Bab 2
Bab 2
id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian terdahulu yang
dijadikan acuan adalah terkait dengan risiko pada usahatani stroberi.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan langkah kajian terhadap
beberapa hasil penelitian terdahulu. Berikut ini merupakan penelitian
terdahulu yang didapatkan dari jurnal-jurnal ilmiah.
Penelitian Wuner (2015) dengan judul “Kajian Usahatani Stroberi di
Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon”.
Pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani stroberi dalam satu musim
tanam adalah Rp. 21.437.043 dengan total biaya sebesar Rp. 4.827.957 dan
total penerimaan sebesar Rp. 26.265.000. Berdasarkan analisis R/C
menunjukkan usahatani stroberi di Kelurahan Rurukan mendapatkan
keuntungan. Hambatan yang terjadi dalam pengembangan usahatani stroberi
di Kelurahan Rurukan adalah permodalan untuk pengadaan sarana produksi
dan juga upah tenaga kerja. Upaya yang dilakukan petani dalam
pengembangan usahatani stroberi agar tetap menjadi produk yang mempunyai
daya saing adalah mengupayakan kerja sama dengan pihak lain seperti bank
BNI dan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi.
Penelitian Elpharani et al. (2017) dengan judul “Analisis Daya Saing
Stroberi di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah (Studi Kasus di Desa Serang
Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga)”. Analisis data yang
digunakan adalah analisis usahatani, perhitungan B/C Ratio, dan perhitungan
Biaya Sumberdaya Domestik (BSD) guna mengetahui daya saing buah
stroberi di Kabupaten Purbalingga menggunakan keunggulan komparatif dan
kompetitif. Total biaya mengusahakan usahatani stroberi rata-rata per
usahatani adalah Rp. 18.442.467 per musim tanam, penerimaan rata-rata
commit toper
sebesar Rp. 39.081.320 per usahatani user
musim tanam, dan pendapatan rata-
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
rata Rp. 20.638.852 per usahatani per musim tanam. Usahatani stroberi di
Desa Serang layak untuk diusahakan dan efisien secara finansial dan
ekonomi. Hal tersebut menunjukkan pemenuhan permintaan dalam negeri
terhadap komoditi stroberi lebih menguntungkan jika meningkatkan produksi
domestik stroberi dalam negeri dibandingkan mengimpor buah stroberi.
Penelitian Offayana (2016) dengan judul “Analisis Risiko Produksi
Stroberi pada UD Agro Mandiri di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada
Kabupaten Buleleng”. UD Agro Mandiri merupakan salah satu perusahaan
agribisnis dan agrowisata yang terletak di Desa Pancasari, Kecamatan
Sukasada, Kabupaten Buleleng yang membudidayakan stroberi. Masalah
yang dihadapi adalah produksi stroberi yang berfluktuasi. Hal tersebut
menunjukkan adanya risiko yang dihadapi dalam memproduksi stroberi,
sehingga menyebabkan pendapatan menurun. Sumber-sumber risiko yang
dihadapi oleh UD Agro Mandiri dalam memproduksi stroberi adalah kondisi
cuaca, hama, penyakit, tenaga kerja, pengunjung, serta kualitas bibit. Metode
yang digunakan untuk menganalisis risiko produksi menggunakan koefisien
variasi. Tingkat risiko produksi stroberi tergolong risiko besar dilihat dari
nilai koefisien variasi sebesar 3,3. Penanganan yang dapat diterapkan di
perusahaan yaitu membuat greenhouse dengan sistem hidroponik, membuat
SOP perusahaan, menambah fasilitas perusahaan, pengembangan
diversifikasi vertikal, melakukan kontrak produksi, serta kemitraan dalam
pengadaan bibit stroberi.
Penelitian Laanemets (2011) dengan judul “Price, Yield, and Revenue
Risk in Wheat Production in Estonia”. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa
beberapa tahun terakhir, risiko harga yang dihadapi petani sereal di Estonia
semakin parah. Rendahnya harga gandum disebabkan oleh fluktuasi pasar
dunia. Estonia dikenal dengan kebijakan liberal yaitu perlindungan tarif
minimal. Hal tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan pada harga
sereal di Estonia. Petani gandum di Estonia tidak dapat banyak campur
tangan terhadap harga jual dikarenakan adanya kebijakan tersebut. Penelitian
difokuskan pada pengukuran commit to user
risiko pendapatan petani dalam produksi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
akuntansi yang sama dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Biaya ini
tercermin dari biaya korbanan (Sugiharto et al., 2002).
Menurut Hadisapoetra (1973), biaya usahatani dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang dikeluarkan
dalam usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali
bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan upah tenaga keluarga
sendiri. Faktor-faktor biaya alat luar yaitu upah tenaga kerja, biaya
sarana produksi, biaya lain-lain, dan biaya penyusutan.
b. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan
upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan
berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja luar.
c. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan
bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.
Biaya dan pendapatan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal, eksternal dan faktor manajemen. Faktor internal maupun
eksternal akan bersama-sama memengaruhi biaya dan pendapatan.
Faktor internal meliputi umur petani, tingkat pendidikan dan
pengetahuan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, dan modal.
Faktor eksternal terdiri dari input yang meliputi ketersediaan, harga,
serta output yang meliputi permintaan dan harga. Faktor manajemen
berkaitan dengan bagaimana seorang petani sebagai manajer dalam
kegiatan usahataninya, mengambil keputusan dengan berbagai
pertimbangan ekonomi sehingga diperoleh hasil yang memberikan
pendapatan yang maksimal (Suratiyah, 2008).
Menurut Suratiyah (2015), penerimaan disebut juga dengan
pendapatan kotor yang merupakan keseluruhan pendapatan yang
diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usahatani selama satu
tahun. Pendapatan kotor dapat diperhitungkan dari hasil penjualan,
pertukaran, atau penaksiran kembali. Pendapatan kotor yang dimaksud
mencakup: commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Keterangan:
Pd = pendapatan usahatani
TR = total penerimaan (total revenue)
TC = total biaya (total cost)
Y = produksi yang diperoleh dalam usahatani
Py = harga Y
Menurut Rahim (2008), BC Ratio merupakan perbandingan
antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan dalam
suatu usahatani. Jika nilai B/C ratio menunjukkan hasil 0, maka
usahatani tersebut tidak memberikan keuntungan finansial. Jika nilai
B/C ratio menunjukkan hasil kurang dari 1, maka usahatani yang
commit
dilakukan tidak memberikan to user
keuntungan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
3. Risiko
Risiko merupakan kondisi yang memiliki beberapa kemungkinan-
kemungkinan kejadian yang tidak diharapkan karena menimbulkan
kerugian. Beragam definisi mengenai risiko mengacu pada adanya
ketidakpastian. Ketidakpastian adalah situasi yang tidak dapat diketahui
atau diperkirakan terlebih dahulu oleh pengambil keputusan. Meskipun
risiko dan ketidakpastian memiliki hubungan yang erat, namun kedua
hal ini memiliki makna yang berbeda. Menurut Robison dan Barry
(1987), ketidakpastian merupakan peluang suatu kejadian yang tidak
dapat diukur, sedangkan risiko adalah peluang terjadinya suatu kejadian
yang dapat merugikan suatu usaha dan dapat diukur oleh pengambil
keputusan. Peluang yang terjadi dapat diukur oleh pemegang keputusan
berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan saat mengelola suatu
usaha. Adanya pengukuran risiko tersebut menandakan risiko
merupakan sesuatu hal yang dapat dicegah dan diminimalisir
dampaknya.
Risiko dapat disangkutpautkan dengan kemungkinan terjadinya
dampak negatif berupa kerugian atau kegagalan yang tidak terduga
(Darmawi, 2005). Kemungkinan disini menandakan adanya
ketidakpastian yang akan diterima oleh pelaku usaha. Munculnya risiko
disebabkan oleh terdapat kondisi yang tidak pasti. Kondisi tidak pasti
tersebut timbul karena berbagai faktor, diantaranya:
a. Jarak waktu dari dimulainya perencanaan suatu kegiatan sampai
kegiatan itu berakhir. Semakin panjang jarak waktunya maka
makin besar juga ketidakpastiannya.
b. Informasi yang tersedia terbatas.
c. Terbatasnya pengetahuan serta keterampilan dalam pengambilan
keputusan.
Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani selalu dihadapkan
dengan situasi risiko dan ketidakpastian dimana besar kecilnya risiko
committergantung
yang dialami seorang petani to user pada keberanian petani untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
b. Risiko Pendapatan
Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan
usahatani tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya
seperti luas lahan, tingkat produksi, identitas petani, pertanaman, dan
efisiensi penggunaan tenaga kerja (Hernanto, 1994). Selain itu,
pendapatan juga dipengaruhi oleh harga dan produktivitas. Harga
dan produktivitas merupakan sumber dari faktor ketidakpastian,
sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang
diterima petani juga berubah (Soekartawi, 1990).
Pendapatan usahatani menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi
menjadi dua pengertian, yaitu: (1) pendapatan kotor, yaitu seluruh
pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun
yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil
produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan
berat pada saat pemungutan hasil; (2) pendapatan bersih, yaitu
seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun
dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi. Biaya
produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana
produksi.
Masalah pokok yang dihadapi petani adalah rendahnya tingkat
pendapatan akibat produktivitas tanaman rendah, harga jual produk
yang fluktuatif, belum efisiennya proses produksi, serta naiknya
biaya produksi (Sudjarmoko, 1999). Fluktuasi harga yang berisiko
pada harga komoditas pertanian serta besarnya pembiayaan
menjadikan risiko tersendiri terhadap pendapatan yang diharapkan
petani (Nicholson, 1995).
c. Risiko Harga
Risiko harga atau risiko pasar adalah risiko yang disebabkan
oleh gejolak (variability) return suatu investasi sebagai akibat dari
fluktuasi transaksi di pasar keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh
commit
peristiwa-peristiwa yang to usermenyeluruh yang mempengaruhi
bersifat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
Keterangan:
K(S)= pengukuran parameter keengganan terhadap risiko, S adalah
variabel yang mempresentasikan karakteristik petani.
= koefisien variasi dari produksi
= produksi rata-rata
= harga produk
SD =
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
n = Jumlah periode perkembangan harga
= Penghasilan yang diharapkan (ER)
= Penghasilan aktual (AR)
Untuk membandingkan persebaran data antara 2 kelompok data
yang mempunyai satuan berbeda, tidak dapat hanya dilakukan
menggunakan standar deviasi, melainkan menggunakan perbandingan
koefisien variasi antara 2 kelompok data (Setiawan, 2012). Menurut
Pappas dan Hirschey (2005), koefisien variasi diperoleh dari pembagian
antara standar deviasi dengan nilai yang diperkirakan (rata-rata). Secara
matematis koefisien variasi dapat ditulis sebagai berikut.
KV =
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Keterangan :
KV = Koefisien variasi
σ = Standar Deviasi
Xr = Nilai Rata-rata produksi/harga/biaya/pendapatan
Menurut Hernanto (1993), pengetahuan tentang hubungan antara
risiko dengan keuntungan menjadi bagian penting dalam menjalankan
suatu usahatani. Hubungan ini dapat diukur dengan koefisien variasi
(CV) dan batas bawah keuntungan (L). Nilai koefisien variasi dan batas
bawah menunjukkan kemungkinan petani mendapatkan kerugian.
Setelah mengetahui koefisien variasi, kemudian menghitung batas
bawah dengan rumus sebagai berikut.
L = E – 2V
Keterangan :
L = Batas bawah
E = Rata-rata keuntungan yang diperoleh
V = Simpangan baku
5. Manajemen Risiko
Suksesnya usahatani sebagai bisnis merupakan buah dari kehati-
hatian dan ketelitian petani dalam perencanaan, pelaksanaan, serta
pengambilan keputusan yang tepat. Melakukan perencanaan dalam
usahatani bertujuan agar petani mendapatkan petunjuk mengenai apa
yang akan dilakukan, mengurangi adanya penyimpangan dan kesalahan,
sebagai evaluasi, serta kontinuitas usahatani dapat terjamin
(Suratiyah, 2015).
Setiap kegiatan usaha memerlukan manajemen risiko. Suatu
usaha tidak terlepas dari kemungkinan akan risiko-risiko di masa
mendatang khususnya usahatani. Mengantisipasi datangnya risiko serta
memperbaiki dari dampak yang ditimbulkan risiko dapat dilakukan
dengan me-manage risiko tersebut (Kerzner, 2003). Petani sebagai
manajer harus dapat mengambil keputusan dengan pertimbangan
commit to user
ekonomis sehingga memperoleh pendapatan yang optimal. Petani
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
KV =
Keterangan :
KV = Koefisien variasi
σ = Standar Deviasi
commit to user
Xr = Nilai Rata-rata produksi/harga/biaya/pendapatan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Usahatani Stroberi
Risiko Pendapatan
Risiko Usahatani
Stroberi
Perilaku Petani
Manajemen Risiko
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
D. Asumsi-Asumsi
1. Petani dalam menjalankan usahatani stroberi bertindak rasional yaitu ingin
memperoleh keuntungan maksimal.
2. Seluruh hasil produksi stroberi di Kecamatan Tawangmangu dijual.
3. Harga jual produksi dan harga faktor produksi diperhitungkan sesuai
dengan harga di daerah penelitian pada saat penelitian berlangsung.
E. Pembatasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar.
2. Responden yang digunakan adalah petani yang berusahatani komoditas
stroberi.
3. Risiko yang diteliti dalam penelitian ini adalah risiko produksi, risiko
harga, dan risiko pendapatan pada usahatani stroberi di Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Input merupakan masukan untuk menjalankan sebuah usahatani yang
terdiri dari bibit, pupuk, pestisida, modal, dan tenaga kerja.
2. Produksi stroberi merupakan jumlah hasil panen stroberi yang dihasilkan
dari usahatani stroberi pada satu kali musim tanam dan pada satuan luas
lahan tertentu yang dinyatakan dalam kilogram (kg).
3. Output merupakan hasil dari input dan proses. Kualitas dan kuantitas
output dipengaruhi oleh input yang digunakan dan proses dalam
berusahatani. Output terdiri dari produk yang akan dipasarkan.
4. Luas lahan merupakan seluruh hamparan tanah yang dikelola petani untuk
usahatani stroberi. Luas lahan diukur dalam satuan hektar (Ha).
5. Bibit stroberi merupakan bagian dari input yang digunakan petani pada
proses produksi. Bibit yang digunakan berasal dari varietas unggul. Bibit
diukur dalam satuan batang.
6. Pupuk merupakan suatu bahan yang ditambahkan pada media tanam untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman agar dapat berproduksi
dengan baik. Pupuk yang commit to user
digunakan untuk tanaman stroberi adalah pupuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
commit to user