Anda di halaman 1dari 34

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PAUD (pendidikan islam anak usia dini) merupakan pendidikan yang

diperuntukan anak-anak sebelum memasuki pendidikan pada jenjang sekolah dasar.

Pendidikan anak usia dini sangat penting bagi anak,sebagai bekal persiapan pada

jenjang pendidikan. Anak usia dini adalah anak yang rentang usianya adalah 0-6 tahun.

Anak pada masa usia dini disebut dengan usia emas (golden age). Golden age adalah

masa dimana anak mengalami perkembangan paling pesat. Masa golden age juga

merupakan usia dimana anak akan mendapatkan pengetahuan, hal ini terbukti dengan

banyaknya pertanyaan yang dilontarkan anak ketika melihat hal-hal yang baru.

Sehingga keingintahuan anak itu diarahkan pada pendidiakn anak usia dini atau sering

disebut degan PAUD.1

Masa anak-anak bisa dikatakan sebagai masa Golden Age atau masa keemasan,

maksudnya ialah anak masa pertumbuhan, saat masa ini sangat baik jika sebagai orang

tua maupun guru memanfaatkan anak untuk melatih kognitif anak sesuai tingkatan anak

yang tertera dalam Peraturan menteri No 137 tahun 2014, tingkatan usia dan berfikir

anak berbeda-beda sesuai dengan usia anak. Pendidikan anak usia dini khususnya di

negara Indonesia sendiri menjadi hal yang sangat penting dan juga menjadi perhatian

Pemerintah karena hal ini dapat membantu kesiapan anak-anak sebelum memasuki

1
Rohyana Fitriani, Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University, Vol.3 No. 1, Juni 2018 , https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01. 742. Diakses
14 novermber 2022
2

jenjang pendidikan formal atau pendidikan selanjutnya. Hal ini bahkan dicantumkan

dalam undang-undang. No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

ayat 14 yang menyatakan :

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.2

Dari penjelasan undang-undang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar bagi kehidupan setiap anak.

Pendidikan pada anak usia dini tidak hanya menanamkan pengetahuan, namun juga

membentuk karakter dan menyiapkan anak untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh

karena itu stimulasi yang diberikan kepada anak usia dini harus sesuai dengan konsep

perkembangan anak. Aspek perkembangan anak usia dini meliputi aspek nilai moral dan

agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, seni, dan fisik motorik baik motorik kasar

dan halus. Semua aspek tersebut dapat distimulasi melalui kegiatan pembelajaran.3

Konsep PAUD adalah konsep pendidikan yang ingin menawarkan kepada

masyarakat akan pentingnya pendidikan karakteristik perilaku anak usia dini. Sesuai

dengan firman Allah SWT. Dalam QS. Luqman ayat 12-14 yang berbunyi:

‫َولَقَ ْد ٰاتَ ْينَا لُ ْقمٰ َن ْال ِح ْك َمةَ اَ ِن ا ْش ُكرْ هّٰلِل ِ ۗ َو َم ْن يَّ ْش ُكرْ فَاِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس @ه ۚ َو َم ْن َكفَ @ َر‬
ۗ ِ ‫ي اَل تُ ْش@ ِر ْك بِاهّٰلل‬ َ َ‫ َواِ ْذ ق‬,١٢ – ‫فَاِ َّن َ َغنِ ٌّي َح ِم ْي ٌد‬
َّ َ‫ال لُ ْقمٰ ُن اِل ْبنِ@ ٖ@ه َوهُ@ َو يَ ِعظُ@@هٗ ٰيبُن‬
‫هّٰللا‬

2
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 “Tentang Sistem Pendidikan
Nasional”(Jakarta, Sinar Grafika, 2014), 4
3
Umar Sulaiman, Tingkat Pencapaian Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun Berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Indonesian Journal of Early Childhood Education Volume 2,
Nomor 1, Juni 2019, https://doi.org/1024252/nananeke.v2i1.9385. Diakses 29 januari 2023
3

‫ان بِ َوالِ َد ْي@ ۚ ِه َح َملَ ْت@هُ اُ ُّمهٗ َو ْهنً@@ا َع ٰلى‬َ @‫ص@ ْينَا ااْل ِ ْن َس‬ َّ ‫ َو َو‬,١٣ – ‫ك لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ٌم‬ َ ْ‫اِ َّن ال ِّشر‬
.١٤ – ‫ص ْي ُر‬ ِ ‫ي ْال َم‬ َ ۗ ‫صالُهٗ فِ ْي َعا َمي ِْن اَ ِن ا ْش ُكرْ لِ ْي َولِ َوالِ َدي‬
َّ َ‫ْك اِل‬ َ ِ‫َو ْه ٍن َّوف‬
Terjemahannya : (12) dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada Luqman,
yaitu,”bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka
sesungguhnya Allah maha kaya, maha terpuji. (13) dan (ingatlah)
ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, “wahai anakku! Janganlah engkau
menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah
adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (14) dan kami
perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapinya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan hanya kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kamu kembalimu.4

Perkembangan Motorik adalah perkembangan dari unsur pengembangan dan

pengendalian gerak tubuh.Perkembangan motorik meliputi motorik halus dan motorik

kasar. Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau

sebagian anggota tubuh tertentu, sedangkan motorik kasar merupakan gerakan yang

menggunakan otot besar, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

Aspek perkembangan anak khususnya perkembangan fisik motorik sangat

penting untuk melatih koordinasi gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh.Aspek

perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Motorik kasar menekankan pada koordinasi tubuh pada gerakan otot-otot besar seperti

melompat, berlari dan berguling, Sedangkan motorik halus menekankan koordinasi otot

tangan atau kelenturan tangan contohnya menulis, menggambar dan memegang sesuatu

4
Kementerian Agama, Al-Qur’an Al-Karim, (Unit Percetakan Al-Qur’an: Bogor,
2018), 412.
4

dengan ibu jari dan telunjuk. Secara umum, aspek motorik kasar akan berkembang lebih

dahulu dari pada aspek motorik halus. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi agar aspek

motorik kasar dan motorik halus dapat berkembang secara seimbang sehingga anak

tidak hanya mampu berlari, melompat, menendang tetapi keterampilan motorik

halusnya seperti menulis, melukis, menggunting, meronce, menjahit dan menggambar

juga dapat berkembang.

