Anda di halaman 1dari 12

ESTETIKA KECANTIKAN DALAM PERSPEKTIF

ISLAM

Intan Permata Sari1, Khaila Bilqis Syaharani2, Lulu Layalia Mutsla3, Maulida Hayati
Kresnadi4, Shafia Nurul Imani5
Email: 1Sariintan6816@gmail.com, 2kkhaila4@gmail.com, 3tsla.layaliaa@gmail.com,
4
Maulidahayati04@gmail.com, 5shafianurulimani@gmail.com
Dosen Pengampu: Tenny Sudjatnika, M.Ag.
Sastra Inggris
Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

ABSTRAK
Penelitian ini menggali konsep mempercantik diri dalam Islam, merinci pandangan
terhadap praktik kecantikan modern seperti sulam alis, operasi plastik, mewarnai rambut, tato,
dan nail art. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengungkapkan bahwa
berbagai teknik mempercantik diri memiliki dampak yang beragam, mulai dari dampak
estetika positif hingga konsekuensi negatif pada kesehatan. Hasil survei menunjukkan bahwa
mayoritas responden menganggap sulam alis dan operasi plastik tidak diperbolehkan dalam
Islam. Sulam alis dianggap kontroversial, dengan pertimbangan hukum dari berbagai
madzhab, sementara operasi plastik untuk alasan estetika umumnya dianggap tidak
diperbolehkan oleh mayoritas responden. Mewarnai rambut, meskipun banyak yang
menganggapnya diperbolehkan, tetap menjadi perbincangan karena adanya ketentuan
tertentu, terutama dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Berdasarkan survey, tato secara
konsisten dianggap tidak diperbolehkan oleh seluruh responden, dengan merujuk pada
larangan Rasulullah dan penekanan bahwa tato merubah ciptaan Allah. Sementara itu, dalam
konteks nail art, terdapat perdebatan mengenai hukumnya, terutama saat menunaikan ibadah
solat. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana praktik mempercantik diri dapat
berdampak pada pemahaman nilai-nilai Islam, menggambarkan sikap umat Islam terhadap
fenomena kecantikan kontemporer, dan memberikan dasar bagi perencanaan penampilan yang
sejalan dengan ajaran agama Islam.
Kata Kunci : Hadits, Hukum Islam, Halal, Haram, Makruh, Mubah, Kecantikan, Sulam Alis,
Operasi Plastik, Bertato, Nail Art, Mewarnai Rambut
PENDAHULUAN
Sejak jaman dulu wanita sudah dikonstruksikan sebagai makhluk yang cantik, identik
dengan keindahan. Konstruksi ini telah berlaku sepanjang Sejarah perempuan sehingga
kecantikan itu di pandang sebagai sesuatu yang obyektif dan universal yang inheren dalam diri
perempuan. Kecantikan berasal dari kata cantik yang berarti bagus, elok, molek, indah, sedap
dipandang. Sedangkan kecantikan adalah keindahan, kemolekan, keelokkan baik tentang wajah
atau bentuk tubuh (gadis atau wanita pada umumnya). Beragam persepsi akan muncul terkait
dengan makna kecantikan, secara garis besar dapat di klasfikasikan dalam tiga kelompok:
Kecantikan merupakan sesuatu yang identik dengan wanita dan didambakan oleh setiap
wanita dari berbagai kelompok sosial. Secara umum cantik biasanya mengacu pada paras wajah
maupun bentuk tubuh seseorang. Gloria Swanson mengatakan bahwa wajah menjadi penentu
dasar bagi persepsi mengenai kecantikan atau kejelekan individu, dan semua persepsi ini secara
tidak langsung membuka penghargaan diri dan kesempatan hidup kita (Synnott, 1993: 136),
karena wajahlah yang pertama kali ditangkap oleh indera penglihatan orang lain dan wajah
yang menjadi cermin kecantikan tersebut. Sedangkan, Kasiyan (dalam Worotitjan, 2014: 3)
menyatakan bahwa perempuan dikatakan cantik tidak hanya berdasarkan kecantikan wajahnya,
tetapi juga identik dengan kulit yang putih, mulus dan kencang, serta bentuk tubuh yang
menonjolkan lekukan dan kemontokan organ tertentu, seperti dada, pinggul dan bibir yang
sensual.
Wanita dalam memaknai kecantikan lebih berkiblat kepada perempuan barat baik dari
Eropa maupun Amerika yang merupakan bagian dari ras caucasian. Hal ini berbanding terbalik
dengan sebagian masyarakat barat yang menyukai kulit yang kecoklatan sehingga mereka tidak
segan berjemur di bawah sinar matahari. Persepsi kecantikan yang berbeda itu muncul karena
apa yang dianggap cantik adalah apa yang tidak dimiliki oleh kebudayaan mereka, yang mana
kulit putih jarang dimiliki oleh orang Indonesia karena kebanyakan orang Indonesia berkulit
sawo matang. Sama halnya dengan Korea Selatan, kebanyakan orang Korea bermata sipit
(mono eyelid / lipatan mata satu) sehingga mereka menganggap wanita yang memiliki kelopak
