Anda di halaman 1dari 8

CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN PETANI


TEMBAKAU DI DESA PALONGAN

Very Andrianingsih1)*, Dessy Novitasari Laras Asih2


1)*, 2)
Universitas Wiraraja Madura
email: veryandrianingsih@wiraraja.ac.id1)*, dessynovitasari@wiraraja.ac.id2)

ABSTRAK

Adanya pandemic ini berdampak pada beberapa sektor, salah satunya sektor pertanian.
Banyak petani yang mengeluh karena mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi
COVID-19, khususnya petani di Desa Palongan, Kabupaten Sumenep. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani tembakau di Desa
Palongan sebelum dan sesudah Covid-19. Peneliti menggunakan metode kuantitafif
deskriptif dengan melakukan wawancara kepada petani dan pengisian kuesioner sebagai
penunjang untuk mendapatkan data. Metode analisa penelitian ini menggunakan
perhitungan biaya usahatani, penerimaan usahatani, serta pendapatan usahatani. Peneliti
menggunakan uji hipotesis paired sample t-test untuk mengetahui rata-rata perbedaan
pendapatan antara sebelum dan setelah pandemic covid-19.
Kata Kunci : Pandemic Covid-19, Pendapatan, Petani

PENDAHULUAN kerugian ekonomi, selain itu akan


berimbas pada mata rantai pasokan
Awal tahun 2020, beberapa negara seperti menghambat produksi barang dan
dikejutkan dengan datangnya virus yang jasa.
memporak-porandakan seluruh sektor Salah satu dampak dari pandemic
kehidupan. Virus tersebut bernama Covid-19 yaitu pada sektor ekonomi,
Corona Virus Disease (COVID-19) yang seperti beberapa instansi yang melakukan
ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, PHK terhadap karyawannya, perubahan
China dan kemudian mewabah hingga ke sikap masyarakat terutama dalam bidang
beberapa negara termasuk Indonesia. kesehatan, hingga berdampak pada
Penyebaran virus ini terbilang sangat pendapatan masyarakat sehari-hari.
cepat dan tentunya juga akan menjadi Selain itu, pandemi ini juga berdampak
permasalahan pada berbagai sektor. pada menyusutnya ruang dan kesempatan
Pemerintah Indonesia dalam merespon kerja.
pandemic covid-19 ini menerapkan Di samping itu, dampak lain yang
berbagai macam kebijakan. Salah satunya akan terjadi yaitu pada sektor pertanian.
yaitu adanya social distancing yang Hal ini dapat menghambat pengiriman
dimulai awal bulan Maret 2020 hasil produksi karena terganggunya
(Hadiwardoyo, 2020). Berlakunya aktivitas produksi dan distribusi. Adanya
kebijakan PSBB ini, dalam beberapa wabah Covid-19 yang memengaruhi
waktu mewajibkan instansi dan sebagian terhadap kemampuan usaha dan
besar industry tidak dapat beroperasi. pendapatannya juga sangat dirasakan oleh
Kebijakan tersebut dapat mengakibatkan petani dan peternak . Sehubungan dengan

