggerakkan lidah saat deglutasi dan elevasi
os.hyoid
o Musculus sternohioid
 Inervasi : Plexus cervicalis 
 Origo : Os. sternum 
 Insertio : Os. hyoidea 
 Fungsi : menarik Os. hyoidea ke caudal dan depresor laring atau
menarik laring ke atas
o Musculus omohoid
 Inervasi : Plexus cervicalis 
 Origo : Os. scapula 
 Insertio : Os. hyoidea 
 Fungsi : meregangkan fascia cervicalis, mencegah kolapsnya Vena
jugularis dan sebagai depressor laring atau  menarik laring ke atas.
o Musculus tirohioid.
 Inervasi :  oleh serat dari lalui C1 pada saraf kranial XII (n.
hypoglossus) 
 Origo :  kartilago thyroid
 Insertio : Os. hyoidea 
 Fungsi :  menarik atau depressi Os. hyoidea ke caudal dan depresor
laring atau menarik laring ke atas
 Otot-otot Intrinsik
 Otot-otot instrinsik yang terletak di bagian lateral laring ialah musculus
krikoaritenoid lateral, musculus tiroepiglotika, musculus vokalis,
musculus tiroaritenoid, musculus ariepiglotika dan musculus
krikotiroid. Sedangkan otot-otot instrinsik yang terletak di bagian
posterior laring adalah musculus aritenoid transversum, musculus
aritenoid oblik, musculus krikoaritenoid posterior.
 Musculus krikoaritenoid lateral
 Otot ini berorigo pada arcus cartilaginis cricoideae 
 berinsersio pada processus muscularis cartilaginis arytenoideae 
 dipersarafi oleh N.Laryngeus externus. 
 Fungsinya adalah aduksi plica vocalis yaitu kontraksinya akan
mendekatkan kedua pita suara ke tengah
 Musculus tiroepiglotika
 Origo pada : permukaan bagian dalam dari tulang rawan tiroid,
yang sama dengan otot thyroarytenoid
 insersio pada pinggir lateral epiglotis dan aryepiglota
 Dipersarafi oleh recurrent laryngeal nerve
 Fungsi untuk menekan pangkal epiglotis dan Melebarkan aditus
dengan dengan memisahkan kedua plica aryepiglottica
 Musculus vokalis
 Origo pada sudut anatar kedua lamina cartilaginis thyroidea
 Insersio pada processus vocalis cartilaginis arytenoideae. 
 Persarafannya adalah oleh N.Laryngeus reccurens
 Fungsi untuk mengubah plica vocalis saat fonasi dengan
berfungsi sebagai aduktor (kontraksinya akan mendekatkan
kedua pita suara ke tengah)
 Musculus tiroaritenoid
 Origo pada permukaan posterior cartilage thyroidea 
 Insersio pada processus muscularis cartilaginis arytenoidea. 
 Persarafannya adalah oleh N.Laryngeus reccurens. 
 Fungsinya adalah mengendurkan plica vocalis, yaitu
kontraksinya akan mendekatkan kedua pita suara ke tengah
 Musculus ariepiglotika
 Origo pada tulang rawan  arytenoid
 Insersio pada epiglotis
 Persarafan oleh inferior laryneal nerve ( dari n. vagus)
 Fungsinya  kontraksinya akan mendekatkan kedua pita suara ke
tengah
 Musculus krikotiroid
 Origonya pada bagian anterolateral cartilage cricoidea
 Insersio pada tepi bawah dan cornu inferius cartilaginis
thyroideae. 
 Otot ini dipersarafi oleh .laryngeus externus. 
 Fungsi utamanya adalah meregangkan dan menegangkan plica
vocalis.
 Musculus aritenoid transversum dan Musculus aritenoid oblik
 Berorigo pada satu cartilage arytenoidea 
 Berinsersio pada cartilage arytenoidea sisi yang lain. 
 Persarafannya adalah oleh N.Laryngeus reccurens. 
 Fungsinya adalah untuk menutup aditus laryngis dengan
mendekatkan kedua cartilage arytenoidea.
 Musculus krikoaritenoid posterior
 Otot ini berorigo pada permukaan posterior lamina cariliginis
cricoideae 
 berinsersio pada processus muscularis cartilaginis
arytenoideae. 
 dipersarafi oleh N. Layngeus externus
 berfungsi untuk abduksi plica vocalis. (fungsi otot ini berbeda
dengan yang lain dimana kontraksinya akan menjauhkan kedua
pita suara ke lateral, sedangkan otot intrinsik yang lain
berfungsi sebagai adduktor)

