Oleh :
HERIANI HERMAN
NIM. 16.2200.043
2022
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SULAM BEDAK PADA KAUM
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makhluk ciptaan Allah yang lain. Kesempurnaanfisik menjadi yang paling utama
untuk diperhitungkan.Karena cantik adalah impian semua wanita,wanita akan lebih
percaya diri apabila memiliki kecantikan wajah danbentuk tubuh yang ideal seperti
orang korea yang memiliki tubuh langsing, hidung mancung, gigi rata dan putih, kulit
perawatan pada wajah kepada dokter kecantikan atau pergi ke salon kecantikan untuk
hal ini memang benar bahwa wanita diciptakan dalam bentuk yang sedemikian rupa
merupakan kecantikan yang nampak dari luar, bisa mencakup kecantikan parasnya,
bibir merah merona, namun setiap wanita pasti juga ingin menyempurnakan
berbagaiperawatan untuk wajah seperti sulam bedaksupaya bisa terlihat lebih cantik
dan indah.
1
2
Metode baru seperti sulam bedak pada wanita lebih disukai karena sangat
praktis, cepat dan hasilnya memuaskan.Yang menjadi problematika saat ini adalah
praktik jasa sulam bedakdi salon kecantikan masih sangat mudah dijumpai di wilayah
bedak . Adapun nama-nama salon kecantikan yang ada di kecamatan watang sawitto,
diantaranya salon Arta, salon JJ, Salon Js, Salon Anna, Salon Lay-Lah, Celly Salon
dan Salon Gayatri. Diantara nama-nama salon tersebut ada sebagian salon yang
Salon yang tidak membuka jasa sulam bedak, mereka hanya membuka jasa
tata rias saja. Semua salon pelanggannya rata-rata ada sekitar 20 orang
yangbervariasi.
dosa besar adalah menyambung rambut wanita, ingin menyambung adalah dosa
3
besar, membuat tahi lalat dan ingin dibuatkan tahi lalat, memperindah gigi, ingin
diperbolehkan mereka berhias dengan sesuatu yang diharamkan bagi laki-laki, seperti
memakai sutera dan perhiasan emas. Tetapi Islam mengharamkan sebagian bentuk
perhiasan yang sudah menyimpang dari fitrah dan mengubah ciptaan Allah, yakni
Terjemahnya:
“......dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-
benar mereka mengubahnya....” (An-Nisa’:119)2
Hukum Islam sejauh mana larangan terhadap penggunaan sulam bedak yang
1
Ibnu Qayyim Al-Jauzziyah, Panduan Hukum Islam, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2000),hlm.
909.
2
Departemen Agama RI, Mushaf dan Terjemah, (Sukoharjo: Madina Qur’an , 2016), hlm. 97.
4
bentuk dengan menggunakan jasa sulam bedak karena menyerupai,namun hingga saat
ini mengapa masih banyak muslimah yang membuka jasa dan memakai jasa tanam
bulu mata tersebut. Karena terdapat perbedaan hukum antara konsep yang diteorikan
dalam Islam dengan kenyataan yang ada di lapangan, permasalahan ini tentu harus
Dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang hasilnya nanti akan dijadikan sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi
yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sulam Bedak Pada Kaum
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok masalah dalam penelitian adalah
bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sulam Bedak Pada Kaum Wanita di
Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang. Pokok Masalah itu akan dirinci
Watang Sawitto?
