Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Data Umum


1. Nama Pekerjaan : Pembangunan TPST RDF dan SRF di TPA
Regional Kebon Kongok Kab.
Lombok Barat
2. Lokasi Prekerjaan : Kabupaten Lombok Barat
3. No. Kontrak : HK.02.03/PPP-NTB/Sanitasi /03/2022
4. Tanggal kontrak : 18 Mei 2022
5. No. SPMK : KU.03.01/PPP-NTB/Sanitasi/05/2022
6. Tanggal Mulai Kerja : 18 Mei 2022
7. Nilai Kontrak : Rp. 30.552.000.000,- (Tiga puluh milyar
lima
ratus lima puluh dua juta rupiah)
8. Sistem Kontrak : Harga Satuan
9. Sumber Dana : Pinjaman Bank Dunia Indonesia
Tourism
Development Project (ITDP) IBRD Loan
Number 8861-ID Tahun Anggaran 2022
10. Masa Pelaksanaan : 300 (tiga ratus) hari kalender
11. Masa Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
12. Pengguna Jasa : Satuan Kerja Pelaksanaan
Prasaran Permukiman Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
13. Pejabat Pembuat Komitmen : Lalu Wira Hariyadi, ST., MT
14. Alamat : Jl. Semanggi Raya No. 05 Mataram
15. Nama Penyedia Jasa : MEDIA-INDOBANGUN, KSO
16. Alamat : Jl. Dukuh Kupang Timur XVII No. 18,
Surabaya
17. Konsultan Supervisi : PT.POLA TEKNIK KONSULTAN-PT.
PERANCANG ADHINUSA, KSO
2.2 Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan, Metode Pelaksanaan dan Metode
Administrasi
2.2.1 Metode Pelaksanaan

2.2.2 Kegiatan Pelaksanaan dan Dokumentasi


a. Pekerjaan Persiapan
Setelah turun Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), tahap
awal yang dilakukan kontraktor adalah melakukan pre
construction meeting (PCM). Selanjutnya mengurus perijinan
kepada pihak terkait dan sosialisasi kepada masyarakat di area
kerja.

Pengukuran bersama dilakukan oleh pihak kontraktor,


konsultan supervisi dan dari pihak pemberi kerja. Pengukuran
menggunakan meteran, waterpass dan theodolite. Pekerjaan
bouwplank dilakukan pada setiap permulaan kerja pada masing-
masing bangunan.
Untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan, dibuat direksi
keet, gudang, barak kerja, papan nama proyek dan rambu-
rambu lalu-lintas.

Mobilisasi personil dan material dilakukan setelah ijin


kepada pihak terkait selesai dilaksanakan dan setelah terbitnya
SPMK dan surat penyerahan lapangan (SPL) dari pemberi
kerja.

Semua tahap pelaksanaan akan dilaporkan secara visual


dengan dokumentasi pekerjaan.

b. Izin Kerja
Dokumen izin kerja yang mengacu pada Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk
memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan
efisien. Work permit juga bisa dipakai sebagai alat untuk
mengidentifikasi sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan.
FO RM REQ UEST PEKERJAAN
Nomor Kontrak : HK.02.03/PPP-NTB/Sanitasi/03/2022 Nama Proyek : Pembangunan TPST RDF & SRF di TPA Regional
Kebon Kongok Kab. Lombok Barat
Tanggal Kontrak : 18/05/2022 Nama Paket : Pembangunan TPST RDF & SRF di TPA Regional
Kebon Kongok Kab. Lombok Barat
Pek.Begisting Foot Plat 185 x 150 cm Nama Penyedia Jasa : MEDIA-INDOBANGUN,KSO
Kegiatan Pekerjaan Pek.Begisting Kolom Pedestal 40/55 Pekerjaan Kontruksi
(Pek. Bangunan Hanggar) No. Request
Tanggal Diajukan Tanggal Pelaksanaan
KEBU TU HAN
TENA GA BA HA N PERA LATAN
Ch e ck Ch e ck Ch e ck
Te n ag a Ke rja Ju m la h List
Je n is Ke b u t u h a n List
Je n is Ala t Ju m la h List

JENIS REQ UEST PEKERJAAN


NO . JENIS PEKERJAAN LO KASI VO LUME KETERANGAN

Ga m b a r : TERLAMPIR

CATATAN :

Me n g e t a h u i, Dip e riksa / Dip e r iksa O le h : Dia ju ka n O le h :


Dire ksi Pe ke rja a n Ko n su lta n Su p e rvisi Ko n t ra kto r

Na m a : Na m a : Na m a : Ag u s Rin ja Ad i He rn o w o
Ta n g g a l : Ta n g g a l : Ta n g g a l :
c. Pekerjaan galian dan Urugan
1. Pekerjaan Galian Tanah
 Peralatan :

 Excavator
 Dump Truck
 Alat ukur (Total Station & Waterpass)
 Alat bantu
 Tenaga Kerja : operator excavator, pekerja, surveyor
 Tahapan pekerjaan :
 Persiapan alat dan tenaga kerja.
 Penggalian
 Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator.
 Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan
elevasi yang ditentukan dalam gambar kerja atau ditunjukkan
oleh direksi pekerjaan dan mencakup pembuangan material/bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu
bata, beton, bahan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah
tidak dipakai lagi.
 Kedalaman galian dikontrol menggunakan alat ukur (Total
Station & Waterpass) agar sesuai dengan gambar kerja.
 Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil
galian tersebut keluar area/lokasi kerja.

 Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai


batas galian dan elevasi yang sudah ditentukan.
 Pada permukaan galian dibersihkan dari segala bahan yang
lepas yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.
 Permukaan lereng hasil galian diusahakan dalam keadaan stabil.
2. Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian
Berikut ini uraian tahapan pekerjaannya :

 Kondisi tanah yang siap diurug bebas dari sampah dan tanaman

 Timbunan tanah dengan menggunakan dump truck

 Perataan tanah dengan dozer maksimal ketinggian sesuai yang


disyaratkan dipadatkan

 Pemadatan dengan mesin gilas

 Pemadatan selapis demi selapis sampai dengan elevasi rencana

d. Pekerjaan Pondasi
1. Pondasi Footplat
Pondasi foot plat lebih dikenal dengan sebutan pondasi telapak ataupun
pondasi setempat. Biasanya jenis pondasi yang satu ini lebih ideal
digunakan untuk membangun rumah dibandingkan dengan jenis pondasi
yang lain.
 Bahan
 Semen PC
 Pasir
 Besi Tulangan
 Air
 Papan Kayu (untuk bekisting)
 Kawat (pengikat tulangan)
 Paku
 Alat
 Cangkul
 Sekop
 Palu
 Ember
 Benang
 Stamper
 Meteran
 Ayakan
 Waterpass
 Metode Pelaksanaan
 Pekerjaan galian tanah pondasi
- Pembuatan dan pengajuan gambar kerja pekerjaan struktur
beton tiap bagian.
- Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari gambar kerja
untuk mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk
pondasi telapak/footplat.
- Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti
cangkul, sekop, cangkul burung, linggis, dan lain-lain.
- Penggalian tanah untuk pondasi telapak/footplat dilakukan
secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar,
dan kedalaman pondasi.
- Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya
tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat,
min 0.5 kg/cm2.
- Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang
kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan,
sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan
daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
- Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar
dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
- Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat
yang tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah
tersebut akan dipakai untuk timbunan kembali.

 Pekerjaan Penulangan
- Perakitan tulangan
Untuk pondasi telapak/footplat.ini perakitan tulangan
dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar
setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses
pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara
perakitan tulangan :
- Besi yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter 16
- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak
terlepas.
- Besi beton yang telah dirakit diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang
waktu untuk saat akan dipasang.

 Pemasangan tulangan
- Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak
ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug
10 cm dan lantai kerja 5 cm diletakkan tegak turus
permukaan tanah dengan bantuan waterpass tangan dan
unting-unting.
- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan
dengan pasir urug/dasar galian , jarak antara tulangan dengan
dasar tanah minimal 40 mm, yaitu dengan menggunakan
pengganjal beton decking agar ada jarak antara tulangan dan
permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan
dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi
karat.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka
dapat langsung melakukan pengecoran.
 Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara
yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di
dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka
waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan
bekistingnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
- Bekisting disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton
yang akan di cor.
- Bekisting dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan balok
agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
- Bekisting tidak boleh bocor
- Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak
segaris agar tidak terjadi retak.
 Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat
beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu
dipenuhi. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat
yaitu:
- Membuat campuran/ ready mix dengan perbandingan
volume 1:3:4 yaitu 1 volume semen berbanding 3 volume
pasir berbanding 4 volune split serta air secukupnya. Jika
bangunan dengan skala besar, kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang
diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai
dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah
dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun
pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan
pengecoran pondasi telapak/footplat.
- Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran
dari kotoran dan sampah.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke dalam
lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan
bantuan alat sendok spesi dan dilakukan bertahap sedikit
demi sedikit atau diratakan dan dipadatkan dengan vibrator
agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-
celah tulangan.
- Setelah melakukan pengecoran, metoda yang mudah
digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini
adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
- Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya
telah dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali
dengan tanah bekas galian serta disisakan beberapa cm
untuk sambungan kolom.
-
2. Pondasi Batukali
 Bahan
 Semen PC
 Pasir
 Besi Tulangan
 Air
 Papan Kayu (untuk bekisting)
 Kawat (pengikat tulangan)
 Paku
 Alat
 Cangkul
 Sekop
 Palu
 Ember
 Benang
 Stamper
 Meteran
 Ayakan
 Waterpass
 Metode Pelaksanaan
 Pekerjaan persiapan ini meliputi perencanaan urutan galian,
urutan untuk memasang pondasi batu kali, tempat yang
digunkan untuk penimbunan tanah hasil galian sementara
sebelum hendak diangkut dari site dan tempat untuk menimbun
batu-batu kali sebelum dilakukan pemasangan.
 Pekerjaan Galian
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan galian
adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan beberapa alat yang dibutuhkan.
- Melakukan penggalian tanah yang memiliki ukuran lebar
sama dengan pondasi batu kali pada bagian bawah dengan
kedalaman yang telah disyaratkan.
- Menggali bagian sisi-sisi miringnya sampai mendapatkan
sudut kemiringan yang tepat.
- Buanglah sisa tanah galian secara langsung ke tempat yang
sudah ditentukan.
- Silahkan lakukan pengecekan pada posisi, kedalaman,
lebar, dan juga kerapiannya yang sesuai dengan rencana.
 Pekerjaan Urugan Pasir
- Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan urugan
pasir adalah sebagai berikut:
- Pasir urug harus diratakan pada dasar galian dan kemudian
disiram untuk memperoleh kelembaban yang optimal untuk
pemadatan.
- Pasir urug tersebut dipadatan dengan menggunakan alat
stamper.
- Jika perlu silahkan ulangi langkah satu dan langkah dua sampai
mendapatkan tebal pasir urug seperti yang sudah direncanakan.
- Pekerjaan Pemasangan Pondasi
- Pada pekerjaan pemasangan pondasi batu kali ada dua tahap,
yakni pembuatan profil dan pemasangan.
 Pembuatan profil:
- Pasanglah patok batu untuk melakukan pemasangan profil (2
patok untuk masing-masing profil).
- Pasanglah bilah batu pada kedua patok tersebut yang dimana
harus setinggi profil.
- Profil harus dipasang dengan tegak lurus dan untuk bidang atas
profil diatas. Titik tengah profil harus tepat berada di tengah-
tengah galian yang sudah direncakan dan bidang atas profil
sesuai dengan peil pondasi.
- Lakukan pengikatan profil tersebut pada bilah datar yang
dipasang diantara kedua patok. Jika perlu bisa dipaku supaya
lebih kuat.
- Pasang patok sokong, secara miring pada bagian tebing galian
pondasi kemudian diikatkan dengan profil, sehingga nantinya
akan menjadi semakin kuat dan kokoh.
- Cek kembali ketegakan atau posisi profil dan juga ukurannya.
Segera lakukan perbaikan jika misalnya ada yang tidak tepat,
begitu pula peilnya.

