Anda di halaman 1dari 16

Implementasi Metode Talaqqi Sebagai Upaya Meningkatkan Hafalan Al-

Qur’an Pada Anak Usia Dini

Yusrina Dyah Wulandari1, Zakia Ahda Lailatur Rahma2, Camelia Jazilatul


Choiroh3, Balqis Ayna Nadia4
yusrinadyahwulandari@gmail.com1, zakiaahda00@gmail.com2 ,
jazilcamelia@gmail.com3, balqisayna2508@gmail.com4
Universitas Darussalam Gontor

Abstrak

Manusia merupakan makhluk yang dianugerahi Allah SWT dengan


kemampuan yang begitu banyak salah satunya adalah kemampuan dalam
menghafal sesuatu. Masa anak usia dini merupakan suatu masa emas dalam
memulai perkembangan. Perkembangan ini berkaitan dengan bertambahnya
kemampuan fungsi tubuh atau kemampuan individu untuk mempelajari segala
keterampilan yang diperlukannya, kedua proses ini terjadi selaras pada setiap
individu. Salah satu hal yang dapat digunakan dalam meningkatkan proses
perkembangan anak usia dini adalah melalui proses menghafal Al-Qur’an yang
mana hal ini dapat meningkatkan kecerdasan, akhlaq serta moral anak. Talaqqi
merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan kemampuan anak yang
mudah dan dapat dipahami oleh anak usia dini, karena berbasis dengan metode
yang sederhana dengan harapan agar dapat memudahkan anak meningkatkan
hafalannya

Kata Kunci : Metode, Talaqqi, Hafalan, Anak Usia Dinis

Pembukaan

Masa muda ataupun usia dini merupakan masa yang paling baik untuk
mendapat asupan-asupan Ilmu. Ketika masa iniliah anak dapat mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki, karena pada masa ini perkembangan anak lebih
pesat setelah melewati masa usia dini , Anak Usia Dini merupakan asset penting
yang harus dijaga karena merekalah yang akan membawa kemajuan dan
kebermanfaatan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengingat begitu
pentingnya keberadaan usia dini, maka diperlukan adanya pemeberian stimulasi
yang optimal pada usia tersebut1

Adanya pembelajaran Al-Qur’an bagi anak usia dini merupakan hal yang
sangat penting karena demi membentuk moral beragama anak usia dini, karema
apabila masyarakatnya rusak, tentulah sebuah peradaban bisa hancur begitu saja.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengenalkan Al-Qur’an sedini
mungkin kepada anak-anak demi meningkatkan kualitas karakter dilingkungan
anak-anak. Ketika seorang anak mampu menghafal, membaca, menulis Al-Qur’an
tentunya hal ini dapat meningkatkan kecerdasan anak

Karena Ketika seorang anak menghafal al-Qur’an dengan terus menerus


hal ini akan merangsang perkembangan otak anak , karena otak anak diberi
stimulasi terus menerus dengan hafalan tersebut. 2. Apabila seorang anak mampu
menghafal Al-Qur’an dengan baik tentu saja akan mendapat banyak sekali
pengaruh positif nya, selalin itu dengan memilih metode terbaik untuk menghafal
Al-Qur’an adalah cara yang dapat ditempuh oleh orang tua agar hasilnya pun baik
pula.

A. Pengertian Anak Usia Dini

Anak Usia Dini menurut National Assosiation in Education for Young


Children ( NAEYC) adalah anak yang berada pada rentang usia lahir sampai usia
8 tahun (Wikipedia, 2007). Anak usia dini memiliki potensi genetic dan siap
untuk dikembangkan melalui pemberian dan mereka telah siap menerima
rangsangan. Sehingga dapat membantu dalam membentuk perkembangan
selanjutnya dari seorang anak dan sangat menentukan masa awal dari
perkembangan pada anak itu sendiri. Menurut Bacharuddin Mustafa, Anak usia
dini merupakan anak yang berada pada rentang usia antara 1-5 tahun. Pengertian
ini berdasarkan pada batasan pada psikologi perkembangan yang meliputi bayi

1
James Sinurat dkk, Pengembangan Moral dan Keagamaan Anak Usia Dini, ( Bandung :
Widiana Press 2022) H.144
2
La Ode Anhusadar, Perkembangan Otak Anak Usia Dini, (STAIN Sultan Qaimuddin ,
Kendari) H.101