Sendi pada Laring


 Pada laring terdapat dua buah sendi yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi
krikoaritenoid.
 Artikulasi krikotiroid atau sendi  krikotiroid (cricothyroid joint)
o Sendi krikotiroid adalah sendi sinovial yang terbentuk dari kornu inferior
kartilago tiroid dengan  lamina kartilago krikoid. 
o Pergerakan sendi ini akan menyebabkan pengaturan terhadap suara (voice
pitch) atau penyusuaian terhadap suara dengan jalan mengubah ketegangan
dari pita suara.
o Dislokasi sendi krikothyroid (sendi yang menghubungan krikoid dan kartilago
thyroid) dapat terjadi pada hilangnya kemampuan dalam merubah pitch
kontrol terhadap suara.

 Artikulasi krikoaritenoid  (cricoarytenoid joint)


o Sendi  krikoaritenoid terbentuk antara kartilago  krikoid dengan kartilago 
aritenoid 
o Dislokasi sendi krikoarytenoid sering terjadi pada suara yang parau atau suara
yang tidak jelas dan biasanya obstruksi jalan napas dan gangguan pernapasan.

Ligamentum pada laring


 Ligamentum merupakan jaringan ikat yang keras yang mengikat tulang yang satu
dengan tulang yang lain pada persedian. 
 Ligamentum yang membentuk susunan laring adalah :
o Ligamentum seratokrikoid (anterior, lateral, dan posterior), ligamentum
krikotiroid medial, ligamentum krikotiroid posterior, ligamentum
kornikulofaringal, ligamentum hyotiroid lateral, ligamentum hyotiroid
medial, ligamentum hyoepiglatika, ligamentum tiroepiglotika, ligamentum
ventrikularis, ligamentum Cricotracheale, ligamentum vokale, ligamentum
Hyoepiglotticum
 Ligamentum seratokrikoid (anterior, lateral, dan posterior), ligamen ini
berfungsi untuk memperkuat kapsul dari artikulasi atau sendi
krikotiroid di kedua sisi.
 Ligamentum krikotiroid (lateral/posterior dan medial), merupakan
bagian yang terbesar dari membran laring.  Ligamentum krikotiroid
menghubungkan tulang rawan tiroid dengan lengkungan tulang rawan
krikoid. Ligamentum ini dipotong dalam keadaan darurat
cricothyrotomy . Tujuan utama ini ligamen adalah untuk menjaga
krikoid dan tiroid dari bepergian terlalu jauh
 Ligamentum kornikulofaringal
 Ligamentum hyotiroid
 Ligamentum tiroepiglotika sebuah band elastis yang menghubungkan
tangkai daun dari epiglotis ke bagian dalam tulang rawan tiroid dekat
takik tiroid superior
 Ligamentum Hyoepiglotticum Menghubungkan permukaan anterior
epiglottis dengan Os. Hyoideum.
 Ligamentum Cricotracheale Menghubungkan bagian bawah cart.
Cricoidea dengan cincin pertama trachea.
 Ligamen ventrikularis melekat pada bagian superior dari tulang
arytenoid dan menyeberangi laring untuk melekat pada tulang rawan
tiroid sedikit di atas ligamen vokalis. Ligamen ventrikularis
membentuk batas bawah dari membran quadrangular dan turut
membentul kord ventrikularis.
 Ligamentum vokale yang menghubungkan kartilago aritenoid dengan
kartilago tiroid, dimana ujung anterior masing-masing ligamentum
vocale melekat dalam permukaan cartilago thyroidea dan ujung
posterior melekat pada processus vocalis cartilago arytenoidea
 Dengan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan
ligamentum ventrikulare, maka terbentuklah plika vokalis (pita
suara asli) dan plika ventrikukaris(pita suara palsu).

