Anda di halaman 1dari 14

KEMANDIRIAN PADA USIA LANJUT

Received: 12th September 2019; Revised: 07th October 2019; Accepted: 24 th October 2019

Sintya Risfi ABSTRAK. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh usia


UIN Imam Bonjol Padang lanjut yang memiliki kemandirian dalam dirinya, yang mampu
Email: risficintya@gmail.com menjalani kehidupan sehari-hari dengan membangun kembali
kemandirian dalam dirinya, subjek dalam penelitian ini adalah
Hasneli usia lanjut yang memiliki kemandirian. Tujuan dari penelitian
UIN Imam Bonjol Padang ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran kemandirian
Email: HasneliM17@gmail.com pada usia lanjut dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi kemandirian pada usia lanjut R.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan model studi kasus. Subjek
penelitian terdiri dari 1 orang subjek primer dan 2 orang subjek
sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisi data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Miles &
Huberman.
Hasil penelitian terlihat dari gambaran kemandirian
pada usia lanjut, dimana kemandirian emosional dapat dilihat
bahwa dalam melakukan kegiatan sehari-hari subjek tidak
mengeluh kepada orang lain mengenai kegiatan yang
dilakukannya. Ketika subjek merasa sedih dan merasakan
kekecewaan, ia tidak menceritakannya kepada orang lain,
subjek hanya menceritakannya kepada keluarganya saja,
kemandirian tingkah laku dapat dilihat bahwa dalam
mengambil suatu keputusan subjek mempertimbangkan terlebih
dahulu apa yang akan dilakukannya, apakah keputusan diambil
baik atau tidak bagi dirinya. Ketika membuat keputusan subjek
tidak pernah ragu dengan keputusan yang dibuatnya, seperti
dalam mengambil keputusan kalau subjek akan tetap bekerja
atau berjualan di pasar walaupun anak-anaknya sudah
melarang, karena bagi subjek berjualan dengan mengikuti
banyak kegiatan bisa membuat ia merasa bahagia, kemandirian
nilai dapat dilihat bahwa dalam memecahkan suatu masalah
yang dihadapi, subjek tidak langsung menyelesaikannya
sendiri, tetapi subjek mufakat terlebih dahulu dengan suami dan
anaknya bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut.
Subjek memiliki harapan untuk berhasil, dengan cara
menerapka keyakinan bahwa ia akan berhasil dengan cara
selalu berusaha.

Kata Kunci: Kemandirian, Usia Lanjut

PENDAHULUAN hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik


Manusia adalah makhluk hidup yang dalam kemampuan fisik, maupun psikologis.
mengalami pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan manusia
yang kompleks. Semenjak pembuahan dimulai dari periode pranatal, masa bayi,

152
153 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

masa kanak-kanak, masa remaja, masa dan meningkatkan agar selama mungkin
dewasa, dan usia lanjut. Pada rentang bisa hidup secara produktif sesuai
kehidupan manusia, ada satu periode yang kemampuannya (Wulandari, 2014: 144).
disebut usia tua atau usia lanjut. Perkembangan kemandirian merupakan
Usia tua adalah periode penutup dalam masalah penting sepanjang rentang
rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode kehidupan manusia. Perkembangan
di mana seseorang telah beranjak jauh dari kemandirian sangat dipengaruhi oleh
periode terdahulu yang lebih menyenangkan, perubahan-perubahan fisik, yang pada
atau beranjak dari waktu yang penuh gilirannya dapat memicu terjadinya
manfaat.Tahap terakhir dalam rentang perubahan emosional, perubahan kognitif
kehidupan dibagi menjadi usia lanjut dini, yang memberikan pemikiran logis tentang
yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan cara berfikir yang mendasari tingkah laku.
usia lanjut tua yang mulai pada usia 70 Kemandirian menuntut suatu kesiapan
sampai pada akhir kehidupan seseorang. individu, baik kesiapan fisik maupun
Menurut standar beberapa kamus yang emosional untuk mengatur, mengurus dan
berarti makin lanjut seseorang dalam melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya
periode hidupnya maka telah hilang sendiri tanpa banyak menggantungkan diri
kejayaan pada masa mudanya (Hurlock, pada orang lain (Desmita, 2010: 184).
2002: 380). Mandiri mengandung makna bahwa
Menurut Papalia, 2008: 845 penuaan dalam menjalani hajat hidup sehari-hari
merujuk kepada tiga kelompok usia lanjut tidak tergantung kepada orang lain. Bagi
yaitu, usia lanjut muda (young old), usia usia lanjut kemampuan untuk tetap mandiri
lanjut tua (old old), dan usia lanjut tertua adalah sesuatu yang didambakan. Kiranya
(oldest old). Secara kronologis, young old tidak seorang tuapun yang tidak
secara umum berkisar antara usia 65 sampai menginginkan mandiri (Suardiman, 2011:
74 tahun, yang biasanya aktif, vital, dan 192). Kemandirian emosional adalah aspek
bugar. Old-old berusia antara 75 sampai 84 kemandirian yang menyatakan perubahan
tahun, dan olddest old berusia 85 tahun ke kedekatan hubungan emosional antar
atas, berkecenderungan lebih besar lemah individu, kemandirian tingkah laku adalah
dan tidak bugar serta memiliki kesulitan suatu kemampuan untuk membuat
dalam mengelola aktivitas keseharian. keputusan-keputusan tanpa tergantung pada
Usia lanjut memiliki kekuatan yang orang lain dan melakukakannya secara
jauh berkurang dari yang pernah mereka bertanggung jawab, dan kemandirian nilai
miliki dan lebih terbatas kemampuannya adalah kemampuan memaknai seperangkat
dalam aktivitas yang mensyaratkan daya prinsip tentang benar dan salah, serta
tahan atau kemampuan membawa beban tentang apa yang penting dan apa yang tidak
berat. Orang dewasa biasanya kehilangan penting (Hosnan, 2016: 186).
sekitar 10 sampai 20 persen kekuatan Berdasarkan dari hasil obseravasi dan
mereka ketika mencapai usia 70 tahun, wawancara yang penulis peroleh, terlihat
terutama pada otot tubuh bagian bawah. bahwa dalam menjalankan kehidupan
Kekuatan berjalan menurun lebih konsisten sehari-harinya R dapat mengatur
sejalan dengan bertambahnya usia, terutama kemandirian emosionalnya dengan baik, R
di kalangan perempuan (Papalia, 2008: 862). memiliki kesabaran di dalam dirinya, R
Kemandirian adalah kebebasan untuk tidak pernah mengeluh dengan apapun yang
bertindak, tidak tergantung pada orang lain menimpa dirinya, dalam kemandirian
dan bebas mengatur diri sendiri atau tingkah laku, setiap yang dilakukannya R
aktivitas seseorang baik individu maupun selalu memikirkan terlebih dahulu apakah
kelompok dari berbagai kesehatan atau yang dilakukannya itu baik atau tidak baik
penyakit. Kesehatan lansia perlu mendapat bagi dirinya, dalam kemandirian nilai ketika
perhatian khusus dengan tetap memelihara R akan memecahkan sesuatu R tidak
154 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