1
(infancy atau babyhod) berusia 0-1 tahun, usia dini (early childhood) berusia 1-5
tahun, masa kanak-kanak akhir (late childhood) berusia 6-12 tahun.3

Dengan perkembangan serta kematangan terutama yang berkaitan dengan


proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya
dengan orang disekitar lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru
dikenal. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan
berbicara. Bahasa ini mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan
dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah
pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahsa lisan yang merupakan bentuk
yang paling efektif untuk berkomunikasi dan paling banyak digunakan. Orang tua
sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan tersebut, sebab masa ini sangat
menentukan proses belajarnya.4

Sujiono (Dewi dan Eveline, 2004 : 351) menjelaskan bahwa anak usia dini
adalah sekelompok anak yang berusia 0-8 tahun yang memiliki berbagai potensi
genetic dan siap untuk dikembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan .
Gibran (Suharsono, 2004: 39) melukiskan istilah bagi anak dengan kalimat
sebagai berikut, “anakmu bukanlah anakmu, melainkan anak pada zamannya”.
Banyak aspek-aspek perkembangan pada AUD (Anak Usia Dini). Beberapa
aspek-aspek perkembangan Anak Usia Dini menurut Internasional adalah :

1. Perkembangan Fisik, baik secara motorik halus maupun motoric kasar


Yang termasuk kedalam motorik kasar dalam hal ini adalah Gerakan
tangan yang sederhana, dan contoh dari Gerakan motoric kasar adalah
Gerakan saat naik turun tangga ataupun saat sedang memanjat
2. Perkembangan Emosional dan Sosial
Emosional dalam hal ini yaitu segala sesuatu yang menyangkut terhadap
perasaan si anak, baik itu perasaan sedih, senang, kesal, gembira dll.
Sementara itu yang dimaksud perkembangan sosial dalam hal ini adalah

3
Ahmad Susanto, “Pendidikan Anak Usia Dini (konsep dan teori)”, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2017), hal.1
4
Ahmad Rudiyanto, “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini” (Metro Lampung: CV
Laduny Alifatama, 2018), hal.1-3

2
adanya interaksi si anak dengan lingkungan, terutama terhadap orang-
orang disekitar si anak.
3. Perkembangan Kognitif/Intelektual
Dalam perkembangan kognitif disini contohnya adalah perkembangan
kemampuan si anak dalam menggunakan Bahasa dalam kesehariannya .

Adapun dilihat dari sisi perkembangan fisik terhadap anak usia dini menurut
Hurlock mencakup empat aspek yaitu :

1. Sistem Syaraf, yang mana hal ini sangat berkaitan erat dengan
perkembangan kecerdasan dan emosi pada anak.
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motoric
3. Kelenjar Endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru
4. Struktur tubuh yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi tubuh.5

Anak usia dini merupakan masa pada periode emas atau golden age, yang
mana hanya terjadi sekali seumur hidup dalam rentang kehidupan. Oleh karena itu
pada masa ini penanaman perkembangan NAM (Nilai Agama dan Moral)
merupakan hal yang sangat penting bagi Anak Usia Dini . Menurut Fauziddin
dalam Ananda (2017:20) Pendidikan nilai moral dan agama perlu sekali
dikenalkan kepada anak sejak dini agar mereka dapat memilah-milah dan
mencerna mana yang baik dan mana yang buruk. Contohnya saja seperti budaya
luar yang mana banyak yang tidak mencerminkan sikap bangsa sendiri6

Berbicara mengenai Pendidikan Anak Usia Dini , ada tujuan yang ingin
dicapai oleh Pendidikan Nasional adalah pada dasarnya adalah mencetak generasi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan Al-Qur’an pada anak
sejak usia dini, hal ini diharapkan dapat memupuk potensi Anak Usia Dini agar
menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri7
5
Fitta Ummaya Santi, Konsep Dasar Pendidikan Paud, h.10
6
Sri Maharani, Izzati Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia Dini, (Universitas
Negeri Padang : Jurnal Pendidikan Tambusai Vol.4 No. 2 2020 ) H.1289
7
Maharani, Izzati Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia Dini H.1290

3
Pada era sekarang banyak sekali anak-anak yang mengalami krisis moral
dikarenakan salah satunya semakin majunya teknologi saat ini yang mana hal ini
begitu mempengaruhi tingkah laku serta akhlaq pada generasi muda zaman
sekarang.

Pendidikan dan pengajaran nilai-niali moral agama pada program paun merupakan
asas yang kokok dan sangat penting posisinya, dan apabila hal ini tertanam
dengan sangat baik pada setiap anak-anak Indonesia tentulah bangsa ini akan
dapat menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama. Nilai-nilai akhlaq berbudi luhur
inipun dapat menjadi otivasi spiritual bagi bangsa ini dalam melaksanakan asas
sila-sila yang terkandung pada ideologii bangsa. Dan perbuatan baik-perbuatan
baik tersebut dapat dilihat dari Firman Allah dalam surat Luqman ayat 14 :

َ ِ‫ص ْينَا ااْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ۚ ِه َح َملَ ْتهُ اُ ُّمهٗ َو ْهنًا ع َٰلى َو ْه ٍن َّوف‬
َ‫ َد ْي ۗك‬NNِ‫صالُهٗ فِ ْي عَا َمي ِْن اَ ِن ا ْش ُكرْ لِ ْي َولِ َوال‬ َّ ‫َو َو‬
ِ ‫ي ْال َم‬
‫ص ْي ُر‬ َّ َ‫اِل‬

“ Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu “

Peningkatan potensi spiritual anak bisa didapatkan mealui berbagai


pengalaman agar menjadi sebuah kebiasaan dan pola piker yang baik baik dari
dalam maupun luar pendidikan formalnya. Adaun contoh penanaman nilai-nilai
moral dan agama yang dapat diberikan oleh seorang pengajar dikelas yaitu dapat
melalui metode bercerita, demonstrasi, pemberian tugas, karyawisata, pembiasaan
dan bercakap-cakap. Selain daripada itu penanaman moral dan agama juga dapat
melalui pembelajaran Al-Qur’an terhadap anak usia dini.8

A. Pengertian Anak Usia Dini

Setiap individu mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut terjadi


sejak usia dini hingga dewasa. Perkembangan tidak dapat diukur namun diraskan.
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada usia

8
Novia Safitri.dkk , Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini,
(UIN Raden Intan Lampung : Journal of Early Childhood Education, Vol.1 No.2 2019 )h.31

4
tersebut, perekembangan terjadi sangat pesat. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar
40% dari perkembangan manusia terjadi pada anak usia dini. Oleh karena itu, usia
dini dikenal sebagai sebagai usia emas (golden age)9

Anak Usia Dini memiliki beberapa karakteristik perkembangan yang unik,


mengagumkan dan berkembang cukup pesat. Perkembangan yang dialami anak
usia dini sangat dipengaruhi oleh bagaiman ia bertumbuh. dan berikut adalah
karakteristik-karakteristik dari perkembangan anak usia dini yang telah disebutkan

1. Perkembangan Fisik Motorik


2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Emosi
4. Perkembangan Bahasa
5. Perkembangan Moral
6. Perkembangan Imajinasi 10

B. Urgensi Metode Pembelajaran al-Qur’an

Sebelum mempelajari tentang salah satu metode pembelajaran Al-Qur’an,


perlu kita ketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan metode itu sendiri.
Metode ialah suatu proses atau cara sistematis yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu dengan efisiensi, biasnya dalam urutan langkah langkah tetap yang
teratur.11 Secara etimologis istilah ini metode berasal dari bahsa Yunani yaitu
methods. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati dan
hodos yang berarti jalan atau cara.12 Metode berarti jalan atau cara yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan.13

9
Mulianah Khaironi, Perkembangan Anak Usia Dini, ( Universitas Hamzanwadi : Jurnal
Golden Age Hamzan wadi University, Vol.3 No.1 018 ) h.1
10
Yuliani Wulandari, Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an Pada Anak Usia
Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya , ( Tadarus : Jurnal Pendidikan Islam
Vol.6 No.2 2017 ) h.14
11
Muhammad Aman Ma‟mun, Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, Annaba:
Jurnal Pendidikan Islam Volume 4 No. 1 Maret 2018, hal.57.
12
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 61
13
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hal.
56.

5
Mudahnya, maksud dari metode sendiri adalah sebuah cara atau jalan atau pun
berbagai trik untuk mencapai suatu hal yang diinginkan. Maka metode ini sangat
dibutuhkan, karena untuk mencapai suatu hal tidak bisa dengan mudah atau
langsung didapatkan, perlu suatu hal atau cara dengan beberapa tahapan yang
harus dilakukan. Sementara metode pembeljaran sendiri maksudnya adalah cara
dimana seorang pendidik melakukan segala upaya agar terjadi proses belajar pada
diri peserta didik juga terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik.

Konsep manajemen pembelajaran memiliki arti yang luas dan arti sempit,
dalam artian luas merupakan kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan si
pembelajar dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian serta penialai sedangkan dalam arti sempit erupakan suatu kegiatan
yang perlu dikelola oleh guru pada saat terhjadinya proses interaksi dengan siswa
dalam proes belajar mengajar14

Salah satu daasar dari adanya metode pembelajaran Al-Qur’an adalah karena
sebagai kaum muslimin tentulah mempercayai bahwa Al-Qur’an merupakan
pedoan hidup bagi setiap umat manusia , wahyu yang pertama kali diturunkan
dalam al-Qur’an adalah perintah membaca dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 :

ْ Nِ‫ر ۙ ُم الَّ ِذيْ عَلَّ َم ب‬N


‫القَلَ ۙ ِم عَلَّ َم‬N Nَ ‫ َرْأ َو َرب‬N‫ق اِ ْق‬
َ N‫ُّك ااْل َ ْك‬ ٍ ۚ N َ‫انَ ِم ْن َعل‬N ‫ق ااْل ِ ْن َس‬ َ ۚ N َ‫ ِم َربِّكَ الَّ ِذيْ خَ ل‬N ‫اس‬
َ N َ‫ق خَ ل‬ ْ ِ‫ َرْأ ب‬N ‫اِ ْق‬
‫ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬

Membaca merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat
manusia, melalui Rasulullah SAW beliau mengisyaratkan wajib belajar atau
menuntut ilmu sejak lahir hingga ajal menjelang melingkupi umat manusia. 15 Dan
sudah seharusnya seluruh kaum muslimin bisa membaca Al-Qur’an sedari masa
kanak-kanak lebih-lebih dapat mengahafalkannya

14
Tika Kartika, Manajemen Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Berbasis Metode Talaqqi
(Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung : Jurnal Isema , Islamic Education dan
Manajemen Vol.4 No.2 Desember 2019 ) h.246
15
Yuliani Wulandari, Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an Pada Anak Usia
Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya ..h.7

6
Seperti yang diketahui bahwa anak merupakan anugerah dari Allah SWT bagi
seluruh kedua orang tuanya. Kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga slah
satunya adalah hadirnya buah hati di tengah-tengah keluarga. Anak lah yang akan
menjadi penyekuj dan perhiasan bagi oranng tuanya16, Al-Qur’an telah
menyebutkan dalam surat al-Furqon ayat 74 :

‫ َو ُذ ِّر ٰيّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َّواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما ًما‬N‫اجنَا‬
ِ ‫َوالَّ ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َو‬
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin
bagi orang-orang yang bertakwa.”

Oleh karena itu begitu pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter
buah hati mereka dan hal seperti inilah yang harus ditanamkan sejak anak berusia
dini. Karena saat anak semakin dewasa mereka cenderung bersikap individual,
dan banyak hal yang mereka lakukn tanpa melalui landasan beragama, dan moral.
Padahal dengan berkembangnya ilmu dan teknologi haruslah diiringi dengan
berkembangnya ilmu-ilmu tentang keagamaan pula.17Menanamkan nilai moral
berarti sedang melatih atau mendidik perkembangan kecerdasan moralnya, dan
proses mengembangkan moralitas anak dalam konteks mendidik memiliki
beberapa prinsip yang harus dipahami oleh kedua orang tua.18