Membran pada laring


 Membran pada laring di bedakan atas membran ekstrinsik dan membran intrinsik.
Membran ekstrinsik antara lain thyrohyoid Membrane dan Cricotracheal membrane,
sedangkan membran intrinsik terdiri dari Quadrangular membrane,Cricothyroid
membrane,conus elasticus
 Membrana Thyrohyoidea 
o Membrana ini menghubungkan batas superior atau  pinggir atas cartilago
thyroidea  dengan permukaan posterior corpus dan cornu majus ossis hyoidei. 
o Membrana ini pada bagian tengah  membran ini menebal, membentuk
ligamentum thyrohyoideum mediana yang menghubungkan incisura thyroidea
superior ke corpus Os. Hyoideum, sedangkan bagian lateral terdapat 
ligamentum thyrohyoideum laterale yang menghubungkan cornu superius
cartilago thyreoidea dengan cornu majus ossis hyoid. 
o Membran ini ditembus oleh R. internus N. laryngealis superior dan A/V
laryngea superior. Membrana ini berfungsi untuk mengangkat larynx waktu
kita menelan.
 Membrana Cricothyroidea (conus elasticus)
o Membrana ini membentang dari bagian atas arcus cart. Cricoid meluas ke :
 arah depan untuk kemudian melekat pada bagian belakang cart.
Thyreoidea.
 arah belakang untuk kemudian melekat pada cart. Arytenoidea. 
o Tepi atas yang bebas dari membrana ini adalah ligamentum vocale (pita suara
sebenarnya) yang merupakan kerangka plica vocalis. Biasanya membrane ini
avaskular. Di tempat ini sering dilakukan crycothyroidectomi .
 Membrana Quadrangularis
o Membran ini terletak dibawah mukosa vestibulum laryngis. 
o Membran ini membentang dari epiglottis meluas ke arah belakang untuk
kemudian melekat pada cart.Arytenoidea. 
o Membrana ini mempunyai 2 tepi bebas Tepi bawahnya yang bebas
membentuk ligamentum vestibulare yang terletak didalam plica vestibularis
(pita suara palsu). Sedangkan tepi atasnya yang bebas membentuk ligamentum
aryepiglotticum yang terletak didalam plica aryepiglotticum.

Cavitas Laring
 Merupakan suatu ruangan yang meluas dari pintu masuk larynx sampai setinggi tepi
bawa cartilago cricoidea untuk beralih kedalam lumen trachea. 
 Rongga di dalam laring dibagi menjadi tiga yaitu, vestibulum laring, dibatasi oleh
aditus laringis dan rima vestibuli. Lalu ventrikulus laringis, yang dibatasi oleh rima
vestibuli dan rima glotidis. Di dalamnya berisi kelenjar mukosa yang membasahi
plika vokalis. Yang ketiga adalah kavum laringis yang berada di sebelah ckudal dari
plika vokalis dan melanjutkan diri menjadi kavum trakealis.
 Urutan bangunan yang ada di cavitas laryngis mulai dari atas ke bawah : Aditus
laryngis, Vestibulum laryngis, Rima vestibuli, Ventriculus laryngis, Rima
glottidis, cavitas infraglottica.
o Aditus laryngis.
 Merupakan pintu masuk larynx yang menghadap ke dorsocranial dan
menghadap ke laryngopharynx. 
 Aditus laryngis mempunyai batas-batas:
 Ventral : pinggir atas epiglottis
 Lateral : plica aryepiglottica.
 Dorsocaudal : membrane mucosa antar cartilage arytenoidea
o Vestibulum laryngis merupakan cavitas laryngis yang terletak dibawah aditus
laryngis sampai tepat diatas plica vestibularis (pita suara palsu)
o Rima vestibuli adalah celah yang dibentuk oleh kedua plica vestibularis
o Ventriculus laryngis terletak dibawah rima vestibuli dan diatas rima
glottidis.Ventriculus bagian anterior dan lateralnya meluas ke ats sebagai
kantong buntu yangmensekresi lendir untuk lubrikasi plica vicalis. Kantong
buntu ini disebut Sacculuslaryngis.
o Rima glottidis merupakan celah yang dibentuk oleh plica vocalis dexter et
sinister. Plica vocalis melekat pada cartilago Arytenoid dan pada facies
posterior  cartilago Thyroidea, sehingga ada ahli berpendapat plica vocalis 40
% disusun cartilago Arytenoidea dan 60 % disusun tepi atas membrana
cricothyroidea. Panjang plica vocalis menentukan tinggi rendah nada suara
manusia, pada pria yang plica vocalisnya panjang suara lebihrendah (ngebass)
sedang pada wanita plica vocalis pendek sehingga nada sua ratinggi.

