Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO USAHATANI TEMBAKAU

DI DESA PRANCAK KECAMATAN PASONGSONGAN


KABUPATEN SUMENEP

RISK MANAGEMENT ANALYSIS OF TOBACCO FARMING IN


PRANCAK VILLAGE PASONGSONGAN DISTRICT SUMENEP
REGENCY

ARIKA MARDIANA1, SRI WIDAYANTI2*, TEGUH SOEDARTO3,


DITA ATASA4
Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
*E-mail : Sriwidayanti@upnjatim.ac.id

ABSTRAK
Komoditas tembakau memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional dan mampu menjadi
penyumbang devisa yang cukup besar. Desa Prancak Kabupaten Sumenep merupakan sentra
penghasil tembakau madura yang dikenal memiliki kualitas terbaik dengan cita rasa yang khas dan
aromatik. Mayoritas masyarakatnya berprofesi petani tembakau. Petani tembakau di Desa Prancak
dihadapkan dengan masalah fluktuasi harga dan produksi yang mengindikasikan terdapat risiko dalam
usahtani. Tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis seberapa besar nilai tingkat risiko, 2)
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab risiko, dan 3) mendeskripsikan strategi pengendalian risiko
usahatani tembakau di Desa Prancak. Analisis tingkat risiko menggunakan metode ANP (Analytical
Network Process) untuk mengetahui nilai prioritas jenis risiko yang mempengaruhi usahatani
tembakau. Identifikasi penyebab sumber risiko menggunakan metode diagram fishbone untuk
mengetahui sebab-akibat munculnya risiko. Hasil penelitian menunjukkan sumber risiko usahatani
dapat berasal dari risiko produksi, sumber daya manusia, pasar, kelembagaan, dan finansial. Jenis
risiko yang potensial mempengaruhi usahatani tembakau adalah ketersediaan modal, ketidakpastian
harga, dan ketidakpastian iklim dan cuaca. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan melakukan
pola kemitraan dengan industri hasil tembakau, peran pemerintah untuk memperbaiki kebijakan
pertembakauan, memperkuat kelembagaan pertanian dan mendesiminasi inovasi teknologi untuk
petani.

Kata kunci: Manajemen Risiko Usahatani, Tembakau, Analytical Network Process, Diagram Fishbone

ABSTRACT
Tobacco commodity has a strategic role for national economy and capable of being a pretty big devisa
contributor. The Prancak Village in Sumenep Regency is a Madura tobacco-producer's central-
producer which is known to have the best quality with the distinctive taste and aromatic. The majority
of the community is professional tobacco farmers. The tobacco farmers in the Pranak Village are faced
with a matter of price fluctuation and production that indicates there is a risk in farming. The objective
of this research is 1) analyzing how much risk rates, 2 identified factors cause risk, and 3) describes
the controlled strategy of a tobacco farming in Prancak Village. Analytical levels of risk using an ANP
method to know the value of priority kind of risk affecting tobacco farming. Identification causes the
risk source using the method of the fishbone diagram to know the cause of the risky emergence.
Research results indicate a source of the risk of the business can be from the risk of production, human
resources, markets, institutional, and financial. The potential risk affecting the tobacco farming are the

680
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

availability of capital, uncertainty of price, and uncertainty of climate and weather. Risk control can
be done by performing partnership patterns with tobacco industry, government roles to repair tobacco
policy, strengthen agricultural institutions and disseminating technology innovation for farmers.

Kewords: Risk Farming Management, Tobacco, Analytical Network Process, Fishbone Diagram

PENDAHULUAN satu sentra penghasil tembakau di Kabupaten

Tembakau adalah tanaman Sumenep yang memiliki luas areal terbesar

komersial dan termasuk dalam komoditas seluas 3.386,00 ha dengan produksi

perkebunan semusim, serta memiliki tembakau sebesar 1.845,37 kg untuk tahun

peranan startegis bagi perekonomian 2020. Mayoritas penduduknya merupakan

nasional dan mampu menjadi penyumbang petani tembakau.

devisa yang cukup besar. Provinsi Jawa Desa prancak merupakan salah satu

Timur menjadi produsen tembakau tertinggi desa penghasil tembakau di Kecamatan

di Indonesia dengan luas areal tanam Pasongsongan yang memiliki luas areal

123,107 ha, produksi 136,069 ton, dan seluas 643,83 ha. Petani dalam

produktivitas 1.105 kg/ha pada tahun 2020, mengusahakan pertanian tembakau

serta berkontribusi dalam penerimaan cukai seringkali mengalami risiko dan

negara sebesar 59,83% atau senilai 101,09 ketidakpastian berupa fluktuasi produksi

triliun dari total penerimaan cukai negara dan harga yang merupakan sumber

(Kominfo Jatim 2021). ketidakpastian yang penting dalam usaha

Kabupaten Sumenep merupakan pada sektor pertanian. Hal ini senada

sentra penghasil tembakau madura yang dengan penelitian oleh Fanani et al (2015)

dikenal memiliki kualitas terbaik dengan dan Pratama et al (2018) bahwa

cita rasa yang khas dan aromatik sehingga ketidakpastian harga dan produksi

banyak diminati industri rokok. Tembakau tembakau setiap musim panen cenderung

menjadi tanaman turun-temurun yang tidak menentu, dan keputusan petani untuk

dilakukan sejak nenek moyang dan mulai menanam tanaman tembakau

diteruskan oleh petani hingga saat ini, dan umumnya tidak didasarkan dengan kondisi

teknik menanam yang diterapkan masih kepastian harga saat masa panen, sedangkan

tergolong tradisional. biaya produksi yang dikeluarkan cukup

Kecamatan Pasongsongan merupakan salah besar.

