PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik.
- Standar Pengelolaan
Rencana kerja sekolah merupakan rencana yang menyeluruh untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya sekolah, baik sumber daya
Sekolah telah merumuskan visi dan misi sekolah secara jelas dengan
program sekolah yang dibuat untuk mendukung tercapainya visi dan misi
sekolah. Potensi siswa untuk berprestasi di bidang akademik dan non akademik
cukup bagus namun masih perlu pembinaan yang lebih intensif untuk mencapai
hasil yang maksimal.
Karakteristik Sekolah
Internal
1) Lokasi sekolah berada di kawasan pemukiman penduduk di daerah pedesaan
yang memiliki mata pencaharian sebagian besar petani
2) Secara geografis mudah di jangkau oleh alat tranportasi namun kondisi
jalan agak berliku dan curam karena terletak di daerah pegunungan
3) Didukung oleh masyarakat memiliki keyakinan beragama yang kuat yang
mayoritas beragama Hindu
4) Anak Didik ( Siswa )
Animo (kemauan) belajar peserta didik di SD Negeri 1 Asahduren boleh
dikatakan cukup tinggi, secara sosial ekonomi siswa pendukung tergolong
masih sedang sehingga sarana belajar secara pribadi sudah mencukupi.
Dengan jumlah siswa tahun 2021/2022 sebanyak 138 orang dengan rincian
68 orang siswa laki-laki dan 70 orang siswa perempuan .Dilihat dari
pekerjaan orang tua hampir 99 % sebagai petani sehingga kesadaran untuk
bersama-sama merasa bertanggung jawab dalam membina dan membimbing
anak masih perlu ditumbuhkembangkan sehingga semangat guru mengajar di
sekolah tidak terputus hanya karena di rumah kurang mendapat perhatian dari
orang tua siswa.
5) Kepercayaan masyarakat terhadap SDN 2 Manggissari sangat baik, sehingga
semua orang tua berkeinginan menyekolahkan putra putrinya ke sekolah ini.
6) Motivasi belajar siswa cukup karena input yang diterima umumnya cukup.
External
1) Lingkungan fisik sekolah terutama ruang kelas sesuai dengan jumlah
rombongan belajar..
2) Ketersediaan halaman bermain dan beraktifitas dikala kegiatan belajar
maupum kegiatan diluar kelas cukup memadai
3) Menyangkut sarana dan prasarana di SD Negeri 1 Asahduren saat ini cukup
memadai
4) Dukungan pendanaan sekolah dari stake holder dan orang tua murid
d. Ancaman (Treath)
1) Biaya perawatan dan operasional sarana prasarana yang sangat tinggi.
2) Motivasi belajar siswa yang rendah.
4) SPM masih di bawah standar.
B. Landasan Kurikulum
1. Landasan Yuridis
1) Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Khususnya Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2),(3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2),
(3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3);
Pasal 38 ayat (l), (2).
2) Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Khususnya Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal.5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6);
Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10
ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal l3 ayat (1), (2), (3), (4);
Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (l), (2);
Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 tahun 2008 tentang Wajib
Belajar
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 tahun 2008 tentang Wajib
Belajar
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang merupakan perubahan dari PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
7) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2O1O tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 77 Tahun 2OlO tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
dan
8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan.
2. Landasan Filosofis
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial
di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif
bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat demokratis yang lebih baik.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di
masa lalu, serta kemudian diwariskan dan dikembangkan untuk kehidupan masa depan.
Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu - masa sekarang - masa yang akan datang,
menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan prestasi
bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai
anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun
kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan
keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang. Dengan tiga
dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam
lingkungan sosial - budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik
sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan
masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.
3. Landasan Empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi
ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain,
sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus
mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan
individu dan masyarakat untuk memajukan jati diri sebagai bagian dari bangsa
Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu identitas bangsa Indonesia.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus
terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment),
studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA menunjukkan
peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset
TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa
Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami
informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat,
prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil - hasil ini
menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum, dengan tidak membebani
peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan
semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada abad 21.
4. Landasan Teoritis
1. belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
4. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta belajar untuk hidup bersama
sehingga berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan peradaban dunia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom
dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan.
F. Karakteristik Kurikulum
Pola Pembukaan sekolah untuk jenjang Sekolah Dasar dilaksanakan dalam 2 Fase
sesuai dengan jenjang kelas . Urutan tahap dimulainya pembelajaran tatap muka
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kemampuan peserta didik menerapkan protokol
kesehatan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah kepada Peserta Didik baru pada masa
Pandemi Covid -1 dilaksanakan secara Daring