Mengingat pentingnya perkembangan motorik halus di semua jenjang

pendidikan maka sangat perlu pengenalan dasar-dasar permainan yang diperlukan

dalam melatih motorik halus pada anak didik. Pembelajaran di PAUD memiliki

keunikan dan ciri khas tersendiri. Pembelajaran di PAUD dilakukan secara terpadu dan

menyeluruh yang harus meliputi segala aspek perkembangan sebagaimana karakteristik

anak dalam berfikir yang masih bersifat holistik yang dimana artinya anak masih

melihat segala sesuatunya dengan keseluruhan, tidak terpisah-pisah dan belum terfokus

pada unsur-unsur tertentu lainnya. Apalagi, ketika anak- anak sedang bermain maka

berfikir secara holistik pada anak akan sangat digunakan oleh anak dalam bermain.5.

Pada dasarnya, anak usia dini lebih sering dan suka bermain karena dunia anak

adalah dunia bermain. Sehingga peran guru PAUD dalam mengembangkan segala

aspek-aspek pengembangan pada anak dapat dilakukan dengan cara bermain sambil

belajar. Salah satu aspek yang sangat penting dikembangkan pada anak usia dini adalah

aspek perkembangan motorik halus anak. 6Seorang guru dapat mengembangkan aspek
5
Waldi, Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Indonesia Anak Pada Media Panggung
Boneka di Ra Sabilunnajah, Jurnal Wawasan Ilmu Anak Usia Dini, Volume 1 Issue 1 (2021),
Http://Ejournal.Stital.Ac.Id/ Index.Php/Waladi/Article/View/118, 55-57, Diakses 14 november 2022.
6
Nina Veronica, Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Pedagogi:
Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini Volume 4 Nomor 2Agustus 2018,
5

motorik halus anak melalui pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran.

Salah satunya yaitu pembelajaran metode finger painting. Penggunaan media

pembelajaran yang baik dan menarik dapat meningkatkan semangat anak dalam

melakukan aktivtas pembelajaran.

Menurut Musfiroh untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dapat

diasah dengan keterampilan tangan, kordinasi mata, kepekaan seutuhnya, dan reflek.

Sehingga dapat bergerak dengan tepat salah satunya dengan cara kegiatan Finger

Painting. Finger Painting berasal dari bahasa inggris, finger artinya jari sedangkan

painting artinya melukis dengan jari, dalam aktifitas ini dapat digunakan berbagai media

dan warna, dapat menggunakan tepung kanji, adonan kue, dan sebaginya. Aktifitas ini

penting dilakukan sebab akan memberikan sensasi pada jari sehingga dapat merasakan

kontrol jarinya dan membentuk konsep gerak membuat huruf.7

Sebagaimana sabda Nabi saw dalam hadis riwayat Ath- Thabrani

.‫اَل يَ ْتبَ ِغ لِ ْل َجا ِه ِل اَ ْن يَ ْس ُك َن َعلَى َج ْهلِ ِه َواَل لِ ْل َعالِ ِم اَ ْن يَ ْس ُك َن َعلَى ِع ْل ِم ِه‬


Artinya :

Rasulullah SAW bersabda. “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu
mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu
mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani).8
Maksud dari hadis di atas adalah jika kita tidak memiliki banyak pengetahuan

sebaiknya kita perbanyak belajar atau mencari informasi sebaliknya apabila kita

http://dx.doi.org/10.30651/pedagogi.v4i2.1939. Diakses 15 november 2022.


7
Ahmad Rudiyanto, “Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Anak Usia Dini”. Jurnal
Studi Kemahasiswaan, (Lampung: Darussalam Press, 2016), 15.
8
Fiqih muslim, ‘Kumpulan Hdits Tentang Pendidikan Dalam Islam’ ,
FIQIHMUSLIM.COM,2017.
6

memiliki pengetahuan yang lebih maka, sebaiknya ilmu kita bagikan kepada orang lain

dengan mengajarkan kepada mereka yang kita ketahui.

Berdasarkan hasil observsi di TK An-nur Bilante perkembangan motorik halus

anak ada beberapa peserta didik yang perkembangan motorik halusnya belum

berkembang dengan baik, khususnya dalam mengerakkan otot-otot jari tangan pada

kegiatan melukis.

Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak

salah satunya adalah kegiatan Finger painting. Finger painting adalah sebuah metode

melukis yang khususnya diperuntukkan bagi anak-anak, dimana kebebasan

mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya menjadi poin utama.

Peran tangan beserta jari-jarinya bahkan anggota tubuh lainnya seperti kaki sangat

mendukung keterlibatan emosi pada saat anak berhadapan dengan kertas atau media

lukisnya tersebut.

