I. DEFINISI UMUM
Dalam Kerangka Acuan Kerja/ Spesifikasi Teknis ini yang dimaksud
dengan:
1. Alat Penerangan Jalan adalah lampu penerangan jalan yang
berfungsi untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar
jalan yang diperlukan yang dapat diletakkan atau dipasang di
kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan).
2. Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya yang selanjutnya
disingkat (PJUTS) adalah suatu sistem pencahayaan jalan
mandiri berupa lampu hemat energi yang terintegrasi dengan
baterai yang energinya bersumber dari tenaga surya.
3. Luminer adalah peralatan elektronik yang dapat menghasilkan,
mengontrol, dan mendistribusikan cahaya.
4. Lampu LED adalah luminer yang sumber cahayanya berasal
dari satu atau beberapa Light Emitting Diode.
5. Iluminansi adalah kuat pencahayaan yang jatuh pada
permukaan jalan akibat dari suatu sumber cahaya yang diukur
dalam satuan lux (lumens/ m²).
6. Luminansi adalah pantulan kembali cahaya oleh suatu
permukaan yang menerima pencahayaan yang diukur dalam
satuan candela per meter persegi (cd/m²).
7. Lumens adalah arus listrik yang diubah menjadi arus cahaya
oleh suatu sumber cahaya yang berupa peralatan elektronik.
8. Efikasi adalah perbandingan antara jumlah arus cahaya atau
lumens yang dihasilkan lampu terhadap daya listrik yang
dibutuhkan dalam satuan lumens/watt.
9. Colour Rendering Index yang selanjutnya disebut CRI adalah
kemampuan sumber cahaya untuk menghasilkan warna benda
yang disinari mendekati warna sebenarnya.
10. Suhu warna atau Correlated Color Temperature (CCT)
merupakan besaran untuk menunjukkan panas atau dingin
dari penampakan suatu keluaran warna pencahayaan lampu,
satuan suhu warna yaitu Kelvin.
11. Modul Surya adalah peralatan elektronik yang berfungsi untuk
menangkap energi sinar matahari dan mengubah menjadi
energi listrik.
12. Baterai adalah peralatan elektronik yang berfungsi untuk
menyimpan energi listrik.
13. Sel Baterai adalah unit elektrokimia terbungkus tunggal yang
mengandung satu elektroda positif dan satu elektroda negatif
yang menunjukkan perbedaan tegangan di kedua terminalnya
untuk menghasilkan energi listrik arus searah yang terjadi dari
proses reaksi kimia, memiliki polaritas tegangan dan kapasitas.
14. Pak Baterai atau Modul Baterai (Battery pack) adalah gabungan
lebih dari satu sel sekunder dalam mode koneksi seri, koneksi
paralel, koneksi seri-paralel kombinasi yang dihubungkan
secara listrik yang bekerja sebagai catu daya dengan atau tanpa
peralatan proteksi dan monitoring.
15. Battery Management System yang selanjutnya disingkat BMS
adalah suatu sistem rangkaian elektronik yang memiliki fungsi
monitor, pengaturan, proteksi baterai dan balancing sel baterai.
16. Kapasitas nominal (nominal capacity) adalah jumlah perkiraan
muatan listrik yang dapat diambil dengan jumlah arus
pemakaian konstan tertentu yang dibutuhkan sejak dari kondisi
penuh. Nilai ini umumnya dinyatakan dalam ampere-hours
(Ah).
17. Depth of Discharge yang selanjutnya disingkat DoD adalah
jumlah muatan listrik yang terpakai dibandingkan dengan
jumlah muatan yang tersedia pada laju pelepasan yang sama.
DoD dinyatakan dalam persen.
18. State of Charge yang selanjutnya disingkat SoC adalah jumlah
muatan listrik dari kapasitas penuh yang masih tersedia untuk
pelepasan berikutnya State of Charge (SoC) dinyatakan dalam
persen (% SoC = 100% - % DoD).
19. Cycle baterai adalah jumlah siklus charge dan discharge
(dengan DoD 100%) yang dapat dilakukan baterai sebelum
kapasitasnya turun menjadi hanya 80% dari kapasitas awal.
20. Solar Charge Controller yang selanjutnya disebut SCC adalah
peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengontrol energi
listrik dari Modul Surya yang dimuat ke baterai (proses
charging) dan mengontrol energi listrik yang dilepaskan dari
baterai ke Lampu LED (proses discharging).
2
21. Kenektor kabel adalah penghubung antara dua kabel yang
tersambung secara rigid sehingga arus listrik dapat terhantar
dengan mudah dan lancar yang terbuat dari bahan alumunium
atau tembaga yang tahan terhadap lingkungan asam serta
tahan terhadap suhu tinggi apabila terjadi hubung pendek.
22. Tiang adalah penopang dari bahan logam dan/atau bahan non-
logam yang digunakan untuk menambatkan Lampu LED, Modul
Surya, Baterai, SCC dan Kabel-kabel.
23. Bangunan pondasi merupakan bangunan konstruksi beton cor
atau pre-cast concrete berkerangka besi pejal penuh atau full-
frame yang memiliki kemampuan untuk menopang konstruksi
PJUTS.
24. Indeks Perlindungan atau Index of Protection (IP) adalah suatu
kode yang menunjukkan tingkat perlindungan komponen
PJUTS dari pengaruh luar baik dari gangguan benda padat
maupun gangguan benda cair.
3
25. Tingkat Komponen Dalam Negeri yang selanjutnya disebut
TKDN adalah besaran komponen dalam negeri yang merupakan
gabungan barang dan jasa pada suatu rangkaian barang dan
jasa pada setiap komponen pemasangan PJUTS.
4
b) Survey lokasi dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak
Pemerintah Daerah setempat dan pihak terkait lainnya.
c) Hasil akhir survey lokasi berupa Berita Acara Survey Lokasi
PJUTS yang memuat paling sedikit alamat lokasi, koordinat titik
rencana pemasangan PJUTS dan rencana metode pembuatan
bangunan pondasi. Berita Acara Survey Lokasi PJUTS
ditandatangani oleh pengawas lapangan penyedia selaku
petugas survey, perwakilan Pemerintah Daerah, dan/atau pihak
terkait lainnya.
d) Laporan survey lokasi dilengkapi dengan bukti bahwa pengawas
lapangan, telah melakukan survey yakni berupa
dokumentasi/foto yang menunjukkan/membuktikan
kebenaran pengawas lapangan mendatangi lokasi beserta
koordinat lokasi yang telah di-survey (foto dengan timestamp
dan koordinat).
e) Lokasi pemasangan PJUTS tersebar di beberapa kabupaten
didalam 9 Provinsi sebagai berikut:
No Provinsi Alokasi
1. DIY 500
2. Jawa Timur 1 2.000
3. Kalimantan Barat 1.350
4. Kalimantan Tengah 1.500
5. Kalimantan Timur 780
6. Kalimantan Utara 500
7. Bali 250
8. NTB 250
9. NTT 750
TOTAL 7.880
6
Kalimantan
Katingan 78 7,09%
Tengah
Kalimantan
Kota Palangkaraya 300 27,27%
Tengah
Kalimantan
Kotawaringin Barat 280 25,45%
Tengah
Kalimantan
Lamandau 90 8,18%
Tengah
Kalimantan
Murung Raya 85 7,73%
Tengah
Kalimantan
Sukamara 50 4,55%
Tengah
Jumlah 1.100 100.00%
Kalimantan Timur Paser 205 80.39%
5 Kalimantan Timur Kutai Kertanagara 50 19.61%
Jumlah 370 100.00%
Kalimantan Utara Bulungan 100 33,33%
Kalimantan Utara Kota Tarakan 100 33,33%
6
Kalimantan Utara Tana Tidung 100 33,33%
Jumlah 300 100.00%
NTB Kota Mataram 5 5,81%
NTB Lombok Barat 10 11,63%
NTB Lombok Tengah 31 36,05%
7
NTB Lombok Timur 30 34,88%
NTB Lombok Utara 10 11,63%
Jumlah 86 100.00%
NTT Belu 100 32,26%
NTT Malaka 30 9,68%
NTT Sumba Barat Daya 30 9,68%
NTT Sumba Timur 100 32,26%
8
Timor Tengah
NTT 25 8,06%
Selatan
NTT Timor Tengah Utara 25 8,06%
Jumlah 310 100.00%
7
1. Fungsi Penerangan Jalan Umum
a) Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan
permukaan jalan;
b) Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan;
c) Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan
pengguna jalan, khususnya pada malam hari;
d) Mendukung keamanan lingkungan; dan
e) Memberikan keindahan lingkungan jalan.
2. Sistem Penempatan
a) Sistem Penempatan Menerus adalah Sistem penempatan
lampu penerangan jalan yang menerus/kontinyu di
sepanjang jalan dan/atau jembatan.
b) Sistem penempatan parsial (setempat) adalah Sistem
penempatan lampu penerangan jalan pada suatu
daerah-daerah tertentu atau pada suatu panjang jarak
tertentu sesuai dengan keperluannya.
c) Sistem PJUTS harus dipasang pada area yang tidak
terhalang oleh bangunan, pohon ataupun obyek lain
yang mengganggu panel surya menangkap sinar
matahari yang dapat menyebabkan PJUTS tidak
berfungsi. Right Of Way (ROW) atau ruang bebas
adalah ruang yang dibatasi oleh bidang vertikal dan
horizontal di sekeliling PJUTS di mana tidak boleh ada
benda di dalamnya demi keselamatan manusia,
makhluk hidup, dan benda lainnya serta keamanan
operasi PJUTS.
