Anda di halaman 1dari 6

ISIM MAUSUL (KATA PENGHUBUNG)

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Bahasa Arab I
Program Studi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)
Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone

Oleh:

Kelompok VI

SAPITRIANI PUTRI
RISNA ANANDA
SELVIYANA

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE


2022
PENGERTIAN FIKIH DAN SYARIAH SERTA
HUBUNGAN KEDUANYA

Resume

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Fikih Program Studi Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)
Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone

Oleh:

Kelompok I

SAPITRIANI PUTRI
RISNA ANANDA
SELVIYANA

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE


2022
A. Pengertian Fikih

Fikih adalah di alam bahasa Arab, perkataan fiqh yang ditulis fiqih

atau kadang-kadang fekih setelah diindonesiakan, artinya paham atau

pengertian. Kalau dihubungakan dengan ilmu ,,dalam hubungan ini dapat

juga dirumuskan (dengan kata lain), ilmu fiqih adalah ilmu yang bertugas

mnentukan dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat dalam

Al-Qur’an dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat dalam Sunnah Nabi

yang direkam dalm kitab-kitab hadis.

Dengan kata lain ilmu fikiih adalah ilmu yang berusaha memahami

hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi

Muhammad SAW untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah

dewasa yang sehat akalnya yang berkewajiban melaksanakan hukum Islam.

Hasil pemahaman tentang hukum Islam itu disusun secara sistematis dalam

kitabkitab fiqih dan disbut hukum fiqih.

Al-Ghazali berpendapat bahwa secara literal, fikih (fiqh) bermakna

Al-“ilm wa al-fahm (ilmu dan pemahaman). Sedangkan menurut Taqiyyuddin

al-Nabhani, secara literal, fikih bermakna pemahaman (al-fahm) . Sementara

itu, secara istilah, para ulama mendefinisikan fikih sebagai berikut: Fikih

adalah pengetahuan tentang hukum syariat yang bersifat Praktis (Amaliyyah)

yang digali dari dalil-dalil yang bersifat rinci (tafshîlî) . Fikih adalah

pengetahuan yang dihasilkan dari sejumlah hukum syariat yang bersifat

cabang yang digunakan sebagai landasan untuk masalah amal perbuatan dan

bukan digunakan landasan dalam masalah akidah .

B. Pengertian Syariah

Syariah adalah kata syari’ah berasal dari kata syara kata ini menurut

ar-Razi dalam bukunya Mukthtar-us shihah bisa berarti menempuh,


menjelaskan dan bayyan-al masalik (menunjukkan jalan). Sedangkan menurut

Al-Jurjani syariah bisa juga artinya mazhab dan thriqah mustaqim / jalan yang

lurus. Jadi arti kata Syariah secara banyak artinya. Ungkapan syariah

Islamiyyah yang kita bicarakan maksudnya bukanlah semua arti secara bahasa

itu.

Kata syariah juga seperti itu para ulama akhirnya menggnakan kata

syariah dengan arti selain itu bahasanya lalu mentradisi. Maka setiap maka

setiap disebut kata syariah langsung dipahami dengan artinya secara tradisi

itu. Imam al-Qurthubi menyebut bahwa syariah arinya adalah Agama

ditetapkan oleh Allah swt.untuk hamba-hambaNya yang terdiri dari berbagai

hukum dan ketentuan. Hukum dan ketentuan Allah itu disebut syariat karena

memiliki kesamaan dengan sumber air minum yang menjadi sumber

kehidupan bagi makhluk hidup. Makanya menurut ibn-ul Manzhur syariat itu

artinya sama dengan agama.

Yang dimaksud dengan syariat atau ditulis dengan syari’’ah secara

harfiah adalah jalan ke sumber (mata) air yakni jalan lurus yang harus diikuti

oleh setiap muslim,syariat merupakan jalan hidup muslim, ketetapanketetapan

Allah dan ketentuan RasulNya, baik berupa larangan maupun berupa suruhan,

meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia

Dilihat dari segi ilmu hukum, Syariat merupakan norma hukum dasar

yang ditetapkan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam bedasarkan iman

yang berkaitan dengan akhlak, baik dlam hubungannya denganAllah maupun

dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat. Norma hukum dasar ini

dijelaskan dan atau dirinci lebih lanjut oleh Nabi Muhammad saw. sebagai

Rasul-Nya. Karena itu, Syari’at terdapat didalam Al-Qur’an dan dalam kitab-

kitab Hadis.
C. Hubungan Fikih dan Syariah

Hubugan antara fikih dan syariah sangat erat dan tidak dapat di

pisahkan. Syariah merupakan sumber atau landasan fikih, sedangkan fikih

merupakan pemahaman terhadap syariah. Pemakaian dua istilah ini sering

rancu, artinya ketika seseorang menggunakan istilah syariah terkadung

maksudnya adalah syariah. Hanya saja kemungkinan yang kedua ini sangat

jarang.

Maskipun syariah dan fikih tidak dapat dipisahkan,tetapi keduanya

berbeda. Syariah diartikan dengan ketentuan atau aturan yang di tetapkan oleh

Allah tentang tingkah laku manusia di dunia dalam memncapai kehidupan

yang baik di dunia dan di akhirat. Ketentuan syariah terbatas dalam firman

Allah dan penjelasannya melalui sabda Rasulullah, semua tindakan manusia

di dunia dalam tujuannya mencapai kehidupan yang baik harus tunduk

kepada kehendak Allah dan Rasulullah. Kehendak tersebut sebagian telah

tertulis dalam Alquran dan sunnah yang di sebut syariah, sedang sebagian

besar lainnya tersimpan di balik apa yang tertulis itu, atau yang tersirat.

Untuk mengetahiu keseluruhan apa yang di kehendaki Allah tantang

tingkah laku manusia itu harus ada pehamaham yang mendalam tentang

syariah hingga secara amaliyah syariah itu dapat di terapkan dalam kondisi

dan situasi bagaimanapun. Hasil pemahaman itu di tuangkan dalam bentuk

ketentuan yang terperinci. Ketentuan yang terperinci tingkah laku orang

mukallaf yang diramu dan di formulasikan sebagai hasil pemahaman terhadap

syariah itu di sebut fikih.

Pemahaman terhadap hukum syara’ atau formulasi fikih itu mengalami

perubahan sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi manusia dan

dinamika serta perkembangan zaman. Fikih biasanya dinisbatkan kepada para


mujtahid yang mempormulasikannya, seperti Fikih Hanafi, Fikih Maliki,

Fikih Syafi’i, Fikih Hanbali, Fikih Ja’fari (Fikih Syi’ah), dan lain sebagainya,

sedangkan syariah selalu dinisbahkan kepasa Allah dan Rasul-Nya.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahawa hukum-hukum fikih

merupakan refleksi dari perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat

sesuai dengan situasi dan kondisi zamannya. Mazhab fikih tidak lain dari

refleksi perkembangan kehidupan masyarakat dalam dunia Islam.

Jadi, secara umum syariah adalah hukum Islam yang bersumber dari

Al-Qur’an dan sunnah yang belum di campuri daya nalar (ijtihad), sedangkan

fikih adalah hukum Islam yang bersumber dari pemahaman terhadap nash,

baik Al-Qur’an maupun sunnah.

Jadi, syariah adalah lingkaran besar yang wilayahnya meliputi semua

perilaku dan perbuatan manusia. Sedangkan fikih adalah limgkaran kecil

yang mengurusi apa yang umummnya di pahami sebagai tindakan umum.

Syariah selalu mengingatkan kita akan wahyu, ilmu (pengetahuan) yang tidak

akan pernah diperoleh seandainya tidak ada Al-Qur’an dan Sunnah; dalam

fikih ditentukan penalaran dan deduksi yang dilandaskan pada ilmu terus-

menerus diikuti persetujuan. Jalan syariah digariskan oleh Allah dan Rasul-

Nya, bangunan fikih ditegakkan dengan usaha manusia. Dalam fikih satu

tindakan dapat digolomgkan pada sah atau tudak sah, boleh atau tidak boleh.

Dalam syariah terdapat berbagai tingkat pembolehan atau pelarangan.

Anda mungkin juga menyukai