Melalui kegiatan finger painting atau melukis dengan jari, dapat melatih

kemampuan motorik halus anak karena jari-jari anak akan bergerak dan bergesekan

dengan cat dan media lukisnya, mengembangkan dan mengenalkan berbagai warna dan

bentuk, meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak, meningkatkan koordinasi

mata dan tangan, melatih konsentrasi, serta dapat dijadikan sebagai media

mengekspresikan emosi anak.

Oleh karena itulah peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Analisis

Pembejaran Metode Finger peinting Dalam Meningkatkan Perkembangan Motorik

Halus anak usia dini Di TK An-nur Bilante kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu”.
7

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka perlu diadakan pembatasan masalah.

Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, agar lebih

fokus dalam mengkaji permasalahan. Batasan masalah pada penelitian ini untuk

mengetahui pembelajaran metode finger painting dalam meningkatkan perkembangan

motorik halus anak usia dini di TK An-nur Bilante Kecamatan Larompong, Kabupaten

Luwu.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode finger peinting dapat meningkatkan

motorik halus anak usia dini di TK An-nur Bilante ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi tujuan

masalah dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus

melalui pembelajaran finger painting di TK An-nur Bilante.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas yang hendak dicapai maka penulis

mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memiliki kegunaan bagi pendidik

baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari penelitian ini

sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
8

Sebagai bahan informasi untuk para guru agar dapat meningkatkan kualitas

dan kreatifitas dalam meberikan pembelajaran yang berdampak pada pertumbuhan

dan perkembangan anak usia dini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi anak

Melalui kegiatan pembelajaran finger peinting anak mampu

mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

b. Bagi guru

Untuk meningkatkan kreativitasnya dalam memberikan kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dalam

meningkatkan motorik halusnya.

Ii. KAJIAN TEORI

A. Peneliti Terdahulu yang relevan

Sebelum mengangkat judul tentang keterampilan motorik halus melalui

pembelajaran metode finger painting . Peneliti terlebih dahulu melakukan tinjuan

pustaka di beberapa penelitian terdahulu. Ada beberapa penelitian yang membahas

tentang permasalahan perkembangan keterampilan motorik halus memlalui

pembelajaran finger painting diantaranya adalah :

1. Alif Nur Kholifa Rokhma, 2019, dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan

Kemampuan Mengenal Konsep Dasar Warna Melalui Media Finger Painting Pada

Kelompok A TK Dharma Wanita Sekardangan Sidoarjo”. Dalam penelitian ini


9

bertujuan untuk mengetahui penerapan media Finger Painting dalam meningkatkan

kemampuan mengenal konsep warna pada anak, dan untuk mengetahui peningkatan

pengenalan konsep dasar warna setelah diterapkannya media Finger Painting.9

2. Anita, 2019, dalam skripisinya yang menggunakan penelitian tindakan kelas

dengan sebuah judul “Upaya meningkatkan keterampilan motorik halus melalui

kegiatan finger painting di kober Rofa Sukadana di Lampung Timur “kegiatan

finger painting dapat meningkatkan keterampilan motorik halus di KOBER Rofa

Sukadana Lampung Timur.10

3. Nurul Hasanah,2021, dalam skripsinya yang menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan sebuah judul “Implementasi metode finger painting dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun di TK Aisyah

Sumbersari Bantul Metro Selatan”. Dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

implementasi metode finger painting dalam meningkatkan kemampuan motorik

halus anak usia 4-5 tahun TK Aisyiyah Sumbersari Bantul Kecamatan Metro

Selatan.11

Berdasarkan ketiga hasil peneltian yang relevan tersebut, peneliti

menemukan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Adapun letak persamaan dan perbedaannya sebagai berikut:

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

9
Alif Nur Kholifa Rokhma, 2019 “Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Dasar Warna
Melalui Media Finger Painting Pada Kelompok A TK Dharma Wanita Sekardangan Sidoarjo”. Skripsi,
(Surabaya: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya). 7.
10
Anita - Upaya meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan finger painting di
kober Rofa Sukadana di Lampung Timur.skripsi 2019.
11
Nurul Hasanah,2021,”Implementasi metode finger painting dalam meningkatkan kemampuan
motorik halus anak usia 4-5 tahun di TK Aisyah Sumbersari Bantul Metro Selatan”.skripsi 2021.
10

1 Alif Nur “Peningkatan Kemampuan Mengkaji Menggunakan

Kholifa Mengenal Konsep Dasar tentang media jenis penelitian

Rokhma Warna Melalui Media Finger tindakan kelas

Finger Painting Pada Painting. (PKT).

Kelompok A TK Dharma

Wanita Sekardangan

Sidoarjo”.

2 Anita “Upaya meningkatkan Sama-sama Mengunnakan

keterampilan motorik halus meningkatkan jenis penelitian

melalui kegiatan finger kemampuan tindakan kelas

painting di kober Rofa keterampilan (PTK)

Sukadana di Lampung motorik halus

Timur”.

3 Nurul Hasanah “Implementasi metode Sama-sama Menggunakan

finger painting dalam meningkatkan jenis penelitian

meningkatkan kemampuan kemampuan kualitatif.

motorik halus anak usia 4- motorik halus

5 tahun di TK Aisyah anak.

Sumbersari Bantul Metro

Selatan”.

B. Landasan Teori
11

A. Perkembangan Motorik Halus

1. Pengertian motorik halus

Motorik halus yaitu suatu gerakkan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan

memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan, seperti, melipat, menggunting dan

meronce.12 Motorik halus adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh jari-jari dengan

susunan sel saraf pusat, pada perkembangan ini berhubungan dengan keterampilan fisik

yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.Saraf motorik halus ini bisa

dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan rangsangan yang kontinue secara rutin.

