Astuti Darmiyanti
Dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) FAI Unsika
E-mail: darmiyanti.astuti@gmail.com
ABSTRAK
Anak merupakan amanat di tangan kedua orangtua-nya dan kalbunya yang masih bersih
merupakan permata yang sangat berharga. Jika ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya
dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat, demikian
sebaliknya. Keadaan fitrahnya akan senantiasa siap untuk menerima yang baik atau yang buruk
dari orang tua atau pendidik (murabbi)-nya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
pendidikan apa saja yang diajarkan pada anak usia 0-3 tahun yang terdapat dalam buku Islamic
Parenting karya Syaikh Jamaal „Abdur Rahman? Tujuan penelitian ini adalah mencoba
mendeskrip-sikan pemikiran Syaikh Jamaal „Abdur Rahman tentang pendidikan anak pada usia
0-3 tahun. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memperkaya atau membuka tambahan
wawasan tentang pendidikan anak dalam Islam serta manfaat secara praktis adalah memberikan
bekal kepada orangtua dan para pendidik (murabbi) terkait dengan pola pengasuhan anak dalam
Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan
pendekatan filosofis. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, sedangkan
metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode content analysis, yaitu suatu teknik
penelitian untuk membuat inferensi-inferensi (simpulan-simpulan) yang dapat ditiru dan shahih
data dengan memper-hatikan konteksnya.
Hasil yang diperoleh dari penilitian pola asuh islami pada AUD ini adalah (1) pada pendidikan
anak usia 0-3 tahun dimulai dari: (a) masa pranatal, yaitu berdoa untuk anak ketika masih dalam
sulbi ayahnya, (b) masa balita dikumandangkan adzan di telinga bayi saat bayi lahir, mentahnik
bayi dengan kurma dan mendoakannnya, aqiqah, memberi nama yang baik untuk anak,
menanamkan kejujuran dan tidak suka berbohong, serta tidak mengajarkan kemunkaran kepada
anak; (2) Pendidikan pada anak usia dini (0-4 tahun pertama) merupakan masa yang paling
penting karena masa ini disebut dengan golden age bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,
khususnya sebagai momentum pembentukan kapasitas kecerdasan manusia sampai 50% ---
sampai usia 8 tahun mencapai 80%, dan pada usia 14-16 tahun mencapai ketuntasan 100% ---
yang sangat menentukan kehidupan anak manusia dalam seluruh aspek hidupnya di masa yang
akan datang.
PENDAHULUAN
Semua manusia beradab memimpikan lahirnya generasi di masa depan
yang lebih baik, lebih berkualitas dalam rangka membangun peradaban, bangsa,
dan negara, dunia yang ramah, bermoral dan mencintai kebaikan, kejujuran,
kebenaran, dan keadilan. Studi para ahli menemukan bahwa usia 0-4 tahun yang
disebut sebgai golden age, merupakan momentum pembentukan kapasitas
320
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
322
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
menunjukkan bahwa kurangnya asupan zat gizi makro dan mikro merupakan
penyebab utama terjadinya gangguan tumbuh kembang anak. Sedangkan
pengasuhan yang penuh kasih sayang merupakan hak setiap anak yang
sekurang-kurangnya dipenuhi oleh satu orang dewasa. Dan akhirnya, pemberian
rangsangan perkembangan pada AUD sangat penting untuk melejitkan aspek
perkembangan yang mencakup perkembangan visual, pendengaran, fisik-
motorik, bahasa dan komunikasi, sosial-emosional, moral-spiritual, dan
kemampuan kognitif yang lebih tinggi dengan mengedepankan kebebasan
memilih, merangsang kreativitas, dan pertumbuhan karakter; (4) Manfaat dan
Pendekatan. Dari sisi manfaat, berbagai evaluasi ilmiah menunjukkan bahwa
pelayanan pada AUD yang dilakukan secara sistematik dan terencana
memberikan manfaat yang positif. Hasil studi mengungkap-kan bahwa investasi
yang diberikan pada kelompok penduduk yang berusia dini akan memberikan
hasil berlipat ganda di kemudian hari. Dari sisi pendekatan, mengingat anak
merupakan suatu totalitas yang utuh, maka pengembangannya harus dilakukan
secara holistik (utuh dan menyeluruh) dan tidak tersekat-sekat oleh ego sektoral.
