Anda di halaman 1dari 14

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Dalam menganalisa penelitian, data-data yang didapatkan berupa data


primer dan data sekunder. Adapun data yang telah didapatkan digunakan dalam
pembahasan adalah sebagai berikut :

4.1.1 Kinerja Distribusi

Table 4.1 Kinerja Distribusi


No Sistem Distribusi Satuan Nilai

1 Debit Aliran 180 liter/detik


2 Pipa Transmisi ᴓ 900 mm PVC
3 Kapasitas Produksi IPA 600 liter/detik
WTP
4 Volume Reservoir 4000 m³
5 Pompa Distribusi 210 liter/detik
Sumber : PDAM Tirta Musi, 2020

4.1.2 Peta Jaringan Distribusi Pipa


Peta Jaringan Distribusi Pipa didaerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1
Di bawah ini

Gambar 4.1 : Peta Jaringan Distribusi Pipa


Sumber : PDAM Tirta Musi, 2020

46
47

4.1.3 Spesifikasi Pipa


Spesifikasi pipa yang digunakan sesuai pada peta jaringan distibusi pipa
adalah sebagai berikut :

Table 4.1 Spesifikasi Pipa


Pipa Jenis Pipa Ukuran (D) Panjang (L)

A Pipa PVC ᴓ500 mm PVC 411 m

B Pipa PVC ᴓ400 mm PVC 778 m

C Pipa PVC ᴓ300 mm PVC 860 m

D Pipa PVC ᴓ200 mm PVC 1.110 m

E Pipa PVC ᴓ160 mm PVC 1.093 m


Sumber : PDAM Tirta Musi, 2020

4.2 Pembahasan

4.2.1 Mencari Luas Penampang


Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan
fluida dalam, dari suatu tempat ketempat lain. Dan untuk mencari luas penampang
A (Luas Tampang Aliran) menggunakan persamaan atau rumus sebagai berikut :
A= ¼ x π x D²
a. Pipa A
Dik : D 2 = 0,5 m
π=3,14
Dit : A₁ ?
Jawab :
Pipa A = ¼ x 3,14 x (0,5)² = 20 m²

Hasil Perhitungan luas penampang untuk titik B, C, D dan E dapat dilihat


pada Table 4.2 Luas Penampang Pipa Sebagai berikut :
48

Table 4.2 Luas Penampang Pipa


Pipa Diameter Pipa (m) Luas Penampang Pipa (m²)

A 0,5 0,20

B 0,4 0,13

C 0,3 0,07

D 0,2 0,03

E 0,16 0,02
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020

Dari hasil di atas dapat dinyatakan bahwa semakin besar diameter pipa,
maka semakin besar pula luas penampang yang dihasilkan. Luas penampang pipa
terbesar terdapat pada pipa A yaitu 0,20 m².

4.2.2 Debit Aliran


Debit aliran yang didapat langsung adalah 180 liter/detik sehingga menjadi
:
Q = 180 liter/detik
= 180 x 10− 3 m3/detik
= 0,18 m³/detik

4.2.3 Kecepatan Aliran


Untuk mencari kecepatan aliran digunakan data sebagai berikut :
Dik : Q = 0,18 m³/detik
A = 0,20 m²
B = 0,13 m²
C = 0,07 m²
D = 0,03 m²
E = 0,02 m²
Dit : V ?
Q
Jawab : V =
A
49

3 / detik
0,18 m
Pipa A = V=
0,20
= 0,9 meter/detik
Hasil dari perhitungan kecepatan aliran untuk titik B,C,D dan E dapat
dilihat pada Table 4.3 Kecepatan Aliran. Sebagai berikut :

Table 4.3 Kecepatan Aliran

PIP DIAMETER PIPA (m) m


KECEPATAN ALIRAN ( )
A det

A 0,5 0,9

B 0,4 1,3

C 0,3 2,5

D 0,2 6

E 0,16 9
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
Dari hasil di Table 4.3 Kecepatan Aliran dapat dinyatakan bahwa aliran
m
yang tercepat terdapat pada pipa E yaitu 9 . Disebabkan pipa E memiliki
det
diameter atau ukuran pipa yang lebih kecil, maka semakin cepat aliranya.