681
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

Berdasarkan data dari Dinas kemampuan petani untuk pembayaran


Pertanian Kabupaten Sumenep, produksi peminjaman, (3) risiko sumber daya
dan harga tembakau cenderung mengalami manusia, mengacu pada risiko yang
fluktuasi. Tahun 2017 Kecamatan disebabkan kondisi pribadi seorang individu
Pasongsongan mencapai produksi sebesar seperti penyakit, kematian, kekurangan
1.181.256,20 kg, lalu terjadi penurunan tenaga kerja akibat migrasi, dan
yang drastis menjadi 1.355,62 kg di tahun kemampuan petani mengalokasikan sumber
2018. Harga tembakau juga cenderung daya yang akan mereka gunakan untuk
mengalami fluktuatif, dan tidak sesuai usahatani, (4) risiko institusi, dapat
dengan harapan petani tembakau karena disebabkan pada perubahan tidak terduga
tidak sebanding dengan modal yang mereka dalam penyediaan layanan dari lembaga
keluarkan. Terjadinya fluktuasi pertanian terkait, baik formal maupun
mengindikasikan adanya risiko dalam informal seperti koperasi, bank, organisasi
sebuah usahatani. pemasaran, peneliti, jasa penyuluhan dari
Risiko merupakan kondisi pemerintah, dan kebijakan atas stabilitas
menyimpang yang terjadi dengan tidak proses produksi, distribusi, dan harga input
terduga atau tidak diinginkan sehingga output produk. (5) risiko pasar, disebabkan
memberikan dampak buruk atau perubahan harga produk pertanian yang
mengalami kerugian. Menurut Kahan dipengaruhi oleh penawaran dan
(2013) dan Sari (2019) risiko pada permintaan produk, serta biaya produksi
usahatani terdapat lima sumber risiko yaitu yang memiliki pebedaan harga pada setiap
: (1) risiko produksi, berkaitan dengan periode.
proses produksi (biologis tanaman) yang Ningsih (2010) mengatakan risiko
dipengaruhi oleh cuaca, hama dan produksi dapat disebabkan variabilitas
penyakit, dan faktor pemilihan teknologi output yang dihasilkan oleh petani
tepat guna (2) risiko finansial, risiko yang tembakau akibat sebagian faktor yang
dapat disebabkan pengelolaan arus kas mempengaruhi kegiatan usahatani yang
keuangan, ketidakpastian suku bunga, sulit diprediksi dan dikendalikan oleh
ketersediaan peminjaman modal, manusia seperti faktor perubahan iklim dan
kemampuan petani menyediakan dana, dan cuaca ekstrem yang berdampak sulitnya

682
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

memprediksi turun tidaknya hujan saat pentingnya sektor pertanian dalam


masa panen, serangan hama dan penyakit mendukung pembangunan ekonomi dan
pada tanaman tembakau, varietas yang sumber pendapatan utama bagi penduduk
digunakan kurang bermutu. Faktor lainnya pedesaan di negara berkembang, maka
adalah keterbatasan modal yang dimiliki penting untuk mengidentifikasi dan
petani, infrastruktur kurang memadahi, menganalisis risiko ketidakpastian dari
keterbatasan informasi yang dimiliki, usahatani tembakau dan memberikan solusi
keterampilan dan pengetahuan petani yang alternatif pengendalian risiko untuk
bervariasi, hubungan dengan mitra bisnis mengurangi dampak yang petani hadapi
yang kurang baik, dan peran kelembagaan (Ullah et al., 2016).
kurang efektif. Berdasarkan uraian kondisi diatas,
Banyak faktor yang mempengaruhi penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1)
pengambilan keputusan yang dipilih petani menganalisis tingkat risiko dalam usahatani
dan tidak dapat diprediksi dengan akurasi tembakau, (2) mengidentifikasi sumber-
penuh sehingga menyebabkan risiko. sumber risiko dan faktor penyebab potensial
Sebuah produk pertanian memiliki sifat dalam usahatani tembakau, (3)
menjadi semakin berisiko karena petani mendeskripsikan upaya alternatif
menjadi lebih komersial. Petani perlu pengendalian risiko dalam usahatani
memahami risiko dan memiliki tembakau.
keterampilan manajemen risiko agar dapat
mengantisipasi masalah risiko dalam METODE PENELITIAN
usahatani dan mengurangi konsekuensi Penelitian dilaksanakan di Desa
kerugian yang ditanggung (Kahan 2013). Prancak Kecamatan Pasongsongan
Manajemen risiko penting dilakukan Kabupaten Sumenep pada bulan Februari-
dalam mengelola sebuah usahatani. Menurut Maret tahun 2022. Pemilihan lokasi dilakukan
Labombang (2011) pendekatan yang secara sengaja (Purposive).
dilakukan dalam manajemen risiko adalah Jenis data yang digunakan adalah data
memahami, identifikasi, dan evaluasi risiko primer dan data sekunder. Data primer
suatu usaha. Tujuan manajemen risiko dalam didapat dengan wawancara yang mendalam
kegiatan usahatani adalah mengingat (indepth interview), pengisian kusioner ANP,

683
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

dan dokumentasi dengan key informan yaitu permasalahan yang muncul dari sumber-
seorang pakar dan praktisi yang sesuai sumber risiko usahatani tembakau dengan
keahliannya khususnya di bidang pertanian mencatat semua faktor penyebab yang
tembakau. Data sekunder diperoleh dari mempengaruhi usahatani tembakau.
publikasi instansi terkait, jurnal, skripsi, Tahapan analisis tingkat risiko dengan
thesis, buku, dan sumber literatur lainnya metode ANP adalah sebagai berikut :
yang dapat mendukung data primer. 1. Tahap Konstruksi Model, didasarkan
Penentuan responden dipilih dengan dengan melakukan tinjauan teoritis dan
metode purposive sampling Responden melakukan wawancara mendalam
dalam penelitian ini terdiri dari Petani, dengan pakar dan praktisi (expert) di
Kelompok tani, Ketua Yayasan Masyarakat bidang pertanian khususnya pada
Tembakau, Penyuluh, dan Dinas Pertanian. komoditas perkebunan tembakau guna
Metode analisis data dalam penelitian memperoleh informasi yang nyata
ini menggunakan Analytical Network mengenai risiko dalam usahatani
Process (ANP) diagram fishbone. Analytical tembakau. Kemudian peneliti menyusun
Network Process merupakan alat analisis model kerangka ANP untuk sumber
untuk mengetahui keputusan terbaik dengan risiko usahatani seperti yang
mengidentifikasi kriteria dan subkriteria dari ditunjukkan pada Gambar 1.
masalah yang muncul. ANP digunakan untuk
menganalisis tingkat risiko dalam usahatani
tembakau. Nilai yang dihasilkan dari
pengoahan data menggunakan ANP dapat
mempresentasikan tingkat prioritas
kepentingan dari berbagai pihak dengan
mempertimbangkan keterikatan antar kriteria
dan subkriteria dengan bantuan software
Superdecision (Nugroho et al., 2016).
Diagram fishbone atau diagram
sebab-akibat digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis

684
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

Gambar 1. Kerangka ANP Penentuan Sumber dan


Jenis Risiko Usahatani
2. Tahap Kuantifikasi Model,
melakukan penyusunan kuisioner ANP.
Kuisioner ANP berupa pertanyaan-
pertanyaan perbandingan berpasangan
(pairwise comparison) antara elemen-
Gambar 2. Skala Perbandingan Tingkat
elemen cluster untuk mengetahui mana
Kepentingan (Saaty,2005).
dari keduanya yang memiliki pengaruh
terbesar dengan memberikan skor
HASIL DAN PEMBAHASAN
berupa angka numerik 1-9 seperti yang
A. Analisis Tingkat Risiko
ditunjukkan pada gambar 2. Hasil
Hasil dekomposisi masalah untuk
penilaian kuisioner yang didapat dari
penentuan struktur sumber risiko dan jenis
responden kemudian diolah dalam
risiko potensial dalam usahatani tembakau
software Superdecision untuk
didapatkan struktur cluster dengan elemennya
mengetahui nilai prioritas berupa
yang diantaranya: 1) Risiko produksi dengan
Normalized by cluster dan Limiting
elemennya adalah ketidakpastian iklim dan
matrix.
cuaca, ketidakpastian kualitas, dan
3. Tahap Analisis Hasil, menghitung
ketidakpastian jumlah produk. 2)Risiko
geometric mean untuk menentukan
sumber daya manusia meliputi keterampilan
hasil penilaian pendapat respondeen
dan pengetahuan petani, migrasi penduduk,
sehingga membentuk satu consensus
dan kecelakaan kerja. 3) Risiko pasar
sebagai penialain akhir dari penentuan
meliputi ketidakpastian harga, ketidakpastian
prioritas risiko pada usahatani
permintaan, dan ketidakpastian biaya input.
tembakau.
1⁄
4) Risiko kelembagaan meliputi kebijakan
𝑁
Gm = √𝑅1 𝑥 𝑅2 𝑥 𝑅3 … 𝑅𝑛 pemerintah, hubungan dengan mitra, dan
R adalah responden, dan N adalah ketersediaan lembaga infomal. 5) Risiko
jumlah responden. finansial meliputi ketersedian modal dan
belum adanya pencatatan pada produksi dan
keuangan.

685
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

Penentuan prioritas risiko yang decision untuk mendapatkan output berupa


berpengaruh pada usahatani tembakau bobot nilai risiko prioritas pada masing-
dianalisis menggunakan metode Analytical masing jenis risiko yang mempengaruhi
Network Process dengan mengolah data usahatani tembakau.
kuisioner ANP yang telah diisi responden
kemudian diinput kedalam software super

Tabel 1. Analisis Prioritas Risiko


Sumber Risiko Jenis Risiko Prioritas per Cluster Prioritas Total
1. Risiko 1. Ketidakpastian Iklim & Cuaca 0,57903 0,115806
Produksi 2. Ketidakpastian Kualitas 0,21622 0,043243
3. Ketidakpastian jumlah 0,20475 0,040950
Jumlah 1,00000
2. Risiko SDM 1. Keterampilan & Pengetahuan 0,47078 0,094155
2. Migrasi Penduduk 0,30013 0,060026
3. Kecelakaan Kerja 0,22909 0,045820
Jumlah 1,00000
3. Risiko Pasar 1. Ketidakpastian Harga 0,58326 0,116651
2. Ketidakpastian Permintaan 0,25701 0,051402
3. Ketidakpastian Biaya Input 0,15973 0,031946
Jumlah 1,00000
4. Risiko institusi 1. Kebijakan Pemerintah 0.42314 0,084628
2. Hubungan dengan Mitra 0.28676 0,057352
3. Ketersediaan Lembaga informal 0.29010 0,058021
Jumlah 1,00000
5. Risiko 1. Ketersediaan Modal 0.59465 0,118930
Finansial 2. Pencatatan Produksi & Keuangan 0.40535 0,081070
Jumlah 1,00000
Total 1,000000
Sumber : Data primer diolah (2022)
Hasil analisis ANP pada tabel 1. berturut-turut adalah keterampilan dan
memperlihatkan bobot nilai prioritas risiko pengetahuan (0,470), migrasi penduduk
pada setiap klaster sumber risiko dan tingkat (0,300), dan kecelakaan kerja (0,229).
risiko total dari hasil membandingkan Adapaun sumber risiko pasar dengan bobot
keseluruhan elemen jenis risiko. Bobot prioritasnya berturut-turut ketidakpastian
prioritas pada klaster risiko produksi harga (0,583), Ketidakpastian permintaan
berturut-turut adalah ketidakpastian iklim (0,257), dan ketidakpastian biaya input
dan cuaca (0,579), Ketidakpstian kualitas (0,159).
(0,216), dan ketidakpastian jumlah (0,204). Terkait prioritas risiko institusi, bobot
Prioritas risiko sumber daya manusia prioritas yang diperoleh berturut-turut adalah:

686
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

Kebijakan pemerintah (0,423), Ketersediaan Menurut petani jika terjadi hujan disaat
Lembaga informal (0,290), dan hubungan menanam tembakau akan mempengaruhi
dengan mitra (0,286). Selanjutnya untuk kualitas dan produktivitas tembakau menurun
sumber risiko finansial diperoleh bobot karena banyak tembakau yang rusak dan
prioritas risiko berturut-turut adalah: mati, serta mempengaruhi harga jual menjadi
ketersediaan modal (0,594) dan pencatatan rendah.
produksi & keuangan (0,405). Jenis risiko potensial selajutnya
Hasil dari membandingkan berturut-turut adalah keterampilan dan
keseluruhan elemen pada tiap klaster sumber pengetahuan (0,094); kebijakan pemerintah
risiko sebagaimana ditunjukkan pada tebel 1, (0,084); pencatatan produksi & keuangan
menunjukkan tingkatan prioritas risiko yang (0,081); migrasi penduduk (0,060);
memiliki nilai tertinggi dalam mempengaruhi ketersediaan lembaga informal (0,058);
usahatani tembakau adalah: ketersediaan hubungan dengan mitra (0,057);
modal (0,118), ketidakpastian harga (0,116), ketidakpastian permintaan (0,051);
ketidakpastian iklim dan cuaca (0,115). kecelakaan kerja (0,045); ketidakpastian
Petani membutuhkan modal yang cukup kualitas (0,043); ketidakpastian jumlah
besar untuk membudidayakan tanaman (0,040); dan ketidakpsatian biaya input
tembakau seperti pemenuhan sarana produksi (0,031).
(bibit, pupuk, obat-obatan, air, tenaga kerja). B. Identifikasi Sumber Risiko
Sebagian besar biaya yang mereka keluarkan Mengidentifikasi risiko adalah
berasl dari pinjaman dengan rentenir, atau langkah selanjutnya yang akan menghasilkan
menggadaikan barang miliknya sebagai daftar faktor-faktor penyebab pada tiap
modal untuk memulai musim tanam sumber risiko pada usahatani tembakau.
tembakau. Risiko ketidakpastian harga Menurut Kahan (2013) sumber-sumber risiko
dipengaruhi oleh kualitas tembakau, dimana dapat berasal dari risiko produksi, risiko
penentuan kualitas hanya bisa ditentukan sumber daya manusia (personal), risiko
oleh bandol (grader) sebagai penentu harga. kelembagaan, risiko pasar, dan risiko
Perubahan iklim & cuaca menjadi risiko finansial hal ini sejalan dengan penelitian
untuk tanaman tembakau yang sifatnya peka oleh Baroroh & Fauziyah (2021) yang
dengan perubahan kondisi lingkungannya. menyatakan sumber risiko dapat berasal dari

687
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

produksi, SDM, pasar, kelembagaan, dan berdampak pada kualitas tembakau. Informasi
finansial. Sumber-sumber risiko yang terkait ramalan cuaca sangat dibutuhkan bagi
potensial berpengaruh dalam usahatani petani, tetapi umumnya keakuratan ramalan
diidentifikasi berdasarkan informasi yang cuaca kurang tepat. Jika saat masa panen
didapat melalui wawancara dengan pakar dan terjadi hujan akan mengakibatkan daun
praktisi, serta tinjauan literartur dari refrensi tembakau menjadi rusak dan terdapat bercak-
jurnal, buku, publikasi instansi terkait, dan bercak hitam hingga busuk sehingga
literatur lainnya yang terkait dengan topik menurunkan kualitas dan produksi tembakau.
penelitian untuk menunjang data yang Susilowati & Suryanto (2018) dan
dibutuhkan dalam penelitian ini. Herminingsih (2014) juga menyatakan
apabila saat musim panen terjadi hujan besar
maka akan berdampak terhadap produktivitas
baik kualitas menurun sehingga tidak dapat
digunakan untuk bahan baku rokok kretek
dan produksi yang menurun akibat kegagalan
panen; (2) Kualitas tembakau dapat
dipengaruhi oleh kondisi geografis dan cuaca.
Sumber : Data primer diolah (2022)
Tembakau umumnya ditanam di tiga tipe
Gambar 3. Risiko Produksi
lahan yaitu sawah, tegal, dan pegunungan.
(1) Risiko ketidakpastian iklim & cuaca
Desa prancak termasuk daerah perbukitan dan
sangat mempengaruhi proses biologis produk
tegal sehingga dapat menghasilkan tembakau
pertanian. Tembakau adalah tanaman yang
berkualitas baik. Intensitas curah hujan yang
sangat peka dengan perubahan kondisi
tinggi dapat menyebabkan risiko kerusakan
lingkungannya sehingga rentan terjadi risiko.
pada tanaman tembakau. Jika terjadi curah
Global warming memiliki keterikatan dengan
hujan yang tinggi saat masa panen maka akan
perubahan keseimbangan iklim dan
mempengaruhi pada aroma, rasa, tekstur dan
mengakibatkan terjadi anomali cuaca. Bagi
tampilan dari daun tembakau sehingga harga
petani perubahan iklim dan cuaca sulit untuk
jual menjadi rendah. Faktor penentu mutu
diprediksi, seperti yang terjadi beberapa
tembakau juga dapat ditentukan dengan
tahun terakhir ini terjadi hujan ditengah
teknik budidaya, jenis varietas, hinga teknik
musim kemarau (kemarau basah) sehingga