3. Dengan memperhatikan spesifikasi PJUTS KESDM yang
akan dibangun, dimana tinggi PJUTS adalah 7 (tujuh)
meter, maka lokasi jalan yang dapat dibangun adalah:
a) Jalan Lingkungan;
b) Jalan Kolektor;
c) Jalan Lokal;
d) Fasilitas Umum; dan/atau
e) Lokasi lainnya yang ditentukan oleh Pemerintah
Daerah dan/atau Kementerian dan/atau lembaga
pemerintah non kementerian melalui surat usulan
yang disampaikan kepada Menteri ESDM melalui
Direktur Jenderal.
8
4. Perubahan Lokasi PJUTS yang telah disepakati bersama
dimungkinkan untuk diubah sepanjang ada kesepakatan
dan tertuang dalam berita acara.
9
• Daftar bahan baku/komponen/material yang disuplai dari
manufaktur/produsen di atas minimal tercantum nama
part, part number, merek, dan nama produsen. Daftar
bahan baku/komponen/material ini harus sama dengan
daftar bahan baku/komponen/material pada dokumen
Purchase Order dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
e) Komponen elektronika seperti Lampu LED, modul surya, baterai
dan SCC harus dilengkapi dengan barcode dan/atau nomor seri
produksi dan tanggal produksi.
f) Sebelum produksi dilakukan secara masal, penyedia
menyampaikan gambar teknis/desain seluruh komponen
barang PJUTS kepada PPK dan harus mendapatkan persetujuan
PPK.
g) Pabrikan komponen barang PJUTS wajib menyediakan
kapasitas produksi sesuai dengan jumlah kebutuhan pada
paket pekerjaan ini. Waktu produksi ditetapkan selama
maksimal 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja dalam SPMK. Dalam hal ini Pabrikan dan
Penyedia wajib:
• membuka data terkait kapasitas produksi aktual dan
membuka akses ke fasilitas produksi kepada PPK, Tim
Teknis dan/atau Konsultan Pengawas.
• apabila terbukti bahwa kapasitas produksi pabrikan tidak
mampu memproduksi jumlah komponen barang PJUTS
sesuai jumlah pada paket pekerjaan ini dalam kurun waktu
90 (sembilan puluh) hari kalender maka Penyedia dapat
memindahkan produksinya pada fasilitas Pabrik lain
sehingga secara kapasitas produksi mencukupi.
Informasi mengenai kemampuan produksi sebagaimana
dimaksud di atas dituangkan dalam Surat Dukungan Pabrikan
sesuai format terlampir.
h) Pada produksi lampu LED, modul surya, baterai dan SCC harus
dilakukan uji fungsi (sebagai bagian dari aktivitas quality control
pabrikan) pada seluruh barang yang diproduksi untuk
mensuplai kebutuhan proyek ini.
i) Pada produksi modul surya harus disertai dengan kegiatan
quality control (QC) antara lain namun tidak terbatas pada
pengujian flash test (sun simulator) untuk mengevaluasi
spesifikasi elektris modul surya dan pengujian EL test untuk
mengecek ada/tidaknya microcrack pada modul surya.
10
Pengujian ini dilakukan pada seluruh modul surya yang
diproduksi untuk mensuplai kebutuhan proyek ini.
j) Pada produksi lampu LED, baterai, SCC dan tiang dilakukan
pengujian rutin secara sampling saat proses produksi. Sampel
diambil secara acak PPK, Tim Teknis dan/atau Konsultan
Pengawas dari lini produksi. Pengujian dapat dilakukan oleh
Pabrikan atau Lembaga uji independen dalam negeri. Pengujian
ini terdiri dari:
II.3 Pengemasan
Tujuan dari pengemasan adalah untuk menghindari kerusakan
mekanik yang dapat terjadi selama proses transportasi,
penanganan, dan penyimpanan. Penting diperhatikan bahwa
pengemasan mencegah kerusakan seluruh komponen barang
PJUTS karena benturan/goncangan selama dalam transportasi
serta mencegah terjadinya hubung singkat listrik dan korosi yang
tidak diinginkan pada komponen barang PJUTS.
II.4 Pengiriman
a) Lingkup pengiriman adalah pengiriman PJUTS dari pabrik
tempat produksi/lokasi Penyedia ke gudang/lokasi pemasangan
PJUTS.
b) Packing untuk pengiriman agar memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
• Mampu melindungi kerusakan mekanik yang dapat terjadi
selama proses transportasi pengiriman.
