Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan Pengerukan Area Jetty Semen Padang


Tahun Anggaran : 2020
Lokasi : Kota Bengkulu
Owner By : PT. TENAGA LISTRIK BENGKULU
Contractor : PT. MITRA ALUR SEJATI, KSO {PT. BINTANG DIMENSI BARU
Dan PT. NADYA UTAMA JAYA}

PENDAHULUAN
Metode pelaksanaan ini kami sajikan untuk memberi gambaran secara umum langkah-langkah pelaksanaan
pekerjaan Pengerukan Area Jetty Semen Padang serta pemecahan masalah-masalah teknis yang mungkin
timbul berkaitan dengan pelaksanaannya.

Dalam melaksanakan pembangunan suatu proyek, baik besar maupun kecil, kami selalu menginginkan hasil
dengan kualitas yang baik yang memenuhi syarat spesifikasi, selesai tepat waktu, aman dalam pelaksanaan
dan dengan biaya yang sesuai dan efektif. Untuk mencapai hasil tersebut diterapkan sistem pengawasan yang
disebut Total Quality Control (TQC). Dalam metode TQC tersebut ada 4 (empat) unsur pokok, yaitu : Quality,
Cost, Delivery dan Safety.

Keempat unsur pokok tersebut saling berintegrasi sebagai berikut :

Safety

Quality

Cost Delivery

Gambar 1
Total Quality Control (TQC).

Agar pelaksanaan proyek berjalan lancar, maka keempat unsur tersebut harus berjalan seimbang. Jika salah
satu unsur tersebut timpang, maka akan menyebabkan kegagalan dalam mencapai hasil yang diterapkan.

Untuk mengontrol keseimbangan unsur tersebut, diperlukan Management Control (MC) yang prinsipnya adalah
sebagai berikut :
a. Kontrol terhadap pekerjaan saat ini (yang sedang dilaksanakan)
b. Kontrol terhadap perbaikan cara kerja yang sudah ada

Maintenance Dredging System

Berdasarkan keperluannya, pekerjaan pengerukan dilokasi area semen padang Adalah dengan sistem
Pengerukan Perawatan (Maintenance dredging) berdasarkan gambar keja dan survey bathymetric survey
dan analisa lapangan, Maintenance dredging adalah pekerjaan spesial yang termasuk pada pengangkatan
soil, umumnya soil yang dikeruk belum lama mengendap di dasar perairan. Sehingga pada pekerjaan ini
biasanya lapisan dasar perairan yang dikeruk tidak terlalu tebal dan keras. Maintenance dredging merupakan
pekerjaan yang dilakukan berkesinambungan pada jangka waktu tertentu.

Siltation terbentuk akibat adanya sedimentasi yang dikeruk, sehingga sedimentasi di sisi lainnya yang tidak
terkeruk cenderung mengikuti gravitasi bumi. Akibatnya, area tempat sedimentasi yang dikeruk sebelumnya
terisi kembali oleh sedimentasi dari sisi-sisi lainnya. Dalam beberapa kasus, terdapat alur pelayaran
pelabuhan yang memiliki intensitas siltation yang tinggi. Akibatnya, pekerjaan pengerukan pelabuhan di alur
pelayaran tersebut menghabiskan waktu yang cukup lama dan biaya yang sangat besar.

Gambar 2.2 Proses terbentuknya Siltation

Tipe pekerjaan pengerukan ini dilakukan untuk memelihara dan melindungi fungsi-fungsi dari suatu subyek
yang berkenaan dengan aspek-aspek pelayaran/nautical aspects, perlindungan tanah/pantai, nilai-nilai
lingkungan. Dalam hal ini aspek-aspek pelayaran menyangkut alur pelayaran, terkait dengan fungsi ekonomi
(misalnya: bila pelabuhan dangkal maka kapal tidak dapat merapat), serta faktor-faktor alam lainnya seperti
sedimentasi, dll
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari metode pelaksanaan ini adalah memberikan suatu gambaran tentang pemahaman
terhadap situasi pekerjaan, ketepatan dalam menganalisa langkah pelaksanaan, dan pemahaman
terhadap prosedur pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan agar didapatkan hasil pekerjaan yang tepat
mutu, tepat waktu dan tepat guna sesuai gambar rencana dan, berdasarkan suatu kajian yang
terperinci dari hasil inventarisasi selama mengadakan survey lapangan.