mata ganda (double eyelid) itu cantik, hingga hal ini mendorong mereka untuk melakuan
operasi plastik. Bisa dikatakan Korea Selatan saat ini merupakan trend setter dalam industri
kecantikan pada saat ini.
Kecantikan dapat diungkapkan melalui berbagai cara, mulai dari sulam alis dan bibir
hingga sedot lemak, tindik, tatto, operasi plastik, nail art, mewarnai rambut, implan, dan tanam
benang. Setiap pilihan ekspresi diri ini memberikan kebebasan kepada individu untuk
mengekspresikan keindahan dalam beragam bentuk, menciptakan karya seni tubuh yang unik,
mencerminkan identitas pribadi mereka, dan memperindah dirinya.
Mempercantik diri memiliki dimensi yang mendalam dalam ajaran Islam, sebuah
agama yang mencakup aspek kehidupan sehari-hari termasuk tata cara berpenampilan. Dalam
keberagaman ajaran Islam, terdapat pandangan yang mengarahkan umatnya untuk memelihara
kecantikan fisik dan spiritual. Artikel ini bertujuan untuk menyelidiki konsep mempercantik
diri dalam Islam, mengeksplorasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari pandangan
Islam terhadap keindahan, serta memberikan wawasan tentang bagaimana mempercantik diri
dapat menjadi wujud ibadah dan refleksi dari keimanan seseorang. Melalui telaah ini,
diharapkan dapat ditemukan landasan yang kuat dalam merangkai penampilan yang sejalan
dengan ajaran agama Islam.
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah tipe deskriptif. Alasan peneliti
menggunakan tipe penelitian ini adalah agar dapat menjawab rumusan masalah dan
menjelaskan fenomena secara jelas dengan menggunakan perspektif emik. Peneliti juga
menggunakan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui fenomena sosial dan
berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat secara lebih mendalam.
Peneliti mencari referensi yang sebenar-benarnya melalui studi literatur dengan berorientasi
pada sumber-sumber tertulis baik itu dari buku maupun diakses secara online, melalui skripsi
terdahulu, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan topik penelitian agar penelitian ini bersifat
ilmiah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi yang
akurat adalah melakukan observasi , pengumpumpulan data melalui g form yang telah kami
buat. Setelah memperoleh informasi dari informan, peneliti mengolah hasil pengumpulan data.
Ketika data sudah terpilah, peneliti akan menganalisis data terebut dengan berdasarkan hukum
yang berlaku dalam Islam.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam mengupas berbagai aspek yang terkait dengan materi di atas, penelitian ini
menyoroti beberapa dimensi penting yang berkaitan dengan peran, dampak, dan pemahaman
kecantikan dalam konteks kehidupan Muslim. Beberapa hal yang kami bahas yaitu :
1. Sulam alis
Teks menjelaskan berbagai teknik sulam alis, mulai dari 2 dimensi hingga 6 dimensi.
Sulam alis 2 dimensi cocok untuk alis yang sudah memiliki bentuk tetapi kurang lebat,
sementara teknik 3 dimensi menggunakan mata pulpen untuk hasil yang lebih natural dan
lentur. Teknik 4 dimensi memberikan efek bayangan rambut yang lebih lebat, dan sulam alis 6
dimensi menawarkan hasil yang sangat alami dan hidup.
Meskipun sulam alis dapat memberikan tampilan yang indah, teks juga mencantumkan
beberapa dampak negatifnya. Penggunaan alat seperti pisau kecil dalam sulam alis dapat
merusak kulit epidermis, menyebabkan iritasi pada kulit sensitif, dan menyebabkan
ketergantungan pada sulam alis. Dr. Wahbah Ahmad Hasan juga menyebutkan bahwa sulam
alis yang menggunakan bahan tambang berat seperti timah dan merkuri dapat memiliki dampak
buruk pada keseimbangan darah, hati, dan kesehatan secara keseluruhan.
Menurut madzhab Hambali berpendapat tentang sulam alis bahwa mengubah bulu mata
adalah haram secara mutlak, baik dengan bulu manusia maupun dengan bulu yang lain atau
dengan bulu buatan. Dan hukum tersebut berlaku kepada perempuan yang sudah bersuami.
Madzhab Syafi‟i berpendapat tentang sulam alis bahwa diperbolehkan menyambung
atau mengubah bulu dengan bahan sintesis, tidak dengan bulu atau rambut manusia. Dan
menurut Madzhab Syafi‟i memperbolehkan menyambung bulu mata atau alis dengan bulu
hewan asalkan yang sudah halal 63 yang mana bulu tersebut sudah disucikan dan disembelih
sesuai ajaran agama Islam. Atau dengan bahan sintesis yang intinya tidak permanen atau masih
bisa dihapus.
Berdasarkan pengetahuan anda, apa hukum
sulam alis?

Dari hasil diagram survey tersebut sekitar 9


94,7% menganggap bahwa hukum sulam alis
itu tidak diperbolehkan, sedangkan 5,3%
sisanya menganggap bahwa sulam alis itu
diperbolehkan. Dari sini, kita dapat melihat
ada banyak orang yang menganggap bahwa
sulam alis adalah hal yang tidak
diperbolehkan.

2. Operasi Plastik
Operasi Plastik adalah operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bagian
badan (terutama kulit) yang rusak atau cacat atau untuk mempercantik diri. Dalam fiqh
modern, operasi plastik disebut al-Jirahah (‘amaliyyah at-tajmiliyyah). Al-Jirahah diartikan
operasi bedah yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan suatu anggota badan
yang tampak atau untuk memperbaiki fungsi dari anggota tersebut ketika anggota tubuh
itu berkurang, lepas atau rusak.
Sedangkan dalam ilmu kedokteran operasi plastik didefenisikan sebagai pembedahan
jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan memindahkan jaringan atau organ dari
tempat yang satu ke tempat lain sebagai bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi.
Persoalan operasi plastik dalam pandangan Hukum Islam termasuk masalah ijtihadiyah,
artinya hukumnya perlu dikaji sedalam mungkin karena belum dikenal, baik sebelum
maupun sesudah zaman imam madzhab fiqh yang empat, yakni Imam Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali. Oleh sebab itu, dalam literatur fiqh klasik tidak
dijumpai pembahasan ini. Pembahasan operasi plastik baru yang muncul dalam masail
fiqhiyah al-haditsah (permasalahan fiq hkontemporer) yang tidak lain merupakan hasil
ijtihad ulama fiqh modern.
Menurut Abdul Aziz Dahlan, dkk Ulama fiqh modern meninjau persoalan
operasi plastik dari sisi tujuan dilakukannya operasi tersebut. Misalnya, Abdul Salam
Abdurrahim as-Sakari, ahli fiqh modern dari Mesir, dalam bukunya al-A’da al-Adamiyyah
min Manzur al-Islam (Anggota Tubuh Manusia dalam Pandangan Islam), membagi
operasi plastik menjadi dua, yaitu operasi plastik dengan tujuan pengobatan dan operasi
plastik dengan tujuan mempercantik diri. Selanjutnya Abdul Salam Abdurrahim as-
Sakari juga membagi operasi plastik dengan tujuan pengobatan menjadi dua bagian, operasi
plastik yang bersifat daruri (vital atau penting) dan operasi plastik yang bersifat dibutuhkan.
Operasi plastik untuk tujuan pengobatan secara hukum dibolehkan, baik yang bersifat
daruri maupun dibutuhkan. Operasi plastik dalam kasus daruri, seperti terjadi penyumbatan
pada saluran air seni, dibolehkan secara hukum, sebab jika tidak dilakukan pembedahan,
bisa menyebabkan air seni akan merembes ke tempat-tempat lain, sehingga yang
mengidap penyakit ini sulit untuk melakukan ibadah dengan tenang karena pakaian dan
badannya sering bernajis. Selain itu, penyumbatan air seni juga dapat menimbulkan penyakit
lain bagi yang bersangkutan.
Demikian halnya dengan operasi plastik untuk memperbaiki kecacatan atau
kerusakan yang bersifat dibutuhkan (tidak sampai tingkat darurat), seperti bibir sumbing atau
kulit rusak karena terbakar, dibolehkan secara hukum berdasarkan pertimbangan kecacatan
pada seseorang itu dapat menghalanginya untuk menjalani kehidupan sosialnya. Apalagi
yang menyandang cacat itu adalah pejabat atau pemuka masyarakat.

Berdasarkan pengetahuan anda, apa hukum


operasi plastik?

Dari hasil diagram survey tersebut sekitar


98,2% menganggap bahwa hukum operasi
plastik itu tidak diperbolehkan, sedangkan
1,8% sisanya menganggap bahwa operasi
plastik itu diperbolehkan. Dari sini, kita
dapat melihat ada banyak orang yang
menganggap bahwa operasi plastik adalah
hal yang tidak diperbolehkan.

3. Mewarnai / menyemir rambut


Menyemir rambut adalah tindakan mengubah warna rambut untuk menutupi rambut
putih, sesuai dengan warna yang diinginkan. Dalam seni tata rambut modern pewarnaan dapat
berwujud sebagai tiga proses yang berbeda. Yaitu penambahan warna, pemudaan warna, dan
penghilangan warna.
Pewarna rambut merupakan kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk
mengubah warna rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain.
Menyemir rambut banyak digunakan baik laki-laki maupun perempuan diseluruh dunia untuk
mengubah warna alami rambut dan menutupi proses penuaan dengan menyembunyikan rambut
uban.
Rambut atau sering disebut bulu adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit
hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut tumbuh hampir di semua bagian tubuh, kecuali
telapak tangan dan kaki, kelopak mata serta bibir. Salah satu bagian tubuh yang ditumbuhi
rambut adalah kepala.
Rambut adalah salah satu dari sekian banyak karunia allah SWT bagi manusia yang
sangat bernilai dan harus disyukurinya. Rambut juga dianggap oleh sebagian besar orang
sebagai mahkota kepala sekaligus sebagai perhiasan bagi pemiliknya. Sebagian orang
mensyukurinya adalah menjaga kesehatan dan merawat keindahannya, karena Allah menyukai
keindahan dan kesyukurannya. Selain berfungsi sebagai mahkota (perhiasan), rambut juga
berfungsi sebagai pelindung terhadap macam-macam rangsang fisik, seperti panas, dingin,
udara kering, kelembapan, sinar dan lain-lain. Pelindung terhadap rangsang mekanis,
contohnya pukulan, gosokan, tekanan dan lain-lain. Pelindung terhadap rangsang kimia,
contohnya berbagai zat kimia dan keringat.
Menyemir rambut dengan warna yang bermacam-macam adalah suatu mode yang
sedang trend dan mereka menyebutnya dengan semir. Termasuk dalam masalah perhiasan yang
berharga sehingga memerlukan perawatan yang teratur. Banyak cara yang dilakukan manusia
untuk menjadikan rambut agar tampak selalu sehat, rapi dan indah, salah satunya ialah dengan
cara menyemir rambut kepala atau jenggot yang sudah beruban.
Penggunaan pewarna rambut untuk tujuan mewarna harus memenuhi persyaratan
yang sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang menyemir rambut yaitu,
sebagai berikut:
1. Hukum Menyemir Rambut adalah Mubah, dengan ketentuan sebagai berikut:
• Menggunakan bahan yang halal dan haram
• Dimaksudkan untuk suatu tujuan yang benar secara syar‟i
• Mendatangkan maslahat yang tidak bertentangan dengan syari‟at.
• Materinya tidak menghalangi meresapnya air ke rambut pada saat bersuci
• Tidak membawa mudharat bagi penggunanya
• Menghindari pemilihan warna hitam atau warna lain yang bisa melahirkan unsur tipu
daya (khida‟) dan/atau dampak negatif lainnya.
2. Hukum Menyemir Rambut yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana ketentuan di atas
hukumnya Haram.
Berdasarkan M. Quraish Shihab syarat-syarat menyemir rambut diatas tidak berkaitan
khusyuk atau tidak sah nya shalat. Sah nya shalat tidak berkaitan dengan hal itu. Karena, jika
ini yang dijadikan alasan pelarangannya, maka pendapat itu tidak benar.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa larangan diatas hanya mengandung arti
makruhnya shalat, bukan tidak sahnya shalat. Kemakruhan ini berkaitan dengan terganggunya
konsentrasi yang mengakibatkan berkurangnya kekhusyukan.
Menyemir rambut sebagai salah satu aktivitas manusia adalah perbuatan sunnah. Akan
tetapi syariat yang tetap memberikan aturan-aturan sebagaimana perkara-perkara lainnya, agar
sesuatu yang mulia bisa bernilai ibadah dan bisa mendatangkan kemaslahatan, diantaranya
dengan menetapkan tuntunan adab menyemir rambut. Di dalam etika menyemir rambut dalam
Islam, apabila seseorang menyemir rambut adanya aturan yang berbeda sehingga petunjuk dari
Rasulullah saw dengan adanya menyemir rambut merupakan sunnah Rasulullah saw yang di
ikuti oleh umatnya', akan tetapi pada kenyataannya terdapat hadits-hadits yang berbeda tentang
adab menyemir rambut dengan warna hitam bahwa Rasulullah saw melarang dan
membolenkan untuk menyemir atau mengecat rambut dengan warna hitam. Hal ini
menunjukkan adanya pertentangan antara hadits yang melarang dan membolehkan menyemir
rambut dengan warna hitam. Persoalan semir rambut ini pernah dikemukakan oleh Rasulullah:
َ ‫صلَى‬ ُ
‫علَي ِه‬
َ ُ‫ّللا‬ ُ ‫سهُ َولِح َيتُهُ كَالثَغَا َم ِة َب َياضًا فَقَا َل َر‬
ِ َ ‫سو ُل‬
َ ‫ّللا‬ ِ ‫ِي ِبأ َ ِبي قُ َحافَةَ َيو َم فَت‬
ُ ‫ح َم َكةَ َو َرأ‬ َ ‫ّللا قَا َل أت‬
ِ َ ‫عب ِد‬
َ ‫عن َجا ِب ِر ب ِن‬َ
َ‫سلَ َم غ َِي ُروا َهذَا ِبشَيء َواجتَنِبُوا الس ََواد‬ َ ‫َو‬
Artinya: Diriwayatkan Jabir bin Abdillah, ia berkata: Pada hari penaklukan Makkah, Abu
Quhafah datang dalam keadaan kepala dan jenggotnya telah memutih (seperti kapas, artinya
beliau telah beruban). Lalu Rasulullah saw bersabda: Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi
hindarilah warna hitam.

Berdasarkan pengetahuan anda, apa hukum


menyemir/ mewarnai rambut?

Dari hasil diagram survey tersebut sekitar


93% menganggap bahwa hukum menyemir/
mewarnai rambut itu diperbolehkan,
sedangkan 7% sisanya menganggap bahwa
menyemir/ mewarnai rambut itu tidak
diperbolehkan. Dari sini, kita dapat melihat
ada banyak orang yang menganggap bahwa
menyemir/ mewarnai rambut adalah hal yang
diperbolehkan.

4. Tato
Tato (bahasa Inggris: tattoo) atau kadangkala disebut rajah adalah suatu tanda yang
dibuat dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit. Dalam istilah teknis, tato adalah implantasi
pigmen mikro. Tato dapat dibuat terhadap kulit manusia atau hewan. Tato pada manusia adalah
suatu bentuk modifikasi tubuh, sementara tato pada hewan umumnya digunakan sebagai
identifikasi. Tato dinilai haram lantaran seni tubuh tersebut merubah bentuk ciptaan Allah
SWT, dimana seseorang melakukannya dengan cara melukai dirinya sendiri. Di mana tato juga
mengandung najis yakni berupa darah yang menggumpal.
Hukum menggambar tato pada bagian tubuh ini juga dijelaskan dalam sebuah hadits
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Penjelasan hadis ini termuat dalam kitab
Wizaratul Auqaf was Syu'unul Islamiyyah, Mausu'atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah yaitu:
‫ع َم َر‬
ُ ‫ِيث اب ِن‬ُ ‫ َومِ ن َها َحد‬،ِ‫ث الصَحِ ي َح ِة فِي َلع ِن ال َوا ِش َم ِة َوال ُمستَو ِش َمة‬ ِ ‫ور الفُقَ َهاءِ ِإلَى أ َ َن ال َوش َم َح َرام ِلأل َ َحادِي‬
ُ ‫َب ُجم ُه‬ َ ‫ذَه‬
ُ ‫عدَهُ بَع‬
‫ض‬ َ ‫ َو‬.َ‫صلَةَ َوال َوا ِش َمةَ َوال ُمستَو ِش َمة‬
ِ ‫اصلَةَ َوال ُمست َو‬ ِ ‫سلَ َم ال َو‬
َ ‫علَي ِه َو‬ َ ‫صلَى‬
َ ُ‫ّللا‬ ِ َ ‫سول‬
َ ‫ّللا‬ ُ ‫عن ُه َما قَال لَ َعنَ َر‬ َ ‫ي‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َر‬
‫علَى‬ ُ َ
َ ‫ قَال النَف َرا ِوي َويُم ِك ُن َحمل َها‬،ِ‫ض ُمتَأ ِخ ِري ال َما ِل ِكيَ ِة بِالك ََرا َهة‬ ُ
ُ ‫ َوقَال بَع‬.ُ‫شافِ ِعيَ ِة مِ نَ ال َكبَائ ِِر يُلعَ ُن فَا ِعله‬َ ‫ال َما ِل ِكيَ ِة َوال‬
‫التَح ِر ِيم‬
Artinya: "Mayoritas ahli fiqih berpendapat bahwa tato adalah haram berdasarkan sejumlah
hadits shahih yang melaknat orang yang membuat tato atau orang yang minta ditato. Salah
satu haditsnya adalah riwayat Ibnu Umar RA. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW melaknat
orang yang menyambung rambut, orang yang meminta rambut disambung, orang yang
membuat tato, dan orang yang membuat tato disambung. Sebagian ulama Malikiyah dan
Syafi'iyah memasukkan tato sebagai dosa besar yang pelakunya dilaknat (oleh Allah).
Sebagian ulama Malikiyah mutaakhirin menganggapnya makruh. An-Nafrawi menjelaskan
bahwa makruh yang dimaksud adalah haram," (Wizaratul Auqaf was Syu'unul Islamiyyah,
Mausu'atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, [Kuwait, Wizaratul Auqaf: 2005 M/1425 H], cetakan
pertama, juz XXXXIII, halaman 158).
Buya Yahya menerangkan, adanya syarat-syarat tersebut di mana tato yang sudah
melekat di tubuh seseorang tidak wajib untuk dihapus saat mereka ingin bertaubat. “Pada
dasarnya tato tidak wajib untuk dihilangkan, kecuali memenuhi lima syarat. Lima syarat itu di
antaranya adalah tato dibuat dengan sadar kalau itu haram dan dosa, ia mengerti itu haram
masih maksa. Maka kalau Anda waktu masang tato tidak mengerti halal haram tidak wajib
dicabut,” tambah Buya Yahya. Buya Yahya juga menyebutkan, bahwa syarat lainnya tato tidak
wajib dihapus yakni jika orang tersebut membuatnya saat sudah dewasa atau baligh. Lebih
lanjut, syarat ketiga adalah tato tidak wajib dihilangkan saat tato tersebut belum sampai
tertanam di kulit. Dan keempat, tato boleh saja dibiarkan begitu saja jika cara menghapusnya
tidak sampai mengganggu cara bersuci kita. Terakhir, tato tersebut boleh saja tidak dihilangkan
jika memang memiliki manfaat dan alasan yang mendesak.

Berdasarkan pengetahuan anda, apa hukum


bertato?

Dari hasil diagram survey tersebut sekitar


100% menganggap bahwa hukum bertato itu
tidak diperbolehkan. Dari sini, kita dapat
melihat ada banyak orang yang menganggap
bahwa hukum bertato adalah hal yang tidak
diperbolehkan.
5. Nail Art
Nail Art merupakan kegiatan mewarnai jari tangan menggunakan pewarna kuku.
Biasanya nail art sangat popular dikalangan para Perempuan. Memakai nail art pada kuku bisa
mempercantik dan menambah kesan estetik sehingga bisa menambah kepercayaan diri mereka.
Namun, hukum nail art masih diperbincangkan oleh para ahli agama karena jika
menggunakannya pada saat menunaikan ibadah solat, maka tidak sah solatnya. Walaupun
demikian, masih banyak para Perempuan yang menggunakan nail art tanpa peduli akan
hukumnya.
Lambat laun nail art sudah menjadi kebutuhan bagi para perempuan dikarenakan
banyaknya orang yang memakainya hingga orang-orang sudah menormalisasikan hal tersebut.
Oleh karena itu, banyak orang-orang yang membuka jasa nail art karena pekerjaan tersebut
cukup menjanjikan pada saat ini. Jasa nail art biasanya menyediakan jasa untuk melukis,
menghias, dan mempercantik kuku, Biasanya nail art yang digunakan di salon kecantikan
mempunyai bahan yang kedap air. Akan tetapi, pada saat ini muncul tren ide baru yakni nail
art halal yakni berbahan vegan, tetapi tetap tidak bisa ditembus oleh air. Namun hingga saat
ini, mengapa masih banyak muslimah yang menggunakan jasa dan memakai jasa nail art
tersebut. Karena terdapat perbedaan hukum antara konsep pada teori dalam Islam dengan fakta
yang ada di lapangan, permasalahan ini tentu harus dikaji secara mendalam tentang bagaimana
sebenarbenarnya hukum Islam dapat diterapkan secara baik dan benar.
Sifat cat kuku yang menggunakan bahan kimia biasanya menghalangi jalannya air saat
bersuci. Umumnya, pewarna kuku menggunakan bahan yang dapat membentuk lapisan kedap
air. Dengan begitu, hukum cat kuku tak boleh dipergunakan saat hendak shalat atau berwudhu.
Segala sesuatu yang menghalangi jalannya air pada bagian tubuh yang harus disucikan tidak
diperkenankan digunakan.
Merias kuku merupakan salah satu usaha untuk mempercantik diri yang dianjurkan oleh
Rasulullah Ṣallallahu ‘Alaihi Wasallam. Memotong dan mewarnai kuku termasuk bagian dari
merias kuku. Rasulullah Ṣallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menyampaikan secara langsung
kepada seorang perempuan bahwa seandainya beliau adalah seorang perempuan, maka beliau
akan mewarnai kukunya dengan inai. Tersebut dalam hadis dari Aisyah raḍiyallahu ‘anha,

Dari 'Aisyah berkata, "Seorang perempuan mengulurkan tangannya kepada Nabi


Ṣallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan sebuah kitab, perempuan itu memegang tangan beliau
seraya berkata, "Wahai Rasulullah, aku ulurkan tanganku dengan sebuah kitab namun engkau
tidak mengambilnya? Beliau bersabda: "Aku tidak tahu, apakah itu tangan seorang perempuan
atau tangan laki-laki." Perempuan itu berkata, "Itu tangan seorang perempuan." Beliau
bersabda: "Sekiranya aku seorang perempuan, sungguh kuku tanganku akan aku beri warna
dengan pacar (inai).
Dari uraian pemahaman hadis tentang merias kuku, dapat dilihat adanya isyarat bagi
perempuan untuk menghias kukunya. Merias kuku yang dianjurkan adalah menggunakan inai,
seperti yang tertera di dalam hadis di atas. Inai akan memberikan pewarnaan pada kuku namun
tidak merubah ketebalan kuku atau membuat lapisan di permukaan kuku ketika digunakan.
Saat ini, merias kuku tidak sebatas dengan menggunakan inai, tetapi menggunakan bahan lain
yaitu kuteks. Kuteks yang beredar di pasaran sebagian besar merupakan pewarna kuku yang
memiliki tipe melapisi permukaan kuku. Ada pula yang disebut nail art atau seni menghias
kuku, yaitu mewarnai dan menempel berbagai pernak-pernik di permukaan kuku. Seorang
muslimah boleh melakukannya selama nail art atau mewarnai kuku menggunakan kuteks
bukan merupakan karakteristik perempuan-perempuan kafir. Jika ternyata itu adalah perbuatan
yang biasa dilakukan perempuan-perempuan kafir, maka dilarang melakukannya. Sehingga
berlaku pula perintah untuk berbeda dengan kaum kafir seperti pada merias rambut.
Muslimah diperbolehkan pula menggunakan pewarna kuku yang tidak tembus terhadap
air ketika ia dalam keadaan suci. Namun perempuan tersebut harus menghilangkannya terlebih
dahulu sebelum ia berwudhu, setelah shalat ia boleh menggunakannya kembali atau
menggunakan pewarna kuku jenis ini pada saat haid dimana pada saat itu ia tidak berwudhu
dan mengerjakan shalat.
Ketika memilih untuk merias kuku dengan menggunakan kuteks, disarankan untuk
tidak terlalu sering. Menurut dr. Ryan Thamrin, memakai kuteks terlalu sering akan membuat
kuku menjadi tidak sehat. Kuku akan menjadi kering, mudah patah dan menguning. Terdapat
zat berbahaya dalam kuteks yaitu Toluene dan Etyl Asetat. Zat Toluene dapat mengakibatkan
gangguan syaraf. Sementara zat Etyl Asetat dapat mengeraskan kuku.

Berdasarkan pengetahuan anda, apa hukum


nail art?

Dari hasil diagram survey tersebut sekitar


38,6% menganggap bahwa hukum nail art itu
tidak diperbolehkan, sedangkan 61,4%
sisanya menganggap bahwa nail art
diperbolehkan. Dari sini, kita dapat melihat
ada banyak orang yang menganggap bahwa
nail art adalah hal yang diperbolehkan.
KESIMPULAN
Dalam konteks kecantikan, terdapat berbagai cara yang digunakan oleh individu untuk
mempercantik diri, mulai dari sulam alis, operasi plastik, mewarnai/ menyemir rambut, bertato,
hingga nail art. Setiap metode ekspresi diri ini memberikan kebebasan kepada individu untuk
mengekspresikan keindahan dalam beragam bentuk, menciptakan karya seni tubuh yang unik,
mencerminkan identitas pribadi mereka, dan memperindah dirinya.
Dalam perspektif Islam, terdapat berbagai pandangan terkait dengan hukum-hukum ini.
Sulam alis, operasi plastik, tato cenderung tidak diterima secara positif oleh mayoritas
responden. Hukum menyemir/ mewarnai rambut juga diterima dengan mayoritas setuju.
Terdapat variasi pandangan terkait nail art, namun mayoritas setuju bahwa hal itu
diperbolehkan.
Dalam konteks Islam, setiap perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh individu
haruslah mempertimbangkan prinsip-prinsip agama dan tata cara berpenampilan yang sesuai
dengan ajaran Islam. Penting untuk memahami bahwa penilaian terhadap kecantikan tidak
hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup kecantikan spiritual dan moral.
Mengingat bahwa kecantikan merupakan anugerah dari Allah SWT, penting bagi
individu untuk menjaga kecantikan tersebut dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama.
Oleh karena itu, sebaiknya setiap individu menjalani perawatan atau tindakan kecantikan
dengan penuh kehati-hatian dan mempertimbangkan nilai-nilai Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, A. (2015) Sulam Alis Dalam pandangan islam: Studi Komparatif Madzhab ... -
UNISMA, Walisongo Institution Repository. Available at: https://pkay.unisma.ac.id/wp-
content/uploads/2021/01/14.-Baqi-Rafika-Aziz-Sulam-Alis-Dalam-Pandangan-Islam-
Studi-Komparatif-Madzhab-Syafii-Dan-Hambali.pdf (Accessed: 2023).

Abdul Syukur Al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita; Manual Ibadah, dan
Muamalah,Yogyakarta: Diva Press, 2015, h. 372.

Agustine, C.F., Jazari, I. and Kurniawati, D.A. (2019) Tinjauan Hukum islam Terhadap
Sambung Bulu Mata, Sulam Alis Dan Sulam bibir, Jurnal Hikmatina. Available at:
http://jim.unisma.ac.id/index.php/jh/article/view/3347 (Accessed: 2023).

Ainun, N. (2022) Hukum Tato Dalam islam Apakah Dibolehkan? Simak Penjelasnnya,
detiksulsel. Available at: https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6488668/hukum-tato-
dalam-islam-apakah-dibolehkan-simak-
penjelasnnya#:~:text=Salah%20satu%20haditsnya%20adalah%20riwayat,orang%20ya
ng%20membuat%20tato%20disambung. (Accessed: 2023).

Aravik, H., Amri, H. and Choiriyah, C. (2018) Operasi Plastik Dalam Perspektif Hukum islam,
Mizan: Journal of Islamic Law. Available at: https://jurnalfai-
uikabogor.org/index.php/mizan/article/view/296 (Accessed: 2023).

Harnum, A.A.S. (2019) Tinjauan Hukum islam tentang menyemir rambut Terhadap Pelanggan
Laki-Laki (Studi Pada pangkas rambut deva sukarame Bandar Lampung), TINJAUAN
HUKUM ISLAM TENTANG MENYEMIR RAMBUT TERHADAP PELANGGAN LAKI-
LAKI (Studi Pada Pangkas Rambut Deva Sukarame Bandar Lampung) - Raden Intan
Repository. Available at: http://repository.radenintan.ac.id/6743/ (Accessed: 2023).

Karomi, A. and Syaifullah (2022) Menyemir Rambut, Bagaimana Hukumnya?, NU Online


Jatim. Available at: https://jatim.nu.or.id/keislaman/menyemir-rambut-bagaimana-
hukumnya-nTGqg (Accessed: 2023).

Muzayyin, M (2019). Kontes Ratu Kecantikan Dalam Perspektif Hukum Islam. Al-tsaman:
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam, 1(1), pp.89-96. (Accessed: 2023).

Ningsih, D.L. (2023) Hukum Orang Bertato menurut Buya Yahya: Tidak Wajib Dihilangkan,
tapi, viva.co.id. Available at: https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-
intim/1627658-hukum-orang-bertato-menurut-buya-yahya-tidak-wajib-dihilangkan-tapi
(Accessed: 2023).

Redaksi (2019) Ini Makna Kecantikan Diri Luar Dan Dalam - Universitas riau, Universitas
Riau - Universitas Riau. Available at: https://unri.ac.id/en/ini-makna-kecantikan-diri-
luar-dan-dalam/ (Accessed: 2023).

Setiawan, A. (2016) Analisa hadits Tentang Menyemir rambut (skripsi), eprint UIN Raden
Fatah Palembang. Available at: http://eprints.radenfatah.ac.id/312/ (Accessed: 2023).

Anda mungkin juga menyukai