• Mudah dilakukan loading dan unloading menggunakan
forklift/hand pallet.
• Dapat dilengkapi dengan penandaan simbol sebagai berikut:
1. Fragile/barang pecah belah
2. Keep dry/Simpan di tempat kering
3. Handle with care/Perlakuaan secara hati-hati
4. Do not step on it/Jangan Diinjak
5. Top/Sisi bagian atas
12
c) Penyimpanan sementara harus mempertimbangkan kondisi
ruangan yang memadai agar kualitas komponen barang PJUTS
tetap terjaga.
II.6 Pondasi
a) Bangunan pondasi dapat dibuat dengan cara
• pra-cetak atau pre-cast di bengkel fabrikasi menggunakan
tempat cetakan atau moulding; atau
• pra-cetak atau pre-cast langsung di lokasi pemasangan.
b) Atas pertimbangan pengawasan kualitas konstruksi, metoda
pembuatan bangunan pondasi diprioritaskan menggunakan
metoda pra-cetak atau pre-cast di bengkel fabrikasi. Apabila
karena pertimbangan akses lokasi pemasangan yang sulit untuk
menggunakan metode pre-cast di bengkel fabrikasi, maka dapat
dilakukan pre-cast langsung di lokasi yang dilakukan di sebelah
lubang galian (adukan beton tidak langsung dimasukkan ke
lubang galian).
c) Untuk menjaga keseragaman kualitas tulangan pondasi, maka
pada pekerjaan ini dipersyaratkan bahwa besi beton untuk
tulangan pondasi pengadaannya dilakukan terpusat mengikuti
lokasi pabrikan.
d) Bangunan pondasi pada sisi permukaan pondasi bagian atas
dibuat dan/atau ditempatkan dengan posisi tegak lurus
terhadap tiang utama.
e) Pondasi harus mampu menahan beban stastis dan beban
dinamis. Bangunan pondasi dibuat dengan memperhatikan:
• dimensi Alat Penerangan Jalan;
• berat total Alat Penerangan Jalan;
• struktur tanah lokasi pemasangan;
• daya dukung tanah; dan
• faktor cuaca lokasi pemasangan.
f) Pemasangan besi tulangan dan pondasi harus menggunakan
alat bantu berupa mal atau sejenisnya agar diperoleh posisi
peletakan yang tegak lurus dan tidak miring
g) Finishing bangunan pondasi berupa acian pada bagian pondasi
yang muncul pada permukaan tanah dan pada bagian bawah
baseplate.
h) Pengujian beton bangunan pondasi dilakukan sesuai ketentuan
SNI baik mengenai standar kualitas, metode uji dan tata cara
pengambilan sampelnya. Jumlah sampel paling sedikit
13
dilakukan pada 2 unit bangunan pondasi pada tiap
kabupaten/kota. Pengujian beton dilakukan di laboratorium
independen
i) Pengambilan sampel beton harus diambil dari adukan beton
yang akan digunakan pada bangunan pondasi, yakni adukan
beton yang dibuat di bengkel fabrikasi (untuk metode pre-cast)
atau pre-cast yang dibuat langsung di lokasi. Pengambilan ini
harus didokumentasikan dalam foto dan/atau video (dilengkapi
timestamp dan koordinat).
14
II.8 Dokumentasi dan Pelaporan
a) Pada saat pelaksanaan pekerjaan PJUTS penyedia harus
mendokumentasikan beberapa proses kegiatan sebagai berikut
dalam bentuk foto (dilengkapi timestamp dan koordinat):
• Foto survei: Foto rencana lokasi pemasangan yang ditandai.
• Foto besi tulangan pondasi: Foto besi tulangan yang
disertai pengukuran dimensi tulangan di lokasi pemasangan
atau di bengkel pabrikasi (apabila dengan metode pre-cast).
• Foto pondasi precast: Foto pondasi sebelum dimasukan ke
dalam lubang tempat tiang didirikan yang disertai foto
pengukuran panjang, lebar dan tinggi pondasi dan nomor ID
PJUTS.
• Foto pondasi tertanam: Foto pondasi setelah dimasukan
ke dalam lubang galian dengan kondisi telah di-aci, disertai
foto pengukuran tinggi pondasi yang muncul pada
permukaan tanah.
• Foto terpasang dan menyala: Foto PJUTS terpasang dan
menyala dilengkapi dengan koordinat dan timestamp.
b) Selain mendokumentasikan berupa foto, Penyedia juga
mendokumentasikan koordinat lokasi pemasangan PJUTS
(tagging GPS).
c) Laporan disampaikan kepada PPK secara periodik, yakni berupa
laporan bulanan dan laporan akhir.
d) Foto-foto pada huruf a) selain dilaporkan dalam bentuk cetakan
(hardcopy) dan softcopy dalam media penyimpanan perangkat
keras juga dilaporkan/di-input ke Sistem Monitoring PJUTS
yang disediakan oleh Ditjen EBTKE sebanyak minimal 5 (lima)
foto, yakni foto survei, foto besi tulangan pondasi, foto pondasi
pre-cast, foto pondasi tertanam, dan foto terpasang dan
menyala.
e) Penyedia mengunggah data ke Sistem Monitoring PJUTS pada
waktu yang bersamaan dengan tahapan pekerjaan terkait
(survei, pembesian, pembuatan pre-cast pondasi, ereksi dan
komisioning). Apabila terdapat kendala tidak ada sinyal
telekomunikasi di lokasi pemasangan PJUTS, maka proses
upload data diberikan toleransi paling lambat 14 hari setelah
proses pekerjaan terkait.
15
II.9 Garansi, Layanan Purna Jual dan Pemeliharaan
a) Garansi sistem PJUTS secara keseluruhan: 5 (lima) tahun.
Selama 5 (lima) tahun setelah serah terima pertama (PHO),
Penyedia menjamin bahwa PJUTS akan terus menerus menyala
yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan Garansi dan Penyedia
wajib menyediakan layanan purna jual produk yang meliputi
ketersediaan teknisi/tenaga pemelihara dan jaminan
ketersediaan suku cadang.
b) Barang yang dapat dilakukan klaim garansi adalah barang yang
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh cacat produksi,
kesalahan instalasi dan kesalahan operasional.
c) Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan klaim garansi dan
layanan purna jual, termasuk biaya personil, biaya pemeriksaan
kerusakan dan transportasi pengiriman barang, menjadi
tanggung jawab Penyedia.
d) Wajib menyediakan Kartu Garansi untuk masing-masing
komponen barang PJUTS yang diberikan kepada penerima
PJUTS.
e) Pabrikan pemasok barang/komponen PJUTS kepada Penyedia
wajib menyediakan garansi dan layanan purna jual produk
selama minimal 5 (lima) tahun. Setelah melewati 5 (lima) tahun
garansi sistem, Penyedia wajib memfasilitasi klaim garansi
komponen barang ke pabrikan.
f) Penyedia wajib menyediakan layanan pengaduan oleh
masyarakat/Pemda dan/atau pihak Ditjen EBTKE apabila
terdapat kerusakan PJUTS. Layanan pengaduan ini dapat
berupa QR code pada tiang PJUTS yang terhubung dengan
kontak layanan purna jual Penyedia dan atau dapat berbentuk
layanan pengaduan lainnya berbasis online. Pada sistem
layanan pengaduan ini, setiap pengaduan yang masuk juga
harus termonitor secara real time oleh Ditjen EBTKE.
g) Kewajiban yang harus dilakukan oleh Penyedia pada masa
pemeliharaan antara lain:
• Secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sejak serah terima
pertama (PHO) sampai dengan berakhirnya masa
pemeliharaan, penyedia wajib membuat laporan
pemeliharaan secara tertulis yang dilengkapi Berita Acara
Pemeliharaan dan ditandatangani oleh pengelola PJUTS
(Pemerintah Daerah) dan diserahkan kepada PPK.
16
• Apabila ada laporan kerusakan dari masyarakat, Pemda
dan/atau pihak Ditjen EBTKE, penyedia wajib
memperbaiki/mengganti komponen PJUTS dan sanggup
menyediakan komponen PJUTS pengganti tanpa menunggu
komponen yang rusak diterima terlebih dahulu.
• Tindak lanjut atas laporan kerusakan komponen PJUTS
dilaporkan kepada Pejabat Penandatangan Kontrak paling
lambat 14 hari kalender sejak diterima laporan kerusakan
oleh Penyedia.
• Laporan tindak lanjut (klaim garansi) dilaporkan pada
Laporan Pemeliharaan berkala yang berisi paling sedikit
jenis aktivitas pemeliharaan, laporan perbaikan/
penggantian komponen barang yang rusak serta disertai
analisa mengenai penyebab kerusakan PJUTS.
• Apabila Penyedia tidak menyerahkan Laporan Pemeliharaan
berkala setelah 14 hari kalender pada periode berjalan, PPK
dapat menerbitkan surat peringatan I dan melakukan rapat
klarifikasi I kepada Penyedia. Apabila setelah dilakukan
rapat klarifikasi I dan Penyedia wanprestasi terhadap
komitmen pada hasil rapat tersebut, maka PPK dapat
menerbitkan surat peringatan II dan melakukan rapat
klarifikasi II, dan seterusnya sampai surat peringatan III,
maka PPK dapat mencairkan Jaminan Pemeliharaan
Penyedia.
h) Jangka waktu masa pemeliharaan adalah selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
i) Pada masa pemeliharaan Penyedia harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari Nilai
Kontrak dan jaminan akan dikembalikan setelah masa
pemeliharaan berakhir.
j) Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka PPK berhak untuk mencairkan
Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai perbaikan/
pemeliharaan, serta Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
k) Penyedia wajib memberikan penyuluhan dan pelatihan cara
pengoperasian, perawatan dan tata cara klaim garansi PJUTS
kepada Pemerintah Daerah/pihak pengelola.
17
II.10 Tata Waktu Pelaksanaan
a) Penyelesaian pekerjaan paling lama 7 (tujuh) bulan dengan tata
waktu pelaksanaan sebagai berikut:
Bulan ke-
No Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7
1. Survey lokasi
18
e) Penyedia menuangkan tata waktu pelaksanaan pekerjaan dalam
kurva-S.
Gambar
No. Peralatan Spesifikasi
(ilustrasi)
19
Gambar
No. Peralatan Spesifikasi
(ilustrasi)
20
III. PERSYARATAN UMUM
Persyaratan umum merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh Penyedia serta persyaratan komponen barang PJUTS yang
ditawarkan, yakni:
1. Sistem PJUTS disusun berdasarkan spesifikasi teknis masing –
masing komponen barang sehingga dapat dapat berfungsi
dengan baik, agar tercapai:
a) Autonomous day untuk menyala selama 3 malam tanpa
pengisian baterai dengan DoD 80%;
b) Menyala selama 12 jam setiap malam dengan skema
dimming; dan
c) Struktur PJUTS yang berdiri kokoh.
2. Mengutamakan penggunaan barang dan tenaga ahli dalam
negeri. Pembuktian dan pengakuan atas penggunaan produksi
dalam negeri dilakukan dengan melampirkan Salinan Sertifikat
tanda sah capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia. TKDN yang diwajibkan pada paket pekerjaan ini
adalah untuk Lampu LED, Modul surya, Baterai, Solar Charge
Controller, Kabel dan Tiang.
3. Komponen barang PJUTS wajib memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI). Dalam hal SNI belum tersedia komponen
barang PJUTS dapat menggunakan standar teknis yang berlaku
yang dibuktikan dengan sertifikat hasil uji produk dari lembaga
uji independen dalam negeri. Khusus untuk sertifikasi SNI
modul surya yang masih dalam proses penerbitan, Penyedia
wajib menyampaikan perjanjian sertifikasi produk antara
produsen modul surya dengan Lembaga Sertifikasi Produk,
sesuai ketentuan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor
249.K/HK.02/MEM.E/2021 tentang Perpanjangan Masa
Pemenuhan Kewajiban Standar Nasional Indonesia Modul
Fotovoltaik Silikon Kristalin.
4. Seluruh komponen barang PJUTS ditawarkan harus 100% baru,
asli (genuine) dan tidak cacat (baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi).
5. Sistem PJUTS beserta seluruh komponennya wajib memiliki
garansi sistem (terpasang menyala) minimal 5 (lima) tahun yang
meliputi lampu LED, modul surya, baterai, Solar Charge
21
Controller, dan tiang. Setelah melewati 5 tahun garansi sistem,
Penyedia wajib memfasilitasi klaim garansi komponen barang ke
pabrikan. Garansi ini ditunjukkan dalam Surat Pernyataan
Garansi sesuai format terlampir.
6. Pada pekerjaan ini yang termasuk pekerjaan utama terdiri dari
pengadaan lampu LED, modul surya, baterai, scc, tiang PJU,
pekerjaan survei lokasi, pekerjaan konstruksi pondasi dan
pekerjaan pemasangan & ereksi tiang sedangkan yang termasuk
bukan pekerjaan utama terdiri dari: pengiriman, sewa gudang,
dan pengadaan peralatan K3. Dalam rangka mendukung
penggunaan produk/jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
koperasi, sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama
dapat disubkontrakkan kepada badan usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi yang pelaksanaannya sesuai ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
7. Penyedia bertanggung jawab terhadap aspek keselamatan
konstruksi dan aspek keselamatan ketenagalistrikan terhadap
penawaran teknis sistem bangunan dan sistem PJUTS yang
ditawarkan.
8. Seluruh dokumen yang dipersyaratkan yang berupa hasil
pemindaian (scan) harus dapat dibaca dengan jelas. Apabila
tulisan atau gambar yang tercantum dalam dokumen yang
dipersyaratkan tersebut tidak dapat dibaca karena hasil
pemindaian yang buruk, maka dokumen dianggap tidak ada dan
peserta dapat digugurkan.
22
5 Temperatur Batas suhu bawah maksimal 5°C
kerja
Batas suhu atas minimal 55°C
9 Sudut Adjustable
penyinaran
11 IK Rating • IK 08
• Lembaga Uji: Independen dalam negeri yang
terakreditasi
13 Ketebalan Min. 2 mm
armature
23
• Lembaga Uji: Independen dalam negeri yang
terakreditasi
24
4 Frame modul surya Alumunium dengan ketebalan plat min. 1
mm
IV.3 Baterai
No Item Spesifikasi
26
8 IP box baterai • Min. IP 54
• Ditunjukkan dengan hasil pengujian
independen dalam negeri
27
16 Sertifikasi produsen ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS
18001/ISO 45001 dengan sertifikat yang
masih berlaku
28
• Over discharge voltage
• Over temperature
4 IP SCC • Min. IP 65
• Ditunjukkan dengan hasil pengujian
independen dalam negeri
IV.5 Tiang utama, lengan lampu, bracket modul surya dan angkur
No Item Spesifikasi
29
2 Bentuk penampang Oktagonal atau heksagonal
tiang utama
30
Galvanized dengan ketebalan sesuai
tebal material (sesuai ASTM A123M-17)
31
3 Kedalaman pondasi Min. 1200 mm
Sengkang:
• Jenis: Besi beton polos
• Diameter: 10 mm
• Kualitas Sesuai SNI yang berlaku
• Panjang dan lebar: minimal 45 cm
• Jumlah: 7 pcs
32
3. Pekerjaan precast beton: mini molen, mobile crane, skop,
sendok semen, waterpass, ember, tong air, meteran, hammer
test untuk pengujian beton dll
4. Pekerjaan ereksi tiang: mobile crane, tripod, tali
tambang/sejenis, katrol/chain block, kunci pas, palu, balok,
waterpass, linggis, dll
5. Peralatan elektrikal: DC Voltage Tester Pen, Multimeter (voltage
& ampere), Obeng Min/Plus, dll
33
No Personil Jumlah Pendidikan dan Pengalaman
Sertifikasi
Ahli
Keselamatan
Konstruksi
Semua personil manajerial yang ditugaskan dalam pelaksanaan
pekerjaan (judul paket) tidak boleh terlibat dalam pekerjaan diluar
paket pekerjaan ini (dedicated personel).
VI.2 Personel Pendukung
a) Personil Pendukung yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
No Personil Jumlah Pendidikan dan Pengalaman
Sertifikasi
1 Pengawas Min. 14 Min. SMA/SMK Min. 2 tahun
Lapangan
2 Pengawas 5 Min. D3 Teknik Min. 2 tahun
Produksi
3 Tenaga 2 Min. SMA/SMK
Administrasi
b) Ketentuan mengenai Pengawas Lapangan adalah sebagai
berikut :
• Pengawas Lapangan bertugas melakukan proses survey
titik lokasi, mengawasi proses pekerjaan pembesian,
pengecoran pondasi precast, pemasangan, ereksi dan
komisioning serta mengambil foto/video dokumentasi
seluruh tahapan/proses pekerjaan pondasi.
• Daftar nama Pengawas Lapangan harus sudah ada
sebelum penerbitan SPPBJ.
• Jumlah Pengawas Lapangan pada saat pelaksanaan
pekerjaan didasarkan pada jumlah sebaran kabupaten,
1 orang Pengawas Lapangan paling banyak mengawasi
pembangunan PJUTS di 2 kabupaten yang berdekatan
pada waktu yang bersamaan.
• Pengawas lapangan harus sudah mendapatkan
pelatihan teknis dan/atau sertifikasi kompetensi kerja
terkait kualitas pekerjaan yang diawasinya, sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
c) Pengawas produksi bertugas mengawasi proses produksi
Lampu LED, baterai (termasuk box baterai), modul surya,
34
solar charge controller, dan tiang. Daftar nama Pengawas
Produksi harus sudah ada sebelum penerbitan SPPBJ.
Jafar Soddik
35
VII. LAMPIRAN
VII.1 Lampiran 1: Gambar Teknis
36
37
38
TA 2023
39
VII.2 Lampiran 2: Contoh Desain Penanda
a) Penanda Modul Surya
2023
TA 2023
TA 2023
40
d) Penanda Tiang PJU
Nomor PJUTS:
…………………………………
15 cm
41
VII.3 Lampiran 3: Bentuk Surat Pernyataan Garansi Sistem PJUTS
Surat Pernyataan Garansi Sistem PJUTS
Nomor:
Surat pernyataan garansi ini berlaku jika perusahaan kami ditetapkan sebagai
Penyedia barang/jasa untuk paket pekerjaan seperti yang tercantum dalam
surat pernyataan garansi ini.
