Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN KADUWAA

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1


Tema 3 : Indahnya Kebersamaan
Sub Tema 3 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Alokasi Waktu : 45 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR


Kompetensi Dasar
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah,
sekolah, dan masyarakat.
4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian tradisional,
bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi
(jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat
sekitar
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan
masyarakat
Kompetensi Dasar
IPS
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam,
sosial, budaya, dan ekonomi
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam,
sosial, budaya, dan ekonomi
Indikator :
 Menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati keberagaman
dalam bentuk tulisan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas, siswa mampu menjelaskan
keberagaman yang ada di Indonesia dalam bentuk tulisan dengan benar.
 Setelah mencari informasi keragaman teman sekelasnya dan berdiskusi,
siswa mampu menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati
keberagaman dilingkungan sekitar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Ciri khas daerah dapat dilihat dari berbagai sisi (bangunan, pakaian,
rumah adat, bahasa, upacara adat, dan lain-lain).
 Keragaman social dan budaya di Daerah tempat tinggal.

E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan 10 menit
yaitu tentang ”Indahnya Kebersamaan”.
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.

Inti  Sebelum memulai pembelajaran guru


membagikan teks tentang rumah adat kepada
siswa
 Guru menjelaskan tentang keragaman rumah
adat di indonesia.
 Guru menjabarkan beberapa contoh
keragaman yang ada di Indonesia.
 Guru menayangkan video tentang
rumah adat di indonesia dan
30 menit
membagikan lembar kerja peserta
didik.
 Siswa membaca teks lembar kerja peserta
didik tentang rumah adat dan mengamati
bentuknya. (Mengamati)
 Siswa mencari persamaan dan perbedaan dari
dua rumah adat yang disediakan.
(Mengekplorasi)
 Siswa saling mengonfirmasi jawaban dengan
pasangannya. (Mengkomunikasikan)
 Guru memberikan penguatan terhadap
jawaban-jawaban siswa.
(Mengkomunikasikan)
 Untuk melatih daya analisis dan kemampuan
bernalar, guru memberikan pertanyaan
tambahan: (Menanya)
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar.
 Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi) 5 menit
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
 Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
 Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
 Buku Bupena : indahnya kebersamaan kelas 4 (Penerbit Erlangga)
 Gambar keragaman yang ada di Indonesia.

H. PENILAIAN
Daftar periksa untuk sikap menunjukkan keberagaman. (IPS dan PPKn)
Keterangan
Kriteria Penilaian
Sudah Belum
Menuliskan 5 sikap menghargai keberagaman.
Menuliskan 5 sikap yang tidak menghargai keberagaman.
BAHAN AJAR
1. Mengamati
Video yang di tampilkan
https://youtu.be/Unb-vMmDA58

2. Membaca
Keberagaman Rumah Adat di Indonesia

Indonesia sangat kaya akan keragaman budaya. Salah satu bentuk


kekayaan budaya Indonesia dapat dilihat dari beragam bentuk rumah adat
yang ada. Tentu saja setiap bentuk rumah adat memiliki ciri khas masing-
masing.

Setiap provinsi di Indonesia memiliki rumah adatnya sendiri yang tak


hanya menjadi kebanggaan tersendiri. Setiap rumah adat juga membawa arti
tersendiri bagi kehidupan masyarakatnya. Seiring dengan perkembangan
zaman masyarakat mulai meninggalkan model rumah adat sebagai acuan
untuk membangun rumah, namun hal tersebut tidak mengurangi keistimewaan
beragam rumah adat yang ada di Indonesia.

Berikut ini beberapa rumah adat di Indonesia dengan ciri khas dan
keunikannya masing-masing.
1. Rumah Gadang

Rumah Gadang berasal dari Sumatera Barat. Rumah ini dikenal sebagai
rumah adat yang punya keunikan di dalamnya. Keunikan yang dimilikinya
adalah atap yang membentuk sebuah tanduk hewan.

Selain sebagai tempat tinggal, bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat
musyawarah keluarga, tempat mengadakan upacara, pewarisan nilai adat,
dan juga merupakan representasi budaya matrilineal. Rumah Gadang sangat
dimuliakan karena dipandang sebagai tempat suci oleh masyarakat.
2. Rumah Kebaya

Rumah kebaya merupakan sebuah nama rumah adat suku Betawi.


Disebut dengan rumah kebaya dikarenakan bentuk atapnya yang menyerupai
pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping maka lipatan-lipatan
tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.

Sebagai tempat tinggal, rumah kebaya memiliki teras yang luas yang
berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga. Pada
zaman dahulu, masyarakat betawi membuat sumur di depan rumahnya dan
pemakaman yang berada di samping rumah. Dinding rumah ini umumnya
terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka dan digeser-geser ke tepinya. Hal
ini dimaksudkan agar rumah terasa lebih luas.