Seperti bermain puzzle, memasang lego, memasukkan benda kendalam lubang sesuai

bentuk dan ukurannya, menggambar, melipat kertas dan sebagainya. Gerakan motorik

halus memiliki fungsi yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh

karena itu gerakan di dalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi

membutuhkan koordinasi yang cermat serta teliti.13

Hurlock dalam Kadek Ari Wisudayanti menyatakan bahwa perkembangan

motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak

tubuh dan otak sebagai pusat gerakan. Gerakan tubuh ini secaara jelas dibagi menjadi

dua yakni gerak kasar dan gerak halus.14

12
Nurul Amalia M.Pd.dr.Khadijah,M.Ag.perkembagan fisik motorik anak.(Jakarta 13220).2020
13
7Achmad Afandi, “Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik”(Ponorogo, Uwais
Inspirasi Indonesi,2019), 57.
14
Kadek Ari Wisudayanti, Peningkatan Motorik Halus Anak Usia Dini di Era Revolusi Industri
4.0, Purawadita: Jurnal Agama dan Budaya, Vol.1 No.2, 2019,
Https://doi.org/10.55115/purwadita.v1i2.200. Diakses 15 november 2022
12

Perkembangan secara etimologis berasal dari kata kembang yang berarti

maju dan lebih baik. Adapun secara terminologis menjelaskan bahwa pengertian dari

perkembangan yaitu kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan

psikologis dalam diriseseorang dan berlangsung semasa hidupnya.Perkembangan

motorik adalah perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.

Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.

Pengertian dari motorik halus yaitu gerakan terbatasdari bagian-bagian yang

meliputi otot kecil, terutama gerakan jari-jari tangan. Contoh dari motorik halus yaitu

menulis, menggabar, dan memegang sesuatu. Sedangkan untuk motorik kasar yaitu

gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar, contohdari

motorik kasar ini seperti berjalan, berlari, melompat dan berguling. Keterampilan

motorik kasar pun berkembang lebih cepat dibandingkan dengan keterampilan

motorik halus. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf

dan otak. Otak berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan

mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.15

Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan halus.

Motorik kasar melibatkan otot besar dan motorik halus melibatkan otot kecil. Pada masa

usia dini anak cenderung aktif atau lebih senang bergerak. Sedikit ataupun banyak

gerakan yang dilakukan akan tetap melibatkan otot. Sehingga perkembangan motorik

dapat menunjang perkembangan lainnya. Keterampilan motorik kasar merupakan

aktivitas fisik yang memerlukan koordinasi seperti berbagai jenis olahraga atau tugas-

15
WIDYA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 7, No. 1, April 2022):71,
http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/PW/article/view/810/500. Di akses 22 november 2022.
13

tugas sederhana seperti gerakan melompat. Diperjelas oleh Decaprio dalam Rohyana

Fitriani juga berpendapat tentang motorik kasar merupakan gerakan tubuh dengan

menggunakan otot-otot besar ataupun sebagian besar otot yang ada dalam tubuh

maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan diri, sedangkan

motoric halus merupakan gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot kecil yaitu

koordinasi tangan dan mata.16

Dari beberapa pernyataan serta pendapat maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa motorik halus adalah proses dimana seseorang melakukan gerakan- gerakan yang

melibatkan otot-otot kecil yang berkoordinasi antara saraf otak.

2. Tahap perkembangan motorik halus

Tahap perkembangan motorik halus anak akan mampu dicapai secara optimal

asal mendapatkan stimulasi tepat. Setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk

mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang

dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya sehingga kurang

mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Orang tua tidak boleh memberikan tekanan,

persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang

dilakukan anak (Nuryani, 2009).17

Tahapan perkembangan motorik halus anak berdasarkan usianya sebagai

berikut:

16
Rohyana Fitriani, Perkembangan Fisik Motoric Anak Usia Dini, Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University Vol. 3 No. 1, Juni 2018,28, https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.742.
Diakses 22 november 2022
17
Livana, Pengaruh Stimulasi Motorik Halus Terhadap Tahap Perkembangan Psikososial Anak
Usia Pra Sekolah, Jurnal Pendidikan Dan Keperawatan Indonesia, Volume 4, No. 1, 2018:32
https://doi.org/10.36.709/jpps.v4i1. Diakses 22 november 2022.
14

Usia Perkembangan fisik

Usia 0-1 tahun Perkembangan yang diawali dengan gerakan

reflek sesaat setelah lahir sepertinya : mampu

menggerakkan kepala,tangan,tungkai, dan badan.

Usia 1- 3 tahun a) Mampu berjalan

b) Melempar

c) Menagkap

d) Berlari

e) Menendang

Usia 4-6 tahun a) Pada usia 3 tahun koordinasi motori anak seudah

mengalami kemajuan dan gerakan yang sudah

lebih cepat,cenderung dan sempurna.

b) Pada usia 5 tahun perkembanga motorik anak

anak lebih sempurna lagi dalam gerakan

tangan,lengan, dan tubuh.

c) Pada usia 6 tahun anak mulai belajar

menggunakan jemari dsn pergelangan tangannya

untuk menggunakan ujung pensil.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motorik Halus

Kartini menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

motorik halus pada anak adalah sebagai berikut :

a. Faktor Hereditas (Warisan sejak lahir atau bawaan)


15

b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan

fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis.

c. Aktivitas anak sebagai subyek yang berkenaan dengan emosi serta

mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.18

Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik

halus anak usia dini yang mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik

halus menurut Rumini dan Sitti Sundari mengemukakan yaitu:

a. Faktor genetic

Individu mempunyai beberapa facktor keturunan yang dapat menunjang

perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang

meneyebabkan perkmebangan motorik individu tersebut menjadi lebih baik

dan cepat.

b. Faktor Kesehatan pada periode prenatal

Janin yang selama dalam kandungan dalam keadadaan sehat, tidak

keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kekurangan vitamin, dapat

membantu memperlancar perkembangan motorik anak.

c. Faktor kesulitan dalam melahirkan

Faktor kesulitan dalam melahirkan misalnya dalam perjalanan kelahiran

dengan menggunakan bantuan alat vocuum, tang, Kesehatan bayi mengalami

kerusakan otak dan akan memperlabat perkembangan motorik bayi.

d. Kesehatan dan gizi

18
Kartini Kartono, Op Cit, h. 21
16

Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan melahirkan akan

mempercepat perkembangan motorik bayi.

e. Rangsangan

Adanya rangsangan, bimbingan dan keselamatan anak untk

menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan

motorik bayi.

f. Perlindungan

Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk

bergerak, misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak

boleh, akibatnya akan mengahmbat perkembangan motorik anak g.

Premature Kelhiran sebelum masanya disebut premature, biasanya akan

memperlambat perkembangan motorik anak.

g. Kelainan

Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis social dan

mental biasanya akan mengalami hambatan dalam perkembangannya.

h. Kebudayaan

Peraturan daerah setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik

anak misalnya daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda

makan tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga.

4. Tujuan dan fungsi perkembangan motorik halus.

a. Tujuan perkembangan motorik halus


17

Pada saat berkembangnya keterampilan motorik, meningkat pula tingkat

kecerdasan, kekuatan dan gerakan. Peningkatan kecepatan yang paling besar

terjadi pada masa kanak-kanak, dan kemudian menurun pada saat menjelang

usia puber. Keterampilan motorik yang cenderung memperlihatkan perbaikan

yang terbesar adalah keterampilan yang dipelajari di sekolah, kelompok

bermain yang dibimbing mupun dalam kegiatan liburan. Keterampilan ini

misalnya menulis, menggambar, melukis, menari, dan kegiatan yang berkaitan

dengan olah raga. Dengan demikian, anak memperoleh keterampilan dan

kecakapan lebih besar dan lebih baik melalui bimbingan disekolah dari pada

yang dipelajarinya melalui teman sebayanya.19

b. Fungsi perkembangan motorik halus

Perkembangan motorik halus juga meliputi perkembangan otot halus dan

fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh

yang lebih spesifik, seperti menulis, ,melipat, merangkai, mengancing baju,

menggunting dan sebagainya.

B. Finger painting

a. Pengertian finger painting

Menurut wahyudi dan Amanah Finger painting adalah suatu bentuk kegiatan

melukis menggunakan jari dengan tujuan mengembangkan keterampilan motorik

halus, melatih pengembangan imajinasi, dan melatih bakat artistic, terutama pada

kegiatan seni anak.

19
Ibid., 33–34.
18

Menurut Cahyati Finger painting adalah suatu bentuk teknik melukis

menggunakan jari jemari anak dengan cara mengoleskan warnapada kertas kosong,

dengan tujuan membantu perkembangan kreativitas anak dan melatih motorik

halus.20

Menurut Pamadi (2008), finger painting adalah teknik melukis secara

langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari-

jari tangannya secara langsung. Di dalam kegiatan finger painting, anak dengan

bebas menuangkan imajinasi yang akan diwujudkannya.

Finger Painting jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara

menggoreskan adonan warna ( bubur warna ) secara langsung dengan jari tangan

bebas diatas bidang gambar, batasan jari di sini adalah semua jari tangan, telapak

tangan sampai pergelangan tangan . Finger Painting merupakan pengalaman yang

menarik dan mengesankan bagi setiap anak. Anak akan merasakan sensasi rabaan

saat tangan menyentuh cat dan melakukan serangkaian gerak eksploratif yang

bervariasi diatas kertas. Dengan kegiatan Finger Painting dapat melatih anak untuk

menggunakan indranya yaitu indra peraba. Kegiatan ini juga dapat membantu anak

untuk mengenal warna dan pencampuran warna karena di dalam kegiatan Finger

Painting ini anak bebas memilih dan mencampurkan cat yang akan di pakai untuk

kegiatan melukisnya.21

20
Lenni Marlin Pelaksanaan Kegiatan Finger Painting dalamMengembangkan Kreativitas Seni
Anak di Taman Kanak-Kanak “jurnal Pendidikan Tambusai”,volume 4,no.2 2002 :120.
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/564/494. Di akses 22 november 2022.
21
Anita Oktaviana, 2019 “Upaya Meningkatkan Kerampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Finger Painting Di Kober Rofa Sukadana Lampung Timur”. Skripsi, (Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Metro). 15.
19

Ada beberapa metode atau cara dalam Finger Painting yaitu : menggunakan

teknik basah ( kertas dibasahi dulu ) dan menggunakan teknik kering ( kertas tidak

perlu diwarnai ). Berbeda dengan anak usia 7-8 tahun, ciri khas kelompok umur

mereka adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat lukisan dengan suasana hati, baik yang

murah. Sendu atau semangat dan lucu .biasanya suasana hati disampiakn oleh warna.

Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan pengertian

finger painting adalah suatu kegiatan melukis dengan cara menggunakan jari secara

langsung. Finger painting merupakan salah satu alat melukis tanpa bantuan apapun

hanya menggunakan cat warna dan media kertas. Dalam melakukan kegiatan ini

anak dapat mendapatkan sensi pada jari karena kegiatan ini secara langsung

menggunakan otot-otot jari.

b. Tujuan dan manfaat finger painting

Tujuan finger painting dapat melatih perkembangan motorik halus pada otot-

otot kecil dan melatih saraf otak,imajinasi, kreativitas serta dapat meningkatkan pola

fikir anak.

Kegiatan Finger painting sangat bermanfaat bagi perkembangan anak, yaitu

dapat melatih kemampuan motorik halus anak karena otot jari-jari anak akan

bergerak dan bergesekan dengan cat dan media lukis dan anak dapat mengenalk

berbagai warna dan bentuk, sehingga dapat meningkatkan daya imajinasi dan

kreativitas anak, meningkatkan koordinasi mata dan tangan, melatih konsentrasi,

serta dapat dijadikan sebagai media mengekspresikan emosi anak.


20

Tujuan dari Finger Painting adalah sebagai berikut:

1. Dapat melatih motorik halus anak yang melibatkan gerakan otot-otot kecil

dan kematangan saraf.

2. Mengenai konsep warna primer ( merah,kuning,biru). Dari warn-warna yang

terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan kondisi-

kondisi emosi mereka.

3. Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna

yang sekunder dan tersier.

4. Mengenalkan estetika keindahan warna.

5. Melatih dan kreativitas anak.22

c. Kelebihan dan kekurangan finger painting

Setiap kegiatan pembelajaran meliki kekurangan dan kelebihan.

Begitu pula dalam pembelajaran finger painting.

1. Kelebihan Finger Painting

Kelebihan Finger Painting yaitu memberikan sensasi pada jari

sehingga dapat merasakan control gerakan jari dan membentuk konsep

gerakan membuat huruf. Disamping itu kegiatan ini mengajarkan konsep

warna mengembangkan bakat seni.

2. Kekurangan Finger Painting

22
Zaini Bidakwati, “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Finger
Fainting,” ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) 2, no. 1 (2021): 56–61.
21

Disamping ada kelebihan pasti ada kekurangan, yaitu bermain kotor

terkadang membuat anak kecil merasa jijik dan karena cat warna yang

digunakan sebagai media lengket pada jari-jari jemari anak.23

d. Langkah –langkah pelaksanaan metode finger paintinig

1. Memilih tema untuk kegiatan yang di capai

guru memilih tema yang ingin dicapai, menentukan tema yang akan dicapai

adalah langkah utama dalam kegiatan implementasi metode finger painting.

Guru memilih tema dengan tujuan agar kegiatan lebih terstruktur dan

pembelajaran dicapai secara optimal.

2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Guru menyiapkan alat media dan bahan yang akan digunakan dalam

pembelajaran, jadi guru mempersiapkan bahanbahan yang di perlukan

seperti menyiapkan bahan tepung kanji yang dimasak lalu dicampur dengan

pewarna makanan, tentunya juga tidak lupa menyiapkan kanvas/kertas untuk

media lukisnya.

3. Menjelaskan gambar yang akan dilukis dimedia

guru menjelaskan gambar yang akan dilukis dimedia, kemudia

memberikan tanya jawab tentang gambar apa yang hendak dibuat,

bagaimana bentuknya, apakah warnanya. Hal ini dilakukan untuk mengasah

kemampuan dan ketrampilan anak untuk menyampaikan pendapat dan

pengetahuannya.
23
Fitriyanti Rahayu, 2019 “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Finger Painting Kelompok B3 TK Islam Jami’Atul Quro’ Kota Malang”. Skripsi, (Malang: Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga). 22.
22

4. Membagi anak dalam beberapa kelompok

Biasanya guru membagi anak dalam beberapa kelompok ini akan

mempermudah guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dan anak dapat

belajar bersosial dengan teman kelompoknya

5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas kepada anak

Guru menjelaskan cara mengerjakan tugas kepada anak terlebih dahulu

sambil membagikan kertas/kanvas yang akan digunakan.

6. Membimbing anak dalam mengerjakan tugas dan memberikan motivasi

Guru memandu anak-anak dalam mengerjakan tugas serta berkeliling

untuk memberikan motivasi kepada anak.

7. Guru meminta anak untuk mengumpulkan tugas

Setelah anak selesai mengerjakan tugas dan menghasilkan buah karya

dari lukisan yang sudah dibuatnya guru meminta anak untuk mengumpulkan

hasil karyanya.

8. Evaluasi

Guru mengulas materi dari pembelajaran finger painting. Dengan cara

mengajak anak mengingat kembali secara bersama-sama lukisan apa yang

sudah dibuat, warnanya apa dan bagaimana pembuatannya.

e. Alat dan bahan finger painting

Menggunakan alat dan bahan Finger Painting sangat mudak ditemukan

pada lingkungan sekitar, pemilihan alat dan bahan yang digunakan harus aman
23

bagi anak, jangan melukai ataupun membahayakan ketika anak sedang

melakukan kegiatan bermain.

Alat dan bahan yang digaunakan untuk bermain Finger Painting yakni

kertas putih, cat dengan 4-8 warna, serta tepung sagu ( kanji ), sabun cair, dan

minyak sayur.

Cara membuat cat Finger Painting adalah sebagai berikut :

1. Cat dari tepung sagu Tepung

Sagu dicairkan lalu masukkan 1 sendok sabun cair, minyak sayur, pewarna

secukupnya. Aduk didalam panic hingga merata lalu masak diatas kompor

sambil diaduk-aduk terus, usahakan tepung sagu jangan terlalu masak

karena hasilnya akan kurang bagus.

2. Cat dari serpihan sabun

Kocok sabun hingga menyerupai adonan busa kue, tambahkan sedikit cat

sebagi pewarna. Jika tidak memungkinkan guru untuk membuat cat, guru

dapat menggunakan cat warna Finger Painting.

f. Langkah-langkah Kegiatan Finger Painting

Setiap kegiatan memiliki langkah-langkah dalam pelaksanaanya. Begitu juga

dengan Finger Painting adapun langkah-langkah dalam kegiatan Finger

Painting yaitu :

1. Siapkan kertas gambar, bubur warna ( adonan warna ) dan alas kerja
24

2. Goreskan adonanan warna tersebut dengan jari secara langsung sehingga

menghasilkan jejak jari tang dengan bebas sampai membentuk kesan goresan

jari dibidang gambar.24

i. Kerangka Pikir

Tk An-nur Bilante

Observasi wawancara Dokumentasi

Analisis

Analisis pembelajaran metode


finger painting dalam
meningkatkan perkembangan
motirik halus anak usia dini

24
Fitriyanti Rahayu, 2019 “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Finger Painting Kelompok B3 TK Islam Jami’Atul Quro’ Kota Malang”. Skripsi, (Malang: Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga). 22.
25

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir


26

II. Metode Penelitian

A. Pendekatan dan jenis penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif,

penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mengungkapkan suatu fenomena melalui

deskripsi bahasa non-statistik secara holistik. Penelitian kualitatif juga menekankan

pada proses analisis. Landasan teori bermanfaat sebagai gambaran umum yang

terurai dalam latar belakang masalah untuk mengungkapkan bahwa sesungguhnya

terdapat suatu masalah yang patut diteliti di suatu wilayah tertentu. Selain itu

landasan teori pun bermanfaat sebagai alat untuk membedah permasalahan yang

diteliti. Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih banyak berupa kata

ataupun gambar-gambar daripada angka.25

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian ini tergolong pendekatan penelitian deskriptif. Yang

dimaksud dengan penelitian deskriptif ialah suatu bentuk penelitian paling dasar.

Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kejadian-kejadian yang ada,

baik kejadian yang bersifat alamiah maupun yang bersifat rekayasa manusia.

B. Waktu dan lokasi penelitian

25
Zuhairi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Rajawali Pers, 2019), Hal 23.
27

Waktu penelitian di TK An-nur Bilante dilakukan oleh peneliti selama 2 bulan di

tahun 2023.Penelitian ini di lakukan di desa Bilante,kecamatan

Larompong,Kabupaten Luwu,provinsi Sulawesi selatan.

C. Fokus Penelitian

Menurut umrati dan hengki focus penelitian dalam penelitian ini digunakan

untuk membatasi penelitian ini dalam memilih data yang relavan dan tidak

relavan.26pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat

pentingnya dari masalah yang di hadapi penelitian. Penelitian ini akan difokuskan

pada Pembelajaran Metode Finger Painting Dalam Meningkatkan Perkembangan

Motorik Halus Peserta Didik.

D. Definisi Istilah

Defenisi operasional varibel atau defenisi istilah diperlukan untuk menghindari

terjadinya kekeliruan interpretasi pembaca terhadap variabel-variabel atau istilah-

istilah yang terkandung dalam judul. Sedangkan ruang lingkup penelitian berfungsi

untuk menjelaskan batasan dan mencakup penelitian, baik dari segi rentang waktu

maupun jangka wilayah objek penelitian.

Untuk menghindari persepsi berbeda dalam penelitian ini maka akan dijelaskan

defenisi variabel yang terdapat dalam dalam penelitian ini :

1. Finger painting adalah suatu kegiatan melukis dengan cara menggunakan jari

secara langsung. Finger painting merupakan salah satu alat melukis tanpa

bantuan apapun hanya menggunakan cat warna dan media kertas. Dalam
26
Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian
Pendidikan, (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020), h. 43-44.
28

melakukan kegiatan ini anak dapat mendapatkan sensi pada jari karena kegiatan

ini secara langsung menggunakan otot-otot jari.

2. Perkembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan

keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata tangan,

semakin muda usia anak semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk

berkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan motorik

halusnya misalnya mengancing baju, makan dengan menggunakan sendok,

mengikat tali sepatu saat menggunakan sepatu, jika disekolah anak mengerjakan

hal-hal seperti menggunting, menulis, mewarnai, anak meronce manic-manik dan

lain sebaginya.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran finger painting

dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia dini. Dengan cara

melakukan wawancara beberapa guru di TK An-nur Bilante.

F. Data dan Sumber Data

Sumber data utama di dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain. Pengumpulan

sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

1. Sumber Data Primer

Sumber Data Primer ialah merupakan sumber informasi yang langsung

memiliki wewenang dan bertanggung jawab terhadap pengumpulan atau pun


29

penyimpanan data. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer ialah

Kepala Sekolah, Guru Kelas, dan anak kelompok B TK An-nur Bilante.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber Data Sekunder ialah merupakan data yang secara tidak

langsung dalam pengumpulan data. Data yang di ambil berupa

dokumen,kajian teori dan karya tulis ilmiah.

G. Instrument Penelitian

Instrumen peneliti ialah alat yang digunakan oleh peneliti agar lebih mudah,

lengkap, sistematik, dan mudah dikendalikan. Instrumen dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat keberhasilan bermain finger painting terhadap

perkembangan kemampuan motor halus.

Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini instrumen yang digunakan ialah

lembar observasi (check list) pada saat proses kegiatan. Lembar observasi berisi

indikator-indikator tentang bagaimanakah mengembangkan kemampuan motorik

halus melalui bermain Finger Painting. Dalam pedoman observasi digunakan peneliti

agar saat melakukan obervasi lebih terarah, terukur sehingga hasil data yang telah

didapatkan mudah untuk diolah.

H. Teknik pengumpulan data

1. Teknik obsevasi

Observasi (pengamatan) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui suatu pengamatan,disertai dengan catatan keadaan atau perilaku objek

sasaran.Sedangakan menurut Sutrisno Hadi, observasi yang dimaksud dalam


30

penelitian ini adalah cara mengumpulkan data dengan jalan melakukan

pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadp fenomenafenomena yang

dimilki.27

Adapun Pengamatan yang dilakukan yaitu tentang bagaimana guru

mengembangkan keterampilan motorik halus anak dan apakah guru

menggunakan permainan finger painting .Peneliti mendokumentasikan semua

yang diperlukan dan apa yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.

Pengamatan ini dibuat dengan lembar observasi lengkap di beri tanda (√) pada

kolom yang sesuai dengan hasil observasi.lembar observasi ini digunakan oleh

peneliti sebagai pedoman agar lebih terarah dan terukur pada saat melakukan

observasi sehingga hasil data yang diperoleh dapat dengan mudah diolah.

2. Teknik wawancara

Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data secara langsung dengan

cara Tanya jawab secara lisan. Pedoman penelitian ini dilakukan bertemu

dengan guru untuk mencari data atau informasi yang dilakukan oleh penelitian

ini. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui manfaat dari pembelajaran

media finger painting. Maka dari itulah muncullah pertanyaan- pertanyaan

wawancara untuk mendapatkan informasi tentang pembelajaran finger painting.

3. Teknik dokumentasi

Teknik dokemtasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan

dokumen-dokumen yang ada, contoh berupa arsip, transkip, buku, dan lain-

27
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit FB UGM, 2020), h. 286
31

lain.Dokumentasi bertujuan untuk melengkapi data yang belum didapat dari

hasil observasi.28

Teknik ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang gambaran

umum sekolah, seperti letak geografis sekolah, dan hal-hal yang berkaitan

dengan sekolah serta proses pembelajaran sehingga diperoleh gambaran yang

jelas tentang sekolah yang akan penulis teliti. Metode dokumentasi juga

digunakan oleh peneliti untuk memperoleh gambaran ketika proses

pembelajaran dengan pendekatan metode permbelajaran finger painting.

I. Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi

data.Triangulasi teknik dilakukan dengan cara peneliti melakukan cek ulang terhadap

informasi yang di dapat, yang awalnya peneliti dapat dari hasil observasi, dan cek

ulang dengan wawancara dan dokumentasi sehingga akan memberikan data yang

lebih valid dan lebih kredibel.Teknik pengabsahan data berhubungan dengan tingkat

kebenaran dari data yang telah peneliti peroleh atau kumpulkan melalui penelitian

kualitatif.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh

Sugiyono,yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction),

display data (data display)

28
Rizka Junik, Efektifitas Strategi Pembelajaran Pai Pada PAUD Aisiyah Krajan Wedomartani
Ngemplak Sleman, Skripsi 2019, akses 28 november 2022
32

1. Reduksi data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya danmencarinya bila diperlukan.

Dalam kaitan ini peneliti mereduksi data-data yang telah didapat dari

hasil observasi dan wawancara dan dirangkum satu per satu agar memudahkan

peneliti dalam memfokuskan data.Data yang tidak terkaitdengan permsalah tidak

disajikan dalam bentuk laporan.

2. Display Data

Display Data Setelah data direduksi maka langkah selnjutnya adalah

menyajikan data (Display Data). Data-data yang berupa tulisan tersebut disusun

kembal secara baik dan akurat untuk dapat memperoleh kesimpulan yang valid

sehingga lebih memudahkan peneliti dalam memahami.Penyajian data dalam

penelitian kualitatif berbentuk uraian yang singkat dan jelas.

3. Menarik kesimpulan/Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis kualialitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Setelah dilakukan pengumpulan data analisis, tahap selanjutnya

adalah memberikan interpretasi yang kemudian disusun dalam kesimpulan.

Proses penarikan kesimpulan ini merupakan proses pengambilan inti dari

penelitian yang kemudian disajikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat.


33

Model interaktif analisis data (interactive model Miles and Huberman),

yaitu:

Data Collection/
Pengumpulan Data
Data
Display/Penyajian
Data

Data
Reduction/Reduksi
Data

Conclusion/Penarikan
Kesimpulan

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data (Interactive Model Miles And Huberman)

Berdasarkan gambar komponen analisis data (interactive model Miles and

Huberman) tahapan dalam menganalisis data, terdiri dari empat alur kegiatan secara

berurutan yang digunakan peneliti, yaitu: pengumpulan data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Tahap pertama yang dilakukan yaitu pengumpulan data, kemudian mereduksi

data yakni dalam bentuk analisis menajamkan,menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengkoordinasi data dengan cara sedemikian rupa

hingga ditarik kesimpulannya dan diverifikasi. Ketiga, data yang telah direduksi akan
34

disajikan dalam bentuk narasi. Keempat, penarikan kesimpulan dari data yang telah

disajikan pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan pada tiap-tiap rumusan29.

29
Ibid, h.338-345.

Anda mungkin juga menyukai