4.2.4 Angka Reynolds dan Koefisien Gesek


Untuk mencari kehilangan tenaga terlebih dahulu harus mengetahui
besaran angka Reynolds, sehingga untuk mencari angka Reynolds didapat data
berikut ini dengan persamaan rumus :
VxD
Re =
v
a. Pipa A
m
Dik : V₁ = 0,9
det
D = 0,5 m
49

V = 1,0 x 10− 6 m2 /det


Dit : Re?
Jawab :
50

0,9 m/det x 0,5 m


Pipa A = Re = =¿450.000 (Aliran Turbolen)
1,0 x 10⁻ ⁶m2 /det
Untuk hasil dari perhitungan Bilangan Reynolds titik B,C,D dan E dapat
dilihat di Table 4.4 Angka Reynolds dibawah ini :
Table 4.4 Angka Reynolds

Pipa m Diameter Pipa (m) Angka Reynolds


Kecepatan ( )
det

A 0,9 0,5 450.000

B 1,3 0,4 520.000

C 2,5 0,3 750.000

D 6 0,2 1.200.000

E 9 0,16 1.440.000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
Karena angka Reynolds lebih besar dari 4000 (Re > 4000), maka
alirannya adalah termasuk aliran turbulen. Dan untuk mencari Koefisien
Gesek maka dapat digunakan rumus Blasius :

0,316
f¿ 0,25

0,316
Pipa A = f1 = 0,25 = 0,068
450.000

Untuk hasil dari perhitungan koefisien gesekan pada pipa B,C,D dan E. Dapat
dilihat pada table 4.5 Koefisien Gesekan pada Pipa dibawah ini

Tabel 4.5 Koefisien Gesekan pada Pipa

Pipa Angka Reynolds Koefisien Gerakan Pipa (f)

A 450.000 0,068

B 520.000 0,066

C 750.000 0,060

D 1.200.000 0,0095
50

E 1.440.000 0,0091

Sumber : Hasil Perhitungan, 2020


51

Dilihat dari Table 4.5 Koefisien Gesekan pada Pipa diatas dapat
dinyatakan bahwa Bilangan Reynolds dapat mempengaruhi nilai koefisien gesek
pipa yang digunakan, karena semakin besar Bilangan Reynolds yang didapat maka
semakin kecil koefisien gesek yang dihasilkan oleh pipa tersebut dan sebaliknya
bila Bilangan Reynolds kecil maka koefisien gesek yang dihasilkan akan semakin
besar. Bilangan Reynolds yang paling dominan terdapat pada pipa E yaitu
1.440.000 dengan koefisien gesek 0,0091 dan Bilangan Reynolds terkecil terdapat
pada pipa A yaitu 450.000 dengan koefisien gesek sebesar 0,068.

4.2.5 Kehilangan Energi Akibat Gesekan

Dari angka Reynolds yang didapatkan menunjukan bahwa alirannya adalah


aliran turbulen, sehingga untuk mencari kehilangan energi pada aliran dapat
diselesaikan dengan rumus sebagai berikut :

L V2
ℎf =f x x
D 2xg

Jawab :

a. Pipa A
411 m
ℎf =0,068 x ¿ ¿Newton
0,5m

Untuk perhitungan kehilangan energi akibat gesekan untuk pipa B,C,D


dan E dapat dilihat di Table 4.6 Kehilangan Energi akibat Gesekan sebagai
berikut :
52

Table 4.6 Kehilangan Energi akibat Gesekan


Pipa Panjang Pipa Diameter Pipa Koefisien Kecepatan Kehilangan
(L) (m) Gesekan Pipa m Energi ( ℎf )
Aliran ( ¿
(f) det ⁡
A 411 0,5 0,068 0,9 2,30
B 778 0,4 0,066 1,3 11,05
C 860 0,3 0,060 2,5 54,79
D 1.110 0,2 0,0095 6 96,74
E 1.091 0,16 0,0091 9 256,17
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
Dari hasil tersebut didapatkan bahwa kehilangan energi dominan terjadi
pada titik E dimana hasilnya adalah 256,17 Newton. Jenis dan ukuran pipa yang
digunakan dapat mempengaruhi kehilangan energi pada pipa, dan dimana ukuran
pipa yang lebih besar dan lebih panjang maka kehilangan energi yang diakibatkan
energi gesekan semakin besar. Dan dapat untuk grafik kehilangan dapat dilihat di
Gambar 4.2 Grafik Kehilangan Enegi akibat Gesekan Pipa sebagai berikut :