GAMBARAN UMUM PEKERJAAN & LOKASI PEKERJAAN

Pengerukan sedimentasi di lakukan di jetty PT. Semen Padang Bengkulu. Lokasi pekerjaan dapat dilihat dalam
gambar berikut ini

Gambar Denah Lokasi Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :

I. Pekerjaan Persiapan
• Pengukuran kondisi existing
• Pengurusan Perijinan Otoritas (KSOP)
• Koordinasi Para Pihak Terkait
• Joint Survey
• Manajemen proyek dan administrasi & Pelaksanaan Mutual Check
• Mobilisasi Peralatan Kerja dan Pengadaan tenaga / Man power
• Setting peralatan di lokasi
• Penempatan Direksi Keet / Daily Report
• Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

II. Pekerjaan Pengerukan/Normalisasi Alur sandar


pengerukan / normalisasi alur sandar pengerukan sampai kedalaman - 7.5 MLWS

III. Pekerjaan Pembuangan hasil sedimen


• Pengadaan Peralatan wadah penampungan sedimen berupa tongkang 300 feet
• Penggunaan alat bantu pipa sistem penghisap apabila dianggap perlu

IV. Pekerjaan Akhir

• Koordinasi dengan Instansi/Otoritas terkait sebelum dan setelah pekerjaan pengerukan


perperiodik hingga final
• Dismantling Peralatan setelah pekerjaan Pengerukan dinyatakan selesai
• Demobilisasi Peralatan dan Personil
• Final Report

Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan direncanakan sebagai berikut :
TIME FRAME FOR DREDGING WORKS PLTU BENGKULU PT. N A D IYA U TA MA J A YA
Job No. : D R E D G ING , P IL IN G , C O NT RA C TO R & SUPPLIE R
K ed u n g ken d o R T/R W : 1 1 /04 K ec. C an d i, Sid oarjo – J aw a Tim u r
Project : Dredging K an to r O p erasio n al : W aru n g b o to UH IV /8 31 A Yo g yakarta, 5 5 1 64 Telp . : 0 2 74 -4 17 66 5
E -m a il: n a d iya u ta m a ja ya @g m a il.com
Client : PT. Tenaga Listrik Bengkulu
Day REM ARKS
NO. DESCRIPTION DURASI SCOPE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

WO/PO Signing PLT U


A PERSIAPAN & MOBILISASI
1 Persiapan dan Packing peralatan di Work Shop 3 NUJ
2 Pengiriman/Mobilisasi alat & Crew KE Bengkulu 3 NUJ
3 Safety Induction dan Pembuatan ID Chard 2 PLT U & NUJ
4 Inspeksi dan T aging Peralatan 2 PLT U & NUJ
B PEKERJAAN DREDGING
1 Setting Peralatan 3 PLT U & NUJ
2 Pengukuran area pond dan kolam SWI Canal 3 PLT U & NUJ
3 Final Check, Commisioning dan Openning 1 PLT U & NUJ
4 Dredging Works 25 NUJ
5 Pengukuran Bathymetri sesudah pekerjaan dan laporan 3 PLT U & NUJ
6 Final Check & Perbaikan 3 PLT U & NUJ
D DISMANTLING & DEMOBILIZATION
1 Dismantling equipment 2 NUJ
2 Cleaning & Demobilization Equipment 2 NUJ

Total dibutuhkan waktu selama 45 hari untuk pelaksanaan kegiatan pengerukan sedimen dari proses
kontrak sampai finishing, dimulai dari diterbitkannya Persetujuan kerja keruk dari KSOP
PELAKSANAAN PENGERUKAN Termasuk Pembuangan

Pekerjaan pengerukan ini merupakan pekerjaan galian pada salah satu sisi dermaga Jetty Semen Padang
tempat kapal bersandar. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan, terlebih dahulu yang harus dilakukan adalah
pengukuran kembali. Penghitungan hasil pengukuran dilakukan menggunakan cara poligon memanjang dan
potongan melintang menyesuaikan kembali hasil survey dari pihak owner. selanjutnya dilakukan koordinasi
dengan Direksi untuk menentukan rencana pelaksanaan pengerukan.

Proses Pekerjaan Pengerukan

Pengerukan merupakan proses pemindahan material sedimen dengan menggunakan suatu peralatan atau
suatu alat, dengan cara mekanis dan/atau hidraulis dari suatu tempat ke tempat lain (misalnya dari suatu
dasar laut ke tempat lain).