Sfingter Laring
 Terdapat dua spintcher pada larynx yaitu pada Aditus laryngis dan Rima glottidis. 
 Aditus laryngis
o Spintcher pada aditus laryngis hanya berfungsi pada saat menelan. 
o Ketika bolus makanan dipindahkan ke belakang di antara lidah dan palatum
durum, larynx tertarik ke atas dibawah bagian lidah. Aditus laryngis
menyempit akibat kontraksi m. arytenoideus obliquus dan m.
aryeepiglottica. Epiglottis didorong kebelakang oleh lidah berfungsi sebagai
sungkup di atas aditus laryngis. Bolus makanan atau cairan kemudian masuk
ke dalam oesophagus dengan berjalan di atas epiglotti atau turun ke bawah
lewat alur pada sisi-sisi aditus laryngis, yaitu melalui fossa piriformis.
 Rima glottidis
o Ketika batuk atau bersin, rima glottidis berfungsi sebagai sphincter. 
o Setelah inspirasi, plica vocalis adductio, dan otot-otot ekspirasi berkontraksi
dengan kuat. Akibatnya tekanan dalam tekanan di dalam thorax meningkat,
dan dalam waktu yang bersamaan plica vocalis mendadak abduksi. Pelepasan
mendadak dari udara yang terkompresi sering mengeluarkan partikel asing
atau mucus dari saluran pernapasan dan selanjutnya masuk ke pharynx. Di
sini, partikel-partikel ditelan atau dikeluarkan
o Pada keadaan abdomen tegang seperti pada miksi, defekasi, dan melahirkan,
udara sering ditahan sesaat di saluran pernapasan dengan cara menutup rima
glottidis. Sesudah inspirasi dalam, rima glottidis ditutup. Kemudian otot-otot
dinding anterior abdomen berkontraksi dengan gerak naik diaphragm dicegah
oleh adanya udara yang tertahan di saluran pernapasan. Setelah usaha yang
cukup lama orang tersebut sering melepaskan sejumlah udara dengan
membuka rima glottidisnya sekejap dan menimbulkan suara mengeluh.

Persarafan Laring
 Laring dipersarafi oleh cabang-cabang n. vagus, yaitu n. Laringeus superior dan n.
Laringeus inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. 
 Nervus laringis superior 
o mempersarafi otot Krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa
laring di bawah pita suara. Saraf ini mula-mula terletak di atas otot Konstriktor
faring medial, di sebelah medial arteri Karotis interna dan eksterna, kemudian
menuju ke kornu mayor tulang hioid, dan setelah menerima hubungan dengan
ganglion servikal superior, membagi diri dalam 2 cabang, yaitu ramus
eksternus dan internus. 
o Ramus eksternus berjalan pada permukaan luar otot Konstriktor faring inferior
dan menuju ke otot Krikotiroid. Ramus eksterna merupakan suplai motorik
untuk satu otot saja, yaitu otot krikotiroideus. Disebelah inferior, saraf
rekurens berjalan
o Ramus internus tertutup oleh otot Tirohioid terletak di sebelah medial arteri
Tiroid superior, menembus membran hiotiroid, dan bersama-sama arteri
Laringeus superior menuju ke mukosa laring. Ramus atau Cabang interna ini
mengurus persarafan sensorik valekula, epiglottis, sinus piriformis dan seluruh
mukosa laring superior interna tepi bebas korda vokalis sejati.
 Nervus laringis inferior
merupakan lanjutan dari nervus Rekuren setelah saraf itu memberikan cabangnya
menjadi ramus kardia inferior. Nervus rekuren merupakan cabang dari nervus vagus. 
o N. rekuren kanan akan menyilang a. Subklavia kanan dibawahnya, sedangkan
n. Rekuren kiri akan menyilang arkus aorta. 
o Nervus laringis inferior berjalan diantara cabang-cabang a. Tiroid inferior, dan
melalui permukaan mediodorsal kelenjar tiroid akan sampai pada permukaan
medial m. Krikofaring. Di sebelah posterior dari sendi krikoaritenoid, saraf ini
bercabang dua menjadi ramus anterior dan posterior. Ramus anterior akan
mempersarafi otot-otot intrinsik bagian lateral, sedangkan ramus posterior
mempersarafi otot-otot intrinsik laring bagian superior dan mengadakan
anastomosis dengan n. Laringis superior ramus internus. 