C. Metode Talaqqi Dalam Anak Usia Dini

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membenarkan bacaan Al-
Qur’an adalah dengan mendengarkan bacaan orang yang sudah baik dalam bacaan
Al-Qur’annya, atau melalui orang yang sudah hafal dan sangat cermat sekali,
karena hanya dengan begitulah Al-Qur’an dapat dipelajari dengan baik. Sekalipun
Rasulullah SAW merupakan orang paling fasih diantara orang-orang Arab, tetapi
16
Evi Maulidah, Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Al-Qur’an Dalam Kajian Tafsir
Maudhu’I, (Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember : Childhood Education : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini Vol.2 No.2 Juni 2021 h.172
17
Laili Nur Umayah, M.Misbah, Implementasi Metode Talaqqi dalam Pembelajaran
Tahfiz Al-Qur’an bagi Anak berkebutuhan khusus (IAIN Purwokerto : Jurnal Maghza , Vol.6
No.1, 2021
18
Mardi Fitri, Na’imah Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Pada Anak
Usia Dini (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta : Al-Athfaal Vol.3 No.1 2020) h.3

7
Rasulullah SAW juga beguru Al-Qur’an kepad malaikat Jibril a.s. secara lisan. 19
Pada kesempatan ini, akan dibahas beberapa definisi dari metode talaqqi sendiri.

Talaqqi sendiri berasal dari Bahasa Arab yaiu laqqaa-yulaqqii yang


memiliki arti mempertemukan.20 Talaqqi sendiri merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk menghafal Al-Qur’an, yang mana cara tersebut dilakukan
dengan cara mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dibacakan oleh seorang guru
tahfidz. Dalam metode ini sendiri perlu diajarkan langsung dengan guru yang
mana sudah mencapai tingkatan hafidz Al-Qur’an dan dapat menguasai ilmu
tajwid.21

Maka dari itu, pengertian dari metode talaqqi sendiri yaitu proses
menghafal Al-Qur’an dengan cara bertatap muka dengan pembimbing yaitu
seorang guru yang sudah hafidz Al-Qur’an secara musyafahah yaitu anak melihat
gerakan bibir guru secara tepat. Lalu murid mendengarkan bagaimana bacaan
guru tersebut secara berulang-ulang sehingga anak didik atau peserta didik secara
tidak langsung akan benar-benar menghafal ayat yang dibacakan dan
diperdengarkan.22

Metode Talaqqi merupakan metode yang seringkali digunakan dalam


menghafal Al-Qur’an , alasannnya adalah, karena metode talaqqi memiliki dua
factor penentu yang dimiliki oleh pelakunya, yaitu adanya kolaborasi yang begitu
maksimal antara guru dengan peserta didik, Metode Talaqqi dianggap sebagai
metode paling cocok untuk anak usia dini (Susianti : 2016). Meskipun demikian,
bukan berarti hal ini tidak dapat diterapkan pada anak-anak remaja atau orang
dewasa. Karena prinsipnya Talaqqi adalah metode yang sangat dasar dalam
mengajarkan cara-cara pengucapan huruf yang langsung dilakukan oleh Guru ,

19
Sa’dulloh, 9 cara praktis menghafal A-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani 2013), Hal.36
20
Zheihan Aisyah Achmad et.al, Pengaruh Metode Talaqqi Terhadap Peningkatan
Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Peserta Didik Kelas Al-Qur’an TPQ Darussalam, Al-Afkar:
Journal for Islamic Studies, Vol.5, No.1, Februari 2022, Hal.287
21
Waliko, Metode tahfidz Al-Qur’an di Nusantara, (Banyumas: Wawasan Ilmu, Juni
2022), Hal.75
22
Sania, Ahmad Kosasih, Implementasi Metode Talaqqi dalam Menghafal Al-Qur’an,
An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2, No.1, Februari 2022, hal. 89

8
dan dipraktekkan langsung oleh para murid, terutama bagi seseoran yang
menginginkan islah atau pembenaran dalam bacaan Al-Qur’an yang salah23

Beberapa langkah yang diacu untuk menerapkan metode ini adalah:

a. Guru membacakan ayat


b. Siswa mendengarkan apa yang dibacakan oleh guru, lalu
c. Siswa menirukan cara membaca ayat seperti yang telah dicontohkan
oleh guru.

Seiring dengan majunya peradaban agama Islam di seluruh dunia, rupanya


hanya beberapa orang saja yang mengenal metode Talaqqi. Tanpa disadari
bahwasannya metode Talaqqi rupanya sudah ada dari zaman Rasulullah SAW.
Dari metode Talaqqi ini, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan,
diantaranya;

Kelebihan dari metode Talaqqi sendiri secara umum yaitu guru lebih
leluasa mengawasi perkembangan siswanya secara langsung. Selain itu, anak
dapat melihat langsung gerakan bibir pendidik dalam mengucapkan makhorijul
huruf karena berhadapan langsung. Menumbuhkan kelekatan antara pendidik
dengan peserta didik sehingga secara emosional akan menciptakan hubungan yang
harmonis.

Kelebihan yang lain dengan adanya metode talaqqi bagi anak usia dini
adalah meningkatnya dan membangun komunikasi efektif yaitu komunikasi yang
mampu enghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa
terlibat dalam komunikasi tersebut . Diharapkan dengan adanya komunikasi yang
efektif ini akan memberikan efek positif terhadap anak sebagai penerima
informasi dari sang pembeeri informasi yaitu pengajarnya tersebut. Pola
komunikasi yang efektif inilah yang perlu dibangun agar terjalin hubungan yang
harmonis dan adanya pendidikan oral untuk saling menghargai (Qadratullah,
2018)24
23
Nurzannah, Nurman Ginting , Improving The Ability To Read The Qur’an Through
The Tahsin Program Based On The Talaqqi Method (Muhammadiyah University , Sumut : JCES
(Journal of Character Education Society ) , Vol.5 No.2 April 2022) h.309
24
Ahmad Zain Sarnoto, Komunikasi Efekktif Pada Anak Usia Dini Dala Keluaraga
Menurut Al-Qur’an (Institut PTIQ Jakarta : Jurnal Obesis : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol

9
Kekurangan Dalam penerapan metode ini secara keseluruhan atau umum
yaitu tidak dapat diterapkan secara klasikal yang mana memiliki titik berat pada
guru, yaitu fokus siswa adalah menyimak materi yang disampaikan. Serta, peserta
didik akan merasa mudah bosan karena menunggu giliran untuk menghadap
kepada guru karena guru menguji secra individu.25

Namun, kelebihan tersebut tidak hanya menjadi hasil dari terapan atau
hasil penelitian yang dilakukan secara objektif saja namun juga objektif. Ternyata
faktor lain yang membuat metode Talaqqi memiliki kekurangan yaitu kurangnya
yaitu guru dalam menguasai materi untuk diterapkan kepada peserta didik. Salah
satu contohnya pada studi kasus yang berada pada TKQ Miftahurrahmah
Tasikmalaya. Dalam TKQ Miftahurrahmah Tasikmalauya terdapat beberapa hal
yang meliputi penerapan metode ini, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, dan evaluasi (penilaian).26

D. Peran Pendidik Pada Metode Talaqqi Anak Usia Dini

Dalam penerapan metode Talaqqi ditemukan keberhasilan yang terjadi di


Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Pada
penerapannya, Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Lubuk Sikaping Kabupaten
Pasaman memiliki target yaitu target hafalan dua puluh lima surat setiap
tahunnya. Yang mana seorang anak bisa mencapai tujuan itu diharapkan karena
dipengaruhi oleh kerjasama antara orang tua dan sekolah dengan baik. Banyak
faktor yang membuat penerapan metode Talaqqi dapat berhasil hingga mencapai
tujuan yg diinginkan. Diantaranya: 1) Bimbingan guru, 2) Metode hafalan, 3)
kehadiran sekolah, 4) pendampingan orangtua, 5) motivasi, 6) lingkungan 7)
teman sebaya. 27

6 No. 3 2022) h.2360


25
Salma N, A.Mujahid, Studi Kompasrasi Metode Talaqqi dan Metode Tilawati dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an, Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, Vol.4,
No.2, April 2022, Hal. 187
26
Ima Ahadiah Mukhlasoh et.al, Implementasi Metode Talaqqi Dalam Upaya
Meningkatkan Tahsin Qiro’atil Qur’an Bagi Anak Usia Dini di TKQ Miftahurrahmah, Hal.20
27
Regina Aprillya, Asdi Wirman, Penerapan Metode Talaqqi dalam Membiasakan
Anak Menghafal Al-Qur’an, Journal of Education Research, hal.11

10
Penting bagi orangtua dan guru kiranya unuk mengatur strategi yang baik dalam
mengatur strategi hafalan sang anak. Motivasi dari pihak keluarga menjadi hal
yang dapat mempengaruhi hal yang mendukungnya dalam melaksanakan
pengulangan-pengulangan hafalannya diluar sekolah. Terdapat 3 aspek penting
yang berkaitan dengan jaringan saraf dalam otak yang saling berkaitan atau
berhubungan satu sama lain, yaitu melalui proses akusisi, elaborasi, dan
pembentukan memori.

