Anda di halaman 1dari 5

KONSEP KEBENARAN MENURUT PEMIKIRAN SOCRATES

1. Marcha Rizky Fitria (22402026)


2. Nurika Galuh Andriana (22402027)
3. Damar Ilham Jatmiko (22402028)

marcharizky10@gmail.com, nurikagaluhandriana@gmail.com,

damarilham07@gmail.com.

Program Study Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Kediri

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep kebenaran menurut pemikiran Socrates.
Pemikiran tentang kebenaran Socrates didorong dengan adanya ajaran sofisme yang sangat
berkembang pesat di Athena pada masa itu. Untuk mengkaji konsep kebenaran menurut
pemikiran Socrates, dibutuhkan referensi dari banyak sumber. Socrates melihat bahwa kota
Athena lama kelamaan mengalami kemunduran setelah mencapai puncak kegemilangan.
Dalam pandangan Socrates soal kebenaran, ia meyakini bahwa manusia harus menggunakan
akal dan pikiran nya secara maksimal untuk mencapai sebuah kebenaran yang sejati, karena
manusia bisa berbuat dosa, manusia itu memiliki pengetahuan yang kurang dan ketidaktahuan
sehingga manusia itu bisa melakukan hal yang salah. Socrates mengajarkan kita bahwa dalam
diri manusia ilmu pengetahuan sangatlah penting agar kita bisa mencapai kebenaran. Ajaran
Socrates mengajak kita untuk lebih mengenal diri sendiri sesuai dengan ungkapan Socrates
yang paling terkenal yaitu "kenalilah dirimu sendiri" dan ungkapan Socrates dalam Apologia
yaitu "hidup yang tidak dikaji adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi."

Kata Kunci : Pemikiran, Kebenaran Socrates, Pengetahuan

ABSTRACT

This study aims to determine the concept of truth according to Socrates' thought. Thoughts
about the truth of Socrates with the teachings of sophism were growing rapidly in Athens at
that time. To assess the concept of truth according to Socrates' thinking, it takes references
from many sources. Socrates saw that the old city of Athens was in decline after achieving
glory. In Socrates' view of truth, he believes that humans must use their minds and minds to
the maximum to reach a true truth, because humans can do something, humans have lack and
ignorance so that humans can do wrong things. Socrates teaches us that knowledge in humans
is important so that we can reach the truth. Socrates' teaching invites us to know ourselves
better in accordance with Socrates' most famous expression, namely "know thyself" and
Socrates' expression in Apoligia, namely "a life that is not studied is a life that is not worth
living."

Keywords: Thought, Socratic Truth, Knowledge

PENDAHULUAN

Filsafat merupakan suatu bidang study yang mengajak manusia untuk menggunakan
potensi akal yang luar biasa untuk senantiasa berpikir. Salah satu tokoh filosuf Yunani klasik
adalah Socrates, yang mendobrak keterbelakangan corak berpikir bangsa Yunani yang
cenderung bersikap nihilisme karena pengaruh filsafat sofistik yang berkembang. Perhatian
utama dalam pemikiran Socrates adalah mengenai hakikat dari kehidupan manusia, ia
mengubah perhatian filsafat, dari filsafat alam menjadi filsafat manusia. Pendekatan yang
digunakan yaitu rasionalisme, ia mengkaji seluruh bidang pemikiran selama kajiannya dapat
mempergunakan akal.

Semasa hidup Socrates memiliki keyakinan bahwa kebenaran itu satu, artinya
kebenaran itu berlaku umum, tidak memandang tempat, waktu, bahkan usia, dan dapat diraih
oleh akal sehat. Kebenaran dan pengetahuan tertinggi sebagai dasar kehidupan yang konkrit
memang ditegaskan bahwa Socrates berusaha untuk menemukannya, baginya kebenaran tidak
berujung pada kesimpulan mutlak melainkan proses pencarian yang terus dituju.

PEMBAHASAN

Filsafat sebagai pondasi berfikir selalu menarik untuk dibicarakan. Ilmu filsafat
tidak hanya berfokus pada satu titik, melainkan banyak titik, hal inilah yang membuat
filsafat menjadi dasar lahirnya ilmu-ilmu pengetahuan. Salah satu tokoh yang memiliki
peran penting dalam perkembangan filsafat adalah Socrates. Socrates merupakan tokoh
filsuf dunia yang berasal dari Athena, Yunani. Socrates lahir pada tahun 470 SM dan
meninggal pada tahun 399 SM di Athena. Socrates dikenal dengan filsuf yang memiliki
cara sendiri dalam mengemukakan pikiran-pikirannya dan dikenal sebagai filsuf yang
berani dan jujur dalam sepanjang sejarah.
Socrates merupakan filsuf yang memulai era baru dimana filsafat dimulai dengan
pemikiran manusia dan bukan tentang alam, karena Socrates merasa tertarik untuk
mengarahkan perhatiannya kepada manusia dan masyarakat daripada mencari tahu tentang
rahasia - rahasia alam semesta. Socrates juga dikenal dengan sosok yang teguh dalam
mempertahakan keyakinan nya bahkan ketika ia dijatuhi hukuman mati karena dianggap
telah meracuni pikiran pemuda - pemuda Athena. Keteguhan hati nya inilah yang membuat
ajaran Socrates terus berkembang hingga saat ini.
Keunikan Socrates terletak pada cara ia menyampaikan pemikiran-pemikirannya.
Ajaran Socrates memang tidak pernah dituliskan sampai saat ini, namun dilakukan dengan
perbuatan, praktik dalam kehidupan. Kebiasaan sehari-harinya berjalan keliling kota untuk
mempelajari tingkah laku manusia dari berbagai segi hidupnya, ia menanyakan apa yang
diperbuatnya, sehingga Socrates dikenal dengan pribadi yang selalu bertanya kepada
siapapun dengan pertanyaan yang sederhana dan mendalam. Socrates juga
mengembangkan metode dialog kepada lawan bicaranya untuk mengemukakan ide ide dan
gagasannya. Metode berdialog Socrates yang dikenal dengan "dialektika" dapat
membuktikan bahwa kebenaran itu bersifat objektif.
Pemikiran tentang kebenaran yang dikemukakan Socrates oleh adanya ajaran
sofisme yang berkembang pesat di Athena saat itu. Socrates melihat bahwa kota Athena
lama kelamaan mengalami kemunduran setelah mencapai puncak kegemilangan. Isi ajaran
sofisme ini mengatakan “bahwa kebenaran yang sebenar-benarnya tidak akan tercapai”
oleh sebab itu setiap pendirian dapat dibenarkan dengan metode “retorika” yaitu kebenaran
akan suatu hal akan diputuskan ketika banyak orang yang setuju akan hal itu sehingga
pengetahuan menjadi sangat dangkal pada masa itu. Karena itu Socrates menentang ajaran
ini, baginya nilai kebenaran merupakan hal yang objektif dan harus dihormati oleh semua
orang. Dalam pandangan Socrates soal kebenaran, ia meyakini bahwa manusia harus
menggunakan akal dan pikiran nya secara maksimal untuk mencapai sebuah kebenaran yang
sejati, karena manusia bisa berbuat dosa, manusia itu memiliki pengetahuan yang kurang
dan ketidaktahuan sehingga manusia itu bisa melakukan hal yang salah.

Ternyata Socrates memilih jalannya sendiri untuk meneliti tentang manusia serta
masyarakat dengan metode berdialog. Metode dialektika yang digunakan oleh Socrates pada
masanya, terbukti masih digunakan hingga saat ini.
Dengan metode berdialog ini Socrates menemukan konsep kebenaran yang
membantah ajaran kaum sofisme, Dalam pandangan Socrates soal kebenaran, ia meyakini
bahwa manusia harus menggunakan akal dan pikiran nya secara maksimal untuk mencapai
sebuah kebenaran yang sejati, karena manusia bisa berbuat dosa, manusia itu memiliki
pengetahuan yang kurang dan ketidaktahuan sehingga manusia itu bisa melakukan hal yang
salah. Socrates dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikir sendiri melainkan setiap kali
berdua dengan orang lain dengan tanya jawab. Orang yang bersamanya itu tidak dipandang
sebagai lawannya melainkan sebagai kawan yang diajak bersama sama dalam mencari
kebenaran. Kebenaran itu lahir dari jiwa kawan bercakap itu sendiri.
Socrates berpendapat bahwa, menjadi manusia merupakan kebaikan terbesar.
Manusia dapat memulai argument atau berdialog untuk menemukan kebenaran yang
tersembunyi. Socrates pernah berkata bahwa “kehidupan yang tidak diperiksa tidak pantas
untuk manusia”.

PENUTUP

Filsafat merupakan suatu bidang study yang mengajak manusia untuk menggunakan
potensi akal yang luar biasa untuk senantiasa berpikir. Socrates merupakan filsuf yang memulai
era baru dalam penelitiannya terhadap manusia dan masyarakat. Metode dialektika yang
digunakan oleh Socrates pada masanya, terbukti masih digunakan hingga saat ini. Keunikan
Socrates terletak pada cara ia menyampaikan pemikiran-pemikirannya. Pemikiran tentang
kebenaran Socrates ini didorong dengan adanya ajaran sofisme yang sangat berkembang
pesat di Athena pada masa itu. Socrates melihat bahwa kota Athena lama kelamaan
mengalami kemunduran setelah mencapai puncak kegemilangan. Ajaran sofisme ini
mengajarkan “bahwa kebenaran yang sebenar-benarnya tidak akan tercapai” oleh karena
itu tiap – tiap pendirian dapat dibenarkan dengan jalan “retorika” kebenaran tentang suatu
hal akan diputuskan jika banyak orang yang setuju dengan hal itu sehingga pengetahuan
menjadi sangat dangkal pada masa itu. Dalam pandangan Socrates soal kebenaran, ia
meyakini bahwa manusia harus menggunakan akal dan pikiran nya secara maksimal untuk
mencapai sebuah kebenaran yang sejati, karena manusia bisa berbuat dosa, manusia itu
memiliki pengetahuan yang kurang dan ketidaktahuan sehingga manusia itu bisa
melakukan hal yang salah.
DAFTAR RUJUKAN

Bertens.K, Ohoitimur Johanis, Dua Mikhael. 2018. PENGANTAR FILSAFAT. Sleman,


DIY. PT KANISIUS YOGYAKARTA.

Tafsir Ahmad. 2013. FILSAFAT UMUM : AKAL DAN HATI SEJAK THALES SAMPAI
CAPRA. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA.

Ciqa, (ed) 2022, BELAJAR KEBENARAN LEWAT PEMIKIRAN SOCRATES,


https://milenialis.id/belajar-kebeneran-lewat-pemikiran-socrates/?amp. Diakses pada 14
Oktober 2022.

RamdaniRahma.2015.FILSAFATKLASIK.(http://rahmahramadhanii.blogspot.com/2015/0
5/filsafat-klasik.html?m=1). Diakses pada 30 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai