Abstrak
Pembukaan
Masa muda ataupun usia dini merupakan masa yang paling baik untuk
mendapat asupan-asupan Ilmu. Ketika masa iniliah anak dapat mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki, karena pada masa ini perkembangan anak lebih
pesat setelah melewati masa usia dini , Anak Usia Dini merupakan asset penting
yang harus dijaga karena merekalah yang akan membawa kemajuan dan
kebermanfaatan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengingat begitu
pentingnya keberadaan usia dini, maka diperlukan adanya pemeberian stimulasi
yang optimal pada usia tersebut1
Adanya pembelajaran Al-Qur’an bagi anak usia dini merupakan hal yang
sangat penting karena demi membentuk moral beragama anak usia dini, karema
apabila masyarakatnya rusak, tentulah sebuah peradaban bisa hancur begitu saja.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengenalkan Al-Qur’an sedini
mungkin kepada anak-anak demi meningkatkan kualitas karakter dilingkungan
anak-anak. Ketika seorang anak mampu menghafal, membaca, menulis Al-Qur’an
tentunya hal ini dapat meningkatkan kecerdasan anak
1
James Sinurat dkk, Pengembangan Moral dan Keagamaan Anak Usia Dini, ( Bandung :
Widiana Press 2022) H.144
2
La Ode Anhusadar, Perkembangan Otak Anak Usia Dini, (STAIN Sultan Qaimuddin ,
Kendari) H.101
1
(infancy atau babyhod) berusia 0-1 tahun, usia dini (early childhood) berusia 1-5
tahun, masa kanak-kanak akhir (late childhood) berusia 6-12 tahun.3
Sujiono (Dewi dan Eveline, 2004 : 351) menjelaskan bahwa anak usia dini
adalah sekelompok anak yang berusia 0-8 tahun yang memiliki berbagai potensi
genetic dan siap untuk dikembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan .
Gibran (Suharsono, 2004: 39) melukiskan istilah bagi anak dengan kalimat
sebagai berikut, “anakmu bukanlah anakmu, melainkan anak pada zamannya”.
Banyak aspek-aspek perkembangan pada AUD (Anak Usia Dini). Beberapa
aspek-aspek perkembangan Anak Usia Dini menurut Internasional adalah :
3
Ahmad Susanto, “Pendidikan Anak Usia Dini (konsep dan teori)”, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2017), hal.1
4
Ahmad Rudiyanto, “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini” (Metro Lampung: CV
Laduny Alifatama, 2018), hal.1-3
2
adanya interaksi si anak dengan lingkungan, terutama terhadap orang-
orang disekitar si anak.
3. Perkembangan Kognitif/Intelektual
Dalam perkembangan kognitif disini contohnya adalah perkembangan
kemampuan si anak dalam menggunakan Bahasa dalam kesehariannya .
Adapun dilihat dari sisi perkembangan fisik terhadap anak usia dini menurut
Hurlock mencakup empat aspek yaitu :
1. Sistem Syaraf, yang mana hal ini sangat berkaitan erat dengan
perkembangan kecerdasan dan emosi pada anak.
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motoric
3. Kelenjar Endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru
4. Struktur tubuh yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi tubuh.5
Anak usia dini merupakan masa pada periode emas atau golden age, yang
mana hanya terjadi sekali seumur hidup dalam rentang kehidupan. Oleh karena itu
pada masa ini penanaman perkembangan NAM (Nilai Agama dan Moral)
merupakan hal yang sangat penting bagi Anak Usia Dini . Menurut Fauziddin
dalam Ananda (2017:20) Pendidikan nilai moral dan agama perlu sekali
dikenalkan kepada anak sejak dini agar mereka dapat memilah-milah dan
mencerna mana yang baik dan mana yang buruk. Contohnya saja seperti budaya
luar yang mana banyak yang tidak mencerminkan sikap bangsa sendiri6
Berbicara mengenai Pendidikan Anak Usia Dini , ada tujuan yang ingin
dicapai oleh Pendidikan Nasional adalah pada dasarnya adalah mencetak generasi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan Al-Qur’an pada anak
sejak usia dini, hal ini diharapkan dapat memupuk potensi Anak Usia Dini agar
menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri7
5
Fitta Ummaya Santi, Konsep Dasar Pendidikan Paud, h.10
6
Sri Maharani, Izzati Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia Dini, (Universitas
Negeri Padang : Jurnal Pendidikan Tambusai Vol.4 No. 2 2020 ) H.1289
7
Maharani, Izzati Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia Dini H.1290
3
Pada era sekarang banyak sekali anak-anak yang mengalami krisis moral
dikarenakan salah satunya semakin majunya teknologi saat ini yang mana hal ini
begitu mempengaruhi tingkah laku serta akhlaq pada generasi muda zaman
sekarang.
Pendidikan dan pengajaran nilai-niali moral agama pada program paun merupakan
asas yang kokok dan sangat penting posisinya, dan apabila hal ini tertanam
dengan sangat baik pada setiap anak-anak Indonesia tentulah bangsa ini akan
dapat menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama. Nilai-nilai akhlaq berbudi luhur
inipun dapat menjadi otivasi spiritual bagi bangsa ini dalam melaksanakan asas
sila-sila yang terkandung pada ideologii bangsa. Dan perbuatan baik-perbuatan
baik tersebut dapat dilihat dari Firman Allah dalam surat Luqman ayat 14 :
َ ِص ْينَا ااْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ۚ ِه َح َملَ ْتهُ اُ ُّمهٗ َو ْهنًا ع َٰلى َو ْه ٍن َّوف
َ َد ْي ۗكNNِصالُهٗ فِ ْي عَا َمي ِْن اَ ِن ا ْش ُكرْ لِ ْي َولِ َوال َّ َو َو
ِ ي ْال َم
ص ْي ُر َّ َاِل
“ Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu “
8
Novia Safitri.dkk , Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini,
(UIN Raden Intan Lampung : Journal of Early Childhood Education, Vol.1 No.2 2019 )h.31
4
tersebut, perekembangan terjadi sangat pesat. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar
40% dari perkembangan manusia terjadi pada anak usia dini. Oleh karena itu, usia
dini dikenal sebagai sebagai usia emas (golden age)9
9
Mulianah Khaironi, Perkembangan Anak Usia Dini, ( Universitas Hamzanwadi : Jurnal
Golden Age Hamzan wadi University, Vol.3 No.1 018 ) h.1
10
Yuliani Wulandari, Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an Pada Anak Usia
Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya , ( Tadarus : Jurnal Pendidikan Islam
Vol.6 No.2 2017 ) h.14
11
Muhammad Aman Ma‟mun, Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an, Annaba:
Jurnal Pendidikan Islam Volume 4 No. 1 Maret 2018, hal.57.
12
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 61
13
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hal.
56.
5
Mudahnya, maksud dari metode sendiri adalah sebuah cara atau jalan atau pun
berbagai trik untuk mencapai suatu hal yang diinginkan. Maka metode ini sangat
dibutuhkan, karena untuk mencapai suatu hal tidak bisa dengan mudah atau
langsung didapatkan, perlu suatu hal atau cara dengan beberapa tahapan yang
harus dilakukan. Sementara metode pembeljaran sendiri maksudnya adalah cara
dimana seorang pendidik melakukan segala upaya agar terjadi proses belajar pada
diri peserta didik juga terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik.
Konsep manajemen pembelajaran memiliki arti yang luas dan arti sempit,
dalam artian luas merupakan kegiatan mengelola bagaimana membelajarkan si
pembelajar dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian serta penialai sedangkan dalam arti sempit erupakan suatu kegiatan
yang perlu dikelola oleh guru pada saat terhjadinya proses interaksi dengan siswa
dalam proes belajar mengajar14
Salah satu daasar dari adanya metode pembelajaran Al-Qur’an adalah karena
sebagai kaum muslimin tentulah mempercayai bahwa Al-Qur’an merupakan
pedoan hidup bagi setiap umat manusia , wahyu yang pertama kali diturunkan
dalam al-Qur’an adalah perintah membaca dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 :
Membaca merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat
manusia, melalui Rasulullah SAW beliau mengisyaratkan wajib belajar atau
menuntut ilmu sejak lahir hingga ajal menjelang melingkupi umat manusia. 15 Dan
sudah seharusnya seluruh kaum muslimin bisa membaca Al-Qur’an sedari masa
kanak-kanak lebih-lebih dapat mengahafalkannya
14
Tika Kartika, Manajemen Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Berbasis Metode Talaqqi
(Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung : Jurnal Isema , Islamic Education dan
Manajemen Vol.4 No.2 Desember 2019 ) h.246
15
Yuliani Wulandari, Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an Pada Anak Usia
Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya ..h.7
6
Seperti yang diketahui bahwa anak merupakan anugerah dari Allah SWT bagi
seluruh kedua orang tuanya. Kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga slah
satunya adalah hadirnya buah hati di tengah-tengah keluarga. Anak lah yang akan
menjadi penyekuj dan perhiasan bagi oranng tuanya16, Al-Qur’an telah
menyebutkan dalam surat al-Furqon ayat 74 :
َو ُذ ِّر ٰيّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َّواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ ْينَ اِ َما ًماNاجنَا
ِ َوالَّ ِذ ْينَ يَقُوْ لُوْ نَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َو
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin
bagi orang-orang yang bertakwa.”
Oleh karena itu begitu pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter
buah hati mereka dan hal seperti inilah yang harus ditanamkan sejak anak berusia
dini. Karena saat anak semakin dewasa mereka cenderung bersikap individual,
dan banyak hal yang mereka lakukn tanpa melalui landasan beragama, dan moral.
Padahal dengan berkembangnya ilmu dan teknologi haruslah diiringi dengan
berkembangnya ilmu-ilmu tentang keagamaan pula.17Menanamkan nilai moral
berarti sedang melatih atau mendidik perkembangan kecerdasan moralnya, dan
proses mengembangkan moralitas anak dalam konteks mendidik memiliki
beberapa prinsip yang harus dipahami oleh kedua orang tua.18
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membenarkan bacaan Al-
Qur’an adalah dengan mendengarkan bacaan orang yang sudah baik dalam bacaan
Al-Qur’annya, atau melalui orang yang sudah hafal dan sangat cermat sekali,
karena hanya dengan begitulah Al-Qur’an dapat dipelajari dengan baik. Sekalipun
Rasulullah SAW merupakan orang paling fasih diantara orang-orang Arab, tetapi
16
Evi Maulidah, Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Al-Qur’an Dalam Kajian Tafsir
Maudhu’I, (Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember : Childhood Education : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini Vol.2 No.2 Juni 2021 h.172
17
Laili Nur Umayah, M.Misbah, Implementasi Metode Talaqqi dalam Pembelajaran
Tahfiz Al-Qur’an bagi Anak berkebutuhan khusus (IAIN Purwokerto : Jurnal Maghza , Vol.6
No.1, 2021
18
Mardi Fitri, Na’imah Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Pada Anak
Usia Dini (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta : Al-Athfaal Vol.3 No.1 2020) h.3
7
Rasulullah SAW juga beguru Al-Qur’an kepad malaikat Jibril a.s. secara lisan. 19
Pada kesempatan ini, akan dibahas beberapa definisi dari metode talaqqi sendiri.
Maka dari itu, pengertian dari metode talaqqi sendiri yaitu proses
menghafal Al-Qur’an dengan cara bertatap muka dengan pembimbing yaitu
seorang guru yang sudah hafidz Al-Qur’an secara musyafahah yaitu anak melihat
gerakan bibir guru secara tepat. Lalu murid mendengarkan bagaimana bacaan
guru tersebut secara berulang-ulang sehingga anak didik atau peserta didik secara
tidak langsung akan benar-benar menghafal ayat yang dibacakan dan
diperdengarkan.22
19
Sa’dulloh, 9 cara praktis menghafal A-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani 2013), Hal.36
20
Zheihan Aisyah Achmad et.al, Pengaruh Metode Talaqqi Terhadap Peningkatan
Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Peserta Didik Kelas Al-Qur’an TPQ Darussalam, Al-Afkar:
Journal for Islamic Studies, Vol.5, No.1, Februari 2022, Hal.287
21
Waliko, Metode tahfidz Al-Qur’an di Nusantara, (Banyumas: Wawasan Ilmu, Juni
2022), Hal.75
22
Sania, Ahmad Kosasih, Implementasi Metode Talaqqi dalam Menghafal Al-Qur’an,
An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2, No.1, Februari 2022, hal. 89
8
dan dipraktekkan langsung oleh para murid, terutama bagi seseoran yang
menginginkan islah atau pembenaran dalam bacaan Al-Qur’an yang salah23
Kelebihan dari metode Talaqqi sendiri secara umum yaitu guru lebih
leluasa mengawasi perkembangan siswanya secara langsung. Selain itu, anak
dapat melihat langsung gerakan bibir pendidik dalam mengucapkan makhorijul
huruf karena berhadapan langsung. Menumbuhkan kelekatan antara pendidik
dengan peserta didik sehingga secara emosional akan menciptakan hubungan yang
harmonis.
Kelebihan yang lain dengan adanya metode talaqqi bagi anak usia dini
adalah meningkatnya dan membangun komunikasi efektif yaitu komunikasi yang
mampu enghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa
terlibat dalam komunikasi tersebut . Diharapkan dengan adanya komunikasi yang
efektif ini akan memberikan efek positif terhadap anak sebagai penerima
informasi dari sang pembeeri informasi yaitu pengajarnya tersebut. Pola
komunikasi yang efektif inilah yang perlu dibangun agar terjalin hubungan yang
harmonis dan adanya pendidikan oral untuk saling menghargai (Qadratullah,
2018)24
23
Nurzannah, Nurman Ginting , Improving The Ability To Read The Qur’an Through
The Tahsin Program Based On The Talaqqi Method (Muhammadiyah University , Sumut : JCES
(Journal of Character Education Society ) , Vol.5 No.2 April 2022) h.309
24
Ahmad Zain Sarnoto, Komunikasi Efekktif Pada Anak Usia Dini Dala Keluaraga
Menurut Al-Qur’an (Institut PTIQ Jakarta : Jurnal Obesis : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol
9
Kekurangan Dalam penerapan metode ini secara keseluruhan atau umum
yaitu tidak dapat diterapkan secara klasikal yang mana memiliki titik berat pada
guru, yaitu fokus siswa adalah menyimak materi yang disampaikan. Serta, peserta
didik akan merasa mudah bosan karena menunggu giliran untuk menghadap
kepada guru karena guru menguji secra individu.25
Namun, kelebihan tersebut tidak hanya menjadi hasil dari terapan atau
hasil penelitian yang dilakukan secara objektif saja namun juga objektif. Ternyata
faktor lain yang membuat metode Talaqqi memiliki kekurangan yaitu kurangnya
yaitu guru dalam menguasai materi untuk diterapkan kepada peserta didik. Salah
satu contohnya pada studi kasus yang berada pada TKQ Miftahurrahmah
Tasikmalaya. Dalam TKQ Miftahurrahmah Tasikmalauya terdapat beberapa hal
yang meliputi penerapan metode ini, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, dan evaluasi (penilaian).26
10
Penting bagi orangtua dan guru kiranya unuk mengatur strategi yang baik dalam
mengatur strategi hafalan sang anak. Motivasi dari pihak keluarga menjadi hal
yang dapat mempengaruhi hal yang mendukungnya dalam melaksanakan
pengulangan-pengulangan hafalannya diluar sekolah. Terdapat 3 aspek penting
yang berkaitan dengan jaringan saraf dalam otak yang saling berkaitan atau
berhubungan satu sama lain, yaitu melalui proses akusisi, elaborasi, dan
pembentukan memori.
1. Akusisi,
Merupakan pembentukan sambungan sel baru antar sel, yang mana
dalam proses pembentukan sambungan sel baru antar sel diperlukan hal-
hal yang baru agar dapat merekam hal-hal yang baru dilihat. Maka dari itu
dalam penerapan hafalan dengan metode Talaqqi diperlukan hal-hal
menarik yang menjadikan memori sang anak menjadi kuat untuk ditambah
dengan hal-hal baru lainnya. Hal-hal menarik yang dapat diberikan kepada
anak diantaranya seperti menceritakan kisah-kisah nabi, menjelaskan
keutamaan bagi orang-orang yang menghafal Al-Qur’an, dan lain
sebagainya.
2. Elaborasi,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
pembentukan zat-zat kompleks yang merupakan bagian dari tumbuh-
tumbuhan atau hewan dari zat-zat yang sederhana atau tidak kompleks.
Jika pembentukan sambungan sel baru antar sel sudah terhubung, maka
selanjutnya adalah mengembangkannya. Dalam otak sendiri terdapat satu
tipe sel saraf yang disebut neuron yang bertugas mengirimkan sinyak-
sinyak elektrik dan kimiawi berkomunikasi satu sama lain. Maka dari itu,
hafalan Al-Qur’an akan diperkuat dengan cara pengulangan yang
dilakukan terus menerus sehingga informasi yang telah disampaikan, akan
paten dalam otak.