langsung menyelesaikannya sendiri, tetapi R Menurut Lindgren (dalam


menyelesaikannya sesuai dengan ketetapan Suardiman, 2011: 193) juga
yang sudah ada. menyatakan bahwa individu yang
Keinginan untuk mandiri di dalam diri mandiri adalah individu yang
R di dorong oleh keinginannya untuk memiliki keteguhan hati tentang
memperoleh kepuasaan batin, R ingin siapakah dia dan siapa yang
menunjukkan bahwa dirinya masih bisa bertanggung jawab atas perilakunya
berprestasi, mampu mencari uang sendiri, sendiri. Kemandirian berkembang
dan masih sanggup melakukan hal-hal yang dari ketergantungan yang besar
tidak mungkin lagi bisa dilakukan oleh terhadap orang lain menuju kepada
kebanyakan usia lanjut di sekelilingnya, hal semakin besarnya ketergantungan
ini dapat menimbulkan perasaan bahwa terhadap dirinya sendiri.
dirinya berguna dan menimbulkan rasa Menurut Desmita (2016: 185),
percaya diri dalam dirinya untuk melakukan kemandirian adalah suatu kondisi
banyak kegiatan lainnya. dimana seseorang memiliki hasrat
Berdasarkan fenomena dan wawancara bersaing untuk maju demi kebaikan
yang penulis lakukan di atas, maka penulis dirinya sendiri dan mampu
memberikan judul penelitian ini, mengambil keputusan dan inisiatif
“Kemandirian pada Usia Lanjut (Studi untuk mengatasi masalah yang
Kasus di Dusun Koto Malintang Jorong dihadapi.
Baso Kenagarian Tabek Panjang Kabupaten Berdasarkan pemaparan di atas
Agam)”. dapat dipahami bahwa kemandirian
adalah kemampuan individu
TINJAUAN TEORI mengendalikan dan mengatur pikiran,
A. Kemandirian serta perasaan untuk mengambil
1. Pengertian Kemandirian inisiatif dalam mengatasi masalah,
Kemandirian atau autonomy dan kemampuan untuk memperoleh
adalah kebebasan individu untuk kepuasan dari usaha sendiri tanpa
memilih, untuk menjadi kesatuan bantuan dari orang lain.
yang bisa memerintah, menguasai 2. Aspek-aspek Kemandirian
dan menentukan dirinya sendiri. Menurut Hosnan (2016: 186),
Kemandirian merupakan kemampuan aspek-aspek kemandirian ada tiga,
untuk mengendalikan dan mengatur yaitu:
pikiran, perasaan dan tindakan a. Kemandirian emosional, yakni
sendiri secara bebas serta berusaha aspek kemandirian yang
sendiri untuk mengatasi perasaan- menyatakan perubahan
perasaan malu dan keragu-raguan kedekatan hubungan emosional
(Chaplin, 2005: 48). antar individu.
Mandiri mengandung makna b. Kemandirian tingkah laku, yakni
bahwa dalam menjalani hajat hidup suatu kemampuan untuk
sehari-hari tidak tergantung kepada membuat keputusan-keputusan
orang lain. Kemandirian merupakan tanpa tergantung pada orang lain
kemampuan untuk mengambil dan melakukakannya secara
inisiatif, kemampuan mengatasi bertanggung jawab.
masalah, dan kemampuan untuk c. Kemandirian nilai, yakni
memperoleh kepuasan dari usaha kemampuan memaknai
sendiri serta keinginan untuk seperangkat prinsip tentang
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan benar dan salah, serta tentang
dari orang lain (Suardiman, 2011: apa yang penting dan apa yang
193). tidak penting.
155 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

Sementara itu, Steinberg sedang membutuhkan


(dalam Desmita, 2010: 186), juga bantuan.
membagi aspek-aspek kemandirian 2) Tidak lagi memandang
menjadi 3 bentuk, yaitu: keluarganya sebagai orang
a. Kemandirian emosional, yakni yang mengetahui segala-
aspek kemandirian yang galanya atau menguasai
menyatakan perubahan segala-galanya.
kedekatan hubungan emosional 3) Seringkali mempunyai energi
antar individu. emosional yang besar dalam
b. Kemandirian tingkah laku, rangka menyelesaikan
yakni suatu kemampuan untuk hubungan-hubungan di luar
membuat keputusan-keputusan keluarganya, dan dalam
tanpa tergantung pada orang kenyataannya individu
lain dan melakukakannya secara merasa lebih dekat dengan
bertanggung jawab. teman-temannya daripada
d. Kemandirian nilai, yakni keluarganya sendiri.
kemampuan memaknai b. Behavioral autonomy
seperangkat prinsip tentang (kemandirian tingkah laku),
benar dan salah, serta tentang merupakan aspek kemandirian
apa yang penting dan apa yang yang memiliki kemampuan
tidak penting. untuk membuat keputusan
Senada dengan pendapat secara bebas dan melakukan
Steinberg (dalam Arumsari, 2016: tindak lanjut atas keputusan
43-44), membagi aspek-aspek yang dibuat. Steinberg (dalam
kemandirian menjadi 3 bentuk, yaitu: Sukardi, 2013: 338) juga
a. Emotional autonomy menjelaskan kemandirian
(kemandirian emosi), merupakan tingkah laku adalah kemandirian
aspek kemandirian yang dalam perilaku bebas untuk
berhubungan dengan perubahan berbuat atau bertindak sendiri
kedekatan atau keterikatan tanpa tergantung pada
hubungan emosional individu, bimbingan keluarga.
terutama dengan keluarga. Kemandirian perilaku merujuk
Steinberg (dalam Sukardi, 2013: kepada kemampuan seseorang
338) juga menjelaskan untuk melakukan aktivitas
kemandirian emosional adalah sebagai manifestasi dari
kemandirian yang merujuk pada berfungsinya kebebasan, dengan
pengertian yang dikembangkan jelas menyangkut peraturan-
mengenai individuasi dan peraturan yang wajar mengenai
melepaskan diri atas perilaku dan pengambilan
ketergantungan dalam keputusan seseorang.
pemenuhan kebutuhan- Kemandirian tingkah laku
kebutuhan dasar dari orang tua. seseorang dapat dilihat dari
Kemandirian emosional beberapa indikator, yaitu:
seseorang dapat dilihat dari 1) Mampu untuk membuat
beberapa indikator, diantaranya keputusan sendiri dan
sebagai berikut: mengetahui dengan pasti
1) Tidak mengadu kepada kapan seharusnya meminta
keluarga ketika mengalami dan menmpertimbangan
kesedihan, kekecewaan, nasehat dari orang lain.
kekhawatiran, atau ketika ia 2) Mampu mempertimbangkan
156 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

bagian-bagian alternatif dari dan tujuan yang ingin


tindakan yang dilakukan dicapai.
berdasarkan penilaian diri 3) Keyakinan individu semakin
sendiri dan saran-saran dari baik dalam menerapkan
orang lain. nilai-nilai di dalam dirinya,
3) Mampu mencapai suatu bukan tergantung pada
keputusan yang bebas sistem nilai yang diterapkan
tentang bagaimana oleh orang lain.
seharusnya bertindak atau Berdasarkan pemaparan di
melakukan keputusan atas dapat dipahami bahwa aspek
dengan penuh percaya diri. kemandirian adalah emotional
c. Value autonomy (kemandirian autonomy (kemandirian emosional),
nilai), yaitu aspek kebebasan behavioral autonomy (kemandirian
untuk memaknai seperangkat tingkah laku) dan value autonomy
prinsip tentang benar dan salah, (kemandirian nilai).
hak dan kewajiban, apa yang 3. Faktor-faktor yang
penting dan apa yang kurang Mempengaruhi Kemandirian
atau apa yang tidak penting. Menurut Suhartini (dalam
Steinberg (dalam Sukardi, 2013: Rohaedi, 2016: 20) adapun faktor-
338) juga menjelaskan faktor yang mempengaruhi
kemandirian nilai adalah kemandirian usia lanjut ada tiga,
kemandirian yang merujuk pada yaitu:
suatu pengertian mengenai a. Kondisi kesehatan
kemampuan seseorang untuk Masa tua ditandai oleh
mengambil keputusan-keputusan penurunan fungsi fisik, fungsi
dan menetapkan pilihan yang psikis, dan rentan terhadap
lebih berpegang pada prinsip- berbagai penyakit. Kerentanan
prinsip individual yang dimiliki terhadap penyakit disebabkan
daripada mengambil prinsip- oleh menurunnya fungsi
prinsip orang lain. Kemandirian berbagai organ tubuh.
nilai seseorang dapat dilihat dari Diperlukan pelayanan kesehatan
beberapa indikator, yaitu: demi meningkatkan derajat
1) Kemampuan individu dalam kesehatan dan mutu kehidupan
memikirkan segala sesuatu usia lanjut agar tercapai masa
menjadi semakin abstrak, tua yang bahagia dan berguna
artinya berfikir tentang dalam kehidupan keluarga dan
pentingnya memecahkan masyarakat sesuai dengan
permasalahan dan mampu keberadaannya (Suardiman,
bersikap toleran terhadap 2011: 13).
perkembangan dalam b. Kondisi sosial
kehidupan. Kondisi ini menunjukan
2) Keyakinan individu menjadi kebahagian bagi usia lanjut
semakin bertambah untuk bisa mengikuti kegiatan-
mengakar pada prinsip- kegiatan sosial seperti
prinsip umum yang keagamaan dan meningkatkan
memiliki beberapa basis kontak sosial antar sesama.
ideologis, artinya individu Kontak sosial ini sangat berguna
memiliki keyakinan dan bagi usia lanjut agar memiliki
kepercayaan terhadap kesempatan untuk saling
dirinya sesuai dengan arah bertukar informasi, saling belajar
157 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

