I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini sangat penting bagi anak,sebagai bekal persiapan pada
jenjang pendidikan. Anak usia dini adalah anak yang rentang usianya adalah 0-6 tahun.
Anak pada masa usia dini disebut dengan usia emas (golden age). Golden age adalah
masa dimana anak mengalami perkembangan paling pesat. Masa golden age juga
merupakan usia dimana anak akan mendapatkan pengetahuan, hal ini terbukti dengan
banyaknya pertanyaan yang dilontarkan anak ketika melihat hal-hal yang baru.
Sehingga keingintahuan anak itu diarahkan pada pendidiakn anak usia dini atau sering
Masa anak-anak bisa dikatakan sebagai masa Golden Age atau masa keemasan,
maksudnya ialah anak masa pertumbuhan, saat masa ini sangat baik jika sebagai orang
tua maupun guru memanfaatkan anak untuk melatih kognitif anak sesuai tingkatan anak
yang tertera dalam Peraturan menteri No 137 tahun 2014, tingkatan usia dan berfikir
anak berbeda-beda sesuai dengan usia anak. Pendidikan anak usia dini khususnya di
negara Indonesia sendiri menjadi hal yang sangat penting dan juga menjadi perhatian
Pemerintah karena hal ini dapat membantu kesiapan anak-anak sebelum memasuki
1
Rohyana Fitriani, Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University, Vol.3 No. 1, Juni 2018 , https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01. 742. Diakses
14 novermber 2022
2
jenjang pendidikan formal atau pendidikan selanjutnya. Hal ini bahkan dicantumkan
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.2
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar bagi kehidupan setiap anak.
Pendidikan pada anak usia dini tidak hanya menanamkan pengetahuan, namun juga
membentuk karakter dan menyiapkan anak untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh
karena itu stimulasi yang diberikan kepada anak usia dini harus sesuai dengan konsep
perkembangan anak. Aspek perkembangan anak usia dini meliputi aspek nilai moral dan
agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, seni, dan fisik motorik baik motorik kasar
dan halus. Semua aspek tersebut dapat distimulasi melalui kegiatan pembelajaran.3
masyarakat akan pentingnya pendidikan karakteristik perilaku anak usia dini. Sesuai
dengan firman Allah SWT. Dalam QS. Luqman ayat 12-14 yang berbunyi:
َولَقَ ْد ٰاتَ ْينَا لُ ْقمٰ َن ْال ِح ْك َمةَ اَ ِن ا ْش ُكرْ هّٰلِل ِ ۗ َو َم ْن يَّ ْش ُكرْ فَاِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس @ه ۚ َو َم ْن َكفَ @ َر
ۗ ِ ي اَل تُ ْش@ ِر ْك بِاهّٰلل َ َ َواِ ْذ ق,١٢ – فَاِ َّن َ َغنِ ٌّي َح ِم ْي ٌد
َّ َال لُ ْقمٰ ُن اِل ْبنِ@ ٖ@ه َوهُ@ َو يَ ِعظُ@@هٗ ٰيبُن
هّٰللا
2
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 “Tentang Sistem Pendidikan
Nasional”(Jakarta, Sinar Grafika, 2014), 4
3
Umar Sulaiman, Tingkat Pencapaian Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun Berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Indonesian Journal of Early Childhood Education Volume 2,
Nomor 1, Juni 2019, https://doi.org/1024252/nananeke.v2i1.9385. Diakses 29 januari 2023
3
ان بِ َوالِ َد ْي@ ۚ ِه َح َملَ ْت@هُ اُ ُّمهٗ َو ْهنً@@ا َع ٰلىَ @ص@ ْينَا ااْل ِ ْن َس َّ َو َو,١٣ – ك لَظُ ْل ٌم َع ِظ ْي ٌم َ ْاِ َّن ال ِّشر
.١٤ – ص ْي ُر ِ ي ْال َم َ ۗ صالُهٗ فِ ْي َعا َمي ِْن اَ ِن ا ْش ُكرْ لِ ْي َولِ َوالِ َدي
َّ َْك اِل َ َِو ْه ٍن َّوف
Terjemahannya : (12) dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada Luqman,
yaitu,”bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka
sesungguhnya Allah maha kaya, maha terpuji. (13) dan (ingatlah)
ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, “wahai anakku! Janganlah engkau
menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah
adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (14) dan kami
perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapinya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan hanya kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kamu kembalimu.4
kasar. Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, sedangkan motorik kasar merupakan gerakan yang
menggunakan otot besar, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar menekankan pada koordinasi tubuh pada gerakan otot-otot besar seperti
melompat, berlari dan berguling, Sedangkan motorik halus menekankan koordinasi otot
tangan atau kelenturan tangan contohnya menulis, menggambar dan memegang sesuatu
4
Kementerian Agama, Al-Qur’an Al-Karim, (Unit Percetakan Al-Qur’an: Bogor,
2018), 412.