- Siapkan berbagai macam alat dan bahan yang diperlukan.


- Lakukan pemasangan benang pada bagian sisi luar profil untuk
setiap beda tinggi sekitar 25 cm dari bagian permukaan urugan
pasir.
- Siapkan bahan adukan untuk bisa melekatkan batu-batu kali
tersebut.
- Susunlah batu-batu kali diatas lapisan pasir urug tanpa bahan
adukan (aanstamping) dengan tinggi kurang lebih 25 cm
kemudian isikan pasir kedalam celah batu kali tersebut sampai
benar-benar tidak terlihat rongga antar batu. Jika sudah maka
siram pasangan batu kosong tersebut dengan menggunakan air.
- Naikkan benang pada 25 cm selanjutnya dan lakukan
pemasangan batu kali dengan adukan, sesuai dengan ketinggian
benang. Untuk bidang luar pasangan tersebut diharuskan rata.

d. Pekerjaan struktur
1. Sloof
Struktur sloof bisa menjadi komponen bangunan yang berguna menahan
beban komponen lain di atasnya. Tentunya keberadaan dari struktur
sloof sangat membantu komponen di bawahnya yaitu pondasi.
 Bahan:
 Beton K-275
 Baja Tulangan Beton Ø 10 D16
 Kawat Beton
 Bekisting
 Minyak Bekisting
 Pasir Urug
 Paku
 Peralatan:
 Palu
 Gegep Besi
 Gergaji
 Bar Cutter
 Bar Bender
 Concreate Vibrator
 Waterpass
 Alat bantu pertukangan
 Metode Pelaksanaan
 Setelah pondasi batu kali telah selesai dicor, selanjutnya buatlah
anyaman sloof langsung diatas pondasi. Mengapa, sebab besi
sloof harus masuk kepada tiang kolom sehingga membentuk
ayaman. Besi yang biasa digunakan untuk sloof biasanya
berukuran 16 mm.
 Setelah anyaman sloof berhasil dibuat, buatlah papan bekisting
untuk sloof. Cara pembuatannya yaitu ambil dua buah papan
bekisting dan satukan dengan kayu kaso. Dimensi bekisting ialah
250 x 500 mm . Jika papan bekisting telah dibuat, simpanlah
papan bekisting diatas pondasi batu kali. Posisi besi sloof harus
ditengah papan bekisting dengan ditambah beton baking setebal
40 mm sebagai selimut beton.
 Setelah papan bekisting dipasang, selanjutnya adalah membuat
coran. Takarannya adalah 1:3:4, yang artinya satu untuk semen,
tiga pasir dan 4 untuk kerikil. Pergunakan air secukupnya.
 Sebelum pengecoran dilakukan uji slump terlebih dahulu.
Pengujian Slump Beton merupakan salah satu pengetesan yang
dilakukan untuk mengetahui kekentalan beton, hal tersebut
sangat diperlukan karena berkaitan dengan kelecakan atau
kemudahan adukan beton tersebut dikerjakan. Nilai slump beton
yang digunakan adalah 10 +/- 2 centimeter.
 Saat coran masuk kepada papan bekisting sloof pergunakan palu
dari kayu untuk diketuk-ketuk. Pergunakan pula besi untuk
ditusuk-tusuk, gunanya agar coran memasuki setiap ruang dari
sloof. Diamkan selama 1 sampai 3 hari sampai mengering dan
papan bekisting sloof bisa dibuka yang kemudian hasilnya bisa
anda lihat sendiri.
2. Kolom Pedestal
Kolom Pedestal merupakan kolom utama dimana ukuran dan fungsi
kolom pedestal ini sama dengan kolom utama pada bangunan. Tinggi
kolom utama biasanya dibuat setinggi dinding sedangkan kolom
pedestal dibuat lebih pendek.
 Alat
 Palu
 Gegep Besi