dan saling bercanda. Kontak siapapun khususnya yang


sosial akan mendatangkan dikaruniai umur panjang. Di
perasaan senang yang tidak Indonesia hal-hal yang terkait
dapat dipenuhi bila usia lanjut dengan usia lanjut diatur dalam
dalam kesendirian (Suardiman, suatu undang-undang yaitu
2011: 12). Undang-Undang Republik
c. Kondisi ekonomi Indonesia No. 13 tahun 1998
Usia lanjut yang masih tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
mandiri dalam kondisi ekonomi lanjut usia adalah seseorang yang
adalah usia lanjut yang masih telah mencapai usia 60 (enam puluh)
bisa menyesuaikan diri dengan tahun ke atas (Suardiman, 2011: 1).
keadaan ekonominya saat ini. Berdasarkan pemaparan
Pada umumnya kondisi ekonomi diatas dapat disimpulkan bahwa
usia lanjut akan mengalami usia lanjut adalah seseorang yang
kemunduran ketika akan sudah berumur 60 tahun ke atas
memasuki masa pensiun yang yang sudah mengalami penurunan
mengakibatkan turunnya baik dari segi fisik maupun
pendapatan, hilangnya fasilitas, psikologis.
wewenang, kekuasaan, dan 2. Tugas Perkembangan Usia Lanjut
penghasilan. Pada setiap tahap kehidupan
Berdasarkan pemaparan di manusia memiliki tugas
atas dapat dipahami bahwa faktor- perkembangan tertentu, demikian
faktor yang mempengaruhi juga halnya pada usia lanjut.
kemandirian usia lanjut adalah Sebagian tugas perkembangan usia
kondisi kesehatan yang disebabkan lanjut banyak berkaitan dengan
oleh penurunan fungsi fisik dan kehidupan pribadi seseorang dari
psikis, kondisi sosial dan kondisi pada kehidupan orang lain. Adapun
ekonomi. tugas perkembangan usia lanjut
(Hurlock, 2002: 385-386), yaitu:
B. Usia Lanjut 1. Menyesuaikan diri dengan
1. Pengertian Usia Lanjut menurunnya kekuatan fisik dan
Proses menua atau aging kesehatan.
adalah suatu proses alami pada 2. Menyesuaikan diri dengan masa
manusia. Orang lanjut usia adalah pensiun dan berkurangnya
sebutan bagi mereka yang telah income (penghasilan) keluarga.
memasuki usia 60 tahun keatas. 3. Menyesuaikan diri dengan
Banyak istilah yang dikenal kematian pasangan hidup.
masyarakat untuk menyebut orang 4. Membentuk hubungan dengan
usia lanjut, antara lain “lansia” orang-orang yang seusianya.
yang merupakan singkatan dari 5. Membentuk pengaturan
lanjut usia. Istilah lain adalah kehidupan fisik yang
“manula” yang merupakan memuaskan.
singkatan dari manusia usia lanjut, 6. Menyesuaikan diri dengan
dan “usila” singkatan dari usia peran sosial secara luas.
lanjut. Ada istilah lain yang terasa Usia lanjut diharapkan dapat
lebih enak didengar adalah wulan menyesuaikan diri dengan
yang merupakan singkatan dari menurunnya kekuatan, dan
warga usia lanjut (Yeniar, 2012: 4) menurunnya kesehatan secara
Masa usia lanjut merupakan bertahap. Hal ini sering diartikan
masa yang tidak bisa dielakan oleh sebagai perbaikan dan perubahan
158 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

peran yang pernah dilakukan di mengatakan apabila pendapatan


dalam, di luar rumah maupun di orang usia lanjut secara drastis
lingkungan masyarakat. Usia lanjut berkurang, maka minat untuk
juga diharapkan dapat mencari mencari uang tidak lagi
kegiatan untuk mengganti tugas- berorientasi pada apa yang ingin
tugas terdahulu yang menghabiskan mereka beli dan untuk
sebagian besar waktu ketika usia membayar simbol status yang
lanjut masih muda. Akibat dari biasa dilakukan pada kehidupan
menurunnya tingkat kesehatan dan masa muda, tetapi untuk
sosial, maka usia lanjut perlu sekedar menjaga mereka agar
menjadwalkan dan menyusun tetap mandiri.
kembali pola hidup yang sesuai Secara ekonomis,
dengan keadaan saat itu, yang penduduk usia lanjut dapat
sangat sering berbeda dengan apa diklasifikasikan kepada tingkat
yang dilakukannya pada masa lalu ketergantungan atau
(Hurlock, 2002: 380). kemandirian mereka. Penduduk
Berdasarkan pemaparan di usia lanjut dikelompokan dalam
atas, dapat dipahami bahwa usia tiga kelompok, yaitu:
lanjut dapat menyesuaikan diri 1) Kelompok usia lanjut yang
dengan menurunnya kekuatan, dan sudah uzur, pikun (senile)
menurunnya kesehatan secara yaitu mereka yang sudah
bertahap, serta dapat menyusun tidak mampu lagi untuk
kembali pola hidup yang sesuai. memenuhi kebutuhan dasar
3. Masalah mereka.
yang Dihadapi Usia Lanjut 2) Kelompok usia lanjut yang
Dalam Suardiman (2011: 9- produktif, yaitu mereka
15) masalah yang pada umumnya yang mampu memenuhi
dihadapi oleh usia lanjut dapat kebutuhan mereka sendiri
dikelompokan kedalam beberapa dan tidak tergantung pada
bagian, yaitu: pihak lain.
a. Masalah Ekonomi 3) Kelompok usia lanjut yang
Usia lanjut ditandai miskin, yaitu mereka yang
dengan menurunnya secara relatif tidak dapat
produktivitas kerja, memasuki memenuhi kebutuhan
masa pensiun atau berhentinya mereka sendiri, seperti
pekerjaan utama. Hal ini pekerjaan atau pendapatan
berakibat pada menurunnya yang tidak dapat menunjang
pendapatan yang kemudian kelangsungan kehidupannya.
terkait dengan pemenuhan b. Masalah Sosial
kebutuhan hidup sehari-hari, Memasuki usia lanjut
seperti sandang, pangan, papan, ditandai dengan berkurangnya
kesehatan, rekreasi dan kontak sosial, baik dengan
kebutuhan sosial. Pada sebagian anggota keluarga, anggota
usia lanjut, karena kondisinya masyarakat, maupun teman
yang tidak memungkinkan, kerja sebagai akibat terputusnya
berarti masa tua tidak produktif hubungan kerja karena pensiun.
lagi dan berkurang atau bahkan Di samping itu kecenderungan
tidak adanya penghasilan. meluasnya keluarga inti atau
Menurut Hurlock dalam keluarga batih dari pada
Suardiman (2011: 11) keluarga luas juga akan
159 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

mengurangi kontak sosial usia kehidupan usia lanjut agar


lanjut. tercapai masa tua yang
Perubahan nilai sosial berbahagia dan berguna dalam
masyarakat yang mengarah keluarga dan masyarakat sesuai
pada tantanan masyarakat dengan keberadaannya.
individualistik, berpengaruh d. Masalah Psikologis
bagi para usia lanjut yang Maslah psikologis yang
kurang mendapat perhatian, dihadapi usia lanjut pada
sehingga sering tersisih dari umumnya meliputi kesepian,
kehidupan masyarakat dan keterasingan dari lingkungan,
terlantar, kurangnya kontak ketidakberdayaan, perasaan
sosial ini menimbulkan tidak berguna, kurang percaya
perasaan kesepian, dan murung. diri, ketergantungan,
c. Masalah Kesehatan ketelantaran terutama bagi usia
Salah satu indikator lanjut yang miskin, post power
keberhasilan pembanguan syndrome dan sebagainya.
kesehatan di Indonesia adalah Kehilangan perhatian dan
meningkatnya usia harapan dukungan dari lingkungan
hidup manusia Indonesia. sosial biasanya berkaitan
Peningkatan jumlah penduduk dengan hilangnya jabatan atau
usia lanjut akan diikuti dengan kedudukan, dapat menimbulkan
meningkatnya permasalahan konflik atau keguncangan.
kesehatan, seperti masalah Berbagai persoalan tersebut
kesehatan indera pendengaran bersumberdari menurunnya
dan penglihatan. fungsi-fungsi fisik dan psikis
Kemunduran sel-sel sebagai proses penuaan. Aspek
terjadi pada usia lanjut karena psikologis merupakan faktor
proses penuaan yang berakibat penting dalam kehidupan usia
pada kelemahan organ, lanjut, bahkan sering lebih
kemunduran fisik, timbulnya menonjol dari pada aspek
berbagai macam penyakit lainnya dalam kehidupan
terutama penyakit degeneratif. seseorang usia lanjut.
Hal ini akan menimbulkan Kebutuhan psikologis
masalah kesehatan, sosial dan merupakan kebutuhan akan rasa
membebani perekonomian baik aman (the safety needs),
pada usia lanjut maupun kebutuhan akan rasa memiliki
pemerintah, karena masing- dan dimiliki serta rasa akan
masing penyakit memerlukan kasih sayang (the belongingness
dukungan dan dana.Masa usia and loves needs), kebutuhan
lanjut ditandai dnegan akan aktualisasi diri (the need
penurunan fungsi fisik dan for self actualization).
rentan terhadap penyakit. Kebutuhan akan rasa aman
Kerentanan terhadap meliputi kebutuhan akan
penyakit ini disebabkan oleh keselamatan, seperti keamanan,
menurunnya fungsi berbagai kemantapan, ketergantungan,
organ tubuh, sehingga perlindungan, bebas dari rasa
diperlukan pelayanan kesehatan takut, kecemasan, kekalutan,
terutama untuk kelainan ketertiban dan sebagainya, dan
degeneratif demi meningkatkan yang intinya terbebas dari rasa
derajat kesehatan dan mutu takut. Sering kali menurunnya
160 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

atau tiadanya pekerjaan serta usia lanjut ditandai dengan


penghasilan menimbulkan berkurangnya kontak sosial baik
ketakutan. dengan anggota keluarga, anggota
masyarakat, maupun teman kerja
Adapun dalam Hurlock (2002: sebagai akibat putusnya hubungan
387) menjelaskan beberapa masalah kerja karena pensiun. Masalah
umum yang unik dihadapi oleh usia kesehatan pada usia lanjut ditandai
lanjut, yaitu: dengan penurunan fisik dan
a. Keadaan fisik lemah dan tidak rentannya penyakit pada usia lanjut,
berdaya sehingga harus dan msalah psikologis yang mana
bergantung dengan orang lain. ditandai dengan masalah kesepian,
b. Siklus ekonominya sangat keterasingan dari lingkungan,
terancam, sehingga cukup ketidakberdayaan, perasaan tidak
beralasan untuk melakukan berguna, kurangnya rasa percaya
berbagai perubahan besar dalam diri, ketergantungan dan
pola hidupnya. keterlantaran bagi usia lanjut yang
c. Menentukan kondisi hidup yang miskin.
sesuai dengan perubahan status 4. Perubahan Fisik pada Usia Lanjut
ekonomi dan kondisi fisik. Dalam Suardiman (2011: 36-
d. Mencari teman baru untuk 46) perubahan fisik yang dialami
menggantikan suami atau istri oleh usia lanjut dibagi menjadi
yang telah meninggal ataupun beberapa perubahan, yaitu:
cacat. a. Perubahan Fisik
e. Mengembangkan kegiatan baru Usia lanjut adalah suatu
untuk mengisi waktu luang proses alami yang ditandai
yang semakin bertambah. dengan penurunan fisik. Semua
f. Belajar untuk memperlakukan makhluk hidup di dunia
anak yang sudah besar sebagai memilki siklus kehidupan yang
orang dewasa. diawali dari proses kelahiran,
g. Mulai merasakan kebahagian kemudian tumbuh menjadi
dari kegiatan yang sesuai untuk dewasa dan berkembang biak,
orang berusia lanjut dan selanjutnya menjadi semakin
memiliki kemauan untuk tua, menderita berbagai
mengganti kegiatan lama yang penyakit dan ketidakmampuan
berat dengan kegiatan yang dan akhirnya meninggal dunia.
lebih cocok. Proses menjadi usia lanjut
h. Menjadi korban atau disebabkan oelh faktor biologis
dimanfaatkan oleh para penjual yang terjadi atas 3 fase yaitu,
obat, buaya darat dan fase progresif, fase stabil, dan
kriminalitas karena tidak fase regresif. Dalam fase
sanggup lagi untuk regresif, mekanisme lebih
mempertahankan diri. kearah kemunduran yang
Berdasarkan pemaparan di dialami oleh sel, komponen
atas dapat peneliti simpulkan kecil dari tubuh manusia. Usia
bahwa masalah yang dihadapi usia biologis ini sering juga
lanjut berupa yaitu: masalah dibedakan atas fase
ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan, fase pematangan,
menurunnya produtivitas kerja dan fase penurunan.
dalam memasuki masa pensiun atau Sel-sel menurun
berhentinya pekerjaan utama pada fungsinya karena telah lama
usia lanjut. Masalah sosial pada
161 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

berfungsi, sehingga proses perubahan penampilan. Adapun


kemunduran lebih dominan perubahan-perubahan umum
dibandingkan dengan terjadinya dalam penampilan selama usia
proses pemulihan. Penurunan lanjut, yaitu:
pada aspek fisik meliputi 1) Perubahan pada daerah
perubahan pada kerangka tubuh, kepala
tulang menjadi keras, dan Perubahan pada
mudah patah. Sistem saraf pusat daerah kepala ini terlihat
berkurang yang mengakibatkan pada hidung yang menjulur
menurunnya kecepatan belajar lemas, bentuk mulut
dan mengingat, sehingga usia berubah akibat hilangnya
lanjut mudah lupa. gigi atau karena memakai
Kulit kehilangan gigi palsu, perubahan pada
elastisnya, kering dan keriput mata yang kelihatan
sehingga tidak tahan panas dan memudar, tak bercahaya
dingin, organ alat indera dan sering kali
mengalami penurunan fungsi mengeluarkan cairan.
sehingga menurun dalam Kulit mulai tampak kering,
sensitifitas dan efisiensinya. berkerut, berbintik hitam
Organ reproduksi menurun bahkan banyaknya tumbuh
potensinya dalam kecepatan tahilalat. Rambut menipis,
yang tidak sama antara pria dan berubah menjadi putih, dan
wanita, namun dorongan kaku, serta tumbuhnya
seksual belum tentu menurun. rambut dibagian hidung,
Kecepatan motorik menurun, telinga dan pada alis.
sehingga kecepatan reaksi dan 2) Perubahan pada daerah tubuh
koordinasi gerak kurang baik Perubahan pada
dan terkesan lamban. Menuanya daerah tubuh terlihat pada
organ tubuh berakibat usia bahu yang terlihat
lanjut mudah atau rentan membungkuk dan tampak
terhadap penyakit-penyakit mengecil. Perut yang sudah
degeneratif. mulai besar dan buncit,
Perubahan fisik pada usia pinggul tampak mengendor
lanjut lebih pada perubahan dan lebih lebar
fungsi biologis. Usia lanjut dibandingkan dengan waktu
adalah suatu proses yang muda. Garis pinggang
berangsur-angsur yang dimulai melebar, menjadikan badan
sejak awal kehidupan. tampak seperti terisap.
Fungsinpuncak maksimum Bahkan tampak pada
biologis dicapai seseorang pada payudara bagi wanita
usia 25-30 tahun, sesudahnya menjadi kendor dan melorot.
akan terjadi penurunan. Secara 3) Perubahan pada daerah
berangsur-angsur dalam hal persendian
kekuatan otot, kelenturan, Perubahan daerah
efisiensi sirkulasi, kecepatan persendian terlihat pada
respon, ketajaman indera, dan pangkal tangan dan kaki
fungsi-fungsi lainnya. yang menjadi kendor, terasa
Menurut Hurlock (2002: berat, sedangkan ujung
386-390) yang termasuk tangan sudah tampak
kedalam perubahan fisik adalah mengerut, kuku tangan dan
162 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

