ABSTRAK
Tembakau madura tergolong tembakau semi aromatis yang dibutuhkan oleh industri rokok kretek.
Kebutuhan bahan baku rokok kretek terus berkembang, seiring dengan dilepasnya empat varietas baru
tembakau madura, yaitu: varietas Prancak T1 Agribun, Prancak T2 Agribun, Prancak S1 Agribun, dan
Prancak S2 Agribun. Varietas-varietas unggul tersebut didiseminasikan ke petani melalui kegiatan akselerasi
transfer teknologi pada tahun 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tanggapan petani
terhadap empat varietas unggul baru tembakau madura tersebut. Kegiatan analisis tanggapan petani
dilakukan di Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep. Keempat varietas baru tersebut masing-
masing ditanam pada lahan petani seluas satu hektar berlokasi di Desa Lebbek dan Desa Klompang Barat,
Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan dan di Desa Bakeong dan Desa Por Dapor, Kecamatan Guluk-
Guluk, Kabupaten Sumenep. Varietas Prancak 95 digunakan sebagai varietas pembanding. Parameter yang
diamati meliputi biaya produksi, hasil panen, dan hasil jual tembakau. Selain itu dilakukan survei tanggapan
petani dengan metode wawancara berdasarkan kuisioner terstruktur. Petani responden yang disurvei
sebanyak 26 orang, 11 orang dari Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan dan 15 orang dari Kecamatan
Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani tertarik untuk
membudidayakan keempat varietas unggul baru tembakau madura dengan tetap memperhatikan kondisi
lingkungan terutama kesesuaian lahan dan ketersediaan air, karena harga jual tembakau varietas unggul
baru tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan harga tembakau varietas pembanding.
Kata kunci: Tembakau madura, Prancak T1 Agribun, Prancak T2 Agribun, Prancak S1 Agribun, Prancak S2
Agribun
26
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 13(1), April 2021:26-35
Pamekasan and Sumenep districts, involved 26 respondent farmers. Each of the four new varieties was
planted with an area of one hectare on farmers' land, located in Lebbek Village and Klompang Barat Village,
Pakong District, Pamekasan Regency and in Bakeong Village and Por Dapor Village, Guluk-Guluk District,
Sumenep Regency. Prancak 95 variety was used as comparison variety. The parameters observed were
production costs, yields, and results of selling tobacco. In addition, a farmer response survey was carried
out using an interview method based on a structured questionnaire. The number of respondents surveyed
was 26 farmers, 11 farmers in Pakong District, Pamekasan Regency and 15 farmers in Guluk-Guluk District,
Sumenep Regency. The results showed that the productivity of Prancak S1 Agribun variety was 724.60 kg
/ ha higher than that of Prancak 95 which was 594 kg/ha. Farmers are interested in developing these new
superior varieties because they have the highest selling price (IDR 56,000 / kg dry chopped). This price is
higher than that of Prancak 95 price (IDR 50,000 / kg chopped dried tobacco leaves).
Keywords: Madura Tobacco, Prancak T1 Agribun, Prancak T2 Agribun, Prancak S1 Agribun, Prancak S2
Agribun
27
Verona et al. : Analisis tanggapan petani terhadap introduksi tembakau baru
tukan untuk memenuhi kebutuhan produk- adanya peningkatan kualitas dan kuantitas
si rokok kretek yang berkadar nikotin rendah. produksi tembakau per hektar. Murdiyati et
Karakteristik varietas tembakau madura al. (2007) dan Ningsih (2017) mengemuka-
yang dihasilkan oleh pemulia Balittas disa- kan bahwa untuk meningkatkan kualitas
jikan pada Tabel 1. maupun produktivitas tembakau madura,
Seiring perkembangan selera konsu- maka penelitian terus menerus dilakukan,
men maka terjadi pergeseran kebutuhan salah satunya adalah perakitan varietas
jenis tembakau lokal (Al Batawy, 2020). tembakau madura. Perakitan varietas unggul
Selain itu, keinginan terbesar petani adalah baru (VUB) tembakau madura dilakukan
Tabel 1. Karakteristik varietas pendahulu dan empat varietas unggul baru tembakau madura
Karakteristik Produksi Kadar nikotin Ketahanan Kesesuaian Nomor SK Kementan
varietas (ton.ha-1) (%) terhadap hama lahan Pelepasan Varietas
penyakit
Prancak 95 0,630-1,490 2,31 Tahan terhadap Sesuai pada iklim No. 731/Kpts/TP.240/7/1997
penyakit lanas, tidak C & D (Schmidt tanggal 21 Juli 1997
tahan terhadap TMV Ferguson, 1951),
Tidak tahan serangga kemarau 4 bulan,
penghisap dan tegas, lahan
pemakan daun kering
Prancak N1 0,892 1,76 Moderat tahan - No. 320/Kpts/SR.120/5/2004
terhadap penyakit tanggal 12 Mei 2004
lanas
Prancak N2 0,789 2,00 Tahan terhadap - No. 321/Kpts/SR.120/5/2004
penyakit lanas tanggal 12 Mei 2004
Cangkring 95 0,505 - 1,73 - 3,32 % Tahan terhadap Sesuai pada iklim No. 732/Kpts/TP.240/7/97
0,930 penyakit lanas, tidak C & D, kemarau 4
tahan TMV bulan, tegas,
Tidak tahan terhadap lahan kering,
hama pengisap dan sawah
pemakan
Prancak T1 0,692 2,6 Moderat tahan Lahan tegal No. 446/Kpts/KB.120/7/2015
Agribun terhadap Ralstonia
solanacearum
Sangat rentan
terhadap Phytopthora
nicotianae
Prancak T2 0,687 2,2 Sangat rentan Lahan tegal No. 447/Kpts/KB.120/7/2015
Agribun terhadap Ralstonia
solanacearum
dan Phytopthora
nicotianae
Prancak S1 0,781 2,4 Moderat tahan Lahan sawah No. 444/Kpts/KB.120/7/2015
Agribun terhadap Ralstonia
solanacearum
Sangat rentan
terhadap Phytopthora
nicotianae
Prancak S2 0,663 2,6 Moderat tahan Lahan sawah No. 445/Kpts/KB.120/7/2015
Agribun terhadap Ralstonia
solanacearum
Sangat rentan
terhadap Phytopthora
nicotianae
28
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 13(1), April 2021:26-35
Tabel 2. Lokasi demplot budi daya, varietas yang digunakan, dan jumlah petani yang terlibat dalam
program akselerasi transfer teknologi VUB tembakau madura tahun 2018.
29
Verona et al. : Analisis tanggapan petani terhadap introduksi tembakau baru
ngan, aroma, peganggan dan warna. Selain Medina (2017) melaporkan bahwa struktur
itu, ditanyakan juga tentang harga yang dan pH tanah mempengaruhi kualitas
ditetapkan oleh grader dan rencana res- tembakau.
ponden untuk menanam VUB tembakau Varietas unggul baru tembakau
pada musim tanam selanjutnya. Hasil wa- madura yang diintroduksikan menghasilkan
wancara dianalisa secara deskriptif. mutu yang berbeda-beda sesuai dengan
Data produksi dan mutu VUB kondisi agroekosistem, cara pengolahan
tembakau madura diperoleh dari kegiatan pasca panen, dan cuaca yang mendukung.
akselerasi transfer teknologi. Data ini Mutu tembakau bermutu tinggi atau rendah
dipergunakan untuk mengkonfirmasi pernya- dinilai oleh grader yang disetarakan dengan
taan petani atau responden atas wawancara harga. Harga tembakau pada musim tanam
yang dilakukan.
tahun 2018 untuk Prancak S1 Agribun antara
Rp48.000,00 sampai dengan Rp52.000,00,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prancak S2 Agribun antara Rp46.000,00
Hasil VUB tembakau madura yang sampai dengan Rp55.000,00, Prancak T1
diperkenalkan pada program akselerasi Agribun Rp45.000,00 sampai dengan
transfer teknologi melalui demplot budi daya Rp52.000,00, dan Prancak T2 Agribun
VUB tersebut di Pamekasan dan Sumenep, Rp44.000,00 sampai dengan Rp56.000,00.
Madura, menunjukkan mutu yang berbeda. Kondisi usaha tani tembakau demplot
Indeks mutu dari VUB tembakau madura musim tanam tahun 2018 secara umum
disajikan pada Tabel 3. Tembakau madura untuk keempat varietas tersaji pada Tabel 4.
dapat dibudidayakan di berbagai agroe- Kondisi tanaman dengan pertumbuhan
kosistem, yaitu lahan sawah, tegal, maupun normal sebesar 26,97%, sedangkan sekitar
perbukitan/pegunungan, tetapi akan meng- 60,61% kondisi tanaman tidak tumbuh
hasilkan mutu yang berbeda. Kualitas tem- optimal dikarenakan kebutuhan air tidak
bakau dipengaruhi oleh kesesuaian lahan, tercukupi secara optimal, walaupun usaha
Tabel 3. Produksi dan mutu tembakau madura yang diperkenalkan dalam program akselerasi transfer
teknologi VUB tembakau di Pamekasan dan Sumenep tahun 2018.
Lokasi Varietas Produksi (kg/ha) Indeks mutu Indeks tanaman
Desa Lebbek, Prancak T1 Agribun 509,74 44,45 154,66
Kecamatan Pakong, Prancak T2 Agribun 578,55 47,48 189,82
Kabupaten Pamekasan
Desa Klompang Barat, Prancak T1 Agribun 423,28 40,00 104,60
Kecamatan Pakong, Prancak T2 Agribun 658,75 48,00 230,40
Kabupaten Pamekasan Prancak S1 Agribun 1.093,68 51,19 609,20
Prancak S2 Agribun 750,60 48,68 357,80
Desa Por Dapor, Prancak T1 Agribun 953,78 49,09 388,77
Kecamatan Prancak S1 Agribun 501,43 49,51 295,92
Guluk-guluk,
Kabupaten Sumenep
Desa Bakeyong, Prancak T1 Agribun 683,12 52,01 271,14
Kecamatan Prancak S1 Agribun 578,68 50,89 343,50
Guluk-guluk, Prancak S2 Agribun 482,60 49,82 232,67
Kabupaten Sumenep
30
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 13(1), April 2021:26-35
Tabel 4. Kondisi usaha tani petani responden dalam kegiatan akselerasi transfer teknologi VUB
tembakau di Pamekasan dan Sumenep tahun 2018.
Kabupaten Pamekasan Kabupaten Sumenep
Jumlah Jumlah Rata-rata
Kondisi usaha tani Persentase
responden Persentase (%) responden (%)
(%)
(orang) (orang)
Keadaan tanaman:
- Tanaman normal 3 27,27 4 26,67 26,97
- Tanaman kurang air 6 54,54 10 66,67 60,61
- Hama/Penyakit 2 18,18 1 6,67 12,43
Produk:
- Rajang 10 90,91 15 100 95,46
- Tebas 1 9,09 0 0 4,55
Pendapatan:
- Untung 6 54,54 11 73,33 63,94
- Rugi 5 45,45 4 26,67 36,06
(Sumber : data diolah)
telah dilakukan oleh petani dengan meng- diaan air bagi pertumbuhan. Ketersediaan air
alirkan air dari sumber ke “embung- dalam daun mempengaruhi proses fotosin-
embung”. Petani tembakau di Madura tesis, penurunan jumlah air menyebabkan
mengandalkan curah hujan untuk memenuhi laju fotosintesis menurun sehingga pertum-
kebutuhan air tanaman. Pada tahun 2018, buhan daun juga akan menurun (Djumali,
cuaca mendukung budi daya tanaman 2008). Kondisi kekeringan pada tanaman
tembakau. Namun karena frekuensi penyi- dapat menyebabkan terjadinya layu pada
raman lebih sering dari Prancak 95, keterse- daun, daun lebih cepat menguning dan
diaan air di “embung-embung” tidak tercu- kering sehingga berdampak pada kualitas
kupi. Air merupakan kebutuhan pokok setiap tembakau yang dihasilkan. Kondisi kekering-
tanaman yang mutlak tersedia sesuai an dapat diatasi dengan dilakukan kegiatan
dengan kebutuhan di setiap fase pertumbuh- penyiraman setiap hari di pagi dan sore hari.
annya. Kekurangan air berdampak pada Bahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan tanaman, yaitu menyebabkan pengurangan intensitas penyiraman sebesar
tanaman menjadi kerdil, menderita dan 1% dapat mengurangi hasil produksi sejum-
kemudian mati (Harwati, 2007). lah 0,15% (Ramly et al., 2019). Dengan kata
Sebesar 60,61% tanaman petani lain, dalam usaha budi daya tembakau diper-
responden pada masa pertumbuhannya lukan manajemen pertanaman yang optimal
tidak optimal dikarenakan dampak cuaca agar diperoleh peningkatan produktivitas
pada minggu keempat bulan Mei sampai dan efisiensi agroekosistem (Arsyadmunir et
pertengahan Juni 2018 sangat kering. Curah al., 2011).
hujan pada tahun 2018 tercatat di BMKG Tanaman terdampak hama dan
sebesar 199-201 mm (BMKG, 2018). penyakit sebesar 12,43%. Hal ini sesuai de-
Nurnasari dan Djumali (2010) menge- ngan karakteristik varietas yang mode-
mukakan bahwa curah hujan dan hari hujan rat/sangat rentan terhadap serangan hama
memberikan pengaruh positif terhadap lebar dan penyakit. Kondisi tanaman yang tumbuh
daun. Curah hujan dan hari hujan berpe- tidak optimal ternyata masih memberikan
ngaruh terhadap lebar daun melalui penye- kontribusi pendapatan kepada petani dengan
31
Verona et al. : Analisis tanggapan petani terhadap introduksi tembakau baru
harga jual per kilogram rajangan kering rata- Produktivitas tembakau madura varietas
rata Rp52.000,00/kg dengan rentang harga Prancak 95 skala budi daya tanaman petani
jual antara Rp40.000,00 sampai dengan rata-rata sebesar 594 kg/ha dengan harga
Rp56.000,00/kg. Namun dari 26 orang jual Rp50.000,00/kg (hasil pengolahan data
responden terdapat satu orang responden musim tanam tahun 2018). Berdasarkan
yang menjual daun tembakau dalam kondisi hasil penelitiaan lainnya yang dilakukan pada
basah (tebasan) dengan alasan kepraktisan musim tanam tahun 2009/2010 oleh Verona
dan sulitnya tenaga kerja. and Tirtosuprobo, (2016) menunjukkan rata-
Produktivitas, penerimaan, total biaya
rata produktivitas tembakau madura untuk
produksi, dan pendapatan selama proses
berbagai agroekosistem antara 497-656
usaha tani tanaman tembakau petani
kg/ha. Umur tanaman dari VUB lebih genjah
tampak pada Tabel 5. Berdasarkan hasil
yaitu 60-65 Hari Setelah Tanam (HST) jika
produktivitas empat VUB tembakau madura
dibandingkan dengan Prancak 95 (70-75
tersebut dan mempertimbangan kelemahan
HST), sehingga sesuai ditanam oleh petani
maupun kelebihan varietas, maka petani
yang menerapkan pola tanam 3 kali.
tertarik untuk mencoba membudidayakan
Kelebihan lainya dari keempat VUB te-
keempat varietas unggul baru tembakau
mbakau madura dibandingkan dengan varie-
tersebut pada musim tanam tahun 2019.
tas Prancak 95 yaitu pada warna daun.
Pilihan ini berdasarkan pengamatan petani
Ketika daun diperam, tingkat kemasakannya
terhadap keempat varietas tembakau. Hasil
sama dan menghasilkan warna kuning emas,
pengamatan secara visual, jumlah daun
sedangkan pada varietas Prancak 95 masih
varietas Prancak S1 Agribun dan Prancak S2
ada warna hijau kekuningan.
Agribun lebih banyak (rata-rata 28 lembar)
Pada Tabel 5, berdasarkan hasil
dan lebih lebar dibandingkan daun varietas
wawancara terhadap 26 responden dike-
Prancak 95. Begitu juga untuk daun varietas
tahui bahwa biaya produksi pada keempat
Prancak T1 Agribun dan Prancak T2 Agribun
yang memiliki jumlah daun lebih banyak di- VUB tembakau madura berkisar dari
bandingkan dengan varietas tembakau Rp11.739.200,00 hingga Rp20.671.800,00.
madura pendahulunya. Jumlah daun untuk Namun dari beberapa responden, terutama
tembakau Prancak T1 Agribun dan Prancak dengan biaya produksi yang rendah, dike-
T2 Agribun dapat mencapai 32 lembar jika tahui bahwa biaya tenaga kerja yang berasal
air terpenuhi secara optimal, sedangkan dari anggota keluarga (pekerja internal)
rata-rata jumlah daun varietas Prancak T1 belum dicantumkan sebagai variabel biaya
Agribun dan Prancak T2 Agribun sebanyak produksi. Masih adanya budaya gotong
28 lembar. Hasil tersebut tercapai ketika royong yang diterapkan di lingkungan
kondisi pertumbuhan tanaman normal pada petani, terutama petani yang berlokasi di
musim tanam tahun 2018 dengan iklim pedesaan dan sebagian besar bertetangga
kering yang didukung dengan ketersediaan dengan hubungan kekerabatan yang dekat
air yang tercukupi. Berdasarkan Surat Kepu- dapat memberikan pengaruh terhadap
tusan Menteri Pertanian tentang pelepasan perhitungan laba/rugi suatu usaha. Sistem
varietas tembakau madura, jumlah daun gotong royong pun tidak dimasukkan dalam
varietas Prancak 95 sebanyak 12-18 lembar. variabel yang diperhitungkan. Dengan sistem
32
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 13(1), April 2021:26-35
Tabel 5. Rerata produktivitas, penerimaan, biaya produksi, dan pendapatan petani kooperator dari VUB
tembakau madura di Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep pada tahun 2018.
Varietas Produktivitas Penerimaan* Total Biaya Produksi Pendapatan
(kg/ha) (Rp/ha) (Rp/ha) (Rp/ha)
Prancak T1 Agribun 642,48 33.408.960 19.507.960 13.901.000
Prancak T2 Agribun 618,65 32.169.800 20.671.800 11.498.000
Prancak S1 Agribun 724,60 37.679.200 18.335.200 19.344.000
Prancak S2 Agribun 616,60 32.063.200 11.739.200 20.324.000
*
Harga jual tembakau:
- Prancak S1 Agribun Rp 48.000,00 s/d Rp 52.000,00
- Prancak S2 Agribun Rp 46.000,00 s/d Rp 55.000,00
- Prancak T1 Agribun Rp 45.000,00 s/d Rp 52.000,00
- Prancak T2 Agribun Rp 44.000,00 s/d Rp 56.000,00
Tabel 6. Kekurangan dan kelebihan VUB tembakau madura dibandingkan varietas Prancak 95 menurut
responden/petani kooperator dalam kegiatan akselerasi transfer teknologi VUB tembakau di
Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep tahun 2018.
Persentase pernyataan Persentase pernyataan
Kekurangan VUB Kelebihan VUB
responden (%) responden (%)
Kurang tahan terhadap 38,46 Umur lebih genjah 100,00
penyakit
Ketahanan kesegaran lamina 87,58 Jumlah daun lebih banyak 61,54
daun cenderung cepat
menguning
Tidak tahan kekeringan 73,04 Produksi lebih tinggi 61,54
Perawatan lebih intensif 100,00 Warna hasil peraman lebih 65,38
baik
gotong royong dan juga pekerja internal an (Tabel 6). Kelemahan dan kelebihan yang
justru akan memberikan kontribusi yang ada pada varietas tersebut mempengaruhi
cukup besar dalam biaya produksi. Hal ini kondisi usaha tani di lahan demplot. Tanam-
sebagaimana dikemukakan oleh responden, an tidak tahan kekeringan sehingga intesitas
upah hanya diberikan kepada tenaga kerja penyiraman lebih sering dibandingkan de-
eksternal saja, sehingga tenaga kerja yang ngan Prancak 95. Pernyataan tersebut diwa-
kili oleh 73,04% petani responden.
berasal dari internal keluarga (suami, istri,
Sebanyak 12,43% tanaman petani
dan anak) tidak memperoleh upah. Hasil responden atau 15,00% dari total luasan
penelitian oleh Dewi (2017) menyebutkan tanaman yang terinfeksi hama/penyakit
hal serupa bahwa pekerja wanita terutama mengakibatkan hasil panen kurang optimal,
dalam internal keluarga maka tidak akan yaitu sebanyak 362 kg/ha rajangan kering.
memperoleh upah. Infeksi hama/penyakit pada tanaman dem-
Hasil wawancara terhadap 26 petani plot yaitu penyakit lanas sehingga pertum-
buhan tanaman tidak optimal dan mem-
responden diperoleh keterangan bahwa
pengaruhi mutu tanaman maupun hasil
varietas unggul baru tembakau madura
produksi. Potensi produksi pada empat orang
memiliki kelemahan dan kelebihan yang petani responden jika dikonversikan per
menjadi pertimbangan petani untuk peng- hektar dapat mencapai >800 kg/ha rajangan
embangan varietas unggul baru berkelanjut- kering.
33
Verona et al. : Analisis tanggapan petani terhadap introduksi tembakau baru
Pendapatan petani tembakau penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kami
dipengaruhi oleh mutu, dengan kondisi sampaikan kepada tim editor dan mitra
tanaman yang tidak optimal mempengaruhi bestari yang telah menelaah artikel ini
mutu produksi sehingga harga yang di- hingga dapat dipublikasi. Sumber dana dari
terima rendah. Walaupun demikian petani penelitian ini adalah DIPA Balittas tahun
tembakau tetap akan menanam tembakau anggaran 2019.
karena masih memberikan pendapatan
meskipun harga rendah dan merupakan DAFTAR PUSTAKA
usaha tani turun temurun. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Al Batawy, F., 2020. Mengenal Tiga Jenis
Sholikhah et al. (2017) yang menyatakan Tembakau Unggulan dari Pulau Madura.
bahwa 43,75% usaha tani tetap diper- bolehmerokok.com
tahankan untuk mengikuti jejak orang tua, Arfianto, A., 2012. Respon Petani Tembakau
dan 37,50% alasan petani bahwa tembakau Terhadap Kegiatan Pengembangan Model
tetap memberikan pendapatan, walaupun Usahatani Partisipatif (PMUP) di Desa
harganya turun.
Tlahab Kecamatan Kledung Kabupaten
Temanggung. J. Pembang. Wil. dan Kota 8,
KESIMPULAN no2, 105-117.
Arsyadmunir, A., Suryawati, S., Suwarso, 2011.
Petani tertarik untuk mencoba Peningkatan Produktivitas Tembakau
membudidayakan keempat VUB tembakau Madura pada Tanah Sawah dan Tegal di
madura (Prancak T1 Agribun, Prancak T2 Kabupaten Sumenep. Embryo 8, 108–117.
Agribun, Prancak S1 Agribun, dan Prancak S2
Dewi, P., 2017. Pembagian Kerja dalam Keluarga
Agribun) dengan memperhatikan kondisi
Petani Tembakau pada Musim Kemarau di
lingkungan, terutama kesesuaian lahan dan
Dusun Tattat, Desa Patarongan, Kecamatan
ketersediaan air. Untuk itu perlu dilakukan
Torjun, Kabupaten Sampang, Madura.
kajian ulang terhadap keempat varietas
Skripsi Universitas Airlangga, Surabaya.
tersebut agar diperoleh hasil usaha tani
tembakau madura yang optimal. Selain itu, Djumali, 2008. Produksi dan Mutu Tembakau
perlu dilakukan evaluasi tindak lanjut untuk Temanggung (Nicotiana tabacum L.) di
mengukur kontribusi VUB tembakau madura Daerah Tradisional Serta Faktor-faktor yang
dalam pengembangan dan pengaruhnya Mempengaruhinya. Disertasi Pascasarjana
terhadap pendapatan petani. FPUB, Malang.
Harwati, T., 2007. Pengaruh Kekurangan Air
UCAPAN TERIMA KASIH (Water Defisit) Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Tembakau. J.
Terima kasih kami sampaikan kepada Inov. Pertan. 6, 44–51.
Ir. Teger Basuki, MP. dan Ir. Joko Hartono Masruroh, A., 2015. Kontribusi Usaha Tani
yang telah membimbing penyusunan naskah Tembakau Terhadap Pendapatan Rumah
ini. Penghargaan juga kami berikan kepada Tangga Di Desa Salamrejo Kecamatan
Bapak Yasin dan semua pihak yang telah Selopampang Kabupaten Temanggung
membantu dalam pelaksanaan kegiatan Jawa Tengah. Skripsi.
34
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 13(1), April 2021:26-35
Medina, S., 2017. Budidaya Tembakau Rakyat Di Ramly, M., Sholeh, M.S., Cahyaty, R.A.A., 2019.
Pamekasan Tahun 2000-2008. Avatara 5. Efisiensi Alokatif Penanganan Pasca Panen
Murdiyati, A., Djajadi, Herwati, A., 2007. Upaya Usahatani Tembakau Rajangan Madura. J.
Pembenahan Mutu Tembakau Rakyat. Pros. Food Technol. Agroindustry 1.
Lokakarya Nas. Agribisnis Tembakau. Septiana, M., 2016. Kajian Karakteristik lahan
Ningsih, K., 2017. Produksi dan Pendapatan Sentra Tembakau Tualo dan Tionggang di
Petani Tembakau Madura : Sebuah kajian Lereng Gunung Sumbing dan Gunung
Dampak Perubahan Iklim. J. Agromix 8, Sindoro Kabupaten Temanggung Jawa
108–121. Tengah.
Nurnasari, E., Djumali, 2010. Pengaruh Kondisi Sholikhah, Zumrotus, S., Waliulu, R., Sudiyarto,
Ketinggian Tempat Terhadap Produksi dan 2017. Respon dan Alasan Petani Tembakau
Mutu Tembakau Temanggung. Bul. Tanam. Menanam Komoditas Tanaman Alternatif
Tembakau, Serat Miny. Ind. 2. (Kedelai) di Desa Kedungwaras Kecamatan
Modo Kabupaten Lamongan. Agridevina 6.
Rachmat, M., Nuryanti, S., 2009. Dinamika
Verona, L., Tirtosuprobo, S., 2016. Peranan
Agribisnis Tembakau Dunia dan
Implikasinya Bagi Indonesia. Forum Penelit. Usahatani Tembakau di Berbagai
Argroekosistem Terhadap Pendapatan
Agro Ekon. 27, 73–91.
Petani dan Kesempatan Kerja di Kabupaten
Sampang Jawa Timur. Agritech 36.
35