1. Akusisi,
Merupakan pembentukan sambungan sel baru antar sel, yang mana
dalam proses pembentukan sambungan sel baru antar sel diperlukan hal-
hal yang baru agar dapat merekam hal-hal yang baru dilihat. Maka dari itu
dalam penerapan hafalan dengan metode Talaqqi diperlukan hal-hal
menarik yang menjadikan memori sang anak menjadi kuat untuk ditambah
dengan hal-hal baru lainnya. Hal-hal menarik yang dapat diberikan kepada
anak diantaranya seperti menceritakan kisah-kisah nabi, menjelaskan
keutamaan bagi orang-orang yang menghafal Al-Qur’an, dan lain
sebagainya.
2. Elaborasi,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
pembentukan zat-zat kompleks yang merupakan bagian dari tumbuh-
tumbuhan atau hewan dari zat-zat yang sederhana atau tidak kompleks.
Jika pembentukan sambungan sel baru antar sel sudah terhubung, maka
selanjutnya adalah mengembangkannya. Dalam otak sendiri terdapat satu
tipe sel saraf yang disebut neuron yang bertugas mengirimkan sinyak-
sinyak elektrik dan kimiawi berkomunikasi satu sama lain. Maka dari itu,
hafalan Al-Qur’an akan diperkuat dengan cara pengulangan yang
dilakukan terus menerus sehingga informasi yang telah disampaikan, akan
paten dalam otak.
3. Pembentukan Memori,
Dalam bukunya Jansen menyatakan bahwa semua memori adalah
polapola yang dibekukan yang menunggu sebuah sinyal resonansi untuk
membangunkannya,, seperti jalan tak rata yang hening sampai ada sebuah

11
mobil lewat di atasnya. Ia juga menjelaskan bahwa memori terbentuk
melalui beberapa cara yaitu dengan cara berpikir, merasakan, bergerak,
dan mengalami sendiri suatu kejadian melalui stimulasi sensori. Semua
yang terjadi dalam kehidupan manusia diregistrasi oleh dalam otak dan
seluruh data diprioritaskan berdasarkan nilai, makna, dan kegunaannya
oleh struktur dan proses otak.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwasannya stimulasi sensori yang
diberikan kepada anak serta pengalaman yang dibangunsejak dini dapat
membangunkan memori yang tertidur. Jadi, untuk presentase anak-anak
dalam menghafal Al-Qur’an tidaklah menjadi hal yang mustahil apalagi
jika hal tersebut merupakan pengulangan-penulangan bacaan ayat-ayat Al-
Qur’an. Maka jelas bahwa pengulangan-pengulangan bacaan ayat Al-
Qur’an yang dilakukan akan lebih melekat dan memperkuat koneksi antar
neuron.28
E. Penutup

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan kali ini adalah bahwa usia
anak usia dini merupakan usia emas bagi setiap manusia oleh karenanya sangat
dibutuhkan proses untuk meningkatkan potensi spiritual anak. Peningkatan
potensi spiritual anak bisa didapatkan mealui berbagai pengalaman agar menjadi
sebuah kebiasaan dan pola piker yang baik baik dari dalam maupun luar
pendidikan formalnya. Adaun contoh penanaman nilai-nilai moral dan agama
yang dapat diberikan oleh seorang pengajar dikelas yaitu dapat melalui metode
bercerita, demonstrasi, pemberian tugas, karyawisata, pembiasaan dan bercakap-
cakap. Selain daripada itu penanaman moral dan agama juga dapat melalui
pembelajaran Al-Qur’an terhadap anak usia dini

Adapun menurut seorang Ahli bernama Susanti telah mengatakan bahwa


Metode Talaqqi merupakan metode yang seringkali digunakan dalam menghafal
Al-Qur’an , alasannnya adalah, karena metode talaqqi memiliki dua factor
penentu yang dimiliki oleh pelakunya, yaitu adanya kolaborasi yang begitu

28
Cuci Susianti, Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Al-Qur’an, Jurnal Tunas Siliwangi, Vol.2, No.1, April 2016, Hal. 3-6

12
maksimal antara guru dengan peserta didik, Metode Talaqqi dianggap sebagai
metode paling cocok untuk anak usia dini

