I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Kewarganegaraan
Macam-macam Kewarganegaraan
Menurut Ko Swan Sik dalam buku bertajuk Ilmu Kewarganegaraan
(Civics) tulisan Dra. Titik Susiatik, M. Si (2020), kewarganegaraan
bisa dibedakan menjadi empat macam, antara lain adalah:
1. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis
Kewarganegaraan dalam arti yuridis mengacu pada ikatan
hukum antara orang-orang dengan negara atau
kewarganegaraan sebagai status legal. Adanya ikatan hukum
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, bahwa orang
tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang
bersangkutan.
1
Secara konkret, bentuk kewarganegaraan ini dinyatakan dalam
bentuk surat-surat, baik keterangan ataupun keputusan yang
digunakan sebagai bukti keanggotaan dalam negara itu.
Misalnya akta kelahiran, surat pernyataan, dan lain sebagainya.
2. Kewarganegaraan dalam Arti Sosiologis
Bentuk kewarganegaraan ini terikat pada suatu negara akibat
perasaan kesatuan ikatan lantaran satu keturunan, kebersamaan
sejarah, daerah atau tanah (wilayah), dan penguasa
(pemerintah).
Dalam hal ini, seseorang bisa dipandang oleh negara sebagai
warga negara jika telah memiliki penghayatan kebudayaan,
tingkah laku, ataupun cara hidup sebagaimana seharusnya
seorang warga negara.
3. Kewarganegaraan dalam Arti Formal
Kewarganegaraan dalam arti formal mengacu pada tempat
kewarganegaraan dalam sistematika hukum. Di mana
kewarganegaraan menyangkut salah satu sendi negara, yaitu
rakyat negara.
Oleh karena itu, kewarganegaraan terletak di dalam bidang
hukum publik. Sebab kaidah-kaidah tentang negara semata-
mata bersifat publik.
4. Kewarganegaraan dalam Arti Materiil
Kewarganegaraan dalam arti ini menunjuk pada akibat dari
status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban
serta partisipasi warga negara. Kedudukan seseorang
sebagai warga negara akan berbeda dengan kedudukan
seseorang sebagai orang asing.
2
kenyataan dan pengalaman sejarah bangsa tersebut, serta dasar
dasar kemanusiaan dan keadaban. Oleh karena itu dengan
pendidikan kewarganegaraan diharapkan intelektual
Indonesia memiliki dasar keperibadian sebagai warga
negara yang demokratis, relegius, berkemanusiaan dan
berkeadaban.
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian-
bagiannya atau unsur-unsurnya saling berkaitan, saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan
merupakan keseluruhan yang utuh.
Pancasila adalah sebuah system karena pancasila merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Esensi seluruh sila-
silanya juga merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari
kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki
oleh Bangsa Indonesia sejak dahulu.
Secara garis besar Pancasila adalah suatu realita yang keberadan
dan kebenaraannya tidak dapat diragukan. Nilai-nilai Pancasila
seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan harus menjadi pedoman dan tolak ukur bagi seluruh
kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan Bangsa Indonesia.
2. Pengertian Filsafat.
3
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu philosophy, adapun istilah
filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri
atas dua kata yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan,
tertarik kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan,
pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi,
filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of
wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab
disebut failasuf
Menurut Roeslan Abdoelgani (1962), menyatakan bahwa pancasila
adalah filsafat Negara yang lahir sebagai collectionideologies dari
keseluruhan bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu realiteit atau noodzakelijkheid bagi keutuhan
persatuan Bangsa Indonesia.
Filsafat Negara kita adalah Pancasila, yang diakui dan diterima
oleh Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan
demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan
pergaulan sehari-hari. Sebagai pandangan hidup bangsa, maka
sewajarnyalah asas-asas pancasila disampaikan kepada generasi
baru melaluai pengajaran dan pendidikan. Pancasila menunjukan
terjadinya proses ilmu pengetahuan. Validitas, dan hakikat ilmu
pengetahuan (teori ilmu pengetahuan).
4
merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian
(sila-silanya) saling berhubungan secara erat sehingga
membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai
suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang
terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan
dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat
bangsa dan negara.
KenyataanPancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang
obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri
terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan
orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat
khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain
misalnya: liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran
filsafat yang lain.
5
objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita
hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana
kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18
Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para
pendiri negara menjadi lima sila dan ditetapkan secara yuridis
formal menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia.
6
suatu fase historis yang cukup panjang. Proses perumusan materi
Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang
BPUPKI pertama, sidang “panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta
akhirnya disyahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat
negara Republik Indonesia.
1. Landasan Ilmiah
Bahan pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan antara
warganegara dan negara, serta pendidikan pendahuluan bela
negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai budaya serta
dasar filosofi bangsa. Tujuan utama pendidikan
kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta
tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa
Pancasila.
2. Landasan Hukum :
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
5. Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor
43/DIKTI/Kep/2006.
7
D. PARADIGMA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
Paradigma dalam hal ini dimaksudkan merupakan kesepakatan
dari suatu komunitas tentang hal-hal yang bersifat mendasar seperti:
materi pokok keilmuan, sudut pandang atau orientasi, visi dan misi.
Komunitas dalam hal ini adalah komunitas Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
PKn (Civic Education) merupakan mata pelajaran yang
bertugas bagaimana membentuk warga negara yang baik
(how a good citizen). Warga negara yang baik adalah warga
negara yang sadar akan hak – kewajibannya. Dengan kesadaran
akan hak – kewajibannya maka seorang warga negara diharapkan
menjadi kritis, partisipatif dan bertanggung jawab. Ukuran warga
negara yang baik tentunya sangat dipengaruhi oleh ideologi
nasional masing-masing negara. Bagi bangsa Indonesia ideologi
Pancasila merupakan acuan dalam membina warga negara
yang baik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
sebagai PKn versi Indonesia memiliki fungsi memberdayakan
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sejalan dengan Pancasila (istilah PPKn dalam Kurikulum 2004
tampaknya akan diganti antara “Kewarganegaraan” atau “Pendidikan
Kewarganegaraan). Pengertian paradigma kadang – kadang
disederhanakan sebagai cara berpikir. Jadi paradigma baru PKn
merupakan cara berpikir baru tentang PKn.
8
negara sebagai kaula atau obyek yang sangat lemah ketika
berhadapan dengan penguasa. Akibat dari kondisi ini, PKn semakin
sulit untuk mengembangkan karakter warga negara yang
demokratis, sehingga menjadi lahan subur bagi berkembangnya
otoriterisme.
D. DENTITAS NASIONAL
A. Pegertian Identitas Nasional
Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas
kebangsaan. Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata
“identitas” dan ”nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris
identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri
yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga
membedakan dengan yang lain.
Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Kata identitas
berasal dari bahasa Inggris identiti yang memiliki pengerian harfiah
ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Jadi, pegertian
Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian
bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara
sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan
hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar
Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi
oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang
mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi
serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di
Indonesia. atau juga Istilah Identitas Nasional adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain.
9
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan
Nasional.
11
undangannya melalui penguasaan (control) monopolitis dari
kekuasaan yang sah.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf
serta para sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa
semua Negara memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada.
Unsur-unsur Negara meliputi :
1. Wilayah
2. Rakyat
3. Pemerintahan
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh
adanya kesatuan nasib, yaitubersama-sama dalam suatu
penderitaan dibawah penjajahan bangsa asing serta berjuang
merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa
Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu
sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti
bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya.
Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.
B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem
institusionalisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu
pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok konstitusionalisme adalah
kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara
mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan
berkaitan dengan negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada
umumnya dipahami berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur
ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita
bersama yang sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan
konstitusi dalam suatu Negara.
Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis
pemerintahan didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan
organ Negara dan prosedur-prosedur yang mengatur
kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antar organ Negara itu
12
satu sama lain, serta (c) hubungan antar organ-organ
Negara itu dengan warga Negara .
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip
pengaturan dan pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian
tersebut maka sebenarnya prinsip konstitusionalisme modern adalah
menyangkut prinsip pembatasan kekuasaan atau yang lazim disebut
sebagai prinsip limited government. Konstitusionalisme mengatur
dua hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu: Pertama,
hubungan antara pemerintahan dengan warga Negara; dan Kedua,
hubungan antara lembaga pemerintahan yang satu dengan lainnya.
C. Konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia
sejak tahun 1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan
memberikan tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945.
Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000,
amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan pada
tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar
tertulis dan hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang
tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan
tidak mudah berubah. Undang-Undang Dasar menurut sifat dan
fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara
dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa
Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945
hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat
aturan peralihan dan aturan tambahan.
Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Rumusannya jelas
2. Bersifat singkat dan supel
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan
yang dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional
4. Peraturan hukum positif yang tinggi
13
(1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan Negara.
(2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan
sejajar.
(3) Diterima oleh semua rakyat.
(4) Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai
aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang
Dasar.
Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu
aturan dasar yang tertulis, tidak secara otomatis setingkat
dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian
UUD, karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja,
dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak
tercakup dalam UUD.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :
14
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau
kekuatan lain dan tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan
hukumnya dapat dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam
melaksanakannya.
15
masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini
tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk
merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya,
walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan
rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan
haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi
harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk
mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun
tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-
siap hidup setara dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini
kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan
hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan
rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan
tidak mendapatkan hak-haknya.
16
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak,
- hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal
28I ayat 1).
17
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3)
UUD 1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak
dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.”
Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara. Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses
motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam
pembelaan Negara.
18
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang
1. Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi sering disalah artikan dengan dimaknai sebagai
kebebasan . sedangkan kebebasan yang dimaksudkan itu adalah
liberalisme. Secara etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa
yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos atau
kratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. jadi kata
demokrasi dapat diterjemahkan sebagai kekuasaan rakyat atau
kedaulatan rakyat atau rakyat berkuasa atau goverment or rule
by the people (pemerintahan oleh rakyat). Dengan kata lain
demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik
secara lansung maupun tidak lansung (melalui perwakilan)
setelah adanya proses pemilihan umum secara lansung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil sering disebut luber dan jurdil. Dalam
pemerintahan demokrasi kekuasaan tertinggi berada ditangan
rakyat. Secara singkat, demokrasi dapat diartikan mengacu pada
ucapan Abraham Lincoln, the goverment from the people, by the
people and for the people yang artinya suatu pemerintahan dari
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
2. Bentuk Demokrasi
Ada daua macam bentuk demokrasi yaitu demokrasi lansung dan
demokrasi tidak lansung. Demokrasi lansung yaitu demokrasi dan
seluruh rakyat ikut ambil bagian dalam pemerintah atau kekuasaan
tanpa diwakilkan. Hal ini terjadi pada awal lahirnya demokrasi di
Yunani karena wilayah negara tidak terlalu luas yaitu sebesar kota
yang disebut Negara Kota atau polis atau city state. Negara Kota
tersebut dapat menggunakan demokrasi lansung karena jumlah
penduduknya tidak banyak sehingga memungkinkan semua warga
negaranya dapat berpartisipasi lansung dalam pemerintahan atau
19
kekuasaan tanpa harus diwakilkan. Akan tetapi sejalan dengan
perkembangan jaman dan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
yang besar maka diperlukan demokrasi yang diwakilkan dan ini
disebut dengan nama demokrasi tidak lansung.
Dalam demokrasi tidak lansung, para pejabat membuat undang-
undang dan menjalankan program untuk untuk kepentingan umum
atas nama rakyat. Hak-hak rakyat dihormati dan dijunjung tinggi
karena para pejabat itu dipilih dan diangkat oleh rakyat. Dalam
demokrasi tidak dibenarkan adanya keputusan politik dari pejabat
yang dapat merugikan hak-hak rakyat apalagi kebijakan yang
bertujuan untuk menindas rakyat demi kepentingan penguasa.
3. Pilar-Pilar Demokrasi
Alamudi (1910 mengemukakan 11 (sebelas) macam soko guru
demokrasi sebagai berikut:
a. Kedaulatan rakyat
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
c. Kekuasaan mayoritas
d. Hak-hak minoritas
e. Jaminan hak asasi manusia
f. Pemilihan yang bebas dan jujur
g. Persamaan di depan hukum
h. Proses hukum yang wajar
i. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
j. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat
Sanusi (1999) mengidentifkasi 10 (sepuluh) pilar demokrasi
konstitusional Indonesia yang dikenal dengan The Ten Pilars of
Indonesian Constitusional Democracy, berdasarkan filsafat bangsa
pancasila dan konstitusi Negara RI, UUD 1945 sebagai berikut:
a. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Demokrasi berdasarkan Hak Asasi Manusia
c. Demokrasi berdasarkan Kedaulatan Rakyat
d. Demokrasi berdasarkan Kecerdasan Rakyat
e. Demokrasi berdasarkan Pemisahan Kekuasaan Negara
f. Demokrasi berdasarkan Otonomi Daerah
20
g. Demokrasi berdasarkan Supremasi Hukum
h. Demokrasi berdasarkan Peradilan yang Bebas
i. Demokrasi berdasarkan Kesejahteraan Rakyat
j. Demokrasi berdasarkan Keadilan Sosial
6. Pendidikan Demokrasi
a. Pendidikan Demokrasi:
1) Pedidikan demokrasi secara formal, yaitu pendidikan yang
melewati tatap muka, diskusi timbal balik, perensentasi, serta
studi kasus untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa
bagaimana agar mencintai negara dan bangsa.
Pendidikan formal biasanya dilakukan di sekolah dan di
perguruan tinggi
2) Pedidikan demokrasi secara informal, yaitu pendidikan
yang melewati tahap pergaulan di rumah ataupun masyarakat
sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi. Selain itu, sebagai
hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya yang langsung
dirasakan hasilnya.
3) Pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang melewati tahap
diluar lingkungan masyarakat. Pendidikan ini lebih makro dalam
berinteraksi sebab pendidikan diluar sekolah mempunyai
variable ataupun parameter yang signifikan terhadap
pembentukan jiwa seseorang.
22
Sebagai wahana substantif, pedagogis, dan sosial kultural untuk
membangun cita-cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, serta
keterampilan demokrasi dalam diri warga negara melalui
pengalaman hidup dan kehidupan demokrasi dalam berbagai
konteks.
24
resmi dalam ‘declaration of independence’ Amerika Serikat
pada tahun 1776.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima
secara universal sebagai ‘a moral, political, legal framework
and as a guideline’ dalam membangun dunia yang lebih damai dan
bebas dari ketakutan dan penindasan serta penaklukan yang tidak
adil.
25
dirinya, meningkatkan kwalitas hidupnya, mengembangkan dan
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
berkomunikasi dan memperoleh informasi, mendirikan organisasi
sosial dan menghimpun dana untuk itu.
26
yang ditetapkan oleh Undang-undang.
27
b. Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
menyatakan “setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang
memadai untu kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan
keluarganya, termasuk hak atas pangan , sandang, papan, dan
pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan , serta
hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat,
ditinggal oleh pasanganny, lanjut usia, atau keadaan lainyang
mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar
kekuasaannya”.
c. Pasal 4 UU No. 23 Tahun 1992 menyatakan “ jaminan atas
hak memperoleh derajat kesehatan yang optimal ;
d. Pasal 9 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menyatakan “setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir
bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan yang
baikdan sehat serta berhak mendapat pelayanan
kesehatan”.
9.HakWanita
Hak wanita adalah hak azasi manusia. Sistem pemilihan umum,
kepartaian, pemilihan anggota badan legislatif, dan sistem
pengangkatan di bidang eksekutif, yudikatif, harus menjamin
28
keterwakilan wanita sesuai persyaratan yang ditentukan.
Wanita berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran di semua
jenis, jenjang dan jalur pendidikan sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan.
Seorang wanita yang menikah dengan seorang pria
berkewarganegaraan asing tidak secara otomatis mengikuti status
kewarganegaraan suaminya tetapi mempunyai hak untuk
mempertahankan, mengganti, atau memperoleh kembali status
kewarganegaraannya.
Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam
melaksanakan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang
dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatan berkenaan
dengan fungsi reproduksi wanita. Hak khusus yang melekat pada
diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan
dilindungi oleh hukum.
Wanita telah dewasa dan atau telah menikah berhak untuk
melakukan perbuatan hukum sendiri, kecuali direntukan lain oleh
hukumagama.
10.HakAnak.
Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, dan negara. Hak anak adalah hak azasi manusia dan
untuk kepentingannnya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh
hukum bahkan sejak dalam kandungan. Setiap anak sejak
kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status
kewarganegaraannya.
Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh
perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya
negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai martabat
kemanusiaan, meningkatkan r asa percaya diri, dan kemampuan
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan,
penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat
dijatuhkan untuk pelaku tindak pidana yang masih anak-anak.
Penangkapan, penahanan, atau pidana penjara anak hanya boleh
29
dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat
dilaksanakan sebagai upaya akhir.
30
Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain
tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
32
Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi
bangsa dan mendirikan Negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan,
dan dirintis oleh Boedi Oetomo Tahun 1908, Sumpah Pemuda Tahun
1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan
terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama
terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Jika
kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan kesatuan
akan hancur berantakan.
c. Kekayaan.
Kekayaan sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di
atmosfir, di permukaan bumi, di laut, di perairan, dan di
dalam bumi. Sumber-sumber alam sesungguhnya mempunyai arti
yang sangat luas di mana Indonesia terkenal sebagai negara yang
mempunyai sumber-sumber alam yang berlimpah ruah.
Asas berdaya saingArtinya bahwa hasil hasil sumber daya alam harus
bisa bersaing dengan sumber daya alam negara lain
Aspek–Aspek Pancagatra
35
bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma
tertentu.
1. Ideologi
2. Politik
36
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang
digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik
dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor masyarakat yang
memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai
output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat
menentukan kehidupan politik di negara yang bersangkutan. Upaya
bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik
adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran
dan masukan berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan
dari demokrasi Pancasila.
3. Ekonomi
Gangguan dapat datang dari dalam maupun dari luar, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan sosial budaya. Ketahanan budaya
merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap warga
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan
segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
38
Hubungan Antargatra
39
mempengaruhi kehidupan dari pendudukanya
Antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam;
kehidupan dan penghidupan pendudukan dipengaruhi oleh
jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam,
demikian pula sebaliknya jenis, kualitas, kuantitas dan
persebaran kekayaan alam dipengaruhi oleh faktor-faktor
kependudukan khususnya kekayaan alam yang dapat
diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata jika telah
diolah oleh penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Hubungan antargatra dalam pancagatra; setiap gatra dalam
Pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-gatra lain dan
sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain
secara terintegrasi.
40
keamanan Keadaan ekonomi yang stabil, maju dan merata
menunjang stabilitas dan peningkatan ketahanan aspek lain
41
Gatra ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk
kesejahteraan daripada peranan untuk keamanan.
a. Mandiri
Artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada
identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini
merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global.
b. Dinamis
Artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan
hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa
berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan nasional
harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di
arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c. Manunggal
Artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan
selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
d. Wibawa
Artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal
42
suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin
besar pula kewibawaannya.
e. Konsultasi dan Kerjasama
Artinya ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap
konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja
sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.
VII.OTONOMI DAERAH
1. LATAR BELAKANG
Otonomi daerah menjadi sesuatu yang disakralkan pasca Reformasi
1998, banyaknya perdebatan seputar otonomi daerah sebagai
manifestasi dari desentralisasi kekuasaan pemerintahan mendorong
Pemerintah untuk secara sungguh‐sungguh merealisasikan konsep
otonomi daerah secara jujur, penuh kerelaan dan konsekuen
mengingat wacana dan konsep otonomi daerah memiliki sejarah
yang sangat panjang seiring berdirinya Republik ini. Menurut aspek
yuridis formal, sejak pertama kali muncul dalam UU No. 1 tahun
1945 sampai dengan UU No. 5 tahun 1974, semangat otonomi
daerah sudah kelihatan dan menjadi dasar hukum pelaksanaan
pemerintahan di daerah. Hanya saja semangat para penyelenggara
pemerintahan masih jauh dari idealisme konsep otonomi daerah itu
sendiri. Bahasa yang digunakan juga belum seringkas dan selugas
otonomi daerah, masih seputar bagaimana mengatur urusan rumah
tangga (Marbun, 2005:45).
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik
yang terdiri dari provinsi-provinsi dan kabupaten/kota yang
merupakan daerah otonom dan memiliki hak otonomi
daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Hak otonomi
bukan berarti untuk memecah daerah-daerah yang ada di Indonesia
melainkan untuk lebih memajukan daerah dengan melibatkan peran
aktif masyarakat daerah, peran aktif masyarakat di daerah dapat
dilakukan dengan cara pemberian otonomi tersebut. Otonomi daerah
43
merupakan salah satu kebijakan pengembangan wilayah yang
mencoba merubah sistem sentralistik menjadi desentralistik. Melalui
kebijakan ini, diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan
pada tingkat lokal, memberi ruang gerak pada bidang politik,
pengelolaan keuangan daerah dan efisiensi pemanfaatan sumber
daya daerah untuk kepentingan masyarakat lokal, sehingga muncul
formulasi dan model pembangunan daerah yang efisien dan
terdesentralisasi.
Selain pendapat pakar diatas, ada juga beberapa pendapat lain yang
memberikan pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah,
antara lain:
44
a. Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah:
“Pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional
suatu Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat”
b. Pengertian otonomi daerah menurut Philip Mahwood, adalah:
“Suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri
dimana keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan
oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber material yang
bersifat substansial mengenai fungsi yang berbeda”
c. Pengertian otonomi daerah menurut Mariun, adalah: “Kebebasan
(kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang
memungkinkan meeka untuk membuat inisiatif sendiri dalam
rangka mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
oleh daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan kebebasan
untuk dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat”
d. Pengertian otonomi daerah menurut Vincent Lemius, adalah:
“Kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat suatu
keputusan politik maupun administasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Di dalam otonomi daerah tedapat
kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk
menentukan apa yang menjadi kebutuhan daerah namun apa
yang menjadi kebutuhan daerah tersebut senantiasa harus
disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana yang telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”
45
4. SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN OTONOMI DAERAH
Syarat-syarat pemben tukan daerah sesuai dengan pasal 5, antara
lain :
a. Administrasi
Untuk provinsi meliputi persetujuan DPRD provinsi dan
Gubernur.
Untuk kabupaten/kota meliputi persetujuan DPRD
kabupaten/kota dan Bupati/Walikota.
c. Fisik, meliputi :
1) Paling sedikit 5 kabupaten/kota untuk pembentukan provinsi.
2) Paling sedikit 4 kecamatan untuk pembentukan kabupaten.
3) Paling sedikit 4 kecamatan untuk pembentukan kota.
46
3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum.
4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintah daerah provinsi, kabu-paten, dan kota dipilih secara
demokratis.
5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah
dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pem-bantuan.
7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah
diatur dalam undang-undang.
2. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU No. 32
tahun 2004) merupakan Undang-Undang (UU) yang mengatur
secara gamblang tentang Pemerintahan Daerah (Perda).
3. Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 3 tahun
2003 Tentang Pertahanan Negara.
47
daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak
daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah
pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong
pembangunan daerah serta membangun program promosi
kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah
daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan waktu
yang lama sehingga akan lebih efisien.
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan
bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai
pelanggaran, munculnya pertentangan antara pemerintah daerah
dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang
pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang.
SIMPULAN
Penjelasan Umum Undang-undang No. 32 Tahun 2004 menyatakan
bahwa:
Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur
semua urusan Pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah
yang ditetapkan dalam undang-undang ini. Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan,
peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
48
16 Wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah
Menurut UU No. 32 Tahun 2004
50
berskala nasional yang meliputi keamanan nasional di area darat, laut,
maupun udara. Kebijakan pemerintah pusat yang berkaitan dengan
keamanan nasional diperlukan untuk menjaga keamanan nasional dari
gangguan pihak dalam dan luar yang dapat menyebabkan suatu konflik
seperti konflik sosial dalam masyarakat, sebagai berikut:
51
tidak berhak untuk melakukan pengaturan apapun terhadap proses
hukum yang berkaitan dengan kehakiman.
52
Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Semua warga negara
Indonesia mempunyai hak untuk memeluk agamanya sesuai dengan
keyakinannya masing-masing, sebagai berikut:
53
pemanfaat, dan pengawasa terhadap tata ruang dilakukan oleh
pemerintah daerah karena hanya pemerintah daerah yang tahu
bagaimana tata ruang yang cocok dan yang sesuai dengan karakteristik
daerahnya, bukan malah pemerintah pusat yang menentukan bagaiman
tata ruang untuk suatu daerah.
54
yang jauh. Melalui adanya kewenangan pemeritnah dalam otonomi
daerah, seharusnya penanganan di bidang kesehatan dapat menjadi
lebih baik dan merata demi menjangkau masyarakat daerahnya masing-
masing.
55
dilakukan pemerintah daerah melalui adanya Dinas Tenaga Kerja, Sosial
dan Transmigrasi untuk memudahkan masyarakat dalam mengurus
berkas atau kepentingan lain yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
56
LEGITIMASI, KEDAULATAN
DAN KEKUASAAN
“Jikakebebasan masyarakat tak dapat menyelamatkan banyak dari mereka
yang hidup miskin, maka juga tak akan dapat menyelamatkan segenlintir
mereka yang hidup kaya” –Anonymous
Berdirinya suatu negara tidak lepas dari 3 kata yakni kedaulatan, legitimasi,
dan kekuasaan sebab ini berkaitan dengan pemimpin dan yang dipimpin
(warga). Pada kesempatan kali ini kami akan membahas satu persatu makna dan
definisi dari ketiga kata tersebut. Pertama kita mulai dari definisi secara luas ,
seperti berikut :
57
kedaulatan sebagai kekuasaan mutlak , abadi, dan asli warisan negara itu. Sifat
– sifat pokok (penting) suatu kedaulatan, sebagai berikut :
b) Permanen : Kedaulatan hanya akan runtuh (hilang) jika negara sudah
tidak ada.
Seperti yang kita telah bahas sebelumnya pada topik asal mula negara, salah
satu teori yang penting sebagai fondasi terbentuknya sebuah negara adalah teori
kedaulatan. Ternyata teori ke daulatan dibagi menjadi beberapa jenis. Teori itu
antara lain :
Dalam teori ini meyakinkan bahwa kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara
berasal dari Tuhan (Theokrasi). Dasarnya diyakini dari fakta – fakta alam
semesta beserta seluruh isinya adalah ciptaan Tuhan, dan termasuk juga
kedaulatan yang dimiliki raja / pemerintah adalah pemberian dari Tuhan sendiri.
Penganut teori ini seperti Mr. De Savornin Lohman dan F.J. Stahl.
Teori ini memberikan kekuasaan penuh pada seorang raja. Raja diartikan
sebagai tugas / perwakilan yang ditunjuk langsung oleh Tuhan untuk
memimpin. Oleh karena itu, cenderung raja akan bertindak sewenang – wenang
pada pemerintahannya terhadap rakyat dan juga dapat melanggar hukum dan
moral yang berlaku di masyarakat. Tujuan dari teori ini , yaitu ingin
menunjukan bahwa seseorang raja yang telah di mandatkan dapat
mensejahterakan rakyatnya tanpa batas / terikat dari hukum dan norma – norma
yang dibuat sendiri oleh manusia. Raja hanya bertanggungjawab terhadap
dirinya dan Tuhan saja. Penganut teori ini seperti Thomas Hobbes, F.Hegel, dan
Jean Bodin.
58
3. Teori Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat, itulah makna dari teori ini. Rakyat
memegang penuh kekuasaan untuk memajukan negaranya dengan
mempercayakannya pada sebuah badan pemerintahan. Pemerintah harus dapat
mewujudkan apa yang telah dipercayakan rakyatnya kepada mereka. Jika
selama perjalanan pemimpinan mereka tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat
maka pemerintahan tersebut akan diganti dengan yang baru. Teori ini dianut
oleh John Locke, Jean Jacques Rousseau, dan Montesquieu.
Menurut teori ini bahwa pemerintah memiliki hak kuasa penuh dalam
menguasai seluruh kekayaan alam negara, politik, ekonomi, dan warganya.
Kedaulatan milik pemerintah. Rakyat disini sebagai objek milik negara yang
harus tunduk agar tujuan negara dapat tercapai. Negara tidak perlu tunduk pada
hukum sebab hukum dibuat oleh mereka sendiri. Dampak dari teori ini adalah
munculnya kekuasaan yang otoriter dan masa pemimpinan sangat panjang dan
turun menurun (kelompok elite). Penganut teori ini seperti George Jellinek dan
Paul Laband.
Hukum sungguh berkuasa pada teori ini. Dasar teori ini menyatakan hukum
sebagai sumber kedaulatan dan menjadi kekuasaan paling tinggi di suatu negara
itu. Pemerintah, institusi, dan rakyat dalam menjalani kewajiban harus tunduk
pada hukum. Semua yang berhubungan dengan kelangsungan negara harus
melewati proses hukum. Pemerintah mendapat kekuasaan dan kewenangan
berdasarkan hukum sehingga mereka harus mempertanggungjawabkan semua
tindakan mereka sesuai dengan kontrak hukum. Selama perjalanan zaman,
terdapat dua perbedaan teori kedaulatan hukum yaitu kedaulatan hukum klasik
(murni) dan modern (luas). Teori klasik dikatakan sebagai negara 100%
berdasarkan hukum. Dianut oleh Immanuel Kany, Krabbe, dan Leon Duguit.
Sedangkan terori modern yaitu diartikan sebagai negara hukum material atau
bisa dikatakan sebagai negara kesejahteraan (Welfare State) dimana negara
akan berdampingan dengan hukum untuk mensejahterakan rakyatnya (sedikit
fleksibel dalam arti positif).
59
ditegaskan bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang – undang Dasar. Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat, ternyata
Indonesia juga menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut ditemukan di
dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “negara Indonesia adalah
negara hukum”. Artinya negara kita bukan negara kekuasaan, melainkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara diatur menurut hukum yang berlaku. Salah satu contoh seperti adanya
aturan berlalu lintas, batasan eksploitasi sumber daya alam, dan sebagainya.
Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 semakin menguatkan bahwa Indonesia menganut
kedaulatan hukum. Pasal itu bersisi bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan dengan tidak ada kecuali”. Hal itu bermakna bahwa setiap
warga negara yang ada di wilayah negara kita kedudukann sama di dalam
hukum, jika melanggar hukum siapapun akan mendapatkan sanksi (penjara /
denda).
Sekarang kita akan membahas mengenai Legitimasi (Legitimacy).
Seperti pembahsan di atas bahwa legitimasi adalah kuasa untuk memimpin yang
diberikan langsung dari rakyat. Legitimasi sendiri memiliki tingkatan dalam
implementasinya, yaitu seperti berikut :
60
2. Ideologi: Para pelaksana ideologi akan berusaha mempertahankan
legitimasi yang sedang berlangsung dengan menyingkirkan pihak –
pihak yang membatasi kewenangannya.
3. Kualitas pribadi : Kepiawaian seseorang yang membuat kepercayaan
(legitimasi) terhadap dirinya untuk diberikan kuasa.
4. Prosedural: Proses untuk mendapatkan legitimasi berdasarkan
peraturan yang berlaku.
5. Instrumental: Berisikan janji – janji untuk menjamin kesejahteraan
(materiil) jika ia dipercaya untuk mendapatkan legitimasi.
Setelah mengetahui berbagai tipe legitimasi sekarang kita akan tahu
bagaimana cara mendapatkan legitimasi tersebut agar terlaksana, berikut ada
3 cara :
61
Yang terakhir akan kita bahas mengenai kekuasaan. Kekuasaan banyak sekali
disalah artikan sebagai suatu cara meraup seluruh kekayaan dilingkungannya
untuk memperkaya diri sendiri. Oleh sebab itu perlunya kita melihat kekuasaan
dalam hal yang positif . Berikut beberapa contoh makna dari sebuah kekuasaan :
63
Hak Asasi Manusia
A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)
Sebelum kita membahas tentang pengertian HAM, alangkah
baiknya apabila kita tahu makna dari kata hak asasi.
Istilah hak memiliki banyak arti, hak dapat diartikan sebagai
sesuatu yang benar, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat
sesuatu atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu. Demikian juga halnya dengan kata azasi
mempunyai banyak arti antara lain dapat dimaknai sebagai
sesuatu yang pokok, yang mutlak yang prinsip, yang
paling dasar, sehingga hak asasi manusia adalah hak yang
bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh manusia, seperti
hak hidup, hak berbicara, dan hak mendapat
perlindungan.
Oleh karena sifatnya yang dasar dan pokok ini maka hak azasi
manusia sering dianggap sebagai hak yang tidak dapat
dicabut atau dihilangkan. Dengan kata lain, HAM perlu
mendapat jaminan oleh negara atau pemerintah sehingga siapa
saja yang melanggarnya harus mendapatkan sanksi yang tegas.
Selanjutnya kita akan membahas tentang pengertian HAM dari
beberapa referensi. Dalam beberapa istilah bahasa, istilah HAM
yang merupakan terjemahan dari istilah droits de I’homme dalam
bahasa Prancis yang berarti hak manusia, atau dalam bahasa
Inggris human rights, yang dalam bahasa Belanda disebut
menselijke recten.
Hak tersebut merupakan hak yang melekat pada manusia sebagai
insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, atau hak-hak dasar yang
prinsip sebagai anugerah ilahi yang karena hak-hak itu manusia
bersifat luhur dan suci (Syafig A. Mughni, 2007). Dalam
membahas tentang pengertian Hak Asasi Manusia dari beberapa
referensi, di antaranya yaitu:
64
1. Undang-undang Nomor 39 tahun 1999, tentang HAM Secara
hukum, penggunaan istilah HAM di Indonesia diatur UUD 1945
dan UU No. 39/1999 tentang HAM (dalam kepustakaan hukum
digunakan hak dasar. Istilah ini sinonim dengan HAM).
HAM berbeda dengan hak-hak manusia (HAM). HAM dan HAM
sering dianggap sama, padahal hakikat dan jangkauannya
berbeda.
Pengertian HAM luas, menunjuk hak-hak yang mendapat
pengakuan internasional yang dibela dan dipertahankan
internasional. HAM juga menjadi isu besar teori dan praktik
hubungan internasional (Meuwissen, 1984). Hirsch Ballin dan
Couwenberg mengatakan, konotasi HAM terkait asas-asas ideal
dan politis sehingga bersifat dinamis.
65
golongan, keturunan, jabatan, dan lain-lain. Saudara
mahasiswa perlu Anda ketahui bahwa dalam undang-undang
tersebut hak-hak manusia yang harus dilindungi adalah hak
untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh
keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa
aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam
pemerintahan, serta hak wanita dan hak anak.
Jadi hak asasi dapat dikatakan sebagai hak dasar yang dimiliki
oleh pribadi manusia yang merupakan anugerah Tuhan yang
66
dibawa sejak lahir, sehingga hak asasi manusia itu tidak dapat
dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak-hak
asasi menjadikan dasar hak hak dan kewajiban-kewajiban yang
lain. Selanjutnya kita bahas tentang perumusan substansi
hak asasi manusia dengan menggunakan pendekatan normatif,
empirik, deskriptif, dan analitis sebagai berikut :
68
Kasus Pelanggaran HAM Berat yang Pernah Ditangani
Komnas HAM (12 Kasus)
69
dirampas secara sewenang-wenang, dan 46 orang mengalami
penyiksaan. Jumlah korban secara pasti tidak diketahui hingga saat ini.
70
operasi jaring merah. Dalam operasi tersebut, Korem 011/Lilawangsa
menjadi pusat komando lapangan.
71
kawasan Semanggi. Tragedi ini dikenal dengan peristiwa Semanggi I.
Menurut data Tim Relawan untuk Kemanusiaan, jumlah korban tewas
mencapai 17 orang warga sipil terdiri dari berbagai kalangan, dan
ratusan korban luka tembak, dan terkena benda tumpul.
Komnas HAM telah melakukan investigasi yang selesai pada Maret 2002.
Hasil penyelidikan itu telah dikirim ke Kejagung untuk dilakukan
penyidikan. Namun, Kejagung beberapa kali mengembalikan berkas
hasil penyidikan tersebut. Anehnya, pada 13 Maret 2008 berkas tersebut
sempat dinyatakan hilang;
72
Melansir KontraS, peristiwa Simpang KKA bermula dari kekerasan aparat
TNI pada 3 Mei 1999 yang terjadi di Aceh Utara. Saat itu, tentara militer
menembaki warga sipil yang berunjuk rasa lantaran ada penganiayaan
terhadap warga. Peristiwa ini juga terjadi saat Aceh berstatus DOM.
Mengutip KontraS, peristiwa ini berawal saat Desa Jambo Keupok diduga
menjadi poros Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dalam operasinya,
anggota TNI Para Komando (PARAKO) bersama dengan Satuan
Gabungan Intelijen (SGI) melakukan tindak kekerasan terhadap
penduduk sipil, seperti penangkapan, penghilangan orang secara paksa,
penyiksaan dan perampasan harta benda.
74
Dalam kasus ini, setidaknya baru tiga orang yang berhasil diseret ke
meja hijau, yakni mantan pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari
Priyanto, yang divonis 14 tahun penjara; mantan Direktur Utama Garuda
Indonesia, Indra Setiawan, yang divonis satu tahun penjara; dan
mantan Deputi V BIN, Muchdi Purwopranjono, yang dinyatakan bebas.
75
Pada Januari 2022, penjara atau kerangkeng manusia di rumah Bupati
Langkat, Sumatera Utara, Terbit Rencana Peranginangin, terungkap.
Kerangkeng tersebut ditemukan saat Sang Bupati terjaring operasi
tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Atas
temuan ini, polisi pun mendatangi lokasi dan mendapatkan informasi
bahwa kerangkeng manusia itu merupakan tempat rehabilitasi narkotika.
Akan tetapi, belum ada izin sebagai tempat rehabilitasi narkoba di
rumah tersebut. Komnas HAM yang juga melakukan penyelidikan
menemukan minimal 26 bentuk penyiksaan, kekerasan, dan perlakuan
yang merendahkan martabat terhadap para penghuni kerangkeng.
Beberapa di antara penghuni dipukuli, ditendang, disuruh
bergelantungan di kerangkeng seperti monyet, dicambuk anggota
tubuhnya dengan selang, dan lainnya. Hasil investigasi Komnas HAM
menunjukkan pula keterlibatan oknum TNI-Polri dalam tindak
penyiksaan, kekerasan, dan perlakuan yang merendahkan martabat
para penghuni kerangkeng. Selama didirikan sejak 2012, ada enam
orang yang meninggal di dalam kerangkeng tersebut. Kasus dugaan
tindak pidana kekerasan di dalam kerangkeng manusia ini masih
berjalan di pengadilan hingga sekarang. Terdapat delapan tersangka
yang diadili. Satu di antaranya merupakan anak kandung dari Bupati
Terbit berinisial DP. Empat tersangka, yaitu DP, HS, HG, dan IS didakwa
dengan pasal penganiayaan yang menyebabkan kematian terhadap
korban. Sementara SP, JS,RG, dan TS didakwa dengan tindak pindana
perdagangan orang.
76
mata air Wadas. Dalam kericuhan ini, Komnas HAM menemukan bahwa
sejumlah warga ditendang dan dan dipukul. Tak hanya itu, puluhan
warga juga ditangkap dan ditahan polisi. Akibat kejadian tersebut,
warga pun mengalami trauma. Pasca kejadian, beberapa orang bahkan
tidak berani pulang ke rumah dan bersembunyi di hutan karena
ketakutan. Baca juga: Cerita Istri Munir, Keluarga Korban Pelanggaran
HAM Berat Hanya Diundang SBY dan Jokowi Jelang Pemilu.
77
4. Kasus multilasi empat warga sipil di Mimika
Temuan potongan jenazah dari empat orang korban di Mimika, Papua,
menghebohkan masyarakat pada akhir Agustus 2022. Dari penyelidikan,
pelaku mutilasi merupakan enam prajurit TNI dan empat warga sipil.
Para pelaku diduga memiliki bisnis bersama sebagai pengepul solar.
Komnas HAM menyatakan tindakan para pelaku telah melukai nurani
dan merendahkan martabat manusia. Berdasarkan temuan awal,
Komnas HAM menyatakan pembuhan tersebut sebagai pembunuhan
berencana. Selain itu, Komnas HAM juga menemukan adanya senjata
rakitan yang dimiliki oleh salah satu pelaku dari unsur TNI. Atas temuan
ini, Komnas HAM meminta Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa
untuk memecat enam prajurit TNI yang terlibat. Dua dari enam
tersangka merupakan seorang perwira infanteri berinisial Mayor Inf HF
dan Kapten Inf DK. Sementara sisanya berinisial Praka PR, Pratu RAS,
Pratu RPC dan Pratu R. Sedangkan, empat tersangka dari kalangan sipil
yakni APL alias J, DU, R, dan RMH. Baca juga: Pengadilan HAM di
Indonesia.
78
79