Vaskularisasi Laring
 Pendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang, yaitu a. Laringis superior dan a.
Laringis inferior. 
 Arteri laringis superior 
o merupakan cabang dari a. Tiroid superior. 
o Arteri laringitis superior berjalan agak mendatar melewati bagian belakang
membran hioid bersama-sama dengan cabang internus dari n. Laringis
superior kemudian menembus membran ini untuk berjalan ke bawah di
submukosa dari dinding lateral dan lantai dari sinus piriformis, untuk
memperdarahi mukosa dan otot-otot laring. 
 Arteri laringis inferior 
o merupakan cabang dari a. Tiroid inferior dan bersama-sama dengan n.
Laringis inferior berjalan ke belakang sendi krikotiroid, masuk laring melalui
daerah pinggir bawah dari m. Konstriktor faring inferior. 
o Di dalam laring arteri itu bercabang-cabang , mempendarahi mukosa dan otot
serta beranastomosis dengan a. Laringis superior. 
o Pada daerah setinggi membran krikotiroid a. Tiroid superior juga memberikan
cabang yang berjalan mendatari sepanjang membran itu sampai mendekati
tiroid. Kadang-kadang arteri ini mengirimkan cabang yang kecil melalui
membran krikotiroid untuk mengadakan anastomosis dengan a. Laringis
superior. 
 Vena laringis superior dan vena laringis inferior letaknya sejajar dengan a. Laringis
superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan vena tiroid superior dan
inferior. 
o Vena-vena laring mengikuti arteri-arteri larynx, vena laryngea superior
biasanya bermuara pada vena thyroidea superior, lalu bermuara ke dalam vena
jugularis interna.Vena laryngea inferior bermuara pada vena thyroidea
inferior. Kemudian bermuara kevena brachiocephalica sinistra

