com
Abstrak:Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengaruh media pembelajaran, motivasi
pembelajaran, dan komunikasi matematika terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar berperan
penting dalam membentuk kualitas pendidikan seseorang. Penelitian kualitatif-korelasi dilakukan
pada 215 populasi siswa secara acak. Jumlah sampel ditentukan menggunakan teori Slavin. SMN N 2
Banyodono dipilih sebagai tempat penelitian mengcu pada hasil observasi yang menunjukkan
rendahnya nilai ujian akhir siswanya. Hasil penelitian menunjukkan variabel memberikan pengaruh
pada hasil belajar siswa sebesar 12,7 %, sedangkan sisanya 87,3 dipengaruhi faktor lain. Media
pembelajaran, motivasi pembelajaran, dan komunikasi matematika memberikan data yang tidak
terduga, yang memberikan kontribusi pada hasil belajar siswa serta layak untuk diteliti lebih lanjut
dalam artikel ini.
PENGANTAR
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memasuki era globalisasi, pendidikan
memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. Ini
Masalah menjadi salah satu faktor utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Pada hakekatnya, pendidikan
berusaha membantu peserta didik dalam upaya mengembangkan pengetahuan dan potensi kecerdasan atau pola
tingkah laku yang bermanfaat. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan, pemerintah perlu
menciptakan generasi muda yang lebih aktif, kreatif, berkualitas dan berprestasi.
Selain itu, pendidikan merupakan hal yang mutlak dan wajib yang harus dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hampir semua pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengetahuan
diperoleh melalui proses pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan siswa
sebagai siswa dan guru sebagai pendidik. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari hasil
belajar siswa. Hasil belajar sebagai tolak ukur utama untuk menentukan keberhasilan dalam suatu proses
pembelajaran.
Interaksi pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah diatur dalam suatu
kurikulum sebagai fokus kegiatan pembelajaran. Selain menguasai bahan ajar, pendidik tentunya perlu mengetahui cara
menyampaikan, dan bagaimana karakteristik peserta didik. Kegagalan pendidik biasanya terjadi bukan hanya karena
kurang menguasai materi, tetapi karena kurang mengetahui cara menyampaikan materi pelajaran dengan baik.
Sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan dan mengasyikkan, termasuk dalam pembelajaran
matematika.
Matematika yang diajarkan di Indonesia tidak lepas dari pengaruh konstruksi pendidikan matematika oleh
peradaban yang berusaha menguasai dan menghegemoni ilmu pengetahuan di dunia. Pembelajaran matematika
cenderung kaku dan dingin. hanya sebatas transmisi pengetahuan dan siswa hanya menerima matematika begitu
saja tanpa adanya refleksi kritis terhadap pengetahuan yang diterima. Hal ini terlihat dari respon siswa terhadap
pembelajaran matematika. Banyak siswa Indonesia yang mengalami kecemasan saat belajar matematika. Melihat
matematika sebagai sesuatu yang menakutkan dan jauh dari kehidupan manusia. Merasa tidak berarti, karena
tidak tahu bagaimana menggunakan matematika yang telah dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang
faktor dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi
hasil belajar siswa antara lain faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari media pembelajaran. Azhar Arsyad
(2003:15) menyatakan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang sangat penting, yaitu
metode pengajaran dan media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu faktor yang berasal dari
luar siswa. Menurut Depdiknas (2004:4), segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain motivasi belajar siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009:80) motivasi berarti dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku manusia,
termasuk tingkah laku belajar. Motivasi memiliki nilai penting dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran
matematika akan lebih menyenangkan jika dilandasi dengan motivasi yang besar, terutama dari dalam diri siswa.
Menurut Sadirman (2008:75) motivasi belajar terjadi apabila keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa
menimbulkan kegiatan belajar, sehingga keinginan yang diinginkan oleh subjek belajar dapat tercapai.
Faktor lain yang berasal dari dalam diri siswa antara lain komunikasi matematis siswa. Charita dan Rhoda
(2016) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis ditunjukkan dengan mengungkapkan gagasannya,
mendeskripsikan dan mendiskusikan konsep matematika secara runtut dan jelas. Penelitian yang dilakukan oleh
Astuti dan Leonard (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan
komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu, komunikasi matematis siswa
Data observasi hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Banyudono pada materi pelajaran matematika relatif
rendah. Lebih dari 75% siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) saat
melaksanakan ujian akhir. Oleh karena itu, penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran, motivasi
belajar, dan komunikasi matematis di sekolah perlu dilakukan, sebagai upaya untuk melihat sejauh mana
METODE PENELITIAN
dari penyebaran kuesioner yang telah divalidasi. Data komunikasi matematis diperoleh dari
nilai tes dengan instrumen berupa soal tes uraian. Pengujian hipotesis menggunakan uji
regresi linier berganda, Uji F, Uji T, Analisis Koefisien Determinasi, dan Kontribusi Prediktor.
Uji prasyarat hipotesis terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Slavin, sampel yang digunakan sebanyak 140 siswa. Rangkuman data dari masing-
Dari data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan pengujian prasyarat dengan hasil sebagai berikut: 1.
Pada uji normalitas diperoleh data bahwa nilai residual berdistribusi normal.
2. Uji linearitas menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas ( 1, 2, 3)memiliki hubungan
linier dengan variabel dependen ( ).
3. Pada uji multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.
4. Pada uji heteroskedastisitas diperoleh hasil bahwa data tidak mengalami
heteroskedastisitas.
5. Uji autokorelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas ( 1, 2, 3)) tidak memiliki
autokorelasi dengan variabel dependen ( ).
Setelah kelima prasyarat pengujian selesai, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis.
Hasil uji regresi linier berganda ditunjukkan pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada tidaknya kontribusi tidak
berdasarkan nilai koefisien, melainkan berdasarkan hasil uji F dan uji t. Uji F mengetahui
kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dengan tingkat
signifikansi 5%. Hasil uji-F pada Tabel 3.
Sumber JK DK RK
Dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh = 2,67.Jika dibandingkan dengan hasil
dari pada Tabel 3 di atas, diketahui bahwa > sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
kontribusi antara media pembelajaran, motivasi belajar dan komunikasi matematika terhadap hasil
belajar matematika.
Variabel
Tabel 4 diatas menyimpulkan, secara parsial terdapat kontribusi dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. hasil dari yang memiliki nilai lebih tinggi dari sebagai bukti data.
Selanjutnya akan dilihat besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Nilai koefisien korelasi ( )diperoleh sekitar 0,356 dan nilai koefisien determinasi ( 2)
menunjukkan 0,127. ( )nilai menunjukkan kurang dari 50% sehingga variabel independen memiliki
hubungan yang rendah terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen ditunjukkan dengan nilai 2, yaitu 12,7%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa terdapat 87,3% variabel lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika. Kontribusi relatif
Tabel 5 menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar mempunyai kontribusi paling besar terhadap hasil belajar
matematika.
Sesuai dengan penelitian Firdausy et al (2019) yang mengatakan bahwa terdapat kontribusi aktivitas
siswa dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar secara tidak langsung melalui kemandirian belajar,
penelitian ini menemukan hal yang sama. Senada dengan Nurul Karimah (2016), terdapat pengaruh yang
signifikan penggunaan media pembelajaran garis bilangan terhadap hasil belajar matematika siswa.
Penelitian Samura (2015), mengatakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa
dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan
kemampuannya. minat. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Anis Susanti dan Siti Nuriyatin (2015)
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antarathkelas SMP Gedangan Sidoarjo. Penelitian
yang dilakukan oleh Sholeh dan Sa'diah (2018) juga menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa. Astuti dan Leonard (2015) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara kemampuan komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika siswa.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fadillah (2015) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara model pembelajaran dan kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap hasil
Secara simultan semua variabel seperti media pembelajaran, motivasi belajar dan matematika
komunikasi berpengaruh terhadap hasil belajar matematika sebesar 8thSMPN 2 Banyudono. Masing-
masing variabel berpengaruh terhadap hasil belajar matematika sebesar 12,7%, sedangkan sisanya
sebesar 87,3% berasal dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial
sumbangan media pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa memberikan sumbangan
relatif sebesar 3,7% dan sumbangan efektif sebesar 0,47%. Terdapat kontribusi motivasi belajar siswa
terhadap hasil belajar matematika siswa dengan sumbangan relatif sebesar 74,7% dan sumbangan
efektif sebesar 9,49%. Komunikasi matematis siswa memberikan kontribusi
hasil belajar matematika dengan sumbangan relatif 21,6% dan sumbangan efektif 2,74%.
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkannya
penelitian sebagai acuan untuk memperbaiki kekurangan atau mengembangkan variabel lain yang dapat
mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Guru hendaknya lebih memanfaatkan media pembelajaran yang
ada di sekolah, agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Dengan adanya media
pembelajaran akan meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa juga
akan lebih terbantu dan kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung lebih maksimal.
REFERENSI
Asep Jihad dan Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Astuti Anggraini dan Leonard. (2015). Peran Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa. Jurnal Formatif, 2(2), 109.
Budiyono. (2015). Statistik untuk Penelitian. Cetakan 4 Edisi 2. Surakarta: UNS Press.
Cangelosi James S. (1995). Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: ITU.
Dimayanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Duwi Priyatno. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Mediakom.
Fadillah Ahmad. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Komunikasi Matematika
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika, 1(2), 1.
Firdausy Ainun Rahma, Setyaningsih Nining, Ishabu La Suha dan Waluyo Mohamad. (2019). Itu
Kontribusi Aktivitas Siswa dan Fasilitas Belajar terhadap Kemandirian Belajar dan
Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Matematika di SMP. Jurnal Pendidikan, 29.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Karimah Nurul. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Garis Bilangan Terhadap Hasil
Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan, 2(1), 236.
Alquran Wawasan. (2017). Koran Pagi Wawasan. Diakses pada 21 September 2018, dari
https://isuu.com/koranpagiwawasan/docs/wawasan_20170102.
Lomibao, Laila S., Charita, A.Luna, dan Rhoda, A. Namoco. (2006). Pengaruh Matematika
Komunikasi pada Kinerja dan Kecemasan Matematika Siswa. Jurnal Penelitian
Pendidikan Amerika, 4(5), 378-382.
OECD (2015). Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA). Diakses pada 21 September
2018, dari http://www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia.pdf.
Sadirman. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ode Samura Asri. (2015). Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Matematika dan Manfaatnya. Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika, 4(1), 78.
Sholeh Badrus dan Sa'diah Hamdah. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap
Prestasi Belajar IPS Siswa SMP Nurul Iman Parung Bogor Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal
Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis, 3(2), 12.
Siregar, Syofian. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet.
Susanti Anis dan Nuriyatin Siti. (2015). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, 3(2), 7.
Sutama. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Kartasura: Fairuz
Media.