3. Rumah Jolopong

Masyarakat Jawa Barat memiliki banyak bentuk rumah adat, tetapi yang
paling populer adalah rumah Jolopong. Bentuk rumah ini adalah rumah
panggung yang tingginya 40-60 cm di atas permukaan tanah dan tangga di
teras rumah. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan alami yaitu kayu,
bambu, ijuk, daun kelapa, batu, dan tanah. Atapnya memanjang dan
berbentuk segitiga sama kaki seperti tergolek lurus atau Jolopong.

4. Rumah Joglo

Joglo adalah nama rumah adat Jawa Tengah. Rumah berbentuk persegi
panjang ini memiliki tiga pintu depan. Jendela-jendela terletak di samping
rumah. Rumah Joglo memiliki tiang utama (soko guru) yang besar untuk
menyangga atap.

Denah rumah ini terbagi menjadi tiga ruang utama, yaitu pendopo untuk
menerima tamu, peringgitan untuk menerima tamu dekat atau kerabat, dan
omah njero untuk aktivitas keluarga seperti memasak, menonton TV dan
makan.

5. Rumah Betang

Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat


diberbagai penjuru Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di
daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak.

Rumah Betang dapat dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar
130 kepala keluarga, jadi rumah betang sangatlah besar. Rumah Betang
memiliki bentuk memanjang serta terdapat sebuah tengga dan pintu masuk ke
dalam Betang. Rumah ini dibangun tinggi dari permukaan tanah untuk
menghindari musuh, binatang buas, ataupun banjir dan bencana lainnya.
Rumah Betang Uluk Palin seiring berpindah-pindah karena menyesuaikan
sungai sekitar.

6. Rumah Tongkonan

Masyarakat Toraja punya rumah adat yang biasa disebut dengan Rumah
Tongkonan. Mempunyai bentuk atap yang mirip perahu yang dibuat dari
susunan bambu. Uniknya setiap bangunan Rumah Tongkonan di bagian
dapan pasti memiliki deretan tanduk kerbau yang dijadikan sebagai status
sosial dari tuan rumah. Arti Tongkonan sendiri, berasal dari kata Tongkon
yang mempunyai arti duduk bersama.

Rumah adat ini mempunyai fungsi sosial dan budaya yang bertingkat-
tingkat di masyarakat. Awalnya merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan
adat, sekaligus perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja.
Dalam kenyataan sekarang ini rumah Tongkonan tidak lagi dijadikan rumah
tempat tinggal tetapi sudah tidak dihuni lagi oleh karena setiap keluarga yang
mendiami Tongkonan pada umumnya telah membangun rumah tinggal
sendiri.

7. Rumah Honai
Papua adalah provinsi yang terletak di bagian timur wilayah Indonesia.
Sampai saat ini, Papua masih lekat dengan rumah adat yang unik. Bentuknya
yang menyerupai jamur jika dilihat dari kejauhan, biasa disebut sebagai
Rumah Honai. Rumah ini menggunakan kayu sebagai dindingnya dan rumput
kering yang dijadikan sebagai atapnya.

Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah Honai juga berfungsi


sebagai tempat melatih anak laki-laki agar menjadi orang yang kuat saat
dewasa nanti sehingga dapat melindungi sukunya, tempat untuk menyusun
strategi perang, juga tempat menyimpan segala simbol dan peralatan warisan
leluhur.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Muatan pelajaran : ppkn dan ips
Tujuan : Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas, siswa mampu menjelaskan keberagaman
yang ada di Indonesia dalam bentuk tulisan dengan benar.
Prosedur :
1. Peserta didik mempelajari tentang berbagai jenis rumah adat atau tradisional diseluruh
provinsi yang ada di indonesia. Peserta didik dapat memperoleh dari buku manapun.
2. Untuk mengukur pemahaman tentang keberagaman rumah tradisional di indonesia,
cobalah untuk mengerjakan soal berikut:

A. Jodohkan antara gambar dan nama rumah adat dengan menghubungkannya dengan garis
dari kiri ke kanan!

RUMAH
JOLOPONG

RUMAH GADANG

RUMAH KEBAYA
B. Isilah jawaban yang benar pada titik-titik di bawah gambar tentang asal rumah adat
dibawah ini!

………………………….. ……………………

………………………….. ……………………….

TERIMA KASIH

NAMA SISWA :
MEDIA PEMBELAJARAN
Teks bacaan keberagaman rumah adat di indonesia:
Keberagaman Rumah Adat di Indonesia

Indonesia sangat kaya akan keragaman budaya. Salah satu bentuk


kekayaan budaya Indonesia dapat dilihat dari beragam bentuk rumah adat
yang ada. Tentu saja setiap bentuk rumah adat memiliki ciri khas masing-
masing.

Setiap provinsi di Indonesia memiliki rumah adatnya sendiri yang tak


hanya menjadi kebanggaan tersendiri. Setiap rumah adat juga membawa arti
tersendiri bagi kehidupan masyarakatnya. Seiring dengan perkembangan
zaman masyarakat mulai meninggalkan model rumah adat sebagai acuan
untuk membangun rumah, namun hal tersebut tidak mengurangi keistimewaan
beragam rumah adat yang ada di Indonesia.