Landasan historis ber-kaitan dengan temuan-temuan konsep teori yang
berkenaan dengan perkembangan AUD. Misalnya pandangan dari J.J Rousseau
yang mengatakan bahwa pada dasarnya anak dilahirkan seperti selembar kertas
putih bersih. Jiwa anak yang putih bersih mendapatkan coretan (baik dan indah
atau buruk dan jorok) sangatlah bergantung kondisi lingkungan di mana anak itu
berada, tumbuh kembang, dan dibesarkan. Tugas utama pendidikan adalah
bahwa sejak awal (dini) rangsangan pendidikan dengan tindakan-tindakan
termasuk ucapan-ucapan yang sarat nilai kebaikan, cinta kasih, keindahan dan
kehormatan, sangatlah penting dilakukan untuk anak di awal-awal
kehidupannya. Menurut Friedrick Froebel yang terkenal dengan Kidergarten-
nya dimana menurutnya di pusat pendidikan ini disiapkan permainan-permainan
yang memberikan kebebasan kepada anak agar bisa berekspresi dengan
keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh masing-masing anak. Temuan kajian
Friedrick Froebel bahwa anak berkemampuan secara mandiri di dalam alam
berpikirnya/jiwanya untuk mampu membentuk dan membangun
pengetahuannya sendiri. Di sinilah pentingnya peranan orangtua atau orang
dewasa (pendidik) untuk memberi rangsangan dan upaya-upaya
masukan/tindakan guna memberi anak pokok-pokok materi/ tematis yang
relevan. Peet, L (2013) dalam buku-nya yang berjudul 100 Ideas for Early Years
Practitioners: Outsanding Activities menga-takan bahwa pendidik (dalam hal ini
guru) merupakan profesi menantang yang membutuhkan dedikasi dan ketekunan
tinggi, pemahaman mendalam, energi besar, serta selera humor yang baik.
Tetapi, imbalannya sungguh luar biasa. Mereka yang mencurahkan sepanjang
hidup untuk bekerja sepanjang waktu dengan anak-anak usia dini, yang sering
terkena cat, air liur, lem, pasir, dan cairan lainnya, tidak pernah melakukan
pekerjaan mereka demi gaji besar! Bekerja dengan anak-anak usia dini bisa
menjadi suatu keistimewaan tersendiri. Anda menjadi bagian dari kurva belajar
324
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
tertinggi yang dialami anak-anak pada masa-masa awal sekolah mereka. Lebih
lanjut Peet, L (2013) mengatakan bahwa pendidik AUD yang hebat memiliki
karakteristik yang nyaris seragam. Hal ini meliputi pandangan mereka terhadap
anak secara keseluruhan, pemahaman terhadap perkembangan anak,
keterampilan dalam mengorganisasi, penguasaan manajemen waktu yang baik,
pendekatan yang ramah, dan yang paling penting adalah kemampuan
menjadikan pengalaman terburuk sekalipun sebagai alasan untuk terus memper-
baiki diri! Karakteristik tersebut tentunya dapat dikembangkan lagi untuk
membuat PAUD semakin baik. Sementara itu, landasan sosiologis menunjuk
pada landasan kemasya-rakatan di mana proses PAUD tersebut dilaksana-kan.
Pada landasan sosiologis ini ada satu hal penting yang perlu diketahui, yakni
adanya kontribusi penting dari anak-anak sebaya dalam hidup bersama dan
bermain mereka untuk saling berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan masing-masing diri anak yang tersebut. Landasan psikologis
menunjuk pada landasan di mana dalam pelaksanaan PAUD banyak mengacu
pada pandangan-pandangan psikologi, khususnya psikologi perkembangan anak
memiliki kontribusi besar dalam kegiatan pendidikan dalam bentuk bermain.
Akhirnya, landasan agama – menunjuk pada landasan nilai yang hakiki yang
harus diajarkan kepada anak sejak awal kehidupannya.
Gambar 1.
Ekologi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
325
ISLAMIC PARENTING PADA ANAK USIA DINI… [Astuti Darmiyanti]
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
filosofis, yang menurut Muhammadsyah, I (1991) (dalam Zulkarnain, N. 2014)
dalam bukunya Filsafat Hukum Islam, adalah menganalisis sejauh mungkin
pemikiran yang diungkapkan sampai kepada landasan yang mendasari
pemikiran tersebut.
Metode analisis data dalam penelitian ini berupa rangkaian kegiatan
untuk menarik kesimpulan dari hasil kajian konsep atau teori (Esmawati, E.
2001). Lebih lanjut Esmawati mengemukakan, penelitian ini menggunakan
analisis isi atau content analysis. Content Analysis adalah suatu suatu metode
analisis data yang bertujuan untuk membuat inferens-inferensi (simpulan) yang
dapat ditiru dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya.
PEMBAHASAN
1. Islamic Parenting pada PAUD
Istilah Parenting mulai ramai dibicarakan bersamaan dengan
dibentuknya Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen Paud dan
Dikmas, Kemdikbud tahun 2015. Pendidikan anak bukan semata tanggung
jawab pemerintah tetapi keluarga dan masyarakat turut berperan. Perundang-
undangan yang mengatur pelibatan peran keluarga terutama orang tua dalam
pendidikan anak di antaranya pasal 31 ayat 1 dan 2 UUD 1945. Orangtua juga
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab di antaranya mengasuh, memelihara,
mendidik, dan melindungi anak; menumbuhkembangkan anak sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya; mencegah terjadinya perkawinan pada usia
anak-anak; dan memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi
pekerti pada anak. Konsep trisentra pendidikan dari Ki Hajar Dewantara inilah
yang dijadikan landasan pelibatan orangtua (keluarga), satuan pendidikan, dan
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan ekosistem pendidikan yang
mendukung pengembangan karakter dan budaya berprestasi peserta didik.
Parenting merupakan aktifitas dan upaya yang dilakukan oleh orangtua
atau keluarga dalam merawat, mendidik, mengasuh dan membimbing anak sejak
dalam kandungan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dalam
keluarga dan lingkungan. Parenting merupakan proses komunikasi dan interaksi
yang berkesinambungan antara orangtua atau keluarga dengan anak-anak yang
meliputi aktifitas: merawat (noursing), mengasuh (nurturing), mendidik
(educating), membimbing (guiding) serta melindungi (protecting). Inilah yang
menjadi konsep dasar parenting sebagai ilmu. Sebagai ilmu, parenting tidak
diajarkan di lembaga formal atau lembaga pendidikan serta sekolah namun
disampaikan atau diberikan secara nonformal dalam bentuk pelatihan, seminar,
workshop ataupun kegiatan-kegiatan lain yang memberikan informasi kepada
para orangtua dalam mendidik, mengasuh, merawat, membimbing dan
melindungi anak-anaknya.
326
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
dan perilaku anak didiknya. Islam menekankan peran penting dari orangtua
untuk terlibat secara aktif dalam proses pendidikan agar anak tetap berkembang
sesuai dengan fitrahnya.
2. Pola asuh efektif
Anak merupakan generasi penerus bangsa. Mendidik anak merupakan
tanggungjawab orang tua yang tidak mudah. Agar anak bisa tumbuh dan
berkembang menjadi individu yang baik, pola asuh yang diterapkan pun juga
harus baik. Sayangnya, banyak orang tua yang belum terlalu paham mengenai
hal ini. Beberapa orang menganggap anak dengan perilaku yang buruk adalah
ulah mereka sendiri. Padahal, pola asuh orangtua lah yang sangat berperan
penting dalam membentuk karakter anak.
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda- beda sehingga orang tua
harus selalu berfikir kreatif untuk menyesuaikan pola asuh mereka. Berikut ini
adalah 12 Pola Asuh AUD secara efektif: (1) Ayah dan ibu harus kompak, (2)
Orangtua memberikan teladan yang baik, (3) Komunikasi efektif, (4) Disiplin,
(5) Orangtua harus konsisten, (6) Berikan pujian dan sentuhan sayang, (7)
Sopan Santun, (8) Berdasarkan pada agama yang dianut, (9) Pola demokratis,
(10) Bersifat Terbuka dan Update, (11) Orang Tua Harus Tegas, dan (12)
Ajarkan Berbagi.
Mengasuh anak memang bukan pekerjaan mudah dan berlangsung
secara terus menerus. Anak yang baik dan berkualitas tinggi tentu berasal dari
pola asuh yang baik juga. Pentingnya peranan orang tua dalam hal ini menuntut
orang tua yang memiliki cukup pengetahuan dalam mengasuh anak. Orang tua
juga harus senantiasa selalu belajar dan belajar karena anak akan terus tumbuh
dan berkembang memunculkan sifat–sifat baru yang mungkin terkadang cukup
unik dan perlu diarahkan agar tidak melenceng ke arah negatif.
Brooks, J (2011) dalam bukunya yang berjudul The Process of
Parenting. William Morris, ed., The American Heritage of the English
Language (1969) mendefinisikan orangtua sebagai individu-individu yang
mengasuh, melindungi dan membimbing dari bayi hingga tahap dewasa. Orang
tua melakukan “investasi dan komitmen abadi pada seluruh periode
perkembangan yang panjang dalam kehidupan anak” (Baumrind, D and R.A
Thompson, “The Ethics of Parenting” dalam Handbook of Parenting, edisi ke-2,
ed. Marc H. Bornstein, vol. 5: Practice Issues in Parenting. Orangtua
memberikan perhatian dalam interaksi langsung dengan anak (contohnya
memberi makan, mengajar dan bermain dengan anak). Mereka juga memberikan
perhatian melalui tindakan tidak langsung yang bisa muncul berbagai bentuk.
Misalnya, orangtua berperan sebagai penasihat bagi anak di dalam masyarakat
dengan memastikan sekolah dan pendidikan yang baik abagi anak begitu pula
dengan perpustakaan dan taman bermain untuk kegiatan sepulang sekolah.
328
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
seseorang saat dilahirkan ke alam dunia. Hal yang sama dianjurkan pula agar
yang bersangkutan dituntun untuk mengucapkan kalimat tauhid ini saat sedang
meregang nyawa meninggalkan dunia yang fana ini. Tidaklah aneh bila
pengaruh adzan ini dapat menembus qalbu sang bayi dan mempengaruhinya
meskipun perasaan bayi yang bersangkutan masih belum dapat menyadarinya
(Tuhfatul Maudud, karya Ibnul Qayyim).
Perlakuan ini menerangkan akan kepedulian Nabi shallalhu ‘alaihi
wasallam terhadap aqidah tauhid yang harus ditanamkan secara dini dalam jiwa
sang anak dan sekaligus untuk mengusir setan yang selaqlu berupaya
mengganggu sang bayi semenjak kelahirannya dan memulai kehidupan barunya
di alam dunia. Diriwayatkan dari Ibnu „Abbas yang telah mengatakan bahwa
tiada seorang bayipun yang baru dilahirkan, melainkan pasti menangis, kecuali
„Isa, putra Maryam, dan bayi itu menangis karena perutnya diperas oleh
setansehingga si bayi menjerit. (Ad-Darimi Hadits no. 2999). Dengan demikian,
adzan yang diserukan di telinga sang bayi akan menjadi pukulan terhadap setan
yang selalu berupaya dengan sekuat tenaganya untuk merusak keturunan Adam
dan menghancurkan generasinya.
KESIMPULAN
1. Beberapa konsep parenting, antara lain:
a. Melalukan Responding
b. Melakukan Monitoring
c. Melakukan Mentoring
d. Modeling
2. Pola asuh yang baik harus diterapkan sejak usia dini. Pola asuh yang baik
juga memiliki beberapa pokok yang perlu diperhatikan agar pola asuh anak
menjadi efektif.
3. Mengasuh anak membutuhkan kerja sama antara orangtua dan konsistensi
yang terus menerus. Mengasuh adalah proses, contoh dan sikap dari
orangtua sehari-hari yang akan jadi pedoman bagi anak untuk bersikap dan
membentuk kepribadiannya.
DAFTAR PUSTAKA
al-Hasani, Y.M. 2012. Pendidikan Anak dalam Islam. Penerbit Darul Haq.
Jakarta.
Ali, M dan M. Asrori. 2014. Metodologi & Aplikasi Riset Pendidikan. Penerbit
Bumi Aksara. Jakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian – Suatu Pendekata Praktik (Edisi Revisi
VI). PT Rineka Cipta. Jakarta.
331
ISLAMIC PARENTING PADA ANAK USIA DINI… [Astuti Darmiyanti]
332