Tujuan pekerjaan pengerukan:


1. Memperdalam dasar laut,
2. Memperbesar penampang ,
3. Mengambil material / tanah / lumpur di dasar laut untuk di pindahkan ke area pembuangan,

Langkah dan Tahapan pengerukan


1. Memisahkan dan mengambil material dari dasar air dengan menggunakan
a. Mengambil dengan menggunakan bucket (grabbing
b. Menghisap (suction) (jika Memungkin)

2. Mengangkut material dan menampung dengan menggunakan


a. Bucket excavator
b. Pipa terapung / floating pipeline
c. Tongkang (barges)

3. Pembuangan material tersebut dengan menggunakan:


a. Tongkang

Pada Pekerjaan pengerukan sedimentasi di area jetty PT. Semen Padang di Bengkulu ini dipilih alat kerja
UTAMA berupa 1 Excavator Long Arm serta Alat Bantu mesin dengan pertimbangan :
Pekerjaan pengerukan bisa lebih efisien karena menggunakan alat, pengerukan dengan mesin
bisa kontinyu sedangkan clamp shell excavator MENGUTAMAKAN SEDIMEN ENDAPAN seperti
batu, kayu dan material keras lainnya
Peralatan kerja untuk pengerukan sedimentasi sebagai berikut :

PERALATAN UTAMA

Tugboat 1 unit 1500 hp


Hopper barge 1 unit 300 feet
Pontoon kapasitas 35 T 1 set
Excavator 1 unit (Boom and ARM max 19 mtr) 210 LC
bucket 0,5 m2
Dozer D85

* Data detail dilampirkan saat pengurusan perijinan

PERALATAN BANTU
Dalam pelaksaan pekerjaan pengerukannya, Peralatan Bantu lainnya akan kami gunakan jika dibutuhkan untuk
mengefektifkan waktu pekerjaan dengan tidak mengurangi volume yang ditetapkan pada kedalaman - 7,5 m
LWS

Man power yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pengerukan sebagai berikut :
• Supervisor : 1 orang
• Operator Excavator : 1 orang
• Teknisi ME : 1 orang
• Surveyor : 1 orang
• Administrasi : 1 orang
• Helper : 2 orang
• Security : 2 orang
Total diperlukan personel sebanyak :10 orang

Metode pelaksanaan
Maintenance dredging
a. Jenis tanah : semua jenis silt dan pasir
b. Kondisi area : sheltered dan impounded water
c. Area pembuangan : shore and sea sesuai ijin semen padang dari ksop
d. Kapasitas dredging : 18.500 m3
e. Kondisi perairan : heavy traffic dan confined working

PERALATAN UTAMA
Kapal disini bukan berarti kapal sesungguhnya, namun yang digunakan berupa portable pontoon. Karakteristik
dari backhoe dredging adalah dimana ekskavator harus bisa dipasang dengan aman dan kuat di pontoon yang
bisa meredam beban kejut akibat proses digging. Ekskavator yang digunakan adalah hydraulic system,
sehingga bisa memanjangkan stick dan boom nya ke ukuran maksimal untuk keefektifan dalam proses
dredging.
Untuk mekanisme cara kerja dari backhoe dredger adalah sebagai berikut:

1. Selama pengerukan, pontoon mengangkut excavator dan berada di air, sehingga mampu membuat
penahan yang kuat dengan bantuan spud poles pada pontoon.
2. Turunkan boom dan stick hingga mencapai kedalaman dredging. Isi bucket dengan sedimen yang akan
diambil dengan menggerakan stick dan boom.
3. Setelah bucket terisi, maka boom dan stick diangkat dengan crane, maka bucket diarahkan ke barge
dengan memutar excavator pada turntable nya.
4. Untuk pengerukan selanjutnya, setelah bucket kosong, maka bucket diturunkan kembali untuk
mengambil tanah yang ada. Panjang boom dan stick dipanjangkan dengan system hidrolis, maka
bucket dapat mencapai pada posisi awal untuk melakukan dredging
5. Untuk efektifitas, barge berada dekat dengan ekskavator

Gambar Posisi barge yang selalu berdekatan dengan ekskavator


Secara sederhana dapat dibagi menjadi 5 tahapan pokok cara kerja, yaitu digging, lifting and swinging,
dumping, swinging and lowering, and positioning. Untuk seluruh tahapan biasanya memerlukan waktu 5 hingga
10 menit. Efektivitas dari dredging untuk metode ini adalah terkait dengan sudut putarnya dan jarak besarnya
step pada pontoon untuk bidang selanjutnya. Sudut putar efektif yang dapat dilakukan oleh ekskavator adalah
tidak lebih dari 60o . Putaran ini juga terkait dengan panjang stick dan boom nya.