kaki juga tampak menebal, lentur dan kembali lagi


mengeras dan mengapur. yang membuat kulit
b. Penurunan Berbagai Fungsi flesibel, dan hypodermis
Indrawi jaringan lemak yang paling
Penurunan fungsi indrawi dalam yang menambah
pada usia lanjut meliputi, garis lunak dan terbalik
penglihatan, pendengaran, dari kulit.
pengecapan, pembauan dan rasa aSemakin tinggi usia
(sakit). Penurunan berlangsung seseorang, jaringan
secara berangsur-angsur, dan epidermis menjadi kurang
dimulai sejak usia pertengahan. kelekatannya dengan
1) Penglihatan dermis, serabut dalam
Berk menyatakan dermis menjadi tipis, dan
bahwa penurunan lemak dalam hypodermis
penglihatan dimulai saat berkurang, sehingga kulit
memasuki masa dewasa menjadi berkeriput dan
awal atau masa dewasa tidak halus lagi.
akhir. Penurunan fungsi 4) Perasa
penglihatan, terutama pada Fungsi alat perasa
objek dengan tingkat juga menurun sebagai
penerangan yang rendah, akibat dari berhentinya
juga menurunnya pertumbuhan tunas perasa
sesitivitas terhadap warna. yang terletak di lidah dan
2) Pendengaran di permukaan bagian
Kemampuan dalam pipi. Berhentinya
pendengaran yang saraf perasa ini terus
berkurang sebagai akibat menerus sejalan dengan
dari berhentinya bertambahnya usia.
pertumbuhan saraf, antara Kemampuan penciuman
usia 45 sampai 65 tahun. juga menurun. Indera
Manusia mulai mengalami peraba mengalami
penurunan pendengaran penurunan kepekaan
secara berangsur-angsur. karena kulit semakin
Meskipun sementara orang kering dan keras. Ketahan
kehilangan pendengaran terhadap rasa sakit juga
terkait dengan keturunan menurun terutama
atau genetika namun dibagian dahi dan tangan,
menurunnya pendengaran sedangkan pada kaki tidak
yang berhubungan dengan seburuk dari kedua organ
umur seseorang sering tersebut.
disebut dengan presbycusi. 5) Keropos Tulang
3) Kulit Ketika terjadi
Kulit terdiri atas tiga akumulasi sel-sel baru
bagian, yaitu: epidemis pada jaringan luar, tulang
atau lapisan paling luar membesar, tetapi
yang melindungi, dimana kandungan mineralnya
dihasilkan secara ajeg sel- menurun sehingga menjadi
sel kulit baru. Dermis atau keropos.
lapisan tengah terdiri atas
jaringan penghubung yang
163 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

6) Membau dan Mencecap subjek primer dan 2 orang subjek sekunder.


Kepekaan atas rasa Teknik pengumpulan data dalam penelitian
asam lebih besar ini adalah observasi, wawancara dan
dibandingkan dengan rasa dokumentasi. Analisis data yang digunakan
manis dan asin. Makan dalam penelitian ini adalah analisis model
buah yang agak asam Miles & Huberman.
sudah tidak tertarik lagi
meski ketika muda dulu HASIL PENELITIAN
penggemar rujak yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
terdiri dari buah-buah yang batasan penelitian yang ingin diketahui.
asam. Pertama,dapat diketahui bahwa R
7) Aktivitas Seksual dan merupakan usia lanjut yang memiliki
Fungsi Reproduksi kemandirian di dalam dirinya, pada
Produksi hormon seks umumnya R memenuhi semua indikator
pada pria dan wanita yang ada di dalam aspek kemandirian
menurun dengan emosional. R dalam melakukan kegiatan
bertambahnya usia, selain sehari-hari tidak mengeluh kepada orang
itu produksi hormon pada lain mengenai kegiatan yang dilakukannya.
pria dan wanita yang Ketika R merasa sedih dan merasakan
menurun juga dipengaruhi kekecewaan, ia tidak menceritakannya
oleh monopause pada kepada orang lain, hanya R
wanita dan andropause menceritakannya kepada keluarganya saja.
pada pria. Kedua, dapat diketahui bahwa R
Berdasarkan pemaparan hanya memenuhi beberapa indikator dari
di atas dapat diketahui bahwa aspek kemandirian tingkah laku, dalam
perubahan fisik pada usia lanjut mengambil suatu keputusan R
ditandai dengan penurunan fisik mempertimbangkan terlebih dahulu apa
dan penurunan indrawi, yang akan dilakukannya, apakah keputusan
penurunan fisik seperti kulit diambil baik atau tidak bagi dirinya. Ketika
kehilangan elastisnya, tulang membuat keputusan R tidak pernah ragu
mengeras dan mudah patah, dengan keputusan yang dibuatnya, seperti
sistem saraf berkurang yang dalam mengambil keputusan kalau R akan
mengakibatkan menurunnya tetap bekerja atau berjualan di Pasar
kecepatan belajar, mengingat walaupun anak-anaknya sudah melarang,
sehingga para usia lanjut mudah karena bagi R berjualan dengan mengikuti
lupa, dan perubahan umum banyak kegiatan bisa membuat ia merasa
dalam penampilan lansia seperti bahagia.
daerah kepala, daerah tubuh, Ketiga, dapat diketahui bahwa R
dan daerah persendian, memenuhi semua indikator yang ada dalam
sedangkan penurunan indrawi aspek kemandirian nilai, dalam
ditandai dengan, penglihatan, memecahkan suatu masalah yang dihadapi,
pendengaran, kulit, perasa, R tidak langsung menyelesaikannya sendiri,
keropos tulang, membau dan tetapi R mufakat terlebih dahulu dengan
mencecap, serta aktivitas suami dan anaknya bagaimana cara
seksual dan fungsi reproduksi. menyelesaikan masalah tersebut. R
memiliki harapan untuk berhasil, dengan
METODE PENELITIAN cara menerapka keyakinan bahwa ia akan
Metode yang digunakan dalam berhasil dengan cara selalu berusaha.
penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan model penelitian studi
kasus. Subjek penelitian terdiri dari 1 orang
164 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