688
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

pascapanen; (3) ketidakpastian jumlah dapat menyebabkan hasil yang kurang optimal,
dipengaruhi karena perubahan cuaca ekstrem seperti pengaturan jarak tanam yang kurang
yang menjadi faktor turunnya produksi tepat, pemilihan benih yang bermutu rendah,
tembakau. Faktor variasi cara budidaya juga pemupukan yang tidak tepat dan tidak
berdampak pada jumlah dan mutu tembakau berimbang, serta waktu panen dan pemetikan
yang dihasilkan oleh petani. Teknik budidaya yang kurang tepat; (2) Migrasi penduduk
mulai awal menanam, pemilihan waktu dan umumnya dilakukan oleh pemuda di desa.
cara pemetikan, tahap pascapanen yaitu Generasi muda memilih melakukan migrasi
sortasi, pemeraman, penggulungan, ke luar kota untuk mencari pekerjaan yang
perajangan, dan pengeringan daun tembakau mereka anggap lebih menjanjikan
perlu diperhatikan karena dapat berdampak dibandingkan menjadi petani di desa. Migrasi
pada mutu dan hasil akhir yang menurun. juga dilakukan oleh petani untuk mencari
modal menanam tembakau di musim
berikutnya dan juga untuk melunasi hutang
yang mereka pinjam untuk modal musim
tanam sebelumnya; (3) Kecelakaan kerja
dapat terjadi akibat kurangnya kesadaran
petani terhadap keselamatan kerja dan
kurangnya keterampilan terhadap alat yang
Sumber : Data primer diolah (2022)
mereka gunakan. Kecelakaan kerja umumnya
Gambar 4. Risiko Sumber Daya Manusia
terjadi saat mengolah lahan petani terkena
(1) Keterampilan dan pengetahuan penting
cangkul karena tidak menggunakan alas kaki/
untuk petani agar dapat menghasilkan
sepatu bot sebagai pengaman, jari terluka
tembakau yang baik dan berkualitas tinggi.
akibat memasat tembakau, petani yang sakit
Petani di desa Prancak masih menggunakan
karena perawatan tembakau yang cukup
metode budidaya yang dilakukan secara
intens dan faktor cuaca.
turun-temurun dan berdasarkan pengalaman
sebelumnya. Teknik budidaya yang mereka
lakukan tidak berdasarkan praktek budidaya
terpadu. Variasi pengetahuan petani dalam
melakukan penanaman tembakau dapat

689
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

tembakau mereka memiliki harga yang


rendah; (2) Ketidakpastian permintaan
dipengaruhi oleh permintaan gudang.
Tembakau merupakan bahan utama
pembuatan rokok, di sisi lain rokok
merupakan produk yang dibatasi dan
dikendalikan konsumsinya karena dampak
Sumber : Data primer diolah (2022)
buruknya terhadap kesehatan konsumennya.
Gambar 5. Risiko pasar
Kebijakan cukai dalam UU No. 39 Tahun
(1) Ketidakpastian harga tembakau membuat
2007 merupakan upaya pemerintah dalam
petani mengalami keidakpastian akan
pengendalian konsumsi rokok, dan
pendapatan yang mereka terima hingga
menyebabkan beberapa IHT meghentikan
menyebabkan kerugian. Harga tembakau
operasinya. Dampak menurunnya Industri
menjadi otoritas perusahaan sebagai penentu
rokok adalah menurunnya serapan tembakau
harga dan tidak dapat di negoisasi sehingga
pada petani. Industri rokok tiap tahunnya
petani tidak memiliki pilihan lain selain
memiliki target pembelian tembakau, tetapi
menjual hasil panen tembakau mereka
petani tidak mengetahui secara pasti dan jelas
kepada perusahaan rokok meskipun pada
akan informasi berapa banyaknya tembakau
harga yang rendah untuk mendapatkan
dan jenis tembakau apa yang gudang
modalnya kembali. Setiap tahun harga
butuhkan, sehingga beberapa petani hanya
tembakau yang diterima petani cenderung
mengandalkan keberuntungan bagaimana
tidak stabil. Penentuan harga ditentukan oleh
nantinya hasil penen mereka akan terjual; (3)
bandol (grader) dengan pertimbangan
Ketidakpastian biaya input produksi
kualitas (aroma, rasa, tekstur, dan
seringkali terjadi fluktuasi. Petani tembakau
penampilan) daun tembakau yang dihasilkan
mengatakan pupuk seringkali terjadi kenaikan
petani. Dalam hal ini petani tidak bisa
harga karena ketersediaan pupuk di gudang
mengetahui secara pasti berapa harga yang
yang terbatas membuat harga pupuk menjadi
akan diterima, karena bisa saja mereka yakin
mahal sehingga menambah biaya produksi
menghasilkan daun tembakau berkualitas
yang mereka keluarkan. Selain itu petani juga
baik, namun ternyata setelah masuk gudang
harus membeli air untuk digunakan selama

690
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

menanam dan masa perawatan karena pengusahaan tembakau tidak membahas


persedian air di daerah tersebut susah patokan harga bagi gudang yang membeli
didapatkan. hasil produksi tembakau petani di desa. Perda
tersebut dinilai kurang efektif hal ini sejalan
dengan penelitian dilakukan oleh Akbar
(2017) bahwa Perda pemkab No. 6 Tahun
2012 kurang efektif karena terdapat beberapa
faktor seperti adanya bandol/pedagang yang
belum memiliki ijin resmi untuk transaksi jual
beli tembakau, tembakau merupakan tanaman
Sumber : Data primer diolah (2022)
yang bebas untuk diperdagangkan sehingga
Gambar 6. Risiko Institusi
tidak ada pengaturan terkait tata niaga harga
(1) Kebijakan pemerintah menjadi dilemma
bagi komoditas tembakau; (2) Hubungan
bagi pertanian tembakau. Peran tembakau
dengan mitra sangat penting dijaga untuk
yang besar sebagai penyumbang pendapatan
kelancaran sebuah bisnis. Alur kegiatan
negara, namun disisi lain pemerintah juga
pemasaran komoditas tembakau di desa
memberikan kenaikan cukai terhadap
prancak yaitu petani menjual kepada
tembakau (Cukai Hasil Tembakau) dengan
bandol/pengepul, kemudian pengepul menjual
pertimbangan kepentingan kesehatan
ke perusahaan. Menurut Hasan & Darwanto
masyarakat. Kenaikan cukai berdampak
(2017) rantai pasok penjualan tembakau dapat
terhadap industri rokok yang mulai
dilakukan lagsung oleh kelompok petani
mengurangi pasokan terhadap petani
terhadap gudang perusahaan. Namun terdapat
tembakau. Secara tidak lagsung petani
beberapa kendala oleh kelompok tani seperti
terkena imbas dengan harga jual yang
kurangnya pengetahuan kelompok tani terkait
rendah, dan serapan yang menurun oleh
tata cara penjualan tembakau ke gudang,
pabrikan. Selain itu, adanya peraturan daerah
kurang memahami penentuan grade
yang belum memihak pada kesejahteraan
tembakau, waktu tunggu yang lama untuk
petani. Peraturan Daerah Kabupaten
penjualan pada gudang perwakilan, dan
Sumenep No. 6 Tahun 2012 tentang
mahalnya biaya transportasi. Adanya bandol
pedoman pelaksanaan pembelian dan
dan ranting (juragan) menjadi pilihan petani

691
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

untuk mempermudah pemasaran tembakau


mereka pada gudang. Dalam transaksi
tersebut petani tidak dapat memiliki
kekuasaan untuk memberi harga tembakau
karena petani merupakan price taker. Namun
saat ini petani tembakau di desa prancak
mulai kehilangan kepercayaanya terhadap
Sumber : Data primer diolah (2022)
mitra dalam kasus ini tengkulak karena
Gambar 7. Risiko Keuangan
menurut petani terdapat permainan harga (1) Ketersediaan modal oleh petani terbatas
yang dilakukan tengkulak dan gudang sedangkan untuk menanam tembakau
terhadap harga jual tembakau sehingga petani dibutuhkan modal yang besar dibanding
dirugikan; (3) Ketersediaan Lembaga komoditas lain yang mereka tanam. Di desa
informal dirasa masih belum efektif prancak lembaga permodalan formal maupun
keberadaanya oleh petani, dan terbatasnya informal masih sulit ditemukan. Petani
ketersediaaan sarana produksi juga kurang tembakau sebagian besar masih belum
mencukupi. Penyuluhan yang diberikan mampu menyediakan modal secara mandiri,
menurut petani kurang intens dan efektif sehingga untuk memenuhi modal mereka
karena hanya memberikan materi-materi. akan menggadaikan barang – barang miliknya
Petani cenderung menginginkan contoh seperti emas, ternak, atau motor sebagai
demplot untuk mengetahui bagaimana ouput tambahan modal untuk memulai tanam
yang akan dihasilkan bagi usahatani mereka. tembakau atau meminjam modal terhadap
Petani akan mengikuti masukan dari tetangga yang dikenal dengan sebutan
penyuluh jika dirasa hal tersebut dapat “hutang palean” dimana transaksi tersebut
menguntungkan bagi petani. Mayoritas memiliki bunga pinjaman yang lebih tinggi
petani tembakau di desa prancak saat ini dibandingkan dengan lembaga keuangan
lebih memilih tembakau yang dapat formal; (2) Pencatatan produksi dan keuangan
memberikan kuantitas lebih tinggi tidak dilakukan oleh petani sehingga mereka
dibandingkan dengan kualitas, karena tidak dapat mengetahui dengan pasti
menurut mereka tiap varietas rata-rata bagaimana kondisi usahatani mereka apakah
memiliki harga yang sama. dalam keadaan menguntungkan atau rugi.

692
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

C. Alternatif Pengendalian Risiko dalam agar tanaman tidak banyak tergenang


1. Strategi Pengendalian Risiko Produksi air.
Risiko ketidakpastian iklim & cuaca
merupakan risiko yang tidak dapat dihindari. 2. Strategi Pengendalian Risiko SDM
Perubahan cuaca ekstrem menyebabkan Solusi yang dapat diupayakan adalah
kualitas dan produktivitas tembakau menjadi melakukan manjemen sumber daya manusia
menurun. Menurut Susilowati & Suryanto untuk meningkatkan produktivitas petani
(2018) tindakan mitigasi yang dapat dengan memberikan pelatihan untuk
diterapkan petani adalah dengan menunda memastikan petani memiliki pengetahuan dan
jadwal awal tanam, memberi mulsa plastik, keterampilan yang selaras dalam
melakukan pendangiran, melakukan konversi membudidayakan tembakau. Migrasi oleh
lahan. Ketidakpastian kualitas dan jumlah generasi muda menjadi tantangan untuk
yang dihasilkan dapat dilakukan strategi perkembangan pembangunan pertanian di
mitigasi dengan memperhatikan GAP agar masa yang akan datang. Upaya yang dapat
menghasilkan tembakau yang berkualitas dan dilakukan adalah menigkatkan minat generasi
mempertahankan mutu tembakau local yang muda dengan memberikan kesadaran
unggul, serta menetapkan SNI pada tanaman besarnya potensi usaha agribisnis yang dapat
tembakau. Menurut Syaputra dan Sriyadi dikembangkan di desanya dengan bantuan
dalam (Balittas, 2018) tindakan antisipasi peran penyuluh dalam membantu
yang dapat dilakukan dalam mengadapi pemberdayaan petani, menumbuhkan jiwa
kemarau basah adalah : a) membuat guludan wirausahawan dibidang pertanian. Alternatif
tanah minimal setinggi 25 cm di musim awal untuk risiko kecelakaan kerja yaitu dengan
tanam,; b) menambah takaran pupuk organik memberikan pengetahuan dan pelatihan yang
(kandang) minimal 5 ton/ha agar sirkulasi intensif terkait pentingnya memperhatikan
udara dan aerasi dalam perkarakan baik protokol Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sehingga dapat meminimalisir terjadinya seperti penggunaan APD dengan mengunakan
pemadatan tanah; c) Memperlebar jarak topi, masker, pelindung mata, pelindung
tanam untuk mengurangi terjadinya daun lengan, sarung tangan, dan sepatu saat
tipis dan rendahnya kandungan nikotin pada bekerja.
daun tembakau; d) Membuat drainase yang

693
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

3. Strategi Pengendalian Risiko Pasar butuh dukungan instansi terkait untuk


Harga menjadi risiko yang paling pengembangan agroindustri pengolahan
dikhawatirkan bagi petani tembakau. tembakau menjadi produk non-rokok agar
Beberapa tahun terakhir harga tembakau dapat memberikan nilai tambah daripada
yang diterima jauh dari harapan petani. Peran tanaman tembakau dan meningkatkan
pemerintah sangat dibutuhkan untuk pendapatan petani. Strategi untuk
memberikan kebijakan yang kondusif terkait ketidakpastian permintaan yaitu dengan
pertembakauan agar harga tembakau menjadi melakukan pola kemitraan oleh petani dengan
stabil dan petani tidak dirugikan mengingat industri hasil tembakau. Hal ini sejalan
biaya yang petani keluarkan cukup besar dengan penelitian Fanani et al (2015) Petani
untuk usahatani tembakau. Tindakan yang bermitra memiliki risiko harga lebih
preventif yang dapat dilakukan dengan rendah dari petani non mitra, and kemitraan
melakukan intensifikasi pada lahannya secara memiliki berpengaruh yang signifikan untuk
efektif dan efisien untuk mendapatkan mengurangi risiko usahatani tembakau. IHT
tembakau dengan mutu yang baik dan sesuai berperan penting sebagai fasilitator dan
pabrikan, melakukan diversifikasi tanaman motivator dengan memperkenalkan inovasi
dengan beralih pada alternatif tanaman non- teknologi kepada petani agar menghasilkan
tembakau yang dapat memberikan tembakau yang memiliki kualitas yang sesuai
penghasilan lebih stabil, memberikan edukasi dengan kebutuhan pabrik. Kemitraan yang
dan pelatihan agar petani bisa membangun diharapkan adalah hubungan untuk
usaha berbasis masyarakat untuk kepentingan bisnis yang diciptakan atas dasar
meningkatkan sumber pendapatan petani. saling membutuhkan, ketergantungan, dan
Upaya mitigasi yang dapat dilakukan menguntungkan antara industri rokok dan
pengembangan teknologi dengan mengolah petani. Strategi untuk ketidakpastian biaya
tembakau menjadi produk non-rokok, seperti input dapat dilakukan dengan penguatan
penelitian yang dilakukan Nurnasari & kelembagaan lokal dalam satu ikatan
Subiyakto (2019) tembakau dapat di kelompok tani yang dibangun dengan dasar
diversifikasikan menjadi produk pestisida kerjasama dan saling percaya untuk
nabati (bio-oil), minyak atsiri untuk bahan mengurangi risiko biaya input produksi yang
parfum, dan kompos . Tentu hal ini juga fluktuatif sehingga dapat mempermudah

694
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

petani dalam pemenuhan sarana produksi dan desa dibutuhkan sebagai sarana untuk
petani bisa mendapatkannya dengan harga mendapatkan informasi, pemenuhan sarana
lebih rendah sehingga dapat mengurangi produksi, dan pemasaran untuk hasil produksi
biaya produksi. tembakau oleh petani. Menurut Anantanyu
4. Strategi Pengendalian Risiko (2011) Kelembagaan untuk petani penting
Kelembagaan sebagai wadah Petani di pedesaan dan
Penting bagi pemerintah untuk berkontribusi dalam akselerasi
membuat kebijakan yang adil dan berpihak pengembangan sosial ekonomi petani;
pada petani. Upaya strategi preventif untuk aksesibilitas pada informasi pertanian;
mempertahankan eksistensi tembakau perlu aksesibilitas pada modal, infrastruktur, pasar;
dukungan pemerintah dengan membuat dan adopsi inovasi pertanian. Kelembagaan
regulasi baik pada on farm atau off farm yang didasarkan atas kerjasama dapat
seperti kebijakan tentang kemudahan membantu petani menjadi lebih efisien dan
penyediaan prasarana dan sarana produksi efektif dalam mengelola sumber daya
melalui alokasi dana cukai, diseminasi pertanian.
inovasi teknologi melalui pelatihan,
pendampingan dan demplot, serta menjamin 5. Strategi Pengendalian Risiko Keuangan.
sistem pemasaran melalui pola kemitraan Modal untuk usahatani tembakau
yang sinergis antara petani dan industry membutuhkan nominal yang cukup besar.
rokok (Balittas, 2018). Menurut Kahan (2013) strategi pengendalian
Strategi mitigasi untuk mengurangi untuk risiko keuangan dapat dilakukan
risiko hubungan dengan mitra bisnis yaitu dengan cara yang sederhana seperti
dengan melakukan pengaturan kontrak. melakukan kontijensi yaitu melebihkan biaya
Menurut Kahan (2013) pengaturan kontrak dengan sengaja untuk memperhitungkan
dengan mitra adalah praktik dimana pembeli risiko kenaikan biaya input yang tidak
dan penjual harus menyepakati harga untuk terduga, dan melakukan risk transfer dengan
penjualan suatu komoditas tanaman atau menggunakan kontrak asuransi berupa
ternak sebelum melakukan pengiriman perjanjian untuk memberikan perlindungan
kepada pembeli. Ketersediaan lembaga dalam bentuk kompensasi terhadap
informal dengan penguatan kelembagaan di konsekuensi saat terjadi risiko. Ketersediaan

695
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

lembaga keuangan yang mudah diakses oleh potensial yang memiliki bobot tertinggi
petani juga penting keberadaanya sehingga adalah ketersediaan modal (0,118),
petani dapat meminjam modal dengan bunga ketidakpastian harga (0,116), ketidakpastian
yang lebih rendah dibandingkan meminjam iklim dan cuaca (0,115) Solusi alternatif
pada rentenir. Menurut Sari & Pardian diberikan untuk pengendalian risiko pada tiap
(2018) upaya yang dapat dilakukan untuk jenis risiko dalam usahatani tembakau dengan
mengurangi dampak risiko belum adanya harapan dapat meringankan beban risiko yang
pencatatan baik produksi dan keungan pada dihadapi petani.
usahatani yaitu bisa dilakukan dengan Saran
melakukan pencatatan sederhana. Pencatatan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah
keuangan dan produksi dapat dijadiikan dasar dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
acuan untuk perencanaan hingga adalah sebagai berikut:
pengambilan keputusan bagi petani dalam 1. Diharapkan petani dapat meningkatkan
usahataninya. Melakukan pencatatan dapat kesadarannya untuk melakukan tindakan
membantu petani mengetahui tingkat risiko preventif dan mitigasi untuk mengatasi
setiap musim tanam dan membantu petani risiko yang potensial dalam usahatani
untuk meningkatkan hasil produksi sehingga tembakau dengan menerapkan strategi
mendapatkan pendapatan yang optimal, pengendalian risiko yang telah
dengan hal tersebut petani dapat melakukan dipaparkan oleh peneliti.
perbaikan finansial dan produksi dengan 2. Peran penyuluh yang lebih intensif
melihat kondisi musim tanam sebelumya. dibutuhkan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan petani dan
KESIMPULAN DAN SARAN mendesiminasi inovasi teknologi.
Kesimpulan 3. Dibutuhkan peran pemerintah untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memberikan kebijakan yang adil bagi
Sumber risiko pada usahatani tembakau petani tembakau untuk menigkatkan
dapat berasal dari produksi, sumber daya kesejahteraan keluarga petani.
manusia, pasar, instansi, dan keuangan. Hasil
ANP dari membandingkan keseluruhan jenis
risiko diperoleh priorotas jenis risiko

696
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

DAFTAR PUSTAKA Agribisnis 10 (1): 63.


https://doi.org/10.20961/sepa.v10i1.1410
Akbar, Andy Arya. 2017. “Optimalisasi
8.
Perda Kabupaten Sumenep Nomor 6
Herminingsih, Hesti. 2014. “Hubungan
Tahun 2012 Tentang Pedoman
Adaptasi Petani Terhadap Perubahan
Pelaksanaan Pembelian Dan
Iklim Dengan Produktivitas Tembakau
Pengusahaan Tembakau Terhadap
Pada Lahan Sawah Dan Tegalan Di
Kesejahteraan Petani Tembakau.”
Kabupaten Jember.” JSEP 7 (2): 31–44.
Universitas Negeri Malang.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JSEP/
http://repository.um.ac.id/id/eprint/5220
article/view/1386.
4.
Kahan, David. 2013. Managing Risk in
Anantanyu, Sapja. 2011. “Kelembagaan Farming: Farm Management Extension
Petani: Peran Dan Strategi Guide. Food and Agriculture
Pengembangan Kapasitasnya” 7 (2): Organization of the United Nations. Vol.
102–9. 6.
BALITTAS. 2018. Peningkatan Produksi Kominfo Jatim. 2021. “Jatim Masih
Dan Mutu Tembakau Madura Melalui Penghasil Cukai Dan Tembakau
Inovasi Teknologi Dan Dukungan Terbesar.” Kominfo.Jatimprov.Go.Id.
Kebijakan. Edited by IKAPI. IAARD 2021.
PRESS. I. Vol. xxvii. Jakarta: IAARD http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umu
PRESS. m/jatim-masih-penghasil-cukai-dan-
https://drive.google.com/file/d/1kQm86 tembakau-terbesar.
uU8u8C0xumAU1TUQj4KXCZ0ExjM/ Labombang, Mastura. 2011. “Manajemen
view. Risiko Dalam Proyek Konstruksi.”
Baroroh, Syafarotul, and Elys Fauziyah. Jurnal SMARTek 9: 39–46.
2021. “Manajemen Risiko Usahatani Ningsih, Kustiawati. 2010. “RISIKO
Jeruk Nipis Di Desa Kebonagung PRODUKSI DAN EFISIENSI
Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten PENGGUNAAN INPUT” 7 (1): 48–57.
Gresik.” Jurnal Ekonomi Pertanian Dan https://doi.org/https://doi.org/10.24929/f
Agribisnis 5 (2): 494–509. p.v7i1.559.
https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.0 Nugroho, Aris Wahyu, Rizqy
05.02.18. Widhianggitasari, David Fu’ani Priadi,
Fanani, Ahmad, Lukytawati Anggraeni, and and Pringgo Widyo Laksono. 2016.
Yusman Syaukat. 2015. “Pengaruh “Penerapan Metode Analytic Network
Kemitraan Terhadap Risiko Usaha Tani Process (ANP) Untuk Mengatasi
Tembakau Di Kabupaten Bojonegoro Keterlambatan Pengadaan Barang Pada
Provinsi Jawa Timur.” Jurnal Bagian Umum Di PT Solo Grafika
Manajemen Dan Agribisnis 12 (3): 194– Utama.” PERFORMA : Media Ilmiah
203. Teknik Industri 15 (2).
https://doi.org/10.17358/jma.12.3.194. https://doi.org/10.20961/performa.15.2.9
Hasan, Fuad, and Dwidjono Hadi Darwanto. 866.
2017. “Prospek Dan Tantangan Nurnasari, Elda, and Subiyakto Subiyakto.
Usahatani Tembakau Madura.” SEPA: 2019. “DIVERSIFIKASI PRODUK
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan TEMBAKAU NON ROKOK
Diversification of Non-Cigarette

697
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 9, Nomor 2, Mei 2022 : 680-698

Tobacco Products.” Perspektif 17 (1): Risiko Usahatani Kopi Specialty Java


40. Preanger.” Jurnal AGRISEP 17 (1): 79–
https://doi.org/10.21082/psp.v17n1.201 94.
8.40-51. https://doi.org/10.31186/jagrisep.17.1.79
Pratama, Anggi Lian Yustin, Soetriono -94.
Soetriono, and Jani Januar. 2018. “The Susilowati, Fitri, and Suryanto. 2018.
Farm Risk Management of Besuki Na- “Manajemen Risiko Melalui Adaptasi
Oogst Tobacco in Tanjungrejo Village, Petani Tembakau Menghadapi
Jember Regency.” Agricultural Social Perubahan Iklim Risk Management
Economic Journal 18 (1): 13–22. Through Tobacco Farmer Adaptation In
https://doi.org/10.21776/ub.agrise.2018. Facing The.” Jurnal REGION 13 (2):
018.1.3. 199–209. https://jurnal.uns.ac.id/region.
Sari, Fifian Permata, and Munajat Munajat. Ullah, Raza, Ganesh P. Shivakoti, Farhad
2019. “Risk Analysis of Tobacco Zulfiqar, and Muhammad Asif Kamran.
Farming At South OKU Regency South 2016. “Farm Risks and Uncertainties:
Sumatera Province.” Mbia 18 (2): 116– Sources, Impacts and Management.”
24. Outlook on Agriculture 45 (3): 199–205.
https://doi.org/10.33557/mbia.v18i2.425 https://doi.org/10.1177/00307270166654
. 40.
Sari, Nur, and Pandi Pardian. 2018. “Analisis

698

Anda mungkin juga menyukai