BAB II
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Rambut kepala merupakan salah satu bagian yang khas di tubuh manusia.
Rambut kepala secara biologis memiliki fungsi untuk melindungi kepala dari
sengatan sinar matahari atau dapat disebut juga sinar Ultra Violet, yang mana kulit
kepala sangat sensitif terhadap panas bagi orang yang memiliki rambut kurang
lebat dan yang mengalami penipisan kulit rambut. Selain itu rambut kepala juga
memiliki manfaat untuk meningkatkan penampilan seseorang.
Perlu kita ketahui bahwa memiliki rambut panjang dan lebat dapat membuat
seseorang menjadi lebih sensitif terhadap lingkungan cuaca, atau zat-zat kimia
yang digunakan. Rambut panjang dan lebat sangat cocok dengan para siswa.
Dengan adanya rambut panjang dan lebat, siswa akan menjadi lebih mudah untuk
menerima informasi melalui rangsangan yang dihasilkan oleh rambut dari luar,
kemudian diteruskan menjadi pesan yang nantinya disimpan oleh sel-sel saraf.
Namun hal tersebut harus disertai peredaran darah pada kepala yang berfungsi
dengan lancar.
Bagi sebagian orang rambut adalah mahkota keindahan yang sudah dimiliki
sejak mereka lahir. Jadi tidak sering mereka melakukan berbagai macam
perawatan untuk merawat rambut mereka. Contohnya seperti publik figur. Mereka
rela menghabiskan puluhan bahkan sampai ratusan juta hanya untuk merawat
rambut mereka. Semua itu dilakukan agar mereka dapat tampil lebih menarik.
Padahal menurut islam seorang pria yang memiliki rambut gondrong sah-
sah saja. Bahkan Nabi Muhammad SAW memiliki rambut yang panjang sampai
menyentuh bahunya. Hal tersebut dijelaskan dalam suatu hadis yang berbunyi,
Dari Bara' bin Azib, dia berkata, "Aku tidak pernah melihat rambut melampaui
ujung telinga seorang pun yang lebih bagus dari (rambut) Rasulullah." Dalam
suatu riwayat lain, "Rambut Rasulullah sampai mengenai kedua bahunya." (HR
Muslim: 2337).
B. Fokus Penelitian
Gumilang (2016) menjelaskan bahwa fokus penelitian adalah penekanan
pada sudut yang lebih luas dan lebih dalam (ketimbang penelitian kuantitatif yang
memiliki sudut pandang lebih sempit, seperti hanya menguji hipotesis). Dalam
penelitian kualitatif ini, pembahasannya lebih mengarah ke tingkat kepentingan
dari masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Penelitian ini akan lebih
berfokus pada “Analisis Perbandingan antara Mahasiswa Berambut Gondrong
dengan Mahasiswa Berambut Pendek dalam Proses Pembelajaran” yang objek
utamanya mahasiswa dari Universitas Muria Kudus.
C. Rumusan Masalah
1. Adakah perbedaan dalam proses pembelajaran antara siswa yang
memiliki rambut gondrong dengan siswa yang memiliki rambut
pendek?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya perbedaan dalam proses pembelajaran antara
siswa yang memiliki rambut gondrong dengan siswa yang memiliki
rambut pendek.
E. Manfaat
Berdasarkan pada tujuan diatas, diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapakan untuk dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan tentang estetika dan etika
dalam kerapian seorang siswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
kritik maupun otokritik dalam menentukan masa depan dan tingkah
laku siswa khususnya kaum laki-laki.
F. Definisi Istilah
BAB II
Kajian Teori
A. Kajian Pustaka
Selama peneliti mencari bahan pembacaan untuk dijadikan referensi yang
secara khusus membahas pelarangan rambut gondrong disekolah belum banyak.
Walaupun ada hanya dalam ruang lingkup nasional tidak sampai ke ruang lingkup
daerah.
Terdapat juga tokoh agama yang memiliki rambut gondrong. Salah satunya
ialah Gus Ali Gondrong. Beliau merupakan tokoh sentral pendiri Paguyuban
Mafia Sholawat yang pengikutnya mencapai ribuan orang. Beliau juga memiliki
ciri khas berpakaian serba hitam dengan rambut panjang yang terurai sehingga
banyak dikenal masyarakat dengan sebutan Gus Ali Gondrong. (Luqman, 2022)
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif
dengan bentuk fenomenologi. Penelitian kualitatif fenomenoligi berfokus pada
studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah melalui observasi
dan wawancara.
a. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, peneliti akan melakukan pengumpulan data yang
berasal dari informan atau sampel yang telah tersedia. Peneliti tidak hanya
melakukan pengumpulan data, namun peneliti juga harus menganalisis
sebelum lapangan agar peneliti lebih fokus pada penelitiannya. (Dr. Umar
Sidiq, M.Ag Dr. Moh. Miftachul Choiri, 2019)
d. Conclusion Drawing/Verification
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terusmenerus
selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola
(dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. (Rijali, 2019)
Daftar Pustaka
Dr. Umar Sidiq, M.Ag Dr. Moh. Miftachul Choiri, M. (2019) Metode Penelitian
Kualitatif di Bidang Pendidikan, Journal of Chemical Information and Modeling.
Nurjannah, L., ZM, H. and Jahiban, M. (2019) ‘Penerapan Tata Tertib Sekolah
dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa’, Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman,
5(1), pp. 41–53. doi: 10.29303/juridiksiam.v5i1.72.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya, 2005). Hal 317