Demikian surat penyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
42
..........................,_____________________
Penyedia Penyedia
Cap Cap
perusahaan perusahaan
Materai Materai
Rp.10000,00 Rp.10000,00
Nama Nama
Direktur Komisaris
Utama Utama
43
VII.4 Lampiran 4: Bentuk Surat Pernyataan Garansi Lampu LED
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN LAMPU LED-
Nomor:
Adapun garansi resmi produk ini akan kami berikan kepada Penyedia:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
Surat pernyataan garansi ini berlaku jika perusahaan yang kami dukung tersebut di
atas ditetapkan sebagai Penyedia barang/jasa untuk paket pekerjaan seperti yang
tercantum dalam surat pernyataan garansi ini dan menggunakan produk yang
tertera pada surat pernyataan garansi ini.
Demikian surat penyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
45
VII.5 Lampiran 5: Bentuk Surat Pernyataan Garansi Modul Surya
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN MODUL SURYA-
Nomor:
Surat pernyataan garansi ini berlaku jika perusahaan yang kami dukung tersebut di
atas ditetapkan sebagai Penyedia barang/jasa untuk paket pekerjaan seperti yang
46
tercantum dalam surat pernyataan garansi ini dan menggunakan produk yang tertera
pada surat pernyataan garansi ini.
Demikian surat penyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
47
VII.6 Lampiran 6: Bentuk Surat Pernyataan Garansi Baterai
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN BATERAI-
Nomor:
Adapun garansi resmi produk ini akan kami berikan kepada Penyedia:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
Surat pernyataan garansi ini berlaku jika perusahaan yang kami dukung tersebut di
atas ditetapkan sebagai Penyedia barang/jasa untuk paket pekerjaan seperti yang
48
tercantum dalam surat pernyataan garansi ini dan menggunakan produk yang
tertera pada surat pernyataan garansi ini.
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
49
VII.7 Lampiran 7: Bentuk Surat Pernyataan Garansi SCC
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN SCC-
Nomor:
Adapun garansi resmi produk ini akan kami berikan kepada Penyedia:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
Surat pernyataan garansi ini berlaku jika perusahaan yang kami dukung tersebut di
atas ditetapkan sebagai Penyedia barang/jasa untuk paket pekerjaan seperti yang
50
tercantum dalam surat pernyataan garansi ini dan menggunakan produk yang
tertera pada surat pernyataan garansi ini.
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
51
VII.8 Lampiran 8: Bentuk Surat Dukungan Pabrikan Lampu LED
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN LAMPU LED-
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Dalam hal ini adalah pabrikan dari lampu LED merk ……….. dengan tipe ……….,
dengan ini menyatakan:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
52
No Keterangan Nilai
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
53
VII.9 Lampiran 9: Bentuk Surat Dukungan Pabrikan Modul Surya
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN MODUL SURYA-
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Dalam hal ini adalah pabrikan dari modul surya merk ……….. dengan tipe ……….,
dengan ini menyatakan:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
No Keterangan Nilai
54
b) Kapasitas produksi Modul Surya ………….. Unit/bulan
pabrikan (khusus diperuntukkan bagi
paket pekerjaan ini)
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
55
VII.10 Lampiran 10: Bentuk Surat Dukungan Pabrikan Baterai
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN BATERAI-
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Dalam hal ini adalah pabrikan dari baterai merk ……….. dengan tipe ………., dengan
ini menyatakan:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
No Keterangan Nilai
56
b) Kapasitas produksi Baterai pabrikan ………….. Unit/bulan
(khusus diperuntukkan bagi paket
pekerjaan ini)
Surat Dukungan ini berlaku jika perusahaan yang kami dukung tersebut di atas
ditetapkan sebagai Penyedia barang/jasa untuk paket pekerjaan seperti yang
tercantum dalam surat dukungan ini dan menggunakan produk yang tertera pada
surat dukungan ini.
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
57
VII.11 Lampiran 11: Bentuk Surat Dukungan Pabrikan SCC
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN SCC-
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Dalam hal ini adalah pabrikan dari SCC merk ……….. dengan tipe ………., dengan ini
menyatakan:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
58
c) Waktu yang diperlukan untuk ………….. Hari
memproduksi SCC bagi paket
pekerjaan ini.
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
59
VII.12 Lampiran 12: Bentuk Surat Dukungan Pabrikan Tiang PJU
-KOP PERUSAHAAN PABRIKAN TIANG PJU-
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Dalam hal ini adalah pabrikan dari tiang PJU dengan tipe ………., dengan ini
menyatakan:
Perusahaan :
Alamat :
Telp. :
No Keterangan Nilai
60
c) Waktu yang diperlukan untuk ………….. Hari
memproduksi Baterai bagi paket
pekerjaan ini.
..........................,
Perusahaan Perusahaan
Nama Nama
61