52
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

itu, dilakukan identifikasi dengan berbagai upaya untuk menstabilkan keadaan ini
simpul kritis terkait sumber daya agar terhindar dari krisis ekonomi.
pertanian pada masa pandemi ini. Tujuan penelitian ini ingin mengkaji
Menurut data BPS (2020b), kontribusi lebih dalam perihal seberapa besar
sektor pertanian pada struktur dampak pandemi COVID-19 pada sektor
pertumbuhan PDB nasional di triwulan II- pertanian dan pendapatan yang diterima
2020 sebesar 15,46%. Di masa pandemic, petani Desa Palongan.
pertumbuhan sektor pertanian tentu sangat METODE PENELITIAN
diharapkan untuk kelangsungan produksi Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif
pangan di Indonesia. Namun, keadaan ini deskriptif. Penelitian ini bertempat di
dinilai cukup sulit bagi warga Indonesia
Desa Palongan, Kecamatan Bluto,
untuk mengembangkan sektor pertanian, Kabupaten Sumenep.
termasuk memberdayakan petani sebagai Teknik pengumpulan data dilakukan
penopang primer sektor ini. dengan memberikan kuesioner berisi
Hasil pertanian merupakan salah satu tentang beberapa pertanyaan terkait
komponen penunjang yang dapat usahatani yang nantinya akan dijawab
membangun daya tahan suatu oleh responden. Interview atau wawancara
perekonomian, terlebih pada saat terjadi dalam penelitian ini juga digunakan yaitu
goncangan, gangguan, dan krisis. sebagai alat untuk mendukung jawaban
Beberapa teori ekonomi membuktikan dari seluruh responden. Hal ini dilakukan
bahwa sukses pengembangan sektor agar hasil dari kuesioner lebih lengkap
industrialisasi di suatu negara, diiringi dan jelas untuk dilakukan analisis
dengan perbaikan produktivitas serta pendapatan petani Selain itu observasi
pertumbuhan berkelanjutan pada sektor
awal penelitian dilakukan untuk menggali
pertanian. Disamping menyuplai informasi mendalam mengenai responden
kebutuhan pangan, sektor pertanian juga petani tembakau di Desa Palongan.
sebagai distributor bahan baku bagi sektor Dalam penelitian ini, semua populasi
industri dan sebagai pengahasil devisa diambil sebagai sampel. Teknik
negara (Ridha, 2017).
pengambilan sampel menggunakan non-
Dengan menurunnya angka produksi probability sampling dengan jenis
hasil pertanian di masa pandemi ini, sampling jenuh. Tercatat 38 responden
menjadi salah satu faktor berkurangnya yang dijadikan sampel dalam penelitian
pendapatan para petani, baik petani ini.
tembakau, jagung, kedelai, dll. Sumenep Metode analisa data yang digunakan
merupakan Kabupaten di ujung timur dalam penelitian ini yaitu:
pulau Madura. Sebagian besar mata
pencaharian masyarakat Sumenep yaitu 1) Analisa Statistik Deskriptif
sebagai petani dan nelayan. Adanya Analisa ini digunakan untuk menjawab
pandemic COVID-19 ini berimbas pada faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani di Kabupaten Sumenep pendapatan usahatani tembakau.
khususnya di Desa Palongan. Banyak Variabel yng digunakan dan diteliti
petani yang mengeluh karena sulitnya dengan analisis yaitu Luas Lahan
mendapatkan produk pertanian, selain itu Petani, Umur Petani, Tingkat
juga dampak yang sangat dirasakan yaitu Pendidikan Petani, Pengalaman
pendapatan hasil pertanian yang terus Usahatani. Selanjutnya hasil data dari
menurun. Oleh sebab itu, diperlukan

53
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

setiap variabel di sajikan dalam bentuk Q: Kuantitas Panen tembakau


persentase dan mendeskripsikannya. 4) Perhitungan pendapatan usaha tani
tembakau
Pendapatan usahatani ialah ukuran laba
usahatani yang dihasilkan. Pada
2) Pehitungan biaya usaha tani tembakau usahatani tembakau, pendapatan yaitu
Biaya usaha tani merupakan biaya yang selisih antara total revenue dan total
dikeluarkan selama proses tanam cost usahatani pada satu kali musim
hingga panen. Terdapat 2 biaya tanam. Perhitungan pendapatan
usahatani yaitu biaya tetap dan biaya usahatani sebagai berikut:
variabel. Biaya tetap dalam usaha tani
tembakau seperti sewa lahan dan Keterangan:
penyusutan alat usahatani. Sedangkan π: Pendapatan
biaya variabel dalam usaha tani TR: Total Revenue
tembakau seperti, benih, pupuk, listrik, TC: Total Cost
tikar,dan tenaga kerja. Akumulasi biaya 5) Analisa Uji Beda Rata-Rata Usahatani
produksi usahatani menggunakan Tembakau (Paired Sampel t-Test)
rumus berikut:
Rata-rata pendapatan petani di uji
TC = FC + VC menggunakan perhitungan statistic agar
mengetahui perbedaan nilai rata-rata
Keterangan: pendapatan usahatani tembakau
TC: Total Cost sebelum adanya pandemi covid-19
FC: Fixed Cost dengan pendapatan usahatani tembakau
VC:Variabel Cost setelah covid-19 di Desa Palongan.
Dasar pengambilan keputusan
3) Perhitungan penerimaan usaha tani berdasarkan probabilitas yang
tembakau digunakan yaitu H0 diterima apabila
Total penerimaan usahatani adalah nilai signifikansi > 0,05 sedangkan H0
hasil perkalian antara harga per ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05.
produksi (P) dengan kuantitas panen Hipotesis pada uji ini sebagai berikut:
(Q). Pada usaha tani tembakau, H0 : tidak terdapat perbedaan yang
penerimaan yaitu hasil perkalian dari signifikan antara rata-rata pendapatan
harga jual per produksi dengan jumlah usahatani tembakau sebelum pandemi
produksi tembakau yang di hasilkan Covid-19 dengan rata-rata pendapatan
per hektare dalam satu kali musim. setelah pandemi Covid-19.
Besarnya penerimaan ditentukan dari H1 : terdapat perbedaan yang signifikan
besarnya produksi usaha tani serta antara rata-rata pendapatan usahatani
harga jual per produk. Perhitungan tembakau sebelum pandemi Covid-19
penerimaan usahatani menaggunakan dengan rata-rata pendapatan setelah
rumus berikut: pandemi Covid-19
TR = P x Q
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan: Keberhasilan usahatani tembakau di
TR: Total Revenue masa pandemi Covid-19 dalam
P: Harga per produksi meningkatkan pendapatan petani di Desa