Untuk efektivitas capaian dari lengan ekskavator, terkait dengan panjang dari boom dan stick yang digunakan.
Secara umum, panjang capaian mulai dari 10 meter hingga 30 meter. ekskavator memiliki kekuatan yang
berbanding terbalik dengan panjang lengan yang digunakan. Semakin panjang lengan (boom dan/atau stick)
yang digunakan, maka semakin kecil kekuatan dreging yang dapat dihasilkan. Hal itu dikarenakan besar gaya
yang tersalurkan karena kekuatan terdistribusi untuk menopang lengan ekskavator.
Melakukan dredging dengan menggunakan backhoe dredger memiliki tingkat akurasi yang tinggi dengan
tolerasi error sebesar 0.25 meter. Peralatan yang digunakan untuk memastikan tingkat akurasi yang ada
menggunakan dredge view 2.0 crane monitoring system atau menggunakan nonius backhoe / sejenisnya

Gambar 13. (kiri) menggunakan nonius backhoe (kanan) menggunakan DV2.0 – CMS)

b. PEMBUANGAN MATERIAL HASIL PENGERUKAN :

Untuk pembuangan material :

i. Pembuangan sampai ketitik yang telah ditentukan oleh pihak terkait, berdasarkan Persetujuan Kerja
Keruk, dengan menggunakan tongkang 300 ft. Hasil pengerukan ditampung terlebih dahulu diatas
tongkang penampung, untuk tongkang side board 300 ft bisa menampung material padatan setara 4000-
7500 m3. Selanjutnya pada saat pekerjaan off karena ada proses bongkar muat semen yang berdurasi
selama 30 jam, tongkang penampung diberangkatkan membuang material dengan cara membuka pintu
barge dan menggunakan excavator dan dozer ataupun alat bantu untuk menurunkan hasil sedimen
pengerukan ke laut.

ii. Pergerakan kapal mulai dari pelaksanaan pengerukan hingga proses pengerukan selesai, mengikuti
arahan kepanduan.
Akseptasi hasil pengerukan :
Kriteria akseptasi hasil pengerukan berbasis pada disain kedalaman kolam pelabuhan -7,5 m LWS berdasar
pada hasil bathymetri yang telah dilakukan oleh Pihak. PT TENAGA LISTRIK BENGKULU. Area Pengerukan
akan dibagi menjadi 3-4 segmen yang ditandai dengan pile scale / penanda lain yang disepakati bersama.
Setiap hari, pelaksana pekerjaan akan membuat laporan harian yang dilaporkan ke pihak terkait dalam hal ini
PT. Semen Padang, PT. TLB, PELINDO dan KSOP selanjutnya secara periodic Awal Pekerjaan dan Akhir
dilakukan joint survey untuk meninjau kedalaman hasil pengerukan yang akan disahkan oleh Pihak Terkait.
Apabila hasil pengukuran sudah mencapai elevasi yang direncanakan maka hasil joint survey akan disahkan
sebagai berita acara progress pengerukan secara parsial. Selanjutnya pengerukan dilanjutkan ke segmen
berikutnya, yang akan dilakukan joint survey lagi dan seterusnya sampai pekerjaan selesai.
Demikian metode pelaksanaan yang kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagai pedoman dan sebagai
gambaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
(*.Terlampir 2 area pemetaan)

Dibuat Oleh:
PT. MITRA ALUR SEJATI, KSO
(PT. BINTANG DIMENSI BARU dan PT. NADIA UTAMA JAYA),
Leading Firm KSO

Mardiana Jeane Agnes

Di setujui Oleh:

PT. TENAGA LISTRIK BENGKULU PT. SEMEN PADANG

Zhao Yong Nurita Handayani


Direktur Project Coordinator

Diketahui oleh:

PT. PELABUHAN INDONESIA BENGKULU KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN


KELAS III PULAU BAAI BENGKULU

Jondra Juis SE, M.Si


Titah Yudhana
Kepala
General Manager

Anda mungkin juga menyukai