F. Daftar Pustaka

Achmad , Zheihan Aisyah et.al, Pengaruh Metode Talaqqi Terhadap


Peningkatan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Peserta Didik Kelas Al-Qur’an
TPQ Darussalam, Al-Afkar: Journal for Islamic Studies, Vol.5, No.1, Februari
2022
Anhusadar, La Ode Perkembangan Otak Anak Usia Dini, (STAIN Sultan
Qaimuddin , Kendari)
Aprillya, Regina Asdi Wirman, Penerapan Metode Talaqqi dalam
Membiasakan Anak Menghafal Al-Qur’an, Journal of Education Research,
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
Fitri, Mardi Na’imah Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Pada Anak Usia Dini (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta : Al-Athfaal Vol.3 No.1
2020)
Kartika, Tika Manajemen Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Berbasis
Metode Talaqqi (Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung : Jurnal
Isema , Islamic Education dan Manajemen Vol.4 No.2 Desember 2019 )
Khaironi, Mulianah Perkembangan Anak Usia Dini, ( Universitas
Hamzanwadi : Jurnal Golden Age Hamzan wadi University, Vol.3 No.1 018 )
Ma‟mun, Muhammad Aman Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an,
Annaba: Jurnal Pendidikan Islam Volume 4 No. 1 Maret 2018, .
Maharani, Sri Izzati Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia Dini,
(Universitas Negeri Padang : Jurnal Pendidikan Tambusai Vol.4 No. 2 2020 )
Maulidah, Evi Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Al-Qur’an Dalam
Kajian Tafsir Maudhu’I, (Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember : Childhood
Education : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol.2 No.2 Juni 2021
Maunah, Binti Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta:
TERAS, 2009),
Mujahid, Salma N, AStudi Kompasrasi Metode Talaqqi dan Metode
Tilawati dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an, Jurnal
Pendidikan Islam Indonesia, Vol.4, No.2, April 2022,

13
Mukhlasoh, Ima Ahadiah et.al, Implementasi Metode Talaqqi Dalam
Upaya Meningkatkan Tahsin Qiro’atil Qur’an Bagi Anak Usia Dini di TKQ
Miftahurrahmah,
Nurzannah, Nurman Ginting , Improving The Ability To Read The Qur’an
Through The Tahsin Program Based On The Talaqqi Method (Muhammadiyah
University , Sumut : JCES (Journal of Character Education Society ) , Vol.5 No.2
April 2022)
Rudiyanto, Ahmad “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini” (Metro
Lampung: CV Laduny Alifatama, 2018)
Sa’dulloh, 9 cara praktis menghafal A-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani
2013)
Safitri.Novia dkk , Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama dan Moral
Anak Usia Dini, (UIN Raden Intan Lampung : Journal of Early Childhood
Education, Vol.1 No.2 2019 )
Sania, Ahmad Kosasih, Implementasi Metode Talaqqi dalam Menghafal
Al-Qur’an, An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2, No.1, Februari 2022
Santi, Fitta Ummaya Konsep Dasar Pendidikan Paud,
Sarnoto, Ahmad Zain Komunikasi Efekktif Pada Anak Usia Dini Dala
Keluaraga Menurut Al-Qur’an (Institut PTIQ Jakarta : Jurnal Obesis : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 6 No. 3 2022)
Sinurat James dkk, Pengembangan Moral dan Keagamaan Anak Usia
Dini, ( Bandung : Widiana Press 2022)
Susanto, Ahmad “Pendidikan Anak Usia Dini (konsep dan teori)”,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017)
Susianti, Cuci Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menghafal Al-Qur’an, Jurnal Tunas Siliwangi, Vol.2, No.1, April
2016
Umayah, Laili Nur M.Misbah, Implementasi Metode Talaqqi dalam
Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an bagi Anak berkebutuhan khusus (IAIN
Purwokerto : Jurnal Maghza , Vol.6 No.1, 2021
Waliko, Metode tahfidz Al-Qur’an di Nusantara, (Banyumas: Wawasan
Ilmu, Juni 2022), Hal.75

14
Wulandari, Yuliani Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an
Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya ,
( Tadarus : Jurnal Pendidikan Islam Vol.6 No.2 2017)
Wulandari, Yuliani Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an
Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya

15

Anda mungkin juga menyukai