4
dengan ibu jari dan telunjuk. Secara umum, aspek motorik kasar akan berkembang lebih
dahulu dari pada aspek motorik halus. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi agar aspek
motorik kasar dan motorik halus dapat berkembang secara seimbang sehingga anak
dalam melatih motorik halus pada anak didik. Pembelajaran di PAUD memiliki
keunikan dan ciri khas tersendiri. Pembelajaran di PAUD dilakukan secara terpadu dan
anak dalam berfikir yang masih bersifat holistik yang dimana artinya anak masih
melihat segala sesuatunya dengan keseluruhan, tidak terpisah-pisah dan belum terfokus
pada unsur-unsur tertentu lainnya. Apalagi, ketika anak- anak sedang bermain maka
berfikir secara holistik pada anak akan sangat digunakan oleh anak dalam bermain.5.
Pada dasarnya, anak usia dini lebih sering dan suka bermain karena dunia anak
adalah dunia bermain. Sehingga peran guru PAUD dalam mengembangkan segala
aspek-aspek pengembangan pada anak dapat dilakukan dengan cara bermain sambil
belajar. Salah satu aspek yang sangat penting dikembangkan pada anak usia dini adalah
aspek perkembangan motorik halus anak. 6Seorang guru dapat mengembangkan aspek
5
Waldi, Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Indonesia Anak Pada Media Panggung
Boneka di Ra Sabilunnajah, Jurnal Wawasan Ilmu Anak Usia Dini, Volume 1 Issue 1 (2021),
Http://Ejournal.Stital.Ac.Id/ Index.Php/Waladi/Article/View/118, 55-57, Diakses 14 november 2022.
6
Nina Veronica, Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Pedagogi:
Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini Volume 4 Nomor 2Agustus 2018,
5
pembelajaran yang baik dan menarik dapat meningkatkan semangat anak dalam
diasah dengan keterampilan tangan, kordinasi mata, kepekaan seutuhnya, dan reflek.
Sehingga dapat bergerak dengan tepat salah satunya dengan cara kegiatan Finger
Painting. Finger Painting berasal dari bahasa inggris, finger artinya jari sedangkan
painting artinya melukis dengan jari, dalam aktifitas ini dapat digunakan berbagai media
dan warna, dapat menggunakan tepung kanji, adonan kue, dan sebaginya. Aktifitas ini
penting dilakukan sebab akan memberikan sensasi pada jari sehingga dapat merasakan
Rasulullah SAW bersabda. “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu
mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu
mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani).8
Maksud dari hadis di atas adalah jika kita tidak memiliki banyak pengetahuan
sebaiknya kita perbanyak belajar atau mencari informasi sebaliknya apabila kita
memiliki pengetahuan yang lebih maka, sebaiknya ilmu kita bagikan kepada orang lain
anak ada beberapa peserta didik yang perkembangan motorik halusnya belum
berkembang dengan baik, khususnya dalam mengerakkan otot-otot jari tangan pada
kegiatan melukis.
salah satunya adalah kegiatan Finger painting. Finger painting adalah sebuah metode
mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya menjadi poin utama.
Peran tangan beserta jari-jarinya bahkan anggota tubuh lainnya seperti kaki sangat
mendukung keterlibatan emosi pada saat anak berhadapan dengan kertas atau media
lukisnya tersebut.
Melalui kegiatan finger painting atau melukis dengan jari, dapat melatih
kemampuan motorik halus anak karena jari-jari anak akan bergerak dan bergesekan
dengan cat dan media lukisnya, mengembangkan dan mengenalkan berbagai warna dan
mata dan tangan, melatih konsentrasi, serta dapat dijadikan sebagai media
Halus anak usia dini Di TK An-nur Bilante kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu”.
7
B. Batasan Masalah
Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, agar lebih
fokus dalam mengkaji permasalahan. Batasan masalah pada penelitian ini untuk
motorik halus anak usia dini di TK An-nur Bilante Kecamatan Larompong, Kabupaten
Luwu.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode finger peinting dapat meningkatkan
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi tujuan
masalah dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus
E. Manfaat Penelitian
mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memiliki kegunaan bagi pendidik
baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari penelitian ini
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
8
Sebagai bahan informasi untuk para guru agar dapat meningkatkan kualitas
2. Manfaat praktis
a. Bagi anak
b. Bagi guru
1. Alif Nur Kholifa Rokhma, 2019, dalam skripsinya yang berjudul “ Peningkatan
Kemampuan Mengenal Konsep Dasar Warna Melalui Media Finger Painting Pada
kemampuan mengenal konsep warna pada anak, dan untuk mengetahui peningkatan
Sumbersari Bantul Metro Selatan”. Dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
halus anak usia 4-5 tahun TK Aisyiyah Sumbersari Bantul Kecamatan Metro
Selatan.11
9
Alif Nur Kholifa Rokhma, 2019 “Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Dasar Warna
Melalui Media Finger Painting Pada Kelompok A TK Dharma Wanita Sekardangan Sidoarjo”. Skripsi,
(Surabaya: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya). 7.
10
Anita - Upaya meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan finger painting di
kober Rofa Sukadana di Lampung Timur.skripsi 2019.
11
Nurul Hasanah,2021,”Implementasi metode finger painting dalam meningkatkan kemampuan
motorik halus anak usia 4-5 tahun di TK Aisyah Sumbersari Bantul Metro Selatan”.skripsi 2021.
10
Kelompok A TK Dharma
Wanita Sekardangan
Sidoarjo”.
Timur”.
Selatan”.
B. Landasan Teori
11
Motorik halus yaitu suatu gerakkan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan
memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan, seperti, melipat, menggunting dan
meronce.12 Motorik halus adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh jari-jari dengan
susunan sel saraf pusat, pada perkembangan ini berhubungan dengan keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.Saraf motorik halus ini bisa
dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan rangsangan yang kontinue secara rutin.
Seperti bermain puzzle, memasang lego, memasukkan benda kendalam lubang sesuai
bentuk dan ukurannya, menggambar, melipat kertas dan sebagainya. Gerakan motorik
halus memiliki fungsi yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh
karena itu gerakan di dalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi
tubuh dan otak sebagai pusat gerakan. Gerakan tubuh ini secaara jelas dibagi menjadi
12
Nurul Amalia M.Pd.dr.Khadijah,M.Ag.perkembagan fisik motorik anak.(Jakarta 13220).2020
13
7Achmad Afandi, “Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik”(Ponorogo, Uwais
Inspirasi Indonesi,2019), 57.
14
Kadek Ari Wisudayanti, Peningkatan Motorik Halus Anak Usia Dini di Era Revolusi Industri
4.0, Purawadita: Jurnal Agama dan Budaya, Vol.1 No.2, 2019,
Https://doi.org/10.55115/purwadita.v1i2.200. Diakses 15 november 2022
12
maju dan lebih baik. Adapun secara terminologis menjelaskan bahwa pengertian dari
perkembangan yaitu kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan
Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
meliputi otot kecil, terutama gerakan jari-jari tangan. Contoh dari motorik halus yaitu
menulis, menggabar, dan memegang sesuatu. Sedangkan untuk motorik kasar yaitu
motorik kasar ini seperti berjalan, berlari, melompat dan berguling. Keterampilan
dan otak. Otak berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
Motorik kasar melibatkan otot besar dan motorik halus melibatkan otot kecil. Pada masa
usia dini anak cenderung aktif atau lebih senang bergerak. Sedikit ataupun banyak
gerakan yang dilakukan akan tetap melibatkan otot. Sehingga perkembangan motorik
aktivitas fisik yang memerlukan koordinasi seperti berbagai jenis olahraga atau tugas-
15
WIDYA: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 7, No. 1, April 2022):71,
http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/PW/article/view/810/500. Di akses 22 november 2022.
13
tugas sederhana seperti gerakan melompat. Diperjelas oleh Decaprio dalam Rohyana
Fitriani juga berpendapat tentang motorik kasar merupakan gerakan tubuh dengan
menggunakan otot-otot besar ataupun sebagian besar otot yang ada dalam tubuh
maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan diri, sedangkan
motoric halus merupakan gerakan tubuh dengan menggunakan otot-otot kecil yaitu
bahwa motorik halus adalah proses dimana seseorang melakukan gerakan- gerakan yang
Tahap perkembangan motorik halus anak akan mampu dicapai secara optimal
asal mendapatkan stimulasi tepat. Setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk
dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya sehingga kurang
mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Orang tua tidak boleh memberikan tekanan,
persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang
berikut:
16
Rohyana Fitriani, Perkembangan Fisik Motoric Anak Usia Dini, Jurnal Golden Age
Hamzanwadi University Vol. 3 No. 1, Juni 2018,28, https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.742.
Diakses 22 november 2022
17
Livana, Pengaruh Stimulasi Motorik Halus Terhadap Tahap Perkembangan Psikososial Anak
Usia Pra Sekolah, Jurnal Pendidikan Dan Keperawatan Indonesia, Volume 4, No. 1, 2018:32
https://doi.org/10.36.709/jpps.v4i1. Diakses 22 november 2022.
14
b) Melempar
c) Menagkap
d) Berlari
e) Menendang
Usia 4-6 tahun a) Pada usia 3 tahun koordinasi motori anak seudah
halus anak usia dini yang mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik
a. Faktor genetic
perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang
dan cepat.
18
Kartini Kartono, Op Cit, h. 21
16
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan melahirkan akan
e. Rangsangan
motorik bayi.
f. Perlindungan
bergerak, misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak
g. Kelainan
Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis social dan
h. Kebudayaan
anak misalnya daerah yang tidak mengizinkan anak putri naik sepeda
terjadi pada masa kanak-kanak, dan kemudian menurun pada saat menjelang
kecakapan lebih besar dan lebih baik melalui bimbingan disekolah dari pada
B. Finger painting
Menurut wahyudi dan Amanah Finger painting adalah suatu bentuk kegiatan
halus, melatih pengembangan imajinasi, dan melatih bakat artistic, terutama pada
19
Ibid., 33–34.
18
menggunakan jari jemari anak dengan cara mengoleskan warnapada kertas kosong,
halus.20
langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari-
jari tangannya secara langsung. Di dalam kegiatan finger painting, anak dengan
Finger Painting jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan cara
menggoreskan adonan warna ( bubur warna ) secara langsung dengan jari tangan
bebas diatas bidang gambar, batasan jari di sini adalah semua jari tangan, telapak
menarik dan mengesankan bagi setiap anak. Anak akan merasakan sensasi rabaan
saat tangan menyentuh cat dan melakukan serangkaian gerak eksploratif yang
bervariasi diatas kertas. Dengan kegiatan Finger Painting dapat melatih anak untuk
menggunakan indranya yaitu indra peraba. Kegiatan ini juga dapat membantu anak
untuk mengenal warna dan pencampuran warna karena di dalam kegiatan Finger
Painting ini anak bebas memilih dan mencampurkan cat yang akan di pakai untuk
kegiatan melukisnya.21
20
Lenni Marlin Pelaksanaan Kegiatan Finger Painting dalamMengembangkan Kreativitas Seni
Anak di Taman Kanak-Kanak “jurnal Pendidikan Tambusai”,volume 4,no.2 2002 :120.
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/564/494. Di akses 22 november 2022.
21
Anita Oktaviana, 2019 “Upaya Meningkatkan Kerampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Finger Painting Di Kober Rofa Sukadana Lampung Timur”. Skripsi, (Lampung: Fakultas Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Metro). 15.
19
Ada beberapa metode atau cara dalam Finger Painting yaitu : menggunakan
teknik basah ( kertas dibasahi dulu ) dan menggunakan teknik kering ( kertas tidak
perlu diwarnai ). Berbeda dengan anak usia 7-8 tahun, ciri khas kelompok umur
hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat lukisan dengan suasana hati, baik yang
murah. Sendu atau semangat dan lucu .biasanya suasana hati disampiakn oleh warna.
finger painting adalah suatu kegiatan melukis dengan cara menggunakan jari secara
langsung. Finger painting merupakan salah satu alat melukis tanpa bantuan apapun
hanya menggunakan cat warna dan media kertas. Dalam melakukan kegiatan ini
anak dapat mendapatkan sensi pada jari karena kegiatan ini secara langsung
Tujuan finger painting dapat melatih perkembangan motorik halus pada otot-
otot kecil dan melatih saraf otak,imajinasi, kreativitas serta dapat meningkatkan pola
fikir anak.
dapat melatih kemampuan motorik halus anak karena otot jari-jari anak akan
bergerak dan bergesekan dengan cat dan media lukis dan anak dapat mengenalk
berbagai warna dan bentuk, sehingga dapat meningkatkan daya imajinasi dan
1. Dapat melatih motorik halus anak yang melibatkan gerakan otot-otot kecil
terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan kondisi-
22
Zaini Bidakwati, “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Finger
Fainting,” ECEIJ (Early Childhood Education Indonesian Journal) 2, no. 1 (2021): 56–61.
21
terkadang membuat anak kecil merasa jijik dan karena cat warna yang
guru memilih tema yang ingin dicapai, menentukan tema yang akan dicapai
Guru memilih tema dengan tujuan agar kegiatan lebih terstruktur dan
Guru menyiapkan alat media dan bahan yang akan digunakan dalam
seperti menyiapkan bahan tepung kanji yang dimasak lalu dicampur dengan
media lukisnya.
pengetahuannya.
23
Fitriyanti Rahayu, 2019 “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Finger Painting Kelompok B3 TK Islam Jami’Atul Quro’ Kota Malang”. Skripsi, (Malang: Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga). 22.
22
dari lukisan yang sudah dibuatnya guru meminta anak untuk mengumpulkan
hasil karyanya.
8. Evaluasi
pada lingkungan sekitar, pemilihan alat dan bahan yang digunakan harus aman
23
Alat dan bahan yang digaunakan untuk bermain Finger Painting yakni
kertas putih, cat dengan 4-8 warna, serta tepung sagu ( kanji ), sabun cair, dan
minyak sayur.
Sagu dicairkan lalu masukkan 1 sendok sabun cair, minyak sayur, pewarna
secukupnya. Aduk didalam panic hingga merata lalu masak diatas kompor
Kocok sabun hingga menyerupai adonan busa kue, tambahkan sedikit cat
sebagi pewarna. Jika tidak memungkinkan guru untuk membuat cat, guru
Painting yaitu :
1. Siapkan kertas gambar, bubur warna ( adonan warna ) dan alas kerja
24
menghasilkan jejak jari tang dengan bebas sampai membentuk kesan goresan
i. Kerangka Pikir
Tk An-nur Bilante
Analisis
24
Fitriyanti Rahayu, 2019 “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Finger Painting Kelompok B3 TK Islam Jami’Atul Quro’ Kota Malang”. Skripsi, (Malang: Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga). 22.
25
1. Jenis penelitian
pada proses analisis. Landasan teori bermanfaat sebagai gambaran umum yang
terdapat suatu masalah yang patut diteliti di suatu wilayah tertentu. Selain itu
landasan teori pun bermanfaat sebagai alat untuk membedah permasalahan yang
diteliti. Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif lebih banyak berupa kata
2. Pendekatan penelitian
dimaksud dengan penelitian deskriptif ialah suatu bentuk penelitian paling dasar.
baik kejadian yang bersifat alamiah maupun yang bersifat rekayasa manusia.
25
Zuhairi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Rajawali Pers, 2019), Hal 23.
27
C. Fokus Penelitian
Menurut umrati dan hengki focus penelitian dalam penelitian ini digunakan
untuk membatasi penelitian ini dalam memilih data yang relavan dan tidak
pentingnya dari masalah yang di hadapi penelitian. Penelitian ini akan difokuskan
D. Definisi Istilah
istilah yang terkandung dalam judul. Sedangkan ruang lingkup penelitian berfungsi
untuk menjelaskan batasan dan mencakup penelitian, baik dari segi rentang waktu
Untuk menghindari persepsi berbeda dalam penelitian ini maka akan dijelaskan
1. Finger painting adalah suatu kegiatan melukis dengan cara menggunakan jari
secara langsung. Finger painting merupakan salah satu alat melukis tanpa
bantuan apapun hanya menggunakan cat warna dan media kertas. Dalam
26
Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian
Pendidikan, (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020), h. 43-44.
28
melakukan kegiatan ini anak dapat mendapatkan sensi pada jari karena kegiatan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata tangan,
semakin muda usia anak semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengikat tali sepatu saat menggunakan sepatu, jika disekolah anak mengerjakan
lain sebaginya.
E. Desain Penelitian
dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia dini. Dengan cara
Sumber data utama di dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
penyimpanan data. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer ialah
G. Instrument Penelitian
Instrumen peneliti ialah alat yang digunakan oleh peneliti agar lebih mudah,
lembar observasi (check list) pada saat proses kegiatan. Lembar observasi berisi
halus melalui bermain Finger Painting. Dalam pedoman observasi digunakan peneliti
agar saat melakukan obervasi lebih terarah, terukur sehingga hasil data yang telah
1. Teknik obsevasi
dimilki.27
Pengamatan ini dibuat dengan lembar observasi lengkap di beri tanda (√) pada
kolom yang sesuai dengan hasil observasi.lembar observasi ini digunakan oleh
peneliti sebagai pedoman agar lebih terarah dan terukur pada saat melakukan
observasi sehingga hasil data yang diperoleh dapat dengan mudah diolah.
2. Teknik wawancara
cara Tanya jawab secara lisan. Pedoman penelitian ini dilakukan bertemu
dengan guru untuk mencari data atau informasi yang dilakukan oleh penelitian
3. Teknik dokumentasi
dokumen-dokumen yang ada, contoh berupa arsip, transkip, buku, dan lain-
27
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit FB UGM, 2020), h. 286
31
hasil observasi.28
umum sekolah, seperti letak geografis sekolah, dan hal-hal yang berkaitan
jelas tentang sekolah yang akan penulis teliti. Metode dokumentasi juga
data.Triangulasi teknik dilakukan dengan cara peneliti melakukan cek ulang terhadap
informasi yang di dapat, yang awalnya peneliti dapat dari hasil observasi, dan cek
ulang dengan wawancara dan dokumentasi sehingga akan memberikan data yang
lebih valid dan lebih kredibel.Teknik pengabsahan data berhubungan dengan tingkat
kebenaran dari data yang telah peneliti peroleh atau kumpulkan melalui penelitian
kualitatif.
28
Rizka Junik, Efektifitas Strategi Pembelajaran Pai Pada PAUD Aisiyah Krajan Wedomartani
Ngemplak Sleman, Skripsi 2019, akses 28 november 2022
32
1. Reduksi data
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
Dalam kaitan ini peneliti mereduksi data-data yang telah didapat dari
hasil observasi dan wawancara dan dirangkum satu per satu agar memudahkan
2. Display Data
menyajikan data (Display Data). Data-data yang berupa tulisan tersebut disusun
kembal secara baik dan akurat untuk dapat memperoleh kesimpulan yang valid
3. Menarik kesimpulan/Verifikasi
yaitu:
Data Collection/
Pengumpulan Data
Data
Display/Penyajian
Data
Data
Reduction/Reduksi
Data
Conclusion/Penarikan
Kesimpulan
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data (Interactive Model Miles And Huberman)
Huberman) tahapan dalam menganalisis data, terdiri dari empat alur kegiatan secara
berurutan yang digunakan peneliti, yaitu: pengumpulan data, penyajian data, dan
membuang yang tidak perlu, dan mengkoordinasi data dengan cara sedemikian rupa
hingga ditarik kesimpulannya dan diverifikasi. Ketiga, data yang telah direduksi akan
34
disajikan dalam bentuk narasi. Keempat, penarikan kesimpulan dari data yang telah
disajikan pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan pada tiap-tiap rumusan29.
29
Ibid, h.338-345.