Berikut ini beberapa rumah adat di Indonesia dengan ciri khas dan
keunikannya masing-masing.
1. Rumah Gadang

Rumah Gadang berasal dari Sumatera Barat. Rumah ini dikenal sebagai
rumah adat yang punya keunikan di dalamnya. Keunikan yang dimilikinya
adalah atap yang membentuk sebuah tanduk hewan.

Selain sebagai tempat tinggal, bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat
musyawarah keluarga, tempat mengadakan upacara, pewarisan nilai adat,
dan juga merupakan representasi budaya matrilineal. Rumah Gadang sangat
dimuliakan karena dipandang sebagai tempat suci oleh masyarakat.

2. Rumah Kebaya

Rumah kebaya merupakan sebuah nama rumah adat suku Betawi.


Disebut dengan rumah kebaya dikarenakan bentuk atapnya yang menyerupai
pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping maka lipatan-lipatan
tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.

Sebagai tempat tinggal, rumah kebaya memiliki teras yang luas yang
berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga. Pada
zaman dahulu, masyarakat betawi membuat sumur di depan rumahnya dan
pemakaman yang berada di samping rumah. Dinding rumah ini umumnya
terbuat dari panel-panel yang dapat dibuka dan digeser-geser ke tepinya. Hal
ini dimaksudkan agar rumah terasa lebih luas.

3. Rumah Jolopong

Masyarakat Jawa Barat memiliki banyak bentuk rumah adat, tetapi yang
paling populer adalah rumah Jolopong. Bentuk rumah ini adalah rumah
panggung yang tingginya 40-60 cm di atas permukaan tanah dan tangga di
teras rumah. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan alami yaitu kayu,
bambu, ijuk, daun kelapa, batu, dan tanah. Atapnya memanjang dan
berbentuk segitiga sama kaki seperti tergolek lurus atau Jolopong.

4. Rumah Joglo

Joglo adalah nama rumah adat Jawa Tengah. Rumah berbentuk persegi
panjang ini memiliki tiga pintu depan. Jendela-jendela terletak di samping
rumah. Rumah Joglo memiliki tiang utama (soko guru) yang besar untuk
menyangga atap.

Denah rumah ini terbagi menjadi tiga ruang utama, yaitu pendopo untuk
menerima tamu, peringgitan untuk menerima tamu dekat atau kerabat, dan
omah njero untuk aktivitas keluarga seperti memasak, menonton TV dan
makan.

5. Rumah Betang

Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat


diberbagai penjuru Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di
daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak.
Rumah Betang dapat dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar
130 kepala keluarga, jadi rumah betang sangatlah besar. Rumah Betang
memiliki bentuk memanjang serta terdapat sebuah tengga dan pintu masuk ke
dalam Betang. Rumah ini dibangun tinggi dari permukaan tanah untuk
menghindari musuh, binatang buas, ataupun banjir dan bencana lainnya.
Rumah Betang Uluk Palin seiring berpindah-pindah karena menyesuaikan
sungai sekitar.

6. Rumah Tongkonan

Masyarakat Toraja punya rumah adat yang biasa disebut dengan Rumah
Tongkonan. Mempunyai bentuk atap yang mirip perahu yang dibuat dari
susunan bambu. Uniknya setiap bangunan Rumah Tongkonan di bagian
dapan pasti memiliki deretan tanduk kerbau yang dijadikan sebagai status
sosial dari tuan rumah. Arti Tongkonan sendiri, berasal dari kata Tongkon
yang mempunyai arti duduk bersama.

Rumah adat ini mempunyai fungsi sosial dan budaya yang bertingkat-
tingkat di masyarakat. Awalnya merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan
adat, sekaligus perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja.
Dalam kenyataan sekarang ini rumah Tongkonan tidak lagi dijadikan rumah
tempat tinggal tetapi sudah tidak dihuni lagi oleh karena setiap keluarga yang
mendiami Tongkonan pada umumnya telah membangun rumah tinggal
sendiri.

7. Rumah Honai
Papua adalah provinsi yang terletak di bagian timur wilayah Indonesia.
Sampai saat ini, Papua masih lekat dengan rumah adat yang unik. Bentuknya
yang menyerupai jamur jika dilihat dari kejauhan, biasa disebut sebagai
Rumah Honai. Rumah ini menggunakan kayu sebagai dindingnya dan rumput
kering yang dijadikan sebagai atapnya.

Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah Honai juga berfungsi


sebagai tempat melatih anak laki-laki agar menjadi orang yang kuat saat
dewasa nanti sehingga dapat melindungi sukunya, tempat untuk menyusun
strategi perang, juga tempat menyimpan segala simbol dan peralatan warisan
leluhur.

Anda mungkin juga menyukai