KESIMPULAN bahwa ia akan berhasil dengan cara


Berdasarkan hasil penelitian dan selalu berusaha.
pembahasan tentang kemandririan pada usia Adapun faktor yang mempengaruhi
lanjut di Dusun Koto Malintang Jorong Baso usia lanjut ini memiliki kemandirian pada
Kenagarian Tabek Panjang Kabupaten dirinya yang terlihat dari kemandirian
Agam, maka sesuai dengan fokus penelitian, emosinal, kemandirian tingkah laku, dan
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: kemandirian nilai adalahfaktor kesehatan
1. Kemandirian emosional pada usia lanjut dimana usia lanjut ini memiliki kesehatan
di Dusun Koto Malintang Jorong Baso fisik dan kesehatan psikis yang baik, dengan
Kenagarian Tabek Panjang Kabupaten kesehatanya yang baik dapat membuat usia
Agam, dapat dilihat bahwa dalam lanjut untuk tetap mandiri dalam melakukan
melakukan kegiatan sehari-hari subjek sesuatu, faktor sosial dimana usia lanjut ini
tidak mengeluh kepada orang lain mampu bersosialisasi dengan lingkungan
mengenai kegiatan yang dilakukannya. sekitar, memiliki hubungan yang baik, dan
Ketika subjek merasa sedih dan memiliki sikap tolong menolong antar
merasakan kekecewaan, ia tidak sesama, faktor ekonomi dimana usia lanjut
menceritakannya kepada orang lain, ini memiliki penghasilan yang sudah bisa
subjek hanya menceritakannya kepada dibilang cukup untuk kehidupannya sehari-
keluarganya saja. hari, dan faktor keagamaan dimana usia
2. Kemandirian tingkah laku pada usia lanjut ini mengikuti kegiatan mengaji ke
lanjut di Dusun Koto Malintang Jorong setiap-tiap tempat yang berbeda, dan selalu
Baso Kenagarian Tabek Panjang bersedekah.
Kabupaten Agam, dapat dilihat bahwa
dalam mengambil suatu keputusan DAFTAR PUSTAKA
subjek mempertimbangkan terlebih
dahulu apa yang akan dilakukannya, Arumsari, A, dkk. (2016). Perbedaan
apakah keputusan diambil baik atau Tingkat Kemandirian Remaja Ditinjau dari
tidak bagi dirinya. Ketika membuat Pola Asuh Orangtua pada Siswa
keputusan subjek tidak pernah ragu Kelas IX SMP Islam Al-Abidin
dengan keputusan yang dibuatnya, Surakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi
seperti dalam mengambil keputusan Cadrajiwa. Vol 5. No 1. Juni 2016.
kalau subjek akan tetap bekerja atau Chaplin, J. P. (2005). Kamus Lengkap
berjualan di pasar walaupun anak- Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
anaknya sudah melarang, karena bagi
subjek berjualan dengan mengikuti Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan
banyak kegiatan bisa membuat ia Peserta Didik. Bandung: Remaja
merasa bahagia. Rosdakarya.
3. Kemandirian tingkah laku pada usia
lanjut di Dusun Koto Malintang Jorong Gunawan, Imam. (2014). Metode Penelitian
Baso Kenagarian Tabek Panjang Kualitatif.: Teori dan Praktik. Jakarta:
Kabupaten Agam, dapat dilihat bahwa Bumi Aksara.
dalam memecahkan suatu masalah yang
dihadapi, subjek tidak langsung Herdiansyah, H. (2010). Metodologi
menyelesaikannya sendiri, tetapi subjek Penelitian Kualitatif. Jakarta: salemba
mufakat terlebih dahulu dengan suami Humanika.
dan anaknya bagaimana cara Hosnan, M. (2016). Psikologi
menyelesaikan masalah tersebut. Subjek Perkembangan Peserta Didik. Kiat Sukses
memiliki harapan untuk berhasil, Pendidikan Anak dalam Era Modren.
dengan cara menerapka keyakinan Ghalia Indonesia: Bogor.
165 Jurnal Al-Qalb, Jilid 10, Nomor 2, Oktober 2019, hlm. 152-165

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Perkembangan Suatu Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Bandung: Alfabeta.
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Sukardi, T. (2013). Faktor-faktor yang
Inayah, N. V. (2017). Gamabaran tentang Mempengaruhi Kemandirian untuk
Kemandirian Lansia dalam Berwirausaha pada Siswa SMP.
Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 3.
Posbindu Desa Sindajawa Kabupaten Nomor 3. November. 2013.
Cirebon. Skripsi. Program Studi Ilmu Universitas Negeri Yogyakarta.
Keperawatan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Wulandari, R. (2014). Gambaran Tingkat
Syarih Hidayatullah Jakarta. Kemandirian Lansia dalam
Pemenuhan ADL (Activity Daily
Indriani, Yeniar. (2015). Gerontologi& Living). Jurnal Ners dan Kebidanan
Progeria. Yogyakarta: Pustaka Volume 1 No 2, Juli 2014.
Pelajar.
Zakariya, A. (2009). Faktor-faktor yang
Kurniati, S. (2013). Kemandirian Lansia Di Berhubungan Dengan Kemandirian
Panti Sosial Tresna Werdha Abdi Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial
Binjai. Skripsi. Fakultas Psikologi Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia
Universitas Sumatera Utara. Margaguna Jakarta Selatan Tahun
Nauli, F, A, dkk. (2014). Hubungan Tingkat 2009. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Depresi Dengan Tingkat Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kemandirian Dalam Aktifitas Kesehatan Universitas Islam Negeri
Sehari-Hari Pada Lansia di Wilayah Syarif Hidayatullah jakarta.
Kerja Puskesmas Tembilan Hulu.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing)
Volume 9, No.2. 2014.
Papalia, Diane E, et al. 2011. Human
Development (Psikologi
Perkembangan) Edisi KeSembilan.
Jakarta: Kencana.
Rohaedi, S. Putri, T, S & Karimah, D, A.
(2016). Tingkat Kemandirian Lansia
Dalam Activities Daily Living Di
Panti Sosial Tresna Werdha Senja
Rawi. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia. Vol. 2. No.
1. Juli. 2016.

M. Quraish Shihab. (2002). Tafsir Al-


Misbah: pesan, kesan dan keserasian
Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

Suardiman, P, S. (2011). Psikologi Usia


Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai