Anda di halaman 1dari 4

Ms=Md

Md=f(AD)
Ms= β AD=βϒ

Jika tingkat pendapatan nasional dapat ditentukan, demikian juga dengan penawaran akan
uang. Hubungan antara Ms dan Y ditunjukkan oleh granit 4.e. Karena Ms = Md, dan Md
adalah fungsi permintaan agregatif, maka penawaran akan uang berkorespodensi dengan
tingkat investasi yang tersedia. Hubungan antara investasi dan pendapatan nasional terlihat
pada 4.f5.
Kebijakan pemerintah meningkatkan pajak ĺ menjadi ĺ
1
menyebabkan fungsi investasi
bergeser ke kanan. Pergeseran tersebut diakibatkan oleh peningkatan pajak terhadap aset
produktif yang dianggurkan, seperti ditunjukkan oleh kurva I°S°i 1. Tingkat pendapatan
nasional akan meningkat sejajar dengan peningkatan pajak terhadap aset produktif yang
dianggurkan. Konsekuensinya, peningkatan pendapatan nasional akan berdampak pada
pergeseran kurva permintaan agregatif ke kanan. Pada analisis di atas diasumsikan bahwa
harga bersifat inelastic, artinya tidak ada perubahan harga umum.

Permintaan Agregatif

Untuk menentukan bagaimana pembentukan permintaan agregatif terlebih dulu perlu


dilakukan modifikasi terhadap asumsi harga. Harga diasumsikan bersifat elastic tidak
konstan, dapat turun atau pun naik.

Perubahan tingkat harga akan berpengaruh terhadap perubahan penawaran akan uang riil,
dengan ketentuan:

M S’= MS
p

MS’ adalah penawaran akan uang riil dan p adalah tingkat harga yang berlaku. Apabila
terjadi penurunan harga sedangkan jumlah penawaran akan uang nominal tetap, penawaran
akan uang yang sesungguhnya akan meningkat. Begitu pula, apabila p naik, penawaran riil
uang yang sesungguhnya akan menurun. Peningkatan penawaran riil yang disebabkan oleh
penurunan harga mengakibatkan peningkatan jumlah uang tunai yang dipegang oleh
masyarakat. Karena diberlakukannya kebijakan pengenaan pajak terhadap uang tunai yang
menganggur, masyarakat akan mencairkan tabungannya dan mengalihkannya kepada
investasi.
Ketika terjadi penurunan harga, daya beli uang meningkat (karena MS’ naik), sehingga
masyarakat dapat menambah pengeluaran dengan menggunakan sejumlah nilai nominal uang.
Dalam hal ini, penurunan harga akan meningkatkan pengeluaran untuk konsumsi, yang
menyebabkan pergeseran kurva ISµ. sekaligus mendorong kenaikan pendapatan nasional
pada level tertentu (ro). Artinya, penurunan harga secara umum akan berdampak pada
peningkatan pendapatan nasional, sebaliknya apabila harga Cenderung naik, daya beli
masyarakat menurun dan menyebabkan turunnya konsumsi. Kenaikan harga akan berdampak
pada penurunan tingkat pendapatan nasional. Hubungan antara harga dan pendapatan
nasional diperlihatkan pada kurva DD’ ( kurva permintaan agregatif AD)
Penurunan kurva Permintaan Agregatif terlihat pada gambar 9.5 yan memperlihatkan
penurunan tingkat harga umum (9.5 a) dari P0 ke Pl . Hal ingi menyebabkan terjadinya
pergerakan dalam kurva konsumsi, yaitu konsumsi meningkat dari C0 menjadi Cl. Gambar
9.5 b adalah rancangan geometris yang memungkinkan kita melakukan penceminan sumbu.
Dengan tingkat µ tetap, peningkatan konsumsi akan menaikkan tingkat pendapatan dari Y 0
menjadi Y1 . Akibatnya, kurva I°S°µ° bergeser menjadi I°S1µo seperti terlihat pada gambar
9.5.c. Dari penggabungan gambar 9.5 .a, 9.5 b dan 9.5 c diperoleh kurva permintaan agregatif
pada gambar 9.5 d yang menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan harga dari P0 ke Pl ,
terjadi pula peningkatan pendapatan nasional dari Y0 ke Y1.

Permintaan agregatif (AD) adalah fungsi konsumsi, investasi, government expenditure dan
net ekspor-impor barang. Setiap kali terjadi perubahan pada variabel bebas tersebut akan
terjadi perubahan pada tingkat pendapatan nasional. Dengan kata lain, perubahan pendapatan
karena berubahnya komposisi pembentuk Permintaan Agregatif (AD) dengan asumsi harga
tetap, menyebabkan pergeseran seluruh kurva Permintaan Agregatif (AD). Misalnya, apabila
µ↑ maka akan meningkatkan investasi I↑. Jika diasumsikan bahwa harga tetap, kenaikan
investasi menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregatif ke kanan AD↑ , Sedangkan
perubahan pendapatan karena perubahan tingkat harga menyebabkan pergerakan sepanjang
kurva Permintaan Agregatif.
Penawaran Agregatif

Untuk melihat pengaruh perubahan permintaan agregatif terhadap harga dan tingkat output
dalam analisis keseimbangan umum, perlu dilakukan analisis perilaku penawaran agregatif.

Penawaran agregatif adalah fungsi tenaga kerja yang tersedia dan siap pakai, modal, dan
perubahan teknologi. Dalam analisis penawaran agregatif diasumsikan bahwa dalam jangka
pendek modal dan teknologi tidak mengalami perubahan atau tetap sehingga penawaran
agregatif jangka pendek adalah fungsi tenaga kerja.

AS = f (L,K,T)

Karena K,T dalam jangka pendek diasumsikan konstan, maka:

AS = f (L)

Jadi, tingkat pendapatan nasional adalah fungsi tenaga kerja yang “ditawarkan. Setiap
kenaikan penawaran tenaga kerja akan meningkatkan enawaran agregatif. Namun, tidak
berarti setiap penambahan jumlah tenaga kerja akan memberikan pertambahan output secara
tetap. Berlakunya teori marginal diminishing return menimbulkan konsekuensi bahwa
pertambahan tenags kerja menyebabkan turunnya nilai tambah produktivitas tenaga kerja.
Adanya marginal diminishing return setiap pertambahan tenaga kerja dan dampaknya output
terlihat pada 9.6:

Penurunan fungsi produksi

Tingkat produktivitas adalah fungsi Y (L,K). Terlihat dalam gambar bahwa output naik

disebabkan peningkatan tenaga kerja, dengan ᵟy/ᵟL>0. Sebelum melewati titik puncak

marginal propensity of labor, penambahan setiap unit tenaga kerja memberikan tambahan
produktivitas secara positif. Namun demikian, setelah melewati titik puncak nilai marginal
propensity of labor: yaitu ketika jumlah tenaga kerja sebanyak L I, setiap tambahan tenaga
kerja mengakibatkan penurunan produktivitas tenaga kerja; ᵟy/ᵟL < 0. Tingkat maksimum

penggunaan tenaga kerja tercipta ketika MPL = APL.

Anda mungkin juga menyukai