Anda di halaman 1dari 48

Anggota:

- Aeblizat Sayland Ramadhan

Modul 2
- Annisa Syaharani
- Elda Amalia Husain
- Lyra Sabila Nurul Kamila
- Mahran Zaky Multazam
- Muhammad Widad Ramadhan
Tutor:
- Regita Dwi Utami
- Vicriel Umam
- Faisal Irsyad Ardhia
- Filda Fadlina
- Rizki Nabila Adawiyah

Start Table of contents Back Next


skenario

Seorang anak laki-laki, 11 tahun, datang ke Puskesmas dengan


keluhan pendengaran berkurang sejak 2 tahun lalu disertai dengan
perasaan pusing bila kepala dipalingkan dengan tiba-tiba . Nilai rapor
menurun seiring dengan bertambah beratnya penurunan pendengaran.
Si A juga akhir-akhir ini sering menarik diri dari pergaulan. Riwayat
keluar cairan dari dalam telinga sejak usia 7 tahun.

Start Table of contents Back Next


Klarifikasi konsep
- Tidak ada

Identifikasi masalah
1. Laki-laki usia 11 tahun
2. Ku: pendengaran berkurang sejak 2 tahun yang lalu dan semakin memberat
3. Pusing bila kepala dipalingkan tiba-tiba
4. Riwayat psikososial : nilai raport menurun dan sering menarik diri dari pergaulan.
5. Rpd : keluar cairan dari dalam telinga sejak usia 7 tahun

Start Table of contents Back Next


mindmap

Start Table of contents Back Next


Peta konsep
Tujuan pembelajaran
1. Menjelaskan anatomi dari sistem pendengaran
2. Menjelaskan histologi dari sistem pendengaran
3. Menjelaskan fisiologi dari sistem pendengaran
4. Menjelaskan etiologi dan klasifikasi gangguan penurunan pendengaran
5. Menjelaskan patomekanisme dari penurunan pendengaran
6. Menjelaskan definisi,etiologi,epidemiologi dari DD
7. Menjelaskan patomekanisme DD dari skenario
8. Menjelaskan alur diagnosis dari skenario
a. Anamnesis
B. pemeriksaan fisik
C. pemeriksaan penunjang
9. Menjelaskan tatalaksana sesuai dengan skenario
10. Menjelaskan komplikasi dan prognosis dari skenario

Start Table of contents Back Next


Menjelaskan
01 anatomi dari sistem
pendengaran

Start Table of contents Back Next


● Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Atlas anatomi sobotta jilid 3. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
● Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Start Table of contents Back Next


Telinga Luar

● Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Atlas anatomi sobotta jilid 3. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
● Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC. Back Next
Membran timpani

● Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Atlas anatomi sobotta jilid 3. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
Back Next
● Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Vaskularisasi dan Persarafan

● Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Atlas anatomi sobotta jilid 3. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
Back Next
● Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Telinga tengah

● Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Atlas anatomi sobotta jilid 3. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
Back Next
● Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.
● Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Atlas anatomi sobotta jilid 3. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
Back Next
● Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Telinga dalam

● Paulsen, F., & Waschke, J. (2013). Atlas anatomi sobotta jilid 3. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
Back Next
● Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Menjelaskan
02 histologi dari sistem
pendengaran

Start Table of contents Back Next


Telinga Luar

F : folikel rambut kecil


Terletak di
SG : kelenjar sebasea
submukosa
CG : kelenjar seruminosa

C: serumen : hasil sekresi dari kelenjar


Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas 14th Edition, page 49, Telinga : Sistem Vestibuloauditori sebasea dan kelenjar seruminosa
diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations 11th Ed. Page 502,
Telinga Tengah

Telinga tengah mengandung rongga timpani yang


terisi-udara, suatu ruang iregular yang berada di dalam
os temporale di antara membran timpani dan permukaan
tulang telinga dalam

● Rongga timpani dilapisi oleh selapis epitel kuboid


● Anterior : tuba auditorius/ tuba eustachii
● Posterior : berhubungan dengan rongga mastoid
yang berisikan udara pada tulang temporal
● Ossicula auditus : tiga tulang kecil, yang
menghantarkan getaran mekanis membran
timpani ke telinga dalam
Telinga Dalam

● Telinga dalam atau labirin terdiri atas labirin tulang,


dan labirin membranosa
● Labirin tulang : ruang yang menampung serangkaian
saluran kontinu yang berisi cairan dan bilik yang
membentuk labirin membranosa yang lebih kecil.
● Labirin membranosa : mencakup organ vestibular
untuk sensasi kesetimbangan dan keseimbangan.
Telinga Dalam (koklea)

Telinga Dalam (Duktus Koklearis)

Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas 14th Edition, page 49, Telinga : Sistem Vestibuloauditori
diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations 11th Ed. Page 502,
Menjelaskan fisiologi
03 dari sistem
pendengaran

Start Table of contents Back Next


fisiologi dari sistem pendengaran
Bermula dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
getaran bunyi, geteran bunyi menggetarkan membran thypani (gendang
telinga) diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran
yang akan mengamflikasi getaran. Energi getar yang telah diamplifikasi ini
akan diteruskan ke stapes. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner
yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara
membran basilaris. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal
ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.
Dilanjutkan perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus
temporalis otak untuk persepsi suara

Start Table of contents Back Next


Menjelaskan etiologi
dan klasifikasi dari
04 gangguan penurunan
pendengaran

Start Table of contents Back Next


etiologi
1. Faktor genetik
Gangguan pendengaran karena faktor genetik pada umumnya berupa gangguan pendengaran bilateral tetapi
dapat pula asimetrik dan mungkin bersifat statis maupun progresif. Kelainan dapat bersifat dominan, resesif,
berhubungan dengan kromosom X,kelainan mitokondria,atau merupakan suatu malformasi pada satu atau
beberapa organ telinga

2. Faktor didapat
- infeksi
- masalah perinatal
- obat ototoksik
- trauma

Start Table of contents Back Next


klasifikasi
1. Tuli konduktif
Disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membran timpani, atau telinga tengah.

2. Tuli sensorineural
Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak
dapat diproses sebagaimana mestinya. Penyebabnya antara lain adalah: kelainan bawaan, genetik,
penyakit/kelainan pada saat anak dalam kandungan, proses kelahiran, infeksi virus, pemakaian obat yang
merusak koklea (kina, antibiotika seperti golongan makrolid), radang selaput otak, kadar bilirubin yang tinggi.
Penyebab utama gangguan pendengaran ini disebabkan genetik atau infeksi

3. Tuli campuran
Bila gangguan pendengaran atau tuli konduktif dan sensorineural terjadi bersamaan.

Buku Ajar Ilmu THT

Start Table of contents Back Next


Menjelaskan
patomekanisme dari
05 penurunan
pendengaran

Start Table of contents Back Next


Terkumpul tekanan
Sumbatan di Pelebaran
Etiologi negative di telinga Tekanan naik
saluran eustachius pembuluh darah
tengah

Terjadi infeksi
Terdapat sel Obstruksi
Menyebar ke berulang
tuba Inflamasi
radang telinga tengah (berlangsung
eustachius
lama)

Terjadi akumulasi Gangguan hantaran Impuls listrik yang Terjadi


cairan di telinga suara dari membran dihasilkan organ gangguan
tengah timpani ke koklea korti terhambat pendengaran

Menyebabkan
pendengaran
berkurang / tuli

Start Table of contents Back Next


Menjelaskan definisi,
etiologi, epidemiologi

06 dari DD

Start Table of contents Back Next


Definisi
Otitis Media supuratif kronis Otitis Media Akut Labirinitis

Otitis media supuratif kronis ialah Otitis media akut adalah radang Labirinitis adalah infeksi pada
infeksi kronis di telinga tengah pada sebagian atau seluruh telinga dalam (labirin). Yang
dengan perforasi membran timpani mukosa telinga tengah, tuba disebabkan oleh bakteri atau virus.
dan sekret yang keluar dari telinga eustachius, antrum mastoid dan
tengah terus menerus atau hilang sel-sel mastoid yang berlangsung
timbul lebih dari 2 bulan. Sekret mendadak.
mungkin encer atau kental, bening
atau berupa nanah.
Etiologi
Otitis Media supuratif kronis Otitis Media Akut Labirinitis

• Infeksi kronis pada tuba ● Bakteri piogenik : ● Bakteri


eustachius - Streptococcus pneumoniae ● Virus
• Riwayat Oma sebelumnya - Streptococcus pyogenes
• Autoimun - Haemophilus influenzae
• Infeksi virus, bakteri - Staphylococcus aureus
● Virus :
- Respiratory syncytial virus
(RSV)
- Influenza Virus
- campak
Epidemiologi
Otitis Media supuratif kronis Otitis Media Akut Labirinitis

▷ Menurut WHO, angka kejadian OMSK Otitis media akut paling Sering Didapatkan penyebab terbanyak
sebanyak 65-330 juta di seluruh terjadi pada anak-anak dengan usia 3 virus, prevalensi orang dengan
dunia bulan hingga 3 tahun, sekitar 70% pendengaran yang hilang diperkirakan
▷ 60% diantaranya mengalami mengalami minimal satu kali episode 1 kasus dalam 10.000 orang. Dengan
gangguan pendengaran. OMA. 405 dari pasien mengeluhkan vertigo
▷ Di Indonesia, menurut Survei DepKes atau gangguan keseimbangan, 37
prevalensi OMSK ialah 3,1%-5,2% dari 240 pasien dengan vertigo
posisional adalah penderita
populasi.
labirinitis.
▷ Usia penderita infeksi telinga tengah
tersering ialah 7-18 tahun, dan
penyakit telinga tengah terbanyak
ialah OMSK.