Gambar 4.2 Grafik Kehilangan Enegi akibat Gesekan pipa


Sumber : Hasil Perhitungan, 2020
53

4.2.6 Kehilangan Energi akibat Perubahan Penampang


Untuk mencari kehilangan energi pada perubahan penampang
2
V2
menggunakan persamaan sebagai berikut : ℎe =0,44 x
2X G
Jawab :
a. Pipa A-B
ℎe =0,44 x ¿ ¿Newton
Untuk kehilangan energi akibat perubahan penampang untuk titik B-C, C-
D dan D-E dan E dapat dilihat pada Table 4.7 Kehilangan Tenaga akibat
Perumahan penampang sebagai berikut :
Table 4.7 Kehilangan Tenaga akibat Perubahan Penampang
Pipa Kecepatan Aliran ( Kehilangam Energi Kehilangan Energi akibat
m akibat Gesekan ( Perubahan Penampang
¿
det ℎf ¿
A m 2,30 Newton
0,9
det
B m 11,05 Newton 0,037 Newton
1,3
det
C m 54,79 Newton 0,14 Newton
2,5
det
D m 96,74 Newton 0,80 Newton
6
det
E m 256,17 Newton 1,81 Newton
9
det
Sumber : Hasil Perhitungan, 2020

Dari hasil perhitungan di atas dinyatakan bahwa kehilangan tenaga lebih


dominan terdapat pada pipa B meunju ke pipa E adalah sejauh 1,81 Newton.
Hilangnya energi pada pipa disebabkan oleh kejadian khusus seperti perubahan
penampang secara berangsur-angsur.
54

Gambar 4.3 Grafik Kehilangan Energi akibat Perubahan Penampang Pipa


Sumber : Hasil Perhitungan, 2021

4.2.7 Kehilangan Energi akibat Belokan Pipa


Untuk mencari kehilangan energi pada belokan pipa dapat menggunakan
persamaan atau rumus :
V2
Hb = kb
2x g
Table 4.8 Koefisien Kehilangan Energi pada Belokan
A 200 40 0 600 700 90 0
Kb 0,05 0,14 0,36 0,74 0,98
Sumber : Hidrolika II Bambang Triadmodjo, 1996

a. Pipa A
Dik : Kb ❑=90 0
m
V =0,9
det
m
g=9,81 2
det
Dit : hb ?
Jawab :
Pipa A = Hb❑=0,98 x ¿ ¿ Newton

Hasil perhitungan kehilangan energi akibat belokan untuk pipa B,C,D dan
E dapat dilihati pada Table 4.9 Kehilangan Energi akibat Belokan Pipa sebagai
berikut :
55

Table 4.9 Kehilangan Energi akibat Belokan Pipa


Pipa Sudut Kehilangan akibat Belokan
A 90
0
0,0404587 Newton
B 20
0
0,00430683 Newton
C 20
0
0,0159276 Newton
D 60
0
0,66055 Newton
20
0
0,0917431 Newton
E 90 0
4,04587 Newton
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021

Dari hasil perhitungan di table diatas dapat dinyatakan bahwa kehilangan


energi lebih dominan terdapat pada pipa E sebesar Hb = 4,04587 Newton. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut yang digunakan di pipa E adalah sudut 90 0, dan selain dari
pengaruh sudut pada pipa yang relatif tajam, kecepatan aliran pada pipa E juga
menjadi faktor kehilangan energi pada belokan. Kecepatan aliran pada pipa E
m
adalah karena pipa E memiliki ukuran pipa yang relatif lebih kecil. Hal ini
det
dapat disimpulkan bahwa semakin tajam belokan pada pipa dan semakin cepat
aliran fluidanya maka semakin besar pula kehilangan energi pada pipa yang
dihasilkan.

Gambar 4.4 Grafik Batang Kehilangan Energi akibat Belokan


Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
56

Gambar 4.5 Grafik Garis Kehilangan Energi akibat Belokan Pipa


Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
57

Table 4.10 Hasil Perhitungan Kehilangan Energi


Pip D (m) A (m2 ¿ m Re f Hf He Hb
V
a det
A 0,5 m 450.000 0,068 2,30 m 0,0404587 Newton
0,20 0,9
det
B 0,4 m 520.000 0,066 11,05 m 0,037 0,00430683 Newton
0,13 1,3
det m
C 0,3 m 750.000 0,060 54,79 m 0,14 m 0,0159276 Newton
0,07 2,5
det
D 0,2 m 1.200.000 0,0095 96,74 m 0,80 m 0,66 N dan 0,09 N
0,03 6
det
E 0,16 m 1.440.000 0,0091 256,17 m 1,81 m 4,04587 Newton
0,02 9
det
Sumber : Hasil Perhitungan. 2021

Anda mungkin juga menyukai