2. FISIOLOGI LARING
 Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi serta
fonasi.
 Proteksi
o Laring melindungi paru-paru dari benda asing (aspirasi) , fungsi epiglotis, pita
ventricular, pita suara asli, refleks batuk.
o Fungsi laring untuk proteksi ialah untuk mencegah makanan dan benda asing
masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis
secara bersamaan. Terjadinya penutupan aditus laring ialah karena
pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring. Dalam
hal ini kartilago aritenoid bergerak ke depan akibat kontraksi  otot
tiroaritenoid dan  otot aritenoid.selanjutnya  otot ariepiglotika berfungsi
sebagai sfingter. Penutupan rimaglotis terjadi karena adduksi plika vokalis.
Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena aduksi otot-otot
ekstrinsik. 
o Selain itu, dengan refleks batuk, benda asing yang telah masuk ke dalam
trakea dapat dibatukkan ke luar. Demikian juga dengan bantuan batuk, sekret
yang berasal dari paru dapat dikeluarkan.
o Bertindak seperti sfingter, laring mencegah berbagai macam benda yang
masuk kecuali udara ke dalam paru . menutup laringeal inlet,menutup glotis,
menghentikan respirasi saat menelan, refleks batuk(mengeluarkan sekret dan
benda asing)
 Fungsi Pernapasan
o Pembukaan glotis, yang merupakan bagian sempit dari laring, mencegah udara
terhembus sejak awal dari paru-paru selama ekspirasi, sebuah tekanan balik
dibuat untuk membantu mencegah alveoli dari kolaps seutuhnya.
o Fungsi respirasi dari laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rimaglotis.
Bila m.krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan prosesus
vokalis kartilago aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rimaglotis terbuka 
(abduksi).
o Dengan terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeo-bronkital
akan dapat mempengaruhi sirkulasi dalam tubuh. Dengan demikian laring
berfungsi juga sebagai alat pengatur sirkulasi darah.
o Respirasi diatur oleh dilatasi otot aktif pembukaan laring, membantu dalam
mengatur pertukaran gas dalam paru-paru dan pemeliharaan keseimbangan
asam-basa.
 Fungsi Fonasi
o Fonasi adalah produksi suara dari bergetarnya pita suara.
o Produksi suara, fungsi pita suara asli (artikulasi, atau membentuk suara
kedalam pidato, merupakan fungsi dari langit-langit, lidah, bibir, dan
mandibula).
o Fungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat suara serta
menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh
peregangan plika vokalis. Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m.krikotiroid
akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago
aritenoid. Pada saat yang bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan menahan
atau menarik kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan
yang efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya, kontraksi m.krikoaritenoid akan
mendorong kartilago aritenoid ke depan, sehingga plikavokalis akan
mengendur. Kontraksi serta mengendurnya plika vokalis akan menentukan
tinggi rendah nya nada.
 Fungsi menelan
o Fungsi laring dalam membantu proses menelan ialah dengan 3
mekanisme,yaitu gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis
dan mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk
ke dalam laring.

3. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN PADA LARING


Anamnesis
Keluhan yang sering dijumpai adalah
1. Suara serak
2. Batuk
3. Kesulitan menelan
4. Rasa ada masa di tenggorokan, terasa penuh atau ada pembengkakan
Pemeriksaan Fisik
Laringoskopi tidak langsung.
1. Penderita disuruh duduk tegak, kepala atau dagu agak dikedepankan sedikit.
2. Pemderita disuruh membuka mulut untuk melihat faring dan menentukan
kira-kira ukuran cermin laring yang dipakai. Ukuran kaca laring yang dipakai ini
penting karena kaca yang terlalu besar akan menyentuh tonsil dan dinding laring
yang akan menyebabkan muntah.
3. Tangan kiri memegang kain kasa guna memegang lidah, sedang tangan kanan
memegang kaca yang telah dipanasi dan dikontrol dengan punggung tangan.
4. Penderita diminta menjulurkan lidah, yang kemudian dipegang dengan jari
tengah yang dialasi kain kasa. Jari telunjuk dipergunakan untuk menahan bibir atas.
5. Dengan sangat hati-hati kaca dimasukan hingga berada pada posisi dekat
dinding belakang orofaring. Ingat, jangan sampai menyentuh bagian belakang
lidah, atau tonsil atau dinding laring, karena akan menyebabkan muntah.
6. Dengan seksama amati bayangan pada laring.
Laringoskopi tidak langsung dilakukan tanpa anastesi. Namun pada penderita
yang sensitif bisa diberikan anastesi lokal dengan tablet hisap atau semprot.

Laringoskopi langsung.
Laringoskopi langsung adalah pemeriksaan laring secara visual langsung dengan
menggunakan laringoskopi atau alat lain sebagai laringoskop. Kesan visual yang
didapatkan pada laringoskopi langsung lebih natural bila dibandingkan dengan
laringoskopi tidak langsung. Alat yang digunakan adalah laringoskop kaku satu tabung
dari logam dengan lampu penerangan yang terletak diujung depan atau belakang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telonga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi keenam. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI; 2007

Diktat anatomi situs thoracis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi FK UNISSULA.


diktat anatomi Ophtalmology dan Otorhinolarungology, ed. 2013. Laboratorium Anatomi FK
UNISSULA

Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. Ed ke-11. Philadelphia: Saunders
Elsevier. 2006; h. 663-670.

Tortora G.J, Derrickson B, eds. Principles of Anatomy and Physiology, 11th Edition. New
York : Wiley; 2006. p. 847-850

Anda mungkin juga menyukai