Mangunkusumo E, Soetjipto D, Dalam Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6.Jakarta: FK UI
Menjelaskan
07 patomekanisme
DD dari skenario

Start Table of contents Back Next


Sumber : Soepardi EA, Iskandar N.Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FK UI. Dalam: Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Edisi ketujuh.Jakarta: Badan Penerbit FKUI:2012

Start Table of contents Back Next


Menjelaskan alur

08 diagnosis dari skenario

Start Table of contents Back Next


Anamnesis
1. Indentitas (nama, umur, pekerjaan, alamat)
2. Keluhan Utama :
● Gangguan pendengaran/pekak (tuli)
○ Apakah awitannya, mendadakan atau perlahan - lahan? Lamanya?
○ Telinga mana yang terkena, atau apakah menyerang keduanya?
○ Apakah pendengaran membaik dan memburuk bergantian?
○ Apakah ada kondisi yang memperburuk/memperingan
○ Akapah ada aktivitas yang menyebabkan keluhan timbul?
● Suara berdenging/berdengung (tinitus)
○ Bagaimana sifatnya ? (berdenging,berdengung, menggumam, mendesis (suara uap yang terlepas) atau berdenyut
(sinkron dengan denyut)?
● Rasa pusing berputar (vertigo)
○ Apakah cenderung untuk jatuh? Ke arah mana?
○ Apakah rasa pusing dipengaruhi oleh posisi kepala?
○ Apakah pusing ada saat berbaring?
○ Apakah awitannya berkaitan dengan bangun yang terlalu cepat dari berbaring?
○ Apakah pusing bersifat terus - menerus atau episodik?
○ Mintalah pasien menceritakan serangan pertama. Berapa lama selang waktu antar serangan ?
○ Gelaja lainnya yang timbul bersamaan? Apakah berupa mual, muntah,tinitus, rasa penuh dalam telinga, kelemahan,
fluktiasu pendengaran atau kehilangan kesadaran?

Start Table of contents Back Next


● Rasa nyeri ditelinga (otalgia)
○ Bagaimana sifat - sifat nyerinya ?
○ Apakah berulang? Jika demikian, berapa sering terjadi ?
○ Apakah nyeri hanya pada telinga ataukah nyeri menyebar atau bersal dari tempat lain?
○ Adakah yang mencetuskan nyeri? (mengunyah, mengigit, batuk atau menelan)
○ Apakah ada gejala - gejala pada kepala dan leher lainynya?
● Keluar cairan dari telinga (otore)
○ Apakah disertai gatal atau nyeri?
○ Apakah sekret berdarah/purulen? Apakah berbau?
○ Sudah berapa lama? Apakh sekret pernah keluar sebelumnya?
○ Apakah didaduli oleh suatu infeksi sal. Napas bagian atas atau suatu keadaan dimana telinga menjadi basah?

3. Keluhan lain yang menyertai keluhan utama

4. Riwayat trauma (trauma kepala, trauma akustik, trauma kapitis dan pajanan bising)

5. Riwayat penyakit dahulu (keluhan yang sama atau penyakit yang lain)

- Apakah mempunyai keluhan seperti ini


- infeksi parotitis, influenza berat, malaria, campak, mumps dan meningitis
- Arteriosklerosis , hipertensi
- Diabetes melitus, anemia
- Keganasan
6. Riwayat pengobatan :
- Apakah sudah berobat sebelumnya?
- Apakah mengkonsumsi obat - obatan ototoksin (streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin, kina, aseton)
6. Riwayat penyakit keluarga/lingkungan (apakah ada anggota keluarga/orang disekitar
rumah yang mempunyai keluhan yang sama)
7. Riwayat kelahiran
- Apakah ada kesulitan atau penyakit pra dan pasca natal, atau kesulitan dalam
persalinan?
6. Riwayat psikososial
- Apakah ada hambatan (sosial,pekerjaan atau pendidikan) yang ditimbulkan
hilangkanya pendengaran?
- Apakah seorang perokok ?
- Apakah suka meminum minuman beralkohol?
6. Riwayat alergi
- Apakah ada alergi pada makanan atau obat - obatan tertentu ?
Pemeriksaan fisik
Alat yang diperlukan :
- Lampu kepala
- Corong telinga
- Otoskop
- Pelilit kapas
- Pengait serumen
- Pinset telinga
- garputala

