Anda di halaman 1dari 2

Joan Putri Callista

19.M1.0063
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
1. SOCIAL DISTRUST
Walikota Tangerang Selatan, yaitu Airin Rachmi Diany yang suaminya yaitu Tubagus Chaeri
Wardana alias Wawan dan kakaknya Ratu Atut terjerat kasus korupsi oleh KPK. Dengan
adanya kejadian ini, menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat Tangsel terhadap Airin.
Masyarakat, termasuk saya menjadi trauma memilih walikota selanjutnya yang masih
memiliki hubungan darah dengan ibu Airin mengingat suami dan kakanya terjerat kasus
korupsi. Bahkan banyak muncul di koran entah itu memang fakta atau hanya clickbait, bahwa
Airin ikut menikmati uang hasil korupsi itu. Berdasarkan berbagai informasi yang muncul di
koran. Diduga uang hasil korupsi Wawan digunakan untuk kampanye Airin saat
mencalonkan diri menjadi walikota pada saat itu. Airin memang sudah pernah diduga terlibat
dalam kasus korupsi sebelumnya. Berdasarkan berbagai konflik dan permasalahan, baik dari
Airin itu sendiri maupun dari keluarganya, menimbulkan trauma kepada masyarakat untuk
lebih jeli dalam memilih walikota.

2. STEREOTYPE
Banten sering di anggap sebagai provinsi yang masih memegang kepercayaan terhadap hal-
hal gaib seperti santet, dan sebagainya. Padahal, ketika orang tersebut sudah datang ke
Banten, tidak begitu nyatanya. Apalagi Banten, khususnya di Kota Tangerang Selatan dan
Kabupaten Tangerang sudah sangat modern layaknya Jakarta. Banyak pengunjung-
pengunjung dari luar Banten yang datang untuk menikmati fasilitas yang disediakan Banten,
yaitu mall-mall yang luas dan lengkap. Tetapi untuk orang luar pulau Jawa masih belum
mengetahui eksistensi dari fasilitas tersebut dan masih menganggap bahwa Banten itu penuh
dengan hal-hal gaib (seperti yang terkenal, santet, dan sebagainya). Saya tidak mengungkiri
bahwa hal tersebut memang masih ada, khususnya di daerah Lebak dan Serang sana, tetapi
yang di stereotype malah seluruh Banten, padahal tidak begitu nyatanya.

3. RACISM
Dari pengalaman saya di Banten, yang kebetulan saya tinggal di Tangerang Selatan. Berbeda
dengan Serang, Cilegon mereka mempunyai Bahasa sendiri. Racism disini tejadi ketika
komunitas Tangerang selatan (yang dianggap kota) berbicara dengan Serang/ Cilegon (yang
dianggap daerah kumuh). Terkadang nada dan kata-kata yang dipakai orang serang dianggap
sebagai becandaan oleh orang kota. Peristiwa lain yang sering terjadi, ketika berpakaian itu
kayak keliatan banget biasanya mana yang tinggal di Tangerang dan di Serang. Biasanya
dalam pertemanan akan lebih pilih-pilih dan rasis terhadap orang Serang karena dianggap
kampungan.

Anda mungkin juga menyukai