C. Tujuan Penelitian
5
Pada dasarnya segala hal yang dilakukan mempunyai tujuan tersendiri yang ingin
dicapai, begitupun dengan penelitian ini. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka
D. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melakukan penelitian ini maka perlu kiranya untuk melakukan kajian
yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini, penulisan
mendapatkan beberapa penelitian sebagai berikut:
Terhadap Jasa Tanam Bulu Mata Perspektif Sosiologi Hukum Islam( Studi Kasus di
Salon Polanharjo Klaten Tahun 2020), dalam skripsinya tersebut dinyatakan bahwa
pada pelaksanaanya belum cukup efektif, karena masih ditemukan adanya bahwa
faktor pemahaman muslimah terhadap tanam bulu mata di salon Polanharjo yaitu:
faktor pengetahuan, faktor ekonomi, faktor sosial atau lingkungan dan faktor
efektivitas hukum yaitu faktor sarana atau fasilitaspendukung, faktor masyarakat, dan
faktor kebudayaan.Di lihat dari hukum Islam praktik jasa tanam bulu mata tidak
bulu mata asli, maka dari itu jasa tanam bulu mata sebaiknya dihindari oleh
muslimah. Skripsi ini mempunyai kesamaan dalam penelitian penulis yakni sama-
yaitu dimana penelitian oleh penulis berfokus pada penegakan hukum islam
6
7
Skripsi karya Sindi Yuliana Yuliana dengan judulnya “Praktik Jasa Sulam
Alis Menurut Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Salon Kecantikan Evi Beauty
Galery Bandar Lampung) dalam skripsinya tersebut tata cara sulam alis yang
dilakukan di Salon Kecantikan Evi Beauty Galery Bandar Lampung tidak sejalan
dengan aturan dalam Islam karena dapat dikategorikan merubah ciptaan Allah
dengan tato. Dasar qiyas tato, cabangnya adalah sulam alis, dan illatnya mencari
bertentangan dengan aturan agama Islam maka status upah yang diterima itupun
haram sesuai dengan kaidah fikih "apa yang haram menggunakannya, maka haram
yakni sama-sama mengkaji tentang merubah bentuk asli wajah dan dilarang
dilakukan calon penelitian yang berfokus pada sulam alis dan penelitian satunya
Upah Sulam Bibir dan Alis (Tela’ah atas Temuan Penelitian Siti Nur Kholilah) dalam
skripsinya tersebut menympulkan bahwa sulam bibir dengan alis hukumnya haram
karna kedua alasan. Pertama, sulam bibir dan alis merupakan perbuatan berhias
secara brlebihan sehingga perbuatan ini dibenci ALLAH. Sebagai firman ALLAH
8
Terjemahnya:
“Hai anak adam pakailah pakaianmu dengan indah disetiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
ALLAH tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”3.
Skiripsi ini mempunyai kesamaan dala penelitian penulis yakni sama-sama
meneliti tentang tinjauan hukum islam. Perbedaan penelitian yang dilakukan calon
peneliti yakni dilakukan disemua salon kecantikan di kec. Watang sawitto, sedangkan
B. Tinjauan Teori
1. Teori Maslah
1. Pengertian Mashlahah
Mashlahah berasal dari bahasa Arab dari kata al-Salah yang berarti kebaikan
dan manfaat (guna). Kata al-maslahah adalah berbentuk mufrad (tunggal) dari kata
al-mashalih. Pengarang Kamus Lisan Al-‘Arab menjelaskan dua arti, yaitu al-
maslahah yang berarti al-shalah dan al-mashlahah yang berarti bentuk tunggal dari
al-mashalih. Semuanya mengandung arti adanya manfaat baik secara asal maupun
melalui suatu proses, seperti menghasilkan kenikmatan dan faedah, atau menjauhi
kemudharatan. 4Kata mashlahah telah menjadi kosa kata bahasa Indonesia, dimana
kata mashlahah menjadi maslahat yang diartikan dengan sesuatu yang mendatangkan
3
4
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih(Cet. I, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), h. 117.
9
Maslahah dalam pengertian syar’i ialah meraih manfaat dan menolak kemudaratan
Mashlahah telah disebutkan secara tak langsung di dalam Al-Qur’an, Q.S Az-
Zumar/39 : 18 :
SWT menetapkan berbagai ketentuan syari’at dengan tujuan memelihara lima unsur
pokok manusia (al-dururiyyat al-khams). Kelima unsur itu ialah, memelihara agama,
mereka. Kelima unsur pokok tersebut disebut juga dengan tujuan-tujuan syara’ (al-
5
Muhammad Ali Rusdi, Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum Islam,
Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Vol. 15, No. 2, 2017, h. 152.
6
Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Dharma Art, 2015), h. 458.
7
Muksana Pasaribu, Maslahat Dan Perkembangannya Sebagai Dasar Penetapan Hukum Islam,
Jurnal Justitia, Vol. I, No. 04, 2014, h. 353.
10
(lima dasar).8
membaginya menjadi tiga kategori dan tingkat kekuatan, yaitu: Al-mashlahah al-
yaitu:
tidak punya arti apa-apa apabila satu saja dan prinsip yang lima itu tidak
ada.
yang lima (dharuri), tetapi secara tidak langsung menuju ke arah sana
hidup manusia.10
dengan cara meraih dan menetapkan hal-hal yang pantas dan layak dari
8
Amany Lubis, Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam (Cet. II, Jakarta: Pustaka
Cendikiawan Muda, 2018), h. 9.
9
Amany Lubis, Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam, h. 10.
10
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 (Cet. VI, Jakarta: Kencana, 2011), h. 349.
11
Kemaslahatan umum itu tidak berarti untuk kepentingan semua orang tapi
11
Amany Lubis, Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam, h. 12.
12
Muksana Pasaribu, Maslahat Dan Perkembangannya Sebagai Dasar Penetapan Hukum Islam,
Jurnal Justitia, Vol. I, No. 04, 2014, h. 356.
12
syara’. Maksudnya ada dalil khusus yang menjadikan dasar bentuk dan
didukung syara’, dan tidak pula dibatalkan/ditolak syara’ melalui dalil yang
rinci.
dilakukan dalam proses ijtihad yang lebih banyak menekankan pada aspek
hukum. Namun setiap mashlahat yang bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, atau
Ijmâ‘ bisa menjadi batal dan harus dibuang jauh-jauh. Alasannya adalah untuk
tersebut hendaknya tidak bertentangan dengan ketentuan yang lebih kuat, dapat
diterima oleh akal sehat, berlaku umum dalam urusan muamalah, dan disepakati oleh
kebanyakan. Dengan kata lain, jika tidak memenuhi empat ketentuan tadi maka
13
Abdul Hamid, Aplikasi Teori Mashlahah (Maslahat) Najm Al-Dîn Al-Thûfî Dalam
Penyelesaian Sengketa Perjanjian Bisnis Di Bank Syariah, Al-‘Adalah, Vol. XII, No. 4, Desember
2015, h. 730.
13
Ra’i atau imam yang dimaksud di sini adalah setiap person yang mendapatkan
bawahan.
rasa aman bagi mereka, serta keadilan dan kejujuran. Hal ini menggambarkan batas-
batas hukum Islam bagi para pemimpin, semua yang keputusannya dibatasi oleh
maslahat, sehingga apa yang termasuk keuntungan dan maslahat harus dilakukan, dan
mereka jauh lebih baik ketika mengoptimalkan seluruh opsi yang paling bermanfaat
bagi warganya, dan senantiasa menjauhi hal-hal yang membawa kemudharatan bagi
mereka. 14
terhadap kematian saja. Demikian menurut pendapat yang sahih., disebut dalam
14
Muhammad Ali Rusdi Bedong, Maslahat dan Kaidahnya (Parepare: IAIN Parepare
Nusantara Press, 2020), h. 70.
14
keadaan darurat kalau seseorang yakin bahwa nyawanya nyaris terancam melayang
kalau sampai ia tidak mau memakan sesuatu yang haram. Ada yang berpendapat,
tidak harus. Seseorang yang takut akan terjadi resiko pada dirinya saja sudah bisa
darurat. Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama, bahwa jika seseorang
mengalami rasa lapar yang cukup lama dan terus menerus ia boleh memakan bangkai
sampai kenyang. Hukum ini berlaku bagi makanan-makanan lainnya yang dilarang.
kenyang. 15
Artinya:
Maksud dari kaidah ini adalah kemudharatan, bahaya, atau kerusakan tidak
bisa dihilangkan dengan melakukan bahaya, kerusakan yang sepadan, misalnya ada
seseorang yang meminjam uang, ketika dilakukan penagihan dia tidak ingin melunasi
15
Muhammad Ali Rusdi Bedong, Maslahat dan Kaidahnya (Parepare: IAIN Parepare
Nusantara Press, 2020), h. 77.
15
didahulukan untuk dicegah dari kemudaratan yang bersifat khusus, contohnya bila
ada wabah penyakit yang melanda sebuah daerah, maka semua aktivitas sehari-hari
harus dihentikan demi menekan angka penularan yang lebih besar, meskipun ada
karena bila kerusakan hilang maka yang akan muncul adalah kemaslahatan, sehingga
bila seseorang dihadapkan pada pilihan apakah masuk sekolah ketika sakit untuk
memperoleh ilmu, tetapi dapat berbahaya bagi kesehatan atau jiwanya, maka mangkir
masuk sekolah harus didahulukan sampai keadaannya sehat. Tetapi ada pengecualian
makanan selain bangkai maka dibolehkan untuk memakan seadanya apabila ia tidak
Memakan bangkai adalah dilarang tapi kepentingan manusia dalam hal ini
Artinya:
kedaruratannya.
Maksud dari kaidah ini, tidak bolehnya mengambil kesempatan terhadap hal-
hal yang dianggap darurat, pembolehan makan sesuatu yang diharamkan karena
darurat secukupnya saja untuk dapat bertahan hidup, tidak boleh menggunakan
ب أ َ ْخ ِف ِه َما
ِ ارتِكَا
ْ ِض َر ًرا ب َ ِى أ َ ْع
َ ظ َم ُه َما َ َان ُر ْوع
ِ سدَت َ إِذَا تَعَا َر
ْ ض
َ َت َمف
Artinya:
Apabila bertemu dua mafsadat maka perhatikan mana yang lebih besar
Adapun maksud dari kaidah ini yaitu apabila suatu perbuatan secara bersamaan
mengandung dua mafsadat atau lebih, maka harus diseleksi mana di antara mafsadat
tersebut yang lebih kecil atau lebih ringan.Setelah diketahui, maka mudharatnya yang
16
Muhammad Ali Rusdi Bedong, Maslahat dan Kaidahnya (Parepare: IAIN Parepare
Nusantara Press, 2020), h. 80.
17
lebih besar atau lebih berat harus ditinggalkan kemudian mengerjakan yang lebih
ringan mudharatnya.
Kebutuhan itu menduduki kedudukan darurat, baik hajat umum (semua orang)
h) Meninggalkan darurat
Terjemahnya:
Kehujjaan kias sudah tidak diperdebatkan lagi akan tetapi kias boleh ditinggalkan bila
dalam keadaan darurat sebagaimana kaidah yang menjelaskan ترك القياس في موضع الحرج
bertentangan antara satu sama lain. Maka dari itu, hukum harus bisa
KBBI adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, patokan atau kaidah tentang
18
peristiwa alam tertentu, keputusan atau pertimbangan yang ditetapkan oleh hakim
oleh Dr. O. Notohamidjojo, SH Hukum ialah keseluruhan peraturan yang tertulis dan
tidak tertulis yang biasanya beersifat memaksa untuk kelakuan manusia dalam
masyarakat negara serta antara negara yang berorientasi pada dua asas, yaitu keadilan
pengertian hukum dapat dilihat dari delapan arti, yaitu hukum dalam arti penguasa,
hukum dalam arti parapetugas, hukum dalam arti sikap tindakan, hukum dalam arti
sistem kaidah, hukum dalam arti jalinan nilai, hukum dalam arti tata hukum, hukum
Berbagai definisi yang telah di kemukakan dan di tulis oleh para ahli hukum,
yang pada dasarnya memberikan suatu batasan yang hampir bersamaan, yaitu bahwa
hukum itu memuat peraturan tingkah laku manusia5. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia Perlindungan berasal dari kata lindung yang memiliki arti mengayomi,
berarti mengayomi sesuatu dari hal-hal yang berbahaya, sesuatu itu bisa saja berupa
kepentingan maupun benda atau barang. Selain itu perlindungan juga mengandung
makna pengayoman yang diberikan oleh seseorang terhadap orang yang lebih
upaya yang di lakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah,
kesehjahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada sebagaimana di atur
Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi
kepentingannya tersebut.
yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan
perlindungan hukum tersebut akan melahirkan pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia dalam wujudnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wadah
kesejahteraan bersama.
perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu negara memiliki dua sifat, yaitu
peraturan.
hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah
masa kerja.” Sehingga pengertian hukum ketenagakerjaan lebih luas dari hukum
peburuhan yang dirumuskan sebagai hubungan hukum antara buruh dengan majikan
pengusaha/majikan.
23
3. Adanya orang bekerja pada dan di bawah orang lain, dengan mendapat
konsekuensinya.
para tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan dimana tenaga kerja tersebut harus
tunduk pada perintah-perintah kerja yang diadakan oleh pengusaha (majikan) yang
bertanggung jawab atas lingkungan perusahaannya yang mana tenaga kerja itu akan
memperoleh upaya dan jaminan hidup lainnya yang wajar.13 Dalam Pasal 1 angka 2
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”
terintimidasi oleh majikan dan seolah-olah sebutan bagi pekerja kasar, adanya
perubahan istilah ini dpat merubah persepsi yang bertujuan adanya kesetaraan atau
posisi yang seimbang antara pengusaha dan buruh dalam memperoleh hak dan
kewajibannya karena selama ini tenaga kerja berada di posisi yang jauh di bawah
dapat di timbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat kerja lainnya atau oleh
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Sehingga dari
pengertian inidapat diketahui adanya pihak yang memberikan upah atau imbalan
syarat-syarat kerja, upah yang memuaskan serta kesempatan kerja kerja yang cukup
memadai bagi tenaga kerja pada umumnya.16 Ketenagakerjaan sangat erat dengan
unsur campur tangan pemerintah dalam memberikan hak-hak dan kewajiban bagi
pekerja dalam perlindungi keselamatan, kesehatan, upah yang layak dan sebagainya.
karena telah kita ketahui bahwa pihak yang kuat akan selalu ingin menguasai pihak
yang lemah Tanpa melupakan kewajiban dan hak pengusaha dalam kelangsungan
mengatur tentang ketenagakerjaan dan adanya pemberian sanksi tegas bagi pelanggar.
yang mengatur mengenai hubungan kerja antara orang perorangan (Perjanjian Kerja,
C. Tinjauan Konseptual
1. Konsep Maslahah
a. Pengertian Mashlahah
Kata mashlahah telah menjadi kosa kata bahasa Indonesia, dimana kata
Maslahah dalam pengertian syar’i ialah meraih manfaat dan menolak kemudaratan
Macam-Macam Mashlahah
SWT menetapkan berbagai ketentuan syari’at dengan tujuan memelihara lima unsur
pokok manusia (al-dururiyyat al-khams). Kelima unsur itu ialah, memelihara agama,
mereka. Kelima unsur pokok tersebut disebut juga dengan tujuan-tujuan syara’ (al-
(lima dasar).19
dilakukan dalam proses ijtihad yang lebih banyak menekankan pada aspek
17
Muhammad Ali Rusdi, Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum Islam,
Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Vol. 15, No. 2, 2017, h. 152.
18
Muksana Pasaribu, Maslahat Dan Perkembangannya Sebagai Dasar Penetapan Hukum
Islam, Jurnal Justitia, Vol. I, No. 04, 2014, h. 353.
19
Amany Lubis, Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam (Cet. II, Jakarta: Pustaka
Cendikiawan Muda, 2018), h. 9.
27
hukum. Namun setiap mashlahat yang bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, atau
Ijmâ‘ bisa menjadi batal dan harus dibuang jauh-jauh. Alasannya adalah untuk
tersebut hendaknya tidak bertentangan dengan ketentuan yang lebih kuat, dapat
diterima oleh akal sehat, berlaku umum dalam urusan muamalah, dan disepakati oleh
kebanyakan. Dengan kata lain, jika tidak memenuhi empat ketentuan tadi maka
bertentangan antara satu sama lain. Maka dari itu, hukum harus bisa
KBBI adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, patokan atau kaidah tentang
peristiwa alam tertentu, keputusan atau pertimbangan yang ditetapkan oleh hakim
Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi
20
Abdul Hamid, Aplikasi Teori Mashlahah (Maslahat) Najm Al-Dîn Al-Thûfî Dalam
Penyelesaian Sengketa Perjanjian Bisnis Di Bank Syariah, Al-‘Adalah, Vol. XII, No. 4, Desember
2015, h. 730.
28
kepentingannya tersebut.
yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan
perlindungan hukum tersebut akan melahirkan pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia dalam wujudnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam wadah
kesejahteraan bersama.
perlindungan hukum yang diberikan oleh suatu negara memiliki dua sifat, yaitu
peraturan.
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah
masa kerja.” Sehingga pengertian hukum ketenagakerjaan lebih luas dari hukum
peburuhan yang dirumuskan sebagai hubungan hukum antara buruh dengan majikan
para tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan dimana tenaga kerja tersebut harus
tunduk pada perintah-perintah kerja yang diadakan oleh pengusaha (majikan) yang
bertanggung jawab atas lingkungan perusahaannya yang mana tenaga kerja itu akan
memperoleh upaya dan jaminan hidup lainnya yang wajar.13 Dalam Pasal 1 angka 2
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”
21
Soehatman Ramli, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan, Kerja, (Jakarta : Dian
Rakyat, 2010), h. 14
31
terintimidasi oleh majikan dan seolah-olah sebutan bagi pekerja kasar, adanya
perubahan istilah ini dpat merubah persepsi yang bertujuan adanya kesetaraan atau
posisi yang seimbang antara pengusaha dan buruh dalam memperoleh hak dan
kewajibannya karena selama ini tenaga kerja berada di posisi yang jauh di bawah
pengusaha.
D. Kerangka Pikir
yang didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara variabel yang satu dengan
Al- Dharuriyyah
Hukum islam
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang langsung berhubungan dengan objek peneleitian yang diteliti yaitu
jual beli kosmetik tanpa nomor register dalam perspektif hukum islam. Penelitian
kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang
analisis isi, dan pengumpulan data lainnya untuk menyajikan respon-respon dan
perilaku subjek.22
22
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik
(Yogyakarta : Calpulis, 2015 ), h. 9.
33
34
C. Fokus Penelitian
Pada skripsi yang akan diteliti oleh penulis, akan berfokus pada Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Sulam Bedak Pada Kaum Wanita di Kecamatan Watang
disampaikan wujud data apa yang akan diperlukan. 23 Data yang digunakan adalah
Data primer adalah data yang diambil langsung dari narasumber yang ada
dilapangan dengan tujuan agar penelitian ini memperoleh informasi yang lebih jelas.
Data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk.
Biasanya data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah
mendapatkan data dari pemilik wisata dan wisatawan, buku-buku literatur, internet,
jurnal, skripsi yang terkait serta data lainnya yang dapat membuat ketersediaan data
23
Nur Asnawi dan Mansyhuri, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran (Malang : UIN
Malang, 2009), h. 15
24
Mochar Daniel, Metodologi Penelitian Sosaial Ekonomi, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2002), h,
113
35
yang relevan dengan tema penelitian ini. Data sekunder adalah sumber data penelitian
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Bila
dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada suatu
seminar diskusi dijalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan skunder. Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
1. Observasi ( Pengamatan )
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagi proses biologis dan psikologis. Dua diantarany yang terpenting adalah
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sedangkan
yang sedang diamati maka dalam observasenonparticipant peneliti tidak terlibat dan
akan lebih akurat apabila juga digunakan wawancara atau juga menggunakan
2. Wawancara
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
peneliti atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara untuk menggali data yang data bersumber dari
diteliti, sehingga penliti dapat memperoleh data yang lengkap dalam pengumpulan
25
Burhan Bungi, Analisis Data Penelitian Kualitatif ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2012), h.203
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D
Cetakan 14 (Bandung : alfabeta, 2012), h. 204
37
4. Studi Keputusan
informasi dari sumber dari berbagai sumber, seperti buku yang memuat berbagai
ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti, majalah, naskah, kisah sejarah
dan dokumen. Termasuk didalamnya adalah rekamanan berita dari radio, televisi dan
Ada beberapa uji keabsahan data dalam penelitian kulitatif yaitu sebagai
berikut:
1. Uji Kredibilitas
2. Pengujian Transferabiility
27
Muslim Salam, Metodologi Penelitian Sosial Kualitatif Menggugat Doktrin Kualitatif
(Makassar : Masagena Press, 2011), h. 115
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
Cetakan 14, h. 368
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
Cetakan 14, h..378
38
3. Pengujian Depandibility
4. Pengujian Konfirmability
melihat aspek-aspek objek penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pengimpulan
data kemudian dianalisa, yakni dengan menggambarkan dengan kata-kata dari hasil
memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. “Analisis data
data.31
30
Muslim Salam, Metodologi Penelitia Sosial Kualitatif Menggugat Doktrin Kualitatif, h.
117
31
Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Cet.
25 , Bandung : Alfabeta, 2017),h.336
32
Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D . h.
335
39
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deduktif, artinya data yang
diperoleh dilapangan secara uum kemudian diuraian dalam kata-kata yang penarikan
kesimpulannya bersifat khusus. Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam
analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan/verifikasi
kesimpulan.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah
data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan data
melalui redaksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
Data mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu
dipandang asing, tidak dikenal, belum meliki pola, justru itulah yang harus dijadikan
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasrkan apa yang telah dipahami tersebut.
Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks yang
40
naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan chart. Dalam
prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena fenomena sosial bersifat
kempleks, dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada saat memasuki lapangan
dan setelah berlangsung agak lama dilapangan akan mengalami perkembangan data.
Untuk itu peneliti harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi Kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang vailid dan
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masi bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada dilapangan.
41
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
B. Tinjauan Teori
1. Teori Maslahah
C. Kerangka Konseptual
1. Konsep Maslaha
D. Kerangka Pikir
C. Fokus Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
INSTRUMEN WAWANCARA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Buku:
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih(Cet. I, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), h.
117.
Muhammad Ali Rusdi, Maslahat Sebagai Metode Ijtihad Dan Tujuan Utama Hukum
Islam, Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Vol. 15, No. 2, 2017, h. 152.
Amany Lubis, Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam (Cet. II, Jakarta: Pustaka
Cendikiawan Muda, 2018), h. 9.
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 (Cet. VI, Jakarta: Kencana, 2011), h. 349.
Amany Lubis, Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam, h. 12. Abdul Hamid,
Aplikasi
Teori Mashlahah (Maslahat) Najm Al-Dîn Al-Thûfî Dalam Penyelesaian Sengketa
Perjanjian Bisnis Di Bank Syariah, Al-‘Adalah, Vol. XII, No. 4, Desember
2015, h. 730.
Muhammad Ali Rusdi Bedong, Maslahat dan Kaidahnya (Parepare: IAIN Parepare
Nusantara Press, 2020), h. 70.
Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik
(Yogyakarta : Calpulis, 2015 ), h. 9.
I
Nur Asnawi dan Mansyhuri, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran (Malang :
UIN Malang, 2009), h. 15
II