ABSTRAK
Hasil analisis situasi sehubungan dengan pembelajaran matematika di 2 sekolah mitra yang
ada di gugus II kecamatan Amanuban Barat yaitu SD Inpres Oenali dan SD Inpres Oefatu
menunjukkan pelaksanaan pembelajaran matematika yang abstrak dan berpaku pada buku teks saja,
keberadaan alat peraga matematika sangat minim, kemampuan guru dalam pembuatan alat peraga
matematika masih kurang, pertemuan KKG dan pelatihan-pelatihan tingkat kabupaten lebih diarahkan
pada kegiatan pembuatan administrasi pembelajaran dan belum menyentuh pada esensi dari
pembelajaran matematika seperti desain alat peraga. Solusi dari permasalahan ini adalah transfer
ipteks bagi guru-guru berupa pendampingan pembuatan dan penerapan alat peraga matematika.
Metode pelaksanaan kegiatan ini berupa pelatihan dan pendampingan yang dilakukan dengan
mengadopsi langkah-langkah penelitian tindakan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan evaluasi serta refleksi. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan dan
keterampilan guru dalam pembuatan dan penerapan alat peraga matematika yang memungkinkan
siswa melakukan aktivitas matematika dengan memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran di kelas.
Kata kunci: alat peraga, amanuban barat, gugus II, guru SD, matematika
alat peraga. Evaluasi dilakukan terhadap dikenalkan dengan alat peraga yang ada
kuantitas dan kualitas produk alat peraga kemudian dilanjutkan dengan pelatihan
matematika yang dihasilkan. Refleksi pembuatan alat peraga tersebut.
dilakukan terhadap kegiatan yang telah Guru-guru dibagi dalam beberapa
dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan- kelompok untuk kemudian mulai mengerjakan
kekurangan atau kelebihan-kelebihan terhadap satu jenis alat peraga menggunakan alat dan
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam bahan yang telah disediakan oleh tim. Guru
rangka untuk menetapkan rekomendasi diberikan kebebasan untuk mendesain alat
terhadap keberlangsungan atau pengembangan peraga menurut kreatifitasnya. Setelah proses
kegiatan-kegiatan berikutnya. pembuatan selesai perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan cara dan tujuan pembuatan
HASIL & PEMBAHASAN alat peraga yang telah dibuat tersebut.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan Kegiatan pelatihan ini mendapat
pada bulan juli 2018 yang melibatkan 50 guru respon yang sangat positif dari guru (peserta)
yang terdiri dari guru-guru SD Inpres Oenali yang ditandai dengan keaktifan setiap anggota
dan SD Inpres Oefatu sebagai sekolah mitra kelompok untuk memproduksi alat peraga
dan guru-guru 5 SD lainnya yang tergabung yang menjadi tanggung jawabnya. Guru-guru
dalam gugus II kecamatan Amanuban Barat bersemangat menunjukkan kreatifitasnya
sebagai sekolah imbas. Kegiatan diawali dalam memproduksi alat peraga serta terlibat
dengan penyampaian materi tentang manfaat aktif menanggapi hasil kerja kelompok lain
dan pentingnya penggunaan alat peraga dalam saat presentasi dan diskusi.
pembelajaran matematika SD, pelatihan Pendampingan penerapan alat peraga
pembuatan alat peraga matematika dan matematika
dilanjutkan dengan pendampingan penerapan Tahapan ini dimulai dari penjelasan
alat peraga tersebut. tim pengabdian terkait penggunaan setiap alat
Penyampaian Materi tentang Pentingnya Alat peraga matematika yang telah disiapkan
Peraga dalam Pembelajaran Matematika SD sebelumnya maupun yang baru dibuat oleh
Pemberian materi terkait inovasi para guru. Tim dosen menjelaskan cara
pembelajaran dan manfaat serta pentingnya penyampaian konsep matematika yang
penggunaan alat peraga matematika dalam bersesuaian dengan alat peraga yang
pembelajaran matematika bertujuan untuk digunakan. Selanjutkan setiap guru kembali
meningkatkan pengetahuan dan motivasi guru dalam kelompok untuk mendiskusikan
dalam pembuatan alat peraga. Guru-guru pengunaan setiap alat peraga yang dibagikan
sangat antusias dengan pemaparan materi yang dalam kelompoknya untuk kemudian
diberikan sehingga banyak pertanyaan yang dipresentasikan penerapannya dalam
diajukan dalam sesi diskusi setelah pemaparan pembelajaran di kelas.
materi. Pada tahapan ini respon guru juga
Pelatihan pengenalan dan pembuatan alat sangat positif yaitu guru terlibat aktif dalam
peraga matematika menjelaskan materi matematika menggunakan
Kegiatan dilanjutkan dengan alat peraga yang telah dikerjakan oleh
pengenalan dan cara pembuatan alat peraga kelompok masing-masing. Antusiasme guru
matematika yaitu mistar hitung, papan hitung, juga terlihat saat penjelasan oleh perwakilan
timbangan angka, papan paku, berbagai dari setiap kelompok atas hasil kerja yang telah
bangun datar seperti persegi panjang, segitiga, dibuat dengan banyaknya pertanyaan yang
persegi, jajargenjang, trapesium, belah ketupat dilontarkan oleh kelompok lain mengenai
dan layang-layang serta bangun ruang seperti bagaimana penggunaannya dan untuk materi
kubus dan balok yang telah disiapkan terlebih apa saja yang dapat digunakan sebagai alat
dahulu oleh tim pengabdian sebagai contoh bantu untuk penanaman konsep matematika.
kepada guru-guru. Setelah guru-guru Berikut beberapa gambar tentang
kegiatan pengabdian. .
Prida N. L. Taneo, Farida Daniel, Yusak I. Bien. Pendampingan Pembuatan dan Penerapan Alat Peraga Matematika… , halaman 229-233
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 3, Oktober 2018| 232
Gambar 5. Mempresentasikan Penggunaan Mistar Hitung Gambar 6. Tim Pengabdian bersama Para Peserta
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini Penggunaan alat peraga mistar hitung
para peserta (guru-guru SD gugus II dan papan hitung memudahkan para guru
Amanuban Barat) menjadi paham bagaimana dalam menanamkan konsep berhitung pada
merancang dan memanfaatkan media belajar peserta didik. Para guru meyakini bahwa siswa
untuk menanamkan konsep kepada siswa. akan menjadi lebih mengerti konsep berhitung
Media yang disiapkan berupa alat peraga bilangan bulat ketika menggunakan alat peraga
sebagai alat bantu dalam pembelajaran agar mistar hitung atau papan hitung.
pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak Materi geometri seperti bangun datar
abstrak, mudah dimengerti, bervariasi serta dan bangun ruang yang diajarkan pada siswa
lebih variatif dalam memvisualisasikannya. SD gugus 2 Amanuban Barat selama ini juga
Sebagaimana Suherman, dkk (2003:242) tanpa menggunakan alat peraga sehingga
mengemukakan bahwa untuk memahami melalui pembuatan dan penggunaan papan
konsep abstrak, anak memerlukan benda-benda berpaku, bangun-bangun datar dan ruang
kongkrit (riil) sebagai perantara atau sangat memudahkan dalam pengajaran serta
visualisasinya. konsep akan lebih mudah dipahami oleh siswa.
Prida N. L. Taneo, Farida Daniel, Yusak I. Bien. Pendampingan Pembuatan dan Penerapan Alat Peraga Matematika… , halaman 229-233
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 3, Oktober 2018| 233
Metode pengajaran menggunakan alat peraga materi matematika yang lain sehingga
ini memfasilitasi siswa untuk melihat secara pembelajaran matematika di SD menjadi lebih
nyata bentuk bangun yang ada serta konkrit, semakin berkualitas dan
memanupilasinya untuk menentukan rumus menyenangkan bagi siswa.
keliling dan luas dari bangun datar maupun
luas permukaan dan volume bangun ruang DAFTAR PUSTAKA
tersebut. Hal ini mampu mengembangkan Annisah, S. (2014). Alat Peraga Pembelajaran
kemampuan berpikir anak seperti yang Matematika. Tarbawiyah, 11(1),1-15.
dikemukakan oleh Van Hiele yaitu tiga unsur Depdiknas. (2010). Pedoman Pembelajaran
utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta:
materi pengajaran dan metode pengajaran yang Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak
diterapkan, jika ditata secara terpadu akan dan Sekolah Dasar.
meningkatkan kemampuan berpikir anak Iskandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas.
kepada tingkatan berpikir yang lebih tinggi Jakarta: Gaung Persada Press.
(Suherman dkk, 2003:51). Istiani, A. & Arnidha, Y. (2018).
Penggunaan alat peraga dalam Pendampingan Pembuatan dan Penggunaan
pembelajaran berupa mistar hitung, papan Alat Pegara Dakota pada Pembelajaran
hitung, timbangan angka, papan paku, berbagai FPB dan KPK. Publikan, 8(1), 66-70.
bangun datar seperti persegi panjang, segitiga, Rohayati, A. (2012). Alat Peraga
persegi, jajargenjang, trapesium, belah ketupat Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI.
dan layang-layang maupun bangun ruang Suherman, H. E., dkk. (2003). Strategi
seperti kubus dan balok sebagai media dalam Pembelajaran Matematika Kontemporer.
pembelajaran matematika memudahkan siswa Bandung: UPI.
untuk memahami konsep materi yang Yensy, N. A. (2012). Penerapan Model
disampaikan, oleh karena itu guru harus kreatif Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples
dalam menyiapkan pembelajaran. Non Examples dengan Menggunakan Alat
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Istiani Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar
dan Arnidha (2018) yakni dalam pengajaran Siswa di Kelas VIII SMPN 1
matematika di SD diperlukan alat peraga agar Argamakmur. Exacta, X(1), 24-35.
memudahkan siswa dalam memahami materi
sehingga kreatifitas guru dalam kegiatan
belajar mengajar sangat dibutuhkan.
Hasil dari kegiatan pengabdian ini
adalah meningkatkan kreatifitas guru dalam
mempersiapkan media yang sesuai dengan
materi pembelajaran, meningkatkan
pemahaman guru mengenai bagaimana
menggunakan alat peraga dengan baik, serta
meningkatnya kesadaran dan pemahaman guru
untuk berinovasi dalam pembelajaran.