3. Pembentukan Memori,
Dalam bukunya Jansen menyatakan bahwa semua memori adalah
polapola yang dibekukan yang menunggu sebuah sinyal resonansi untuk
membangunkannya,, seperti jalan tak rata yang hening sampai ada sebuah
11
mobil lewat di atasnya. Ia juga menjelaskan bahwa memori terbentuk
melalui beberapa cara yaitu dengan cara berpikir, merasakan, bergerak,
dan mengalami sendiri suatu kejadian melalui stimulasi sensori. Semua
yang terjadi dalam kehidupan manusia diregistrasi oleh dalam otak dan
seluruh data diprioritaskan berdasarkan nilai, makna, dan kegunaannya
oleh struktur dan proses otak.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwasannya stimulasi sensori yang
diberikan kepada anak serta pengalaman yang dibangunsejak dini dapat
membangunkan memori yang tertidur. Jadi, untuk presentase anak-anak
dalam menghafal Al-Qur’an tidaklah menjadi hal yang mustahil apalagi
jika hal tersebut merupakan pengulangan-penulangan bacaan ayat-ayat Al-
Qur’an. Maka jelas bahwa pengulangan-pengulangan bacaan ayat Al-
Qur’an yang dilakukan akan lebih melekat dan memperkuat koneksi antar
neuron.28
E. Penutup
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan kali ini adalah bahwa usia
anak usia dini merupakan usia emas bagi setiap manusia oleh karenanya sangat
dibutuhkan proses untuk meningkatkan potensi spiritual anak. Peningkatan
potensi spiritual anak bisa didapatkan mealui berbagai pengalaman agar menjadi
sebuah kebiasaan dan pola piker yang baik baik dari dalam maupun luar
pendidikan formalnya. Adaun contoh penanaman nilai-nilai moral dan agama
yang dapat diberikan oleh seorang pengajar dikelas yaitu dapat melalui metode
bercerita, demonstrasi, pemberian tugas, karyawisata, pembiasaan dan bercakap-
cakap. Selain daripada itu penanaman moral dan agama juga dapat melalui
pembelajaran Al-Qur’an terhadap anak usia dini
28
Cuci Susianti, Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Al-Qur’an, Jurnal Tunas Siliwangi, Vol.2, No.1, April 2016, Hal. 3-6
12
maksimal antara guru dengan peserta didik, Metode Talaqqi dianggap sebagai
metode paling cocok untuk anak usia dini
F. Daftar Pustaka
13
Mukhlasoh, Ima Ahadiah et.al, Implementasi Metode Talaqqi Dalam
Upaya Meningkatkan Tahsin Qiro’atil Qur’an Bagi Anak Usia Dini di TKQ
Miftahurrahmah,
Nurzannah, Nurman Ginting , Improving The Ability To Read The Qur’an
Through The Tahsin Program Based On The Talaqqi Method (Muhammadiyah
University , Sumut : JCES (Journal of Character Education Society ) , Vol.5 No.2
April 2022)
Rudiyanto, Ahmad “Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini” (Metro
Lampung: CV Laduny Alifatama, 2018)
Sa’dulloh, 9 cara praktis menghafal A-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani
2013)
Safitri.Novia dkk , Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama dan Moral
Anak Usia Dini, (UIN Raden Intan Lampung : Journal of Early Childhood
Education, Vol.1 No.2 2019 )
Sania, Ahmad Kosasih, Implementasi Metode Talaqqi dalam Menghafal
Al-Qur’an, An-Nuha: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.2, No.1, Februari 2022
Santi, Fitta Ummaya Konsep Dasar Pendidikan Paud,
Sarnoto, Ahmad Zain Komunikasi Efekktif Pada Anak Usia Dini Dala
Keluaraga Menurut Al-Qur’an (Institut PTIQ Jakarta : Jurnal Obesis : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 6 No. 3 2022)
Sinurat James dkk, Pengembangan Moral dan Keagamaan Anak Usia
Dini, ( Bandung : Widiana Press 2022)
Susanto, Ahmad “Pendidikan Anak Usia Dini (konsep dan teori)”,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2017)
Susianti, Cuci Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan
Kemampuan Menghafal Al-Qur’an, Jurnal Tunas Siliwangi, Vol.2, No.1, April
2016
Umayah, Laili Nur M.Misbah, Implementasi Metode Talaqqi dalam
Pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an bagi Anak berkebutuhan khusus (IAIN
Purwokerto : Jurnal Maghza , Vol.6 No.1, 2021
Waliko, Metode tahfidz Al-Qur’an di Nusantara, (Banyumas: Wawasan
Ilmu, Juni 2022), Hal.75
14
Wulandari, Yuliani Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an
Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya ,
( Tadarus : Jurnal Pendidikan Islam Vol.6 No.2 2017)
Wulandari, Yuliani Upaya Meningkatkan Minat Baca Tulis Al-Qur’an
Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Azhar 15 Surabaya
15