 Gergaji
 Bar Cutter
 Bar Bender
 Concreate Vibrator
 Waterpass
 Las
 Alat bantu pertukangan
 Bahan
 Beton K-275
 Baja Tulangan Beton Ø 10 D16
 Kawat Beton
 Bekisting
 Minyak Bekisting
 Angkur ( ST 41 D22-60 cm)
 Paku
 Metode Pelaksanaan
 Tulangan kolom pedestal merupaka terusan dari kolom
pondasi, tulangan kolom memiliki diameter 16 mm
 Pemasangan sengkang berjarak 100 mm dengan besi ulir D10
 Pemasangan angkur dengan panjang 60 cm dan diikat dengan
besi polos Ø8 menggunakan las
 Dibuatkan molding sebagai pengganti base plate
 Pemasangan bekisting yang sebelumnya diberikan minyak
bekisting agar permukaan beton tidak mengalami korosi pada
saat pelepasan bekisting. Dimensi bekisting sama seperti
dimensi kolom yaitu panjang 55 cm, lebar 40 cm dan tinggi
120 cm
 Sebelum pengecoran dilakukan uji slump terlebih dahulu.
Pengujian Slump Beton merupakan salah satu pengetesan yang
dilakukan untuk mengetahui kekentalan beton, hal tersebut
sangat diperlukan karena berkaitan dengan kelecakan atau
kemudahan adukan beton tersebut dikerjakan. Nilai slump beton
yang digunakan adalah 10 +/- 2 centimeter.
 Takaran campuran adalah 1:3:4, yang artinya satu untuk
semen, tiga pasir dan 4 untuk kerikil. Pergunakan air
secukupnya.
 Saat coran masuk kepada papan bekisting sloof pergunakan
palu dari kayu untuk diketuk-ketuk. Pergunakan pula besi
untuk ditusuk-tusuk, gunanya agar coran memasuki setiap
ruang dari sloof. Diamkan selama 1 sampai 3 hari sampai
mengering dan papan bekisting sloof bisa dibuka yang
kemudian hasilnya bisa anda lihat sendiri.
e. Pekerjaan Baja
1. Kolom Baja
 Alat
 Excavator. Sebagai pengangkat kolom baja
 Las
 Kunci momen (torque wrench)
 Bahan
 Baut 19
 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Baja WF 400.200.8.13
 Perencanaan arah Penyetelan dan Pemasangan, penempatan
bahan hasil fabrikasi.
 Untuk kolom sesuai dengan kode-kode yang terdapat pada Shop
drawing.
 Kolom dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang
dan hasil pengelasan.
 Tahap pertama kolom pada bagian atas diikat dengan tali baja
yang ditarik dengan excavator.
 Selanjutnya kolom yang telah dirangkai dibawah dan telah
dicheck panjang dan pengelasan segera diangkat dan
dipasang.Kolom diletakkan pada plat tumpu yang telah dipasang
pada kolom .
 Setelah kolom didirikan, dilakukan pemasangan baut 19 pada
base plat
2. Balok Tarik
 Alat
 Excavator. Sebagai pengangkat kolom baja
 Las
 Kunci momen (torque wrench)
 Bahan
 Baut 19
 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Baja WF 200.100.5,5.8
 Perencanaan arah Penyetelan dan Pemasangan, penempatan
bahan hasil fabrikasi.
 Untuk kolom sesuai dengan kode-kode yang terdapat pada Shop
drawing.
 Kolom dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang
dan hasil pengelasan.
 Tahap pertama kolom pada bagian atas diikat dengan tali baja
yang ditarik dengan excavator.
 Setelah kolom didirikan, dilakukan pemasangan baut 19 pada
base plat
17
18

Anda mungkin juga menyukai