54
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

Palongan ditentukan oleh beberapa faktor Dapat diketahui bahwa mayoritas


dan beberapa karakteristik dari petani responden berada pada golongan umur
(responden). Berdasarkan data hasil yang produktif. Responden dengan umr 15-64
diperoleh, luas lahan yang dikelola tiap tahun sebanyak 36 orang atau sebesar
petani berbeda beda. Data luas lahan yang 95%, sedangkan responden dengan umr
disajikan dalam penelitian ini yaitu lebih dari 64 tahun sebanyak 2 orang atau
menurut penggunaan luas yang ditanami sebesar 5%.
tembakau. Luas lahan tersebut disajikan Selain itu pendidikan juga
pada tabel 1 berikut: berpengaruh terhadap pengambilan
Tabel 1: Luas Lahan Usahatani keputusan seorang petani dalam
Tembakau melakukan pengembangan usahataninya.
Luas
Frekuensi Persentase Petani dengan tingkat pendidikan tinggi
No. Lahan akan memiliki pola pikir yang lebih baik,
(orang) (%)
(m2)
sehingga memungkinkan untuk bertindak
1. 1000 19 50,00
2. 2000 18 47,00 lebih rasional dalam mengelola usaha
3. 3000 1 3,00 taninya. Klasifikasi tingkat pendidikan
4. > 4000 0 0,00 petani disajikan pada tabel 3 sebagai
Total 38 100,00 berikut.
Sumber: Data Primer Diolah Peneliti Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data dari kuesioner Petani Tembakau
menunjukkan bahwa mayoritas Tingkat Frekuensi Persentase
No
masyarakat petani di Desa Palongan Pendidikan (orang) (%)
memiliki luas lahan 0,15 Ha (1500 m2) 1. SD 23 60,00
yang tercatat sebanyak 19 orang. Petani 2. SMP 9 24,00
3. SMA 6 16,00
dengan luas lahan 0,2 Ha (2000 m2) Total 38 100,00
sebanyak 18 orang, dan petani dengan Sumber: Data Primer Diolah Peneliti
luas lahan 0,3 Ha (3000 m2) sebanyak 1 Berdasarkan tabel di atas
orang. menunjukkan bahwa reponden pada
Bekerja pada sektor pertanian, faktor tingkat pendidikan SD sebanyak 23 orang
utama yang diperlukan adalah kekuatan atau 60%, responden pada tingkat
fisik. Usia petani menjadi salah satu tolak pendidikan SMP sebesar 24%, dan
ukur untuk melihat kekuatan fisik yang responden dengan tingkat pendidikan
dimiliki seseorang. Umur seseorang SMA sebesar 16%. Maka dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu umur disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat
15-64 tahun termasuk umur produktif, pendidikan responden pada penelitian ini
sedangkan umur 64 tahun ke atas ini berpendidikan Sekolah Dasar.
merupakan umur non produktif. Pengalaman usahatani juga menjadi
Klasifikasi umur petani tembakau faktor pemicu peningkatan pendapatan
disajikan dalam tabel 2 berikut: petani tembakau. Lamanya berusahatani
Tabel 2. Klasifikasi Umur Petani membuat seorang petani memiliki
Tembakau pengalaman dan pengetahuan di bidang
Umur Frekuensi Persentase
No. pertanian. Petani yang berpengalaman,
(Th) (orang) (%)
1. 15-64 36 95,00 tentunya memiliki kapasitas pengelolaan
2. > 64 2 5,00 usahatani yang lebih matang dan juga
Total 38 100,00 dapat menghasilkan produk pertanian
Sumber: Data Primer Diolah Peneliti

55
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

dengan kualitas terbaik. Pada tabel 4 Desa Palongan selama satu musim. Biaya
disajikan pengalaman usahatani tembakau. tersebut antara lain adalah biaya tetap dan
Tabel 4. Pengalaman Usahatani biaya variabel. Biaya yang dikeluarkan
Tembakau oleh setiap petani berbeda-beda,
No Pengalaman Frekuensi Persentase disesuaikan dengan luas lahan yang
usahatani (orang) (%) dikelola. Untk mengetahui akumulasi
(tahun)
biaya atau total biaya pada satu kali
1. 5-10 0 00,00
2. 10-15 16 42,00 musim tembakau dengan cara biaya tetap
3. > 15 22 58,00 di jumlahkan dengan biaya variabel.
Total 38 100,00 Tabel 5. Rata-rata Total Biaya
Sumber: Data Primer Diolah Peneliti Usahatani Tembakau di Desa Palongan
Pada tabel di atas menunjukkan Uraian Jumlah
bahwa tidak ada petani yang mengelola Sebelum Sesudah
usaha tani kurang dari 10 tahun. Pandemi Pandemi
Covid-19 Covid-19
Mayoritas responden sudah melakukan (Rp) (Rp)
usaha tani lebih dari 15 tahun. Hal Biaya Tetap (FC) 328.947 339.474
tersebut menunjukkan bahwa petani Biaya Variabel (VC) 1.334.605 1.722.078
tembakau di Desa Palongan sudah sangat Total Biaya (TC) 1.663.552 2.061.552
berpengalaman dalam mengelola lahan Sumber: Data Primer Diolah Peneliti
pertanian atau usahataninya agar dapat Berdasarkan hasil tabel di atas,
menghasilkan tembakau dengan kualitas menunjukkan bahwa terjadi kenaikan
yang bagus dan mempunyai nilai jual biaya total pada produksi tembakau di
yang tinggi. Desa Palongan setelah adanya pandemi
Dalam mengelola lahan pertanian, covid-19. Biaya sebelum covid-19 sebesar
setiap orang memiliki cara yang berbeda- Rp1.663.552, kemudian mengalami
beda. Terdapat beberapa faktor yang harus kenaikan menjadi Rp2.061.552 setelah
dimiliki seorang petani, diantaranya luas adanya covid-19. Hal tersebut
lahan, modal, dan kesiapan fisik yang dikarenakan adanya pandemi covid-19
kuat. Mengelola lahan pertanian, membuat harga benih, pupuk, gula, dan
membutuhkan biaya yang besar. Produk lainnya yang di produksi oleh industry
hasil pertanian dengan kualitas baik naik dan sulit di dapat akibat
didapat jika petani memiliki biaya yang diterapkannya peraturan pemerintah
cukup untuk mengelolanya. Pendapatan tentang pembatasan sosial (social
petani tembakau akan meningkat jika distancing).
produk tembakau yang dihasilkan
memiliki kualitas yang bagus, hal itu agar Perhitungan Penerimaan Usahatani
produk mendapat harga jual tinggi. Tembakau
Berikut beberapa analisis yang dilakukan Penerimaan hasil usahatani
petani agar mengetahui pendapatan yang tembakau di peroleh dari harga tawar
diterima dari hasil usaha tani tembakau tembakau dikalikan dengan banyaknya
selama satu kali musim. hasil produksi yang di dapat. Penerimaan
yang di dapat petani tembakau di Desa
Perhitungan Biaya Usahatani Palongan berbeda-beda sesuai dengan
Tembakau seberapa banyak hasil yang di peroleh
Biaya usahatani merupakan biaya dalam satu kali musim. Penerimaan yang
yang dikeluarkan oleh petani tembakau di diterima sebelum pandemi dan setelah
pandemic disajikan pada tabel berikut:

56
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

Hasil perhitungan di atas


Tabel 6. Rata-rata Penerimaan menunjukkan bahwa terjadi penurunan
Usahatani Tembakau di Desa Palongan pendapatan petani tembakau di Desa.
Uraian Jumlah Sebelum pandemi Covid-19 pendapatan
Sebelum Sesudah petani sebesar Rp4.384.248, namun
Pandemi Pandemi
setelah pandemi Covid-19 menurun
Covid-19 Covid-19
Hasil Produksi 137,45 kg 150,73 kg menjadi Rp1.555.968. Hal tersebut
Harga Rp44.000 Rp24.000 dikarenakan menurunnya harga jual
Penerimaan Rp6.047.800 Rp3.617.520 tembakau, sedangkan biaya tanam
Sumber: Data Primer Diolah Peneliti tembakau terus mengalami kenaikan
Berdasarkan hasil tabel di atas, semenjak pandemi Covid-19. Akibatnya
menunjukkan bahwa penerimaan banyak petani yang mengalami kerugian
responden dari usahatani tembakau pada hasil produksi tanam mereka.
menurun setelah pandemic Covid-19.
Sebelum pandemic Covid-19, rata-rata
penerimaan petani tembakau sebesar Analisa Uji Beda Rata-Rata
Rp6.047.800, tetapi setelah pandemi Pendapatan Petani Tembakau
Covid-19 penerimaan petani tembakau Tujuan dilakukannya analisis ini
menurun menjadi Rp3.617.520. Hal yaitu untuk mengetahui secara statistik
tersebut terjadi karena sebagian besar apakah terjadi perbedaan pendapatan
petani mengurangi jumlah tanamnya. petani tembakau pada saat sebelum
Selain itu sulitnya pendristribusian produk pandemi Covid-19 dan setelah pandemi
tani tembakau yang diakibatkan banyak Covid-19. Taraf signifikansi yang
perusahaan rokok membatasi aktivitas digunakan dalam pengujian ini yaitu α =
sejak diterapkannya pembatasan sosial 5% atau α = 0,05. Hasil pengujian
(social distancing). disajikan pada tabel 8 berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Beda Rata-rata
Perhitungan Pendapatan Usahatani Pendapatan Usahatani Tembakau di
Tembakau Desa Palongan
Pendapatan petani tembakau di
peroleh dari deviasi antara penerimaan
hasil produksi serta total cost yang
dikeluarkan selama aktivitas mengelola
tani tembakau yang berlangsung satu
musim tanam. Pendapatan yang diperoleh
petani tembakau disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 7. Rata-rata Pendapatan Sumber: Data Hasil SPSS 25
Usahatani Tembakau di Desa Palongan Berdasarkan hasil tabel di atas
Uraian Jumlah menunjukkan uji statistik dari pendapatan
Sebelum Sesudah sebelum pandemi Covid-19 dan setelah
Pandemi Pandemi pandemi Covid-19 dengan mengacu pada
Covid-19 Covid-19
(Rp) (Rp)
hasil uji paired sample t-Test dengan nilai
Penerimaan 6.047.800 3.617.520 Signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
Total Biaya 1.663.552 2.061.552 demikian H1 diterima, artinya terdapat
Pendapatan 4.384.248 1.555.968 perbedaan yang signifikan antara rata-rata
Sumber: Data Primer Diolah Peneliti pendapatan petani tembakau sebelum

57
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

pandemi Covid-19 dan setelah pandemi pendapatan petani kelapa sawit sebelum
Covid-19 di Desa Palongan. pandemic dan setelah pandemic di
Kabupaten Padang Lawas Utara.
Penelitian ini di dukung oleh penelitian
Dari hasil data yang diperoleh di
Fremar, et. al. (2016) yang menyatakan
lapangan, biaya usaha tani tembakau di
bahwa terdapat perbedaan pendapatan
Desa Palongan mengalami kenaikan yang
pada usahatani sawah dalam 2 musim
disebabkan sulitnya mendapatkan
panen yang dipengaruhi oleh iklim, harga
kebutuhan tani tembakau seperti pupuk.
jual dan biaya.
Hal tersebut terjadi semenjak
diterapkannya pembatasan sosial yang KESIMPULAN
merupakan peraturan pemerintah selama Biaya usahatani tembakau sejak pandemi
pandemi Covid-19. mengalami kenaikan, sedangkan hasil
Selain itu, pembatasan sosial ini produksi mengalami penurunan yang
membuat beberapa perusahaan membatasi menyebabkan penerimaan usahatani juga
aktivitas fisik bahkan terpaksa di tutup menurun. Maka dari itu pendapatan petani
untuk sementara waktu, seperti tembakau desa palongan, sejak pandemi
perusahaan rokok, industri dan lainnya. covid-19 mengalami penurunan sekitar
Dampaknya terhadap petani yaitu 40% dari pendapatan sebelum pandemi.
menurunnya harga jual tembakau yang Hal tersebut terjadi sejak diterapkannya
mengakibatkan penerimaan petani social distancing yang menghambat
menurun. aktivitas masyarakat serta menutup
beberapa instansi. Hasil uji statistik juga
Sebelum pandemi Covid-19,
menunjukkan adanya perbedaan yang
petani di Desa Palongan mendapat
signifikan antara rata-rata pendapatan
keuntungan yang cukup besar, namun
petani tembakau sebelum pandemic
setelah adanya pandemi Covid-19 banyak
Covid-19 dan setelah pandemic Covid-19
petani yang mengeluh dikarenakan hasil
di Desa Palongan.
taninya mengalami penurunan
pendapatan. DAFTAR PUSTAKA
BPS. (2011). “Survei Angkatan Kerja
Hasil statistik juga menunjukkan
Nasional”.Yogyakarta: Badan Pusat
adanya perbedaan antara rata-rata
Statistik.
pendapatan petani tembakau sebelum
BPS. 2020b. Berita Resmi Statistik No
pandemic Covid-19 dan setelah adanya
64/08/Th.Xxii, 5Agustus 2020.
pandemic Covid-19. Hal tersebut
Jakarta (Id): Badan Pusat Statistik.
dikarenakan penyaluran logistik pertanian
Deviani, Fadilla, et. al (2019) Analisis
yang terganggu dan membuat para petani
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
kesulitan untuk menjual hasil produksi
Produksi Usahatani Buncis Di
tani tembakau mereka. Namun meski
Gabungan Kelompok Tani Lembang
permintaan akan tembakau menurun,
Agri Kabupaten Bandung Barat.
petani tembakau tetap melakukan
Jurnal Sosial Ekonomi Dan
produksi untuk menunjang
Kebijakan Pertanian, 3(2): 165-173
keberlangsungan hidupnya.
Hadiwardoyo, W. (2020). “Kerugian
Hal ini sejalan dengan penelitian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi
Gita dan Fani (2020) yang menyatakan Covid-19”, Journal of Business &
bahwa terjadi perbedaan rata-rata Entrepreneurship, 2(2): 83-92.

58
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

Hamdi Sari Maryoni (2016). “Pengaruh Petani Di Kecamatan Nurussalam


Luas Lahan Pertanian Dan Aceh Timur”. Jurnal Samudra
Biayapemeliharaan Terhadap Ekonomika, Vol. 1 (2) :165-173
Pendapatan Petani(Studi Kasus Desa
Kepenuhan Raya)”. Jurnal Ilmiah Sarni, Sidayat, M. (2020). “Dampak
Cano Ekonomosvol. 5 No. 1 :41-48 Pandemi Covid 19 Terhadap
Pendapatan Petani Sayuran Di Kota
Hidayati, Iis W. N (2017). “Analisis Ternate”. Prosiding Seminar
Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Nasional Agribisnis. Hal: 144-148
Produksi, Dan Biaya Produksi
Terhadap Pendapatan Petani Padi Di Sugiyono (2016). Metode Penelitian
Kecamatan Delanggu Kabupaten Manajemen. Bandung:Alfabeta
Klaten (Studi Kasus Di Desa Welang, Fremar Refel , et. al. (2016).
Sribit).”E-Jurnal Ep Unud 2(5): 1– “Analisis Pendapatan Usahatani
17. Padi Sawah Berdasarkan Musim
Noviana,Githa, Ardiani F. (2020). Panen Di Kelurahan Taratara Satu
Analisis Pendapatan Petani Kelapa Kecamatan Tomohon Barat Kota
Sawit Sebelum Dan Selama Covid- Tomohon”. Jurnal Agri-
19 (Studi Kasus:Kabupaten Padang SosioEkonomi Unsrat, Vol. 12(2A)
LawasUtara).Mediagro,Vol.16(2):1- :107 - 124
8 Widarma, Gede, Nyoman D.S. (2019).
Oktavia, A. Dkk (2017).”Analisis Factors of Influencing Household
Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Production and Welfare of Corn
Pertanian Di Sumatera”.Jurnal Farmers: Gerokgak District,
Paradigma Ekonomika, Vol. 12. No. Buleleng Regency. International
2 : 49-56 Research Journal of Management,
IT & Social Sciences, Vol. 6 (1):
Ridha, A (2017). “Analisis Faktor-Faktor 103-112
Yang Mempengaruhi Pendapatan

59

Anda mungkin juga menyukai