1. Melakukan inspeksi palpasi :


- apakah terdapat tanda peradangan
atau sikatriks bekas operasi
- Melihat apakah ada serum diliang
telinga
Otoskopi Uji Schwabach

Melihat membran timpani


Membandingkan hantaran tulang pasien
dan pemeriksa
Uji Rinne
Uji Weber
→ Membandingkan lamanya hantaran tulang
dengan hantaran udara pada telinga yang → Menentukan apakah kerusakan pendengaran monoaural
diuji. Dengan pelana 512 Hz bersifat hantaran/saraf dengan membandingkan hantaran tulang
pada kedua telinga. (pada dahi dan gigi)
Interpretasi : Interpretasi :
- Rinne positif (+) : bunyi terdengar - Respon normal : pasien mendengar suara di tengah
lebih keras bila garputala diletakkan atau tidak dapat membedakan telinga mana yang
terdegar lebih keras
didepan liang telinga - Tuli hantaran : pasien mendengar lebih keras pada telinga
- Rinne negative (-) : bunyi yang yang sehat (lateralisasi ke telinga yang sehat)
terdengar lebih keras ditulang - Tuli saraf : pasien mendengar lebih keras pada telinga
mastoid (tuli konduktif) yang sakit (lateralisasi ke telinga yang sakit)
Pemeriksaan Penunjang sesuai Skenario
Otitis Media Supuratif Kronik
Otitis Media Akut

1. Pemeriksaan audiometri nada murni 1. Tympanocentesis


2. Otoskopi
2. Pemeriksaan audiometri tutur (speech
audiometry)
3. Pemeriksaan BERA (brainstem evoked Labirinitis
1. Audiometri nada murni
response audiometry) 2. CT Scan
4. Foto rontgen mastoid
5. Kultur secret telinga
sumber : buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok edisi 6 FKUI
Menjelaskan
tatalaksana sesuai

09 dengan skenario

Start Table of contents Back Next


Otitis media
akut (OMA)

Sumber : Soepardi EA, Iskandar N.Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar


Ilmu Kesehatan THT-KL FK UI. Dalam: Gangguan Pendengaran dan
Kelainan Telinga. Edisi ketujuh.Jakarta: Badan Penerbit FKUI:2012

Start Table of contents Back Next


Otitis media supuratif kronik (OMSK)

Sumber : Soepardi EA, Iskandar N.Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FK UI. Dalam: Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Edisi ketujuh.Jakarta:
Badan Penerbit FKUI:2012, , HARMES, K.M., R. ALEXANDER BLACKWOOD, BURROWS, H.L., COOKE, J.M., R. VAN HARRISON and PASSAMANI, P.P. (2013). Otitis Media: Diagnosis and Treatment. American Family Physician,
[online] 88(7), pp.435–440. Available at: https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2013/1001/p435.html# [Accessed 10 Nov. 2022].

Start Table of contents Back Next


Otitis media supuratif kronik (OMSK)

Start Table of contents Back Next


Labirinitis

FARMAKOLOGI

1. Labirintis Bakteri: obat tetes antibiotik topical


2. Labirintis yang disertai vertigo: Benzodiazepin dan antihistamin

NON FARMAKOLOGI

1. Tindakan operatif → untuk menghilangkan infeksi dari telinga tengah


2. Dranaise nanah: mencegah menjadi meningitis

Barkwill D, Arora R. Labyrinthitis. [Updated 2022 Sep 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560506/

Start Table of contents Back Next


Menjelaskan komplikasi
dan prognosis dari

10 skenario

Start Table of contents Back Next


Otitis media Labrinitis Otitis media akut
supuratif kronik

Komplikasi ● Polip ● Hipofungsi ● Gangguan


● Osteitis vestibular bilateral pendengaran
● Sklerosis ● Tuli total ● Perforasi
● Labrinitis ● Otitis media
● Gangguan supuratif kronik
pendengaran ● Kolesteotoma
● Meningitis ● Labrinitis
● Abses otak ● Dermatitis
eksematoid
menular

Prognosis Baik, jika pengobatan di Baik, jika pasien tidak Baik


berikan memiliki gejala sisa
neurologis yang serius

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554592/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560506/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
KESIMPULAN
Dari hasil diskusi didapatkan diagnosis: Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan penurunan pendengaran, pusing apabila
kepala dipalingkan, dan riwayat keluar cairan dari telinga. Pasien diberikan tindakan
suportif meliputi pembersihan sekret, pemberian antibiotik, dan merujuk ke spesialis
THT-KL untuk dilakukan mastoidektomi apabila OMSK mencapai tipe maligna.

Start Table of contents Back Next

Anda mungkin juga menyukai